• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA KELURAHAN KECANDRAN KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA KELURAHAN KECANDRAN KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP

DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA

KELURAHAN KECANDRAN KECAMATAN

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

Kuni

Sa’adati

111-12-116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

iii

PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP

DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA

KELURAHAN KECANDRAN KECAMATAN

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

Kuni

Sa’adati

111-12-116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)

Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

(6)
(7)

vii

MOTO

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan

tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri”

( QS. Al- Ankabut:6 )

Kesucian adalah sebagian dari iman

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Keluargaku tercinta, yang tanpanya penulis bukanlah apa-apa. Orang tuaku, Bapak Komari Suprapto dan Ibu Siti Khoiriyah, dan Anakku tercinta Gibran Ghani Pratama.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Agung Muhammad saw yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Adapun judul skripsi ini adalah : PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA KELURAHAN KECANDRAN KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Sampul ... i

Lembar Berlogo ... ii

Judul ... iii

Persetujuan Pembimbing ... iv

Pengesahan Kelulusan ... v

Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi

Motto ... vii

Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

Abstrak ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

(12)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ... 8

1. Pengertian Pembinaan Kesadaran ... 8

2. Lingkungan Hidup ... 9

3. Kehidupan Santri di Pondok ... 21

B. Kajian Pustaka ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 31

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31

C.Populasi dan Sampel ... 42

D.Prosedur Pengumpulan Data ... 43

E. Analisis Data ... 44

F. Tahapan Penelitian ... 46

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 47

1. Daftar Responden ... 47

2. Jawaban Responden ... 48

B. Pembahasan ... 56

1. Bentuk Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup Di Pondok Pesantren Nurul Asna ... 56

2. Respon Santri Terhadap Kesadaran Lingkungan Hidup Di Pondok Pesantren Nurul Asna ... 63

(13)

xiii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pendidik Ponpes Nurul Asna Tabel 3.2 Daftar Santri Putra Ponpes Nurul Asna Tabel 3.3 Daftar Santri Putri Ponpes Nurul Asna Tabel 3.4 Daftar Kegiatan Harian Ponpes Nurul Asna Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Mingguan Ponpes Nurul Asna Tabel 3.6 Daftar Kegiatan Bulanan Ponpes Nurul Asna Tabel 3.7 Daftar Kegiatan Tahunan Ponpes Nurul Asna Tabel 3.8 Daftar Sarana Prasarana Ponpes Nurul Asna Tabel 3.9 Daftar Responden Santri Nurul Asna

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pedoman Wawancara.

Lampiran 2 Lembar Transkip Wawancara.

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penelitian.

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.

Lampiran 6 Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi

Lampiran 7 Lembar Konsultasi Skripsi.

Lampiran 8 Nilai SKK Mahasiswa.

(16)

xvi Abstrak:

Sa‟adati, Kuni. 2018. Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup Di Pondok Pesantren Nurul Asna Kelurahan Kecandran Kota Salatiga.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si.

Kata kunci: pembinaan kesadaran, lingkungan hidup, pesantren.

Pondok pesantren memiliki beberapa tipe dalam lingkungan hidup, yaitu dengan memiliki cirihas cenderung kumuh (santri penyakit kulit) dan pesantren bersih (santri tidak terserang penyakit kulit). Dalam hal ini diperlukan beberapa pembinaan untuk menciptakan pondok pesantren yang memiliki lingkungan yang bersih. Adapun salah satu pondok yang dapat dijadikan contoh dalam kesadaran lingkungan hidup adalah pesantren Nurul Asna. Yang mana penelitian ini memiliki rumusan masalah bagaimana bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna, bagaimana respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna, apa manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup, mendeskripsikan respon santri, dan mendeskripsikan manfaat pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian bersifat kualitatif. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument, sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam dan terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan para responden, sedangkan data tambahan berupa catatan lapangan. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh melalui wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan trianggulasi.

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah lingkungan hidup bukanlah hal yang baru untuk dibahas, melainkan sudah sejak zaman dahulu lingkungan hidup selalu menjadi pembahasan yang menarik dalam kehidupan. Lingkungan hidup merupakan tempat dimana manusia tinggal dan melakukan aktifitas sehari-hari. Kerusakan lingkungan hidup disebabkan karena pendidikan Islam tidak tertanam dengan baik dan menyebabkan tidak dijalankannya ajaran agama dengan baik.

Dengan itu salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah manusia. Salah satu pendidikan Islam yang ada di Indonesia adalah pondok pesantren. Menurut Yasmadi pesantren adalah sebuah kelembagaan Islam yang memberikan moril dan etika pada proses pengembangan yang sedang berjalan. (Yasmadi, 2002:103) Disamping itu pesantren juga sebagai lembaga sosial keagamaan dan lembaga dakwah.

(18)

Kegiatan pesantren ini merupakan benih sangat potensial dalam upaya mengatasi persoalan tentang lingkungan hidup. Beberapa persoalan yang dihadapi sekarang adalah masalah kerusakan lingkungan, di mana dalam ajaran Islam pun permasalahan lingkungan juga mendapat perhatian sangat serius.

Pada umumnya saat memasuki lingkungan pondok pesantren akan melihat kondisi lingkungan yang kurang enak dipandang, dimana ada pakaian yang bergelantungan dimana-mana, tempat jemuran yang tidak tertata rapi, barang-barang (peralatan sehari-hari seperti ember, gelas, piring) berserakan dan tentunya lingkungan pondok pesantren menjadi tidak bersih. Dengan hal ini kuman dan virus akan berkembang dengan cepat sehingga memunculkan berbagai macam penyakit. Untuk mengantisipasi penyakit yang menyebar maka didalam pembelajaran perlu diterapkan sistem pendidikan lingkungan hidup. Dalam pondok pesantren diadakan pembelajaran yang lebih identik dengan praktek bukan teori belaka, yang mana dalam pembelajaran langsung terjun untuk dikenalkan terhadap lingkungan dan bagaimana menjaga lingkungan agar lingkungan tersebut bermanfaat untuk santri.

Pondok pesantren Nurul Asna merupakan salah satu pondok yang selalu mengedepankan lingkungan pondok pesantren dan sekitarnya dalam menunjang kegiatan sehari-hari. Hal tersebut ditunjukkan dalam visi dan misi pondok pesantren Nurul Asna. Visi pesantren Nurul Asna adalah

“cendekiawan muslim yang bertaqwa, berakhlaq mulia, berpengetahuan luas,

(19)

Asna adalah pertama, “mencetak manusia yang; beriman dan bertaqwa, berakhlaq mulia, berpengetahuan luas, sehat dan kuat, Trampil dan ulet, mandiri, jujur, komunikatif dan berjiwa juang. Kedua, merintis dan mempelopori berdirinya pondok pesantren di seluruh Indonesia sebagai lembaga sosial keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah. Secara langsung, visi dan misi pondok pesantren Nurul Asna tersebut tidak berhubungan dengan program lingkungan, di dalamnya menampilkan program secara umum, namun jika di dalami persoalan lingkungan juga masuk dalam visi dan misi tersebut.

(20)

Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka Peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup Di Pondok Pesantren Nurul Asna Kelurahan Kecandran Kota

Salatiga.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren NURUL ASNA?

