RUTIN
PT. GEOSERVICES LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh Candra Wijaya
NIM 14010246
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2020
i
PERHITUNGAN POROSITAS, PERMEABILITAS DAN SATURASI RESERVOIR DENGAN METODE ANLISA CORE
RUTIN
PT. GEOSERVICES LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh Candra Wijaya
NIM 14010246
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2020
ii
Nama : Candra Wijaya
NIM : 14010246
Pembimbing 1 : Agustina Prihantini, S.T Pembimbing 2 : Ismanu Yudiatoro, M.T Pembimbing Lapangan : M. Trimudi Hartono
ABSTRAK
PT Geoservices adalah perusahaan terbatas (Ltd.) yang memiliki dasar yang solid keahlian mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan minyak, gas, batubara, mineral dan industri panas bumi Indonesia. Awalnya menyediakan sampel lapangan dan analisis kimia untuk industri mineral.
Waktu pelaksanaan tugas akhir ini selama maksimum 6 minggu dimulai dari tanggal 8 Oktober 2018 sampai dengan 7 Desember 2018. Analisa core adalah meneliti contoh batuan yang diambil dari bawah permukaan. Di laboratorium terdapat 2 analisa yaitu analisa core rutin dan analisa core special. Untuk core rutin yang dianalisa adalah porositas, permeabilitas dan saturasi. Core di laboratorium yang di analisa dapat dibagi menjadi Conventional Core, Side Wall Core dan Whole Core Nilai yang didapat pada suatu sampel plug dengan ID Number 01 untuk Porositas didapat sebesar 16,48%, untuk Permeabilitas didapat nilai sebesar 7,58 mD, Saturasi didapat nilai 2,64%. Oil Volume untuk sampel 01 didapat nilai sebesar 3,2 mL, untuk sampel 11 didapat nilai sebesar 1,9 mL dan untuk sampel 20 didapat nilai Oil Volume sebesar 3,2 mL. Dari hasil akhir yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin bagus nilai permeabilitas, maka nilai porositas juga semakin bagus dan saturasi totalnya tidak selalu bagus, karena yang dicari adalah saturasi oil, maka saturasi oil nya akan semakin bagus juga. Sampel yang paling baik dan paling efektif adalah sampel dengan ID Number 20, karena memikinilai porositas, permeabilitas dan saturasi oil yang bagus atau tinggi dengan nilai porositas 20,15%p, permeabilitas 6,47% dan saturasi oil 2,63%.
Kata Kunci: analisa core rutin; porositas, permeabilitas, saturasi.
ii
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR SINGKATAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Tema Tugas Akhir ... 2
1.3 Tujuan...3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 3
1.4 Manfaat...4
1.4.1 Manfaat Bagi Perusahaan ... 4
1.4.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan ... 4
1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa ... 5
vii
BAB II TINJAUAN TEORI ... 6
2.1 Sifat-sifat Batuan Inti ... 6
2.2 Tujuan Pengambilan Core ... 7
2.3 Pengambilan Core Di Lokasi Sumur ... 8
2.4 Jenis Core Sample Di Laboratorium... 10
2.5 Persiapan Sebelum Analisa ... 12
2.6 Analisa Batuan inti ... 16
2.6.1 Data Analisa Inti Batuan Secara Kualitatif... 17
2.6.2 Data Analisa Inti Batuan Secara Kuantitatif... 17
2.7 Analisa Rutin Batuan Inti ... 19
2.7.1 Porositas... 20
2.7.2 Permeabilitas ... 21
2.7.3 Densitas Mineral Batuan Sedimen ... 23
2.7.4 Saturasi ... 23
2.8 Analisa Spesial Batuan Inti ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
3.1 Pendahuluan ... 26
3.2 Pengambilan Data ... 27
3.3 Pengolahan Data ... 27
3.4 Diagram Alir ... 28
3.5 Alur atau Tahapan Sebelum Analisa Core ... 29
viii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33
4.1 Sejarah Dan Latar Belakang Perusahaan ... 33
4.2 Divisi-Divisi ... 32
4.3 Geological & Laboratory Services Division PT. Geoservices ... 32
BAB V PEMBAHASAN ... 34
5.1 Data Porositas, Permeabilitas Dan Saturasi ... 34
5.2 Perhitungan ... 35
5.2.1 Perhitungan Porositas ( ) sampel H1-01 dengan kedalaman 2149.90 Ft. ... 35
5.2.2 Perhitungan Permeabilitas (Ka) Sampel H1-01 dengan kedalaman 2149.90 Ft... 36
5.2.3 Perhitungan Perhitungan Dengan Alat Conventional Retort Oven Sampel H1-01 dengan Kedalaman 2149.90 Ft... 37
5.3 Pembahasan ... 39
BAB VI PENUTUP ... 42
6.1 Kesimpulan ... 42
6.2 Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Conventional Core ... 11
Gambar 2.2 Sidewall Core (Percussion) ... 11
Gambar 2.3 Full Diameter Core... 12
Gambar 2.4 Drying oven atau conventional oven... 14
Gambar 2.5 Humidity Oven ... 15
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitan Tugas Akhir pada Laboratorium PT Geoservices... 28
Gambar 3.2 Prosedur Awal Full Diameter Core ... 29
Gambar 3.3 Prosedur Awal Sidewall Core Sample ... 29
Gambar 4.1 Logo PT. Geoservices ... 30
Gambar 4.2 Logo PT. Geoservices Geological &Laboratory Services Division 32
Gambar 5.1 Permeabilitas Vs Porositas ... 41
x
Tabel 2.2 Skala Permeabilitas di Lapangan ... 21
Tabel 5.1 Data Hasil Pengukuran Porositas... 36
Table 5.2 Data Hasil Pengukuran Permeabilitas ... 36
Table 5.3 Perhitungan Saturasi Dengan Menggunakan Alat Conventional Retort
Oven ... 39
Table 5.4 Permeabilitas (Ka) vs Porositas (𝜙) ... 39
xi
DAFTAR SINGKATAN
RCAL : Routine Core Analysis PVC : Polyvinyl Chloride Hg : Hydrargyrum
ø : porositas pori dalam % Vp : volume pori , cm 3 Vb : volume bulk, cm3 Vg : volume butiran, cm3 V
1: volume sel 1, cm
3V
2: volume sel 2, cm
3P
1: tekanan manometer pada kondisi 1, atm P
2: tekanan manometer pada kondisi 2, atm Ws : berat sample dalam keadaan jenuh fluida, gr
3Wd : berat sample dalamkeadaan kering, gr ρẝ : berat jenis fluida penjenuh pori, gr/cc Q : Laju produksi
K : Permebilitas
A : Luas penampang batuan, ft µ : Viskositas fluida
Vw : volume water, cc
Vo : Volume oil. cc
HCL : Hidrogen Klorida
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (Drill Bit) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang. Pengeboran dilakukan dengan berbagai fungsi yaitu untuk pengambilan sampel dan membuat jalur transportasi menuju batuan reservoir serta batuan yang diidentifikasikan memiliki mineral yang memiliki nilai yang ekonomis.
