• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN METODE ANALISA RUTIN CORE PADA SUMUR BE LAPANGAN BEL PT. GEOSERVICES LAPORAN TUGAS AKHIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN METODE ANALISA RUTIN CORE PADA SUMUR BE LAPANGAN BEL PT. GEOSERVICES LAPORAN TUGAS AKHIR."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN METODE ANALISA RUTIN CORE PADA SUMUR BE

LAPANGAN BEL PT. GEOSERVICES

LAPORAN TUGAS AKHIR

oleh :

Hanz Maulana Ahmad 14010218

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU 2020

(2)

i

LAPANGAN BEL PT. GEOSERVICES

LAPORAN TUGAS AKHIR

oleh :

Hanz Maulana Ahmad 14010218

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU 2020

(3)

ii

PENENTUAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN METODE ANALISA RUTIN CORE PADA SUMUR BE

LAPANGAN BEL PT. GEOSERVICES

Nama : Hanz Maulana Ahmad

Nim : 14010218

Pembimbing I : Agustina Prihantini, S.T

Pembimbing II : Winarto. M.T

Pembimbing Lapangan : M. Trimudi Hartono

ABSTRAK

Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan. Pada umumnya core diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif. Pengambilan data dalam industry perminyakan masih mendasari teknik hasil analisa core, karena teknik tersebut masih merupakan sumber data yang dipercaya karena dapat langsung memberikan informasi selama pengeboran berlangsung dan juga dalam melakukan evaluasi formasi reservoir. Dengan membandingkan data hasil loging yang dilakukan pada saat pengeboran dengan sample coring yang di ambil pada kedalaman tertentu. Tujuan akhir dari dilakukannya Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui nilai porositas dari setiap sample yang dianalisa, menentukan nilai porositas terbaik dari setiap sample yang dianalisa dan mengevaluasi data hasil analisa core rutin. Metode penelitian yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah teknik pengumpulan data dengan wawancara, pengumpulan data tertulis, dan pengambilan dokumentasi.

Pengumpulan data dengan wawancara yaitu mengajukan pertanyaan bedasarkan objek penelitian kepada pembimbing lapangan, pengumpulan data tertulis yaitu mempelajari literatur yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti, dan pengambilan dokumentasi yaitu mengambil data dengan pengambilan gambar yang digunakan sebagai bahan laporan. Metode pengukuran porositas menggunakan Helium Porosimeter. Untuk metode pengukuran permeabilitas yaitu menggunakan Automated Permeameter-Porosimeter. Dan metode yang digunakan untuk saturasi yaitu Retort Summation Method dan Dean Stark Method. Dengan dilakukannya analisa core rutin di laboratorium dapat diketahui system operasi prosedur (SOP) dari core yang datang di laboratorium, alat-alat yang digunakan dalam Routine Core Analysis, lalu didapatkan juga hasil analisa core rutin diketahi dari sample 410 diketahui nilai porositas 24.43%, permeabilitas 189 mD dan saturasi water 42.5%, oil 42.2% , dan gas 15.4%.

Kata kunci : Coring, Permeability, Porosity, Routine Core Analysis, Saturasi

(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanz Maulana Ahmad

NIM : 14010218

Program Studi : Teknik Perminyakan

Judul Tugas Akhir : Penentuan Sifat Fisik Batuan Reservoir Dengan Metode Analisa Rutin Core Pada Sumur BE Lapangan BEL PT.

Geoservices

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Tugas Akhir ini adalah benar – benar karya saya sendiri, dan bukan hasil plagiat dari karya orang lain. Semua sumber yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

2. Apabila dikemudian hari terbukti diketahui bahwa isi Tugas Akhir saya merupakan hasil plagiat, maka saya bersedia menanggung akibat hukum dari keadaan tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran dan tanpa paksaan.

Indramayu, Oktober 2020 Yang menyatakan

Hanz Maulana Ahmad NIM.14010218

(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PENENTUAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN METODE ANALISA RUTIN CORE PADA SUMUR BE

LAPANGAN BEL PT. GEOSERVICES

Periode, 29 Mei 2019 – 28 Juni 2019 oleh

Hanz Maulana Ahmad NIM.14010218

Disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III (D - III)

pada Program Studi Teknik Perminyakan, Akamigas Balongan Indramayu

Indramayu, Oktober 2020 Disahkan oleh

Dosen Pembimbing 1,

Agustina Prihantini, S.T

Dosen Pembimbing 2,

Winarto. M.T

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Perminyakan

Desi Kusrini, M.T NIDN. 0425128702

(6)

v

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji serta syukur kepada Allah SWT yang mana telah memberikan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Penentuan Sifat Fisik Batuan Reservoir Dengan Metode Analisa Rutin Core Pada Sumur BE Lapangan BEL PT. Geoservices”. Laporan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk melakukan tugas akhir.

Perwujudan laporan tugas akhir ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si selaku Ketua Yayasan Bina Islamy.

2. Ibu Ir. Hj Hanifah Handayani, MT, selaku Direktur Akamigas Balongan.

3. Ibu Desi Kusrini, MT. selaku Ketua Prodi Teknik Perminyakan.

4. Agustina Prihantini, S.T. selaku Dosen Pembimbing 1 Tugas Akhir.

5. Winarto. M.T selaku Dosen Pembimbing 2 Tugas Akhir.

6. M. Trimudi Hartono selaku Pembimbing Lapangan PT. Geoservices.

7. Bapak Daniel, Ade, Jumadi dan seluruh rekan-rekan kerja yang berada di PT.Geoservices.

8. Teman-teman Teknik Perminyakan D 14 dan temen-temen angkatan 14 prodi Teknik Perminyakan Akamigas Balongan, Indramayu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik

(7)

vi

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya yang lebih baik.

