• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi semua pihak diantaranya:

1. Teoritis

a. Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada pembelajaran online yang mulai diterapkan.

b. Memberikan sumbangan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran online.

2. Praktisi

a. Bagi pimpinan dan pengelola SMPIT Ash-Shibgoh, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian dan evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran online di SMPIT Ash-Shibgoh.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan pedagogik dalam proses pembelajaran online di SMPIT Ash-Shibgoh.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman sekaligus wawasan tentang pembelajaran online yang mulai diterapkan pada masa pandemi covid

8

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin percipere, yang artinya menerima atau mengambil.2

Persepsi adalah pandangan atau penilaian terhadap stimuli yang diterima. Persepsi ini erat kaitannya dengan sensasi. Sensasi hanya sekedar respons alat indera dalam menerima stimuli tanpa adanya pandangan atau penilian terhadap stimuli setelah adanya sensasi.3

Menurut Matsumoto & Juang, Persepsi adalah proses mengumpulkan informasi mengenai dunia melalui pengindraan yang kita miliki.4 Schiffman dan Kanuk mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.5 Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa pada hakikatnya persepsi adalah merupakan proses kognitif yang memungkinkan kita menginterpretasikan dan memahami sekitar kita.6

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

2 Aliyadi, Persepsi dan Perilaku Dosen Dalam Pembelajaran Berbasis E-learning, (Ponorogo: Wade Group, 2017), h. 39

3 Markus, Utomo, Psikologi Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017), h. 39

4 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Lintas Budaya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 24

5 Tatik Suryani, Perilaku Konsumen: Implikasi padaa Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2008), h. 97

6 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 59

dan menafsirkan pesan.7 Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).8 Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.9 Desiderato mengatakan bahwa menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.10

Slameto mengatakan bahwasannya persepsi adalah:11

“Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam otak masnuia. Informasi dan pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk stimulus yang merangsang otak untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”.

Persepsi lebih dari sekedar penerimaan pasif informasi, ia merupakan sebuah proses aktif.12 Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpresenatasikan.

Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah

7 Jalaluddin, Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.

51

8 Ibid

9 Ibid

10 Ibid

11 Lucy, Pujasari, Dkk, Psikologi Komunikasi, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), h. 70

12 Aliyadi,Op.Cit, h. 39

pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.13

Persespsi kita dibentuk oleh tiga pasang pengaruh, yaitu:

1) Karakteristik dari stimuli

2) Hubungan stimuli dengan sekelilingnya 3) Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri14

Persepsi adalah penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi ke dalam percept objek, dan bagaimana kita selanjutya menggunakan percept itu untuk mengenali dunia. Dalam penglihatan, menentukan objek apa dinamakan sebagai proses pengenalan pola, atau disingkat pengenalan (recognition) saja.15 Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan-lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendegaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.16

Dari paparan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan bahwasannya persespi merupakan pendapat yang didapatkan dari panca indera individu tersebut seperti penciuman, penglihatan, serta pendengaran yang kemudian mejadi sesuatu yang bermakna dalam bentuk sikap ataupun tindakan.

b. Indikator Persepsi

Adapun indikator dari persepsi adalah sebagai berikut:

1) Tanggapan (respon)

Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan ketika

13 Ibid, Hal, 39-40

14 Ibid

15 Aliyadi, Op.Cit, h, 40

16 Mifta, Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Ed. 1, Cet. 24, h. 141-142

objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan.17

2) Pendapat

Pendapat merupakan hasil pekerjaan pikir yang meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lain antara pengertian satu dengan pengertian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat.18

Adapun proses pembentukan pendapat adalah sebagai berikut:

a) Menyadari adanya tanggapan/pengertian karena tidak mungkin kita membentuk pendapat tanpa menggunakan pengertian/tanggapan.