2. Bagaimana respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren NURUL ASNA ?

3. Apa manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren NURUL ASNA ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini, maka peneliti ini mempunyai tujuan penelitian, antara lain sebagai berikut : 1. Tujuan penelitian, tujuan ini bertujuan untuk :

a. Menjelaskan bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren NURUL ASNA.

b. Mendeskripsikan respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren NURUL ASNA.

(21)

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan dalam menjaga kebersihan lingkungan pesantren secara umum dan juga bagi peneliti secara khususnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan satu sumber atau contoh pertimbangan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya dalam pendidikan lingkungan pondok pesantren untuk membentuk karakter cinta lingkungan oleh santri.

E. Definisi Operasional

1. Pembinaan Kesadaran

Pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu (Thoha, 2001:7). Dalam rangka untuk menumbuhkan kesadaran santri dalam pentingnya lingkungan hidup maka diperlukan pembinaan dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem islam.

2. Lingkungan hidup

(22)

diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Tim Redaksi Pustaka Yustisia, 2010:130)

Dengan demikian pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kondisi hubungan timbal balik individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang bersifat dinamis sehingga membentuk perkembangan individu-individu di dalamnya.

3. Pesantren

Pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen (Malik dkk, 2007:8). Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang dilaksanakan dengan sistem asrama pondok, kiai dan masjid atau musholla sebagai pusat lembaganya (Haryanto, 2012:39).

Menurut Mujamil pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen (Mujamil,

2002:2). Sedangkan menurut A‟la pesantren merupakan institusi

(23)

F. Sistematika Pembahasan

Bab pertama pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua landasan teori yang berisikan landasan teori dan kajian pustaka (kajian penelitian terdahulu)

Bab ketiga metode penelitian yang berisikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan teknik pengumpulan data.

Bab keempat deskripsi dan analisis data, yang berisikan deskripsi data dan analisis data

(24)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pembinaan Kesadaran

Pembinaan merupakan usaha untuk mendidik atau membina suatu keadaan kearah yang lebih baik yang sesuai dengan tuntutan yang dikehendaki. Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina mendapat awalan pe dan akhiran an. Pembinaan adalah proses pembuatan, cara pembinaan, pembaruan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik (KBBI, 2001:152).

Selain itu pembinaan dapat diartikan Pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu (Thoha, 2001:7). Dalam pelaksanaan konsep pembinaan hendaknya didasarkan pada hal bersifat efektif dan fragmatis dalam arti dapat memberikan pemecahan persoalan yang dihadapi dengan sebaik-baiknya dan praktis dalam arti mendasarkan fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan supaya bermanfaat karena dapat diterapkan dalam praktek.

(25)

Arti sadar dalam kamus ilmiah adalah ingat akan dirinya, merasa dan insyaf akan dirinya, siuman, depan, permulaan. (Satrio, 2005:524) berarti kesadaran adalah ingat akan dirinya untuk melakukan sesuatu berdasarkan dorongan yang ada dari dalam jiwa. Dalam rangka untuk menumbuhkan kesadaran santri dalam pentingnya lingkungan hidup maka diperlukan pembinaan dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem islam.

Kesadaaran adalah langkah awal dalam pikiran manusia bagi semua perkara terutamanya dalam memahami suatu keadaan (Mahmood, 2007:30).

Adapun kesadaran yang peneliti maksud adalah kesadaran santri pondok pesantren Nurul Asna di kelurahan kecandran kecamatan sidomukti kota salatiga untuk mementingkan lingkungan pesantren dalam kehidupan sehari-harinya.

Maka dari beberapa uraian di atas dapat dipahami pembinaan kesadaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pembina untuk memberikan arahan secara efektif dan fragmatis kepada santri pondok pesantren Nurul Asna supaya mereka mengetahui bahwa lingkungan adalah suatu tempat yang harus dijaga guna untuk hidup sehat dan guna menunjang keberhasilan dalam belajar dipesantren.

2. Lingkungan Hidup

(26)

2003:46). Sedangkan menurut sastrawijaya lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan tidak hidup serta kondisi yang ada dalam ruangan kita tempati. (Sastrawijaya, 2000:6)

Menurut S.J McNaughton dan Larry L Wolf mengartikannya dengan semua factor eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme (Siahaan, 2004:4) Sedangkan menurut pengertian yuridis, seperti yang diberikan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlingdungan Dan Pengelolahan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Tim Redaksi Pustaka Yustisia, 2010:130)

(27)

a. Konsepsi Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup yang terdiri dari biotik dan abiotik yang berada dalam suatu ruang tempat manusia berada, mempengaruhi manusia dan jasad hidup lain, di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antar masing-masing komponen. Pada setiap pertumbuhan dan proses yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia memiliki kaitan yang erat dengan lingkungan hidupnya untuk mengetahui hubungan dan kaitan makhluk hidup dengan lingkungannya, perlu memahami dan mengetahui konsep ekologi (Zoer‟aini, 2003:81).

Lingkungan biotik adalah semua lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen mahluk hidup di permukaan bumi. komponen lingkungan biotik, misalnya tumbuhan, hewan dan manusia. Lingkungan abiotik adalah semua benda mati di permukaan bumi yang bermanfaat dan berpengaruh dalam kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Contoh lingkungan abiotik, misalnya tanah, air, udara, dan sinar matahari (Daryanto, 2009:39)

Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti

“Rumah” atau “tempat untuk hidup” dan “logos” yang berarti “uraian atau

ilmu”. Jadi secara etimologi ekologi berarti ilmu kerumahtanggaan atau

(28)

Dari defenisi ini terlihat bahwa pada hakikatnya permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahan ekologi, karena permasalahan lingkungan hidup merupakan problematika dari interaksi timbal balik antara makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, meneliti dan mengkaji masalah lingkungan hidup berarti menyelidiki ekologi.

Manusia dengan segala aktivitasnya mempengaruhi lingkungan hidupnya. Manusia, dengan kelebihannya, memberikan pengaruh dominan terhadap makhluk lain dan lingkungannya. Demikian juga sebaliknya, dengan segala apa yang dimilikinya dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Antara manusia dan makhluk lain dan lingkungan hidupnya terjadi hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik antara manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya membentuk sistem yang disebut dengan ekosistem.

Untuk mencapai suatu ekosistem yang seimbang, stabil, dan dinamis, dalam berlangsungnya sistem ekologi yang membentuk jalinan kehidupan antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan alam lingkungannya, harus mengikuti asas-asas tertentu dalam ekosistem.

Adapun asas-asas tersebut diantaranya: 1) Asas keanekaragaman

(29)

masing-masing. Tiap makhluk hidup tidak dapat hidup dengan berkembang terus sehingga mendesak keberadaan makhluk hidup lainnya, oleh karena itu ada yang mengontrol atau yang memangsanya. Dengan keanekaragaman jenis makhluk hidup, secara alamiah, membutuhkan yang lainnya.

2) Asas kerja sama

Terwujudnya keseimbangan alamiah dalam suatu ekosistem merupakan hasil adaptasi makhluk-makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Di antara tumbuh-tumbuhan dengan sesamanya, diantara tumbuh-tumbuhan dengan binatang, di antara binatang dengan binatang atau diantara binatang dengan manusia, terjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dan dapat menunjang keseimbangan dan kestabilan.