Coring merupakan metoda yang digunaan untuk mengambil batuan inti (core) dari dalam lubang bor. Coring penting untuk mengkalibrasi model petrofisik dan mendapat informasi yang tidak diperoleh dari log. Core tersebut mewakili kondisi batuan tempatnya semula berada dan relative tidak mengalami gangguan sehingga banyak informasi yang didapat .Oleh sebab itu para pemilik sumur atau yang biasa kita kenal sebagai oil company, akan meminta kepada perusahaan/laboratorium untuk mampu menganalisa coringn dengan cepat dan akurat. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang Analisa Core Rutin sebagai data lab.
Analisa core adalah tahapan analisa yang dilakukan pada batuan
setelah contoh inti batuan bawah permukaan yang dianggap berpotensi
sebagai reservoir diperoleh. Tujuan analisa core adalah untuk mengetahui
2
informasi langsung mengenai sifat-sifat fisik batuan yang mengandung hidrokarbon.
Ada dua macam analisa core yang dilakukan yaitu routine core analysis dan special core analysis. Routine core analysis meliputi pengukuran porositas, permeabilitas dan saturasi fluida. Sampel yang dipergunakan untuk permeabilitas dan porositas secara keseluruhan telah dicuci dari semua fluida yang tertinggal (minyak dan garam) dan kemudian dikeringkan.
Special core analysis dilakukan setelah routine core analysis dan dilakukan hanya pada batuan yang dianggap memiliki potensi yang baik sebagai reservoir. Analisa ini dilakukan untuk memperoleh data-data sifat fisik batuan lebih lanjut. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi fluida dari batuan yang berperan sebagai reservoir dan untuk melakukan studi reservoir secara detail seperti pengukuran wettabilitas, kompressibilitas, tekanan kapiler dan permeabilitas relatif. Pada kesempatan ini, akan dibahas routine core analysis.
1.2 Tema Tugas Akhir
Tema yang akan diambil Tugas Akhir ini adalah tentang
“Perhitungan Saturasi Dengan Metode Retort oven” di PT. Geoservices
(Geological and Laboratory Services Division).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku perkuliahan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan pekerjaan perusahaan atau institusi tempat kerja praktek berlangsung.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi di lapangan.
4. Mahasiswa dapat ilmu baru yang belum didapatkan di bangku kuliah saat penelitian berlanglung.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menentukan nilai porositas, permeabilitas dan saturasi pada sampel plug H1-01, H1-11 Dan H1-20.
2. Menentukan oil volume pada sampel plug 01,11 dan 20.
3. Menentukan hubungan antara porositas, permeabilitas dan saturasi 01,11 dan 20
4. Menentukan sampel yang paling baik atau efektif dari
pengujian porositas, permeabilitas dan saturasi.
4
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Perusahan
1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang kerja praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.
2. Perusahaan dapat menyeleksi dan mencari potensi untuk dijadikan tenaga kerja pada saat mahasiswa melaksanakan kerja praktek.
3. Dapat diperoleh informasi mengenai kerja praktek dan dapat dipergunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.
4. Dapat memperoleh masukan yang lebih luas dari Civitas Akademika AKAMIGAS Balongan pada kegiatan seminar, kerja praktek, lokakarya dan lain sebagainya; dan
5. Dapat mengembangkan kemitraan dengan AKAMIGAS Balongan dan institusi lain yang terlibat dalam kegiatan kerja praktek, baik untuk kegiatan kerja praktek maupun pengembangan.
1.4.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan
1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan kerja praktek;
2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata
dilapangan.
3. Meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan kegiatan manajamen maupun operasional institusi tempat mahasiswa melakukan kerja praktek.
1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja.
2. Mengetahui dan memahami cara bekerkerja di laboratorium.
3. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja yang sebenarnya, khususnya mengenai analisa core spesial di laboratorium.
4. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan
tempat mahasiswa melakukan kerja praktek.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Analisa core rutin adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sifat - sifat batuan reservoir terhadap contoh batuan. Untuk mendapatkan data tentang sifat-sifat fisik batuan perlu di lakukan pengambilan sampel batuan reservoir atau lebih umum di sebut core atau inti batuan yang di ambil pada saat analisis coring, di dalam laboratorium analisa core terbagi menjadi dua yaitu analisa core rutin dan analisa core spesial. Untuk analisa core rutin meliputi pengukuran porositas, permeabilitas dan saturasi fluida. Analisa core spesial meliputi kompresibilitas, wettabilitas, tekanan kapiler, relative permeability dan lain sebagainya. Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran, selain itu data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging (Adim, 1993;I).
2.1 Sifat-Sifat Batuan Inti
Sifat fisik batuan inti (core) merupakan sifat yang dimiliki batuan
yang berhubungan dengan sifat fisika, kelistrikan, kemagnetan, kelenturan
dan sebagainya. Karakteritik sifat batuan sangat diperlukan dalam teknik
geologi, teknik pemboran, teknik reservoir dan teknik produksi (Adim,
1993;III).
Sifat –sifat fisik inti batuan tersebut diantaranya:
Porositas (Porosity)
Permeabilitas (Permeability)
Grain Density
Resistivity Formation Factor dan Resistivity Index
Tekanan Kapiler (Capillary Pressure)
Derajat Kebasahan (Wettability)
Kompresibilitas Batuan (Rock Compessibility)
Dan sebagainya
Jenis fluida pendingin saat melakukan coring yaitu:
Water base mud (fresh water, salt water),
Oil base mud (diesel, mineral oil)
Synthetic (vegetable oil)
Syarat yang harus dimiliki oleh suatu batuan inti (core) yaitu harus memiliki kemampuan untuk menampung dan mengalirkan fluida yang terkandung di dalamnya.
2.2 Tujuan Pengambilan Core
1. Untuk analisa reservoir dengan mendeskripsi aspek sedimentologi dan mempelajari struktur sehingga menghasilkan suatu model reservoir geologi yang digunakan untuk simulasi reservoir.
2. Menetapkan keberadaan dari hidrokarbon.
3. Mengetahui nilai-nilai basic properties dari suatu batuan (porositas,
permeabilitas, saturasi, dan grain density) dan menentukan area
8
perubahan sifat- sifat fisik batuan dan faktor yang mempengaruhi kualitas reservoir.
4. Menentukan kapasitas penyimpanan (storage capacity) dan kapasitas aliran pada formasi yang berperan sebagai reservoir.
5. Memprediksi dari produksi gas, minyak dan air untuk reserve estimates dan permodelan reservoir.
6. Menentukan lingkungan pengendapan untuk membantu menentukan bentuk dan luasan sebaran reservoir.
7. Mengetahui stabilitas formasi, yaitu untuk menentukan kekuatan formasi di bawah permukaan pada berbagai kondisi yang diperkirakan selama pelaksanaan pengeboran dan produksi untuk menghindari kerusakan formasi (formation damage control).