b) Menguraikan tanggapan/pengertian, misalnya: kepada seorang anak diberikan sepotong karton berbentuk persegi empat. Dari tanggapan yang majemuk itu (sepotong, karton, kuning, persegi empat) dianalisa. Kalau anak tersebut ditanya, apakah yang kau terima? Mungkin jawabannya hanya “karton kuning” karton kuning adalah suatu pendapat.

c) Menentukan hubungan logis antara bagian-bagian setelah sifat-sifat dianalisa, berbagai sifat dipisahkan tinggal dua pengertian saja kemudian satu sama lain dihubungkan, misalnya menjadi “karton kuning”. Beberapa pengertian yang dibentuk menjadi suatu pendapat yang dihubungkan dengan sembarangan tidak akan menghasilkan suatu hubungan logis dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu kalimat yang benar. Suatu kalimat dinyatakan benar dengan

17 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Cet. 4, h. 68

18 Ibid., h. 169

ciri sebagai berikut: 1) adanya pokok (subjek), 2) adanya sebutan (predikat)19

3) Penilaian

Bila mempersepsikan sesuatu maka kita memilih pandangan tertentu tentang hal yang dipersepsikan. Sebagaimana yang dikutip oleh Renato Tagulisi dalam bukunya Alo Liliwery dalam bukunya yang berjudul Persepsi Teoritis, Komunikasi Antar Pribadi, menyatakan bahwa persepsi seseorang mengacu pada proses yang membuatnya menjadi tahu dan berfikir, menilai sifat-sifat kualitas dan keadaan internal seseorang.20

Dari paparan yang telah disampaikan maka ditarik sebuah kesimpulan bahwsannya dalam persepsi terdapat indikator-indikatornya yang berperan sebagai landasan terjadinya suatu persepsi pada seseorang tentang obyek yang dilihat, didengar, dirasa, dan dicium.

c. Proses Persepsi

Robbins mengemukakan bahwa proses terbentuknya persepsi berasal dari beberapa faktor eksternal dan internal:.21

1) Pemilihan

Pada saat memperhatikan sesuatu berarti individu tidak memperhatikan yang lainnya. Mengapa dan apa yang disaring biasanya berasal dari beberapa faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal terdiri dari:

19 Ibid., h. 170

20 Aprilia, Cahyani, Dkk, Analisis Persepsi Pegawai Negeri Sipil Terhadap Produk Tabungan Syariah, Jurnal JIMEBIS, Vol. 1, No. 1, 2020, h. 42

21 Tantri, Puspita, Proses Persepsi Diri Mahasiswa Dalam Berbusana Muslimah, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 41, No. 2, 2017, h. 197

a) Ukuran, sesuatu yang besar maka akan lebih mudah menarik perhatian

b) Kontras, sesuatu keadaan yang berlatar belakang kontras biasanya sangat menonjol.

c) Intensitas kuatnya suatu rangsangan, contohnya suara keras di dalam ruangan yang sepi.

d) Gerakan, perhatian seseorang akan lebih tertarik kepada obyek yang bergerak untuk dilihat daripada obyek sama tapi diam.

e) Sesuatu yang baru. Obyek baru yang berada di lingkungan yang dikenal akan lebih menarik perhatian.

2) Pengorganisasian

Pengelolaan stimulus atau informasi melibatkan proses kognisi, dimana individu memahami dan memaknai stimulus yang ada. Individu yang memiliki tingkat kognisi yang baik cenderung akan memiliki persepsi yang baik terhadap obyek yang dipersepsikan.

3) Interpretasi

Dalam interpretasi individu biasanya melihat konteks dari suatu obyek. Selain itu, interpretasi juga terjadi apa yang disebut dengan proses mengalami lingkungan, yaitu mengecek persepsi.

Apakah orang lain juga melihat sama seperti yang dilihat individu melalui konsensus validitas dan perbandingan.