3) Asas persaingan

(30)

4) Asas interaksi Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup Dalam ekosistem terjadi karena adanya hubungan timbal arah antara makhluk hidup dengan sesamanya dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup di samping mempengaruhi perkembangan dan kualitas lingkungan, juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Tanpa adanya interaksi, suatu makhluk hidup disatu pihak dan lingkungan dipihak lain akan ada terdesak, sehingga akan timbul ketimpangan dan keguncangan, yang pada akhirnya akan terjadi kehancuran.

5) Asas kesinambungan

(31)

b. Kiat-kiat untuk menjaga lingkungan 1) Pola hidup sederhana

Pola hidup sederhana telah dapat diartikan sebagai pola hidup yang wajar dan selaras dengan lingkungannya dengan menggunakan sumberdaya secara halal dan sah, hemat tidak mencemarkan lingkungan hidup dan dengan daya guna yang tinggi. Wajar dan selaras merupakan kriteria yang subyektif tetapi halal menurut agama, sah menurut undang-undang atau peraturan, hemat tidak mencemarkan dan berdaya guna tinggi dapat diukur secara obyekif. (Sastrawijaya, 2000:12)

Dengan demikian dapat dengan lebih jelas menunjuk manakah pola hidup sederhana dan manakah pola hidup mewah. Tinggal mana yang akan dipilih dalam menjalankan kehidupan di lingkungan setempat tanpa meninggalkan pertimbangan kelangsungan hidup dimasa yang akan datang dan juga menggunakan norma-norma agama yang berlaku.

2) Menanamkan perilaku disiplin

(32)

Begitupula halnya dengan masalah keselamatan dan kesehatan lingkungan. Seringkali terjadi pencemaran lingkungan karena tidak disiplinnya petugas yang menangani kegiatan industri dan teknologi. Pembuangan limbah dari pabrik atau tempat kerja tanpa terlebih dahulu melalui proses pengolahan limbah seringkali dijumpai sebagai kasus utama penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Sudah menjadi tanggung jawab manusia untuk menanamkan perilaku disiplin sejak dini dalam menjaga dan menjamin lingkungan hidupnya (Wardhana, 2004:105) c. Fungsi lingkungan hidup

Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan lainnya dari ketersediaan atau sumber-sumber yang diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai sumber pertama dan terpenting bagi pemenuhan berbagai kebutuhannya. Manusia makan daging hewan, yang juga merupakan bagian dari lingkungan. Dari lingkungan hidupnya, manusia memanfaatkan bagian-bagian lingkungan hidup seperti hewan-hewan, tumbuhtumbuhan, air, udara, sinar matahari, garam, kayu, barang-barang tambang dan lain sebagainya untuk keperluan hidupnya. Tetapi tidak hanya manusia yang hidup seperti itu.

(33)

lingkungannya, yakni ulat, cacing, air, biji-bijian. Cacing bisa hidup dan berkembang biak dari tanah dan binatang-binatang yang membusuk. Tumbuhtumbuhan dapat hidup karena air, udara, humus, zat-zat hara dan sebagainya.Siahaan, 2004:3)

Dari lingkungan hidup, manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan bisa memperoleh daya atau tenaga. Manusia memperoleh kebutuhan pokok atau primer, kebutuhan sekunder atau bahkan memenuhi lebih dari kebutuhannya sendiri berupa hasrat atau keinginan. Atas dasar lingkungan hidupnya pulalah manusia dapat berkreasi dan mengembangkan bakat atau seni. Adanya sepeda, mobil, rumah, gedung bertingkat, candi borobudur, menara pisa, kota Jakarta, kota Roma dan sebagainya adalah hasil dan kreasi seni umat manusia yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa manusia dan makhluk lainnya tidak bisa hidup dalam kesendirian. Bagian-bagian atau komponen-komponen lain, mutlak harus ada untuk mendampingi dan meneruskan kehidupan atau eksistensinya.(Siahaan, 2004:4)

d. Macam-macam lingkungan

Sejak anak lahir di dunia, anak secara langsung berhadapan dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Lingkungan yang dihadapi anak, pada pokoknya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Lingkungan Fisik

(34)

jenis makanan, benda gas, cair, padat dan lain-lain. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu. Misalanya: daerah pengunungan akan memberikan pengaruh yang lain bila dibandingkan dengan daerah pantai. Begitupun dengan daerah yang mempunyai musim dingin akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan daerah yang mempunyai musim panas.

2) Lingkungan Sosial

Yaitu lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakat pun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan.

3) Lingkungan Sosial Primer

Yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain.

4) Lingkungan Sosial Sekunder

Yaitu lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar.

5) Lingkungan Budaya

(35)

Tylor mengemukakan bahwa, “Lingkungan kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat, serta kemampuan

dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.

Di dalam keluarga akan di temukan buku bacaan, buku ilmu pengetahuan dan dapat ditemukan pula benda-benda seni seperti hiasan dinding yang semuanya itu dapat mempengaruhi jiwa anak, baik karena dari melihat orang-orang dewasa di sekitarnya memanfaatkan benda-benda itu, maupun dari benda-benda itu sendiri. (https:// hettyherawati2704. wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal 07/02/2018 pukul 09:39)

e. Masalah lingkungan

(36)

disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan kurangnya perhatian pemerintah menangani masalah sampah itu sendiri.

Setiap hari kita menjumpai sampah bahkan di sisi jalan hingga di aliran sungai tempat pemukiman masyarakat berada. Masalah sampah yang bertumpuk di aliran sungai sehingga arus sungai tak mengalir dan menyebabkan genangan air yang dapat mengundang berbagai penyakit seperti malaria, diare, kolera, penyakit kulit dan lain-lain.

Belum lagi masalah polusi udara disebabkan banyaknya kendaraan setiap harinya,pabrik-pabrik industri yang beroperasi,inilah yang menyebabkan kesehatan kita terganggu. Udara yang kita hirup telah tercemar oleh adanya asap dari mesin-mesin kendaraan dan mesin-mesin industri setiap harinya hingga mengendap diparu-paru kita. Inilah beberapa contoh yang sering kita jumpai disekitar kita atau dilingkungan kita dan masih ada banyak lagi yang sangat mengganggu untuk kesehatan dilingkungan kita tinggal.

Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan sosialdan lingkungan yang dimulai di tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme.

(37)

proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara ekologis. Untuk lebih jelasnya, lihat daftar masalah lingkungan

Tingkat pemahaman terhadap bumi saat ini telah meningkat melalui sains terutama aplikasi dari metode sains. Sains lingkungan saat ini adalah studi akademik multidisipliner yang diajarkan dan menjadi bahan penelitian di berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini berguna sebagai basis mengenai masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah dikumpulkan dan dilaporkan dalam publikasi pernyataan lingkungan. (https://hettyherawati2704.wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal 07/09/2018 pukul 10:16)

3. Kehidupan Santri Di Pesantren a. Pengertian Pesantren

(38)

Pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen (Malik dkk, 2007:8). Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang dilaksanakan dengan sistem asrama pondok, kiai dan masjid atau musholla sebagai pusat lembaganya (Haryanto, 2012:39).

Menurut Mujamil pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen

(Mujamil, 2002:2). Sedangkan menurut A‟la pesantren merupakan

institusi keagamaan yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari masyarakat dan tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat

dengan memosisikan dirinya sebagai bagian masyarakat (A‟la,

2006:2).

