• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan masukan dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat bertambah wawasannya untuk Mengetahui kesesuaian penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) pada Kantor Desa Borongtala dan sebagai salah satu proses bagi peneliti untuk meningkatkan keterampilan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

b. Bagi Pemerintah Kantor Kepala Desa Borongtala

Sebagai bahan masukan agar membahas kembali mengenai penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) tentang Laporan Realisasi Anggaran.

c. Bagi Pembaca dan Pihak Lainnya

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak peneliti selanjutnya di bidang Ilmu Akuntansi dalam melakukan penelitian tentang Laporan Realisasi Anggaran dengan menggunakan aplikasi Siskeudes

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Desa

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) desa adalah sebuah bagian dari wilayah yang memiliki penghuni dari sejumlah keluarga yang memiliki sistem pemerintahan sendiri yang dikepalai oleh seorang kepala desa.

Desa merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan serta memiliki satu kesatuan masyarakat hukum yang kemudian memiliki batas wilayah serta memiliki kewenangan dalam mengatur serta mengurus pemerintahannya demi kepentingan masyarakat berdasarkan gagasan masyarakat, asal mula dan hak tradisional yang berlaku dan diakui dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pemerintahan Desa merupakan suatu pelaksana dalam penyelenggaraan pemerintahan desa demi kepentingan masyarakat.

Desa merupakan suatu sistem pemerintahan, dikepalai oleh Kepala Desa dalam hal ini dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa (Sujarweni,2019:1).

Pemerintahan Desa dianjurkan agar mampu mengelola pemerintahannya sendiri dengan sejumlah sumber daya yang ada pada

desa diantaranya tata kelola keuangan dan kekayaan milik desa.

Besarnya amanah yang harus diemban oleh desa, sehingga pemerintahan desa harus mampu mempertanggungjawabkannya dengan menerapkan sistem kerja yang efektif, efesien serta mampu memberikan hasil kinerja yang baik demi menopang roda pemerintahan yang besar tanggungjawabnya yang telah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi pemerintahan desa itu sendiri (Cahyono et al.,2020:7).

Jika dilihat dari kacamata politik, desa adalah arena partisipasi publik bagi warga untuk ikut serta terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan.

Dari sisi kewenangan, desa memiliki berbagai tanggungjawab untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan potensi dan karakteristik lokal. Sedangkan dari sisi posisi, desa kini ditempatkan sebagai pelaku utama (subyek) dalam melaksanakan pembangunan, pelayanan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, desa sangat berpeluang besar dalam sistem pemerintahan, mengembangkan kelembagaan, dan memaksimalkan pengelolaan sumber daya secara mandiri (Purnomo,2016:1).

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik harus sejalan dengan asas pengaturan desa antara lain:

1. Kepastian Hukum merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan peraturan undang-undang yang mengikat demi suatu kebijakan dalam menegakkan keadilan dalam pemerintahan desa.

2. Tertib Penyelenggaraan merupakan suatu asas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan tata tertib yang berkesinambungan dalam menyeimbangkan pengendalian pemerintahan desa.

3. Tertib Kepentingan Umum merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan mementingkan kepentingan masyarakat, yakni mensejahterakan dan mampu memberikan aspirasi yang membangun bagi pemerintahan desa.

4. Keterbukaan merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan akses keterbukaan kepada masyarakat baik itu dalam informasi yang benar tanpa membandingkan strata sosial ataupun golongan tertentu.

5. Proporsionalitas merupakan suatu asas penyelenggaraan pemerintahan desa dengan mendahulukan hak dan kewajiban sesuai dengan porsinya.

6. Profesionalitas merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dengan memperhatikan tingkah laku dalam melakukan sesuatu yang berdasarkan kode etik dan undang-undang yang berlaku.

7. Akuntabilitas merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang didalamnya pihak yang berwenang dalam pemerintahan desa mampu mempertanggungjawabkan apa-apa saja yang telah dikerjakan dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan demi kepentingan masyarakat desa.

8. Efektivitas merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai suatu hasil akhir yang menentukan

kesuksesan atau keberhasilan sebuah kegiatan yang telah menjadi tujuan dari pemerintahan desa. Efisiensi merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi inti dari suatu keberhasilan kegiatan dalam pemerintahan desa.

9. Kearifan Lokal merupakan suatu asas dalam pemerintahan desa yang menitik beratkan kebijakan bagi masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa.

10. Keberagaman merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tidak membeda-bedakan ataupun memberikan tindakan tidak terpuji kepada masyarakat desa.

11. Partisipatif merupakan penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikut sertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.

