• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3 MANFAAT

1. Untuk Penulis

Menambah pengetahuan dan kemampuan penulis dalam mendeskripsikan kasus tersebut menurut berbagai referensi.

2. Untuk Institusi

Menjadi tambahan referensi terbaru dalam proses kegiatan perkuliahan.

3. Untuk Lapangan Praktik

Menjadi bahan untuk melakukan evaluasi dalam pelayanan, penegakan diagnosa dan pendokumentasian.

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Anemia Dalam Kehamilan 2.1.1 Pengertian

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ – organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika onsentrasi hemoglobin kurang dari 10.5 gr% dengan 11,0 gr% ( Varney, 2009).

Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan II atau kadar

<10,5gr% pada trimester II ( Syaefudin, 2014).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005).

2.1.2 Etiologi

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya salling berinteraksi ( Saefudin, 2002). Penyebab anemia pada umumnya adalah :

7

2.1.2.1 Kurang gizi ( malnutrisi) 2.1.2.2 Kurang zat besi dalam diet.

2.1.2.3 Malabsorbsi

2.1.2.4 Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu

2.1.2.5 Penyakit penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dll

2.2 Patofisiologi

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Setiawan Y, 2006).

2.1.3 Tanda dan Gejala

Menurut Soebroto (2010), Gejala anemia pada ibu hamil di antaranya cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun, konsentraksi hilang, nafas pendek dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

8

2.1.4 Klasifikasi

Menurut Manuaba (2001)

 Hb 11 gr% : Tidak anemia

 Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

 Hb 7-8 gr% : Anemia sedang

 Hb < 7 gr% : Anemia berat (Manuaba, 2001)

Sedangkan anemia dalam kehamilan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

2.1.4.1 Anemia defisiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi yang keluar dari badan , misalnya pada perdarahan. Tanda dan gejala anemia defisiensi besi diantaranya yaitu rambut rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, dan mudah patah, lidah tampak pucat, licin, dan mengkilat, berwarna merah daging, pecah - pecah disertai kemerahan disudut mulut. Pengobatannya biasanya dengan memenuhi kebutuhan zat besi, misalnya dangan perbaikan pola makan dan pemberian tablet besi.

2.1.5.2 Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat (pteroyglutamic acid). Jarang sekali karena defisiensi vitamin B12 (Cyano balamin ). Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan. Gejala anemia megaloblastik yaitu diantaranya malnutrisi,

9

glositis berat (lidah meradang, nyeri), diare, kehilangan nafsu makan.

Pengobatannya dapat diberikan asam folik 15 - 30 mg per hari, vitamin B12 3x1 tablet per hari, sulfat ferosus 3x1 tablet per hari.

2.1.5.3 Anemia hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel - sel darah baru, di namakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun, atau obat – obat.

2.1.5.4 Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasanya 9 menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumya tidak menderita anemia (Soebroto, 2009).

2.1.6 Pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan dan nifas

Wiknjosasto (2010) menjelaskan bahwa anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Berbagai penyulit akibat anemia diantaranya:

10

2.1.6.1 Pada kehamilan

• Dapat terjadi abortus

• Partus prematurus

• Berat badan bayi lahir kurang

• Plasenta previa

• Ketuban pecah dini

2.1.6.2 Pada persalinan

• Gangguan his, yang dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi

• Kala I dan Kala II dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, Kala IV terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae (Saifudin, 2006)

11

2.2 Kenaikan Berat Badan Pada Ibu Hamil

Kenaikan Berat Badan Ibu dalam kehamilan menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intrauterin (Intra-Uterin Growth Retardation- IUGR) (Sulistyawati, 2009).

Bertambahnya usia kehamilan, normalnya berat badan ibu juga semakin bertambah. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan berat badan pada ibu hamil. Menurut Budiman (2011), makin berat badan ibu hamil, makin bertambah juga berat bayi lahir.Berat badan ibu hamil merupakan komponen hasil penjumlahan berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama kehamilan.

1. Komponen kenaikan berat badan Menurut Sharon (2012), selama beberapa waktu, diduga bahwa pertambahan berat badan maternal hanya terdiri dari jumlah yang dibutuhkan untuk produk konsepsi. Segala sesuatu yang melebihi jumlah yang diperkirakan tersebut, disimpan oleh ibu sebagai lemak yang tidak diinginkan. Komponen pasti pertambahan berat badan dan proporsi dari setiap komponen tidak diketahui dan kemungkinan bervariasi antara setiap kehamilan.

