• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Manfaat dan Luaran Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang terkait dengan akuntabilitas dan transparansi pada nagari serta pertanggungjawaban pengelolaan keuangan nagari pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan.

Adapun beberapa manfaat yang dapat dikontribusikan oleh peneliti adalah:

5 1. Bagi pemerintah nagari

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana nagari, khususnya di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan.

2. Bagi masyarakat nagari

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi masyarakan nagari mengenai pengelolaan dana nagari agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam mensukseskan pelaksanaan ADN.

3. Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas terkait dengan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dananagari, serta dapat membandingkan teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan sesungguhnya dalam bidang Akuntansi Sektor Publik.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan memberikan pandangan kepada calon peneliti selanjutnya mengenai pengelolaan keuangan nagari.

5. Adapun manfaat luaran pada penelitian ini adalah agar dapat diseminarkan sebagai proposal skripsi dan untuk memenuhi syarat dalam penulisan skripsi pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar.

6 F. Defenisi Operasional

1. Transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. (Permendagri No 113 tahun 2014)

2. Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) memberikan pertanggungjawaban, penyajian, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

(Mardiasmo,2009:20)

3. Pengelolaan Keuangan Nagari adalah keeluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. (Permendagri No. 113 tahun 2014)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Akuntansi Sektor Publik

a. Pengertian Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik dapat diartikan sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktek organisasi publik.

Sementara dari sumber lain akuntansi sektor publik diartikan sebagai akuntansi pemerintahan, dan di berbagai kesempatan bidang ini disebut akuntansi keuangan sektor publik. Akuntansi sektor publik merupakan teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BEMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor publik serta swasta. Dari defenisi tersebut masyarakat perlu diartikan sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat, bukan individual yang biasanya dikelola oleh organisasi-organisasi sektor publik. (Bastian, 2010:3-4)

b. Tujuan akuntansi sektor publik

a) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).

b) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan

penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.

(Mardiasmo,2009:14).

c. Good governance dalam akuntansi sektor publik

Menurut Word Bank Good governance dapat diartikan sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efesien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan administratif anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.Karakteristik good governance menurut UNDP (united nation development program)

a) Participation

Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

b) Rule of low

Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.

c) Transparency

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.

d) Responsiveness

Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stake holder.

e) Consensus orientation

Berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang lebih luas.

f) Equity

Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.

g) Efficiency and effectiveness

Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).

h) Aacountability

Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktifitas yang dilakukan.

i) Strategic vision

Penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh kedepan. (Mardiasmo,2009:18)

d. Pertanggungjawaban Publik

Istilah akuntabilitas dapat dimaknai sebagai kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab, menerangkan kinerja, dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinankolektif atau organisasi kepada pihakyang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Dalam organisasi sektor publik pertanggungjawaban adalah pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau pengelola organisasi sektor publik kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) serta masyarakat. Pada organisasi pemerintahan misalnya, akuntabilitas merupakan pertanggungjawaan atas tindakan dan keputusan pihak pelaksana (Eksekutif) kepada perwakilan rakyat (Legislatif) serta masyarakat secara umum. (Bastian, 2010:385)

e. Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

Ruang lingkup organisasi sektor publik di Indonesia meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di

bawahnya, pemerintah daerah, yayasan, partai politik, perguruan tinggi, dan organisasi-organisasi publik nirlaba lainnya.Jadi, proses pelaporan dan pertanggungjawaban ke masyarakat harus segera di atur dalam kerangka standar akuntansi sektor publik.

Di Indonesia Akuntansi Sektor Publik mencakup beberapa bidang utama yakni:

a) Akuntansi Pemerintah Pusat b) Akuntansi Pemerintah Daerah c) Akuntansi Partai Politik d) Akuntansi LSM

e) Akuntansi Yayasan

f) Akuntansi Pendidikan: Sekolah, Perguruan Tinggi g) Akuntansi Kesehata: Puskesmas, Rumah Sakit

h) Akuntansi Tempat Peribadatan: Masjid, Gereja, Wihara, Pura.