Menurut rumusan yang dikenal dengan teori rangsangan tanggapan (stimulus-respon/SR), persepsi merupakan bagian-bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya yang mungkin adalah pengenalan, perasaan dan penalaran. Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi

dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya.22

Dengan adanya persepsi yang terdapat pada diri individu-individu siswa maka pendapat yang muncul dari apa yang telah disampaikan para guru berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya, hal tersebut terjadi karena perbedaan pandangan pada setiap siswa dalam mengartikan sesuatu dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Sobur mengatakan bahwasannya dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu; a). Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dan banyak atau sedikit., b). Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. c). intepretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.23

Maka dari itu dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya proses persepsi adalah kegiatan yang didalamnya terdapat seleksi, intepretasi, dan simpulan terhadap informasi yang sampai kepada diri individu. Stimulus yang berbeda-beda akan sampai kepada peserta didik, akan tetapi peserta didik terbatas dalam menghayati stimulus tersebut, hal tersebut terjadi karena stimulus yang diserap dan dihayati hanya sesuai dengan minat dan tujuan yang diinginkan dan dibutuhkan.

22 Aliyadi, Op.Cit, h. 41-42

23 Ibid, h. 42

Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras, pengulangan, dan gerakan. Sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal dalam diri individu si pengamat, yaitu motif, kesediaan, dan harapan.24

Dari paparan yang telah disampaikan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya proses persepsi pada peserta didik tidak semata-mata terjadi begitu saja tanpa sebab, akan tetapi persepsi yang terjadi pada peserta didik merupakan suatu rangsangan akan hal-hal yang terjadi ketika kegiatan belajar mengajar dilakukan, stimulus yang diterima sangat bervarian akan tetapi pada akhirnya peserta didik akan melakukan penyaringan mengenai stimulus, penyaringan tersebut dilandasi dengan minat, tujuan, keinginan, dan kebutuhan peserta didik saat itu.

d. Fungsi Persepsi

Penelitian tentang persepsi mencakup dua fungsi utama sistem persepsi, yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengenalan atau menentukan jenis objek tersebut. Lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah konteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek retina

24 Ibid, h. 42-43

berubah. Permasalahan lain adalah cara kerja kapasitas perseptual kita berkembang.25

Dari paparan yang telah disampaikan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwsannya persepsi setiap individu yang satu dengan individu yang lainnya berbeda, hal tersebut terjadi karena objek yang diserap oleh masing-masing individu sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Persepsi yang muncul adalah hasil dari proses perseptual yang terjadi pada individu-individu terhadap aspek lain melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasaan.

Persepsi sangat berperan bagi para individu untuk memfilter hasil dari panca indera menjadi sesuatu yang dibutuhkan dan sesuai dengan keinginannya.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Toha dalam Arifin. dkk mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:26

1) Faktor internal: perasaan, sikap dan karakteristik individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

2) Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya, yaitu:

25 Ibid, Aliyadi, h. 49-50

26 Arifin, Dkk. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Untirta Terhadap Keberadaan Perda Syariah di Kota Serang. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik. Vol. 21.

No. 1. 2017, h. 92

1) Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.27

2) Kerangka Rujukan (frame of references)

Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukkan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.28

3) Faktor Struktural

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.29

4) Psikologis

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh, terbenamnya matahari diwaktu senja yang indah tentram, akan dirasakan sebagai bayang-bayang kelabu bagi seseorang yang buta warna.30

5) Famili

Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini,

banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya.31

6) Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.32

7) Faktor-faktor Perhatian dari Luar

Adapun faktor-faktor perhatian dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar antara lain: intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan, dan hal-hal lain yang baru berikut ketidakasingan.33 Intensitas, prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami (to be perceived).34

Suara keras, bau yang tajam, sinar yang terang akan lebih banyak atau mudah diketahui dibandingkan dengan suara yang lemah, bau yang tidak tajam, dan sinar yang buram.35 Dari gerakan sesuatu objek yang menarik perhatian seseorang ini akan timbul suatu persepsi. Dengan demikian persepsi ditimbulkan dari proses penarikan sesuatu obyek, dan obyek yang bergerak akan lebih banyak menarik perhatian seseorang dibandingkan dengan obyek yang diam (stationary objects).36