Variasi terbanyak terjadi pada komponen simpanan maternal, yang utamanya terdiri atas jaringan 11 adiposa ekstra. Simpanan maternal tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tetapi dianggap dibutuhkan untuk menyediakan energi maternal yang

12

digunakan selama kehamilan, persalinan dan menyusui. Dalam beberapa analisis, bagian pertambahan berat badan maternal memberikan kenaikan massa otot tanpa lemak (Sharon, 2012).

Menurut Guyton (2008), pertambahan berat badan ibu ketika hamil terdiri dari dua bagian utama, yakni janin dan jaringan ibu. Pola umum pertambahan berat badan ibu hamil pada trimester III didominasi oleh pertambahan berat janin yaitu penimbunan lemak tubuh dan perkembangan otak yang cepat. Berat badan adalah penggambaran jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang.

2. Anjuran kenaikan berat badan

Rekomendasi untuk pertambahan berat selama kehamilan bervariasi dari tahun ke tahun pertambahan berat yang tidak terbatas hingga pembatasan ketat untuk semua wanita hamil. Berat badan wanita hamil, seperti pengukuran berat badan dan tinggi badan wanita sebelum kehamilan dan serial pengukuran berat badan selama kehamilan, telah terbukti memiliki nilai klinis dalam pengkajian pertambahan berat badan selama kehamilan (Sharon, 2012).

Kenaikan berat badan yang berlebih atau turunnya berat badan ibu setelah kehamilan trimester kedua harus menjadi perhatian. Penimbangan berat badan pada umur kehamilan trimester I dan II bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah hamil. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil, dihitung mulai trimester I sampai trimester III. Penimbangan berat badan mulai

13

trimester III bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu (Sofian, 2011).

Bahaya penurunan berat badan yang berlebih meliputi a. Janin tidak berkembang

b.Kurang gizi dan anemia sehingga menjadi penyulit saat melahirkan Menurut Mitayani (2010), pada trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Diantaranya keluhan mual muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian, asupan makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan berat badan ibu hamil.

Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan dapat mencapai kenaikan berat badan sebanyak 12,518 kg pada akhir kehamilan. Untuk ibu yang memiliki berat badan ideal sebelum hamil diharapkan mencapai kenaikan berat badan sebesar 11,516 kg diakhir kehamilannya. 13 Untuk ibu yang memiliki berat badan berlebih saat sebelum hamil diharapkan kenaikan berat badannya hanya 7,115 kg pada akhir kehamilannya (Mitayani, 2010). Dijelaskan lebih lanjut oleh Pantiawati (2010), rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 20% dari berat badan ideal sebelum hamil. Sebesar 60% kenaikan berat badan karena pertumbuhan jaringan ibu.

Faktor yang memengaruhi kenaikan berat badan ibu hamil Menurut Arisman (2010).

14

beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan ibu hamil diantaranya adalah pengetahuan (pendidikan), faktor sosial (pekerjaan), dan usia ibu hamil.

a. Pendidikan (pengetahuan) Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2010). Wanita berpendidikan juga cenderung mencari pelayanan kesehatan modern dan memelihara kesehatan keluarga secara lebih baik

b. Pekerjaan (faktor sosial) Setiap aktivitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktivitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.

c. Umur Semakin muda atau tua umur ibu hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizinya. Umur muda perlu tambahan gizi banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri dan janinnya.

Untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Proverawati, 2009). WHO merekomendasikan bahwa usia yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30 tahun. Wanita usia tersebut dianggap ideal untuk

15

menjalani kehamilan dan persalinan, pada rentan usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima

2.3 Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) 2.3.1 Pengertian

Menurut WHO, janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.

Sedangkan IUGR (intrauterine growth restriction) atau PJT adalah gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan), yang beratnya dibawah 0' persentil untuk usia gestasionalnya.

Bayi-bayi antara persentil 0' dan 1' diklasifikasikan sebagai kelompok dengan berat sesuai usia gestasional, (Wikjosastoro, 2005). Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1990) yaitu:

a. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.

b. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai

16

beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak dibawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.(1)

Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di dalam badan pun mengalami perubahan misalnya Drillen (1975) menemukan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar adrenal dan thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama. Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.

2.3.2 Perkembangan PJT

Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir ditimbulkan oleh kondisi diet rendah nutrisi terutama protein.

Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut

17

Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan.

Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.

Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan.Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang irreversible.