2.3 Pengambilan Core di Lokasi Sumur
Pengambilan inti batuan (core) jenis konvensional di lokasi, dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemboran sedangkan pengambilan jenis side wall di lakukan setelah pemboran selesai Adim, 1993;II - 1).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan core, yaitu :
1. Kontruksi dari peralatannya, meliputi core barrel, core catcher dan core bit.
2. Teknik operasi coring meliputi jenis lumpur yang di pakai, proses coring
dan core handling.
Adapaun langkah-langkah yang biasanya dilakukan saat melakukan pengambilan core di lapangan adalah
1. Core engineer melakukan coring sesuai kedalaman yang telah di tentukan geologist, driller engineer dan petroleum engineer.
2. Lalu core engineer melakukan coring di kedalaman tersebut.
3. Setelah pelaksaan coring, peralatan coring di tarik ke permukaan, core tubing di laydown di permukaan.
4. Core barrel diberi tanda berupa garis merah-biru untuk menunjukkan arah Top-Bottom core dalam barrel tersebut, serta diberi kedalaman pada setiap 3 feet atau 1 meter kemudian di potong.
5. Lalu di resin di bagian anulus atau ruangan antara core barrel dan core yang bersangkutan, untuk melindungi kondisi core agar tetap seperti dalam reservoir, sifat saturasinya serta melindungi dalam perjalanan menuju laboratorium untuk di analisa.
6. Barulah di bawa ke laboratorium untuk di analisa.
Terdapat beberapa jenis metode pengambilan core dan fluidanya, ukuran dan kondisi setiap core akan berbeda untuk setiap metode. Pemilihan metode harus di sesuaikan dengan ketersediaan alat, karakteristik dari suatu formasi yang akan di ambil core dan sasaran dalam pengukuran core itu sendiri Dalam pengambilan core hanya terdapat 2 metode, yaitu
1. Sidewall, yaitu pengambilan core dilakukan saat pemboran sudah selesai dilakukan. Terdapat 2 jenis teknik, yaitu :
a. Percussion yaitu dengan cara menembakkan ke dinding formasi
10
b. Rotary yaitu dengan cara mengebor ke dinding formasi 2. Conventional, yaitu dilakukan pada saat pemboran berlangsung.
Di dalam rangkaian tubing terdapat beberapa bahan untuk membungkus core, yaitu :
a. Rubber sleeve liner,
b. Plastic Sleeve (PVC) Liner, c. Fiberglass Barrel,
d. Alumunium Liner.
Jenis fluida pada saat melakukan coring terbgi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Water Base Mud (Fresh Water, Salt Water), b. Oil Base Mud (Diesel, Mineral Oil),
c. Synthetic (Vegetable Oil).
Pada pemilihan fluida pemboran ini sangat berpengaruh dalam kualitas core saat di analisa. Agar tidak terjadi kesulitan dalam menganalisa. Terutama pada sifat saturasi dan wetabilitas.
2.4 Jenis Core Sample di Laboratorium
Sejatinya jenis core hanya terbagi menjadi Conventional dan Side- Wall Core (Adim, 1993;III – 1), jika core yang dianalisa di Laboratorium dibedakan sebagai berikut:
a. Conventional Core Plug adalah core plug sample yang diambil dengan
proses pengeboran. Dimana core yang di analisa, di bor sejajar dengan
arah perlapisan [horizontal plug] atau tegak lurus dengan perlapisan
apabila akan mendapatkan vertical core plug sample. Core plug akan
berbentuk silindris dengan ukuran diametenya 1.0 atau 1.5 Inch tergantung dari kebutuhan analisa
Gambar 2.1 Conventional Core Plug Sample (Dokumentasi pribadi 2018)
b. Side-Wall Core merupakan core sample yang diambil pada dinding lubang sumur. Datanya dipakai untuk pengecekan litologi batuan dan kandungan fluida, serta sifat-sifat batuan lainnya. Terdapat 2 jenis untuk Side Wall Core, yaitu:
Percussion Core, core yang diambil dengan cara di tembak ke dinding formasi.
Rotary Core, core yang di bor dari dinding sumur/formasi.
12
Gambar 2.2 Sidewall Core (Dokumentasi Pribadi 2018)
c. Full Diameter Core/Whole Core yaitu core yang dianalisa diameternya sesuai seperti aslinya dan panjangnya sekitar 6 inch, analisa ini pada batuan heterogen atau terdapat rekahan atau rongga.
Gambar 2.3 Full Diameter Core (Dokumentasi Pribadi 2018)
2.5 Persiapan Sebelum Analisa A. Core Inventory
Sampel yang datang dari lapangan akan di refitting yaitu
mengurutkan core 1 dengan core lain sesuai dengan urutan kedalaman
(from top to bottom) serta posisi laminasi core sampai persis seperti posisi di bawah permukaan. Agar saat meganalisa core lebih akurat.
B. Spectral Gamma Ray
Sample diuji adanya kandungan mineral radioaktif seperti Uranium (U), Thorium (Th) dan Potasium (K) dengan menggunakan radiasi sinar gamma dengan alat Spectral Core Gamma Ray. Hasil dari pengujian ini biasanya dalam bentuk log yang dipakai untuk menentukan zona reservoir, sebagai shifting depth untuk mencocokan kedalaman dengan logging di lapangan , mengurangi core yang tidak perlu dianalisa.
C. CT-SCAN
CT-SCAN (Computhed Tomography SCAN) dapat dilakukan ketika sample masih berada dalam core barrel. CT-SCAN dilakukan untuk mengetahui kondisi core secara 3 dimensi didalam core barrel tanpa harus merusak atau membuka barrel tersebut.
D. Plugging
Setelah dilakukannya CT Scan dan Gamma Ray maka kita sudah
bisa mengetahui zona yang akan dianalisa, karena tidak semua bagian
dianalisa. Kemudian core dikeluarkan dari barrel sambil diurutkan
mengikuti perlapisan yang ada, kemudian dikeluarkan dari core barrel
dan diberi tanda pada bagian-bagian yang akan di plugging untuk
dianalisa. Proses plugging dilakukan dengan menggunakan alat
plugging/mesin bor, sample diplug sesuai ukuran yaitu 1.0” atau 1.5”.
14
masing-masing core plug diberi nomer sesuai dengan daftar yang sudah dipersiapkan sesuai kedalamannya.
E. Cleaning dan Drying
Setelah memperoleh sample dari hasil plugging tersebut kemudian sample diberi nomer sesuai dengan daftar/list yang sudah dipersiapkan kemudian di cleaning hingga sample tersebut bersih.
