• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI NAGARI BATU TABA KECAMATAN BATIPUH SELATAN KABUPATEN TANAH DATAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI NAGARI BATU TABA KECAMATAN BATIPUH SELATAN KABUPATEN TANAH DATAR SKRIPSI"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI NAGARI BATU TABA

KECAMATAN BATIPUH SELATAN KABUPATEN TANAH DATAR

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh

:

VIVI ANGGRAINY NIM. 13 231 107

JURUSAN EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2019

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

VIVI ANGGRAINY, NIM 13 231 107, Judul Skripsi “Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar”.Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Desa di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2018.Jenis penelitian ini adalahstudi penelitian lapangan (field research) yang menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.Hasil deskripsi pada penelitian ini didapat melalui pengukuran dengan membandingkan standar/kriteria transparansi dan akuntabilitas berdasarkan Permendagri No. 113 tahun 2014 dengan keadaan dilapangan dengan yang sesungguhnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,Pemerintah Nagari Batu Taba sudah menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, dapat dilihat pada Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APBN)yang telah diperlihatkan oleh Pemerintah Nagari Batu Taba kepada masyarakat dalam bentuk baliho, yang di print dengan ukuran besar dan ditempelkan di beberapa tempat umum di Nagari Batu Taba.

Kemudian dalam pelaporan/penyerahan Laporan Pertanggungjawaban kepada Bupati, Pemerintah Nagari Batu Taba juga sudah tepat waktu, seperti yang tercantum dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014 Pasal 37 ayat 3 dan 4 yang mengharuskan Pemerintah Nagari untuk tepat waktu dalam penyampaiannya yaitu laporan semester pertama pada akhir bulan Juli tahun berjalan dan laporan semester kedua pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Kata kunci : Transparansi, Akuntabilitas, dan Pengelolaan Keuangan Nagari

(6)

v DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 4

F. Defenisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Landasan Teori... 7

1. Akuntansi Sektor Publik... 7

2. Transparansi ... 12

3. Akuntabilitas ... 13

4. Dana Nagari... 15

5. Alokasi Dana Nagari ... 17

6. Pengelolaan Keuangan Nagari ... 18

7. Asas Pengelolaan Keuangan Nagari ... 23

B. Penelitian Relevan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian... 26

B. Latar dan Waktu Penelitiaan ... 26

C. Instrumen Penelitian ... 26

D. Sumber Data... 27

Dalam hal ini sumber data yang penulis gunakan adalah: ... 27

(7)

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data... 28

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ... 34

BAB IV PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Nagari Batu Taba ... 36

1. Kondisi Geografis ... 36

2. Kondisi Demografis ... 37

3. Kondisi Ekonomi... 37

4. Visi dan Misi Nagari Batu Taba ... 38

5. Prioritas Nagari ... 38

6. Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari ... 42

7. Struktur Organisasi Pemerintahan Ngari Batu Taba ... 47

B. Temuan Penelitian/Pembahasan ... 47

1. Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa pada Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar tahun 2018 ... 47

2. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa pada Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar tahun 2018 ... 57

6. Proses Pengelolaan Keuangan Desa pada Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar tahun 2018 ... 67

Proses pengelolaan keuangan Nagari Batu Taba dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban... 67

BAB V KESIMPULAN... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data pada sektor pendidikan di Nagari Batu Taba dari PAUD s/d SLTA ... 38 Tabel 4. 2Data Mesjid Nagari Batu Taba... 39 Tabel 4. 3Anggota Sektor Keamanan Nagari Batu Taba ... 40

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat berada dalam era modern dan keterbukaan, dimana teknologi dan informasi sudah semakin maju dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Masyarakat pun semakin mudah untuk mendapatkan berbagai informasi dengan biaya yang relatif murah. Akibatnya masyarakat menjadi semakin cerdas sehingga lebih sulit untuk dibodohi dan dibohongi.

Dalam hal pengelolaan uang publik pun masyarakat akan semakin cerdas untuk menuntut adanya transparansi. Pemerintah pusat maupun daerah dituntut untuk lebih terbuka dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Untuk itu masyarakat sudah bisa secara langsung mengetahui bagaimana kasus tertentu yang terkait dengan rencana dan pelaksanaan program kerja.

Disisi lain pemerintahan juga dituntut dengan adanya akuntabilitas.

karena akuntabilitas adalah suatu amanah atau suatu pertanggungjawaban yang diberikan oleh masyarakat kepada Pemerintahan untuk mengelola sumber daya yang ada. Salah satunya adalah terciptanya laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila sebuah laporan keuangan telah dapat dipertanggungjawabkan secara maksimal, maka kinerja pemerintahan akan meningkat.

Menurut Permendagri No 113 tahun 2014 Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistim pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(10)

2

Dana nagari adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi nagari yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/ Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan alokasi dananagari atau ADN merupakan dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/

kota setelah dikurangi dana alokasi khusus. Rencana Kerja Pemerintah Nagari (RKPNagari) merupakan penjabaran dari RPJMNagari untuk jangka 1 tahun yang memuat kerangka ekonomi nagari dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang memukhtiarkan, program perioritas pembangunan nagari rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Nagari maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan RPJMNagari. RKPNagari disusun oleh Pemerintah Nagari sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif nagari dan rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota..

(Permendagri 113 tahun 2014).

Peran besar yang diterima oleh nagari tentunya disertai oleh tanggungjawab yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah nagari harus bisa menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan penyelenggaraan Pemerintah Nagari harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat nagari sesuai dengan ketentuan. Pemerintahan nagari wajib menyusun Laporan Realisasi Pelaksanaan APBNagari dan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBNagari. Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan nagari, yang dimulai dari tahapan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan penatausahaan, hingga pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan nagari. Dalam tahap perencanaan dan penganggaran, pemerintah nagari harus melibatkan masyarakat nagari yang direpresentasikan

(11)

3

oleh Badan Permusyawaratan Nagari (BPN), sehingga program kerja dan kegiatan yang disusun dapat mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakatnagariserta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh nagari tersebut. (BPKP, 2015:2-3)

Nagari Batu Taba merupakan salah satu nagari yang berada di Kabupaten Tanah Datar Kecamatan Batipuh Selatan yang memiliki 5 Jorong yaitu Jorong Mutiara, Jorong Mato Aie, Jorong Tibalau, Jorong Baringin dan Jorong Galanggang. Nagari Batu Taba adalah sebuah nagari yang memiliki peran penting untuk mengembangkan kemajuan nagarinya dengan potensi- potensi sumber daya yang dimiliki. Salah satunya adalah pengelolaan keuangan nagari dan asset nagari.