2.3.3 Tanda dan Gejala IUGR

PJT dicurigai apabila terdapat riwayat PJT sebelumnya dan ibu dengan penyakit kronik. Selain itu peningkatan berat badan yang tidak adekuat juga dapat mengarah ke PJT. Dokter dapat menemukan ukuran rahim yang lebih kecil dari yang seharusnya.

2.3.4 Etiologi IUGR

PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau abnormalitas yang mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau menyebabkan ukuran sel menurun.Hal tersebut mungkin terjadi ketika janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena

18

infeksi. Meskipun beberapa bayi kecil karena genetik (orang tuanya kecil), kebanyakan PJT disebabkan oleh sebab lain.

Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Maternal

a. Tekanan darah tinggi b. Penyakit ginjal kronik c. Diabetes Melitus

d. Penyakit jantung dan pernapasan e. Malnutrisi dan anemia

f. Infeksi

g. Pecandu alkohol dan obat tertentu h. Perokok

2) Uterus dan Plasenta

a. Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta

b. Plasenta abruption, plasenta praevia, infark plasenta (kematian sel pada plasenta), korioangioma.

c. Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus d. Twin-to-twin transfusion syndrome 3) Janin

a. Janin kembar

b. Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering menyebabkan PJT).

c. Kelainan kongenital

19

d. Kelainan kromosom (Kelainan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta polihidramnion (cairan ketuban berlebih).

Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan dengan PJT) e. Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan

janin).Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT.

2.3.5 Faktor Predisposisi IUGR a. Insufisiensi plasenta b. Preeklamsi

c. penyakit ginjal kronik d. hipertensi kronik

e. masalah atau penyakit yang berhubungan dengan keadaan tersebut, seperti kehamilan kembar, diabetes melitus, penyakit jantung atau seperti penyakit kolagen

2.3.6 Komplikasi IUGR

PJT yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter dapat menyebabkan bahaya bagi janin hingga menyebabkan kematian.

Kondisi ini disebabkan karena terjadinya kondisi asupan nutrisi dan oksigenasi yang tidak lancar pada janin. Jika ternyata hambatan tersebut masih bisa di tangani kehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter, sebaliknya jika sudah tidak bisa ditangani maka

20

dokter akan mengambil tindakan dengan memaksa bayi untuk dilahirkan melalui operasi meski belum pada waktunya.

a. Janin

 Antenatal : gagal nafas dan kematian janin

 Intranatal : hipoksia dan asidosis b. Setelah lahir :

 Langsung :

• Asfiksia

• Hipoglikemi

• Aspirasi mekonium

• DIC

• Hipotermi

• Perdarahan pada paru

• Polisitemia

• Hiperviskositas sindrom

• Gangguan gastrointestinal

 Tidak langsung

Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.

21

c. Ibu

 Preeklampsi

 Penyakit jantung

 Malnutrisi

2.4 INC (Intranatal Care) 2.4.1 Pengertian :

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar, (prawirohardjo, 2005). Sedangkan menurut Depkes (2007), persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu.

2.4.2 Faktor penting dalam persalinan Menurut Prawirohardjo, 2006 :

1) Power yaitu kontraksi otot dinding perut, otot diafragma pelvis atau kekuatan untuk menjaga dan ketegangan atau kontraksi ligamentum rotundum.

2) Passanger yaitu janin seperti: ukuran kepala, sikap, letak, presentasi, dan posisi janin

3) Passage yaitu jalan lahir lunak dan jalan lahir keras.

4) Psikis: ketegangan atau kecemasan penderita dapat menimbulkan portio menjadi kaku atau kebal sehingga mempengaruhi jalannya persalinan.

5) Penolong: jika penolong bersikap sabar, hati-hati dan tidak tergesa-gesa maka persalinan dapat berjalan dengan lancar.

22

2.4.3 Tanda-tanda persalinan

1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

2) Keluar lendir yang bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada

2.4.4 Mekanisme persalinan

Kepala turun dengan sutura sagitalis melintang terhadap PAP dimana os. parietal depan dan belakang sama tinggi, kejadian ini dinamakan (synclitismus)

dengan adanya his dan dorongan meneran dari ibu Os.parietal belakang turun sehingga Os.parietal belakang lebih rendah dari Os.parietal depan dan tertahan oleh sympisis, dinamakan (Ansynclitismus Posterior)

dengan adanya his dan dorongan meneran dari ibu Tahanan pada Os.Parietal depan terlepas sehingga Os. Parietal depan dan belakang sama tinggi, dinamakan (synclitismus)

dengan adanya his dan dorongan meneran dari ibu Os.Parietal depan turun sehingga Os. Parietal depan lebih rendah dari Os. Parietal belakang dan Os.Parietal belakang tertahan oleh promontorium dinamakan (Ansynclitismus Aterior)

23

dengan adanya his dan dorongan meneran dari ibu Tahanan pada Os.Parietal belakang terlepas sehingga Os.