(Bastian, 2010:7)

f. Elemen-elemen Akuntansi Sektor Publik

Elemen akuntansi sektor publik adalah bagian-bagian yang di butuhkan dalam pengelolaan manajemen keuangan publik. Elemen-elemen tersebut adalah:

a. Perencanaan Publik

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan yang tepat dimasa depan melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Aspek yang terkandung dalam perencanaan adalah perumusan, tujuan, dan cara mencapai tujuan kesejahteraan publik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

b. Penganggaran Publik

Anggaran memberikan rencana yang mendetail atas penerimaan dan pengeluaran organisasi agar pembelanjaan yang di-pertanggungjawabkan kepada publik.

c. Realisasi Anggaran Publik

Realisasi anggaran terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu pencairan anggaran (pengeluaran), realisasi pendapatan, dan pelaksanaan program. Sedangkan siklusnya dimulai dengan persiapan, proses pelaksanaan dan penyelesaian.

d. Pengadaan Barang dan Jasa Publik

Pengadaan barang dan jasa publik adalah proses, cara, serta tindakan dalam menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat atau publik.

e. Pelaporan Keuangan Sektor Publik

Laporan keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan kegiatan kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, serta realisasi pembiayaan.

f. Audit Sektor Publik

Audit adalah suatu proses sistematik yang secara objektif menyediakan dan mengevaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan asersi tentang kegiatan serta kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, dan mengkomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

g. Pertanggungjawaban Publik

Pertanggungjawaban Publik adalah proses atau tindakan yang dilakukan oleh kepala organisasi sektor publik dalam menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemberi amanatnya. Sebagai contoh penyampaian LPJ Bupati kepada DPRD dan penyampaian LPJ ketua yayasan kepada dewan penyantunnya.

(Bastian, 2010:9)

2. Transparansi

a. Pengertian Transparansi

Menurut Permendagri Nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan daerah, menyebutkan bahwa transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.

Dengan adanya transparansi maka masyarakat nagari akan menjadi lebih mudah mendapatkan dan mengetahui informasi-informasi terkait dengan nagari.

(Mahmudi, 2011:18) Transparansi pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip Good Governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Dengan dilakukannya transparansi tersebut publik akan memperoleh informasi yang aktual dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk:

a) Membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang direncanakan (realisasi vs anggaran).

b) Menilai ada tidaknya unsur korupsi dan manipulasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.

c) Menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait.

d) Mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu antara manajemen organisasi sektor publik dengan masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait.

b. Informasi kepada masyarakat

Pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah harus diinformasikan termasuk keuangannya kepada masyarakat. Hal itu sebagai wujud transparan yang merupakan azas dari pengelolaan keuangan nagari. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari sesuai ketentuan dan keterbukaan publik diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dengan media informasi yang mudah

diakses oleh masyarakat, antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya. (BPKP, 2015:118)

3. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) memberikan pertanggungjawaban, penyajian, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

b. Dimensi Akuntabilitas Publik

a) Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountibility for probity and legality).

Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penggunaan jalan, sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan penggunaan sumber dana publik.

b) Akuntabilitas proses (process accountibility).

Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melakukan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi.

c) Akuntabilitas program (program accountibility)

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

d) Akuntabilitas kebijakan (policy accountibility)

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

Akuntansi sektor publik tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh kecendrungan menguatnya tuntutan akuntabilitas sektor publik tersebut. Akuntansi sektor publik tersebut dituntut dapat menjadi alat perencanaan dan pengendalian organisasi sektor publik secara efesien serta memfasilitasi terciptanya akuntabilitas publik.

(Mardiasmo,2009:20-22)

c. Laporan Keuangan Akuntabilitas Publik

Salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik dilihat dari penyusunan laporan keuangannya. Dengan demikian tidak adanya laporan keuangan menunjukkan lemahnya akuntabilitas.

Lemahnya akuntabilitas tersebut mengidentifikasikan lemahnya sistem yang selanjutnya berimbas pada membudayanya korupsi sistemik.

Maka untuk mengikis korupsi, salah satu caranya adalah dengan membudayakan akuntabilitas yang juga berarti membudayakan membuat laporan keuangan secara baik dan benar. Dalam melaksanakan akuntabilitas publik, pemerintah daerah berkewajiban untuk memberikan informasi sebagai bentuk pemenuhan hak-hak publik. Hak-hak publik tersebut diantaranya adalah hak untuk tahu, hak untuk diberi informasi, dan hak untuk di dengar aspirasinya (Mardiasmo, 2007: 3-4)

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari ditetapkan dengan peraturan nagari dengan dilampiri:

a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari tahun anggaran berkenaan.

b. Format laporan kekayaan milik nagari per 31 Desember tahun anggaran berkenaan .

c. Format laporan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke nagari. (Permendagri No. 113 tahun 2014) Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh

masyarakat. Media informasi yang dimaksud adalah papan pengumuman, radio komunikasi, dan media informasi lainnya.

(Yuliansyah, 2016:76) 4. Dana Nagari

Dana nagari menurut UU No. 60 tahun 2014 adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi nagari yang ditransfer melalui APBN Kabupaten/Kota yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat, dana nagari dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efesien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.

