• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

3. Manfaat Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, peneliti menganalisis data mengenai manfaat pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna. Manfaat merupakan hasil yang telah diperoleh dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di pondok pesantren Nurul Asna. Adapun analisis datanya sebagai berikut :

Menurut jawaban responden dapat disimpulkan manfaat dari pembinaan kesadaran yang ada di pondok pesantren Nurul Asna diantaranya :

2. Membantu santri menjadi orang yang lebih disiplin dan lebih baik. 3. Membiasakan diri untuk mempunyai jiwa yang mencintai

lingkungan.

4. Belajar dan mencari ilmu akan tenang tidak merasa jorok dan tidak mengganggu saat belajar.

5. Lingkungan terjaga dari sampah.

6. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan 7. Tidak memalukan Saat ada tamu berkunjung

8. Terhindar dari berbagai macam penyakit. Terutama penyakit kulit yang biasanya menyerang di lingkungan pondok pesantren.

Dikarenakan banyaknya santri yang mondok dipesantren Nurul Asna maka pembinaan kesadaran lingkungan hidup sangat diperlukan untuk meningkatkan kebersihan di lingkungan pondok pesantren Nurul Asna. Dengan adanya pembinaan kesadaran lingkungan pondok pesantren Nurul Asna menjadi pondok yang moderen, tidak hanya moderen dalam sistem pembelajarannya tetapi juga moderen dalam tingkat kebersihannya. Dengan hal itu semua santri Nurul Asna mendapatkan kesehatan yang terjamin, tidak diserang penyakit kulit yang biasanya umum terjadi di lingkungan pondok pesantren.

67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna di bagi menjadi beberapa metode.

Bentuk pembinaan dibagi menjadi beberapa metode, metode yang pertama adalah himbauan pengasuh dan usadz kepada seluruh santri untuk saling menjaga kebersihan terutama kebersihan diri sendiri kemudian kebersihan lingkungan. Metode yang kedua yaitu dengan jadual piket harian yang diikuti oleh seluruh santri pondok pesantren Nurul Asna. Metode pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ketiga adalah dengan diadakannya kegiatan kerja bakti sebulan dua kali yang dilakukan dihari sabtu atau minggu. Metode yang keempat adalah memberikan slogan tentang pentingnya kebersihan.

2. Respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna

Dapat dikatakan bahwa santri telah menjalankan metode pembinaan kesadaran lingkungan yang telah dibuat. Hal tersebut dibuktikan dengan santri telah menjaga kebersihan dengan membuang sampah dan menata peralatan sesuai dengan tempat yang disediakan, rutin menguras bak mandi, melakukan piket sesuai dengan jadual dan ikut dalam pelaksanaan kegiatan rutinan dalam 2 minggu sekali.

a. Mahasiswa praktikan tidak hanya mengajar di dalam kelas tetapi sosialnya juga harus tetap dijalankan dan lebih baik lagi

b. Untuk mahasiswa praktikan ketika sedang melaksanakan PPP jangan sungkan-sungkan untuk bertanya tentang tugas apa yang harus dilakukan ketika belum paham dan mengerti sebelum melakukan pembelajaran

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu mengenai persepsi dan harapan siswa tentang Praktik pengembangan Profesi (PPP), maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Siswa SMK Pelita Salatiga

a. Pertahankan sikap sopan dan ramah terhadap teman dan guru. b. Pertahankan rutinitas keagamaan yang sudah dijalankan c. Perlu tingkatkan prestasi belajar

d. Tingkatkan peribadahan keagamaan untuk persiapan masa depan yang lebih baik.

2. Untuk Mahasiswa Praktik pengembangan Profesi (PPP).

a. Para mahasiswa khususnya dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) agar mempersiapkan lebih dini sebagai seorang guru agar dalam pelaksanaan progaram Praktik Pengembangan Profesi (PPP) dapat lebih baik lagi.

b. Mahasiswa praktikan juga diharapkan dapat mendayagunakan serta memanfaatkan kesempatan selama pelaksanaan Praktik

c. Pengembangan Pofesi (PPP) di SMK PELITA Salatiga dengan sebaik-baiknya sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional di bidangnya.

d. Mahasiswa praktikan lebih membekali diri dengan ketrampilan yang lain, tidak hanya kompetensi bidang yang ditekuni.