Parietal depan dan belakang sama tinggi ( sejajar ) disebut ( Synclitimus ), kejadian ini terjadi secara berturut-turut sehingga sampai di Hodge III, kemudian terjadi putaran paksi dalam dimana UUK ( Fontalena Minor ) berada dibawah sympisis dan Supoksiput sebagai Hipomoglion( titik putar )

dengan adanya his dan dorongan meneran dari ibu Lahirlah UUB, dahi, hidung, mulut, dagu, sampai seluruh kepala bayi lahir kemudian terjadilah putaran paksi luar untuk menyesuaikan letak punggung janin dan menghilangkan torsi, selanjutnya ekspulsi dengan gerakan fleksi lateral lahirlah bahu depan diikuti bahu belakang, lalu trochanter depan dan belakang hingga seluruh janin lahir.

2.4.5 Pembagian Tahapan Persalinan

Menurut Mochtar ( 2002 ) Proses persalinan terbagi menjadi 4 yaitu : 1) Kala I ( kala pembukaan )

Inpartu ( partus mulai ) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (Blood show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Berlangsung kala I untuk primigravida berlangsung 13 jam, sedangkan multigravida sekitar 7 jam. Berdasarkan kurva friedman diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

24

Kala I dibagi menjadi 2 fase :

a) Fase laten : pembukaan serviks berlangsung dari 1 cm sampai 3 cm, serviks membuka pelahan-lahan selama fase ini, biasanya berlangsung tidak lebih dari 7 – 8 jam.

b) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan terbagi menjadi 3 subfase yaitu, periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm. Periode dilatasi maksimal (steady)selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. Periode deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap

2) Kala II ( kala pengeluaran janin )

Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir.

Kala II pada primigravida biasanya berlangsung 1 - 1½ jam dan pada multigravida berlangsung ½ - 1 jam.

3) Kala III ( kala pengeluaran uri )

Biasanya plasenta lepas dalam 5 – 30 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan fundus uteri, dan pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc. Tanda-tanda dari pelepasan plasenta adalah uterus yang berbentuk globuler atau bulat, tali pusat yang bertambah panjang dan adanya semburan darah tiba-tiba.

4) Kala IV ( kala pengawasan atau observasi )

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi 2 jam pertama. Hal

25

yang diobservasikan adalah tingkat kesadaran pasien, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi. Darah yang keluar harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan bisa disebabkan oleh luka pasca pelepasan uri dan robekan pada serviks dan perineum.

Perdarahan masih normal bila darahnya tidak melebihi 300 – 500 cc (Manuaba, 2002)

2.5 PNC ( Postnatal Care ) 2.5.1 Pengertian

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2001).

2.5.2 Involusi Alat-alat kandungan

Selama masa nifas terjadi perubahan pada alat–alat kandungan yang perlu di jelaskan pada ibu. Hal tersebut, meliputi mengecilnya bentuk uterus dari bekas implantasi plasenta, sembuhnya luka-luka jalan lahir, adanya kontraksi yang menyebabkan rasa mules-mules, perubahan pembuluh darah rahim, serviks dan vagina, dinding perut dan peritoneum, saluran kencing dan laktasi (Mochtar 1998).

26

2.4.3Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi : Involusi Tinggi fundus uterus Berat uterus

Pertengahan sympisis dan pusat Tidak teraba diatas sympisis Bertambah kecil Sumber : Roestam Mochtar, 1998.

Menurut (Manuaba, 1998) Pengeluaran lochea dapat terbagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :

1) Lochea Rubra (cruenta) yang keluar 1 - 3 hari, warna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

2) Lochea Sanguiolenta keluar dari 3 - 7 hari, berwarna putih bercampur darah.

3) Lochea Serosa, keluar 7 - 14 hari, berwarna kekuningan.

4) Lochea Alba, keluar setelah hari ke 14 dan berwarna putih.

5) Lochea Purulenta, terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau

5) Lochea Purulenta, terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau

Dokumen terkait