Pengelolaan keuangan nagari mengenai pelaporan keuangan nagari di Batu Taba pada tahun 2018 sudah menggunakan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes). Siskeudes merupakan sebuah sistem yang diciptakan untuk membantu perangkat nagari dalam memudahkan menyusun laporan keuangan nagari.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Hari Kamis tanggal 10 Mei 2018 dengan Tri Astuti selaku Sekretaris Nagari Batu Taba terdapat beberapa permasalahan yang berhubungan dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan nagari diantaranya pertama, pada Pemerintahan Wali Nagari yang lama terjadinya keterlambatan penyerahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) pengelolaan keuangan nagari pada akhir tahun sehingga melewati batas waktu yang telah ditentukan, kedua, Pemerintah Nagari belum transparansi mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APBN) kepada masyarakat Nagari Batu Taba.

Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, maka penulis tertarik mengangkat judul penelitian yaitu “TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PADA NAGARI BATU TABA KECAMATAN BATIPUH SELATAN”.

(12)

4 B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka fokus penelitian pada penelitian ini adalah:

a. Transparansi pengelolaan keuangan desa pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kec. Batipuh Selatan berdasarkan Permendagri No. 113 tahun 2014.

b. Akuntabilitas pengelolaan keuangandesa pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kec. Batipuh Selatan berdasarkan Permendagri No. 113 tahun 2014 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitianyang diuraikan diatas maka terdapat beberapa pertanyaan meliputi :

a. Sejauh mana transparansi pengelolaan keuangan desa pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan berdasarkan Permendagri No. 113 tahun 2014?

b. Sejauh mana akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan berdasarkan Permendagri No. 113 tahun 2014?

D. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui transparansi pengelolaan keuangan desa pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan.

b. Untuk mengetahui akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan.

E. Manfaat dan Luaran Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang terkait dengan akuntabilitas dan transparansi pada nagari serta pertanggungjawaban pengelolaan keuangan nagari pada tahun 2018 di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan.

Adapun beberapa manfaat yang dapat dikontribusikan oleh peneliti adalah:

(13)

5 1. Bagi pemerintah nagari

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana nagari, khususnya di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan.

2. Bagi masyarakat nagari

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi masyarakan nagari mengenai pengelolaan dana nagari agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam mensukseskan pelaksanaan ADN.

3. Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas terkait dengan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dananagari, serta dapat membandingkan teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan sesungguhnya dalam bidang Akuntansi Sektor Publik.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan memberikan pandangan kepada calon peneliti selanjutnya mengenai pengelolaan keuangan nagari.

5. Adapun manfaat luaran pada penelitian ini adalah agar dapat diseminarkan sebagai proposal skripsi dan untuk memenuhi syarat dalam penulisan skripsi pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar.

(14)

6 F. Defenisi Operasional

1. Transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. (Permendagri No 113 tahun 2014)

2. Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) memberikan pertanggungjawaban, penyajian, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

(Mardiasmo,2009:20)

3. Pengelolaan Keuangan Nagari adalah keeluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. (Permendagri No. 113 tahun 2014)

(15)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Akuntansi Sektor Publik

a. Pengertian Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik dapat diartikan sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktek organisasi publik.

Sementara dari sumber lain akuntansi sektor publik diartikan sebagai akuntansi pemerintahan, dan di berbagai kesempatan bidang ini disebut akuntansi keuangan sektor publik. Akuntansi sektor publik merupakan teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BEMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor publik serta swasta. Dari defenisi tersebut masyarakat perlu diartikan sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat, bukan individual yang biasanya dikelola oleh organisasi-organisasi sektor publik. (Bastian, 2010:3-4)

b. Tujuan akuntansi sektor publik

a) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).

b) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan

(16)

penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.

(Mardiasmo,2009:14).

c. Good governance dalam akuntansi sektor publik

Menurut Word Bank Good governance dapat diartikan sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efesien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan administratif anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.Karakteristik good governance menurut UNDP (united nation development program)

a) Participation

Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

b) Rule of low

Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.

c) Transparency

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.

d) Responsiveness

Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stake holder.

e) Consensus orientation

Berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang lebih luas.

(17)

f) Equity

Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.

g) Efficiency and effectiveness

Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).

h) Aacountability

Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktifitas yang dilakukan.

i) Strategic vision

Penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh kedepan. (Mardiasmo,2009:18)

d. Pertanggungjawaban Publik

Istilah akuntabilitas dapat dimaknai sebagai kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab, menerangkan kinerja, dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinankolektif atau organisasi kepada pihakyang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Dalam organisasi sektor publik pertanggungjawaban adalah pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau pengelola organisasi sektor publik kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) serta masyarakat. Pada organisasi pemerintahan misalnya, akuntabilitas merupakan pertanggungjawaan atas tindakan dan keputusan pihak pelaksana (Eksekutif) kepada perwakilan rakyat (Legislatif) serta masyarakat secara umum. (Bastian, 2010:385)

e. Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

Ruang lingkup organisasi sektor publik di Indonesia meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di

(18)

bawahnya, pemerintah daerah, yayasan, partai politik, perguruan tinggi, dan organisasi-organisasi publik nirlaba lainnya.Jadi, proses pelaporan dan pertanggungjawaban ke masyarakat harus segera di atur dalam kerangka standar akuntansi sektor publik.

Di Indonesia Akuntansi Sektor Publik mencakup beberapa bidang utama yakni:

a) Akuntansi Pemerintah Pusat b) Akuntansi Pemerintah Daerah c) Akuntansi Partai Politik d) Akuntansi LSM

e) Akuntansi Yayasan

f) Akuntansi Pendidikan: Sekolah, Perguruan Tinggi g) Akuntansi Kesehata: Puskesmas, Rumah Sakit

h) Akuntansi Tempat Peribadatan: Masjid, Gereja, Wihara, Pura.

(Bastian, 2010:7)

f. Elemen-elemen Akuntansi Sektor Publik

Elemen akuntansi sektor publik adalah bagian-bagian yang di butuhkan dalam pengelolaan manajemen keuangan publik. Elemen-elemen tersebut adalah:

a. Perencanaan Publik

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan yang tepat dimasa depan melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Aspek yang terkandung dalam perencanaan adalah perumusan, tujuan, dan cara mencapai tujuan kesejahteraan publik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

b. Penganggaran Publik

Anggaran memberikan rencana yang mendetail atas penerimaan dan pengeluaran organisasi agar pembelanjaan yang di- pertanggungjawabkan kepada publik.