(39)

sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya”. Atau dapat juga

difahami Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tumbuh ditengah masyarakat dengan ciri, santri (murid) diasramakan dalam proses mencari dan mendalami ilmu agama dibawah asuhan dan bimbingan Kyai dan ustad yang berkharisma.

Dalam ajaran Islam yang telah dipelajari di pesantren dalam pembelajaran tentang keislaman bahwa hukummenjaga lingkungan sama halnya cinta kepada Allah sebagaimana telah dijelaskan dalam QS. Ar-Rum ayat 41-42 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya :

Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka

kembali (ke jalan yang benar). (41) Katakanlah (muhammad),

“Barang siapa di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang

-orang dahulu kebanyakan dari mereka adalah -orang--orang yang

mensekutukan (Allah)”. (42)

(40)

kemakmurannya. Manusia diangkat sebagai khalifah di bumi yang diamanati agar menjaga kelestarian alam jangan sampai rusak. Manusia diperbolehkan menggali kekayaan alam, mengolahnya, dan memanfaatkan sebagai bekal beribadah kepada Allah dan beramal soleh. Namun kenyataannya karena manusia mempunyai sifat tamak, rakus, (yang berlebihan) sehingga penggalian alam itu tak terkendalikan yang berdampak menjadi bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, alam menjadi tandus, kekeringan, alam menjadi gersang, dan udara tercemar dan lain sebagainya. Kerusakan alam itu akan berakibat pula kesengsaraan pada diri manusia itu sendiri.

Dalam kaitannya didalam lingkungan pondok pesantren, yang mana pondok pesantren adalah tempat belajar tempat menuntut ilmu untuk menjalankan kehidupan sekarang dan yang akan datang maka para santri wajib mengerti tentang lingkungan. Bukan hanya mengerti untuk memanfaatkannya tetapi mengerti pula untu menjaganya. Oleh karena itu di pondok pesantren Nurul Asna telah diajarkan bagaimana cara menjaga lingkungan dengan baik, khususnya yang bermanfaat untuk diri sendiri kemudian bermanfaat untuk orang lain.

b. Karakter Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai karakteristik yang sangat kompleks. Ciri-ciri secara umum ditandai dengan adanya:

(41)

2) Santri, yang belajar dari kyai

3) Asrama, sebagai tempat tinggal para santri dimana Masjid sebagai pusatnya

4) Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem pengajian (weton, sorogan, dan bandongan), yang sekarang sebagian sudah berkembang dengan sistem klasikal atau

madrasah. (Nafi‟ dkk, 2007:49)

Adapun karakter pondok pesantren Nurul Asna sebagai berikut : 1) Kiyai, Pemilik pondok Pesantren Nurul Asna

2) Santri, terdapat santriwan dan santriwati yang semuanya kuliah di IAIN Salatiga.

3) Asrama, memiliki 5 gedung ( 2 gedung di pondok putra dan 3 gedung di pondok putri)

4) 3 kolam ikan, yang berfungsi sebagai penunjang kesejukan udara dan menjadi hiburan dalam sehari-hari

5) 2 halaman, yang dijadikan sebagai tempat parkir dan juga ditanami buah jambu sebagai penghijauan pondok dan dapat dimanfaatkan buahnya.

6) 4 lokasi jemuran, tiap-tiap santri putri menjemur pakaian di depan kamar masing-masing dan untuk santri putra berada di atap (dak-dakan).

(42)

Sedangkan ciri secara khusus ditandai dengan sifat kharismatik dan suasana kehidupan keagamaan yang mendalam. Kedua ciri ini masuk kedalam lima klasifikasi pondok pesantren. Kelima klasifikasi pesantren ini adalah:

1) Pondok pesantren salaf/klasik: yaitu pondok yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem klasikal (madrasah) salaf.

2) Pondok pesantren semi berkembang: yaitu pesantren yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf, sistem klasikal swasta dengan kurikulum 90% agama dan 10% umum.

3) Pondok pesantren berkembang: yaitu pesantren yang kurikulum pendidikannya 70% agama dan 30% umum.

4) Pondok pesantren khalaf/modern: yaitu pesantren yang sudah lengkap lembaga pendidikannya, antara lain adanya diniyah, perguruan tinggi, bentuk koperasi, dan dilengkapi takhasus (bahasa arab dan inggris).

5) Pondok pesantren ideal: yaitu pesantren modern yang dilengkapi dengan bidang ketrampilan meliputi pertanian, teknik, perikanan, perbankan. Dengan harapan alumni pesantren benar-benar berpredikat khalifah fil ardli. (Nasir, 2005:87-88)

Menurut Nafi‟ dkk, (2007:22) bahwa “sebagai bagian dari

(43)

dalam dua kategori yaitu pesantren syari‟at dan pesantren thariqat

(tarekat)”.

1) Pesantren syari‟at menekuni pembelajaran hukum agama islam, meskipun juga menyertakan bagian dari penjiwaan tasawuf

2) Pesantren thariqat menekuni pencarian kesucian diri batiniah melalui tasawuf meskipun tetap mendasarkan pada penguasaan

syari‟at lebih dulu.

Dengan demikian syari‟at pesantren bisa dipandang sebagai satu

tahapan dan pesantren tarekat sebagai tahapan berikutnya. Dalam

kategori pesantrensyari‟at terdapat varian “pesantren alat”, “pesantren

kitab”, dan “pesantren Qur‟an”.

1) Pesantren alat, fokus pada pembelajaran kebahasaan dan sastra arab, seperti nahwu atau gramatika Arab, sharaf atau morfologi Bahasa Arab, balaghah atau sastra, dan mantiq atau logika baik untuk percakapan maupun penulisan.

2) Pesantren kitab, fokus pada pembelajaran hukum-hukum Islam, terutama fiqh, dengan ilmu-ilmu alat kebahasaan pendukungnya. 3) Pesantren qur‟an, memusatkan pembelajarannya pada penguasaan

al- Qur‟an sejak membaca, menghafal, tafsir, dan qira‟at (ragam bacaan)nya.semua kategori pesantren itu bisa dikenali sejak jenjang dasar, menengah, dan lanjut.

Menurut Dirjosanjoto dalam Nafi‟ dkk (2007:67) “Metode

(44)

sorogan”. Bandhongan dilakukan dengan cara kiai/ guru membacakan teks-teks kitab yang berbahasa Arab, menerjemahkannya ke dalam bahasa lokal dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung dalam kitab tersebut. Metode ini dilakukan dalam rangka memenuhi kompetensi kognitif santri dan memperluas referensi keilmuan bagi mereka. Memang di dalam bandhongan, hampir tidak pernah terjadi diskusi antara kiai dan para santrinya. Sedangkan, metode sorogan adalah semacam metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang santri aktif memilih kitab, biasanya kitab kuning, yang akan dibaca, kemudian membaca dan menerjemahkannya di hadapan kiai, sementara itu kiai mendengarkan bacaan santrinya itu dan mengoreksi bacaan atau terjemahannya jika diperlukan.