Indramayu, Oktober 2020

Hanz Maulana Ahmad

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBAR ORISINALITAS ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.2.1 Tujuan Umum ... 2

1.2.2 Tujuan Khusus ... 2

1.3 Manfaat ... 2

1.3.1 Manfaat Bagi Perusahaan ... 2

1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan ... 3

1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa... 3

BAB II TINJAUAN TEORI ... 4

2.1 Sifat-sifat Batuan Inti... 4

(9)

viii

2.2 Tujuan Pengambilan Core ... 6

2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur ... 7

2.4 Jenis Sample Core di Laboratorium ... 7

2.5 Persiapan Sebelum Analisa ... 9

2.6 Analisa Batuan Inti (Core) ... 15

2.7 Analisa Rutin Core ... 16

2.8 Analisa Special Core ... 22

2.9 Hubungan Data Rutin Dan Special Core ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1 Pendahuluan ... 23

3.2 Pengambilan Data ... 24

3.3 Pengolahan Data ... 24

3.4 Flowchart ... 25

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 26

4.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan ... 26

4.2 Divisi-Divisi ... 27

4.3 Geological & Laboratory Services Division PT.Geoservices ... 28

BAB V HASIL DAN PENGAMATAN ... 30

5.1 Data Porositas, Permeabilitas dan Saturasi... 30

5.2 Penentuan Porositas (𝜙) ... 32

5.3 Penentuan Permeabilitas ... 35

5.4 Penentuan Saturasi ... 37

5.5 Pembahasan ... 44

(10)

ix

BAB VI PENUTUP ... 46 6.1 Kesimpulan ... 46 6.2 Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Conventional Core ... 8

Gambar 2.2 Side Wall Core (Precussion) ... 8

Gambar 2.3 Side Wall Core (Rotary) ... 8

Gambar 2.4 Full Diameter Core ... 9

Gambar 2.5 Alat Gamma Ray ... 10

Gambar 2.6 Alat CT-Scan ... 10

Gambar 2.7 Proses Open Core ... 11

Gambar 2.8 Proses Penomoran Core ... 11

Gambar 2.9 Pemotretan Core Dengan White dan UV Light ... 12

Gambar 2.10 Alat Pluging... 13

Gambar 2.11 Alat Slabing ... 14

Gambar 2.12 Soxhlet Extractor ... 15

Gambar 4.1 Logo Perusahaan ... 26

Gambar 4.2 Logo PT. GEOSERVICES ... 28

Gambar 5.1 Permeabilitas vs Porositas ... 44

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ukuran Porositas dan Kuantitas ... 18

Tabel 2.2 Skala Permeabilitas ... 20

Tabel 5.1 Data Porositas, Permeabilitas, dan Saturasi ... 31

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Porositas ... 35

Tabel 5.3 Data Hasil Pengukuran Permeabilitas ... 36

Tabel 5.4 Data Hasil Pengukuran Saturasi ... 43

Tabel 5.5 Nilai Dari Porositas, Permeabilitas, Dan Saturasi... 44

(13)

xii

DAFTAR SINGKATAN

BV = Bulk Volume,gr/cc

L + Panjang Sample, cm

GD = Grain Density, gr/cc GV = Tekanan Statik, Psi

PV = Pore Volume, %

K = Permeabilitas, mD

O = Pengukuran Orifice, cuft/ft

W = Skala air, ml

C = Skala mercuri, gr/cc

A = Luas permukaan sample, cm2

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini ilmu pengetahuan mekanika reservoir telah lebih berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi lainnya. Pengambilan data dalam industri perminyakan masih mendasari teknik hasil analisa batuan (core), karena teknik tersebut masih merupakan sumber data yang dipercaya karena dapat langsung memberikan informasi selama pengeboran berlangsung dan juga dalam melakukan evaluasi formasi reservoir.

Permintaan service coring dari pihak company, biasanya didiskusikan ataupun diberitahukan kepada kita sebelum pengeboran suatu sumur dimulai. Dengan demikian kita akan mendapatkan informasi mengenai program waktu coring, jumlah interval coring maupun kedalamannya dari batuan inti yang akan diambil, dll.

Pada pembahasan ini, akan lebih dikaji tentang Analisa Core Rutin sebagai data laboratorium. Yang juga sangat dibutuhkan untuk data di lapangan pemboran sebagai data produksi dan data penentuan besar cadangan minyak dan optimasi produksi minyak yang akan diambil atau pengembangan lapangan.

(15)

2

1.2 Tema

Tema yang akan diambil dalam Tugas Akhir ini adalah tentang ” Menentukan Sifat Fisik Batuan Dari Sample Yang Dianalisa” di PT Geoservices.

1.3 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku perkuliahan.

2. Meningkatkan daya kreatifitas dan keahlian mahasiswa.

3. Melatih kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang dihadapi didalam dunia industri atau dunia kerja.

4. Mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan pekerjaan diperusahaan maupun institusi tempat tugas akhir berlangsung.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui nilai porositas, permeabilitas, dan saturasi dari sample yang dianalisa

2. Mengevaluasi data hasil analisa core rutin.

3. Menentukan sample terbaik dari analisa core rutin.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Perusahaan

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang kerja praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk kebutuhan di unit- unit kerja yang relevan.

(16)

2. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut.

3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara perusahaan tempat kerja praktek dengan jurusan teknik perminyakan Akamigas Balongan.

1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan

1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat kerja praktek dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan kegiatan manajemen maupun operasional institusi tempat kerja praktek.

2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan kerja praktek.

1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja.

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja yang sebenarnya, khususnya mengenai analisa core batuan reservoir.

(17)

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan. Pada umumnya core diambil pada kedalaman tertentu yang prospektif, data core merupakan data yang paling dipercaya untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Tujuan dari analisa core, yaitu mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus selama pemboran berlangsung. Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam menentukan tanda adanya minyak dan gas dan untuk deskripsi lithologi batuan. Dalam analisa cutting ini, dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan kedalaman. Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salah satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting dan analisa logging. Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir.

2.1 Sifat-Sifat Batuan Inti

Pada bagian ini, fitur utama petrologi dan petrofisika batuan reservoir akan menjadi dibahas. Beberapa teknik langsung dan tidak langsung akan disajikan, yang memudahkan penentuan properti ini di beberapa titik tetap di ruang reservoir, yaitu lokasi sumur. Tujuan keseluruhan dalam hal ini adalah untuk mendapatkan, jika memungkinkan,

(18)

profil vertikal setiap properti untuk jumlah sumur terbanyak. Menghasilkan profil vertikal properti batuan adalah fokus utama dari apa yang normal disebut evaluasi petrofisika. Idealnya, profil ini harus dibuat dengan pengukuran langsung pada sampel core, karena data ini mungkin yang paling akurat. Namun, beberapa reservoir di seluruh dunia memiliki cukup banyak sumur inti. Faktanya, dalam sebagian besar kasus, satu-satunya informasi yang tersedia di setiap sumur adalah beberapa rangkaian log kabel dan untuk alasan ini log sumur biasanya menggunakan tulang punggung petrofisika. Semua model informasi lain harus digunakan untuk mengkalibrasi dan meningkatkan kualitas dari interpretasi profil log sumur.