(19)

c. Realisasi Anggaran Publik

Realisasi anggaran terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu pencairan anggaran (pengeluaran), realisasi pendapatan, dan pelaksanaan program. Sedangkan siklusnya dimulai dengan persiapan, proses pelaksanaan dan penyelesaian.

d. Pengadaan Barang dan Jasa Publik

Pengadaan barang dan jasa publik adalah proses, cara, serta tindakan dalam menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat atau publik.

e. Pelaporan Keuangan Sektor Publik

Laporan keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan kegiatan kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, serta realisasi pembiayaan.

f. Audit Sektor Publik

Audit adalah suatu proses sistematik yang secara objektif menyediakan dan mengevaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan asersi tentang kegiatan serta kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, dan mengkomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

g. Pertanggungjawaban Publik

Pertanggungjawaban Publik adalah proses atau tindakan yang dilakukan oleh kepala organisasi sektor publik dalam menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemberi amanatnya. Sebagai contoh penyampaian LPJ Bupati kepada DPRD dan penyampaian LPJ ketua yayasan kepada dewan penyantunnya.

(Bastian, 2010:9)

(20)

2. Transparansi

a. Pengertian Transparansi

Menurut Permendagri Nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan daerah, menyebutkan bahwa transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.

Dengan adanya transparansi maka masyarakat nagari akan menjadi lebih mudah mendapatkan dan mengetahui informasi-informasi terkait dengan nagari.

(Mahmudi, 2011:18) Transparansi pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip Good Governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Dengan dilakukannya transparansi tersebut publik akan memperoleh informasi yang aktual dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk:

a) Membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang direncanakan (realisasi vs anggaran).

b) Menilai ada tidaknya unsur korupsi dan manipulasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.

c) Menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait.

d) Mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu antara manajemen organisasi sektor publik dengan masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait.

b. Informasi kepada masyarakat

Pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah harus diinformasikan termasuk keuangannya kepada masyarakat. Hal itu sebagai wujud transparan yang merupakan azas dari pengelolaan keuangan nagari. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari sesuai ketentuan dan keterbukaan publik diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dengan media informasi yang mudah

(21)

diakses oleh masyarakat, antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya. (BPKP, 2015:118)

3. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) memberikan pertanggungjawaban, penyajian, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

b. Dimensi Akuntabilitas Publik

a) Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountibility for probity and legality).

Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penggunaan jalan, sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan penggunaan sumber dana publik.

b) Akuntabilitas proses (process accountibility).

Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melakukan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi.

c) Akuntabilitas program (program accountibility)

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

d) Akuntabilitas kebijakan (policy accountibility)

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

(22)

Akuntansi sektor publik tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh kecendrungan menguatnya tuntutan akuntabilitas sektor publik tersebut. Akuntansi sektor publik tersebut dituntut dapat menjadi alat perencanaan dan pengendalian organisasi sektor publik secara efesien serta memfasilitasi terciptanya akuntabilitas publik.

(Mardiasmo,2009:20-22)

c. Laporan Keuangan Akuntabilitas Publik

Salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik dilihat dari penyusunan laporan keuangannya. Dengan demikian tidak adanya laporan keuangan menunjukkan lemahnya akuntabilitas.

Lemahnya akuntabilitas tersebut mengidentifikasikan lemahnya sistem yang selanjutnya berimbas pada membudayanya korupsi sistemik.

Maka untuk mengikis korupsi, salah satu caranya adalah dengan membudayakan akuntabilitas yang juga berarti membudayakan membuat laporan keuangan secara baik dan benar. Dalam melaksanakan akuntabilitas publik, pemerintah daerah berkewajiban untuk memberikan informasi sebagai bentuk pemenuhan hak-hak publik. Hak-hak publik tersebut diantaranya adalah hak untuk tahu, hak untuk diberi informasi, dan hak untuk di dengar aspirasinya (Mardiasmo, 2007: 3-4)

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari ditetapkan dengan peraturan nagari dengan dilampiri:

a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari tahun anggaran berkenaan.

b. Format laporan kekayaan milik nagari per 31 Desember tahun anggaran berkenaan .

c. Format laporan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke nagari. (Permendagri No. 113 tahun 2014) Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh

(23)

masyarakat. Media informasi yang dimaksud adalah papan pengumuman, radio komunikasi, dan media informasi lainnya.

(Yuliansyah, 2016:76) 4. Dana Nagari

Dana nagari menurut UU No. 60 tahun 2014 adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi nagari yang ditransfer melalui APBN Kabupaten/Kota yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat, dana nagari dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efesien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.

PP No. 60 Tahun 2014 menambahkan bahwa dana nagari diperioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Pada prinsipnya dananagari dialokasikan dalam APBN untuk membiayai kewenangan yang menjadi tanggung jawab nagari. Namun untuk mengoptimalkan penggunaannya, dana nagari diperioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat diantaranya pembangunan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan dan infrastuktur.

Dalam rangka pengentasan kemiskinan, dananagari juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer pangan, sandang, dan papan masyarakat. Penggunaan dana nagari untuk kegiatan yang tidak prioritas dapat dilakukan sepanjang kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi. Penggunaan dananagari mengacu pada RPJMNagari dan RKPNagari.

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMNagari) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari (RPJMNagari) berdasarkan PP No. 43 tahun 2014 adalah rencana kegiatan

(24)

pembangunan nagari untuk jangka waktu 6 tahun. Tujuannya adalah untuk:

1. Mewujudkan perencanaan pembangunan nagari sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat

2. Menciptakan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat terhadap program pembangunan di nagari

3. Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan nagari 4. Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat

dalam pembangunan nagari. (Yuliansyah, 2016:18)

Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014 rencana kegiatan yang dimasukkan kedalam rancangan RPJMNagari adalah :

1. Bidang penyelenggaraan Pemerintah Nagari a. Penetapan dan penegasan batas nagari b. Pendatan nagari

c. Penyusunan tata ruang nagari d. Penyelenggaraan musywarah nagari e. Pengelolaan informasi nagari

f. Penyelenggaraan perencanaan nagari

g. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintah nagari

h. Penyelenggaraan kerja sama antar nagari

i. Pembangunan sarana dan prasarana kantor nagari j. Kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi nagari 2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Nagari

Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan nagari, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, ekonomi usaha produktif, serta pelestarian lingkungan hidup.