B. Kajian Pustaka

Dibawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok permasalahan, teori dan metode sehingga dapat diketahui letak perbedaannya dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian sebagai berikut:

Idham Halid, Prabang Setyono dan Sunarto (2014) dalam jurnal ekosains

yang berjudul “Implementasi nilai-nilai islam dalam sikap ramah lingkungan untuk mewujudkan masyarakat sadar lingkungan melalui gerakan pondok

(45)

lingkungan. Hal ini disebabkan oleh tumbuhnya sikap perduli lingkungan melalui keteladanan, keikutsertaan dalam kegiatan lingkungan, dan perolehan pengetahuan dari materi pelajaran yang berkaitan dengan lingkungan berdasarkan pandangan umum maupun pandangan Agama Islam.(Jurnal Ekosains, idham, 2014)

Labib (2016) dalam tesisnya yang berjudul “kesadaran dan perilaku elemen pesantren di pondok pesantren al-Itqon semarang dalam pengelolaan

lingkungan “. Dalam penelitiannya menghasilkan skala prioritas strategi

pengelolaan lingkungan di pondok pesantren al-Itqon diantaranya : a) Mengimplementasikan ajaran agama yang diperoleh dari ajaran kiai (dawuh), karena pemahaman ajaran agama tidak bertentangan dengan kinerja pengelolaan lingkungan. b) Menegakkan aturan yang berlaku secara terpadu, agar kesadaran ramah lingkungan tercipta di lingkungan pondok. c) Mengintegrasikan kurikulum lingkungan kedalam kurikulum pesantren. Atau menjelaskan ajaran agama dengan contoh lingkungan. dengan ini para santri akan memiliki kefahaman bahwa menaati aturan lingkungan juga berarti menaati aturan agama.(Tesis, Labib, 2006)

Dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara penanaman kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup. Kebersihan lingkungan hidup tidak akan tercipta tanpa adanya kedasaran dalam diri santri. Salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran diri santri yaitu dengan diberikannya penanaman akan pentingnya kebersihan lingkungan yang sebagaimana diajarkan dalam kitab yang telah dipelajari di pondok pesantren.

(46)
(47)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2009:4) Dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) karena informasi data yang diperlukan digali serta dikumpulkan dari lapangan dan berlokasi di pondok pesantren putri Nurul Asna

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 23 hari, dari tanggal 17 Februari 2018 sampai 11 Maret 2018. Penelitian ini berlokasi di pondok pesantren putri Nurul Asna kelurahan kecandran kota salatiga.

1. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Asna

Pondok pesantren Nuru l Asna berdiri pada tanggal 22 Januari 1977 M dengan pendiri simbah KH. Asnawi dan putra beliau yaitu KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I. yang memiliki kapasitas kurang lebih 800m2. Lahan ini terletak di Desa Pulutan, Sidorejo, Salatiga sekitar 200 m dari jalan raya Salatiga-Banyu Biru.

(48)

M.Pd.I, beliau adalah putra dari KH. Asnawi nama “Nurul

-Asna” terdiri dari 2 kata yaitu “nur” dan “asna”. Nurul artinya cahaya dan Asna berasal dari gabungan dua Nama yaitu Asnawi dan Nasafi. Nurul Asna sendiri mempunyai arti sebuah cahaya yang berkilau yang memancarkan manfaat untuk semua lapisan masyarakat yang terkena pancaran sinar tersebut. Pondok pesantren ini berdiri dari dana pribadi keluarga kyai tersebut karena tidak ada campur tangan masalah dana dari pemerintah, hal ini tidak menjadi masalah yang berarti dalam pembangunan pondok pesantren yang mempunyai tujuan mencetak santri yang militan. Pondok pesantren ini didirikan untuk menghidupkan dan melanggengkan agama islam. Karena mayoritas penduduk desa adalah beragama islam yang membutuhkan dakwah Islam.

Visi pesantren Nurul Asna adalah “cendekiawan muslim yang bertaqwa, berakhlaq mulia, berpengetahuan luas, jasmani yang sehat, terampil dan ulet. Adapun misi pondok pesantren Nurul Asna adalah

pertama, “mencetak manusia yang; beriman dan bertaqwa, berakhlaq mulia, berpengetahuan luas, sehat dan kuat, Trampil dan ulet, mandiri, jujur, komunikatif dan berjiwa juang.

(49)

Pesantren Nurul Asna membangun pondok pesantren khusus putri yang berjarak ± 200 m dari pondok pesantren putra dan sekarang jumlah santri putra dan putri adalah 128 santri yang sebagian besar adalah mahasiswa IAIN Salatiga

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Nurul Asna

Pondok pesantren Nurul Asna terletak di jalan KH. Asnawi, Pulutan, Sidorejo, Salatiga. Pondok tersebut memiliki dua wilayah pesantren yaitu putra di pulutan dan putri kecandran meskipun berbeda kecamatan, akan tetapi kedua wilayah pesantren tersebut hanya berjarak ± 200 m. Letak geografis pondok pesantren Nurul Asna putra adalah sebagai berikut:

a. Batas bagian barat : Masjid Al Hanif Pulutan b. Batas bagian utara : Permukiman penduduk c. Batas bagian timur : Perkebunan penduduk d. Batas bagian selatan : Permukiman penduduk

Sedangkan letak geografis pondok pesantren Nurul Asna putri adalah sebagai berikut:

a. Batas bagian barat : Persawahan penduduk b. Batas bagian utara : Persawahan penduduk c. Batas bagian selatan : Persawahan

d. Batas bagian timur : Jalan Pulutan dan permukiman 3. Profil Pondok Pesantren Nurul Asna

(50)

Kecamatan : Sidorejo

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah c. Status pondok : Milik pribadi d. Tahun berdiri : 1977

4. Keadaan Ustadz dan Santri

a. Ustadz dan Ustadzah

Pondok pesantren Nurul Asna diampu oleh 8 ustadz dan ustadzah baik itu berasal dari pengasuh maupun pengurus yang diberi amanat untuk mengajar dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Pendidik Ponpes Nurul Asna

No. Nama Keterangan Asal

1. KH. Drs. Nasafi. M.Pd Pengasuh

2. Hj. Asfiah Pengasuh

3. Ustadz Mustofa, S.Pd.I Pengurus

4. Ustadz Nur Cholis Pengurus

5. Ustadz Taufiqur Rohman S.Pd.I Pengurus

6. Ustadz Akhmad Muflikhun Pengurus

7. Ustadz Najmu Tsaqib Pengurus

8. Ustadz M. Farid Wibisono Pengurus Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018

b. Santri

Jumlah santri di Pondok Pesantren Nurul Asna tahun 2017/2018 ada 141 santri putra dan putri. Adapun jumlah santri putra 57 dan putri 84, para santri menetap di pondok dan belajar didalamnya, dan seluruh santri adalah mahasiswa IAIN Salatiga.