Definisi model petrofisika yang konsisten bukanlah tugas yang mudah, terutama bila data memiliki kualitas yang buruk. Dalam semua kasus, intesasi yang benar dari semua sumber yang tersedia memungkinkan penggunaan data yang terbaik. Di bagian berikut, penekanan khusus akan diberikan diberikan untuk masalah integrasi ini. (Consentino ; 88)

Sifat –sifat fisik inti batuan tersebut diantaranya:

1. Porositas (Porosity)

2. Permeabilitas (Permeability) 3. Grain Density

4. Resistivity Formation Factor dan Resistivity Index 5. Tekanan Kapiler (Capillary Pressure)

6. Derajat Kebasahan (Wettability)

7. Kompresibilitas Batuan (Rock Compessibility)

(19)

6

8. Dan sebagainya

2.2 Tujuan Pengambilan Core

1 Untuk analisa reservoir dengan mendeskripsi aspek sedimentologi dan mempelajari struktur sehingga menghasilkan suatu model reservoir geologi yang digunakan untuk simulasi reservoir.

2 Menetapkan keberadaan dari hidrokarbon.

3 Mengetahui nilai-nilai basic properties dari suatu batuan (porositas, permeabilitas, saturasi, dan grain density) dan menentukan area perubahan sifat- sifat fisik batuan dan faktor yang mempengaruhi kualitas reservoir.

4 Menentukan kapasitas penyimpanan (storage capacity) dan kapasitas aliran pada formasi yang berperan sebagai reservoir.

5 Memprediksi dari produksi gas, minyak dan air untuk reserve estimates dan permodelan reservoir.

6 Menentukan lingkungan pengendapan untuk membantu menentukan bentuk dan luasan sebaran reservoir.

7 Mengetahui stabilitas formasi, yaitu untuk menentukan kekuatan formasi di bawah permukaan pada berbagai kondisi yang diperkirakan selama pelaksanaan pengeboran dan produksi untuk menghindari kerusakan formasi (formation damage control).

2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur

(20)

Analisa core dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali dengan coring. Ketika formasi berpori ditembus, padatan terdispersi dari fiter cake yang membatasi masuknya pengeboran ke dalam formasi. Untuk mendapatkan sampel dengan ukuran yang cukup dari pengukuran sifat fisik batuan formasi, maka dalam pemboran rotari inti formasi diperlukan dua jenis alat : (1) coring rotarry alat tipe bottom hole coring dan (2) tipe side wall coring. Alat bottom hole coring, sesuai dengan namanya, digunakan untuk pembentukan inti karena lubang dibor lebih dalam. Alat side wall coring digunakan untuk mendapatkan sampel formasi yang sebelumnya telah ditembus oleh bor. (Amyx. J ; 27)

2.4 Jenis Core Sample di Laboratorium

Sejatinya jenis core hanya terbagi menjadi Conventional dan Side- Wall Core, jika core yang dianalisa di laboratorium dibedakan sebagai berikut:

1. Conventional Core Plug adalah core plug sample yang diambil dengan proses pengeboran. Dimana core yang di analisa, di bor sejajar dengan arah perlapisan (horizontal plug) atau tegak lurus dengan perlapisan apabila akan mendapatkan vertical core plug sample. Core plug akan berbentuk silindris dengan ukuran diametenya 1,0 atau 1,5 inchi tergantung dari kebutuhan analisa.

(21)

8

Gambar 2.1 Conventional Core (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

2. Side-Wall Core merupakan core sample yang diambil pada dinding lubang sumur. Datanya dipakai untuk pengecekan litologi batuan dan kandungan fluida, serta sifat-sifat batuan lainnya. Terdapat 2 jenis core untuk side wall core, yaitu:

a. Percussion Core adalah core yang diambil dengan cara di tembak ke dinding formasi.

Gambar 2.2 Side Wall Core (Percussion) (Sumber : Dokumentasi, 24 Meii 2019)

b. Rotary Core adalah core yang di bor dari dinding sumur atau formasi.

Gambar 2.3 Side Wall Core (Rotary) (Sumber : Dokumentasi, 24 Meii 2019)

(22)

3. Full Diameter Core yaitu core yang dianalisa diameternya sesuai seperti aslinya dan panjangnya sekitar 6 inchi, analisa ini pada batuan heterogen atau terdapat rekahan atau rongga.

Gambar 2.4 Full Diameter Core (Sumber : Dokumentasi, 24 Meii 2019) 2.5 Persiapan Sebelum Analisa

Pada core handling dilaboratorium terdapat beberapa langkah yaitu : 1. Check list kedalaman, menyamakan label pada barrel dengan kenyataan 2. Spectra Gamma Ray

Spectral Gamma dilakukan sebelum pengukuran sifat-sifat batuan tujuannya untuk menentukan kandungan radioaktif, seperti Uranium(U), Potasium(K) dan Thorium(Th), dari alat ini akan dihasilkan berupa log (chart). Dari pembacaan chart log dapat diketahui jenis dari batuan tersebut.

Jika memiliki radiasi gamma ray yang tinggi maka termasuk jenis batuan shale atau clay, jika radiasinya sedang maka termasuk jenis sandstone dan jika radiasinya rendah maka termasuk jenis limestone. Hasil dari pengujian ini biasanya dalam bentuk log yang dipakai untuk menentukan zona reservoir, sebagai shifting depth untuk mencocokan kedalaman dengan logging di lapangan , mengurangi core yang tidak perlu dianalisa.

(23)

10

Gambar 2.5 Alat Spectra Gamma Ray (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019) 3. CT-Scan

CT-Scan adalah alat yang menggunakan media x-ray dapat dilakukan ketika sample masih berada dalam core barrel. CT-SCAN dilakukan untuk mengetahui kondisi core secara 3 dimensi didalam core barrel tanpa harus merusak atau membuka barrel tersebut., prinsip kerjanya hampir sama saja dengan scanner dirumah sakit.