Cleaning sample tersebut dengan menggunakan 2 larutan, yaitu:
1. Toluene : Untuk menghilangkan hidrokarbon.
2. Methanol : Untuk menghilangkan garam.
Pencucian sample dilakukan sampai sample benar-benar bersih yang lamanya tergantung pada banyaknya hidrokarbon pada sample itu sendiri. Metode cleaning sendiri terdapat 2 macam yaitu :
1. Cuci panas: Untuk sample yang bersifat karbonat.
2. Cuci dingin: Untuk sample yang bersifat pasiran dan klastik.
Setelah sample bersih dari garam dan hidrokarbon, core sample
di keringkan agar core sample tersebut benar-benar dalam keadaan bersih
tidak terdapat fluida didalamnya. Untuk proses drying tersebut core
sample dimasukkan kedalam oven, oven yang biasa digunakan terdapat 2
macam, yaitu:
Drying oven : Temperatur yang digunakan ± 110
oC sampai benar- benar kering, hal ini dapat dilihat dari penimbangan yang dilakukan setiap hari sampai menunjukkan berat yang stabil. Pengeringan ini biasanya untuk sampel gamping.
Gambar 2.4 Drying Oven atau convectional oven (Dokumentasi Pribadi 2018)
Humidity Oven : Untuk batuan pasir yang banyak mengandung
lempung, pengeringan dilakukan pada
temperature 60
oC dengan kelembaban udara
sekitar 40% sampai benar-benar kering, hal ini
dapat dilakukan penimbangan setiap hari sampai
menunjukan berat yang stabil.
16
Gambar 2.5 Humidity Oven (Dokumentasi Pribadi 2018)
Sebelum dilakukan pengukuran sample harus didinginkan dengan menyimpannya didalam desikator dengan menggunakan Silicagel (CaCl
2). Dengan demikian core sample siap untuk dianalisa.
2.6 Analisa Batuan Inti (Core)
Analisa batuan inti (core) dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali dengan coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi bawah permukaan. Core sampel inilah yang nantinya akan diuji dalam laboratorium untuk mengetahui sifat fisik batuannya (Adim, 1993;2).
Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah permukaan (core) diperoleh. Data-data yang didapat dari core:
Data Analisa inti batuan secara kualitatif.
Data Analisa inti batuan secara kuantitatif.
2.6.1 Data Analisa inti batuan secara kualitatif
Analisa inti batuan secara kualitatif dapat dengan cepat mendeterminasi jenis dari litologi, kedalaman yang diteliti dari litologi, zona hidrokarbon, komposisi formasi, serta informasi paleontologi. Karena pada inti batuan dapat terlihat jelas baik dengan kasat mata ataupun mikroskop jenis litologi, kumpulan fauna, struktur sedimen, tekstur batuan, tanda-tanda ada atau tidaknya hidrokarbon, juga kedalaman sampel inti batuan (Adim, 1993;3).
Informasi yang dapat diambil dari inti batuan yang penting diantaranya:
a. Pemerian batuan secara lengkap.
b. Fosil yang terkandung dalam inti batuan dapat dipakai sebagai petunjuk di dalam pemboran selanjutnya, dan penunjuk arah kemana harus dilakukan pemboran selanjutnya apabila dikorelasikan dengan data dari sumur lain.
c. Menunjukan sifat-sifat fasies dalam sedimen klastik, selanjutnya dapat diketahui fasies sedimen pada sumur bor yang bersangkutan.
d. Untuk batuan yang memiliki perlapisan, inti batuan dapat diukur arah dan kemiringannya.
2.6.2 Analisa inti batuan secara kuantitatif
Hasil dari analisa inti batuan secara kuantitatif yaitu harga
porositas, permeabilitas dan kejenuhan cairan yang terkandung di
18
dalam inti batuan dari batuan reservoir yang akan ditentukan cadangan hidrokarbonnya (Adim, 1993;4).
Pemilihan inti batuan yang akan dianalisa terutama pada daerah kontak,baik kontak minyak dan gas maupun kontak air dan gas,biasanya kontak-kontak tersebut mempunyai jenis batuan yang sifatnya lempungan,terutama kontak antara gas dan minyak disamping pada daerah kontak inti batuan juga dianalisa pada daerah yang kejenuhan hidrokarbonnya relatif tinggi, terutama pada daerah minyak. Analisis ini Batuan ditinjau dari Sedimentologi dan Geologi Reservoir. Analisis core lebih dititikberatkan pada analisis sedimentologi dalam penentuan lingkungan pengendapan.
Deskripsi core dan analisis petrografi adalah pelengkap analisis core untuk menentukan baberapa faktor seperti lingkungan pengendapan, pengindentifikasian rekahan dan mineralogi dan pengaruhnya terhadap kualitas batuan dan produksi.
Analisis tersebut digunakan untuk menentukan:
1. Deskripsi detil batuan sedimen.
2. Hubungan dan konektivitas dari matrik dan porositas rekahan.
3. Tipe batuan dan karakteristik tekstur.
4. Mineralogi dan asal butiran.
5. Komposisi mineralogi dari pada matrik dan semen.
6. Hubungan antara butiran, semen, matrik dan porositas.
Tujuan dari analisa inti batuan (core) yaitu untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Studi dari data analisa inti batuan (core) dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selain itu data batuan inti ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging
Prosedur analisa batuan inti pada dasarnya terdiri atas 2 bagian, yaitu Analisa basic batuan inti (Routin Core Analysis) dan Analisa special batuan inti.
2.7 Analisa Rutin Batuan Inti
Analisa rutin batuan inti biasanya dilakukan untuk sumur-sumur eksplorasi. Analisa rutin batuan inti umumnya berkisar pada pengukuran sifat–sifat fisik seperti porositas, permeabilitas, grain density dan saturasi.
Proses pengujian yang dilakukan pada analisa rutin batuan inti ini, jenis core
sample yang digunakan merupakan jenis conventional core dimana sample
tersebut dalam keadaan kering, sample tersebut telah dicuci untuk
menghilangkan garam dan hidrokarbon, kemudian dioven agar sample
tersebut benar-benar bersih dari fluida yang ada didalamnya. Data yang
20
diperoleh dalam analisa ini sangat berkaitan dengan proses analisa spesial batuan inti dan analisa-analisa penunjang lainnya (Adim, 1993;6).
Pengujian analisa rutin batuan tersebut yaitu:
2.7.1 Porositas
Porositas merupakan ukuran ruang-ruang kosong dalam suatu batuan. Secara definitif porositas merupakan perbandingan antara volume ruang yang terdapat dalam batuan yang berupa pori- pori terhadap volume batuan secara keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam fraksi atau persen. Besar-kecilnya porositas suatu batuan akan menetukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir (Monicard, 1980;7)
Secara matematis porositas dapat dinyatakan sebagai:
... (Persamaan 2.1)
... (Persamaan 2.2) Keterangan :
ø = porositas pori dalam % Vp = Volume pori-pori, (cm
3) Vb = Volume bulk, (cm3) Vg = Volume grain, (cm
3)
∅ = 𝑉𝑝
𝑉𝑏 𝑥100%
∅ = 𝑉𝑏 − 𝑉𝑔
𝑉𝑏 𝑥100%
Tabel 2.1 Tabel Ukur Porositas dan Kuantitas
Porositas (%) Kuantitas
( 0% – 5 %) Dapat diabaikan (negligible)
(5% – 10%) buruk (poor)
(10%- 15%) cukup baik (fair)
(15%- 20%) baik (good)
(20%- 25%) sangat baik (very good) (>25%) istimewa (excellent)
(Koesoemadinata, 1980;81) 2.7.2 Permeabilitas
Permeabilitas adalah sifat fisik inti batuan yang merupakan kemampuan batuan reservoir untuk dapat meloloskan atau melewatkan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut.