PP No. 60 Tahun 2014 menambahkan bahwa dana nagari diperioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Pada prinsipnya dananagari dialokasikan dalam APBN untuk membiayai kewenangan yang menjadi tanggung jawab nagari. Namun untuk mengoptimalkan penggunaannya, dana nagari diperioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat diantaranya pembangunan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan infrastuktur.

Dalam rangka pengentasan kemiskinan, dananagari juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer pangan, sandang, dan papan masyarakat. Penggunaan dana nagari untuk kegiatan yang tidak prioritas dapat dilakukan sepanjang kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi. Penggunaan dananagari mengacu pada RPJMNagari dan RKPNagari.

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMNagari) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMNagari) berdasarkan PP No. 43 tahun 2014 adalah rencana kegiatan

pembangunan nagari untuk jangka waktu 6 tahun. Tujuannya adalah untuk:

1. Mewujudkan perencanaan pembangunan nagari sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat

2. Menciptakan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat terhadap program pembangunan di nagari

3. Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan nagari 4. Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat

dalam pembangunan nagari. (Yuliansyah, 2016:18)

Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014 rencana kegiatan yang dimasukkan kedalam rancangan RPJMNagari adalah :

1. Bidang penyelenggaraan Pemerintah Nagari a. Penetapan dan penegasan batas nagari b. Pendatan nagari

c. Penyusunan tata ruang nagari d. Penyelenggaraan musywarah nagari e. Pengelolaan informasi nagari

f. Penyelenggaraan perencanaan nagari

g. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintah nagari

h. Penyelenggaraan kerja sama antar nagari

i. Pembangunan sarana dan prasarana kantor nagari j. Kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi nagari 2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Nagari

Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan nagari, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, ekonomi usaha produktif, serta pelestarian lingkungan hidup.

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan a. Pembinan lembaga kemasyrakatn

b. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

c. Pembinaan kerukunan umat beragama d. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga e. Pembinaan lembaga adat

f. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat g. Kegiatan lain sesuai kondisi nagari

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

a. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan, dan perdagangan

b. Pelatihan teknologi tepat guna

c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi Wali Nagari, perangkat nagari, dan badan permusyawaratan nagari

d. Peningkatan kapasitas masyarakat antara lain: kader pemberdayaan masyarakat nagari, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda, dan kelompok lain sesuai kondisi nagari.

5. Alokasi Dana Nagari

Alokasi dana nagari berdasarkan PP No. 34 tahun 2014 adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK). Alokasi dana nagari dialokasikan paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.

(Yuliansyah, 2016:33)

Pengalokasian alokasi dana nagari (ADN) mempertimbangkan:

a. Kebutuhan penghasilan tetap Wali Nagaridan perangkat nagari

b. Jumlah penduduk nagari, angka kemiskinan nagari, luas wilayah nagari, dan tingkat kesulitan geografis nagari. Pengalokasian dana nagari ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

6. Pengelolaan Keuangan Nagari 1. Pengertian Keuangan Nagari

Keuangan nagari adalah semua hak dan kewajiban nagari yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban nagari.

Sedangkan pengelolaan keuangan nagari adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan nagari. (Permendagri No. 113 tahun 2014).

2. Pengelolaan Keuangan Nagari

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi:

a. Perencanaan

Pemerintahan nagari menyusun perencanaan pembangunan nagari sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten dan kota. Rencana pembangunan nagari disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

Mekanisme perencanaan menurut Permendagri No. 113 tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Sekretaris nagari menyusun rencana peraturan nagari tentang APBNagari berdasarkan RKPNagari. Kemudian Sekretaris Nagari menyampaikan kepada KepalaNagari.

b. Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari disampaikan Wali Nagari kepada Badan Permusyawaratan Nagari untuk pembahasan lebih lanjut.

c. Rancangan tersebut kemudian disepakati bersama, dan kesepakatan tersebut paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari yang telah disepakati kemudian disampaikan oleh Wali Nagari

kepada Bupati melalui Camat paling lambat 3 hari sejak disepakati untuk dievaluasi.

d. Bupati menetapkan hasil evaluasi rancangan APBNagari paling lama 20 hari kerja sejak diterimanya rancangan peraturan nagari tentang APBNagari

e. Apabila Bupati menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi maka Wali Nagari melakukan penyempurnaan paling lama 7 hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

f. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Wali Nagari, dan Wali Nagari tetap menetapkan rancangan peraturan nagari tentang APBNagari menjadi peraturan nagari dengan keputusan Bupati.

g. Pembatalan peraturan nagari sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBNagari tahun anggaran sebelumnya. Dalam hal pembatalan Wali Nagari hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap operasional penyelenggaraan pemerintah nagari.

h. Wali Nagari memberhentikan pelaksanaan peraturan nagari paling lama tujuh hari kerja setelah pembatalan selanjutnya Wali Nagari bersama BPD mencabut peraturan nagari dimaksud.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan anggaran nagari yang sudah ditetapkan sebelumnya timbul transaksi penerimaan dan pengeluaran nagari.

