• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan didapat dari penelitian skripsi dalam pembuatan sistem pendukung keputusan penentuan penerima bantuan PKH adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

a. Untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan realitas di lapangan serta dalam tata cara hubungan dengan masyarakat

b. Untuk menciptakan pola pikir yang lebih maju dalam menghadapi berbagai permasalahan.

2. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi

a. Sebagai bahan evaluasi atas hasil penelitian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk penyesuaian kurikulum di masa yang akan datang agar menjadi lebih baik.

b. Sebagai media untuk menjalin hubungan kerja dengan instansi yang dijadikan sebagai tempat penelitian skripsi.

3. Bagi Objek Penelitian

a. Membantu Dinas Sosial Desa Sukabakti mempermudah analisa dan verifikasi data orang miskin dalam pengambilan keputusan pemberian bantuan kepada keluarga penerima manfaat yang menjadi sasaran PKH, terutama dalam menentukan prioritas penerima bantuan.

b. Membantu dinas sosial Desa Sukabakti kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi dalam pemutakhiran serta verifikasi data orang miskin penerima bantuan PKH berdasarkan rasio tingkat kemiskinan.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis sebagai rujukan yang relevan terkait dengan judul penelitian yang sedang diangkat yaitu

“Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) DenganMetode Simple Additive Weighting (SAW) Pada Desa Sukabakti Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi”

2.1.1 Penelitian Guna Yanti Kemala Sari Siregar Pahu (2018)

Penelitian yang dilakukan oleh Guna Yanti Kemala Sari Siregar Pahu pada Tahun 2018 dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

MENYELEKSI PENERIMA DANA BANTUAN SISWA MISKIN

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING”. Tujuan dari penelitian ini adalah menyeleksi siswa yang layak menjadi penerima dana bantuan siswa yang tidak mampu agar mendapat bantuan pendidikan dari Pemerintah sehingga dapat membantu meringankan beban biaya pendidikan siswa yang termasuk dalam kategori miskin agar semua anak Indonesia mampu mengenyam pendidikan yang layak dan baik. Hasil penelitian ini, diperoleh prioritas siswa yang direkomendasikan paling layak mendapat bantuan, yaitu sebagai berikut : rangking ke-1 Harun Komarudin dengan perolehan nilai 24,15, rangking ke-2 Falasih dengan nilai 23,7, rangking ke-3 Hermawan dengan nilai 22.05, rangking ke-4 Indriano dengan nilai 20,15 dan rangking ke-5 Andi dengan nilai 18,45. [2]

2.1.2 Penelitian Muhammad Alfadin Salim (2018)

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Alfadin Salim tahun 2018 dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BANTUAN PERBAIKAN RUMAH MENGGUNAKAN METODE

SIMPLE ADDITIVE WIEGHTING (SAW) STUDI KASUS KELURAHAN TAMBELAN SAMPIT KOTA PONTIANAK”. Penelitian ini membahas penentuan penerima bantuan perbaikan rumah penduduk yang memiliki kategori tidak layak huni dan pembangunan sarana sanitasi untuk rumah yang belum memiliki sarana sanitasi yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui warga yang lebih berhak menerima bantuan pembangunan perbaikan rumah tidak layak huni. Hasil yang didapatkan berupa urutan penerima bantuan perbaikan rumah dari yang paling layak sampai yang paling tidak layak.

Hasil perangkingan adalah rangking ke-1 Sy.M.Nour dengan nilai 0,9, rangking ke-2 M.Lahir dengan nilai 0,875, rangking ke-3 Gusti dengan nilai 0,863, rangking ke-4 Haminah dengan nilai 0,792, rangking ke-5 Hermanto dengan nilai 0,767. Hasil dari penelitian tersebut adalah Keluarga Sy.M.Nour dengan nilai teringgi 0,9 menjadi priorias yang paling layak mendapat bantuan.[3]

