• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) TENTANG LAPORAN REALISASI ANGGARAN (STUDI KASUS PADA KANTOR DESA BORONGTALA KECAMATAN TAMALATEA) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) TENTANG LAPORAN REALISASI ANGGARAN (STUDI KASUS PADA KANTOR DESA BORONGTALA KECAMATAN TAMALATEA) SKRIPSI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh RISNA SITI L NIM 105731111816

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

(2)

ii

PENERAPAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) TENTANG LAPORAN REALISASIANGGARAN (STUDI

KASUS PADA KANTOR DESA BORONGTALA KECAMATAN TAMALATEA)

SKRIPSI

Oleh:

RISNA SITI L NIM 105731111816

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Yakin dan Percayalah Bahwa Kamu Pasti Bisa Karena Ada Allah SWT Yang Akan Menolongmu Di Setiap Langkahmu”

”Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai bukti cinta dan wujud baktiku kepada kedua orang tuaku, malaikat tak bersayapku Bapak Lolo

dan Ibu Hania atas segala kasih sayang, pengorbanan, dan do’a tulusnya serta seluruh keluarga yang memberiku semangat dan semua

sahabat-sahabatku yang telah banyak membantuku”

(4)

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

iv

(5)

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

v

(6)

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

vi

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, puji tanda kesyukuran penulis persembahkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala, karena hanya dengan rahmat dan karunia-NYa sehingga penulisan skripsi ini sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana akuntansi akhirnya dapat dirampungkan. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wassalam, para sahabatnya serta ummatnya yang senantiasa iltizam di atas kebenaran hingga akhir zaman. Adapun judul skripsi ini adalah “Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea)”.

Skripsi ini terdiri dari Enam bab yang tersusun secara sistematis yaitu, Bab I pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian, Bab V Hasil dan Pembahasan, dan Bab VI Penutup.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Lolo dan Ibu Hania yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa tulus tanpa pamrih Serta saudara-saudariku tercinta Rusli, Isma, Rahma dan Risal yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa

(8)

viii

yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agus Salim, HR, SE.,MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Muttiarni, SE., M,Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2016 terkhusus kelas AK16.C dan DAD angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

8. Bapak Ruhardi, SS, selaku kepala Desa Borongtala, Bapak Junaedi, S.Ag, selaku sekeretaris Desa Borongtala, Serta Bapak/ Ibu Staf pemerintah Desa

(9)

ix

Borongtala yang telah memberi ruang dan mempermudah dalam penelitian serta pengambilan data skripsi.

9. PIKOM IMM FEB Universitas Muhammadiyah Makassar, organisasi kampus yang di mana di tempat inilah penulis di tempah dan di bentuk menjadi pribadi yang lebih baik, agamis, mandiri, bertanggung jawab. Kakanda immawati/immawan serta adinda-adinda Pikom Imm Feb yang telah memberikan motivasi, kesabaran, semangat, Pengalaman, ilmu, kajian- kajian yang memotivasi penulis untuk senantiasa belajar menjadi insan yang taat dan bertaqwa pada sang Ilahi Rabbi.

10. Pondok Nur Ikhsan, Tempat tinggal penulis selama menempuh pendidikan S1 di Makassar, serta teman-teman dan ibu kos yang senantiasa memberikan motivasi, dan semangat

11. Terima kasih untuk semua kerabat yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya masukan dan dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, apabila terdapat kesalahan dan kata- kata yang kurang berkenan dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Makassar, 26 Oktober 2020 Penulis

(10)

xi

ABSTRACT

Risna Siti L, 2020 The Implementation of Village Financial System (Siskeudes) On Budget Realization Report (Case Study at Borongtala Village Office of Tamalatea Sub-District), Thesis of Accounting Study Program of Faculty of Economics and Business Muhammadiyah Makassar University. Guided by Mentor I Agus Salim, HR, and Mentor II Muttiarni.

This research aims to find out the Application of Siskeudes in the Report on the Realization of The Budget of Borongtala Village District Tamalatea Jeneponto District. The focus in this research is the role of Siskeudes used in making the financial statements of the borongtala village government. The type and data source used is the primary source. The technique data collection using observation, interview and documentation techniques, the data collected is processed using qualitative descriptive analysis.

The results showed that Siskeudes was instrumental in making the borongtala village government financial report consisting of the Budget Realization report and the APBDesa report. Siskeudes Makes it very easy for the Most Rural Apparatus, especially the Secretary and The Finance Council of Borongtala Village in compiling and disputing financial statements. The community is also involved in the budget preparation in a period represented by BPD and community leaders who participate in every deliberation in budgeting money source of Borongtala Village. The results showed that Siskeudes was instrumental in making the borongtala village government financial report consisting of the Budget Realization report and the APBDesa report. Financial statements is good enough based on financial statements made as evidence of the village government's to the local community as well as to the Local government.

Keywords :Siskeudes, Financial Statements

(11)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

B. Tinjauan Empiris ... 13

C. Kerangka Konsep ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Fokus Penelitian ... 20

C. Lokasi dan waktu penelitian ... 20

D. Jenis dan Sumber Data... 20

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 22

G. Metode Analisis... 22

(12)

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 25

A. Letak Geografis ... 25

C. Sarana dan Prasarana Desa ... 32

E. Struktur Organisasi ... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

BAB VI PENUTUP ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14

Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Desa Borongtala Jenis Mata Pencaharian ... 28

Tabel 4. 2 Penduduk Untuk Setiap Dusun Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk Desa Borongtala Berdasarkan Umur ... 31

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep ... 19

Gambar 4. 1 Peta Wilayah Desa Borongtala ... 25

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Borongtala ... 35

Gambar 5.1 Flowchart Siskeudes Desa Borongtala…...41

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa merupakan suatu tempat atau wilayah yang memiliki suatu sistem pemerintahan yang didalamnya memiliki banyak peranan penting dalam membantu suatu daerah baik itu dalam penyelenggaraan pemerintahannya maupun dalam pembangunan. Desa memiliki satu kesatuan dari masyarakat hukum yang kemudian memiliki batas wilayah serta memiliki kewenangan dalam mengatur serta mengurus pemerintahannya demi kepentingan masyarakat berdasarkan gagasan masyarakat, asal mula dan hak tradisional yang berlaku dan diakui dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pelaksanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) memiliki peran penting dalam menyukseskan pembangunan daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dapat menjadi suatu bentuk dari kinerja dan kemampuan pemerintah desa dalam membiayai dan mengelola penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan di desa. Namun kenyataannya banyak ditemukan keluhan masyarakat yang berkaitan dengan realisasi anggaran yang berakibat pada pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan skala prioritas, yang berisiko dalam aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas.

Untuk itu perlu adanya sebuah sistem informasi akuntansi yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPKP) bersama dengan

(16)

Kementerian Dalam Negeri membangun Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) pada tahun 2015 dalam upaya mengawal transparansi pengelolaan keuangan desa. Salah satu strategi dalam pengelolaan keuangan desa, pemerintah pusat mengimplementasikan aplikasi yang berbasis daring (online) untuk pemerintahan desa yaitu aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes). Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) adalah aplikasi yang dikembangkan bersama dengan Permendagri sebagai regulator sehingga hasil dari penggunaan aplikasi tersebut akan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) adalah alat atau sistem yang digunakan dalam mengelola keuangan desa, berupa Realisasi Anggaran dan APBDes. Realisasi Anggaran desa merupakan semua bentuk penganggaran dalam pemerintahan desa guna pembangunan desa.

Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea merupakan salah satu desa yang ada di pemerintahan daerah kabupaten Jeneponto.

Pelaksanaan dari kegiatan pemerintahannya di anjurkan untuk menyusun laporan keuangan pemerintahan sebagai suatu sarana dalam menyajikan suatu informasi dalam bentuk pertanggungjawaban. Dalam menyusun laporan keuangan pada Kantor Kepala Desa Borongtala menggunakan suatu aplikasi yang disebut dengan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES).

Siskeudes inilah yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan Laporan Realisasi Anggaran yang kemudian dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Siskeudes mampu hadir sebagai suatu aplikasi yang menjadi alat dalam rangka memudahkan dalam penginputan laporan keuangan yakni APBDes dan Realisasi Anggaran.

(17)

Dengan adanya Siskeudes ini dapat mempermudah dalam menyajikan laporan Anggaran Dana Desa kedepannya, serta dapat menjadi sebuah solusi bagi pemerintah untuk lebih transparan dan akuntabel dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan desa sesuai dengan tujuan dari penerapan aplikasi tersebut. Setelah saya turun langsung di lapangan melakukan penelitian dengan narasumber sekretaris Desa dan kaur keuangan menunjukkan bahwa pemerintah desa sudah mampu dan sangat memahami dengan baik mengenai penggunaan aplikasi Siskeudes, karena dengan adanya siskeudes sangat membantu dan memudahkan dalam penginputan dan pembuatan laporan keuangan yang ada pada desa Borongtala. Kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan akan terjadi apabila dalam membuat laporan keuangan di kerjakan dengan cara manual karena manusia memiliki batas kemampuan sehingga dapat terjadi kesalahan.

Melihat fenomena diatas menimbulkan dugaan adanya kesalahan dalam penganggaran apabila di kerjakan dengan cara manual saja tanpa menggunakan Aplikasi siskeudes yang berdampak pada penurunan pada penganggaran pendapatan Desa yang berakibat pada berkurangnya pembiayaan terhadap ke empat bidang dalam penganggaran APBDes yang terdiri atas; 1) Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, 2) Pelaksanaan Pembangunan Desa, 3) Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan 4) Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa yang ada pada Kantor Desa Borongtala. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana penerapan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran Desa menggunakan Sistem Keuangan Desa

(18)

(Siskeudes) dengan mengangkat judul penelitian “Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka di rumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Kepala Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea).

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat bertambah wawasannya untuk Mengetahui kesesuaian penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) pada Kantor Desa Borongtala dan sebagai salah satu proses bagi peneliti untuk meningkatkan keterampilan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

(19)

b. Bagi Pemerintah Kantor Kepala Desa Borongtala

Sebagai bahan masukan agar membahas kembali mengenai penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) tentang Laporan Realisasi Anggaran.

c. Bagi Pembaca dan Pihak Lainnya

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak peneliti selanjutnya di bidang Ilmu Akuntansi dalam melakukan penelitian tentang Laporan Realisasi Anggaran dengan menggunakan aplikasi Siskeudes

(20)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Desa

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) desa adalah sebuah bagian dari wilayah yang memiliki penghuni dari sejumlah keluarga yang memiliki sistem pemerintahan sendiri yang dikepalai oleh seorang kepala desa.

Desa merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan serta memiliki satu kesatuan masyarakat hukum yang kemudian memiliki batas wilayah serta memiliki kewenangan dalam mengatur serta mengurus pemerintahannya demi kepentingan masyarakat berdasarkan gagasan masyarakat, asal mula dan hak tradisional yang berlaku dan diakui dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pemerintahan Desa merupakan suatu pelaksana dalam penyelenggaraan pemerintahan desa demi kepentingan masyarakat.

Desa merupakan suatu sistem pemerintahan, dikepalai oleh Kepala Desa dalam hal ini dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa (Sujarweni,2019:1).

Pemerintahan Desa dianjurkan agar mampu mengelola pemerintahannya sendiri dengan sejumlah sumber daya yang ada pada

(21)

desa diantaranya tata kelola keuangan dan kekayaan milik desa.

Besarnya amanah yang harus diemban oleh desa, sehingga pemerintahan desa harus mampu mempertanggungjawabkannya dengan menerapkan sistem kerja yang efektif, efesien serta mampu memberikan hasil kinerja yang baik demi menopang roda pemerintahan yang besar tanggungjawabnya yang telah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi pemerintahan desa itu sendiri (Cahyono et al.,2020:7).

Jika dilihat dari kacamata politik, desa adalah arena partisipasi publik bagi warga untuk ikut serta terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan.

Dari sisi kewenangan, desa memiliki berbagai tanggungjawab untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan potensi dan karakteristik lokal. Sedangkan dari sisi posisi, desa kini ditempatkan sebagai pelaku utama (subyek) dalam melaksanakan pembangunan, pelayanan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, desa sangat berpeluang besar dalam sistem pemerintahan, mengembangkan kelembagaan, dan memaksimalkan pengelolaan sumber daya secara mandiri (Purnomo,2016:1).

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik harus sejalan dengan asas pengaturan desa antara lain:

1. Kepastian Hukum merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan peraturan undang-undang yang mengikat demi suatu kebijakan dalam menegakkan keadilan dalam pemerintahan desa.

(22)

2. Tertib Penyelenggaraan merupakan suatu asas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan tata tertib yang berkesinambungan dalam menyeimbangkan pengendalian pemerintahan desa.

3. Tertib Kepentingan Umum merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan mementingkan kepentingan masyarakat, yakni mensejahterakan dan mampu memberikan aspirasi yang membangun bagi pemerintahan desa.

4. Keterbukaan merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan akses keterbukaan kepada masyarakat baik itu dalam informasi yang benar tanpa membandingkan strata sosial ataupun golongan tertentu.

5. Proporsionalitas merupakan suatu asas penyelenggaraan pemerintahan desa dengan mendahulukan hak dan kewajiban sesuai dengan porsinya.

6. Profesionalitas merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dengan memperhatikan tingkah laku dalam melakukan sesuatu yang berdasarkan kode etik dan undang- undang yang berlaku.

7. Akuntabilitas merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang didalamnya pihak yang berwenang dalam pemerintahan desa mampu mempertanggungjawabkan apa-apa saja yang telah dikerjakan dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan demi kepentingan masyarakat desa.

8. Efektivitas merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai suatu hasil akhir yang menentukan

(23)

kesuksesan atau keberhasilan sebuah kegiatan yang telah menjadi tujuan dari pemerintahan desa. Efisiensi merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi inti dari suatu keberhasilan kegiatan dalam pemerintahan desa.

9. Kearifan Lokal merupakan suatu asas dalam pemerintahan desa yang menitik beratkan kebijakan bagi masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa.

