• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan yang dapat digunakan dalam usaha industri rumahan pineapple soft candy yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha rumahan pengolahan dodol nenas di Jalancagak Subang.

2. Sebagai bahan rujukan yang dapat digunkan oleh pembaca untuk penelitian selanjutnya.

32 3. Menambah pengalaman dan wawasan peneliti serta sebagai sarana untuk

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama berada di bangku kuliah. 1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis kelayakan non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi serta aspek lingkungan) dan aspek finansial dari usaha pineapple soft candy yang akan dilakukan oleh calon pelaku potensial (adopter) yakni pengusaha dodol nenas di Jalancagak-Subang sebagai sentra produksi dari buah nenas yang akan dinilai dengan mengacu pada usaha yang telah dijalankan oleh LPPM PKBT Tajur.

17

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nenas (Anannas comocus)

Sihombing (2009) Tanaman nenas merupakan tanaman rumput yang batangnya pendek sekali. Nenas merupakan tanaman monokotil dan bersifat merumpun (bertunas anakan). Tumbuhan ini memiliki 30 atau lebih daun yang panjang, berserat dan berduri tajam yang mengelilingi batangnya yang tebal. Kulit buahnya bersisik dan “bermata” banyak. Nenas biasanya berwarna hijau sebelum masak dan berwarna kekuning-kuningan apabila masak.

Buah nenas terdapat di Indonesia sepanjang tahun. Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nenas adalah buahnya. Buah nenas selain dikonsumsi juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirup dan lain-lain. Rasa buah nenas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas. Nenas juga mengandung berbagai senyawa yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan disamping sebagai sumber vitamin C buah nenas mengandung enzim bromelain (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease, atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini juga sangat baik dikonsumsi sebagai alat kontrasepsi dalam keluarga berencana. Buah nenas sangat baik dikonsumsi oleh penderita darah tinggi karena dapat mengurangi tekanan darah tinggi dan mengurangi kadar kolesterol dalam darah sehingga dapat mencegah stroke.

Manfaat lain dari buah nenas bagi kesehatan tubuh adalah sebagai obat penyakit sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir, dan kurang darah. Sedangkan untuk penyakit kulit (gatal-gatal, eksim, dan kudis) dapat diobati dengan mengolseskan sari buah nenas. Kulit buah nenas dapat diolah menjadi sirup atau diekstrasi cairannya untuk pakan ternak.

Produksi nenas di dunia berpusat di negara-negara Brazil, Hawai, Afrika Selatan, Pantai Gading, Mexico dan Perute Rico. Di Asia tanaman nenas ditanam di negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Sentra produksi

18 nenas di Indonesia terdapat di daerah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat. Pada masa mendatang amat memungkinkan propinsi lain

18 memprioritaskan pengembangan nenas dalam skala yang lebih luas dari tahun sebelumnya. Luas panen di Indonesia adalah 165.690 hektar artau 25,24 persen dari sasaran panenn buah-buahan nasional (657.000 hektar). (Kementrian riset dan Teknologi, 2005)

Nenas banyak dihasilkan di Kabupaten Subang adalah nenas jenis/varietas

Smooth Cayanne. Nenas ini memiliki ciri-ciri berukuran besar, berat buah antara

1,5-5 kg (rata-rata 2,3 kg), bentuk buahnya lonjong silindris, warna kulit buah hijau kekuniangan dengan mata yang datar, daging buahnya berwarna kuning pucat sampai kuning, inti buahnya berukuran sedang, rasa buahnya manis asam, rendah serat dan berair serta memiliki aroma yang khas. Karena rasanya yang agak masam, nenas Smooth Cayenne sangat baik digunakan untuk olahan seperti selai, juice, nenas kaleng, puree, dan lainnya.

Luas areal tanaman nenas di kabupaten subang pada tahun 2003 adalah 3.253 hektar dengan produksi mencapai 123.067,5 ton. Sebagai tanaman rakyat, budidaya nenas di kabupaten subang dilakukan secara sederhana di pekarangan rumah dan tegalan. Dengan input teknologi yang terbatas. Bentuk kebun rata-rata belum sehamparan dan letaknya terpencar. Oleh karena itu, produktivitas nenas yang dihasilkan pada umumnya masaih sekitar 20-35 ton/ha. Rendahnya produktivitas nenas juga disebabkan karena tanaman yang diusahakan sebagian besar berumur diatas 10 tahun. Agar tanaman tinggi kualitasnya perlu dilakukan peremajaan tanaman dengan menggantikan tanaman yang lama dengan bibit yang baru. Masa panen nenas di Kabupaten Subang berlangsung sepanjang tahun, panen raya terjadi pada bulan Oktober sampai Januari dengan rata-rata produksi 20-35 ton/ha. Panen sepanjang tahun dapat dilakukan karena petani melakukan pengaturan pola tanam dan pengaturan pembungaan dengan sistem ethrel.