2.1.3 Penelitian Teguh Bambang Sunardi dan Danny Kriestanto (2016) Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Bambang Sunardi dan Danny Kriestanto pada tahun 2016 berjudul “PERBANDINGAN METODE AHP DAN SAW UNTUK PEMILIHAN PEGAWAI TERBAIK (Studi Kasus : STMIK AKAKOM Yogyakarta)”. Penelitian ini membahas tentang pemilihan pegawai terbaik pada STMIK AKAKOM Yogyakarta dengan kriteria kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Metode penelitian yang dilakukan dengan melakukan perhitungan metode AHP dan hasilnya digunakan untuk perbandingan dengan metode SAW.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pegawai terbaik dengan membandingkan dua metode untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Hasil perbandingan metode AHP dan metode SAW adalah metode yang cocok digunakan adalah metode SAW karena alternatif yang diperoleh perbedaannya lebih kecil yaitu 4,17% dengan hasil perhitungan tanpa metode, sedangkan metode AHP perbedaannya adalah sebesar 16,67%. [4]

Tabel 2. 1 Perbandingan Metode AHP dan Metode SAW

2.1.4 Penelitian Muh Aliyazid Mude (2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Muh Aliyazid Mude pada tahun 2016 yang berjudul “PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM” Penelitian ini membahas tentang pemilihan lokasi yang strategis untuk mengembangkan usaha percetakan (UMKM) di Kota Makassar. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah menghasilkan solusi yang tepat dan meningkatkan omzet penghasilan serta mengetahui metode mana yang paling efektif dalam kasus UMKM. Metode yang digunakan adalah membandingkan metode SAW dengan metode TOPSIS

Tabel 2. 2 Perbandingan Metode SAW dengan TOPSIS Kode Bobot Ranking SAW Ranking TOPSIS

A1 3 3

A2 1 1

A3 2 2

Hasil perbandingan metode SAW dan TOPSIS dengan melakukan perhitungan bobot menunjukkan adanya kesamaan dalam hasil perangkingan.

Dalam kasus ini, metode SAW maupun TOPSIS mampu menyelesaikan masalah dengan baik.[5]

Metode AHP Metode SAW

Nama Nilai Nama Nilai

Zainudin 92,43 Zainudin 92,17 Eka Wahyu 88,85 Andi Setyanto 90,31 Andi Setyanto 88,72 Heribertus 90,28 Nuryuningsih 88,52 Eka Wahyu 88,98 Heribertus 88,12 Nuryuningsih 88,92

2.1.5 Penelitian Alena, Hendra Kurniawan, Erwin, Ridhwan (2017)

Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Alena, Hendra Kurniawan, Erwin Prayoga, Ridhwan pada tahun 2017 yang BERJUDUL “SISTEM

PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN BEASISWA

BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE TOPSIS DAN SAW”. Penelitian ini membahas tentang pemilihan calon penerima program beasiswa BIDIKMISI bagi anak kurang mampu dan berprestasi guna melanjutkan pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi. Tujuan penelitian untuk memberikan rekomendasi nilai tertinggi memperoleh prioritas kandidat beasiswa. Metode yang digunakan adalah membandingkan metode TOPSIS dengan metode SAW.

Tabel 2. 3 Perbandingan Metode TOPSIS dan SAW

Metode TOPSIS Metode SAW

Nama Hasil Nama Hasil

Nensy 0,739 Nensy 81,7

Arda Fitria 0,723 Wahyu 80,26 Juliana 0,695 Rio Saputra 72,47

Hasil penelitian yang didapat dengan menggunakan 79 data calon penerima diperoleh bobot terbaik oleh Nensy, 0.739 dari perhitungan TOPSIS dan 81,7 dari perhitungan SAW. Hal ini menunjukkan metode TOPSIS dan SAW mampu menyelesaikan masalah dengan hasil yang sama. [6]

2.1.6 Analisa Terhadap Kajian Pustaka

Dari tinjauan pustaka penelitian terdahulu diatas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi sistem pendukung keputusan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) mampu menyelesaikan suatu masalah dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan keputusan yang diambil, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menyelesaikan masalah dalam penentuan prioritas penerima bantuan PKH pada Desa Sukabakti.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasi untuk masalah dangan kondisi semi terstruktur. [7]. Decission Support System (DSS) disebut juga Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem yang memproses data menjadi informasi yang kemudian digunakan untuk membantu pengguna dalam mengambil keputusan dalam masalah tidak terstruktur. Konsep ini dikenalkan oleh Michael S. Scoot pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System. [3]

