• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Manfaat

1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja.

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja yang sebenarnya, khususnya mengenai analisa core batuan reservoir.

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan. Pada umumnya core diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif, data core merupakan data yang paling dipercaya untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Tujuan dari analisa core, yaitu mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus selama pemboran berlangsung. Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam menentukan tanda adanya minyak dan gas dan untuk deskripsi lithologi batuan. Dalam analisa cutting ini, dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan kedalaman. Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salah satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting dan analisa logging. Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir.

2.1 Sifat-Sifat Batuan Inti

Pada bagian ini, fitur utama petrologi dan petrofisika batuan reservoir akan menjadi dibahas. Beberapa teknik langsung dan tidak langsung akan disajikan, yang memudahkan penentuan properti ini di beberapa titik tetap di ruang reservoir, yaitu lokasi sumur. Tujuan keseluruhan dalam hal ini adalah untuk mendapatkan, jika memungkinkan,

profil vertikal setiap properti untuk jumlah sumur terbanyak. Menghasilkan profil vertikal properti batuan adalah fokus utama dari apa yang normal disebut evaluasi petrofisika. Idealnya, profil ini harus dibuat dengan pengukuran langsung pada sampel core, karena data ini mungkin yang paling akurat. Namun, beberapa reservoir di seluruh dunia memiliki cukup banyak sumur inti. Faktanya, dalam sebagian besar kasus, satu-satunya informasi yang tersedia di setiap sumur adalah beberapa rangkaian log kabel dan untuk alasan ini log sumur biasanya menggunakan tulang punggung petrofisika. Semua model informasi lain harus digunakan untuk mengkalibrasi dan meningkatkan kualitas dari interpretasi profil log sumur.

Definisi model petrofisika yang konsisten bukanlah tugas yang mudah, terutama bila data memiliki kualitas yang buruk. Dalam semua kasus, intesasi yang benar dari semua sumber yang tersedia memungkinkan penggunaan data yang terbaik. Di bagian berikut, penekanan khusus akan diberikan diberikan untuk masalah integrasi ini. (Consentino ; 88)

Sifat –sifat fisik inti batuan tersebut diantaranya:

1. Porositas (Porosity)

2. Permeabilitas (Permeability) 3. Grain Density

4. Resistivity Formation Factor dan Resistivity Index 5. Tekanan Kapiler (Capillary Pressure)

6. Derajat Kebasahan (Wettability)

7. Kompresibilitas Batuan (Rock Compessibility)

6

8. Dan sebagainya

2.2 Tujuan Pengambilan Core

1 Untuk analisa reservoir dengan mendeskripsi aspek sedimentologi dan mempelajari struktur sehingga menghasilkan suatu model reservoir geologi yang digunakan untuk simulasi reservoir.

2 Menetapkan keberadaan dari hidrokarbon.

3 Mengetahui nilai-nilai basic properties dari suatu batuan (porositas, permeabilitas, saturasi, dan grain density) dan menentukan area perubahan sifat- sifat fisik batuan dan faktor yang mempengaruhi kualitas reservoir.

4 Menentukan kapasitas penyimpanan (storage capacity) dan kapasitas aliran pada formasi yang berperan sebagai reservoir.

5 Memprediksi dari produksi gas, minyak dan air untuk reserve estimates dan permodelan reservoir.

6 Menentukan lingkungan pengendapan untuk membantu menentukan bentuk dan luasan sebaran reservoir.

7 Mengetahui stabilitas formasi, yaitu untuk menentukan kekuatan formasi di bawah permukaan pada berbagai kondisi yang diperkirakan selama pelaksanaan pengeboran dan produksi untuk menghindari kerusakan formasi (formation damage control).