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan a. Pembinan lembaga kemasyrakatn

b. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

(25)

c. Pembinaan kerukunan umat beragama d. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga e. Pembinaan lembaga adat

f. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat g. Kegiatan lain sesuai kondisi nagari

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

a. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan, dan perdagangan

b. Pelatihan teknologi tepat guna

c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi Wali Nagari, perangkat nagari, dan badan permusyawaratan nagari

d. Peningkatan kapasitas masyarakat antara lain: kader pemberdayaan masyarakat nagari, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda, dan kelompok lain sesuai kondisi nagari.

5. Alokasi Dana Nagari

Alokasi dana nagari berdasarkan PP No. 34 tahun 2014 adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK). Alokasi dana nagari dialokasikan paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.

(Yuliansyah, 2016:33)

Pengalokasian alokasi dana nagari (ADN) mempertimbangkan:

a. Kebutuhan penghasilan tetap Wali Nagaridan perangkat nagari

b. Jumlah penduduk nagari, angka kemiskinan nagari, luas wilayah nagari, dan tingkat kesulitan geografis nagari. Pengalokasian dana nagari ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

(26)

6. Pengelolaan Keuangan Nagari 1. Pengertian Keuangan Nagari

Keuangan nagari adalah semua hak dan kewajiban nagari yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban nagari.

Sedangkan pengelolaan keuangan nagari adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan nagari. (Permendagri No. 113 tahun 2014).

2. Pengelolaan Keuangan Nagari

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi:

a. Perencanaan

Pemerintahan nagari menyusun perencanaan pembangunan nagari sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten dan kota. Rencana pembangunan nagari disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

Mekanisme perencanaan menurut Permendagri No. 113 tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Sekretaris nagari menyusun rencana peraturan nagari tentang APBNagari berdasarkan RKPNagari. Kemudian Sekretaris Nagari menyampaikan kepada KepalaNagari.

b. Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari disampaikan Wali Nagari kepada Badan Permusyawaratan Nagari untuk pembahasan lebih lanjut.

c. Rancangan tersebut kemudian disepakati bersama, dan kesepakatan tersebut paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari yang telah disepakati kemudian disampaikan oleh Wali Nagari

(27)

kepada Bupati melalui Camat paling lambat 3 hari sejak disepakati untuk dievaluasi.

d. Bupati menetapkan hasil evaluasi rancangan APBNagari paling lama 20 hari kerja sejak diterimanya rancangan peraturan nagari tentang APBNagari

e. Apabila Bupati menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi maka Wali Nagari melakukan penyempurnaan paling lama 7 hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

f. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Wali Nagari, dan Wali Nagari tetap menetapkan rancangan peraturan nagari tentang APBNagari menjadi peraturan nagari dengan keputusan Bupati.

g. Pembatalan peraturan nagari sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBNagari tahun anggaran sebelumnya. Dalam hal pembatalan Wali Nagari hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap operasional penyelenggaraan pemerintah nagari.

h. Wali Nagari memberhentikan pelaksanaan peraturan nagari paling lama tujuh hari kerja setelah pembatalan selanjutnya Wali Nagari bersama BPD mencabut peraturan nagari dimaksud.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan anggaran nagari yang sudah ditetapkan sebelumnya timbul transaksi penerimaan dan pengeluaran nagari.

Semua penerimaan dan pengeluaran nagari dalam rangka pelaksanaan kewenangan nagari dilaksanakan melalui rekening kas nagari. Semua penerimaan dan pengeluaran nagari harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

Beberapa aturan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan nagari : a. Pemerintah nagari dilarang melakukan pungutan sebagai

penerimaan nagari selain yang ditetapkan dalam peraturan nagari.

(28)

b. Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas nagari pada jumlah tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah nagari.

c. Pengaturan jumlah uang dalam kas nagari ditetapkan dalam peraturan Bupati. Sedangkan pengeluaran nagari yang mengakibatkan baban kepada APBNagari tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan nagari tentang APBNagari ditetapkan menjadi peraturan nagari.

d. Rencana anggaran biaya diverifikasi oleh Sekretaris Nagari dan disahkan oleh Wali Nagari.

e. Pelaksanaan kegiatan pertanggungjawaban terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di nagari.

f. Pelaksanaan kegiatan mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) kepada Wali Nagari. Surat SPP tidak boleh dilakukan sebelum barang atau jasa diterima.

g. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi Sekretaris Nagari kemudian Wali Nagari menyetujui permintaan pembayaran dan Bendahara melakukan pembayaran. Pembayaran yang telah dilakukan akan dicatat oleh Bendahara.

h. Bendahara Nagari sebagai wajib pungut pajak penghasilan (pph) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas Negara sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang. (Sujarweni,2015:19-20)

c. Penatausahaan

Menurut Perbup Tanah Datar No. 11 tahun 2015 pada pasal 36 bahwa:

a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Nagari

b. Bendahara Nagari wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib

(29)

c. Bandahara Nagari wajib mempertanggungjawabkan uang melalui Laporan Pertanggungjawaban

d. Laporan Pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Wali Nagari paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Dalam rangka mewujudkan asas pengelolaan keuangan nagari yang transparan dan akuntabel, maka penatausahaan keuangan nagari yang baik wajib dilaksanakan penatausahaan keuangan nagari yang merupakan tanggungjawab Bendahara Nagari.

Permendagri No. 113 tahun 2014 menyebutkan bahwa penatausahaan penerimaan dan pengeluaran tersebut wajib dilaksanakan dengan menggunakan buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank. Buku kas umum digunakan untuk mencatat semua pengeluaran dan penerimaan berupa uang tunai yang ada pada Bendahara Nagari.

Buku pembantu pajak digunakan untuk mencatat setiap kas hasil pemotongan pajak dan penyetoran kas tersebut ke rekening Negara.