Dalam pelaksanaan pembangunan desa, diutamakan prinsip tenggang rasa yakni rasa saling peduli satu sama lain dengan bergotong royong demi kepentingan bersama serta mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap roda pemerintahan yang ada dalam desa.

(Purnomo,2016:11-12).

2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. pada Laporan Realisasi Anggaran yang ada pada pemerintahan Desa disebut dengan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) Kepala Desa menyusun laporan pelaksanaan APBDesa

semester pertama kepada Bupati/walikota melalui camat. (Ratmono,E., dan Sholihin,M.,2017)

Struktur APBDesa terbagi atas tiga komponen yaitu:

1) Pendapatan Desa

Pendapatan desa merupakan suatu pendapatan yang diterima desa berasal dari pendapatan asli desa, pendapatan transfer ataupun pendapatan lain-lain desa.

2) Belanja Desa

Belanja desa merupakan suatu pembayaran yang dikeluarkan oleh desa baik melalui rekening kas desa atau langsung dibayar ke supplier sebagai suatu bentuk pengeluaran yang wajib dalam satu tahun anggaran demi untuk memenuhi kebutuhan desa yang disepakati dalam musyawarah desa.

3) Pembiayaan Desa

Pembiayaan desa merupakan suatu pembiayaan atas semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan desa dibagi atas dua yaitu;

1. Penerimaan pembiayaan

Penerimaan pembiayaan terdiri dari;

a. SiLPA tahun sebelumnya, b. Pencairan dana cadangan

c. Hasil penjualan kekayaan desa dipisahkan kecuali tanah dan bangunan.

d. Pengeluaran pembiayaan 2. Pengeluaran pembiayaan terdiri atas;

a. Pembentukan dana cadangan, dan b. Pernyataan modal BUMDes.

3. Penerapan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) merupakan alat bantu yang diperuntukkan untuk Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan Desa secara komputerisasi dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan desa, pemerintah telah meluncurkan aplikasi siskeudes versi 2.0. Aplikasi ini sudah disesuaikan dengan pengelolaan keuangan desa yang terbaru yaitu permendagri 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Peluncuran Siskeudes versi 2.0 bertujuan untuk lebih memudahkan desa dalam pembuatan peraturan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) dan suatu wujud pengelolaan keuangan desa yang lebih transparan, akuntabel, tertib dan disiplin.

Keunggulan dan kelebihan dari Aplikasi Siskeudes versi permendagri 20 Tahun 2018 diantaranya;

1. Sesuai dengan regulasi pengelolaan keuangan desa yang berlaku;

2. Aplikasi Siskeudes memudahkan tata kelola Keuangan Desa dan Dana Desa;

3. User Friendly sehingga memudahkan dalam penggunaan aplikasi untuk level pemerintah Desa;

4. Didukung dengan petunjuk pelaksanaan implementasi dan manual aplikasi;

5. Dibangun dan dikembangkan dengan melibatkan seluruh pihak yang terkait dengan pengelolaan keuangan desa (built-in internal control);

6. Kesinambungan maintenance karena merupakan aplikasi resmi pemerintah;

7. Aplikasi dapat diintegrasikan dengan aplikasi terkait pengelolaan keuangan desa lainnya, seperti aplikasi OM-SPAN milik kementerian keuangan (kemenkeu) dan SIPEDE milik kementerian desa pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi (kemendesa PDTT).

(Basori et al., 2016).

Penggunaan teknologi informasi dalam suatu organisasi desa akan membantu desa dalam melaksanakan tata kelola keuangan desa secara efektif dan efisien. Indikator suatu sistem informasi dikatakan efektif yaitu ;

1. Keamanan data.

Data perlu mendapatkan keamanan dari bencana alam, tindakan yang disengaja ataupun tindakan kekeliruan manusia dan dari tingkat kemampuan teknologi canggih dalam mengantisipasi illegal access serta kerusakan sistem,

2. Kecepatan dan ketepatan waktu.

Tingkat kemampuan sistem informasi berbasis teknologi dalam memproses data menjadi laporan baik secara periodik maupun non periodik dalam rentang waktu yang sudah ditentukan.

3. Ketelitian

Ketelitian berhubungan dengan kebebasan dalam kesalahan keluaran informasi. Kesalahan bisa terjadi disebabkan oleh dua hal yaitu: kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

4. Variasi laporan atau output.

Berbicara mengenai variasi laporan atau output maka tidak saja mengenai tingkat volume dari suatu teknologi tetapi juga mengenai tingkat informasinya. Untuk mengetahui kemampuan sistem informasi berbasis teknologi maka perlu di lihat dari kemampuannya dalam membuat suatu laporan dengan pengembangan dan perhitungan sesuai dengan kebutuhan yang berguna bagi pengguna informasi.