2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur

Analisa core dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali dengan coring. Ketika formasi berpori ditembus, padatan terdispersi dari fiter cake yang membatasi masuknya pengeboran ke dalam formasi. Untuk mendapatkan sampel dengan ukuran yang cukup dari pengukuran sifat fisik batuan formasi, maka dalam pemboran rotari inti formasi diperlukan dua jenis alat : (1) coring rotarry alat tipe bottom hole coring dan (2) tipe side wall coring. Alat bottom hole coring, sesuai dengan namanya, digunakan untuk pembentukan inti karena lubang dibor lebih dalam. Alat side wall coring digunakan untuk mendapatkan sampel formasi yang sebelumnya telah ditembus oleh bor. (Amyx. J ; 27)

2.4 Jenis Core Sample di Laboratorium

Sejatinya jenis core hanya terbagi menjadi Conventional dan Side-Wall Core, jika core yang dianalisa di laboratorium dibedakan sebagai berikut:

1. Conventional Core Plug adalah core plug sample yang diambil dengan proses pengeboran. Dimana core yang di analisa, di bor sejajar dengan arah perlapisan (horizontal plug) atau tegak lurus dengan perlapisan apabila akan mendapatkan vertical core plug sample. Core plug akan berbentuk silindris dengan ukuran diametenya 1,0 atau 1,5 inchi tergantung dari kebutuhan analisa.

8

Gambar 2.1 Conventional Core (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

2. Side-Wall Core merupakan core sample yang diambil pada dinding lubang sumur. Datanya dipakai untuk pengecekan litologi batuan dan kandungan fluida, serta sifat-sifat batuan lainnya. Terdapat 2 jenis core untuk side wall core, yaitu:

a. Percussion Core adalah core yang diambil dengan cara di tembak ke dinding formasi.

Gambar 2.2 Side Wall Core (Percussion) (Sumber : Dokumentasi, 24 Meii 2019)

b. Rotary Core adalah core yang di bor dari dinding sumur atau formasi.

Gambar 2.3 Side Wall Core (Rotary) (Sumber : Dokumentasi, 24 Meii 2019)

3. Full Diameter Core yaitu core yang dianalisa diameternya sesuai seperti aslinya dan panjangnya sekitar 6 inchi, analisa ini pada batuan heterogen atau terdapat rekahan atau rongga.

Gambar 2.4 Full Diameter Core (Sumber : Dokumentasi, 24 Meii 2019) 2.5 Persiapan Sebelum Analisa

Pada core handling dilaboratorium terdapat beberapa langkah yaitu : 1. Check list kedalaman, menyamakan label pada barrel dengan kenyataan 2. Spectra Gamma Ray

Spectral Gamma dilakukan sebelum pengukuran sifat-sifat batuan tujuannya untuk menentukan kandungan radioaktif, seperti Uranium(U), Potasium(K) dan Thorium(Th), dari alat ini akan dihasilkan berupa log (chart). Dari pembacaan chart log dapat diketahui jenis dari batuan tersebut.

Jika memiliki radiasi gamma ray yang tinggi maka termasuk jenis batuan shale atau clay, jika radiasinya sedang maka termasuk jenis sandstone dan jika radiasinya rendah maka termasuk jenis limestone. Hasil dari pengujian ini biasanya dalam bentuk log yang dipakai untuk menentukan zona reservoir, sebagai shifting depth untuk mencocokan kedalaman dengan logging di lapangan , mengurangi core yang tidak perlu dianalisa.

10

Gambar 2.5 Alat Spectra Gamma Ray (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019) 3. CT-Scan

CT-Scan adalah alat yang menggunakan media x-ray dapat dilakukan ketika sample masih berada dalam core barrel. CT-SCAN dilakukan untuk mengetahui kondisi core secara 3 dimensi didalam core barrel tanpa harus merusak atau membuka barrel tersebut., prinsip kerjanya hampir sama saja dengan scanner dirumah sakit.

Gambar 2.6 Alat CT-Scan (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019) 4. Opencore dari corebarrel

Gambar 2.7 Proses open core (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

5. Lay out, di susun dan refitting. Sesuaikan from top to bottom, laminasi core yang terbentuk di sesuaikan dengan susunan yang sesuai, agar saat di analisa mendapatkan hasil yang akurat

6. Tulis kode top and bottom berupa garis merah dan biru pada badan core secara keseluruhan

Gambar 2.8 Proses Penomoran Core (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

7. Foto keseluruhan badan core dengan mode white light dan UV (ultra violet) light

12

Gambar 2.9 Pemotretan core dengan white danUV light (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

8. Menentukan bagian mana yang klien minta untuk di analisa, biasanya per 1 feet di ambil sample. Jika memakai deanstark tidak perlu mengambil sample untuk retort. Namun jika memakai retort perlu di ambil sample sebanyak 120 gr. 100 gr untuk di bomb retort dan 20 gr untuk bulk volume.