Buku bank digunakan untuk mencatat mutasi penyetoran ke rekening kas nagari dan penarikan dari rekening kas nagari pada bank.

d. Pelaporan

Menurut Permendagri No. 113 tahun 2014 mengenai pelaporan bahwa:

a. Wali Nagari menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBNagari kepada Bupati berupa laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun.

b. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBNagari c. Laporan realisasi pelaksanaan APBNagari disampaikan paling

lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.

d. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

(30)

e. Pertanggungajawaban

a. Wali Nagari menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Bupati melalui Camat yang terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

b. Laporan pertanggungjawaban ini disampaikan paling lambat satu bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

f. Pembinaan dan Pengawasan

a. Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran dana nagari, alokasi dana nagari, dan bagi hasil pajak dan retribusa daerah dari kabupaten/kota Wali Nagari

b. Pemerintah kabupaten/kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan nagari. (Permendagri No. 113 tahun 2014)

g. Laporan Keuangan Nagari

Menurut (Sujarweni : 2015) laporan keuangan nagari meliputi : a. Anggaran pendapatan dan belanja nagari

b. Buku kas umum

c. Buku kas harian pembantu d. Buku bank

e. Buku pajak

f. Buku investasi nagari g. Buku persediaan h. Buku modal i. Buku piutang

j. Buku hutang/kewajiban k. Neraca

l. Laporan realisasi anggaran (LRA) nagari

(31)

7. Asas Pengelolaan Keuangan Nagari

Ada beberapa azas pengelolaan keuangan nagari diantaranya adalah:

a. Keuangan nagari dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

b. Transparan sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan nagari.

c. Akuntabel sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

d. Partisipatif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dengan mengikutsertakan masyarakat dan kelembagaan yang ada di nagari.

e. Secara tertib sebagaimana yang terdapat pada ayat (1) bahwa keuangan nagari dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

f. Disiplin anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bahwa pengelolaan daerah harus berpedoman pada peraturan perundang- undangan.

g. Pengelolaan keuangan nagari sebagaimana yang telah disebutkan pada ayat (1) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Kemudian pada pasal 3 disebutkan mengenai asas pengelolaan keuangan nagari mengenai :

a. Pendapatan, belanja dan pembiayaan nagari yang dianggarkan dalam APBNagari harus berdasarkan pada ketentuan perundang- undangan.

(32)

b. Seluruh pendapatan nagari, belanja nagari dan pembiayaan nagari dianggarkan secara bruto dalam APBNagari. (Peraturan Bupati Tanah Datar No 11 Tahun 2015)

B. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, sehingga dapat dibandingkan dengan hasil penelitiannya.

Berdasarkan penelitian dari Lina Nasehatun Nafidah dan Nur Anisa (2017) dengan judul Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten Jombang. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan Perbup No. 33 tahun 2015 tentang pengelolaan keuangan desa secara garis besar sudah mencapai akuntabilitas, namun masih diperlukan pendamping desa dari pemerintah daerah yang intensif dalam membantu desa dalam mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Kemudian menurut Suci Indah Hanifah (2015) dengan judul penelitiannya Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa) Desa Kapatihan. Hasil penelitiannya adalah manajemen keuangan Desa Kapatihan sudah berdasarkan Permendagri No. 37 tahun 2007, namun pada pencatatan akuntansi masih memerlukan pembinaan dan pelatihan lebih lanjut, karena belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan.

Menurut Santi Deswita (2017) dengan judul penelitiannya Analisis Pelaporan Keuangan Desa berdasarkan Permendagri No. 113 tahun 2014 dan Perbup Tanah Datar nomor 11 tahun 2015 di Nagari Tabek Kecamatan Pariangan. Hasil penelitian bahwa dalam pelaporan keuangan Pemerintah Nagari Tabek pada tahun 2015 hanya menyajikan satu bentuk laporan keuangan yaitu laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan anggaran dan APBDesa yang mengacu pada Perbup 11 tahun 2015. Namun adanya pos pendapatan yang tidak merincikan masing-masing sumber dari pos pendapatan.

(33)

Sedangkan menurut Arista Widiyanti (2017) dengan judul penelitiannya Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Sumberejo Dan Desa Kandung, dari hasil penelitiannya berdasarkan Permendagri 113 tahun 2014 menunjukkan bahwa secara garis besar pengelolaan alokasi dana desa di Desa Sumberejo sudah akuntabel dan transparansi pada tahapan penatausahaan, pelaporan dan per- tanggungjawabannya, didukung pula dengan masyarakat yang turut aktif dalam melakukan pembangunan desa. Sedangkan untuk Desa Kandung menunjukkan hasil yang tidak akuntabel dan transparansi, bukan hanya tidak transparan terhadap masyarakat namun juga untuk pihak internalnya sendiri.

Berdasarkan pada penelitian yang relevan di atas, maka beberapa aspek yang membedakan dengan penelitian penulis adalah bahwa penelitian ini membahas tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pada Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan berdasarkan Permendagri nomor 113 tahun 2014.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian mengenai Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa di Nagari Batu Taba ini merupakan studi penelitian lapangan (field research) yang menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menguraikan pendapat responden apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitian, kemudian dianalisis dengan kata-kata yang melatar belakangi responden berperilaku seperti itu. Metode penelitian kualitatif ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna (data yang sebenarnya), data yang pasti yang merupakan nilai dibalik data yang tampak. (Husaini dan Purnomo, 2009:130).

B. Latar dan Waktu Penelitiaan

Tempat penelitian dilakukan di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada tanggan 10 Mei 2018 s/d 20 Januari2019.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Dalam hal ini yang menjadi kunci utama atau instrumennya adalah penulis sendiri. Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, maka penulis membutuhkan berbagai informasi dari berbagai informan-informan yang bersangkutan dengan penelitian yang sedang dilakukan, untuk itu penulis akan melakukan wawancara dengan para informan yang terlibat langsung dan memahami, serta dapat memberikan berbagai informasi mengenai pengelolaan dana nagari, yaitunya pemerintahan nagari, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari (LPMN) yang terkait dengan tim pelaksana kegiatan. Informan yang terkait dengan pemerintahan

(35)

nagari di wakili oleh Wali Nagari, Sekretaris Nagari, dan Bendahara Nagari.

Sedangkan LPMD akan diwakili oleh masyarakat tertentu terutama yang mengerti dengan Transparansi dan Akuntabilitas pengelolaan dana nagari.

D. Sumber Data

Dalam hal ini sumber data yang penulis gunakan adalah:

a. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber data utama yang berpengaruh langsung terhadap penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini sumber data primer yang dibutuhkan penulis adalah Wali Nagari Batu Taba, Bendahara Nagari Batu Taba, Sekretaris Nagari Batu Taba, dan tokoh masyarakat yaitu Bundo Kanduang, Kepala Jorong, Alim Ulama, yang dapat memberikan informasi pada penelitian ini.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder pada penelitian ini adalah masyarakat umum yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini, serta Laporan Keuangan Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan diantaranya adalah laporan keterangan pertanggungjawaban Nagari Batu Taba tahun 2018, Buku Bank Nagari Batu Taba Tahun 2018, dan Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APBNagari) Pemerintah Nagari Batu Taba Tahun Anggaran 2018.