Untuk pengukuran permeabilitas dapat menggunakan metode Micro Permeameter, Automated Permeameter & porosimeter serta Dual Cell Plug Permeameter.
Secara kuantitatif besarnya permeabilitas suatu batuan dapat
ditentukan berdasarkan rumus Darcy. Definisi batuan mempunyai
permeabilitas 1 Darcy menurut hasil percobaan ini adalah apabila
batuan mampu mengalirkan fluida dengan laju 1cm
3/s berviskositas
1cp, sepanjang 1cm dan mempunyai penampang 1cm
2, perbedaan
tekananan sebesar 1atm (Monicard, 1980;43)
22
Sehingga persamaan permeabilitas (K) dapat ditulis sebagai berikut :
... (Persamaan 2.3) Keterangan :
K= Permeabilitas, darcy Q = Debit Aliran, cm
3/s
= Viskositas Fluida, cp
A = Luas Penampang Media, cm
2∆P = Beda tekanan masuk dengan tekanan keluar. Atm
∆l = Panjang media berpori
Tabel 2.2 Skala permeabilitas di Lapangan
Skala Permeabilitas (mD) Keterangan
< 5 Ketat
5 – 10 Cukup
10 – 100 Baik
100 – 1000 Baik sekali
(Koesoemadinata, 1980;83) K= QμL
A∆P
2.7.3 Densitas Mineral Batuan Sedimen
Dalam teknik perminyakan dikenal istilah - istilah densitas (berat jenis) sebagai berikut :
Grain Density (GD), yaitu densitas batuan formasi tanpa adanya fluida dalam batuan.
... (persamaan 2.4) 2.7.4 Saturasi
Saturasi fluida merupakan perbandingan antara volume pori batuan yang ditempati oleh satu fluida tertentu dengan volume pori batuan, untuk menentukan ada dua metode yang dapat digunakan yaitu metode deanstark dan metode retort (Monicard, 1980;85) Adapun jenis- jenis dari saturasi batuan reservoir yaitu:
1. Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang dinyatakan dengan Sg.
2. Saturasi minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume pori total yang dinyatakan dengan So.
3. Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang dinyatakan dengan Sw.
Persamaan untuk saturasi suatu fluida dapat dirumuskan sebagai berikut :
... (persamaan 2.5) GD = Berat Batuan
Volume Butiran Batuan
Sw = Vw
Vp x 100%
24
..
...(persamaan 2.6)
... (persamaan 2.7)
Keterangan :
Vw = volume air, cc Vp = Volume pori, cc Vg = Volume gas, cc Vo = Volume minyak, cc
Jika pori – pori batuan diisi oleh fluida minyak, gas, dan air, maka berlaku hubungan :
... (persamaan 2.8)
Jika diisi oleh minyak dan air saja, maka berlaku hubungan :
... (persamaan 2.9) Adapun metode-metode dalam pengukuran saturasi
a. Metode penjenuhan (Retort Summation Method) b. Metode Dean Stark
Salah satu metoda yang populer untuk menghitung saturasi fluida adalah dengan Retort Method dan Dean Stark Method. Prinsip dasar dari metode Dean Stark ini adalah dengan memanaskan fresh
So = Vo
Vp x 100%
Sg = Vg
Vp x 100%
So + Sg + Sw = 1
So + Sw = 1
core sample dengan menggunakan toluen, sehingga air yang ada di dalam sample menguap dan kemudian terkondensasi dan uap airnya tertampung pada glass penerima, sedangkan minyak yang ada dalam sample akan larut oleh toluen.
Sedangkan prinsip Retort Method mencari kandungan air dan minyak dengan memanaskan 100 gram core sample yang dimasukkan ke dalam bom pada suhu 400
oF kemudian air dicatat sebagai Initial Water, selanjutnya suhu dinaikkan ke 1200°F untuk memperoleh minyak yang dicatat sebagai Observed Oil.
Pada umumnya reservoir didalam tanah akan diisi oleh air kecuali di dalam reservoir hidrokarbon. Dikatakan saturasi seratus persen apabila reservoir tersebut tersebut diisi oleh satu fasa sepenuhnya.
2.8 Analisa Spesial Batuan Inti
Analisa spesial batuan ini dapat dikelompokkan menjadi dua tipe
pengukuran, yaitu pengukuran pada kondisi statis dan pengukuran pada
kondisi dinamis. Pengukuran pada kondisi statis meliputi pengukuran
tekanan kapiler, sifat-sifat listrik dan kecepatan rambat suara, wetabilitas,
kompresibilitas batuan, dan study petrografi. Sedangkan yang termasuk
dalam pengukuran pengukuran pada kondisi dinamis meliputi permebilitas
relative, thermal recovery, residual saturasi, water flood evaluation, liquid
permeabilitas dan formation damage.
26
Analisa special batuan inti (core) biasanya dilakukan pada sumur- sumur eksploitasi dan sumur-sumur pengembangan. Pada analisa ini kita perlu mengetahui data-data berdasarkan analisa rutin, seperti porositas dan permeabilitas dari batuan tersebut karena data tersebut sangat berkaitan dengan pengujian analisa selanjutnya. Maka, sebelum dilakukannya analisa special batuan inti perlu dilakukan analisa rutin batuan inti terlebih dahulu.
Di dalam Laboratorium penganalisaan yang dilakukan meliputi Wettabilitas
Batuan (Wettability), Formation Factor, Resistivity Index, Permeabilitas
Relatif (Relative Permeability), Tekanan Kapiler (Capillary Pressure) dan
Kompresibilitas Batuan (Rock Compressibility) (Adim, 1993;7)
26
diharapkan mampu melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di laboratorium menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, ataupun melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses atau alat untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Tugas Akhir dan kajian yang akan dilakukan, maka dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :
3.1 Pendahuluan
Data yang diperoleh dari buku–buku atau hand book sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan dengan topik yang di tulis. Buku yang digunakan adalah Herlan Adim, Petunjuk Analisa Laboratorium Sifat Batuan Reservoir Minnyak dan Gas Bumi.
Koesoemadinata R. P, Geologi Minyak Dan Gas Bumi. Robert P Monicard, Properties of Reservoir Rock: Core Analysis. Tiab, Djebbar dan C.
Donaldson Erle, Theory And Practice Of Measuring Reservoir Rock And Fluid Transport Properties.
3.2 Pengambilan Data
27
Data yang di peroleh dari pengamatan secara sistematis mengenai hal- hal yang terjadi dilaboratorium serta mengumpulkan data-data dan mengurutkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Data yang di peroleh dari penelitian secara langsung tentang Perhitungan Porositas, Permeabilitas dan Saturasi dengan metode analisa core rutin. Berdasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan tugas akhir.