Gambar 2.6 Alat CT-Scan (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019) 4. Opencore dari corebarrel

(24)

Gambar 2.7 Proses open core (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

5. Lay out, di susun dan refitting. Sesuaikan from top to bottom, laminasi core yang terbentuk di sesuaikan dengan susunan yang sesuai, agar saat di analisa mendapatkan hasil yang akurat

6. Tulis kode top and bottom berupa garis merah dan biru pada badan core secara keseluruhan

Gambar 2.8 Proses Penomoran Core (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

7. Foto keseluruhan badan core dengan mode white light dan UV (ultra violet) light

(25)

12

Gambar 2.9 Pemotretan core dengan white danUV light (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

8. Menentukan bagian mana yang klien minta untuk di analisa, biasanya per 1 feet di ambil sample. Jika memakai deanstark tidak perlu mengambil sample untuk retort. Namun jika memakai retort perlu di ambil sample sebanyak 120 gr. 100 gr untuk di bomb retort dan 20 gr untuk bulk volume.

9. Plugging

Setelah gamma ray dilakukan dan menerima permintaan klien (vertikal maupun horizontal plug) kita sudah bisa mengetahui zona mana yang akan di analisa. Karena tidak semua bagian dari sampel akan di analisa. Oleh sebab itu core diberi tanda pada bagian mana yang akan di plugging untuk di analisa. Plugging adalah proses pembuatan sampel dengan ukuran 1,0 atau 1,5 inch dari full diameter core.

(26)

Gambar 2.10 Alat Plugging (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

10. Preservedcore, yaitu core cadangan yang mungkin suatu saat klien kita ingin menganalisa bagian zona tersebut di lain waktu, tanpa perlu kehilangan zona kedalaman tertentu. Ini dapat merupakan saran dari bagian lab ataupun klien yang meminta sendiri.

11. Slabbing, yaitu membelah core menjadi 2/3 dan 1/3 bagian. Yang merupakan 2/3 bagian untuk sampel analisa dan 1/3 bagian untuk kebutuhan display. Untuk bagian display core dilakukan pemolesan agar core dapat memperlihatkan pori-pori batuannya. Untuk batuan limestone di perlukan pemberian cairan HCl, agar pori-prinya dapat terlihat. Untuk batuan sandstone tidak perlu di berikan HCl, karena pori-porinya sudah terlihat jelas.

(27)

14

Gambar 2.11 Alat Slabbing (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)

12. Foto lagi untuk core bagian 1/3. Mode UV (ultra violet) light dan white light.

13. Cleanning

Setelah sampel sudah di plugging maka sampel harus di cleaning untuk di bersihkan dari kandungan miyakdan garam.

Cleaning adalah proses pencucian atau pembersihan core menggunakan larutan toluene dan methanol. Toluene digunakan untuk membersihkan minyak dan mineral-mineral yang terkandung pada plug sample dan methanol digunakan untuk membersihkan garam yang terkandung pada plug tersebut. Terdapat cuci panas dan cuci dingin. Jika cuci panas di khususkan untuk batuan limestone, jika cuci

(28)

dingin untuk batuan sandstone. Alat yang digunakan adalah soxhlet extractor.

Gambar 5.12 Soxhlet Extractor (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019) 14. Drying

Setelah proses pencucian selesai, sampel harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan ke dalam oven. Terdapat dua macam oven yaitu, humidityoven atau convectional oven.

2.6 Analisa Batuan Inti (Core)

Analisa batuan inti dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali dengan coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi bawah permukaan. Core sampel inilah yang nantinya diuji dalam laboratorium untuk mengetahui sifat fisik batuannya. Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah permukaan (core) diperoleh.

Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama

(29)

16

pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selain itu data batuan inti ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging. Prosedur analisa batuan inti pada dasarnya terdiri atas 2 bagian, yaitu Routine Core Analysis dan Special Core Analysis.

2.7 Analisa Rutin Core

Analisa rutin core biasanya dilakukan untuk sumur-sumur eksplorasi, Analisa rutin core umumnya berkisar pada pengukuran sifat-sifat fisik seperti porositas, permeabilitas, dan saturasi. Proses pengujian yang dilakukan pada analisa rutin batuan inti ini, jenis coresample yang digunakan merupakan jenis conventional core dimana sample tersebut dalam keadaan kering, sample tersebut telah dicuci untuk menghilangkan garam dan hidrokarbon, kemudian di oven agar sample tersebut benar-benar bersih dari fluida yang ada didalamnya. Data yang diperoleh dalam analisa ini sangat berkaitan dengan proses analisa spesial batuan inti dan analisa- analisa penunjang lainnya. Pengujian analisa rutin batuan tersebut yaitu:

(30)

1. Porositas

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang kosong (pori-pori) terhadap volume total ( Bulk Volume) dari suatu batuan.

Ruang kosong tersebut dapat merupakan pori-pori yang saling berhubungan antara satu sama lain, tetapi dapat pula merupakan rongga-rongga yang saling terpisah atau tersekat. (Herlan ; VI-1)

Prinsip dasar pengukuran porositas ini adalah menggunakan metode Boyle’s Law, dimana analisa dilakukan dengan menginjeksikan gas helium kedalam pori-pori batuan tersebut. Besar-kecilnya porositas suatu batuan akan menetukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.

Secara matematis porositas dapat dinyatakan sebagai:

... (Persamaan 2.1)

... (Persamaan 2.2) Dimana :

ø = Porositas pori dalam % Vp = Volume pori-pori, (cm3) Vb = Volume bulk, (cm3) Vg = Volume grain, (cm3 )

Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, porositas absolute dan porositas efektif

(31)

18

Tabel 2.I Ukuran Porositas dan Kuantitas

Porositas (%) Kuantitas

( 0% – 5 %) Dapat diabaikan (negligible)

(5% – 10%) buruk (poor)

(10%- 15%) cukup baik (fair)

(15%- 20%) baik (good)

(20%- 25%) sangat baik (very good) (>25%) istimewa (excellent)

2. Permeabilitas

Permeabilitas adalah sifat fisik inti batuan reservoir untuk dapat meloloskan atau melewatkan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut.

Permeabilitas merupakan fungsi tingkat hubungan ruang antar pori-pori batuan. Prinsip pengukuran permeabilitas yaitu dengan mengalirkan gas kedalam sample kering sebagai fluida yang mengalir.

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Permeabilitas absolute, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100%

b. Permeabilitas efektif, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas

(32)

efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak,gas dan air.

c. Permeabilitas relatif, merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolute pada kondisi saturasi tertentu.

Harga permeabilitas relatif antara 0 – 1.