9. Plugging

Setelah gamma ray dilakukan dan menerima permintaan klien (vertikal maupun horizontal plug) kita sudah bisa mengetahui zona mana yang akan di analisa. Karena tidak semua bagian dari sampel akan di analisa. Oleh sebab itu core diberi tanda pada bagian mana yang akan di plugging untuk di analisa. Plugging adalah proses pembuatan sampel dengan ukuran 1,0 atau 1,5 inch dari full diameter core.

Gambar 2.10 Alat Plugging (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

10. Preservedcore, yaitu core cadangan yang mungkin suatu saat klien kita ingin menganalisa bagian zona tersebut di lain waktu, tanpa perlu kehilangan zona kedalaman tertentu. Ini dapat merupakan saran dari bagian lab ataupun klien yang meminta sendiri.

11. Slabbing, yaitu membelah core menjadi 2/3 dan 1/3 bagian. Yang merupakan 2/3 bagian untuk sampel analisa dan 1/3 bagian untuk kebutuhan display. Untuk bagian display core dilakukan pemolesan agar core dapat memperlihatkan pori-pori batuannya. Untuk batuan limestone di perlukan pemberian cairan HCl, agar pori-prinya dapat terlihat. Untuk batuan sandstone tidak perlu di berikan HCl, karena pori-porinya sudah terlihat jelas.

14

Gambar 2.11 Alat Slabbing (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

12. Foto lagi untuk core bagian 1/3. Mode UV (ultra violet) light dan white light.

13. Cleanning

Setelah sampel sudah di plugging maka sampel harus di cleaning untuk di bersihkan dari kandungan miyakdan garam.

Cleaning adalah proses pencucian atau pembersihan core menggunakan larutan toluene dan methanol. Toluene digunakan untuk membersihkan minyak dan mineral-mineral yang terkandung pada plug sample dan methanol digunakan untuk membersihkan garam yang terkandung pada plug tersebut. Terdapat cuci panas dan cuci dingin. Jika cuci panas di khususkan untuk batuan limestone, jika cuci

dingin untuk batuan sandstone. Alat yang digunakan adalah soxhlet extractor.

Gambar 5.12 Soxhlet Extractor (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019) 14. Drying

Setelah proses pencucian selesai, sampel harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan ke dalam oven. Terdapat dua macam oven yaitu, humidityoven atau convectional oven.

2.6 Analisa Batuan Inti (Core)

Analisa batuan inti dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali dengan coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi bawah permukaan. Core sampel inilah yang nantinya diuji dalam laboratorium untuk mengetahui sifat fisik batuannya. Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah permukaan (core) diperoleh.

Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama

16

pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selain itu data batuan inti ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging. Prosedur analisa batuan inti pada dasarnya terdiri atas 2 bagian, yaitu Routine Core Analysis dan Special Core Analysis.

2.7 Analisa Rutin Core

Analisa rutin core biasanya dilakukan untuk sumur-sumur eksplorasi, Analisa rutin core umumnya berkisar pada pengukuran sifat-sifat fisik seperti porositas, permeabilitas, dan saturasi. Proses pengujian yang dilakukan pada analisa rutin batuan inti ini, jenis coresample yang digunakan merupakan jenis conventional core dimana sample tersebut dalam keadaan kering, sample tersebut telah dicuci untuk menghilangkan garam dan hidrokarbon, kemudian di oven agar sample tersebut benar-benar bersih dari fluida yang ada didalamnya. Data yang diperoleh dalam analisa ini sangat berkaitan dengan proses analisa spesial batuan inti dan analisa-analisa penunjang lainnya. Pengujian analisa-analisa rutin batuan tersebut yaitu:

1. Porositas

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang kosong (pori-pori) terhadap volume total ( Bulk Volume) dari suatu batuan.