3.3 Pengolahan Data
Untuk mendapatkan data porositas, Permeabilitas Dan Saturasi
Berdasarkan Pengalaman yang saya dapatkan di laboratorium yaitu dengan
cara (Core Inventory) yaitu mengurutkan core 1 dengan core lain sesuai
dengan urutan kedalaman from dan bottom, (Spectral Gamma Ray) Sample
diuji adanya kandungan mineral radioaktif, (Plugging) sample diplug sesuai
ukuran yaitu 1.0” atau 1.5”, (Cleaning dan Drying) sampel dibersihkan
dengan larutan Toluene dan Methanol kemudian sampel dikeringkan dengan
cara di oven. Setelah sampoel melewati semua proses tersebut maka sampel
sudah bisa dianalisa dengan menggunakan mesin Automated Permeameter-
Porosimeter.
Saturasi
3.4 Diagram Alir
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitan Tugas Akhir pada Laboratorium PT Geoservices
Pengumpulan Data Studi
Selesai
Porositas
Routine Core Analysis Core Plug
Analisa Data :
1. Porositas (𝜙) 2. Bulk Volume 3.Grain Density 4. Pore Volume
Data : 1. Wet Wight 2. DryWeight 3. Reading Water 4. Pore Volume Data :
1.Weight 2.Bulk Volume 3.Gas Injection 4.Water
HASIL
Permeabilitas
Alat : 1.AP – 608
(Automatic Permeameter and Porosimeter 2.Helium
Porosimeter
Alat Data :
1. Bulk Volume 2. Orrifice 3. Water 4. C Alat :
1.Dual Cell Plug Permeameter 2.Permeameter 3.AP – 608
(Automatic Permeameter and Porosimeter Data :
1. ID Sample 2. Diameter 3. Lenght 4. Weight 5. Grain
Volume
Retort Oven Dean Stark
Analisa Data :
1.Permeabilitas (Ka)
Analisa Data : 1. Oil Bulk 2. Natural Density 3. Saturated
Density 4. Water Bulk 5. Gas Saturation 6.Grain Density
Analisa Data : 1.Total Liquid Out 2. Oil Volume 3. Oil Saturation 4. Water
Saturation 5. Total Saturation
29
3.5 Alur atau Tahapan Sebelum Analisa Core
Pada kegiatan analisa Core rutin ini, dapat dilakuan prosedur awal yang harus dilakukan berupa penanganan untuk sampel Full Diameter Core dan untuk sampel Side Wall Core. (Gambar 3.2 dan Gambar 3.3)
Gambar 3.2 Prosedur Awal Full Diameter Core
Gambar 3.3 Prosedur Awal Sidewall Core Sample
Prosedur
1.
Mengidentifikasi Batuan
Spectra Gamma Ray
CT - SCAN
2. Open Core
Lay Out
Penulisan Kode pada Top &
Bottom
3. Plugging 4. Slabbing
5. Pengambilan Foto dengan UV
Light
Prosedur
1. Identifikasi Plug
2. Open Cover Plug
3. Cleaning Surface Plug
4. Cleaning Core dari kandungan minyak dan
garam
5. Drying
30 4.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan
PT. Geoservices adalah perusahaan terbatas (Ltd.) yang memiliki dasar yang solid keahlian mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan minyak, gas, batubara, mineral dan industri panas bumi Indonesia. Awalnya menyediakan sampel lapangan dan analisis kimia untuk industri mineral. PT. Geoservices telah melakukan diversifikasi layanan dan memperluas pelanggannya.
Gambar 4.1 Logo PT. Geoservices
“EXCELLENT SERVICES WITH HIGH PROFESSIONAL
INTEGRITY” merupakan filosofi yang dimiliki.Untuk memberikan layanan
yang lebih baik di seluruh nusantara.PT. Geoservices terus memperluas
operasinya dari basis Bandung aslinya, didirikan pada tahun 1971.
31
Perusahaan sekarang memiliki kantor cabang di Jakarta serta lokasi penting lainnya, termasuk Samarinda (Kalimantan Timur), Balikpapan (Kalimantan Timur), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan Pekanbaru (Riau).
PT. Geoservices dikenal karena keahlian dan kehandalan di semua bidang kegiatan. Pertumbuhan ukuran dan reputasi perusahaan telah berakar dalam keunggulan karyawannya. Landasan untuk keunggulan ini adalah komitmen jangka panjang untuk pengembangan keterampilan dan pengetahuan, termasuk pelatihan lepas pantai karyawan lokal dan interaksi dengan konsultan asing yang pindah ke Indonesia untuk berbagai periode waktu.
Untuk memfasilitasi transfer teknologi PT. Geoservices masuk ke Joint Venture atau perjanjian bantuan teknis dengan perusahaan berbasis asing yang diakui sebagai pemimpin di bidang masing-masing. Kombinasi tenaga berpengalaman, instrumentasi modern, pelatihan staf yang ekstensif dan prosedur pengendalian kualitas yang ketat telah menjadikan PT.
Geoservices diterima di seluruh dunia. Dedikasi untuk mempertahankan
standar tinggi di Indonesia memastikan bahwa layanan perusahaan akan
dinikmati dan diakui oleh internasional untuk bertahun-tahun yang akan
datang.
4.2 Divisi-divisi
PT. Geoservices merupakan perusahaan besar yang memiliki banyak divisi, diantaranya:
1. Consultancy
2. Geoassay Testing Laboratory 3. SAPD (Seismic Scan & Archive) 4. Coalbed Methane (CBM) Division 5. Environmental Laboratory
6. Geological & Laboratory Services Division 7. Geotechnical Laboratory
8. Heavy Equipment Rental & Services.
4.3 Geological & Laboratory Services Division PT. Geoservices
Gambar 4.2
Logo PT. GEOSERVICES Geological & Laboratory Services Division
Divisi ini menyediakan layanan utama berupa analisa laboratorium
geologi & core untuk industri minyak & gas, coal bed methane,
geothermal& mineral.
33
Divisi ini menyediakan pengukuran dan pengamatan yang akurat, didukung oleh kualitas kontrol, interpretasi dan pelaporan yang hati- hati.Proyek ini dikerjakan di lapangan dan di laboratorium lokasi klien.
Pengalaman yang dimiliki divisi ini sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan telah melakukan berbagai proyek bahkan di sebagian Negara lain seperti Asia, Timur Tengah dan Afrika.