10. Keberagaman merupakan suatu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tidak membeda-bedakan ataupun memberikan tindakan tidak terpuji kepada masyarakat desa.

11. Partisipatif merupakan penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikut sertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.

Dalam pelaksanaan pembangunan desa, diutamakan prinsip tenggang rasa yakni rasa saling peduli satu sama lain dengan bergotong royong demi kepentingan bersama serta mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap roda pemerintahan yang ada dalam desa.

(Purnomo,2016:11-12).

2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. pada Laporan Realisasi Anggaran yang ada pada pemerintahan Desa disebut dengan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) Kepala Desa menyusun laporan pelaksanaan APBDesa

(24)

semester pertama kepada Bupati/walikota melalui camat. (Ratmono,E., dan Sholihin,M.,2017)

Struktur APBDesa terbagi atas tiga komponen yaitu:

1) Pendapatan Desa

Pendapatan desa merupakan suatu pendapatan yang diterima desa berasal dari pendapatan asli desa, pendapatan transfer ataupun pendapatan lain-lain desa.

2) Belanja Desa

Belanja desa merupakan suatu pembayaran yang dikeluarkan oleh desa baik melalui rekening kas desa atau langsung dibayar ke supplier sebagai suatu bentuk pengeluaran yang wajib dalam satu tahun anggaran demi untuk memenuhi kebutuhan desa yang disepakati dalam musyawarah desa.

3) Pembiayaan Desa

Pembiayaan desa merupakan suatu pembiayaan atas semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan desa dibagi atas dua yaitu;

1. Penerimaan pembiayaan

Penerimaan pembiayaan terdiri dari;

a. SiLPA tahun sebelumnya, b. Pencairan dana cadangan

c. Hasil penjualan kekayaan desa dipisahkan kecuali tanah dan bangunan.

(25)

d. Pengeluaran pembiayaan 2. Pengeluaran pembiayaan terdiri atas;

a. Pembentukan dana cadangan, dan b. Pernyataan modal BUMDes.

3. Penerapan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) merupakan alat bantu yang diperuntukkan untuk Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan Desa secara komputerisasi dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan desa, pemerintah telah meluncurkan aplikasi siskeudes versi 2.0. Aplikasi ini sudah disesuaikan dengan pengelolaan keuangan desa yang terbaru yaitu permendagri 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Peluncuran Siskeudes versi 2.0 bertujuan untuk lebih memudahkan desa dalam pembuatan peraturan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) dan suatu wujud pengelolaan keuangan desa yang lebih transparan, akuntabel, tertib dan disiplin.

Keunggulan dan kelebihan dari Aplikasi Siskeudes versi permendagri 20 Tahun 2018 diantaranya;

1. Sesuai dengan regulasi pengelolaan keuangan desa yang berlaku;

2. Aplikasi Siskeudes memudahkan tata kelola Keuangan Desa dan Dana Desa;

3. User Friendly sehingga memudahkan dalam penggunaan aplikasi untuk level pemerintah Desa;

4. Didukung dengan petunjuk pelaksanaan implementasi dan manual aplikasi;

(26)

5. Dibangun dan dikembangkan dengan melibatkan seluruh pihak yang terkait dengan pengelolaan keuangan desa (built-in internal control);

6. Kesinambungan maintenance karena merupakan aplikasi resmi pemerintah;

7. Aplikasi dapat diintegrasikan dengan aplikasi terkait pengelolaan keuangan desa lainnya, seperti aplikasi OM-SPAN milik kementerian keuangan (kemenkeu) dan SIPEDE milik kementerian desa pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi (kemendesa PDTT).

(Basori et al., 2016).

Penggunaan teknologi informasi dalam suatu organisasi desa akan membantu desa dalam melaksanakan tata kelola keuangan desa secara efektif dan efisien. Indikator suatu sistem informasi dikatakan efektif yaitu ;

1. Keamanan data.

Data perlu mendapatkan keamanan dari bencana alam, tindakan yang disengaja ataupun tindakan kekeliruan manusia dan dari tingkat kemampuan teknologi canggih dalam mengantisipasi illegal access serta kerusakan sistem,

2. Kecepatan dan ketepatan waktu.

Tingkat kemampuan sistem informasi berbasis teknologi dalam memproses data menjadi laporan baik secara periodik maupun non periodik dalam rentang waktu yang sudah ditentukan.

(27)

3. Ketelitian

Ketelitian berhubungan dengan kebebasan dalam kesalahan keluaran informasi. Kesalahan bisa terjadi disebabkan oleh dua hal yaitu: kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

4. Variasi laporan atau output.

Berbicara mengenai variasi laporan atau output maka tidak saja mengenai tingkat volume dari suatu teknologi tetapi juga mengenai tingkat informasinya. Untuk mengetahui kemampuan sistem informasi berbasis teknologi maka perlu di lihat dari kemampuannya dalam membuat suatu laporan dengan pengembangan dan perhitungan sesuai dengan kebutuhan yang berguna bagi pengguna informasi.

5. Relevansi

Suatu tingkat penilaian yang ditunjukkan dari manfaat suatu sistem dihasilkan dari produk atau keluaran informasi baik dalam analisis data, pelayanan, maupun penyajian data. Indikator ini bertujuan menunjukkan kesesuaian dan manfaat laporan yang dihasilkan.

B. Tinjauan Empiris

Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah di lakukan oleh penelitian sebelumnya yakni sebagai berikut:

(28)

Tabel 2. 1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Nama Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian

Jenis Penelitian

Hasil Penelitian 1. Rita Martini,

Resy Agustin , Amira

Fairuzdita, Anggun Noval Murinda 2019

Pengelolaan Keuangan Berbasis

Aplikasi Sistem Keuangan Desa

Deskriptif Kualitatif

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan aplikasi Siskeudes

mendukung

penyediaan laporan keuangan berbasis komputer, namun dalam

pelaksanaannya terkendala oleh kompetensi sumber daya manusia dan fasilitas desa yang kurang memadai.

2. Vina Al Vinatur, Rizqiyah Vina Alrizqiyah, Lilis Ardini.

2019

Analisis Pengelolaan dan

Pertanggung jawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Studi Kasus Pada Masangan Kulon Sukodono Sidoarjo)

Kualitatif Hasil dan penelitian menunjukkan bahwa

tata cara

pengelolaan anggaran

pendapatan dan belanja desa yang ada pada desa Kulon cukup baik dan prosuder yang dilakukan sudah sesuai dengan Undang-undang No.6 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri dalam Negeri

(Permendegri) No.20 Tahun 2018.

3. Muhammad Sapril Sardi Juardi,

Mustakim Muchlis, Reski Amalia Putri.

2018

Evaluasi Penggunaan Aplikasi Siskeudes dalam upaya peningkatan kualitas akuntabilitas

Kualitatif dengan pendekatan paradigma interpretative

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di desa Jenetallassa dalam melakukan Penerapan Aplikasi Siskeudes telah menjalankan secara menyeluruh dan

(29)

Keuangan Desa (Studi pada Desa

Jenetallasa Kec.Pallangga Kab. Gowa)

dalam proses penginputan dan pelaporannya di desa Jenetallasa sudah melakukan proses

pertanggungjawaban yang sudah relevan dan menjalankan aplikasi tersebut sudah terstruktur dengan baik.