(51)

1) Santri Putra

Tabel 3.2 Daftar Santri Putra Ponpes Nurul Asna

No. Jenis Kelamin Tahun Masuk Jumlah Santri

1. Laki-laki 2013 8

Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018 2) Santri Putri

Tabel 3.3 Daftar Santri Putri Ponpes Nurul Asna

No. Jenis Kelamin Tahun Masuk Jumlah Santri

1. Perempuan 2012 2

Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018

5. Struktur Organisasi Penguru Pondok Pesantren Nurul Asna

Setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi, karena sangat penting dan dibutuhkan agar keterlibatan dan kerapian organisasi dapat terorganisasi dengan baik. Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Nurul Asna tahun 2017/2018 adalah sebagai berikut:

a. Santri putra

Pengasuh : KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I Pembina : Nur Kholis

(52)

Sekretaris :

1. M. Samsul Ma‟arif 2. Akhmad Muflikhun Bendahara :

1. Misbakhul Munir 2. Deni Setyadi Nugraha Sie. Keamanan :

1. Muhammad Mahbub 2. M. Shofil Anwar Sie. Kebersihan :

1. Musolikhan Afton 2. Setyo Utomo Sie. Kesehatan :

1. Ahmad Alfi Ridlo 2. Iqbal Wibisono Sie.Humas :

1. Taufiqurrohman 2. Edi Prasetyo 3. M. Rojin Najach

Sie.Pendidikan :

(53)

3. Abdul Rosyid 4. Anton Ardiyanto Sie. Kesenian :

1. Taufiqil Aula

2. Fiddari Choirul Umam Sie Olah Raga :

1. Tholib 2. Joko Sie. Sarana dan Prasarana :

1. Mukton Fauzan 2. Gandi Cahyoto b. Santri putri

Pengasuh : KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I Pembina : Nur Kholis

Ketua : Darojatir Rofi‟ah Wakil Ketua : Qurroh Abdillah L Sekretaris : Ika Kurnia Sari Bendahara :

1. Arifatul Azizah 2. Mawadah Warahmah Sie. Keamanan :

(54)

3. Laelah Nur Fadhilah 4. Afifah Nida

Sie. Kebersihan :

1. Imas Mustaniroh 2. Thoifah Najariyah 3. Rizkika Yulita S. Sie. Kesehatan :

1. Ni‟matul Fatonah 2. Risatlatul Qudsiah 3. Resti Fitrianti Sie. Humas :

1. Nindya Istisna M. 2. Amelia Pujia A. 3. Deva Agistya Sie.Pendidikan :

1. Siti Nahyatul Ma‟rufah 2. Dewi Masruroh 3. Wiwit Setyo Larasati

6. Program Pengajaran Pondok Pesantren Nurul Asna

(55)

a. Pendidikan Pondok

Seperti halnya pondok pesantren yang lain, Pondok Pesantren Nurul Asna melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari berbagai ilmu, akan tetapi waktunya sangat terbatas sekali, kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan ba‟da maghrib, ba‟da „isyak dan ba‟da subuh

saja, karena disiang hari kebanyakan dari santri melakukan kegiatan perkuliahan atau sekolah karena mereka juga belajar didalamnya. b. Kegiatan Santri

1) Harian

Tabel 3.4 Daftar Kegiatan Harian Ponpes Nurul Asna

Waktu Kegiatan Keterangan

Subuh Jama‟ah subuh Semua santri

Ba‟da Subuh Kitab Jawahirul Bukhori Selasa

Kitab Tafsir Jalalain Rabu s.d jum‟at Kitab Durotun Naskhin Sabtu s.d senin

06.00 Piket Pagi Piket sesuai jadwal

07.00-17.00 Aktifitas perkuliahan - Maghrib Shalat Maghrib

berjama‟ah

Semua santri

Ba‟da Maghrib Sorogan Al-qur‟an Jum‟at s.d rabu

Isya‟ Isya‟ berjama‟ah Semua santri

(56)

Bulghul Maram, Adabul

Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2017 2) Mingguan

Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Mingguan Ponpes Nurul Asna

Waktu Kegiatan Keterangan

Malam Rabu Futsal Khusus santri

putra Kamis / Malam

Jum‟at Ziarah ke Makam simbah KH. Asnawi

Dilaksanakan setelah shalat ashar dan diikuti oleh santri putra dan putri

Kegiatan Tahlilan Aula pon.pes putri Nurul Asna Kegiatan membaca

sholawat nabi (al-barjanji)

Kegiatan Muhadhoroh Dialog dan Musyawarah bersama

Latihan Seni Rebana Setelah Muhadhoroh Dialog dan diikuti oleh para anggota grup rebana Nurul Asna

Sabtu Piket kamar mandi Piket sesuai

jadwal

Senam pagi Khusus santri

(57)

3) Bulanan

Tabel 3.6 Daftar Kegiatan Bulanan Ponpes Nurul Asna

Waktu Kegiatan Keterangan

Minggu awal dan akhir bulan

Kerja bakti lingkungan pondok pesantren

Semua santri

Minggu legi Sima‟an alqur‟an Kediaman

pengasuh Ponpes putra Nurul Asna Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018

4) Tahunan

Tabel 3.7 Daftar Kegiatan Tahunan Ponpes Nurul Asna

Waktu Kegiatan Keterangan

Ramadhan Kajian kitab kuning pada bulan Ramadhan (kilatan)

Aula ponpes putri Nurul Asna

Sya‟ban Haflah Akhirussanah Ponpes putra Nurul Asna

Muharram Mujahadah Akbar Ponpes putri Nurul Asna

Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018 e. Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pengembangan

bakat, minat serta potensi para santri seperti olah raga, seni, da‟wah,

wirausaha, pertanian, peternakan dan lain sebagainya. 7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Asna

(58)

Tabel 3.8 Daftar SarPras Ponpes Nurul Asna

Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018 8. Metode Pembelajaran Kitab Islamiyah

Ada banyak metode yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Asna yaitu metode tradisional, yang terdiri dari:

a. Metode Sorogan b. Metode Bandongan c. Metode Musyawarah C. Populasi dan Sampel

(59)

lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil antara 10%-15% atau 20%-21% atau lebih tergantung pada situasi dan kondisi.

Jadi dalam penelitian ini dalam menentukan sampel menggunakan prosentase 10%-15%, karena jumlah populasi melebihi 100 santri yaitu 141 santri. Jika dihitung :

Berdasarkan hitungan tersebut, maka penulis dapat menentukan bahwa yang menjadi sampel sebanyak 14 santri. Dan untuk subjek pendukung sebanyak 6 responden.

D. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting, yaitu proses pengamatan dan ingatan. (Arikunto dan Safruddin, 2004:87)

b. Metode Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data atau pewawancara) dengan sumber data atau responden (Wirartha, 2006:37)

(60)

diketahuinya dan responden memberikan jawaban secara lisan pula. Jawaban responden dicatat oleh pewawancara, wawancara dilakukan terutama karena adanya informasi yang tidak dapat diamati atau tidak dapat diperoleh dengan alat lain. (Wirartha, 2006:38).

c. Metode Dokumentasi

Dokumen tidak hanya terbatas pada bahan-bahan tertulis melainkan termasuk juga benda-benda hasil budaya, seperti alat-alat rumah tangga dari batu-batuan, candi, dan sebagainya. Data yang terkandung dalam dokumen dapat digali, dicacah, dikumpulkan dengan menggunakan daftar centang atau pedoman dokumentasi. Akan lebih sempurna bila menggunakan alat perekam seperti kamera foto maupun kamera video. (Arikunto dan Safruddin, 2004:90)

E. Analisis Data

Menurut (Bogdan & Biklen, 1982) dalam Moleong(2009) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2009:248)

Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

(61)

a. Reduksi data (Data reduction)

Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada hal-hal yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang tidak terpola. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. b. Penyajian Data (Data display)

Setelah data direduksi maka data yang diperoleh didisplay, yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing /Verification)

Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi yang tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian data.

Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan menentukan kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian karena penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek penelitian (Sugiyono, 2010: 336-337).