Semua penerimaan dan pengeluaran nagari dalam rangka pelaksanaan kewenangan nagari dilaksanakan melalui rekening kas nagari. Semua penerimaan dan pengeluaran nagari harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

Beberapa aturan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan nagari : a. Pemerintah nagari dilarang melakukan pungutan sebagai

penerimaan nagari selain yang ditetapkan dalam peraturan nagari.

b. Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas nagari pada jumlah tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah nagari.

c. Pengaturan jumlah uang dalam kas nagari ditetapkan dalam peraturan Bupati. Sedangkan pengeluaran nagari yang mengakibatkan baban kepada APBNagari tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan nagari tentang APBNagari ditetapkan menjadi peraturan nagari.

d. Rencana anggaran biaya diverifikasi oleh Sekretaris Nagari dan disahkan oleh Wali Nagari.

e. Pelaksanaan kegiatan pertanggungjawaban terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di nagari.

f. Pelaksanaan kegiatan mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) kepada Wali Nagari. Surat SPP tidak boleh dilakukan sebelum barang atau jasa diterima.

g. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi Sekretaris Nagari kemudian Wali Nagari menyetujui permintaan pembayaran dan Bendahara melakukan pembayaran. Pembayaran yang telah dilakukan akan dicatat oleh Bendahara.

h. Bendahara Nagari sebagai wajib pungut pajak penghasilan (pph) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas Negara sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang. (Sujarweni,2015:19-20)

c. Penatausahaan

Menurut Perbup Tanah Datar No. 11 tahun 2015 pada pasal 36 bahwa:

a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Nagari

b. Bendahara Nagari wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib

c. Bandahara Nagari wajib mempertanggungjawabkan uang melalui Laporan Pertanggungjawaban

d. Laporan Pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Wali Nagari paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Dalam rangka mewujudkan asas pengelolaan keuangan nagari yang transparan dan akuntabel, maka penatausahaan keuangan nagari yang baik wajib dilaksanakan penatausahaan keuangan nagari yang merupakan tanggungjawab Bendahara Nagari.

Permendagri No. 113 tahun 2014 menyebutkan bahwa penatausahaan penerimaan dan pengeluaran tersebut wajib dilaksanakan dengan menggunakan buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank. Buku kas umum digunakan untuk mencatat semua pengeluaran dan penerimaan berupa uang tunai yang ada pada Bendahara Nagari.

Buku pembantu pajak digunakan untuk mencatat setiap kas hasil pemotongan pajak dan penyetoran kas tersebut ke rekening Negara.

Buku bank digunakan untuk mencatat mutasi penyetoran ke rekening kas nagari dan penarikan dari rekening kas nagari pada bank.

d. Pelaporan

Menurut Permendagri No. 113 tahun 2014 mengenai pelaporan bahwa:

a. Wali Nagari menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBNagari kepada Bupati berupa laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun.

b. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBNagari c. Laporan realisasi pelaksanaan APBNagari disampaikan paling

lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.

d. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

e. Pertanggungajawaban

a. Wali Nagari menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Bupati melalui Camat yang terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

b. Laporan pertanggungjawaban ini disampaikan paling lambat satu bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

f. Pembinaan dan Pengawasan

a. Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran dana nagari, alokasi dana nagari, dan bagi hasil pajak dan retribusa daerah dari kabupaten/kota Wali Nagari

b. Pemerintah kabupaten/kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan nagari. (Permendagri No. 113 tahun 2014)

g. Laporan Keuangan Nagari

Menurut (Sujarweni : 2015) laporan keuangan nagari meliputi : a. Anggaran pendapatan dan belanja nagari

b. Buku kas umum

c. Buku kas harian pembantu d. Buku bank

e. Buku pajak

f. Buku investasi nagari g. Buku persediaan h. Buku modal i. Buku piutang

j. Buku hutang/kewajiban k. Neraca

l. Laporan realisasi anggaran (LRA) nagari

7. Asas Pengelolaan Keuangan Nagari

Ada beberapa azas pengelolaan keuangan nagari diantaranya adalah:

a. Keuangan nagari dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

b. Transparan sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1) merupakan

b. Transparan sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1) merupakan