Teknik pengukuran permeabilitas batuan di laboratorium pada umumnya pengukuran dilakukan dengan menggunakan gas atau udara kering. Hal ini untuk menghindari terjadinya swelling dari sample core yang mengandung clay. Rumus untuk menentukan permeabilitas dengan alat permeameter ini sebagai berikut :

(Persamaan 2.3) Dimana : Ka = permeabilitas, mD

L = panjang sample, cm W = water reading, skala air

C = mercury reading, skala mercury BV = Bulk Volume, cm3

200 = konstanta yang ditentukan saat kalibrasi orifice Ka = O x W x C x L2

BV x 200

(33)

20

Tabel 2.2 Skala Permeabilitas Skala Permeabilitas (mD) Keterangan

0 - 5 Ketat

5 – 10 Cukup

10 – 100 Baik

100 – 1000 Baik sekali

3. Saturasi

Saturasi adalah jumlah tiap fluida per satuan volume pori (So, Sw, dan Sg) untuk menentukan jumlah fluida hidrokarbon didalam reservoir perlu diketahui isi cairan dari dalam batuan. Reservoir minyak terbentuk dari sedimen yang terendapkan pada dasar lautan, dengan demikian lapisan sedimen ini sejak awalnya sudah terjenuhi oleh air asin. (Herlan ; V-1).

Adapun jenis- jenis dari saturasi batuan reservoir yaitu:

a. Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang dinyatakan dengan Sg.

b. Saturasi minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume pori total yang dinyatakan dengan So.

c. Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang dinyatakan dengan Sw.

Persamaan untuk saturasi suatu fluida dapat dirumuskan sebagai berikut :

(34)

... (persamaan 2.5)

... (persamaan 2.6)

... (persamaan 2.7) Keterangan :

Vw = volume air, cc Vp = Volume pori, cc Vg = Volume gas, cc Vo = Volume minyak, cc

Jika pori – pori batuan diisi oleh fluida minyak, gas, dan air, maka berlaku hubungan :

(persamaan 2.8) Jika diisi oleh minyak dan air saja, maka berlaku hubungan :

... (persamaan 2.9) Adapun metode-metode dalam pengukuran saturasi

a. Metode penjenuhan (Retort Summation Method) b. Metode Dean Stark

2.8 Analisa Special Core

Analisa spesial batuan ini dapat dikelompokkan menjadi dua tipe pengukuran, yaitu pengukuran pada kondisi statis dan pengukuran pada

(35)

22

kondisi dinamis. Pengukuran pada kondisi statis meliputi pengukuran tekanan kapiler, sifat-sifat listrik dan kecepatan rambat suara, wetabilitas, kompresibilitas batuan, dan study petrografi. Sedangkan yang termasuk dalam pengukuran pengukuran pada kondisi dinamis meliputi permebilitas relative, thermal recovery, residual saturasi, water flood evaluation, liquid permeabilitas dan formation damage.

2.9 Hubungan Data Rutin Dan Special Core

Pada prinsipnya data analisa core rutin dipakai untuk memilih core sample yang akan digunakan pada analisa special core, caranya yaitu dengan membuat plot antara data K vs , kemudian core sample untuk analisa special dipilih berdasarkan ranking harga K dan serta tipe litologi batuan yang dievaluasi. Kurva tekanan kapiler, permeabilitas, relatip dan water cut ada hubungannya dengan saturasi air. Pemilihan Water cut dapat membantu dalam memperkirakan Swc dari kurvatekanan kapiler untuk setiap sample yang dianalisa. Berdasarkan kurva, dengan pengambilan water cut sebesar 5% akan diperoleh harga critical water saturation yaitu pada titik potong pada kurva tekanan kapiler. (Adim ; XXIV-1)

(36)

23

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

Tugas Akhir telah dilaksanakan sejak tanggal 29 Mei 2019 sampai dengan 28 Juni 2019 dan bertempat di PT. Geoservices, mahasiswa diharapkan mampu melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di lapangan menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Tugas Akhir dan kajian yang akan dilaksanakan, maka dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :

3.1. Pendahuluan

Data yang diperoleh dari buku–buku atau hand book sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan dengan topik yang di tulis. Buku yang digunakan adalah Petunjuk Analisa Laboratorium Sifat Batuan Reservoar Minyak Dan Gas Bumi oleh Adim Herlan tahun 1993, Reservoir Rock Properties Analysis oleh Mahisi Mohsen tahun 2010, Experimental Reservoir Engineering Laboratory Workbook oleh Abtahi Manoochehr tahun 2003

(37)

24

3.2. Pengambilan Data

Data yang di peroleh dari pengamatan secara sistematis mengenai hal-hal yang terjadi dilapangan serta mengumpulkan data-data dan mengurutkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Data yang di peroleh dari penelitian secara langsung tentang Analisa Core Rutin. Berdasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan tugas akhir.

3.3 Pengolahan Data

Data-data diperoleh dari pembimbing lapangan langsung maupun staf yang ada di PT. Geoservices. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan bapak M. Trimudi Hartono selaku pembimbing lapangan berupa cara perhitungan dan tahapan–tahapan yang harus dilakukan pada saat merencanakan suatu program Core Rutin

(38)

3.4 Flowchart

Pengumpulan Data Studi Literatur

Hasil Analisa Mulai

PENNGOLAHAN DATA 1. Mencari nilai Porositas () 2. Mencari nilai Permeabilitas

(K)

3. Mencari nilai Saturasi dari metode retort oven (So, Sw, Sg)

Data Alat 1. Porositas.

a. ID Sample b. Diameter c. Lenght d. Weight e. Grain Volume 2. Permeabilitas.

a. Bulk Volume b. Orrifice c. Water d. C 3. Saturasi.

a. Weight b. Bulk Volume c. Gas Injection d. Water

Analisa Core Rutin

Data Sample 1. Porositas.

a. Porositas b. Bulk Volume c. Grain Density d. Pore Volume 2. Permeabilitas.

a. Permeabilitas (Ka) 3. Saturasi.

a. Oil Bulk

b. Natural Density c. Saturated Density d. Water Bulk e. Gas Saturation f. Grain Density

(39)

26

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan

PT.Geoservices adalah perusahaan terbatas (Ltd.) yang memiliki dasar yang solid keahlian mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan minyak, gas, batubara, mineral dan industri panas bumi Indonesia. Awalnya menyediakan sampe lapangan dan análisis kimia untuk industri mineral. PT.Geoservices telah melakuka diversifikasi layanan dan memperluas pelanggannya.