Ruang kosong tersebut dapat merupakan pori-pori yang saling berhubungan antara satu sama lain, tetapi dapat pula merupakan rongga-rongga yang saling terpisah atau tersekat. (Herlan ; VI-1)

Prinsip dasar pengukuran porositas ini adalah menggunakan metode Boyle’s Law, dimana analisa dilakukan dengan menginjeksikan gas helium kedalam pori-pori batuan tersebut. Besar-kecilnya porositas suatu batuan akan menetukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.

Secara matematis porositas dapat dinyatakan sebagai:

... (Persamaan 2.1)

... (Persamaan 2.2) Dimana :

ø = Porositas pori dalam % Vp = Volume pori-pori, (cm3) Vb = Volume bulk, (cm3) Vg = Volume grain, (cm3 )

Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, porositas absolute dan porositas efektif

18

Tabel 2.I Ukuran Porositas dan Kuantitas

Porositas (%) Kuantitas

( 0% – 5 %) Dapat diabaikan (negligible)

(5% – 10%) buruk (poor)

(10%- 15%) cukup baik (fair)

(15%- 20%) baik (good)

(20%- 25%) sangat baik (very good) (>25%) istimewa (excellent)

2. Permeabilitas

Permeabilitas adalah sifat fisik inti batuan reservoir untuk dapat meloloskan atau melewatkan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut.

Permeabilitas merupakan fungsi tingkat hubungan ruang antar pori-pori batuan. Prinsip pengukuran permeabilitas yaitu dengan mengalirkan gas kedalam sample kering sebagai fluida yang mengalir.

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Permeabilitas absolute, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100%

b. Permeabilitas efektif, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas

efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak,gas dan air.

c. Permeabilitas relatif, merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolute pada kondisi saturasi tertentu.

Harga permeabilitas relatif antara 0 – 1.

Teknik pengukuran permeabilitas batuan di laboratorium pada umumnya pengukuran dilakukan dengan menggunakan gas atau udara kering. Hal ini untuk menghindari terjadinya swelling dari sample core yang mengandung clay. Rumus untuk menentukan permeabilitas dengan alat permeameter ini sebagai berikut :

(Persamaan 2.3) Dimana : Ka = permeabilitas, mD

L = panjang sample, cm W = water reading, skala air

C = mercury reading, skala mercury BV = Bulk Volume, cm3

200 = konstanta yang ditentukan saat kalibrasi orifice Ka = O x W x C x L2

BV x 200

20

Tabel 2.2 Skala Permeabilitas Skala Permeabilitas (mD) Keterangan

0 - 5 Ketat

5 – 10 Cukup

10 – 100 Baik

100 – 1000 Baik sekali

3. Saturasi

Saturasi adalah jumlah tiap fluida per satuan volume pori (So, Sw, dan Sg) untuk menentukan jumlah fluida hidrokarbon didalam reservoir perlu diketahui isi cairan dari dalam batuan. Reservoir minyak terbentuk dari sedimen yang terendapkan pada dasar lautan, dengan demikian lapisan sedimen ini sejak awalnya sudah terjenuhi oleh air asin. (Herlan ; V-1).

Adapun jenis- jenis dari saturasi batuan reservoir yaitu:

a. Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang dinyatakan dengan Sg.

b. Saturasi minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume pori total yang dinyatakan dengan So.

c. Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang dinyatakan dengan Sw.

Persamaan untuk saturasi suatu fluida dapat dirumuskan sebagai berikut :

... (persamaan 2.5)

... (persamaan 2.6)

... (persamaan 2.7) Keterangan :

Vw = volume air, cc Vp = Volume pori, cc Vg = Volume gas, cc Vo = Volume minyak, cc

Jika pori – pori batuan diisi oleh fluida minyak, gas, dan air, maka berlaku hubungan :

(persamaan 2.8) Jika diisi oleh minyak dan air saja, maka berlaku hubungan :

... (persamaan 2.9) Adapun metode-metode dalam pengukuran saturasi

a. Metode penjenuhan (Retort Summation Method) b. Metode Dean Stark

2.8 Analisa Special Core

Analisa spesial batuan ini dapat dikelompokkan menjadi dua tipe pengukuran, yaitu pengukuran pada kondisi statis dan pengukuran pada

22

kondisi dinamis. Pengukuran pada kondisi statis meliputi pengukuran tekanan kapiler, sifat-sifat listrik dan kecepatan rambat suara, wetabilitas, kompresibilitas batuan, dan study petrografi. Sedangkan yang termasuk dalam pengukuran pengukuran pada kondisi dinamis meliputi permebilitas relative, thermal recovery, residual saturasi, water flood evaluation, liquid permeabilitas dan formation damage.