Layanan tersebut meliputi bidang-bidang utama berikut analisis daninterpretasi:
1. Rock Description 2. Core Analysis 3. Stratigraphy
4. Petroleum Geochemistry &Fluids 5. Environmental
6. PVT Analysis
34
Tujuan dari analisa core, yaitu mengetahui informasi langsung tentang
sifat-sifat fisik metode batuan yang ditembus selama pemboran berlangsung. Pada
pembahasan ini, digunakan tiga sampel plug dengan ID Number yang berbeda dan
tiap masing-masing plug memiliki nilai porositas, permeabilitas dan saturasi
yang berbeda-beda, untuk menentukan nilai porositas digunakan plug dengan ID
Number 01, 11 dan 20. Sama halnya untuk menentukan nilai permeabilitas dan
saturasi digunakan plug yang sama, akan tetapi untuk menentukan saturasi
dengan Alat Conventional Retort Oven, digunakan sampel plug yang berbeda
dengan ID Number yang berbeda dengan sampel plug porositas, permeabilitas
dan saturasi Dean Stark yaitu plug dengan ID Sample 101, 111 dan 120, tetapi
dengan kedalaman yang sama karena untuk membandingkan perhitungan hasil
yang didapat dari sarturasi Dean Stark Method dengan perhitungan hasil yang
didapat dari satuarsi Conventional Retort Oven. Hal ini disebabkan karena plug
yang digunakan untuk mencari nilai saturasi Retort Oven harus dihancurkan agar
pembacaannya efektif. Kedalaman dari sampel 01/101 yaitu 2149,90 Ft, Sampel
11/111 yaitu 2150,90 Ft dan untuk sampel 20/120 yaitu 2151,90 Ft. Pada tiap
sampel yang digunakan harus bebas dari gangguan atau rekahan, karena akan
dapat menganggu perhitungan tiap masing-masing alat. Seperti untuk mencari
porositas, harus dengan plug yang tidak pecah.
35
5.1 Data Porositas, Permeabilitas Dan Saturasi
Porositas
ID Sample (Lime) 01 11 20
Kedalaman 2149.90 2150.90 2151.90
Diameter (cm) 3,785 3,789 3,789
Lenght (cm) 4,146 4,200 4,302
Weight (gr) 103,26 100,97 102,35
Grain Volume (cc) 38,938 38,142 38,710
(phi) 3,14 3,14 3,14
Permeabilitas
Bulk Volume (cc) 25,863 11,485 13,894 Laju Alir Orrifice
(cc) 1,0 1,0 1,5
Water Pengukuran
(mL) 122 117 130
C (mmHg) 60 60 60
Saturasi (Retort Oven)
ID Sample 101 111 120
Weight (Bulk
Sample) gr 23,46 24,99 31,76
Bulk Volume (cc) 9,20 9,65 13,41
Corr. Bulk (cc) 9,14 9,56 13,32
Gas Injection (cc) 0,20 0,20 0,20
Bulk Volume
(Retort Sample)gr 100 100 100
Observ Oil (cc) 0,30 0,50 0,60
Corr. Oil (cc) 0,80 0,55 0,67
Water (cc) 4,60 4,80 7,30
5.2 Perhitungan
5.2.1 Porositas ( ) sampel H1-01 dengan kedalaman 2149.90 Ft.
Bulk Volume = x x D
2x L
= x 3.14 x 3.785
2x 4.146
Bulk Volume = 46,62 cc
Grain Volume = 38.938 cc (dari mesin AP - 608)
Grain Density =
=
Grain Density = 2,65 gr/cc
Pore Volume = Bulk Volume – Grain Volume
= 46,62 – 38,938
Pore Volume = 7,68 cc
=
x 100%
=
x 100%
= 16,48 %
Untuk perhitungan Porositas sampel (11) dan sampel (20) berada pada
Lampiran 1
37
Tabel 5.1 Data Hasil Pengukuran Porositas
Sample Diameter (cm)
Length (cm)
Bulk Volume
(cc)
Grain Volume
(gr/cc)
Weight (gr)
Grain Density
(cc)
Pore Volume
(cc)
Porosity (%)
01 3,785 4,146 46,62 38,938 103,26 2,65 7,68 16,48
11 3,789 4,200 47,33 38,142 100,97 2,64 9,19 19,39
20 3,789 4,302 48,48 38,710 102,35 2,64 9,77 20,15
5.2.2 Permeabilitas (Ka) Sampel H1-01 dengan kedalaman 2149,90 Ft.
Ka =
=
Ka = 7,58 mD
Untuk perhitungan Permeabilitas sampel 2 (11) dan sampel 3 (20) berada pada bagian Lampiran 2
Tabel 5.2 Data Hasil Pengukuran Permeabilitas ID
Sample
Laju Alir Orifice
(cc)
W (ml)
C (mmHg)
L (cm)
BV (cc)
Ka (mD)
01 1,0 122 60 2,315 25,863 7,58
11 1,0 117 60 1,025 11,485 3,21
20 1,5 130 60 1,243 13,894 6,47
A. Perhitungan Dengan Alat Conventional Retort Oven Sampel H1-01 dengan Kedalaman 2149.90 Ft.
Alat ini biasa digunakan untuk menentukan nilai saturasi air, saturasi minyak yang terkandung dalam suatu sampel plug dengan menghancurkan sampel menjadi berkeping-keping dengan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode Dean Stark.
Natural Density (ND) =
=
Natural Density (ND) = 2,27 gr/cc
Saturated Density =
( )=
Saturated Density = 2,36 gr/cc Oil Bulk =
x 100 % =
x 100%
Oil Bulk = 0,0 % Water Bulk =
x 100 % =
x 100 %
Water Bulk = 7,7 %
39
Gas Bulk =
x 100 % =
x 100 % Gas Bulk = 9,6 %
Porositas ( ) = oil bulk + water bulk + gas bulk
= 0 + 7,7 + 9,6 Porositas ( ) = 17,3 %
Oil Saturation =
x 100%
=
x 100%
Oil Saturation = 0 %
Water Saturation =
x100%
=
x100%
Water Saturation = 44,50 % Gas Saturation =
x100%
=
x100%
Gas Saturation = 55,5 %
Grain Density =
--
=
--
Grain Density = 2,64 gr/cc
Untuk perhitungan Saturasi dengan Alat Conventional Retort Oven sampel (11) dan sampel (20) berada pada bagian Lampiran 4.
Dari perhitungan di atas, dapat dibuat hasil keseluruhan berupa Tabel 5.5 Tabel 5.5 Perhitungan Saturasi Dengan Menggunakan Alat Conventional Retort
Oven
No Depth
Permeability
to Air [Ka]
Helium
Porosity Saturation by retort
Grain
Density Description at Ambient at
Ambient
Fluid
Por Oil Water Gas
ID Meter Md % % %pv %pv %pv g/cc
H1-
01 2149.90 7,58 16,488
17,3 3,2 45,9 51,0 2,64 Sst, hd, gy, f-m H1-
11 2150.90 3,21 19,417
13,9 1,9 56,4 41,6 2,67 Sst, hd, gy, Vf-f H1-
20 2151.90 6,47 20,155
24,8 3,2 32.,4 64,3 2,63 Sst, hd, gy, m-c
5.3 Pembahasan
Dari perhitungan antara permeabilitas dan porositas dapat dibuat grafik yang menunjukan adanya hubungan antara permeabiltas dan porositas seperti pada Grafik 5.1 Permeabilitas Vs Porositas.