(62)

interaktif kepada narasumber. Model analisis ini terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. F. Tahapan Penelitian

Adapun tahapan penelitian bertajuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren puti Nurul Asna kelurahan kecandran kota salatiga sebagai berikut :

a. Kegiatan administrasi yang meliputi, izin observasi dari IAIN Salatiga kepada pengasuh pondok pesantren Nurul Asna

b. Kegiatan lapangan yang meliputi :

1) Survey awal untuk mengetahui lapangan, dengan wawancara sejumlah responden maupun informan sebagai langkah pengumpulan data.

2) Memasukkan sejumlah orang yang terkait sebagai informan yang dilakukan dengan responden penelitian.

3) Melakukan obeservasi lapangan dengan mewawancarai sejumlah responden maupun informan sebagai langkah pengumpulan data. 4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan

dan memudahkan untuk melakukan pemaknaan.

(63)

47 BAB IV

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Daftar Responden

Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan objek penelitian. Untuk itu jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel berikut sebagai berikut:

Tabel 3.9

Daftar Responden Santri Nurul Asna, Kecandran Tahun 2018

No Nama Jenis Kelamin Tahun Masuk

8. Lutfiyatus Saidah Perempuan 2014

9. Desi Nur Baiti Perempuan 2014

10. Evi Fatmasari Perempuan 2014

11. Setyaning Surya Utami Perempuan 2014

12. Arina Mana Sikana Perempuan 2015

13. Ika Kurniasari Perempuan 2015

14. Khoirul Hidayah Perempuan 2015

15. Anisatun Nafisa Perempuan 2015

16. Mawadah Warohmah Perempuan 2015

(64)

2. Jawaban responden

Tabel 3.10 Jawaban Responden

No Nama Waktu Jawaban

1. MYR 18/02/2018 Biasanya bentuk pembinaan kesadaran yang ada di pondok ini adalah dengan kegiatan piket. Siap pagi petugas piket membersihkan pondok, dari halaman depan sampai halaman belakang. Dan juga dilakukan kegiatan bersih-bersih bersama setiap dua minggu sekali. Para santripun sigap dalam melaksanakan piket, walaupun kadang menyapunya masih kurang bersih (maklumlah mbak anak putra. Hehee). Tapi anak-anak pondok putra disini sangat antusias dalam mengikuti program kebersihan ini, yaa seperti membuang sampah ditempat sampah, menyapu setiap hari dan mencuci pakaian kalau sudah kotor. Soalnya hampir setiap hari di cek sama putra dari bapak romo kiyai. Jadi ya hampir tiap hari bersih hehee...

2. FA 18/02/2018 Dalam masalah kebersihan, piket harian terjadwal secara teratur dan diadakan kerja bakti seluruh santri tiap bulan dua kali. Selain itu di setiap tempat di tempel slogan kebersihan untuk meningkatkan kesadaran para santri. Untuk mengantisipasi pakaian kotor yang menumpuk, setiap santri di anjurkan langsung mencucui pakaian yang kotor dan harus langsung dijemur. Sebagian besar santri bisa melaksanakan aturan pondok namun masih ada beberapa santri yang tingkat kesadarannya rendah sehingga perlu diingatkan. Selain itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda menjadi salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok mengenai kebersihan seperti piket yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci pakaian kotor dan sebagainya. kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-saat tertentu, biasanya pada pagi hari. kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang bertugas pada saat jatah piketnya. Meskipun begitu, semua santri telah berusaha menjaga kebersihan diri dan lingkungan pondok.

(65)

peraturan yang ada, namun adakalanya kelalaian terhadap peraturan tadi yang dipengaruhi beberapa faktor, seperti: jadwal kampus yang bersamaan dengan jadwal kebersihan, dan sebagainya. Para pengasuh dan pengurus pondok Pesantren Nurul Asna. Pelaksana sistem tersebut adalah Seluruh santri Nurul Asna guna untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan kondusif, terutama yang akan berpengaruh pada kegiatan dalam dan luar pondok, seperti: mengaji, dzibaan, dan sebagainya. Kendala yang dihadapi yaitu, jadwal piket kebersihan dan kuliah yang bersamaan, kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-saat tertentu, kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang bertugas pada saat jatah piketnya. Selain itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda menjadi salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok mengenai kebersihan seperti piket yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci pakaian kotor dan sebagainya

(66)

memadai. 5. Tholi

b

20/02/2018 pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di pesantren Nurul Asna salah satunya dengan membuat jadual piket. Pembinaan sebagai bentuk kesadaran lingkungan yang diberikan kepada para santri Nurul Asna terutama santri putri berupa ditetapkannya

peraturan” yang telah disepakati bersama, adanya

jadwal piket rutinan baik pagi maupun sore hari dan kerja bakti yang dilakukan sebulan dua kali bagi seluruh santri Nurul Asna. Respon yang diberikan para santri cukuplah baik dengan memaksimalkan waktu sebaik mungkin dengan mengerjakan peraturan serta jadwal piket yang telah diberikan. Selain itu juga kesadaran mereka terhadap lingkungan sekitar dengan menjaga kebersihan dan kerapian pondok baik secara umum dan pribadi. Sangatlah bermanfaat baik secara umum juga pribadi. Dan pembinaan ini sangat membantu bagi setiap santri menjadi orang yang lebih disiplin dan lebih baik. Kurangnya kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri terhadap pembinaan yang telah diberikan menjadikan sebuah kendala.

(67)

dilakukan oleh para santri, beberapa perlengkapan yang kurang memadai.

7. MBA

P

20/02/2018 Sistem kebersihan di ponpes Nurul Asna menurut saya kurang begitu sadar akan kebersihan lingkungan. Kebersihan di ponpes Nurul Asna disadarkan dengan tata tertib piket yang berlaku seminggu sekali bagi satu santri. Respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan di ponpes Nurul Asna berjalan kurang maksimal, karena masih ada santri yang belum melaksanakan tugas kebersihan tersebut. Manfaat dari kesadaran lingkungan menjadikan ponpes Nurul Asna menjadi lebih bersih, dan lingkungan terjaga dari sampah. Kendala yang di hadapi dari menjalankan sistem tersebut yakni kesadaran dari santri kurang, dan juga dari seksi kebersihan sendiri. Kurangnya kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri terhadap pembinaan yang telah diberikan menjadikan

sebuah kendala.”

8. LS 21/02/2018 Sistem pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di Pondok Pesantren Nurul Asna terbilang cukup kurang. Dikarenakan kurang sadarnya para santri dalam menjaga kebersihan. Meskipun demikian, sudah ada usaha-usaha yang dilakukan oleh para santri. Respon santri terhadap sistem pembinaaan kesadaran lingkungan cukup merespon adanya usaha tersebut. Dilihat dari kebersihan pondok Nurul Asna sekarang ini, sudah mencerminkan adanya kesadaran akan kebersihan. Manfaat dari adanya pembinaan kesadaran lingkungan salah satunya adalah supaya para santri tetap menjaga keberihan di pondok pesantren Nurul Asna. Kendala yang terlihat adalah kesadaran para santri akan kebersihan pondok. Dan juga kurangnya pengawasan dari seksi kebersihan dalam mengingatkan santrinya untuk menjaga kebersihan. Kurangnya pengawasan dari seksi kebersihan dalam mengingatkan santrinya untuk menjaga kebersihan.