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

“Excelent Services With High Professional Integrity” merupakan filosofi yang dimiliki.Untuk memberikan layanan yang lebih baik di seluruh nusantara. PT.Geoservices terus memperluas operasinya dari basis Bandung aslinya, didirikan pada tahun 1971. Perusahaan sekarang memiliki kantor cabang di Jakarta serta lokasi penting lainnya, termasuk Samarinda (Kalimantan Timur), Balikpapan (Kalimantan Timur), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan Pekanbaru (Riau).

(40)

PT. Geoservices dikenal karena keahlian dan kehandalan di semua bidang kegiatan. Pertumbuhan ukuran dan reputasi perusahaan telah berakar dalam keunggulan karyawannya. Landasan untuk keunggulan ini adalah komitmen jangka panjang untuk pengembangan keterampilan dan pengetahuan, termasuk pelatihan lepas pantai karyawan lokal dan interaksi dengan konsultan asing yang pindah ke Indonesia untuk berbagai periode waktu.

Untuk memfasilitasi transfer teknologi PT. Geoservices masuk ke Joint Venture atau perjanjian bantuan teknis dengan perusahaan berbasis asing yang diakui sebagai pemimpin di bidang masing-masing. Kombinasi tenaga berpengalaman, instrumentasi modern, pelatihan staff yang ekstensif dan prosedur pengendalian kualitas yang ketat telah menjadikan PT.

Geoservices diterima di seluruh dunia. Dedikasi untuk mempertahankan standar tinggi di Indonesia memastikan bahwa layanan perusahaan akan dinikmati dan diakui oleh internasional untuk bertahun-tahun yang akan datang.

4.2 Divisi-Divisi

PT. Geoservices merupakan perusahaan besar yang memiliki banyak divisi, diantaranya:

1. Consultancy

2. Geoassay Testing Laboratory 3. SAPD (Seismic Scan & Archive)

(41)

28

4. Coalbed Methane Division 5. Environmental Laboratory

6. Geological & Laboratory Services Division 7. Geotechnical Laboratory

8. Heavy Equipment Rental & Services

4.3 Geological & Laboratory Services Division PT.Geoservices

Gambar 4.2 Logo PT. GEOSERVICES

Divisi ini menyediakan layanan utama berupa analisa laboratorium geologi &core untuk industri minyak & gas, coal bed methane, geothermal& mineral.

Divisi ini menyediakan pengukuran dan pengamatan yang akurat, didukung oleh kualitas kontrol, interpretasi dan pelaporan yang hati-hati.

Proyek ini dikerjakan di lapangan dan di laboratorium lokasi klien.

Pengalaman yang dimiliki divisi ini sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan telah melakukan berbagai proyek bahkan di sebagian Negara lain seperti Asia, Timur Tengah dan Afrika.

(42)

Layanan tersebut meliputi bidang-bidang utama berikut analisis dan interpretasi:

1. Rock Description 2. Core Analysis 3. Stratigraphy

4. Petroleum Geochemistry & Fluids 5. Environmental

6. PVT Analysis

(43)

30

BAB V PEMBAHASAN

Tujuan dari analisa core, yaitu mengetahui informasi langsung tentang sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus pada saat pemboran berlangsung. Pada pembahasan ini, digunakan tiga sampel plug dengan ID sample yang berbeda dan masing-masing plug memiliki nilai porositas, permeabilitas dan saturasi yang berbeda, untuk menentukan nilai porositas digunakan plug dengan ID sample 410, 411, dan 412. Sama halnya untuk menentukan nilai permeabilitas dan saturasi digunakan plug yang sama, pada saat menentukan saturasi dengan Alat Conventional Retort Oven, digunakan sampel yang berbeda tetapi pada kedalaman yang sama dengan plug. Kedalaman dari sampel 410 yaitu 316,00 m, Sampel 411 yaitu 316.80 m dan untuk sampel 412 yaitu 317.20 m. Pada tiap sampel yang digunakan harus bebas dari gangguan atau rekahan, karena akan dapat menganggu perhitungan tiap masing-masing alat. Seperti untuk mencari porositas, harus dengan plug yang tidak pecah.

5.1 Data Porositas, Permeabilitas dan Saturasi

Sumur BE terletak di sumatra selatan data yang diambil pada penulisan laporan Tugas Akhir ini didapat dari analisa langsung sample core yang berada di PT. Geoservices karena sedang dilaksanakannya proses analisa pada sumur tersebut yang akan menentukan produktifitas sumur

(44)

tersebut. Dari perhitungan sample core secara manual menggunakan jangka sorong dan alat AP-608 (Permeameter-Porosimeter) di dapatkan data porositas dan permebilitasnya sebagai berikut:

Tabel 5.1 Data Porositas, Permeabilitas, dan Saturasi Data Sample

Porositas ID

Sample 410 411 412

Depth 316.00 m 316.80 m 317.20 m Diameter 3.770 cm 3.770 cm 3.740 cm Lenght 4.992 cm 5.081 cm 4.966 cm Weight 111.010 gr 115.460 gr 109.310 gr

Permeabilitas Orifice

(cuft/h) 7.5 cuft/h 7.5 cuft/h 10 cuft/h

W (ml) 186 ml 171 ml 195 ml

BV

(gr/cc) 60 gr/cc 60 gr/cc 60 gr/cc L (cm) 4.992 cm 5.081 cm 4.966 cm

BV

(cm3) 55.711 cm3 57.009 cm3 55.719 cm3 Saturasi

ID

Sample 410 411 412

Depth 316.00 m 316.80 m 317.20 m Wt

(Bulk Sample)

23.06 gr 26.71 m 24.75 gr

BV 6.18 cc 7.32 cc 6.51 cc

Corr.