4. Fani Riani, Rita Kalalinggi, Rosa Anggraeny.

2019

Implementasi Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) pada

Pemerintahan Desa Karya Bhakti

Deskriptif Kualitatif

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi

penerapan apabila system keuangan desa dari segi komunikasi,

semberdaya,

disposisi dan stuktur birorkrasi sudah berjalan dengan kurang baik.

Pelaksanaan

aplikasi system keuangan desa ini dalam

pengaplikasiannya sulit diterapkan dikarenakan aplikasi yang ribet, tetapi

cara untuk

mengintegrasikan

sumber daya

manusia (SDM) yang rendah yaitu melalui

pendampingan dan pelatihan. Serta penerapan sistem keuangan desa (Siskedes)

memberikan dampak positif terhadap kinerja pegawai.

5. Jehan M.

Malahika Herman Karamoy

Penerapan Sistem

Keuangan Desa (Siskeudes)

Deskriptif Kualitatif

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Penerapan Sistem Keuangan

(30)

Rudy J.

Pusung 2018

Pada Organisasi Pemerintahan Desa (Studi Kasus Di Desa Suwaan

Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara)

Desa di Desa Suwaan sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala yang di hadapi.

Kendala terhadap penerapan Aplikasi Sistem Keuangan Desa yaitu sering terjadi masalah error saat proses peng inputan.

6. Sulistyowati, Norita Citra Y, Elok Fitryah.

2019

Implemantasi Sistem

Keuangan Desa (Siskedes) Studi Kasus pada

Kecamatan Basuki Kabupaten Sistondo

Deskriptif Kualitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi system keuagan desa sudah cukup baik, hanya

saja ada

ketidaksesuaian dan sisi

pertanggujawaban yakni belum bisa dipaparkan kepada masyarakat.

7. Sulistyowati, Norita Citra Y, Elok Fitryah.

2019

Implemantasi Sistem

Keuangan Desa (Siskedes) Studi Kasus pada

Kecamatan Basuki Kabupaten Sistondo

Deskriptif Kualitatif

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa implementasi system keuangan desa sudah cukup baik, hanya saja ada ketidaksesuaian dan sisi

pertanggujawaban yakni belum bisa didaparkan kepada masyarakat.

8. Intan

Rakhmawat, Siti Atika, 2020

Kualitas Informasi Sistem

Keuangan Desa Pasca

Pengembangan Aplikasi

Kuantitatif Conten Analysis

Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas proses dan informasi Siskeudes versi 2.0 R. 0. 1.

Lebih baik dan terintegrasi dengan dokumen pada tahap perencanaan dan penganggaran, dibanding dengan diserap oleh setiap kegiatan. Dalam

(31)

Siskeudes versi 2,0 pada tahap berkas laporan (Output), sudah terdapat pula penambahan

laporan pada semua tahapan hingga laporan pajaknya, sesuai dengan

arahan PMK

193/pmk.07/2018.

Siskeudes Versi 2.0 R.0.1. juga sudah menggunakan OMSPAN untuk pelaporan

kementerian.

9. Patricia Watulingas, Lintje Kalangi, Gede

Suwetja.

2019

Peranan Sistem Keuangan Desa Terhadap kinerja Pemerintah Desa (Studi kasus di desa Kapataran Kecamatan Lembean Timur Kabupaten Minahasa.

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan

Siskeudes memiliki peran penting dalam pemerintahan desa yang dirasakan langsung oleh aparat desa ini sesuai dengan tujuan penerapan

siskeudes, yaitu untuk membantu pekerjaan pegawai desa.

10. Arna Suryani 2018

Akuntansi dan pengelolaan dana desa (Studi kasus desa Sungai Gelam

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi)

Metode Kualitatif

Berdasarkan hasil penelitian,

menunjukkan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi di dalam penerapan akuntansi dan pengelolaan keuangan alokasi dana desa di desa Sungai

Gelam,mencakup kapasitas sumber daya manusia, ketanggapan social terhadap kegiatan pembangunan desa terutama dari ADD minim sosialisasi.

(32)

Berdasarkan penelitian terdahulu, penulis menjadikan jurnal dari Arna Suryani (2018) sebagai bahan rujukan dalam membandingkan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang akan dilakukan oleh penulis. Dalam Penelitian Arna Suryani (2018) menjelaskan mengenai Akuntansi dan pengelolaan dana desa (Studi kasus desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi), Sedangkan pada penelitian ini penulis berfokus untuk meneliti mengenai Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea) yang dimana pada penelitian ini ada perbedaan signifikan diantaranya;

1. Pada penelitian Arna Suryani (2018) berfokus pada Akuntansi dan pengelolaan dana desa sedangkan pada penelitian yang ingin diteliti oleh penulis adalah terfokus pada penerapan Siskeudes dalam pembuatan laporan Realisasi Anggaran yang dikenal di desa disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBDes) sebagai suatu sistem aplikasi akuntansi yang sangat efektif untuk diterapkan agar lebih memudahkan dalam mengelola keuangan.

2. Pada penelitian Arna Suryani (2018) dalam kegiatan pencatatan atas transaksi yang berasal dari alokasi dana desa di desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi telah di bantu oleh teknologi yakni dengan menggunakan Pogram Microsoft excel berupa buku kas umum dan buku kas pembantu penerimaan dan buku kas pembantu pengeluaran. Berbeda halnya pada penelitian yang dilakukan oleh penulis setiap pencatatan atas transaksi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

(33)

Desa (APBDes) dilakukan dengan secara online, yakni menggunakan sebuah Aplikasi yang di sebut dengan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes).

C. Kerangka Konsep

Kerangka pemikiran Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus pada Kantor Desa Borongtala Kec. Tamalatea) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep

Penerapan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Tentang Laporan Realisasi Anggaran (Studi Kasus Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea)

Sistem Keuangan Desa (Siskeudes)

Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Tentang Laporan Realisasi Anggaran pada Kantor Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea:

- Memudahkan dalam penginputan dan penyusunan Laporan keuangan - Cepat dan mudah

- Tertib Administrasi

(34)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif (deskriptif kualitatif), yaitu Penelitian ini menjelaskan tentang fenomena dan fakta yang

terjadi dilapangan, yang menghasilkan data deskriptif baik itu yang berkaitan dengan perilaku, persepsi, motivasi, tindakan peneliti mencermati dalam bentuk kata tertulis atau tulisan.

B. Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah peneliti ingin memaparkan bahwa Apakah penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang disusun Kantor Kepala Desa Borongtala sudah baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada pembuatan laporan keuangan.

C. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Kepala Desa Borongtala yang beralamatkan di Dusun Baraya. Waktu penelitian penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan April yakni observasi terlebih dahulu dan wawancara bulan Agustus s/d September tahun 2020.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes)Terhadap Realisasi

(35)

Anggaran pada Kantor Kepala Desa Borongtala. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer.Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara yang dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten pada Kantor Kepala Desa Borongtala. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan dengan topik penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang lebih relevan dengan kebutuhan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung pada aparatur desa yang dalam hal ini peneliti menanyakan langsung pada sekretaris desa terkait fenomena atau trend yang kemudian dilakukan pencatatan sebagai benang merah dari fenomena atau trend tersebut.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu proses memperoleh keterangan atau informasi yang bertujuan untuk memberikan bukti riil dari penelitian dengan melakukan sesi tanya jawab sambil bertatap muka oleh pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai.

(36)

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang valid dan akurat, pengumpulan data yang utama peneliti melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada responden yang berkompeten di kantor kepala desa Borongtala pada bidang keuangan. Dari hasil wawancara inilah peneliti mengumpulkan informasi dari responden yang kemudian dijadikan sebagai bahan penulisan bagi peneliti dalam rangka melakukan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil atau mengutip data yang ada dalam arsip data desa .

F. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan suatu alat yakni Pedoman wawancara dan media berupa alat perekam dan kamera yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, untuk memperoleh data dan informasi yang valid serta akurat, dilakukan wawancara secara mendalam terhadap informan-informan yang dijadikan sumber informasi yang terlibat langsung serta memahami dan dapat memberikan informasi (gambaran) tentang Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Terhadap Realisasi Anggaran pada kantor kepala Desa Borongtala.

G. Metode Analisis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data Deskriptif kualitatif yaitu dimana bentuk analisis pemahaman yang dilakukan dengan menggambarkan fenomena atau keadaan secara sosial dalam menganalisis data untuk dapat memberikan informasi serta pemahaman

(37)

terkait pokok permasalahan secara rinci dan sistematis. Kemudian data yang diperoleh tersebut digambarakan dengan kata-kata atau kalimat sehingga akan memperoleh suatu kesimpulan.

Adapun metode analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data yang di maksud di sini yakni dengan melakukan tiga hal yakni; dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang di lakukan penulis untuk memperdalam pemahaman mengenai penelitian yang sedang di lakukannya demi suatu tujuan yakni dapat menyelesaikan masalah yang menjadi inti pokok dalam penelitian.

2) Reduksi data

Reduksi data yang di lakukan dari penulis yakni melakukan peringkasan baik itu penambahan ataupun pengurangan kata dari catatan-catatan atau temuan yang di dapatkan selama melakukan penelitian.

3) Klasifikasi Data

Klasifikasi data yang dilakukan oleh penulis yakni sebuah metode yang di gunakan untuk menyusun data secara sistematis berdasarkan aturan atau kaidah yang telah ditetapkan atas catatan dari kumpulan fakta atau temuan yang di peroleh penulis dalam melakukan penelitian.

4) Penyajian data

Penyajian data yang di lampirkan penulis dalam penelitian ini yakni; profil Desa Borongtala yang menjadi objek penelitian, serta

(38)

Laporan Realisasi Anggaran tahun 2019 yang merupakan inti pokok dari penelitian.

5) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yakni menjelaskan mengenai inti pokok atau benang merah dari suatu penemuan atau fakta yang kemudian di uraikan sesingkat-singkatnya dalam menguraikan masalah yang telah terpecahkan sehingga penulis mampu mengambil kesimpulan.

(39)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Letak Geografis

Desa Borongtala merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah

± 6,04 Km² dengan gambar 4. 1 dan batas-batas Wilayah desa sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Turatea Timur

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Biringkassi, Kec. Binamu

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bontosunggu dan Laut Flores

Gambar 4.1

Peta Wilayah Desa Borongtala Kabupaten Jeneponto

Sumber : Dokumen Profil Desa Borongtala Desa Borongtala

25

(40)

Jika dilihat dari letak geografisnya, Desa Borongtala merupakan bagian dari daerah pesisir laut flores sehingga desa ini sangat potensial dijadikan lahan budidaya rumput laut. Disamping itu sebagian dari daerah ini merupakan daerah dataran yang juga berpotensi untuk dijadikan lahan budi daya tanaman pangan dan hortikultura. Adapun Dusun yang berdekatan dengan laut flores adalah Dusun Tobereka, Karampang Pa‟ja Barat dan Karampang Pa‟ja Timur sehingga mata pencaharian penduduknya banyak yang bertani rumput laut. Sedangkan Dusun Mattiro Baji dan Baraya berada di daerah dataran sehingga penduduknya lebih banyak yang bercocok tanam dengan tanaman pangan holtikultura ketimbang rumput laut.

1. Administrasi

Secara administrasi Desa Borongtala terdiri dari sembilan wilayah dusun yakni Dusun Mattiro Baji, Mattiro Baji Utara, Baraya Utara, Baraya Selatan, Karampang Pa‟ja, Karampang Pa‟ja Timur, Karampang Pa‟ja Barat, Tobereka, dan Tobereka Selatan dan dikepalai oleh seorang Kepala Desa yang defenitif. Wilayah antar dusun umumnya berdekatan satu sama lain.

2. Topografi

Desa Borongtala merupakan daerah dataran pesisir pantai, rata-rata berada di ketinggian 14 M sampai 31 M dari Permukaan laut.

Luas daerah pertanian sekitar ± 300 Ha dan luas daerah persawahan ± 82 Ha.

3. Geologis Desa

Jenis tanah yaitu tanah liat, mengenai kesuburan tanah cukup bagus, namun karena curah hujan yang kurang mendukung ditambah

(41)

dengan munculnya serangan hama sehingga mengakibatkan hasil panen masyarakat berkurang. Jenis tanaman yang bisa ditanam oleh masyarakat Desa Borongtala yaitu : Jagung, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Tomat, Lombok, Padi, Kapas, Mangga, Pisang, dan Jenis Komoditi lainnya adalah rumput laut.

4. Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Desa Borongtala sama dengan iklim desa lainnya di wilayah Kabupaten Jeneponto yakni iklim tropis, sebab curah hujannya sangat rendah. Memiliki dua tipe musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau umumnya berlangsung antara bulan Mei sampai Oktober dan musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai Maret setiap tahunnya.

5. Hidrologi dan Tata Air

Mata air yang ada di Desa Borongtala cukup banyak namun biasanya terjadi kemarau panjang atau rendah nya curah hujan yang mengakibatkan beberapa sumber mata air seperti sumur warga yang kering, namun selalu ada solusi yang di berikan pemerintahan desa yakni sumur bor yang kualitas airnya memenuhi syarat untuk konsumsi, walaupun jumlah airnya terbatas namun mampu untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat desa Borongtala setiap harinya.