3. Pihak Lembaga IAIN Salatiga

a. Agar mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan pelaksanakan Praktik Pengembangan Profesi dengan baik lagi

b. Selalu bekerja sama dengan sekolah yang sudah menjalin kerja sama.

c. Penambahan materi tentang administrasi sekolah seperti Prota-Promes ketika perkuliahan di kampus sebagai bekal pengenalan kepada Mahasiswa.

d. Penambahan waktu Praktik pengembangan profesi agar Mahasiswa Praktik Pengembangan Profesi (PPP) lebih mengembangkan keterampilannya.

DAFTAR PUSTAKA

A‟la, Abd. 2006. Pembaruan Pesantren. Yogyakarta: Pelangi Aksara.

Daryanto &Agung Suprihatin. 2009. Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:Gava Media

Djamallrwa, Zoer‟aini.2003. Prinsip-Prinsip Ekologi Dan Oerganisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, Sudharto P.2006. Resolusi Konflik Lingkungan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendiikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Haryanto, Sugeng. 2012. Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kiai di Pondok Pesantren. Kementrian Agama RI: Abbas Battavia-Art.

Mahmood, Amar. 2007. Rahasia Minda Jutawan. Kuala Lumpur: PTS Profesional Publishing.

M, Malik . Thaha Tunaya dkk. 2007. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Balai Penerbit dan Pengembangan Agama.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Rosda Karya. Bandung.

Nafi‟, M. Dian dkk. 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: Instite for training and development (ITD) Amherst.

Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Grup.

Sastrawijaya, A Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta Satrio, Adi. 2005. Kamus Ilmiah populer. Visi 7.

Siahaan, NHT. 2004. Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

Soemarwoto, R.M. Gatot P. 2001. Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Soemarwoto, Otto. 2001. Analisa Mengenal Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.

Thoha. Miftah. 2001. Pembinaan Organisasi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Tim Redaksi Pustaka Yustisia. 2010. Perundangan Tentang Lingkungan Hidup.

Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Utina, Ramli dkk. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup Lingkungannya. Jakarta: Erlangga.

Walgito. Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.

Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta:Andi Offset.

Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Andi. Yogyakarta

Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional). Jakarta: Ciputat Press.

Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 1 | Maret 2014

Labib. Muhammad . 2016. “kesadaran dan perilaku elemen pesantren di pondok pesantren al-itqon semarang dalam pengelolaan lingkungan “, tesis,

program magister ilmu lingkungan, program pasca sarjana universitas diponegoro semarang.

https://hettyherawati2704.wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-dalam

pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal 07/02/2018 pukul 09:39

https://hettyherawati2704.wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal 07/09/2018 pukul 10:16

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren nurul asna salatiga?

2. Bagaimana pelaksanaan sistem tersebut di pondok pesantren nurul asna salatiga? 3. Siapakah yang melaksanakan sistem tersebut?

4. Apa manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren nurul asna salatiga?

5. Kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakan pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren nurul asna?

6. Bagaimana tanggapan santri dengan adanya pembinaan tersebut? 7. Apakah santri telah membuang sampah pada tempatnya?

8. Apakah santri melaksanakan piket dengan tertib sesuai dengan jadual? 9. Wilayah mana saja yang mendapatkan pembersihan rutin?

TRANSKIP WAWANCARA

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 18 februari 2018 pukul 10.00 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial MYR selaku putra pengasuh pondok pesantren.

“Biasanya bentuk pembinaan kesadaran yang ada di pondok ini adalah dengan kegiatan piket. Siap pagi petugas piket membersihkan pondok, dari halaman depan sampai halaman belakang. Dan juga dilakukan kegiatan bersih-bersih bersama setiap dua minggu sekali. Para santripun sigap dalam melaksanakan piket, walaupun kadang menyapunya masih kurang bersih (maklumlah mbak anak putra. Hehee). Tapi anak-anak pondok putra disini sangat antusias dalam mengikuti program kebersihan ini, yaa seperti membuang sampah ditempat sampah, menyapu setiap hari dan mencuci pakaian kalau sudah kotor. Soalnya hampir setiap hari di cek sama putra dari bapak romo kiyai. Jadi ya hampir tiap hari bersih hehee...”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 18 februari 2018 pukul 10.20 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial FA.