5. Relevansi

Suatu tingkat penilaian yang ditunjukkan dari manfaat suatu sistem dihasilkan dari produk atau keluaran informasi baik dalam analisis data, pelayanan, maupun penyajian data. Indikator ini bertujuan menunjukkan kesesuaian dan manfaat laporan yang dihasilkan.

B. Tinjauan Empiris

Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah di lakukan oleh penelitian sebelumnya yakni sebagai berikut:

Tabel 2. 1

Kualitatif Hasil dan penelitian menunjukkan bahwa di desa Jenetallassa dalam melakukan Penerapan Aplikasi Siskeudes telah menjalankan secara menyeluruh dan

Keuangan Desa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

disposisi dan stuktur birorkrasi sudah

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Penerapan Sistem Keuangan

Rudy J.

Siskeudes versi 2,0

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan

Berdasarkan penelitian terdahulu, penulis menjadikan jurnal dari Arna Suryani (2018) sebagai bahan rujukan dalam membandingkan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang akan dilakukan oleh penulis. Dalam Penelitian Arna Suryani (2018) menjelaskan mengenai Akuntansi dan pengelolaan dana desa (Studi kasus desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi), Sedangkan pada penelitian ini penulis berfokus untuk meneliti mengenai Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea) yang dimana pada penelitian ini ada perbedaan signifikan diantaranya;

1. Pada penelitian Arna Suryani (2018) berfokus pada Akuntansi dan pengelolaan dana desa sedangkan pada penelitian yang ingin diteliti oleh penulis adalah terfokus pada penerapan Siskeudes dalam pembuatan laporan Realisasi Anggaran yang dikenal di desa disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBDes) sebagai suatu sistem aplikasi akuntansi yang sangat efektif untuk diterapkan agar lebih memudahkan dalam mengelola keuangan.

2. Pada penelitian Arna Suryani (2018) dalam kegiatan pencatatan atas transaksi yang berasal dari alokasi dana desa di desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi telah di bantu oleh teknologi yakni dengan menggunakan Pogram Microsoft excel berupa buku kas umum dan buku kas pembantu penerimaan dan buku kas pembantu pengeluaran. Berbeda halnya pada penelitian yang dilakukan oleh penulis setiap pencatatan atas transaksi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDes) dilakukan dengan secara online, yakni menggunakan sebuah Aplikasi yang di sebut dengan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes).

C. Kerangka Konsep

Kerangka pemikiran Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Desa Borongtala Kec. Tamalatea) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep

Penerapan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea)

Sistem Keuangan Desa (Siskeudes)

Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran pada Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea:

- Memudahkan dalam penginputan dan penyusunan Laporan keuangan - Cepat dan mudah

- Tertib Administrasi

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif (deskriptif kualitatif), yaitu Penelitian ini menjelaskan tentang fenomena dan fakta yang

terjadi dilapangan, yang menghasilkan data deskriptif baik itu yang berkaitan dengan perilaku, persepsi, motivasi, tindakan peneliti mencermati dalam bentuk kata tertulis atau tulisan.

B. Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah peneliti ingin memaparkan bahwa Apakah penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang disusun Kantor Kepala Desa Borongtala sudah baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada pembuatan laporan keuangan.

C. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Kepala Desa Borongtala yang beralamatkan di Dusun Baraya. Waktu penelitian penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan April yakni observasi terlebih dahulu dan wawancara bulan Agustus s/d September tahun 2020.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes)Terhadap Realisasi

Anggaran pada Kantor Kepala Desa Borongtala. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer.Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara yang dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten pada Kantor Kepala Desa Borongtala. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan dengan topik penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang lebih relevan dengan kebutuhan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung pada aparatur desa yang dalam hal ini peneliti menanyakan langsung pada sekretaris desa terkait fenomena atau trend yang kemudian dilakukan pencatatan sebagai benang merah dari fenomena atau trend tersebut.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu proses memperoleh keterangan atau informasi yang bertujuan untuk memberikan bukti riil dari penelitian dengan melakukan sesi tanya jawab sambil bertatap muka oleh pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai.

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang valid dan akurat, pengumpulan data yang utama peneliti melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada responden yang berkompeten di kantor kepala desa Borongtala pada bidang keuangan. Dari hasil wawancara inilah peneliti mengumpulkan informasi dari responden yang kemudian dijadikan sebagai bahan penulisan bagi peneliti dalam rangka melakukan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil atau mengutip data yang ada dalam arsip data desa .

F. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan suatu alat yakni Pedoman wawancara dan media berupa alat perekam dan kamera yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, untuk memperoleh data dan informasi yang valid serta akurat, dilakukan wawancara secara mendalam terhadap informan-informan yang dijadikan sumber informasi yang terlibat langsung serta memahami dan dapat memberikan informasi (gambaran) tentang Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Terhadap Realisasi Anggaran pada kantor kepala Desa Borongtala.

G. Metode Analisis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data Deskriptif kualitatif yaitu dimana bentuk analisis pemahaman yang dilakukan dengan menggambarkan fenomena atau keadaan secara sosial dalam menganalisis data untuk dapat memberikan informasi serta pemahaman

terkait pokok permasalahan secara rinci dan sistematis. Kemudian data yang diperoleh tersebut digambarakan dengan kata-kata atau kalimat sehingga akan memperoleh suatu kesimpulan.

Adapun metode analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data yang di maksud di sini yakni dengan melakukan tiga hal yakni; dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang di lakukan penulis untuk memperdalam pemahaman mengenai penelitian yang sedang di lakukannya demi suatu tujuan yakni dapat menyelesaikan masalah yang menjadi inti pokok dalam penelitian.

2) Reduksi data

Reduksi data yang di lakukan dari penulis yakni melakukan peringkasan baik itu penambahan ataupun pengurangan kata dari catatan-catatan atau temuan yang di dapatkan selama melakukan penelitian.

3) Klasifikasi Data

Klasifikasi data yang dilakukan oleh penulis yakni sebuah metode yang di gunakan untuk menyusun data secara sistematis berdasarkan aturan atau kaidah yang telah ditetapkan atas catatan dari kumpulan fakta atau temuan yang di peroleh penulis dalam melakukan penelitian.

4) Penyajian data

Penyajian data yang di lampirkan penulis dalam penelitian ini yakni; profil Desa Borongtala yang menjadi objek penelitian, serta

Laporan Realisasi Anggaran tahun 2019 yang merupakan inti pokok dari penelitian.

5) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yakni menjelaskan mengenai inti pokok atau benang merah dari suatu penemuan atau fakta yang kemudian di uraikan sesingkat-singkatnya dalam menguraikan masalah yang telah terpecahkan sehingga penulis mampu mengambil kesimpulan.

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Letak Geografis

Desa Borongtala merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah

± 6,04 Km² dengan gambar 4. 1 dan batas-batas Wilayah desa sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Turatea Timur

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Biringkassi, Kec. Binamu

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bontosunggu dan Laut Flores

Gambar 4.1

Peta Wilayah Desa Borongtala Kabupaten Jeneponto

Sumber : Dokumen Profil Desa Borongtala Desa Borongtala

25

Jika dilihat dari letak geografisnya, Desa Borongtala merupakan bagian dari daerah pesisir laut flores sehingga desa ini sangat potensial dijadikan lahan budidaya rumput laut. Disamping itu sebagian dari daerah ini merupakan daerah dataran yang juga berpotensi untuk dijadikan lahan budi daya tanaman pangan dan hortikultura. Adapun Dusun yang berdekatan dengan laut flores adalah Dusun Tobereka, Karampang Pa‟ja Barat dan Karampang Pa‟ja Timur sehingga mata pencaharian penduduknya banyak yang bertani rumput laut. Sedangkan Dusun Mattiro Baji dan Baraya berada di daerah dataran sehingga penduduknya lebih banyak yang bercocok tanam dengan tanaman pangan holtikultura ketimbang rumput laut.

1. Administrasi

Secara administrasi Desa Borongtala terdiri dari sembilan wilayah dusun yakni Dusun Mattiro Baji, Mattiro Baji Utara, Baraya Utara, Baraya Selatan, Karampang Pa‟ja, Karampang Pa‟ja Timur, Karampang Pa‟ja Barat, Tobereka, dan Tobereka Selatan dan dikepalai oleh seorang Kepala Desa yang defenitif. Wilayah antar dusun umumnya berdekatan satu sama lain.

2. Topografi

Desa Borongtala merupakan daerah dataran pesisir pantai, rata-rata berada di ketinggian 14 M sampai 31 M dari Permukaan laut.

Luas daerah pertanian sekitar ± 300 Ha dan luas daerah persawahan ± 82 Ha.

3. Geologis Desa

Jenis tanah yaitu tanah liat, mengenai kesuburan tanah cukup bagus, namun karena curah hujan yang kurang mendukung ditambah

dengan munculnya serangan hama sehingga mengakibatkan hasil panen masyarakat berkurang. Jenis tanaman yang bisa ditanam oleh masyarakat Desa Borongtala yaitu : Jagung, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Tomat, Lombok, Padi, Kapas, Mangga, Pisang, dan Jenis Komoditi lainnya adalah rumput laut.

4. Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Desa Borongtala sama dengan iklim desa lainnya di wilayah Kabupaten Jeneponto yakni iklim tropis, sebab curah hujannya sangat rendah. Memiliki dua tipe musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau umumnya berlangsung antara bulan Mei sampai Oktober dan musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai Maret setiap tahunnya.

5. Hidrologi dan Tata Air

Mata air yang ada di Desa Borongtala cukup banyak namun biasanya terjadi kemarau panjang atau rendah nya curah hujan yang mengakibatkan beberapa sumber mata air seperti sumur warga yang kering, namun selalu ada solusi yang di berikan pemerintahan desa yakni sumur bor yang kualitas airnya memenuhi syarat untuk konsumsi, walaupun jumlah airnya terbatas namun mampu untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat desa Borongtala setiap harinya.

B. Masyarakat Desa

1. Pekerjaan Pokok dan Sampingan Masyarakat

Secara umum pekerjaan pokok masyarakat Desa Borongtala sebelum mengenal rumput laut adalah petani tanaman pangan seperti

Padi, Jagung, Palawija, dan Ubi Kayu. Memasuki tahun 2001 sampai sekarang sebagian masyarakat Borongtala mulai beralih profesi sebagai petani rumput laut, menanam Lombok kecil dan beternak ayam, kuda dan kambing yang mana berimplikasi pada pendapatan masyarakat yang mulai merangkak naik, pengangguran mulai berkurang, Pendidikan pun mulai maju. Selain itu masyarakat juga banyak yang bekerja sebagai pembuat gula merah. Adapun jenis mata pencaharian utama masyarakat Desa Borongtala berdasarkan hasil pendataan penduduk tahun 2019 yang dilakukan oleh KPMD Desa Borongtala, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4. 1

Jumlah Penduduk Desa Borongtala berdasarkan Jenis mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jiwa

1 Belum/Tidak Bekerja 310 360 670

2 Mengurus Rumah

Tangga 0 1018 1018

3 Pelajar/Mahasiswa 538 530 1068

4 Pensiunan 21 8 29

5 Pegawai Negeri Sipil

(PNS) 23 10 33

6 Tentara Nasional

Indonesia (TNI) 6 0 6

7 Kepolisian RI 3 1 4

8 Pedagang 18 6 24

9 Petani/Tukang Kebun 700 16 716

10 Peternak 50 10 60

11 Nelayan/Perikanan 21 0 21

12 Industri 1 0 1

13 Sopir 78 0 78

14 Karyawan Swasta 48 56 104

15 Buruh Harian Lepas 69 4 73

16 Buruh Tani/Perkebunan 16 15 31

17 Pembantu Rumah

Tangga 0 1 1

18 Tukang Becak 13 0 13

19 Tukang Batu 5 0 5

20 Tukang Kayu 2 0 2

21 Mekanik 1 0 1

22 Seniman 1 0 1

23 Wiraswasta 133 6 139

24 Tenaga Honorer 21 18 39

25 Tukang Ojek 2 0 2

26 Buruh Bangunan 2 0 2

27 Petani Rumpu Laut 68 0 68

28 Anggota DPR 0 0 0

Jumlah 2150 2053 4203

Sumber : Data sensus penduduk Desa Borongtala Tahun 2019

Berdasarkan Data diatas dapat di lihat bahwa masyarakat Desa Borongtala sumber mata pencaharian terbesarnya adalah bertani baik itu dalam berkebun, ataupun sebagai petani rumput laut. Meskipun Jika di lihat pada tabel 4.1 di atas jumlah pelajar/ mahasiswanya tergolong banyak namun sebagian besar sumber mata pencaharian dari orang tua mereka adalah sebagai petani. Dengan bertani mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ketaraf sarjana, ini membuktikan bahwa dengan bertani tidak mengurangi peluang dan keinginan para orangtua untuk

Berdasarkan Data diatas dapat di lihat bahwa masyarakat Desa Borongtala sumber mata pencaharian terbesarnya adalah bertani baik itu dalam berkebun, ataupun sebagai petani rumput laut. Meskipun Jika di lihat pada tabel 4.1 di atas jumlah pelajar/ mahasiswanya tergolong banyak namun sebagian besar sumber mata pencaharian dari orang tua mereka adalah sebagai petani. Dengan bertani mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ketaraf sarjana, ini membuktikan bahwa dengan bertani tidak mengurangi peluang dan keinginan para orangtua untuk

Dokumen terkait