B. Masyarakat Desa

1. Pekerjaan Pokok dan Sampingan Masyarakat

Secara umum pekerjaan pokok masyarakat Desa Borongtala sebelum mengenal rumput laut adalah petani tanaman pangan seperti

(42)

Padi, Jagung, Palawija, dan Ubi Kayu. Memasuki tahun 2001 sampai sekarang sebagian masyarakat Borongtala mulai beralih profesi sebagai petani rumput laut, menanam Lombok kecil dan beternak ayam, kuda dan kambing yang mana berimplikasi pada pendapatan masyarakat yang mulai merangkak naik, pengangguran mulai berkurang, Pendidikan pun mulai maju. Selain itu masyarakat juga banyak yang bekerja sebagai pembuat gula merah. Adapun jenis mata pencaharian utama masyarakat Desa Borongtala berdasarkan hasil pendataan penduduk tahun 2019 yang dilakukan oleh KPMD Desa Borongtala, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4. 1

Jumlah Penduduk Desa Borongtala berdasarkan Jenis mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jiwa

1 Belum/Tidak Bekerja 310 360 670

2 Mengurus Rumah

Tangga 0 1018 1018

3 Pelajar/Mahasiswa 538 530 1068

4 Pensiunan 21 8 29

5 Pegawai Negeri Sipil

(PNS) 23 10 33

6 Tentara Nasional

Indonesia (TNI) 6 0 6

7 Kepolisian RI 3 1 4

8 Pedagang 18 6 24

9 Petani/Tukang Kebun 700 16 716

10 Peternak 50 10 60

11 Nelayan/Perikanan 21 0 21

(43)

12 Industri 1 0 1

13 Sopir 78 0 78

14 Karyawan Swasta 48 56 104

15 Buruh Harian Lepas 69 4 73

16 Buruh Tani/Perkebunan 16 15 31

17 Pembantu Rumah

Tangga 0 1 1

18 Tukang Becak 13 0 13

19 Tukang Batu 5 0 5

20 Tukang Kayu 2 0 2

21 Mekanik 1 0 1

22 Seniman 1 0 1

23 Wiraswasta 133 6 139

24 Tenaga Honorer 21 18 39

25 Tukang Ojek 2 0 2

26 Buruh Bangunan 2 0 2

27 Petani Rumpu Laut 68 0 68

28 Anggota DPR 0 0 0

Jumlah 2150 2053 4203

Sumber : Data sensus penduduk Desa Borongtala Tahun 2019

Berdasarkan Data diatas dapat di lihat bahwa masyarakat Desa Borongtala sumber mata pencaharian terbesarnya adalah bertani baik itu dalam berkebun, ataupun sebagai petani rumput laut. Meskipun Jika di lihat pada tabel 4.1 di atas jumlah pelajar/ mahasiswanya tergolong banyak namun sebagian besar sumber mata pencaharian dari orang tua mereka adalah sebagai petani. Dengan bertani mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ketaraf sarjana, ini membuktikan bahwa dengan bertani tidak mengurangi peluang dan keinginan para orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi.

(44)

2. Kependudukan dan Sosial Budaya Masyarakat 1) Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya

Desa Borongtala merupakan desa yang berpenduduk cukup padat. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2019, tercatat jumlah penduduk Desa Borongtala sekitar 4203 jiwa dengan perbandingan laki-laki 2150 jiwa dan perempuan sebanyak 2053 Jiwa.Berikut ini adalah tabel 4.2 yang menunjukkan jumlah penduduk dan Kepala keluarga yang ada pada Desa Borongtala.

Tabel 4. 2

Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Desa Borongtala untuk setiap Dusun berdasarkan jenis kelamin Tahun 2019

No Nama Dusun Jumlah

KK Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa

1 Mattiro Baji Utara 123 267 228 495

2 Mattiro 93 179 176 355

3 Baraya Utara 100 233 204 437

4 Baraya Selatan 91 193 176 369

5 Karampang Pa‟ja

Barat 133 262 271 533

6 Karampang Pa‟ja

Timur 135 291 295 586

7 Karampang Pa‟ja 118 264 239 503

8 Tobereka 104 195 199 394

9 Tobereka Selatan 125 266 265 531

Jumlah 1022 2150 2053 4203

Sumber : Data sensus penduduk Desa Borongtala Tahun 2019.

(45)

Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk yang ada di Desa Borongtala dari tahun ke tahun cenderung meningkat, terlihat juga perbandingan antara jumlah jiwa laki-laki dan perempuan, jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah perempuan.

Selanjutnya jumlah penduduk Desa Borongtala berdasarkan umur tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4. 3

Jumlah penduduk Desa Borongtala Berdasarkan Umur Tahun 2019

Sumber: Data sensus penduduk Desa Borongtala Tahun 2019.

Berdasarkan Data di atas dapat di lihat bahwa umur 19-24 tahun laki-laki dan perempuan 450 jiwa dan umur 25-60 tahun laki-laki dan perempuan 1765 jiwa dari umur inilah dapat di simpulkan bahwa jumlah jiwa dari umur tersebut adalah jumlah jiwa yang produktif dalam mengembangkan perekonomian dan membangun desa borongtala.

No

JUMLAH PENDUDUK DESA BORONGTALA

BERDASARKAN KELOMPOK UMUR Jiwa

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan

1 0 – 5 Tahun 283 230 513

2 6 – 12 Tahun 344 306 650

3 13 – 5 Tahun 183 120 303

4 16 – 18 Tahun 142 105 247

5 19 – 24 Tahun 246 204 450

6 25 – 60 Tahun 828 937 1765

7 > 60 Tahun 124 151 275

Jumlah 2150 2053 4203

(46)

2) Sosial Budaya

Penduduk Desa Borongtala terkenal ramah, tekun dan rajin bekerja. Sayangnya partisipasi masyarakat masih kurang dalam pembangunan. Meski demikian, sifat gotong royong diantara mereka saat ini masih ada meskipun sudah mulai terkikis.

C. Sarana dan Prasarana Desa

1. Transportasi

Sebagian besar jalan di desa Borongtala telah diaspal (Hotmix).

Secara umum jalur transportasi lancar sehingga masyarakat yang ingin bepergian tidak terlalu lama menunggu kendaraan, baik ojek maupun mobil. Hampir semua masyarakatnya memiliki kendaraan pribadi baik itu motor maupun mobil sehingga memudahkan dalam bepergian kemana- mana.

2. Kesehatan

Di Desa Borongtala telah tersedia 1 Unit Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 2 buah Posyandu. Namun sarana ini dianggap belum bisa melayani kebutuhan masyarakat secara maksimal. Sementara tenaga medis yang terbatas kadang-kadang kewalahan melayani pasien jika sewaktu-waktu banyak masyarakat yang menderita sakit dalam waktu yang bersamaan. Olehnya itu kader-kader kesehatan lokal dapat diberdayakan terlebih dahulu diberi pelatihan tentang pelayanan medis agar masyarakat dapat terlayani dengan baik.