Tabel 5.6 Permeabilitas (Ka) vs Porositas ( )
ID Number Porositas ( ) Permeabilitas (Ka)
01 16,48 % 7,58 mD
11 19,39 % 3,21 mD
20 20,15 % 6,47 mD
41
Gambar 5.1 Permeabilitas vs Porositas
Dari perhitungan data dengan menggunakan sampel plug yang berbeda- beda, dapat diketahui hubungan antara porositas dan permeabilitas yaitu berbanding lurus,semakin bagus nilai permeabilitas dari suatu sampel maka akan semakin bagus porositas yang didapat.
Penggunaan sampel pada percobaan ini menggunakan enam sampel plug, yaitu plug dengan ID Number 01,11 dan 20 untuk pengujian porositas, permeabilitas dan saturasi Dean Stark, sedangkan untuk sampel 101, 111 dan 120 digunakan untuk sampel pengujian saturasi Conventional Retort Oven, dimana penggunaan plug untuk alat retort oven ini harus menggunakan sampel yang sudah dihancurkan terlebih dahulu.
Nilai porositas yang didapat dari pengujian ini untuk ID Number 01 didapat nilai 16,48% dan untuk ID Number 11 didapat nilai 19,39% dan ID Number 20 didapat nilai sebesar 20,15%.
H1-10 H1-11
H1-20
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 2014,48 19,39 20,15
PERMEBILITAS (KA)
POROSITAS (Q)
POROSITAS VS PERMEBILITAS
Permeabilitas untuk ID Number 01 didapat nilai sebesar 7,58 mD dan ID Number 11 didapat nilai sebesar 3,21 mD dan untuk ID Number 20 didapat nilai sebesar 6,47 mD.
Sedangkan hasil yang didapat untuk nilai saturasi total pada ID Number 01 didapat nilai 44,50 % dengan saturasi oil (So) nya sebesar 0%
dan untuk ID Number 11 didapat nilai 54,50 %, saturasi oil (So) nya sebesar 0 % dan untuk ID Number 20 didapat nilai 37,6 % dengan saturasi oil (So) nya sebesar 3,1 %. Dari hasil perhitungan permeabilitas, porositas dan saturasi dengan menggunakan sampel plug dengan ID Number 01,11 dan 20 didapat sampel yang paling terbaik atau paling efektif digunakan untuk proses produksi yaitu sampel dengan ID Number 20, karena sampel plug ini adalah sampel yang sangat memiliki potensi hidrokarbon yang banyak dibandingkan sampel 01 dan 11. Hal ini diakibatkan karena saturasi oil (So) pada sampel dengan ID Number 20 ini lebih tinggi dibandingkan dengan sampel 01 dan 11, dengan porositas dan permeabilitas yang layak dengan porositas 20,15%
dan permeabilitas 6,47mD.
42
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Nilai Porositas, Permeabilitas dan Saturasi sample H1-01, H1-11 dan H1-20, yaitu :
a) Data sample ID H1-01 yaitu : untuk Porositas didapat sebesar 16,48%, untuk Permeabilitas didapat nilai sebesar 7,58 mD, Saturasi didapat nilai 2.64 %
b) Data sample ID H1-11 yaitu : untuk Porositas didapat nilai sebesar 19,39%, untuk Permeablitas diapat nilai sebesar 3,21 mD dan untuk Satursi didapat nilai 2.67 %
c) Data sample ID H1-20 yaitu : untuk Porositas didapat nilai sebesar 20,15% untuk Permeablitas diapat nilai sebesar 6,47 mD dan untuk Satursi didapat nilai 2.63 %
2. Oil Volume untuk sampel 101 didapat nilai sebesar 3,2 ml, untuk sampel 111 didapat nilai sebesar 1.9 ml dan untuk sampel 120 didapat nilai Oil Volume sebesar 3.2 ml.
3. Dari hasil akhir yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin
bagus nilai permeabilitas, maka umumnya nilai porositas juga semakin
bagus dan nilai saturasi minyak semakin bagus juga atau nilai
permeabilitas, porositas dan saturasi minyak berbanding lurus.
4. Sampel yang paling baik dan paling efektif adalah sampel dengan ID Number 120, karena memiliki nilai porositas, permeabilitas dan saturasi oil yang bagus atau tinggi dengan nilai porositas 20,15%, permeabilitas 6,47% dan saturasi oil 3,2%.
6.2 Saran
1. Saya melihat kurangnya sarana tempat ibadah dan kamar mandi ( Toilet)
2. Semoga AKAMIGAS dapat membangun hubungan kerja sama dengan
PT. GEOSERVICES, agar mempermudah mahasiswa mendapat tempat
Kerja Praktek atau Tugas Akhir maupun Pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adim, Herlan. 1993. Petunjuk Analisa Laboratorium Sifat Batuan Reservoir Minnyak dan Gas Bumi. Jakarta.
Koesoemadinata R. P. 1990. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung: ITB.
Monicard, Robert P. 1980. Properties of Reservoir Rock: Core Analysis. France:
Institute Francais Du Petrole.
Tiab, Djebbar dan C. Donaldson Erle. 2004. Theory And Practice Of Measuring
Reservoir Rock And Fluid Transport Properties, United States Of America
Bulk Volume = x3,14 x D
2x L
= x 3,14 x 3,789
2x 4,200
Bulk Volume = 4733 cc
Grain Volume = 38,14 gr/cc (dari mesin AP - 608) Grain Density =
=
Grain Density = 2,64 gr/cc
Pore Volume = –
= 47,33 – 38,142 Pore Volume = 9,18 cc
=
x 100%
=
x 100%
= 19,39 %
Perhitungan Porositas Sampel (20)
Bulk Volume = x3.14 x D
2x L
= x 3.14 x 3,789
2x 4,302
Bulk Volume = 48.48 cc
Grain Volume = 38,71 cc (dari mesin AP - 608) Grain Density =
=
Grain Density = 2,64 gr/cc
Pore Volume = Bulk Volume – Grain Volume
= 48,48 – 38,71
Pore Volume = 9.77 cc
=
x 100%
=
x 100%
= 20.15 %
Perhitungan Permeabilitas Sampel (11)
Ka =
=
Ka = 321 mD
Perhitungan Permeabilitas Sampel (20)
Ka =
=
Ka = 6,87 mD
Lampiran 3
Perhitungan Saturasi (Conventional Retort Oven) Sampel (111)
Natural Density (ND) =
=
Natural Density (ND) = 2,37 gr/cc
Saturated Density =
( )=
Saturated Density = 2,44 gr/cc
Oil Bulk =
x 100 %
=
x 100%
Oil Bulk = 0,0 %
Water Bulk =
x 100 %
=
x 100 % Water Bulk = 8,6 %
Gas Bulk =
x 100 %
Porositas ( ) = oil bulk + water bulk + gas bulk
= 0,0 + 8,6+ 6,3 Porositas ( ) = 14,9 %
Oil Saturation =
x 100%
=
x 100%
Oil Saturation = 4,69 %
Water Saturation =
x100%
=
x100%
Water Saturation = 57,7 %
Gas Saturation =
x100%
=
x100%
Gas Saturation = 42,2 %
Grain Density =
--
=
- -