Kabupaten Subang sebagai sentra produksi nenas terbesar di Jawa Barat memiliki potensi akses pasar yang baik untuk pengembangan komoditas nenas, mengingat posisinya yang sangat strategis berjarak 161 km dari Jakarta dan 58 km dari Bandung. Nenas subang merupakan tanaman rakyat yang ditanam secara turun menurun. Nenas tersebut tumbuh baik di lahan kering, karena tuntutan agroklimat yang relatif mudah dipenuhi dan gangguan hama penyakit yang sedikit

19 oleh karena itu tanaman nenas mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Subang.

Sentra pengembangan nenas di Kabupaten Subang tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak, Cisalak, Tanjungsiang, dan Cijambe. Pemasaran buah nenas umumnya dipasarkan dalam bentuk segar, dan sebagian diolah menjadi dodol. Rantai pemasaran nenas yang ada di Kabupaten Subang adalah :

(4)Petani-konsumen : petani menjual hasil produksinya ke konsumen dengan cara membuat kios buah di depan rumahnya.

(5)Petani-tengkulak-kios buah dan pasar-konsumen : petani menjual nenas ke tengkulak atau pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menjual ke konsumen melalui pasar , maupun kios-kios buah.

(6)Petani-tengkulak-perusahaan mitra-konsumen : petani menjual nenas kepada tengkulak atau pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menjual ke perusahaan mitra (pabrik pengolahan nenas), dan perushaaan mitra menjual nenas olahan ke konsumen.

Buah nenas termasuk komoditas buah yang mudah rusak, susut, dan cepat busuk. Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang memadai. Nenas merupakan salah satu jenis buah tropis yang banyak digemari masyarakat dunia, disamping dikonsumsi dalam keadaan segar, buah nenas dapat dipakai sebagai bahan baku industri olahan seperti selai, minuman dan coctail.

Tujuan utama dari pengolahan buah-buahan adalah memperpanjang umur simpan, meningkatkan daya awet produk, memberikan nilai tambah produk, dan meningkatkan harga jual, pada proses pengolahan pangan pelaku usaha harus memperhatikan cara pengolahan pangan yang baik (Good Manufacture

Procedure/GMP). Sehingga keamanan pangan tetap terjamin. Selama proses

pengolahan pelaku usaha menjaga higienitas proses produksi mulai dari penanganan bahan baku, proses pengolahan, proses pengemasan, sampai pada proses distribusi dan pemasaran.

Prospek komoditas buah nenas sangat besar, terutama bila nenas diolah menjadi makanan kaleng seperti selai nenas, sirup buah nenas, dan sirup kulit buah nenas. Pabrik pengalengan biuah nenas sudah banyak di bangun diantranya

20 yaitu PT Great Giant Pineapple di Lampung. Negara tujuan ekspor adalah Perancis, Jerman dan Amerika Serikat. Walaupun daerah penghasil buah nenas sudah menyebar rata, Indonesia hingga saat ini hanya mampu mengekspor sebagian kecil saja dari kebutuhan dunia, yaitu hanya sekitar 5 persen. Padahal menurut proyeksi kebutuhan nenas dunia akan naik sebesar lima persen dari kebutuhan dunia saat ini.

Usaha agroindustri nenas skala kecil mengolah buah nenas menjadi berbagai produk olahan seperti dodol, manisan, keripik dan jus. Produk-produk tersebut dipasarkan untuk masyarakat menengah ke bawah di beberapa kota tertentu. Namun, karena keterbataasan teknologi dan modal, industri rumah tangga ini belum mampu berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, industri skala rumah tangga ini masih banyak memerlukan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah baik dalam pengembangan teknolgi, kesiapan sumber daya manusia, manajemen usaha, modal usaha dan pemasaran.

Dokumen terkait