(68)

terutama bagi santri yang tinggal di Pondok Nurul Asna, salah satunya yaitu tempat yang bersih akan membuat nyaman bagi santri dalam proses belajar mengajar. Kendala yang dialami adalah, kadang santri yang mendapat giliran piket tidak sedang di pondok/pulang/sedang ada urusan diluar pondok,jadi tempatnya tidak dibersihkan. Atau kadang santri kurang baik dalam membersihkan tempat-tempat tertentu karena merasa jijik.

10. EF 21/02/2018 Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi untuk yang tidak menaati peraturan-peraturan kebersihan yang sudah ada dipondok pesantren Nurul Asna yang telah dibuat oleh devisi kebersihan. Kesadaran lingkungan hidup yang ada di ponpes Nurul Asna menurut saya masih kurang bagus. Dari pihak pengurusnya juga masih kurang tanggap terhadap jadwal piket yang dilakukan oleh santri. Kemudian dari pihak santrinya juga masih kurang akan kesadaran dirinya untuk menjaga lingkungan sekitar. Respon santri terhadap sistem pembinaan kesadaran lingkungan berbeda – beda. Ada santri yang merespon baik dan ada juga yang merespon jelek. Karena santri itu sifatnya macam-macam, ada yang peduli dan ada juga yang pengabai. Akan tetapi kebanyakan sabtri Nurul Asna merespon baik terhadap pembinaan lingkungan karena itu sudah peraturan pondok untuk selalu menjaga kebersihan. Manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan tersebut bagi santri adalah lebih meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan dapat meningkatkan kesadaran diri masing-masing santri mengenai bagaimana pentingnya kebersihan lingkungan. Kendala yang dihadapi ketika menjalankan sistem ini biasanya disebabkan kurangnya fasilitas yang akan digunakan untuk menjalankan sistem tersebut. Ada lagi ketika jadwal piket tidak berjalan yang disebabkan santri lupa atau sedang pulang dari pondok atau mungkin santrinya yang malas.

(69)

lingkungan itu supaya para santri dapat meningkatkan kesadarannya pada milik pribadi maupun lingkungannya. Kendalanya yaitu sering terjadinya kelalaian atau tidak adanya santri yang mendapatkan giliran piket karena berbagai alasan ada yang pulang,dan lain sebagainya.

12. AMS 23/02/2018 pembinaan kesadaran lingkungan hidup adakala diberikan melalui pengajian setiap kegiatan pembelajaran yaitu ketika mengaji pada pagi dan malam. Oleh ustad dan bapak kiyai para santri diberikan ceramah berupa nasihat dan arahan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Yang melakukan sistem tersebut adalah seluruh santri Nurul Asna. Adapun kendala yang dihadapi adalah terjadinya kemalasan oleh santri yang disebabkan sudah padatnya waktu kuliah dan merasa capek. Adapun manfaat, lingkungan sekitar menjadi bersih dan nyaman untuk ditempati.

13. IK 23/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada dipondok pesantren Nurul Asna yaitu para pengurus bisa memberikan contoh dan mengawasi para santri untuk menjaga kebersihan. Kemudian pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pesantren Nurul Asna

dengan diadakannya kegiatan ro‟an. Yang memberikan

pembinaan adalah pengasuh dan ketua pondok dan yang melakukan adalah seluruh santri.santri melakukannya karena dengan menjaga kebersihan makan akan nyaman karena pada dasarnya semua akan kembali pada diri sendiri. Adapun manfaat pondok menjadi bersih, aman dan damai. Kendala yang dihadapi adalah penempatan piket yang kurang adil, kurang pas dan kurang baik sehingga mengakibatkan kemalasan dalam menjalankan piket.

(70)

15. AN 23/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan hidup dengan diadakannya kegiatan rutin tiap bulannya minimal sebulan dua kali. Yang melakukan sistempembinaan tersebut adalah seluruh santri Nurul Asna. Ada dua kemungkinan yang pertama santri malas melakukan peraturan kebersihan ketika pengurus lalai atau disengaja tidak menaati peraturan. Yang kedua santri melaksanakan tatatertib peraturan. Manfaatnya adalah ketika ada tamu tidak memalukan karena pondok terlihat bersih dan tertata rapi. Kendala yang dihadapi adalah alat yang kurang lengkap. Waktu yang kurang tepat. Terkadang ada santri yang pulang dan penfen main ke JB. Jadi pelaksanaan kurang sempurna

16. MW 26/02/2018 Untuk menjaga kebersihan lingkungan pondok pesantren diwajibkan setiap santri melakukan piket sesuai jadwalnya masing-masing seperti halnya menyapu, mengepel dan membuang sampah, itu dilakukan setiap harinya agar pondok ini terlihat bersih dan juga asri. Tidak semua santri memiliki kesadaran bahwa seharusnya dia harus piket pada haru itu, sehingga pengurus kebersihan harus mengingantkan siapa yang telah piket pada hari itu. Manfaat diadakannya piket setiap harinya yaitu, pondok akan terlihat bersih sehingga para santri akan lebih nyaman berada pada lingkungan pondok pesantren ini. Untuk kendala yang setiap harinya terjadi yaitu, lupanya santri akan mendapatkan jatah piket tersebut.

17. RQ 26/02/2018 Pembinan kesadaran lingkungan hidup Nurul Asna yaitu dengan pembagian piket yang harus dilaksanakan setiap hari juga tentu dengan membung sampah pada tempatnya bukan hanya itu santri – santri juga diwajibkan ada tempat membuang sampah di paling ujung kamar. Respon yang diterima santri – santri Nurul Asna begitu baik dan mereka juga selalu menaati peraturan tersebut. Manfaat yang didapat dari pembinaan tersebut santri – santri Nurul Asna menjadi lebih nyaman dalam menempati pondo Nurul Asna dan juga ketika dipandang pegitu indah dan menyejukkan. Dan kendala yang hadapi yaitu terkadang banyak santri yang mudik sehingga terlalu kesulitan dalam pembagian tempat bersih – bersih.

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Pendidik Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.2 Daftar Santri Putra Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.4 Daftar Kegiatan Harian Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Mingguan Ponpes Nurul Asna
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perihal : Undangan Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Jasa Konsultansi Pendirian Bank Perkreditan Rakyat Kabupaten Muara Enim.. Dengan ini kami beritahukan bahwa

Proksi dari intergovernmental revenue dalam penelitian ini menggunakan perbandingan antara total dana perimbangan dengan total pendapatan.. Intergovernmental revenue diukur

penggunaan obat, pasien harus mencermati, memahami, dan mematuhi anjuran yang tertera pada kemasan obat Banyak bahan obat untuk sediaan obat generik maupun merek dagang yang dibuat

The performance audit of the management of sustainable fisheries (tuna fishery) in the Solomon Islands fisheries Exclusive Economic Zone (EEZ) is an audit

[r]

Pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dengan menggunakanstrategipemecahan masalah (kelas eksperimen), secara umum kemampuan penyelesaian soal cerita matematika

Pendapat tersebut penulis jadikan acuan dalam pengamb ilan populasi penelitian yaitu 70 orang guru Sekolah Dasar yang telah.. mendapatkan materi tentang “Pedoman Umum

Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.. Universitas