Sistem pendukung Keputusan adalah penerapan Teknik MADM (Multi Attribute Decision Making) yang terfokus pada bagaimana para pengambil keputusan menetapkan bobot nilai kriteria. [3] DSS dirancang untuk membantu pengambilan keputusan organisasional. DSS biasanya tersusun dari database, model grafis atau matematik yang digunakan untuk proses bisnis, dan antarmuka pengguna yang digunakan oleh pengguna dapat berkomunikasi dengan DSS. [8]

2.2.1 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Berikut ini adalah tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah : 1. Membantu para pengambil keputusan dalam pengambilan keputusan

atas masalah semi terstruktur.

2. Memberikan dukungan atau rekomendasi atas pertimbangan pengambil keputusan dan tidak bermaksud untuk menggantikan fungsi pengambil keputusan

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil para pengambil keputusan

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang di buat. Semakin banyak data yang di akses maka semakin banyak pula alernatif yang bisa di evaluasi.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambil keputusan menjadi sulit. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan memori. Karena otak manusia memiliki kemampuan terbatas dalam memproses dan mengingat informasi yang penting.[8]

2.2.2 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

Berikut ini manfaat system pendukung keputusan adalah : 1. SPK menghasilkan solusi lebih cepat dan hasil yang akurat

2. SPK membantu memecahkan berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur

3. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses suatu data atau informasi

4. SPK dapat menjadi stimulant bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalan karena mampu menyajikan berbagai alternative pemecahan masalah [9]

2.2.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Terdapat 4 subsistem dalam Sistem Pendukung Keputusan yaitu :

1. Manajemen Data, meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan dengan keadaan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan Database Management System (DBMS).

2. Manajemen Model berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial, statistik, management science, atau model

kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang sesuai.

3. Subsistem Dialog atau komunikasi, merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).

4. Manajemen Knowledge yang mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri.[8]

2.2.4 Kriteria Sistem Pendukung Keputusan

Kriteria sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut :

1. Interaktif, Sistem pendukung keputusan memiliki user interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.

2. Fleksibel, Sistem pendukung keputusan memiliki sebanyak mungkin variabel masukan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang menyajikan alternatif-alternatif keputusan kepada pemakai.

3. Data Kualitas, Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan utuk menerima data kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari pemakai nya, Misalnya terhadap kecantikan yang bersifat kualitas, dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau 90.

4. Prosedur Pakar, Sistem pendukung keputusan mengandung suatu prosedur yang dirancang berdasarkan rumusan formal atau juga berupa prosedur kepakaran seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan suatu bidang masalah dengan fenomena tertentu. [10]

2.2.5 Karakterisktik Sistem Pendukung Keputusan

Berikut ini Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan adalah : 1. Menggunakan beberapa model kuantitatif

2. Terdapat dua model komponen utama yaitu model dan data

3. Mendukung kegiatan semua organisasi

4. Bersifat konstan dan dapat digunakan berulang kali 5. Mendukung beberapa keputusan yang saling terkait 6. Menggunakan data eksternal maupun data internal.[9]

2.2.6 Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pemahaman (Intelligence Phase)

Tahap ini adalah proses menemukan masalah, klasifikasi masalah, penguraian masalah dan kepemilikan masalah. Tahap ini juga merupakan proses pendeteksian dari lingkup problematika dalam mengidentifikasikan masalah

2. Tahap perancangan (Design Phase)

Tahap ini meliputi pengembangan, analisis dan pemahaman solusi yang layak. Model masalah tersebut dirancang, dites dan di validasi.