(47)

3. Pendidikan

1) Taman Kanak-Kanak (TK)

2) Sekolah Dasar (SD)

3) Sekolah Menengah Pertama (SMP) 4) Sekolah Menengah Atas (SMA) 5) Perguruan Tinggi

4. Lembaga Kemasyarakatan Desa Borongtala

1) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 2) Lembaga Perencanan Desa (LPD)

3) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) 4) Remaja Mesjid

5) Karang Taruna 6) Arisan PKK 7) Kelompok Tani

D. Visi dan Misi Desa Borongtala 1. Visi Desa Borongtala

Visi Desa Borongtala dibuat berdasarkan situasi dan kondisi, terutama pada segi sosial maupun tingkat ekonomi masyarakat, dengan memperhatikan potensi dan sumber daya yang ada dengan merujuk kepada visi Kabupaten Jeneponto yang tertuang dalam RPJM Daerah Kabupaten Jeneponto tahun 2014- 2018, sebagai bagian dari cita-cita pembangunan Daerah, agar terjalin sinkronisasi serta terintegrasinya perencanaan desa dengan perencanaan reguler. Oleh karena itu, visi

(48)

Desa Borongtala ini disusun berdasarkan maksud tersebut. Adapun Visi Desa Borongtala adalah Sebagai berikut:

“Terwujudnya Masyarakat Desa Borongtala Yang Sejahtera Dengan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Adil dan Bertanggung jawab”

2. Misi Desa Borongtala

Berdasarkan Visi Pembangunan Desa Borongtala ditetapkan misi-misi untuk mewujudkan visi berdasarkan bidang-bidang Pembangunan Desa Borongtala Tahun 2016 – 2021 yaitu :

 Meningkatkan Perekonomian masyarakat yang ditunjang dengan

kualitas sumber daya manusia yang lebih baik disertai dengan Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan produksi.

 Meningkatkan mutu dan layanan Pendidikan

 Meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan derajat kesehatan

masyarakat

 Yang Meningkatkan kemampuan manajemen pemerintahan

Desa dan Kelembagaan lainnya dalam mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas

 Meningkatkatkan ketersediaan sarana dan prasarana umum

serta kualitas pemukiman masyarakat

 Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana ibadah yang menunjang prilaku religius masyarakat.

(49)

E. Struktur Organisasi

Dalam suatu organisasi atau pemerintahan perlu adanya struktural Struktur organisasi menjadi sebuah pondasi penting dalam desa karena orang-orang yang ada dalam struktural inilah yang merencanakan dan menyusun kebijakan-kebijakan yang dalam desa.

Adapun struktur organisasi yang ada pada Desa Borongtala dapat di lihat pada Gambar 4.2 berikut ;

Gambar 4. 2

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

KEPALA DESA RUHARDI, S.S

SEKRETARIS JUNAEDI, S.Ag

KEPALA URUSAN PEMERINTAHAN

UMAR KEPALA

SEKSI PELAYANAN

RABIA.N KEPALA SEKSI

PERENCANAAN ISHAK

KEPALA URUSAN KEUANGAN HAJAR ASWAD KEPALA

URUSAN UMUM SUBAEDAH KEPALA SEKSI

KESEJAHTERAAN RUDI HARIANTO

KEPALA DUSUN MATTIROBAJI

UTARA SARIPUDDIN

KEPALA DUSUN MATTIROBAJI

SELATAN RAHMAN

KEPALA DUSUN BARAYA

UTARA LOLO

KEPALA DUSUN BARAYA SELATAN AMIRUDDIN KEPALA DUSUN

MATTIROBAJI INDUK BAHTIAR

KEPALA DUSUN KARAMPANGPA'JA

MA'LA

KEPALA DUSUN KARAMPANGPA'JA

INDUK SAMSUDDIN KEPALA DUSUN

KARAMPANGPA'JA SELATAN

EDI

KEPALA DUSUN TOBEREKA

SELATAN SABIRUDDIN KEPALA

DUSUN TOBEREKA AMIRUDDIN KEPALA DUSUN

KARAMPANGPA'JA BARAT SAHABUDDIN

KEPALA DUSUN KARAMPANGPA'JA

TIMUR ABD. RAHMAN. S

(50)

F. Deskripsi Tugas dan Wewenang Aparatur Desa 1. Kepala Desa

Kepala Desa sebagai Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan Desa yang dipisahkan. Kepala Desa memiliki kewenangan untuk :

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa;

c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa;

d. Menetapkan PPKD;

e. Menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL;

f. Menyetujui RAK Desa; dan g. Menyetujui SPP.

2. Sekertaris Desa

Sekertaris Desa selaku koordinator Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa memiliki tugas :

a. Mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APBDesa;

b. Mengoordinasikan penyusunan rancangan APBDesa dan rancangan perubahan APBDesa;

c. Mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan Desa tentang APBDesa, perubahan APBDesa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa;

(51)

d. Mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APBDesa dan Perubahan Penjabaran APBDesa;

e. Mengoordinasikan tugas perangkat Desa lain yang menjalankan tugas PPKD; dan

f. Mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan Desa dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa.

g. Melakukan verifikasi terhadap DPA, DPPA, dan DPAL;

h. Melakukan verifikasi terhadap RAK Desa; dan

i. Melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaan dan pengeluaran APBDesa.

3. Kaur dan Kasi

Kaur dan Kasi sebagai pelaksana kegiatan anggaran mempunyai tugas yakni:

a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja sesuai bidang tugasnya;

b. Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya;

c. Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya;

d. Menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya;

e. Menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang berada dalam bidang tugasnya; dan

f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa.

(52)

4. Kaur Keuangan

Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi kebendaharaan yang mempunyai tugas :

a. Menyusun RAK Desa; dan

b. Melakukan penatausahaan yang meliputi menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar,menatausahakan dan mempertanggung jawabkan penerimaan pendapatan Desa dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APBDesa.

(53)

39 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Pada Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea

Siskeudes adalah aplikasi yang dikembangkan oleh badan pemeriksaan keuangan (BPKP) bersama dengan kementrian dalam Negeri pada Tahun 2015. Dalam upaya mengawal transparansi pengelolaan keuangan desa. Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang ada pada Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea, mulai dari tahun 2018 sudah menggunakan sebuah Aplikasi dalam membuat laporan keuangan yakni dengan menggunakan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes), hal ini di sampaikan oleh sekretaris desa dari Desa Borongtala yaitu Bapak Junaedi selaku Sekretaris Desa Borongtala, informan dari penelitian.

“Siskeudes itu sendiri di terapkan pada Desa Borongtala itu pada Tahun 2018, sebelumnya dalam membuat laporan keuangan desa itu dengan menggunakan pencatatan manual saja tanpa sebuah aplikasi Siskeudes”.

Dari penjelasan yang di sampaikan oleh Bapak Junaedi selaku Sekretaris Desa Borongtala, dapat disimpulkan bahwa penerapan Siskeudes pada Desa Borongtala di mulai pada tahun 2018.

Sebelumnya dalam membuat laporan Keuangan, Desa Borongtala masih menggunakan pencatatan secara manual, tetapi dengan adanya siskeudes, maka dalam membuat laporan keuangan sudah

(54)

menggunakan sebuah aplikasi yakni siskeudes (Sistem Keuangan Desa).

Pemerintah telah meluncurkan aplikasi siskeudes versi 2.0.

Aplikasi ini sudah disesuaikan dengan pengelolaan keuangan desa yang terbaru yaitu permendagri 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Peluncuran Siskeudes versi 2.0 bertujuan untuk lebih memudahkan desa dalam pembuatan peraturan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) dan suatu wujud pengelolaan keuangan desa yang lebih transparan, akuntabel, tertib dan disiplin. Berdasarkan peluncuran aplikasi siskeudes versi 2.0, pada Desa Borongtala juga menggunakan aplikasi siskeudes versi 2.0, hal ini di sampaikan oleh Bapak Junaedi selaku Sekretaris Desa Borongtala, informan dari penelitian.