“Dalam masalah kebersihan, piket harian terjadwal secara teratur dan diadakan kerja bakti seluruh santri tiap bulan dua kali. Selain itu di setiap tempat di tempel slogan kebersihan untuk meningkatkan kesadaran para santri. Untuk mengantisipasi pakaian kotor yang menumpuk, setiap santri di anjurkan langsung mencucui pakaian yang kotor dan harus langsung dijemur. Sebagian besar santri bisa melaksanakan aturan pondok namun masih ada beberapa santri yang tingkat kesadarannya rendah sehingga perlu diingatkan. Selain itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda menjadi salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok mengenai kebersihan seperti piket yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci pakaian kotor dan sebagainya. kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-saat tertentu, biasanya pada pagi hari. kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang bertugas pada saat jatah piketnya. Meskipun begitu, semua santri telah berusaha menjaga kebersihan diri dan lingkungan pondok.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 19 februari 2018 pukul 11.00 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial MTA.

“Pembinaan kesadaran lingkungan yang pertama dengan peraturan tertulis yang telah disepakati bersama. Apabila masih terdapat kelalaian dalam menaati peraturan tersebut, maka yang bersangkutan akan diberi peringatan atau teguran secara langsung. Para santri memberikan respon positif terhadap peraturan yang ada, namun adakalanya kelalaian terhadap peraturan tadi yang dipengaruhi beberapa faktor, seperti: jadwal kampus yang bersamaan dengan jadwal kebersihan, dan sebagainya. Para pengasuh dan pengurus pondok Pesantren Nurul Asna. Pelaksana sistem tersebut

adalah Seluruh santri Nurul Asna guna untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan kondusif, terutama yang akan berpengaruh pada kegiatan dalam dan luar pondok, seperti: mengaji, dzibaan, dan sebagainya. Kendala yang dihadapi yaitu, jadwal piket kebersihan dan kuliah yang bersamaan, kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-saat tertentu, kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang bertugas pada saat jatah piketnya. Selain itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda menjadi salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok mengenai kebersihan seperti piket yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci pakaian kotor dan sebagainya”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 19 februari 2018 pukul 11.00 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial NAA.

“Bahwa dipondok pesantren hidup secara bersama-sama dan memiliki kedudukan yang sama, jadi kalau menurut saya cara yang ampuh dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup atau kebersihan yaitu dengan memberikan contoh kepada santri yang lain, terlebih saya sebagai lurah disini hehee...Pembinaan kesadaran lingkungan dilakukan Dengan memberikan himbauan terhadap anak-anak santri dengan pengumuman secara langsung. Pemberitahuan yang telah diumumkan di jadikan sebagai aturan tertulis yang harus dijalankan Para santri yang tidak menaati aturan yang ada dapat dikenakan sanksi, sehingga bagi para santri yang tidak menaati peraturan jera, dan menaati aturan dengan baik. Sehingga dengan sedikit demi sedikit bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Respon santri terhadap sistem pembinaan kesadaran lingkungan cukup baik, karena dari kebanyakan mereka menginginkan kenyamanan dalam linkungan pondok. Meskipun dalam pengaplikasiannya banyak dari santri yang terkadang tidak menjalankannya. Setidaknya sedikit demi sedikit mereka mau menjalankannya. Banyak manfaat yang bisa didapat seperti halnya menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, sehat dan lebih kondusif. Kendala yang dihadapi kelalaian yang masih sering dilakukan oleh para santri, beberapa perlengkapan yang kurang memadai.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 februari 2018 pukul 13.00 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial Tholib.

“pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di pesantren Nurul Asna salah satunya dengan membuat jadual piket. Pembinaan sebagai bentuk kesadaran lingkungan yang diberikan kepada para santri Nurul Asna terutama santri putri berupa

ditetapkannya peraturan” yang telah disepakati bersama, adanya jadwal piket rutinan baik pagi maupun sore hari dan kerja bakti yang dilakukan sebulan dua kali bagi seluruh santri Nurul Asna. Respon yang diberikan para santri cukuplah baik dengan memaksimalkan waktu sebaik mungkin dengan mengerjakan peraturan serta jadwal piket yang telah diberikan. Selain itu juga kesadaran mereka terhadap lingkungan sekitar dengan menjaga kebersihan dan kerapian pondok baik secara umum dan pribadi. Sangatlah bermanfaat baik secara umum juga pribadi. Dan pembinaan ini sangat membantu bagi setiap santri menjadi orang yang lebih disiplin dan lebih baik.