Pada penelitian kualitatif ini, penulis melakukan observasi dan wawancara kepada masyarakat yang mengetahui tentang situasi sosial yang ada di Nagari Batu Taba. Penentuan sumber data pada masyarakat yang diwawancarai penulis lakukan dengan carasnowball sampling yaitu bersifat sementara, menggelinding seperti bola salju dan disesuaikan dengan kebutuhan/dipilih sampai jenuh. Pada penelitian kualitatif ini, penulis memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang dibutuhkan dan yang penulis rasa dapat memberikan informasi mengenai situasi sosial yang penulis butuhkan untuk skripsi ini.

(36)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada teknik pengumpulan data penulis menggunakan 2 teknik yaitunya teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.

a. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah suatu teknik yang digunakan dalam segi pelaksanaannya penulis berhadapan langsung dengan yang diwawancarai, dan juga dapat dilakukan dengan mengisi pertanyaan yang penulis berikan kepada yang di wawancarai dengan menjawabnya pada kesempatan lain. Dalam penelitian ini penulis akan malakukan wawancara kepada perangkat nagari yaitu Wali Nagari Batu Taba, Sekretaris Nagari Batu Taba, Bendahara Nagari Batu Taba, kemudian penulis juga melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat yaitu Bundo Kanduang, Kepala Jorong, Alim Ulama serta masyarakat umum lainnya.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan informasi dengan cara pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian seperti laporan keuangan, di dalam melaksanakan teknik dokumentasi peneliti menyelidiki dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Dokumen yang dibutuhkan dalam laporan keuangan dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.

Pada penelitian ini penulis membutuhkan laporan keuangan Nagari Batu Taba tahun 2018, Buku Bank Nagari Batu Taba Tahun 2018, dan Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APBNagari) Pemerintah Nagari Batu Taba Tahun Anggaran 2018 serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan transparansi dan akuntabilitas di Nagari Batu Taba seperti Baliho dll.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan penafsiran penelitan terhadap data yang telah diolah yang memberikan uraian atau gambaran secara tertulis tanpa data-data

(37)

statistik. Kemudian data yang sudah di olah tersebut di analisis secara deskriptif kualitatif dengan cara menguraikan dan menggambarkan bagaimana transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan nagari yang dianalisis berdasarkan ketentuan dan aturan yang berlaku.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan prosedur analisis data kualitatif dengan model Miles dan Huberman yang terdapat tiga macan kegiatan analisis :

1. Reduksi data

Reduksi data atau merangkum data yaitu memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting, kemudian ditelusuri tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

(Sugiyono, 2012:92)

Reduksi data dalam penelitian ini adalah memilih data-data yang telah diperoleh di lapangan dan mendukung topik penelitian yaitu laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari, Laporan Kekayaan Milik Nagari.

2. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart atau menyusun sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Sugiyono, 2012:95).

Penyajian data ini dilakukan dengan melihat keseluruhan data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan terkait dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana desa di Nagari Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan yang disajikan dalam bentuk teks naratif untuk menjelaskan proses yang terjadi dari tahap perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan laporan keuangan Nagari Batu Taba. Dari data yang di sajikan di olah berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan

(38)

sebelumnya untuk memperoleh gambaran lebih jelas agar dapat ditarik kesimpulan.

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. (Sugiyono, 2012:99)

Pada penelitian ini penulis menganalisis data yang diperoleh dilapangan yang terkait kesesuaiannya dengan Permendagri No. 113 tahun 2014, kemudian ditarik kesimpulan mengenai pelaporan keuangan Nagari Batu Taba dandisesuaikah dengan Permendagri No. 113 tahun 2014.

(39)

Tabel 3.1

Standar atau Kriteria Transparansi dan Akuntabilitas

Variable Kriteria Indikator

Transparansi

Terdapat pengumuman kebijakan anggaran.

Pemerintah Nagari menyediakan informasi kebijakan penggunaan anggaran yang memuat laporan realisasi pembangunan nagari, laporan realisasi anggaran, dan sebagainya di papan pengumaman informasi nagari/media yang disediakan pemerintah nagari.

Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses oleh masyarakat.

Pemerintah Nagari menyediakan dokumen anggaran dan mudah diakses melalui:

1. Media cetak.

2. Website pemerintah nagari.

3. Radio, dan

4. Media lainnya yang disediakan Pemerintah Nagari.

Tersedia laporan

pertanggungjawaban yang tepat waktu.

Pemerintah Nagari

menyajikan/menyerahkan informasi penyelenggaraan Pemerintah Nagari berdasarkan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku kepada Bupati/Walikota dalam waktu:

1. Laporan semester pertama diserahkan paling lambat akhir bulan juli tahun berjalan.

2. Laporan semester kedua diserahkan paling lambat pada akhir bulan januari tahun berikutnya.

(40)

Terakomodasinya suara/usulan rakyat.

Pemerintah nagari menerima suara/usulan rakyat dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.

Pemerintah nagari memberikan layanan informasi langsung atau tidak langsung mengenai informasi yang berkaitan dengan Pemerintah Nagari, kegiataan dan kinerja Pemerintah Nagari, dan laporan keuangan Pemerintah Nagari melalui media surat kabar, surat edaran, dan website.

Akuntabilitas

Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara terbuka, cepat, dan tepat.

Pemerintah Nagari

menyajikan/menyerahkan informasi penyelenggaraan Pemerintah Nagari berdasarkan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku kepada Bupati/Walikota dalam waktu:

1. Laporan semester pertama diserahkan paling lambat akhir bulan Juli tahun berjalan.

2. Laporan semester kedua diserahkan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Mampu memberikan

pelayanan yang memuaskan bagi publik.

Pemerintah Nagari harus memberikan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakatnya, diantaranya:

1. Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan.

(41)

2. Kenyamanan dalam memberikan pelayanan.

3. Kemudahan dalam proses pelayanan.

4. Memberikan pelayanan yang sama dan adil kepada masyarakatnya.

5. Merespon setiap keluhan masyarakat.

Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan.

1. Pemerintah Nagari mengajak dan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan nagari mulai dari penyusunan rencana pembangunan nagari sampai pelaksanaan pembangunan nagari.

2. Pemerintah Nagari menerima usulan/masukan dari masyarakat saat perumusan program nagari dan penetapan anggaran nagari.

Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional.