“Aplikasi Siskeudes yang di gunakan oleh Desa Borongtala adalah Aplikasi Siskeudes versi 2.0 sesuai dengan himbauan pemerintah dan semenjak menggunakan aplikasi siskeudes, dalam membuat pelaporan keuangan sangat memudahkan saya selaku sekretaris desa dan kaur keuangan dalam penginputan, perhitungan dan pembuatan Surat pertanggungjawaban Desa serta pembukuan dalam pelaporan keuangan desa ”

Dari penjelasan di atas yang disampaikan oleh Bapak Junaedi selaku Sekretaris Desa, maka dapat disimpulkan bahwa Aplikasi Siskeudes yang digunakan oleh Desa Borongtala adalah Aplikasi Siskeudes Versi 2.0, karena itu adalah himbauan pemerintah, terlebih juga siskeudes versi 2.0 Lebih baik dan terintegrasi dengan dokumen pada tahap perencanaan dan pengangaran, dibanding dengan diserap oleh setiap kegiatan.

(55)

Gambar 5. 1 FLOWCHART SISKEUDES

PENGANGGARAN PEMBIAYAAN 1 PEMBIAYAAN 2

MULAI KODE

DATA ENTRY

PEMPROSESAN SECARA

ONLINE

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN APBDes

LAPORAN KEUANGAN

APLIKASI SISKEUDES

1

1 PEMROSESAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1 2

2 1

2

2 1

PEMROSESAN

APBDes 1 2

DATABASE DATABASE

DATABASE

SELESAI

N

ARSIP

(56)

Pada Gambar 5.1 di atas dapat di jelaskan bahwa dalam penginputan penganggaran di mulai dengan proses pengisian Kode terlebih dahulu yang kemudian di proses lalu mengisi data entry dengan pemrosesan secara online. Dalam pemrosesan secara online yang memproses dokumen dari laporan Realisasi Anggaran dan laporan APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa). Pemrosesan secara online di proses sehingga input yang di hasilkan yakni Aplikasi Siskeudes (Sistem Keuangan Desa) sedangkan outputnya yaitu Laporan Keuangan. Kemudian proses selanjutnya adalah kehalaman satu yakni pembiayaan 1 melalaui pemrosesan laporan Realisasi Anggaran yang di proses menjadi 2 salinan dokumen. Kemudian keluar halaman 1 ke halaman 2 yakni pembiayaan 2 melalui pemroresan laporan APBDes yang di proses menjadi 2 salinan dokumen.

Pemrosesan APBDes kemudian di proses sampai menjadi bentuk database yakni data yang di simpan secara online, proses dalam aplikasi Siskeudes telah selesai. Langkah selanjutnya file dokumen dari laporan Realisasi Anggaran dan APBDes telah di cetak sehingga berbentuk kertas yang kemudian di arsipkan oleh Sekretaris Desa Borongtala.

Penerapan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) adalah alat atau aplikasi yang berbasis online yang digunakan untuk mewujudkan pengelolaan keuangan secara akuntabel, yang berisikan user id dan password untuk login kedalam aplikasi siskeudes yang di implementasikan dalam database Microsoft acces. Dimulai dari pengisian data umum, yaitu proses utama yang harus dilakukan. Tanpa

(57)

pengisian data umum, maka akan ada proses yang tidak dapat dilakukan, hal yang harus diperhatikan bahwa parameter data umum dikelola oleh Administrator pada tingkat kabupaten. Pemerintah desa tidak diperbolehkan untuk melakukan perubahan atau penambahan tanpa izin dari kabupaten. Menu data umum itu digunakan untuk melakukan penginputan data umum pemerintah daerah yang menggunakan aplikasi Siskeudes, seperti alamat, pemda, ibukota dan anggaran.

Pengisian data umum ini bertujuan agar tidak dapat dipertukarkan antar pemda. Setelah kabupaten melakukan pengisian data umum, maka kecamatan dan desa melakukan pengisian parameter data kecamatan dan desa, berupa kode kecamatan dan kode desa sesuai dengan wilayah administratif, selanjutnya adalah pilih menu data entry, secara umum menu data entry terbagi atas 4 kelompok menu yang disesuaikan dengan tahapan pengelolaan keuangan desa.

Pengelompokkan data entry yang dimaksud yaitu:

1. Modul Perencanaan, digunakan untuk mengentri data perencanaan desa mulai dari Renstra Desa, RPJMDes, RKPDes. Modul diakses mulai dari menu data entry =>perencanaan desa.

1) Renstra Desa

Renstra Desa digunakan desa Borongtala untuk menginput data umum yang berkaitan dengan desa Borongtala yang berisikan visi, misi, tujuan, dan sasaran pemerintah desa yang telah di capai dalam bentuk dokumen RPJMDes. Untuk memasukkan Renstra Desa dimulai dari menu data entry =>

(58)

perencanaan => klik renstra desa => klik tambah => lakukan pengisian data visi, misi, tujuan dan sasaran pemerintah desa =>

akhiri dengan simpan.

2) RPJMDes dan RKP Desa

RPJMDes dan RKP Desa merupakan menu yang berfungsi untuk menginput data RPJMDes dan RKPDes termasuk pagu indikatif setiap kegiatan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan pada Desa Borongtala. Untuk dapat memasukkan data RPJMDes dan RKPDes dimulai dari menu data entry =>

perencanaan => klik RPJMDes lakukan isi data bidang, kegiatan dan dana indikatif untuk masing-masing kegiatan per tahun => klik tombol tambah => pilih bidang kewenangan yang akan dilaksanakan => lakukan penyimpanan => pindahkan tab data pada tabel kegiatan => klik tambah untuk memulai pengisian data kegiatan RPJMDes => lengkap data lokasi, keluaran, sasaran dan manfaat, tahun pelaksanaan => akhiri dengan tombol simpan =>

pindahkan tab data pada posisi dana indikatif => klik tambah untuk memulai pengisian data rencana kegiatan desa => lengkapi data lokasi, volume, pelaksana, perkiraan biaya, sumber dana, waktu pelaksanaan kemudian akhiri dengan tombol simpan.

2. Modul Penganggaran, yaitu kelompok menu yang digunakan untuk melakukan proses penyusunan anggaran dengan output utama adalah APBDes.

1) Data Umum Desa

Gambar

Gambar 2. 1  Kerangka Konsep
Gambar 5. 1  FLOWCHART SISKEUDES

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi kas menerima pembayaran dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli. Fungsi

Selanjutnya dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018 yang beriringan dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 20

Terdapat dua indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis ini, yang pertama adalah teknologi yang digunakan untuk meningkatkan transparansi

Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan terhadap importasi dari semua negara, kecuali terhadap produk berupa kain tenunan dari kapas yang

rapat kerja dengan satuan kerja perangkat daerah atau rapat dengar pendapat dengan pejabat Pemerintah Daerah yang mewakili satuan kerja perangkat daerah yang tidak

Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) pada Bagian Keuangan Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, ada beberapa hal yang menentukan dalam

Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda tentang cara penanganan pemeliharaan dokumen administrasi kepegawaian. 5 X