Kurangnya kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri terhadap pembinaan yang telah diberikan menjadikan sebuah kendala.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 februari 2018 pukul 13.20 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial WYA.

“Pembinaan yang diterapkan di pondok putri Nurul Asna yaitu dengan membentuk jadwal piket bersih- bersih lingkungan yang ada dalam pondok pesantren, santri selalu di ingatkan dengan peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya, menguras bak mandi tiap minggunya dan bersih-bersih lingkungan pada 1 bulan sekali. Santri sangat merespon baik dengan peraturan walaupun mungkin ada sebagian santri yang tidak menjalankan dan memaksa diri sendiri untuk menjalankan sistem yng telah dibuat oleh pengurus kebersihan. Manfaatnya sangat banyak contoh kecilnya saja yaitu kita membiasakan diri untuk mempunyai jiwa yang mencintai lingkungan dan menjaga serta nerawat lingkungan yang ada disekitar kita. Jika lingkungan itu bersih dan rapi kita akan belajar dan mencari ilmu itu akan tenang tidak merasa jorok dan tidak mengganggu saat kita belajar. Kendalanya santri kurang peka terhadap pengaturan atau sistem yang telah dibuat oleh pengurus kebersihan, kurang kesadaran santri-santri terhadap arti dari kebersihan dan mungkin santri belum bisa memahami dan mengalami apa manfaat asli dari lingkungan yang bersih. kelalaian yang masih sering dilakukan oleh para santri, beberapa perlengkapan yang kurang memadai.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 februari 2018 pukul 13.35 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial MBAP.

“Sistem kebersihan di ponpes Nurul Asna menurut saya kurang begitu sadar akan kebersihan lingkungan. Kebersihan di ponpes Nurul Asna disadarkan dengan tata tertib piket yang berlaku seminggu sekali bagi satu santri. Respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan di ponpes Nurul Asna berjalan kurang maksimal, karena masih ada santri yang belum melaksanakan tugas kebersihan tersebut. Manfaat dari kesadaran lingkungan menjadikan ponpes Nurul Asna menjadi lebih bersih, dan lingkungan terjaga dari sampah. Kendala yang di hadapi dari menjalankan sistem tersebut yakni kesadaran dari santri kurang, dan juga dari seksi kebersihan sendiri. Kurangnya kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri terhadap pembinaan

yang telah diberikan menjadikan sebuah kendala.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 21 februari 2018 pukul 09.10 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial LS.

“Sistem pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di Pondok Pesantren Nurul Asna terbilang cukup kurang. Dikarenakan kurang sadarnya para santri dalam menjaga kebersihan. Meskipun demikian, sudah ada usaha-usaha yang dilakukan oleh para santri. Respon santri terhadap sistem pembinaaan kesadaran lingkungan cukup merespon adanya usaha tersebut. Dilihat dari kebersihan pondok Nurul Asna sekarang ini, sudah mencerminkan adanya kesadaran akan kebersihan. Manfaat dari

adanya pembinaan kesadaran lingkungan salah satunya adalah supaya para santri tetap menjaga keberihan di pondok pesantren Nurul Asna. Kendala yang terlihat adalah kesadaran para santri akan kebersihan pondok. Dan juga kurangnya pengawasan dari seksi kebersihan dalam mengingatkan santrinya untuk menjaga kebersihan. Kurangnya pengawasan dari seksi kebersihan dalam mengingatkan santrinya untuk menjaga kebersihan.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 21 februari 2018 pukul 09.20 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial DNB.

“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di Pondok Nurul Asna terbilang masih kurang, karena terkadang piket harian tidak terlaksana dengan baik dan tidak adanya pengawasan yang cukup dari pengurus santri terhadap santri lain. Respon santri cukup baik ketika ada yang mengingatkan secara tegas dan diawasi langsung oleh pengurus santri. Manfaat pembinaan kesadaran lingkungan sangat banyak terutama bagi santri yang tinggal di Pondok Nurul Asna, salah satunya yaitu tempat yang bersih akan membuat nyaman bagi santri dalam proses belajar mengajar. Kendala yang dialami adalah, kadang santri yang mendapat giliran piket tidak sedang di pondok/pulang/sedang ada urusan diluar pondok,jadi tempatnya tidak dibersihkan. Atau kadang santri kurang baik dalam membersihkan tempat-tempat tertentu karena merasa jijik.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 21 februari 2018 pukul 09.35 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial EF.

“Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi untuk yang tidak menaati peraturan-peraturan kebersihan yang sudah ada dipondok pesantren Nurul Asna yang telah dibuat oleh devisi kebersihan. Kesadaran lingkungan hidup yang ada di ponpes Nurul Asna menurut saya masih kurang bagus. Dari pihak pengurusnya juga masih kurang tanggap terhadap jadwal piket yang dilakukan oleh santri. Kemudian dari pihak santrinya juga masih kurang akan kesadaran dirinya untuk menjaga lingkungan sekitar. Respon santri terhadap sistem pembinaan kesadaran lingkungan berbeda –

beda. Ada santri yang merespon baik dan ada juga yang merespon jelek. Karena santri itu sifatnya macam-macam, ada yang peduli dan ada juga yang pengabai. Akan tetapi kebanyakan sabtri Nurul Asna merespon baik terhadap pembinaan lingkungan karena itu sudah peraturan pondok untuk selalu menjaga kebersihan. Manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan tersebut bagi santri adalah lebih meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan dapat meningkatkan kesadaran diri masing-masing santri mengenai bagaimana pentingnya kebersihan lingkungan. Kendala yang dihadapi ketika menjalankan sistem ini biasanya disebabkan kurangnya fasilitas yang akan digunakan untuk menjalankan sistem tersebut. Ada lagi ketika jadwal piket tidak berjalan yang disebabkan santri lupa atau sedang pulang dari pondok atau mungkin santrinya yang malas.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.00 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial SUU.

“Pembinaan kesadaran lingkungan yang ada di ponpes Nurul Asna ini sudah bagus, tetapi para santri masih belum banyak yang memperhatikan akan lingkungannya padahal dari pihak pengasuh sudah mengajari bagaimana agar lingkungan tetap terjaga. Sudah di jelaskan di atas bahwa yang memerhatikan lingkungan pondok itu tidak banyak karena sifat santri itu sangat beragam. Manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan itu supaya para santri dapat meningkatkan kesadarannya pada milik pribadi maupun lingkungannya. Kendalanya yaitu sering terjadinya kelalaian atau tidak adanya santri yang mendapatkan giliran piket karena berbagai alasan ada yang pulang,dan lain sebagainya.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.20 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial AMS.

“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup adakala diberikan melalui pengajian setiap kegiatan pembelajaran yaitu ketika mengaji pada pagi dan malam. Oleh ustad dan bapak kiyai para santri diberikan ceramah berupa nasihat dan arahan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Yang melakukan sistem tersebut adalah seluruh santri Nurul Asna. Adapun kendala yang dihadapi adalah terjadinya kemalasan oleh santri yang disebabkan sudah padatnya waktu kuliah dan merasa capek. Adapun manfaat, lingkungan sekitar menjadi bersih dan nyaman untuk ditempati.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.10 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial IK.

“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada dipondok pesantren Nurul Asna yaitu para pengurus bisa memberikan contoh dan mengawasi para santri untuk menjaga kebersihan. Kemudian pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pesantren

Nurul Asna dengan diadakannya kegiatan ro‟an. Yang memberikan pembinaan adalah pengasuh dan ketua pondok dan yang melakukan adalah seluruh santri.santri melakukannya karena dengan menjaga kebersihan makan akan nyaman karena pada dasarnya semua akan kembali pada diri sendiri. Adapun manfaat pondok menjadi bersih, aman dan damai. Kendala yang dihadapi adalah penempatan piket yang kurang adil, kurang pas dan kurang baik sehingga mengakibatkan kemalasan dalam menjalankan piket.”

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.40 di pondok pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial KH.

“Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi untuk yang tidak menaati peraturan-peraturan kebersihan yang sudah ada dipondok pesantren Nurul Asna. Pembinaan tersebut di lakukan semua santri Nurul Asna. Kita saling memberikan peringatan dan melaksanakan sistem pembinaan tersebut. Kalau pengurus bisa

konsekuan dengan peraturan yang ditetapkan para santri akan melaksanakan dengan tertib peraturan tersebut. Manfaatnya adalah lingkungan menjadi bersih, nyaman dan enak dipandang. Kendala yang dihapai adalah tidak serius dalam mejalankan

Dokumen terkait