Tugas- tugas yang ada pada tahap ini, yaitu:

a. Komponen- komponen model b. Struktur model

c. Seleksi prinsip-prinsip pemilihan (kriteria evaluasi) d. Pengembangan (penyediaan) alternatif

e. Prediksi hasil f. Pengukuran hasil g. Skenario

3. Tahap Pemilihan (Choice Phase)

a. Teknik Analitis, yaitu menggunakan perumusan matematis b. Algoritma, menguraikan proses langkah demi langkah 4. Tahap Implementasi (Implementation Phase)

Tahap ini adalah penerapan terhadap rancangan system yang telah dibuat serta pelaksanaan alternative tindakan yang telah dipilih.[9]

2.2.7 Jenis-Jenis Keputusan

Berikut ini adalah jenis-jenis keputusan dibagi menjadi dua, antara lain : 1. Keputusan Terprogram

Keputusan ini bersifat rutin dan berulang. Sehingga keputusan tersebut tidak perlu dilakukan de novo (sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.

2. Keputusan Tak Terprogram

Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen.

Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya. [9]

2.3 Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat (KPM). Program Perlindungan Sosial di dunia internasional dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT).[11]

Pemerintah telah menetapkan target penurunan kemiskinan menjadi 7-8%

pada tahun 2019, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 2015-2019. PKH diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin, menurunkan kesenjangan (gini ratio) seraya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). [11]

➢ Penerima PKH tahun 2017 = 6.228.810 KPM (Rp. 11,5 Triliun)

➢ Penerima PKH tahun 2018 = 10.000.232 KPM (Rp. 17,5 Triliun)

➢ Target penerima PKH tahun 2019 = 10 juta KPM dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 32,65 Triliun

2.3.1 Mekanisme Pelaksanaan PKH

Berikut ini adalah mekanisme pelaksanaan PKH, yaitu :

1. Penetapan calon peserta PKH, sumber data didapat dari data terpadu penanganan fakir miskin.

2. Pertemuan awal dan validasi. Jika memenuhi syarat, maka ditetapkan menjadi KPM (Keluarga Penerima Manfaat) PKH. Jika tidak memenuhi syarat, maka tidak bisa mendapat bantuan PKH.

3. Keluarga yang telah ditetapkan menjadi peserta PKH, mendapat bantuan serta berkomitmen untuk keluar dari kemiskinan dengan ikut serta dalam penyuluhan P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga) didampingi dan diverifikasi oleh pendamping PKH. Bagi peserta yang tidak komitmen dan tidak ikut serta dalam P2K2 maka akan mendapat sanksi

4. Setiap setelah penyaluran bantuan dan kegiatan P2K2 yang dilakukan 3 bulan sekali, pendamping PKH mengupdate setiap ada perubahan data dan membuat laporan untuk pemutakhiran data.

5. Setelah itu, data dikirim ke dinas sosial dan ke kementrian sosial.

Setelah data diolah, maka keluarga yang sudah bisa mandiri secara finansial dan keluar dari kemiskinan dinyatakan sudah tidak layak mendapat bantuan harus melakukan graduasi mandiri, yaitu keluar dari PKH.

2.3.2 Peserta PKH

Peserta PKH adalah Keluarga Miskin (KM) yang memenuhi minimal satu kriteria dari komponen PKH sebagai berikut :[12]

1. Komponen Kesehatan a. Ibu Hamil /Nifas

3. Komponen KesejahteraanSosial a. Disabilitas Berat

b. Lanjut Usia 60 tahun keatas

Gambar 2. 1 Hak KPM PKH 2.3.3 Hak Peserta PKH

Hak peserta PKH, Berdasarkan keputusan Kementerian Sosial adalah :

Berikut in adalah hak peserta PKH yaitu :

1. Mendapatkan bantuan uang tunai yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan program

2. Mendapatkan pendampingan PKH yang membantu memberi motivasi untuk keluar dari kemiskinan

3. Mendapatkan layanan difasilitas kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial bagi seluruh anggota keluarga sesuai kebutuhannya

4. Terdaftar dan mendapatkan program-program komplementaritas dan sinergitas penanggulangan kemiskinan lainnya [12]

2.3.4 Kewajiban Peserta PKH

Disamping hak-hak yang dimiliki oleh peserta PKH, ada pula kewajiban yang harus dijalani sesuai dengan komponennya masing masing, yaitu:

Gambar 2. 2 Kewajiban Peserta PKH

Berikut in adalah kewajiban peserta PKH yaitu : 1. Ibu hamil / nifas

a. Melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan sebanyak 4 kali dalam trimester

b. Melahirkan oleh tenaga kesehatan di fasilitaskesehatan c. Pemeriksan kesehatan 2 kali sebelum bayi usia 1 bulan 2. Bayi

a. Usia 0-11 bulan : Imunisasi lengkap serta pemeriksaan berat badan setiap bulan

b. Usia 6-11 bulan : Mendapat suplemen vitamin A 3. Balita

a. Usia 1-5 tahun: Imunisasi tambahan dan pemeriksaan berat badan setiap bulan

b. Usia 5-6 tahun : Pemeriksaan berat badan setiap 1 bulan dan mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali dalamsetahun

d. Usia 6-7 tahun : Timbang badan di fasilitas kesehatan 4. Anak Sekolah

Usia6-21 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar (SD, SMP, SLTA), Terdaftar di sekolah / pendidikan kesetaraan, Minimal 85% kehadiran dikelas

5. DisabilitasBerat

a. Pemeliharaan kesehatan sesuaikebutuhan

b. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui kunjungan ke rumah (homecare)

c. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau mengunjungi puskesmas santun lanjut usia. [12]

2.3.5 Penyaluran Bantuan

Penyaluran bantuan sosial PKH diberikan kepada keluarga yang ditetapkan oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga. Penyaluran bantuan diberikan empat tahap dalam satu tahun, bantuan PKH diberikan dalam bentuk tunai dan non tunai (layanan keuangan digital) dengan indeks dan komponen bantuan serta nominal uang yang disalurkan sesuai dengan keputusan KementerianSosial dengan ketentuan yaitu nilai bantuan merujuk Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 26/LJS/12/2016 tanggal 27 Desember 2016 tentang Indeks dan Komponen Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Tahun 2017. [12]

Bantuan sosial PKH pada tahun 2019 terbagi menjadi dua jenis yaitu Bantuan Tetap dan Bantuan Komponen yang diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bantuan Tetap untuk Setiap Keluarga

1. Reguler : Rp. 550.000,- / keluarga / tahun 2. PKH AKSES : Rp. 1.000.000,- / keluarga / tahun b. Bantuan Komponen untuk Setiap Jiwa dalam Keluarga PKH

1. Ibu hamil : Rp. 2.400.000,- 2. Balita : Rp. 2.400.000,- 3. SD : Rp. 900.000,-

4. SMP : Rp. 1.500.000,- 5. SMA : Rp. 2.000.000,- 6. Disabilitas berat : Rp. 2.400.000,- 7. Lanjut usia : Rp. 2.400.000,-

Bantuan komponen diberikan maksimal untuk 4 jiwa dalam satu keluarga [11]

2.4 Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode ini dikenal sebagai metode penjumlahan terbobot. Metode ini memiliki konsep dasar dalam mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode Simple Additive Weighting (SAW) membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. [2]

2.4.1 Langkah-Langkah Penyelesaian Metode SAW

Langkah Penyelesaian metode Simple Additive Weighting (SAW) sebagai berikut :

1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.

2. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu CJ.

3. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria.

4. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria 5. Menghitung Normalisasi

Formula untuk melakukan normalisasi adalah sebagai berikut :

Dimana : r ij : Rating kinerja ternormalisasi

Maxi : Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Mini : Nilai minimum dari setiap baris dan kolom Xij : Baris dan kolom dari matriks

6. Menhitung Nilai Preferensi dan Perankingan

Nilai preferensi untuk setiap alternative (Vi) diberikan sebagai berikut:

Dimana:

Vi : Nilai Akhir Alternatif Wi : Bobot yang telah ditentukan Rij : Normalisasi matriks

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. Sedangkan untuk kriterianya terbagi dalam dua kategori yaitu untuk bernilai positif termasuk dalam kriteria keuntungan dan yang bernilai negatif termasuk dalam kriteria biaya.