2.9 Hubungan Data Rutin Dan Special Core

Pada prinsipnya data analisa core rutin dipakai untuk memilih core sample yang akan digunakan pada analisa special core, caranya yaitu dengan membuat plot antara data K vs , kemudian core sample untuk analisa special dipilih berdasarkan ranking harga K dan serta tipe litologi batuan yang dievaluasi. Kurva tekanan kapiler, permeabilitas, relatip dan water cut ada hubungannya dengan saturasi air. Pemilihan Water cut dapat membantu dalam memperkirakan Swc dari kurvatekanan kapiler untuk setiap sample yang dianalisa. Berdasarkan kurva, dengan pengambilan water cut sebesar 5% akan diperoleh harga critical water saturation yaitu pada titik potong pada kurva tekanan kapiler. (Adim ; XXIV-1)

23

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

Tugas Akhir telah dilaksanakan sejak tanggal 29 Mei 2019 sampai dengan 28 Juni 2019 dan bertempat di PT. Geoservices, mahasiswa diharapkan mampu melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di lapangan menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Tugas Akhir dan kajian yang akan dilaksanakan, maka dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :

3.1. Pendahuluan

Data yang diperoleh dari buku–buku atau hand book sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan dengan topik yang di tulis. Buku yang digunakan adalah Petunjuk Analisa Laboratorium Sifat Batuan Reservoar Minyak Dan Gas Bumi oleh Adim Herlan tahun 1993, Reservoir Rock Properties Analysis oleh Mahisi Mohsen tahun 2010, Experimental Reservoir Engineering Laboratory Workbook oleh Abtahi Manoochehr tahun 2003

24

3.2. Pengambilan Data

Data yang di peroleh dari pengamatan secara sistematis mengenai hal-hal yang terjadi dilapangan serta mengumpulkan data-data dan mengurutkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Data yang di peroleh dari penelitian secara langsung tentang Analisa Core Rutin. Berdasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan tugas akhir.

3.3 Pengolahan Data

Data-data diperoleh dari pembimbing lapangan langsung maupun staf yang ada di PT. Geoservices. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan bapak M. Trimudi Hartono selaku pembimbing lapangan berupa cara perhitungan dan tahapan–tahapan yang harus dilakukan pada saat merencanakan suatu program Core Rutin

3.4 Flowchart 1. Mencari nilai Porositas () 2. Mencari nilai Permeabilitas

(K)

3. Mencari nilai Saturasi dari metode retort oven (So, Sw, Sg)

a. Permeabilitas (Ka) 3. Saturasi.

26

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan

PT.Geoservices adalah perusahaan terbatas (Ltd.) yang memiliki dasar yang solid keahlian mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan minyak, gas, batubara, mineral dan industri panas bumi Indonesia. Awalnya menyediakan sampe lapangan dan análisis kimia untuk industri mineral. PT.Geoservices telah melakuka diversifikasi layanan dan memperluas pelanggannya.

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

“Excelent Services With High Professional Integrity” merupakan filosofi yang dimiliki.Untuk memberikan layanan yang lebih baik di seluruh nusantara. PT.Geoservices terus memperluas operasinya dari basis Bandung aslinya, didirikan pada tahun 1971. Perusahaan sekarang memiliki kantor cabang di Jakarta serta lokasi penting lainnya, termasuk Samarinda (Kalimantan Timur), Balikpapan (Kalimantan Timur), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan Pekanbaru (Riau).

PT. Geoservices dikenal karena keahlian dan kehandalan di semua bidang kegiatan. Pertumbuhan ukuran dan reputasi perusahaan telah berakar dalam keunggulan karyawannya. Landasan untuk keunggulan ini adalah komitmen jangka panjang untuk pengembangan keterampilan dan pengetahuan, termasuk pelatihan lepas pantai karyawan lokal dan interaksi dengan konsultan asing yang pindah ke Indonesia untuk berbagai periode waktu.