1. Pemerintah nagari mampu

menjelaskan dan

mempertanggungjawabkan

kebijakan-kebijakan penggunaan anggaran.

2. Pemerintah nagari menyampaikan dan menjelaskan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBNagari kepada

masyarakat dan badan

permusyawaratan nagari melalui musyawarah evaluasi kinerja pemerintah nagari.

Adanya sarana bagi publik Pemerintah Nagari menyediakan sarana

(42)

untuk menilai kinerja pemerintah.

bagi masyarakat untuk menilai kinerja pemerintah nagari, diantaranya:

1. Pemerintah NagariMenyediakan kotak saran untuk peningkatan pelayanan publik.

2. Musyawarah nagari sebagai sarana untuk mengevaluasi kinerja pemerintah nagari.

Sumber: Mardiasmo 2012:68

Pada standar atau kriteria akuntabilitas poin 2, yaitu mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, yang ada indikatornya, Pemerintah Nagari harus memberikan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat, diantaranya:

1. Ketetapan waktu dalam memberikan pelayanan. Standar waktunya adalah pada jam kerja pegawai pukul 08.00 s/d 16.00 WIB.

2. Kenyamanan dalam memberikan pelayanan, maksud dari kenyamanan itu sendiri adalah ketika masyarakat merasakan puas dengan pelayanan yang diberikan pegawai, standar kenyamanannya adalah ketika segala urusan masyarakat terselesaikan sesuai yang diharapkan dan tujuan masyarakat itu sendiri.

3. Memberikan pelayanan yang sama dan adil kepada masyarakat, maksudnya pegawai tidak memihak dan tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan walaupun masyarakat tersebut adalah keluarga/kerabat dekatnya.

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Data penelitian kualitatif berupa kata-kata, kalimat, statement, perilaku dan kejadian yang berhasil dikumpulkan dan telah diberi kode, kemudian dianalisis kebenarannya. Alat yang digunakan dalam menganalisis data dan informasi yang penulis lakukan adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah suatu proses membandingkan dan mengecek kembali derajat

(43)

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data atau informasi yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada saat wawancara pertama terkadang berbeda dengan wawancara pada hari berikutnya dengan pertanyaan yang sama. Apabila jawaban yang diberikan oleh informan tersebut masih berbeda-beda, maka jawaban tersebut belum dikatakan valid, namun apabila jawaban yang diberikan telah sama ketika pewawancara telah melakukan pertanyaan yang sama di hari yang berbeda maka jawaban nya sudah dapat dikatakan valid sehingga lebih kredibel. Untuk memperoleh kredibilitas atau tingkat kepercayaan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan triangulasi waktu.

(44)

36 BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Nagari Batu Taba 1. Kondisi Geografis

Kenagarian Batu Taba terdapat di Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar yang berbatasan dengan Nagari Tigo Koto di sebelah Utara, Nagari Tanjung Barulak di sebelah Barat, Nagari Tigo Koto di sebelah Timur, dan Danau Singkarak di sebelah Selatan. Nagari ini terletak di antara daratan rendah dan daratan tinggi sehingga suhu sedang dan kelembabanpun sedang, dimana ketinggiannya berada di antara± 380- 457 meter di atas permukaan laut (DPL), serta sebagian daerahnya terdiri dari bukit. Nagari Batu Taba memiliki bentang alam/morfologi yang unik, sebelah utara berbatas dengan perbukitan dan sebelah selatan berbatasan dengan Danau Singkarak.

Kondisi alam di Nagari Batu Taba yang terdiri dari lima Jorong, ini sangat di pengaruhi oleh kondisi Topografinya yang berbukit dan berlembah, sehingga Nagari Batu Taba beriklim sedang dengan temperatur bervariasi antara 20°C -30°C dengan curah hujan 1500-2500 mm/th.

Batas antara Jorong yang tergabung dalam Nagari Batu Taba di tandai dengan batas alam seperti sungai, sawah, dan perbukitan. Jorong yang tergabung dalam kenagarian Batu Taba antara lain:

a. Jorong Galanggang, dengan luas ± 95,27 ha b. Jorong Baringin, dengan luas ± 440,42 ha c. Jorong Tibalau, dengan luas ± 844,09 ha d. Jorong Mato Aia, dengan luas ± 149,39 ha e. Jorong Mutiara, dengan luas ± 837,51 ha

(45)

Kenagarian Batu Taba berdasarkan hasil dari pengukuran dengan menggunakan GPS memiliki luas kurang lebih 2367,5 ha. Adapun yang menjadi pusat pemerintahan dalam Kenagarian Batu Taba terdapat di jorong Mato Aia. Penyebaran penduduk di Nagari Batu Taba ini tidak merata, hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk perjorongnya. Selain itu sebagian penduduk ada yang memiliki tempat tinggal yang dua, dikarenakan area lahan pertanian mereka yang jauh dari tempat tinggal mereka.

2. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Nagari Batu Taba pada saat ini sebanyak 3.053 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.926 jiwa dan perempuan 1.127 jiwa yang tersebar pada 5 Jorong ( Jorong Galanggang, Baringin, Tibalau, Mato Aia dan Mutiara), dengan jumlah kepala keluarga 530 KK, dan dari 530 KK tersebut terdapat 200 KK miskin dengan alasan ekonomi dan SDM nya rendah. Batas-batas Nagari Batu Taba adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari III Koto.

b. Sebelah Selatan berbatas dengan Danau Singkarak.

c. Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Tanjung Barulak Kec. Batipuh Selatan

d. Sebelah Timur berbatas dengan Nagari III Koto Kecamatan Simawang

3. Kondisi Ekonomi

a. Potensi unggulan nagari

Pada sektor perekonomian Nagari Batu Taba menjadikan tanaman buah-buahan dan pertanian sawah sebagai potensi unggulan, mayoritas Nagari Batu Taba bergerak dalam bidang pertanian dan tergabung pada 11 kelompok tani, dengan digerakkannya usaha tentang buah-buahan diharapkan nantinya Nagari Batu Taba sebagai nagari sentra buah-buahan.

(46)

b. Pertumbuhan Ekonomi

Mayoritas penduduk di Kenagarian Batu Taba bermata pencaharian dibidang pertanian yang berbeda dalam organisasi kelompok tani sebanyak 14 kelompok, dan gapoktan (gerakan kelompok tani) 3 buah kelompok, dengan tingkat pendapatan Rp 500.000,- sampai Rp 800.000,- perbulannya. Selain itu ada juga yang berternak sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan ikan.