2.5 Basis Data

Basis data merupakan koneksi dari data-data yang terorganisasi sehingga data tersebut mudah disimpan dan dimanipulasi. Sebuah sistem dapat mempunyai beberapa basis data dan setiap basis data memiliki tabel yang saling terhubung. [9]

Basis Data atau Database adalah kumpulan informasi yang mengintegrasikan data yang saling berhubungan satu sama lain dan tersedia untuk beberapa aplikasi yang beragam dalam suatu organisasi. Basis data merupakan media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.[13].

2.5.1 DBMS (Database Management System)

DBMS adalah kumpulan program aplikasi yang digunakan untuk mengelola basis data. Perangkat lunak ini juga menerapkan mekanisme pengamatan data, pemakaian data bersama dan konsistensi data. DBMS berisi suatu koleksi data dan satu set program untuk mengakses data serta menentukan bagaimana data tersebut diorganisasi dan diolah kembali. [9]

2.5.2 MySQL (Structure Query Language)

MySQL adalah Sistem Manajemen Basis Data Relasional (RDBMS) yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan, mencari, mengurutkan, dan mengambil data secara efisien. MySQL dikenal sebagai RDBMS yang sangat cepat dan tangguh. Server MySQL memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses data dan beberapa pengguna dapat bekerja secara bersamaan untuk menyediakan akses cepat ke data. MySQL menggunakan Structured Query Language (SQL), bahasa query database standar. MySQL akan digunakan sebagai input untuk membuat menu pencarian untuk tesis dan disertasi berbasis PHP yang memungkinkan sistem ini diimplementasikan di situs web.

Database MySQL dijalankan pada XAMPP Control Panel bersama dengan Web Server Apache. Server web digunakan untuk menerima permintaan dari HTTP atau HTTPS dan menanggapi permintaan halaman dalam bentuk dokumen HTML. Apache adalah salah satu server web dalam bentuk XAMPP yang digunakan dalam penelitian ini. Apache terkenal dengan kesederhanaannya dalam instalasi dan konfigurasinya.[14]

2.6 Bahasa Pemrograman

Bahasa Pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.6.1 PHP (Hypertext Preprocesor)

PHP atau Hypertext Processor adalah bahasa skrip sisi server yang dirancang untuk Web. Kode PHP akan ditafsirkan di server web dan menghasilkan HTML atau output lain yang dapat dilihat oleh pengunjung. PHP adalah proyek sumber terbuka yang memungkinkan semua orang memiliki akses ke kode sumber tanpa biaya apa pun. [14]

PHP sering dipasangkan dengan MySQL sebagai aplikasi database-nya, ketika pengunjung web meminta halaman Web menggunakan skrip PHP, server Web menafsirkan file menggunakan plug-in PHP-nya sebelum menanggapi permintaan halaman. Perintah PHP tertentu terhubung ke database MySQL dan meminta konten milik Halaman Web. MySQL mengirimkan konten yang diminta

Gambar 2. 3 Contoh Script PHP

Gambar 2. 4 Contoh Script HTML

ke skrip PHP yang akan disimpan oleh skrip PHP ke dalam satu atau lebih variabel PHP. PHP mengirimkan salinan HTML yang telah dibuatnya ke Server Web yang akan dikirim ke browser Web sebagai tanggapan atas permintaan halaman.[14]

2.6.2 HTML (Hypertext Markup Language)

HTML merupakan singkatan dari Hypertext Markup Language, yaitu script yang berupa tag untuk membuat dan mengatur struktur website. Berikut ini adalah beberapa fungsi HTML dalam membangun website yaitu : [9]

a. Membuat Tabel b. Membuat List c. Membuat Link

d. Memformat text dasar seperti pengaturan paragraph dan font e. Membuat Formulir

f. Menyisipkan gambar, video dan audio g. Membuat layout website

Gambar 2. 5 Metode Waterfall

Gambar 2. 5 Metode Waterfall

Dokumen terkait