Untuk memfasilitasi transfer teknologi PT. Geoservices masuk ke Joint Venture atau perjanjian bantuan teknis dengan perusahaan berbasis asing yang diakui sebagai pemimpin di bidang masing-masing. Kombinasi tenaga berpengalaman, instrumentasi modern, pelatihan staff yang ekstensif dan prosedur pengendalian kualitas yang ketat telah menjadikan PT.

Geoservices diterima di seluruh dunia. Dedikasi untuk mempertahankan standar tinggi di Indonesia memastikan bahwa layanan perusahaan akan dinikmati dan diakui oleh internasional untuk bertahun-tahun yang akan datang.

4.2 Divisi-Divisi

PT. Geoservices merupakan perusahaan besar yang memiliki banyak divisi, diantaranya:

1. Consultancy

2. Geoassay Testing Laboratory 3. SAPD (Seismic Scan & Archive)

28

4. Coalbed Methane Division 5. Environmental Laboratory

6. Geological & Laboratory Services Division 7. Geotechnical Laboratory

8. Heavy Equipment Rental & Services

4.3 Geological & Laboratory Services Division PT.Geoservices

Gambar 4.2 Logo PT. GEOSERVICES

Divisi ini menyediakan layanan utama berupa analisa laboratorium geologi &core untuk industri minyak & gas, coal bed methane, geothermal& mineral.

Divisi ini menyediakan pengukuran dan pengamatan yang akurat, didukung oleh kualitas kontrol, interpretasi dan pelaporan yang hati-hati.

Proyek ini dikerjakan di lapangan dan di laboratorium lokasi klien.

Pengalaman yang dimiliki divisi ini sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan telah melakukan berbagai proyek bahkan di sebagian Negara lain seperti Asia, Timur Tengah dan Afrika.

Layanan tersebut meliputi bidang-bidang utama berikut analisis dan interpretasi:

1. Rock Description 2. Core Analysis 3. Stratigraphy

4. Petroleum Geochemistry & Fluids 5. Environmental

6. PVT Analysis

30

BAB V PEMBAHASAN

Tujuan dari analisa core, yaitu mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus pada saat pemboran berlangsung. Pada pembahasan ini, digunakan tiga sampel plug dengan ID sample yang berbeda dan masing-masing plug memiliki nilai porositas, permeabilitas dan saturasi yang berbeda, untuk menentukan nilai porositas digunakan plug dengan ID sample 410, 411, dan 412. Sama halnya untuk menentukan nilai permeabilitas dan saturasi digunakan plug yang sama, pada saat menentukan saturasi dengan Alat Conventional Retort Oven, digunakan sampel yang berbeda tetapi pada kedalaman yang sama dengan plug. Kedalaman dari sampel 410 yaitu 316,00 m, Sampel 411 yaitu 316.80 m dan untuk sampel 412 yaitu 317.20 m. Pada tiap sampel yang digunakan harus bebas dari gangguan atau rekahan, karena akan dapat menganggu perhitungan tiap masing-masing alat. Seperti untuk mencari porositas, harus

Tujuan dari analisa core, yaitu mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus pada saat pemboran berlangsung. Pada pembahasan ini, digunakan tiga sampel plug dengan ID sample yang berbeda dan masing-masing plug memiliki nilai porositas, permeabilitas dan saturasi yang berbeda, untuk menentukan nilai porositas digunakan plug dengan ID sample 410, 411, dan 412. Sama halnya untuk menentukan nilai permeabilitas dan saturasi digunakan plug yang sama, pada saat menentukan saturasi dengan Alat Conventional Retort Oven, digunakan sampel yang berbeda tetapi pada kedalaman yang sama dengan plug. Kedalaman dari sampel 410 yaitu 316,00 m, Sampel 411 yaitu 316.80 m dan untuk sampel 412 yaitu 317.20 m. Pada tiap sampel yang digunakan harus bebas dari gangguan atau rekahan, karena akan dapat menganggu perhitungan tiap masing-masing alat. Seperti untuk mencari porositas, harus

Dokumen terkait