Bulk Volume

6.14 cc 7.26 cc 6.46 cc Gas

Inject 0.06 cc 0.10 cc 0.15 cc BV

(Retort Sample)

100 gr 100 gr 100 gr

Observ

Oil 2.50 cc 3.00 cc 2.00 cc

Corr. Oil 2.68 cc 3.18 cc 2.18 cc

Water 2.70 cc 2.70 cc 4.00 cc

(45)

32

5.2 Penentuan Porositas

Metode yang digunakan dalam perhitungan porositas dalam Tugas Akhir adalah metode boyle`s law helium porosimeter dengan langkah- langkah perhitungan sebagai berikut :

1. Sample 410

a. Menentukan Bulk Volume (BV) BulkVolume = x 3,14x D2x L

= x 3,14x 3,7702 x 4.992

= 55.696 gr/cc b. Menentukan Grain Volume (GV)

Grain volume yang diketahui dari analisa rutin core di laboratorium berasal dari alat AP-608 (Automated permeameter-Porosimeter) didapatkan nilai :

Grain Volume = 42.102 gr/cc c. Menentukan Grain Density (GD)

Grain Density = gr/cc

= gr/cc

= 2.63 gr/cc d. Menentukan Pore Volume (PV)

Pore Volume =Bulk Volume – Grain Volume

= 55.696 – 42.102

(46)

= 13.594 gr/cc e. Menentukan Porositas ()

 = x 100%

= x 100%

= 24.407 % 2. Sample 411

a. Menentukan Bulk Volume (BV) Bulk Volume = x3,14x D2 x L

= x 3,14x 3,7702 x 5,081

= 56.689 gr/cc b. Menentukan Grain Volume (GV)

Grain volume yang diketahui dari analisa rutin core di laboratorium berasal dari alat AP-608 (Automated permeameter-Porosimeter) didapatkan nilai :

Grain Volume = 43.783 gr/cc c. Menentukan Grain Density (GD)

Grain Density = gr/cc

= gr/cc

= 2.63 gr/cc

(47)

34

d. Mennentukan Pore Volume (PV) =

= 56.689 – 43.783

= 12.906 gr/cc e. Menentukan Porositas ()

 = x 100%

= x 100%

= 22.766%

3. Sample 412

a. Menentukan Bulk Volume (BV) Bulk Volume = x 3.14 x D2 x L

= x 3.14 x 3,7402 x 4.966

= 54.528 gr/cc b. Menentukan Grain Volume (GV)

Grain volume yang diketahui dari analisa rutin core di laboratorium berasal dari alat AP-608 (Automated permeameter-Porosimeter) didapatkan nilai :

Grain Volume = 41.438 gr/cc c. Menentukan Grain Density (GD)

Grain Density = gr/cc

(48)

= gr/cc

= 2,637 gr/cc d. Menentukan Pore Volume (PV)

Pore Volume =Bulk Volume – Grain Volume

= 54.528 – 41.438

= 13.09 gr/cc e. Menentukan Porositas ()

 = x 100%

= x 100%

= 24.006 %

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Porositas

5.3 Penentuan Permeabilitas

Metode yang digunakan dalam perhitungan Permeabilitas di dalam Tugas Akhir ini adalah metode Orifice, Low-Pressure Valve, dan High- Pressure Valve. Alat yang digunakan pada pengukuran permeabilitas ini

(49)

36

adalah AP-608 (Automated Permeameter-Porosimeter). Dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Sample 410

Ka = O x W x C x L2

BV x 200

=7.5 x 186 x 60 x4.9922 55.711 x 200

=37.500 mD 2. Sample 411

Ka = O x W x C x L2

BV x 200

=7.5 x 171 x 60 x5.0812 57.009 x 200

= 34.291 mD 3. Sample 412

Ka = O x W x C x L2

BV x 200

=10 x 195 x 60 x4.9662 55.719 x 200

= 52.139 mD

Tabel 5.3 Data Hasil Pengukuran Permeabilitas

ID Sample Orifice (cuft/h)

W (ml)

C (gr/cc)

L (cm)

BV (cm3)

Ka (mD)

410 7.5 186 60 4.992 55.711 37.500

411 7.5 171 60 5.081 57.009 34.291

412 10 195 60 4.966 55.719 52.139

(50)

5.4 Penentuan Saturasi

Metode yang digunakan dalam pergitungan saturasi di dalam Tugas Akhir ini adalah metode conventional retort dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :

1. Sample 410

a. Menentukan Natural Density (ND) Natural Density = Weight (Bulk Sample)

Corr. Bulk volume

= 23.06

6.14

= 3.76 gr/cc b. Menentukan Saturated Density (SD)

Saturated Density = Weight (BulkSample) gas inject Corr. Bulk volume

= 23.06 0.06

6.14

= 3.77 gr/cc c. Menentukan Oil Bulk (Ob)

Oil Bulk = Corr oil

Bulk volume retortx 100%

= 2.68

100 x 100%

= 2.7 % d. Menentukan Water Bulk (Wb)

Water Bulk = water

bulkvolume retort x 100%

= 2.70

100x 100%

(51)

38

= 2.7%

e. Menentukan Gas Bulk (GB) Gas Bulk = Corr. Gas inject

bulk volume x 100%

= 0.06

6.14x 100%

= 1.0%

f. Menentukan Porositas

Porositas ( ) = oil bulk+water bulk+gas bulk

= 2.7+2.7+1.0

= 6.4%

g. Menentukan Oil Saturation (So) Oil Saturation = oil bulk x 100%

=

6.4 x 100%

= 42.2%

h. Menentukan Water Saturation (Sw) Water Saturation = water bulk x 100%

= 2.7

6.4x 100%

= 42.5%

i. Menentukan Gas Saturation (Sg)

Gas Saturation = 100 – oil saturation – water saturation

= 100 – 42.2 – 42.5

(52)

= 1.0%

j. Menentukan Grain Density (GD)

Grain Density = SD-(100)

1-(100)

=

3.77-(

100) 1-(1006.4)

=

3.96 gr/cc 2. Sample 411

a. Menentukan Natural Density (ND) Natural Density =

=

= 3.67 gr/cc b. Menentukan Saturated Density (SD)

Saturated Density =

=

= 3.69 gr/cc c. Menentukan Oil Bulk (Ob)

Oil Bulk = x 100%

= x 100%

= 3.2%

(53)

40

d. Menentukan Water Bulk (Wb)

Water Bulk = x 100%

= x 100%

= 2.7%

e. Menentukan Gas Bulk (GB)

Gas Bulk = x 100%

=

= 1.4%

f. Menentukan Porositas

Porositas = oil bulk+water bulk+gas bulk

= 3.2+2.7+1.4

= 7.3%

g. Menentukan Oil Saturation (So) Oil Saturation = x 100%

= x 100%

= 43.8%

h. Menentukan Water Saturation (Sw) Water Saturation = x 100%

= x 100%

(54)

= 37.2%

i. Menentukan Gas Saturation (Sg)