4. Visi dan Misi Nagari Batu Taba a. Visi

Terwujudnya masyarakat Nagari Batu Taba yang beradat, berakhlak, berpendidikan, dan sejahtera.

b. Misi

a) Peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT masyarakat Nagari Batu Taba.

b) Peningkatan kwalitas sumber daya manusia masyarakat Nagari Batu Taba.

c) Menciptakan suatu pemerintahan yang baik, jujur, bersih, transparan dan akuntabel.

d) Meningkatan kesejahteraan masyarakat Nagari Batu Taba 5. Prioritas Nagari

a. Sektor pertanian, perkebunan dan peternakan

Pada sektor pertanian di Nagari Batu Taba pada umumnya menghasilkan padi sawah dan jagung. Pada sektor perkebunan mengarah kepada tanaman buah-buahan. Sedangkan sektor perternakan mengarah kepada ternak sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan kolam ikan. Nagari Batu Taba pada saat sekarang ini sudah mempunyai 12 kelompok tani dengan jenis komoditi: padi, jagung, buah-buahan, cabe, ayam, dan sapi.

(47)

b. Sektor kerajinan rumah tangga

Kerajinan rumah tangga yang ada di Nagari Batu Baba antara lain usaha kasur santai yang cukup banyak menyerap tenaga kerja, pengolahan buah-buahan, pengolahan ikan.

c. Sektor Pendidikan

Pada sektor pendidikan di Nagari Batu Taba terdapat lembaga pendidikan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data pada sektor pendidikan di Nagari Batu Taba Dari PAUD s/d SLTA

No Nama Sekolah Alamat

1. Paud Bunda Mato Aia

2. TK Baiturrahmah Galanggang

3. TK Aisyiyah Mato Aia

4. TK IT Manaarul Quran Baringin

5. SDN 010 Batsel Galanggang

6. SDN 05 Batsel Mato Aia

7. MI Muhammadiyah Mato Aia

8. MTsN Batu Taba Galanggang

9. MTsS Batu Taba Tibalau

10. MAS Batu Taba Tibalau

d. Sektor kesehatan

Dalam sektor kesehatan Nagari Batu Taba memiliki 1 klinik Dokter Umum dan 1 polindes, 4 buah Posyandu dengan 20 orang kader.

e. Sektor agama

Di Nagari Batu Taba terdapat 3 mesjid yang tersebar di 3 jorong yaitu :

(48)

Tabel 4.2

Data Mesjid Nagari Batu Taba

No Nama Mesjid Alamat

1. Mesjid Nurul Ikhlas Galanggang

2. Mesjid Raya Baringin

3. Mesjid Taqwa Mutiara

Selain mesjid juga terdapat 40 surau/mushola, dimana setiap mesjid, surau/mushola memiliki kegiatan rutin wirid pengajian, wirid yasinan tiga kelompok, DDS satu kali dalam seminggu, dan DDS gabungan yang diadakan satu kali dalam satu bulan di mesjid yang ada dalam Nagari Batu Taba secara bergilir dibawah koordinasi LDS Nagari Batu Taba.

f. Sektor Pemerintahan dan Kelembagaan

Dengan telah berlakunya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat nomor 9 tahun 2002 tentang sistem pemerintahan Nagari dan untuk Kab Tanah Datar telah dikeluarkan juga payung Hukum Nagari yang ada di Kabupaten Tanah Datar nomor 4 tahun 2008 tentang Nagari, maka dengan demikian Pemerintah Nagari Batu Taba berhak melaksanakan urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan Otonomi Daerah yang memiliki Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Batu Taba dan lembaga unsur lainnya sebagai mitra dalam rangka pemberdayaan masyarakat ditingkat Nagari Batu Taba, empat lembaga unsur yaitu : Cadiak Pandai, Bundo Kanduang, Alim Ulama, Serta Pemuda Nagari.

g. Sektor Keamanan

Untuk terjaganya keamanan yang kondusif maka Nagari Batu Taba memaksimalkan peran FKPM (Forum Kemitraan Polisi Masyarakat) di Nagari Batu Taba, maka FKPM beranggotakan 16 orang yang tersebar di setiap jorong dalam Kenagarian Batu Taba.

(49)

Tabel 4.3

Anggota Sektor Keamanan Nagari Batu Taba

No Nama Jabatan

1. R. Dt. Rajo Sampono Ketua

2. Ardios Wakil

3. Khairul Bahri Bendahara

4. E.K. Bahri Sekretaris

5. J.St.Mudo Penyelesaian Masalah

6 R.St.Pamenan Penyelesaian Masalah 7 D.St.Bandaro Penyelesaian Masalah 8 J.St Barbanso Penyelesaian Masalah

9 Indra St Batuah Keamanan

10 Eriyantost. Batuah Keamanan

11 Syafrizal Keamanan

12 Edi Arif Rafli Keamanan

13 Muslim Humas

14 Afrizal St. Panduko Humas

15 M.Nano Humas

16 Martias Humas

Juga telah dibentuk satuan pengamanan lingkungan (SATLIMAS) yang bertugas menjaga ketertiban dalam nagari, Satlimas ini bertugas mengamankan nagari, mengamankan setiap kegiatan yang berlangsung di dalam nagari, seperti event-event kegiatan nagari baik pada acara arak arakan yang menggunakan jalan raya, maupun menjaga asset dan hasil hasil pembangunan nagari.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat memperbaiki hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen yang diyakini dapat

PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN 13660006... UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK

Untuk pembahasan dari penelitian evaluasi THD secara otomatis pada sisi input jala-jala konverter ac-dc tiga fasa terkendali meliputi; data pengamatan, data

Permasalahan dari penelitian ini yaitu pertama, bagaimana posisi arah kiblat di Jorong Batu Basa Nagari Batu Basa Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar dengan

diperoleh di lapangan diketahui bahwa pemanfaatan hasil hutan yang terdapat di Dusun Lemang dan Siamang diantaranya pemanfaatan petai, pemanfaatan ikan, pemanfaatan

TIDAK RAHASIA Ketidakmampuan untuk meningkatkan harga jual di dalam negeri secara wajar yang bertujuan untuk menutupi atau mengganti kenaikan biaya produksi serta penurunan

dievaluasi  dalam  konteks  analisis  keuangan.  Ada  dua  hal  yang  mendasari  keyakinannya  tersebut.  Pertama,  tidaklah  mungkin  mengukur  results  yang 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas proses belajar mengajar bidang keahlian teknik bangunan di SMKN 1 Seyegan pasca