Gas Saturation = 100 – oil saturation – water saturation

= 100 – 43.8 – 37,2

= 19.0%

j. Menentukan Grain Density (GD)

Grain Density = SD-(100)

1-(100)

=

3.69-(

100) 1-(1 7.3)

=

3.90 gr/cc 3. Sample 412

a. Menentukan Natural Density (ND) Natural Density =

=

= 3.83 gr/cc b. Menentukan Saturated Density (SD)

Saturated Density =

=

= 3.85 gr/cc

(55)

42

c. Menentukan Oil Bulk (Ob)

Oil Bulk = x 100%

= x 100%

= 2.2%

d. Menentukan Water Bulk (Wb)

Water Bulk = x 100%

= x 100%

= 4%

e. Menentukan Gas Bulk (GB)

Gas Bulk = x 100%

=

= 2.3 % f. Menentukan Porositas

Porositas = oil bulk+water bulk+gas bulk

= 2.2+4+2.3

= 8.5%

g. Menentukan Oil Saturation (So) Oil Saturation = x 100%

= x 100%

(56)

= 25.6 % h. Menentukan Water Saturation (Sw)

Water Saturation = x 100%

= x 100%

= 47.1%

i. Menentukan Gas Saturation (Sg)

Gas Saturation = 100 – oil saturation – water saturation

= 100 – 25.6 – 47.1

= 27.3%

j. Menentukan Grain Density (GD)

Grain Density =

=

=

4.12 gr/cc

Tabel 5.4 Data hasil pengukuran saturasi

(57)

44

5.5 Pembahasan

Dari hasil perhitungan antara permeabilitas dan porositas menunjukan adanya hubungan antara porositas dan permeabilitas seperti pada tabel berikut :

Tabel 5.5 Nilai Dari Porositas, Permeabilitas, Dan Saturasi

ID

Sample Porositas (𝜙) Permeabilitas (Ka) Saturasi (%)

So Sw Sg

410 24.43 % 37.500 mD 42.2% 42.5% 15.4%

411 23.20 % 34.291 mD 43.8% 37.2% 19.0%

412 25. 63% 52.139 mD 25.6% 47.1% 27.3%

410 411

412

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000

24,43 23,20 25,63

PERMEBILITAS (KA)

POROSITAS (Q)

POROSITAS VS PERMEBILITAS

Gambar 5.1 Permeabilitas vs Porositas

Dari hasil yang diperoleh dari perhitungan sample dapat diketahui hubungan antara porositas dan permeabilitas yaitu berbanding lurus,semakin bagus nilai permeabilitas dari suatu sampel maka akan semakin bagus porositas yang didapat. Hasil pengukuran porositas pada sampel 410 pada kedalaman 316.60 m miliki porositas 24,43% di kategorikan (sangat bagus),

(58)

411 pada kedalaman 316.80 m miliki porositas 23.20% di kategorikan (sangat bagus), dan 412 pada kedalaman 317.20 m miliki porositas 25.63%

di kategorikan (sangat bagus). Permeabilitas untuk sample 410 didapat nilai sebesar 37.500 mD, sampel 411 didapat nilai 34.291 mD, dan sample 412 didapat nilai sebesar 52.139 mD. Hasil dari perhitungan saturasi total pada setiap sample di dapat nilai sample 410 yaitu saturasi water 42.5% , oil 42.2% , dan gas 15.4%. sample 411 saturasi water 37.2% , oil 43.8% , dan gas 19.0%, dan dari sample 412 yaitu saturasi water 47.1% , oil 25.6 % , dan gas 27.3%.

(59)

46

BAB VI PENUTUP

6.3 Kesimpulan

Dari pelaksanaan tugas akhir yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pengukuran porositas, permeabilitas, dan saturasi pada sampel 410, 411, dan 412, yaitu :

a. Data sample 410 miliki porositas 24,43%, permeabilitas 37.500 mD, dan saturasi oil 42.2%, saturasi water 42.5%, dan saturasi gas 15.4%.

b. Data sample 411 miliki porositas 23.20% , permeabilitas 34.291 mD saturasi oil 43.8%, saturasi water 37.2%, dan saturasi gas 19.0%.

c. Data sample 412 miliki porositas 25.63%, permeabilitas 52.139 mD saturasi oil 25.6%, saturasi water 47.1%, dan saturasi gas 27.3%.

2. Pada analisa core rutin dari deskripsi batuan diketahui sample yang di analisa berupa batuan sand stone pada kedalaman 316.60 m dan 316.80 m memliki porositas yang sangat baik sedangkan pada kedalaman 317.20 memiliki porositas yang istimewa. Dari sample 410, 411, dan 412 yang di analisa dilaboratorium memiliki permeabilitas yang baik. Pada saturasi dapat diketahui sample 410 dan 411 memiliki kandungan minyak yang

(60)

lebih banyak dari sample 412, sedangkan kandungan air lebih banyak pada sample 412. Diketahui pada kedalaman 316.60 m, 316.80, dan 317.20 m berada pada batas antara minyak dan air.

3. Sampel yang akan digunakan untuk proses analisa spesial core yaitu sample 410 dan 411 pada kedalaman 316.60 m dan 316.80 m, karena nilai porositas sample yang sangat baik, permeabilias sample baik, dan saturasi yang lebih dominan minyak dari pada air.

a. Saran

1. Sebaiknya AKAMIGAS lebih memperhatikan dan mempermudah mahasiswa untuk proses Tugas Akhir.

2. Sebaiknya AKAMIGAS lebih memfasilitasi mahasiswa untuk Tugas Akhir.

3. Sebaiknya AKAMIGAS lebih memperluas jaringannya agar perusahaan- perusahaan lebih mengenal AKAMIGAS.

4. Sebaiknya AKAMIGAS membuat hubungan yang lebih erat dengan lembaga/instansi/laboratorium tempat para mahasiswa mengikut Tugas Akhir akan sangat berguna bagi kedua belah pihak dikemudian hari.

Gambar

Gambar 2.1 Conventional Core  (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)
Gambar 2.4 Full Diameter Core  (Sumber : Dokumentasi, 24 Meii 2019)  2.5  Persiapan Sebelum Analisa
Gambar 2.5 Alat Spectra Gamma Ray  (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)  3.  CT-Scan
Gambar 2.7 Proses open core  (Sumber : Dokumentasi, 24 Mei 2019)
+7

Referensi

Dokumen terkait