8) Faktor-faktor Perhatian dari Dalam

Beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain: Proses belajar (learning), motivasi, dan kepribadiannya.37

Belajar atau pemahaman learning dan persepsi, semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan seperti yang diuraikan di muka.38

Motivasi dan persepsi, selain proses selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.39

Kepribadian dan persepsi. Dalam membentuk persepsi unsur ini amat erta hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang dibicarakan di atas, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadiri suatu situasi.40

Dari paparan yang telah disampaikan di atas bahwasannya munculnya persespi pada individu masing-masing dikaenakan faktor-faktor tertentu yang di mana faktor-faktor tersebut menjadi stimulus bagi individu untuk menghasilkan sebuah persepi yang berasal dari pendengarannya, penciumannya, dan penglihatanya.

2. Pembelajaran Online (E-learning) a. Pengertian Pembelajaran

Gagne & Brigss mendefinisikan isitilah pembelajaran berasa dari bahasa Inggris “instruction” yang dimaknai sebagai usaha yang bertujuan membantu orang belajar.41 Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar, yang bersifat internal.42 Adapaun Miarso mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.43

Smith dan Ragan menyatakan bahwa pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi dan ativitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu.44 Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstern yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.45

Adapun pembelajaran menurut beberapa ahli adalah:46

1) Duffy dan Rohler, pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

2) Gagne dan Briggs, mengartikan instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses

41 Nyayu, Khidijah, Psikologi Pendidikan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017), Cet. 4, h.

175

42 Ibid

43 Ibid

44 Ibid

45Ni Nyoman Parwati, Dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018), h. 114

46 Ibid, h. 108

belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

3) Syaiful Sagala, pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama kerberhasilan pendidikan.

4) Dimyati dan Mudjiono, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intsruksional, untuk membangun siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

5) Munandar, yang menyatakan bahwa pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kretivitas anak secara keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berlagsung dalam kondisi menyenangkan.

6) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan uraian di atas, bahwasannya pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk membantu dalam pemberian rangsangan motivasi belajar pada setiap peserta didik, kemudaian pendidik juga bisa menjadikan pemebelajaran ini supaya efktif sehingga nantinya akan berpengaruh kepada kualitas dari sekolah, peserta didik, dan para pendidiknya itu sendiri. Pembelajaran dapat terjadi di mana saja baik itu dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat, karena pengetahuan yang tersebar dimka ini sangat banyak dan yang menyampaikan pengetahuan tersebut bukan hanya guru di sekolah, akan tetapi orang tua di rumah bahkan pengetahuan juga bisa didaptakan dari teman yang ada lingkungan

sekitar. Oleh karena itu pembelajaran merupakan dorongan bagi setiap individu untuk mencapai tujuannya dengan cara terbaik menurut individu masing-masing.

b. Pembelajaran Online (E-learning)

Derek Stockley dalam Prawiradilaga memaparkan definisi e-learning sebagai penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakaan saran elektronik seperti komputer atau alat elektronik lain dengan berbagai cara untuk memberikan pelatihan, pendidikan, atau bahan ajar.47

Jaya Kumar C. Koran mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.48

Pada dasarnya, e-learning mempunyai dua tipe, yaitu:

1) Synchronous Training

Synchronous training berarti “pada waktu yang sama”.

Synchronous training adalah tipe pelatihan di mana proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar. Hal tersebut memungkinkannya interkasi langsung antara guru dan murid, baik melalui internet maupun intranet. Pelatihan e-learning synchronous lebih banyak digunakan seminar atau konferensi yang pesertanya berasal dari beberapa negara.

47 Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), h. 33

48 Muhammad, Yazdi, E-learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif BerbasisTeknologi Informasi, Jurnal Ilmiah Foristek, Vol. 2, No. 1, 2012, h. 146

2) Asynchronous Training

Asynchronous Training berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi, seseorang dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan pelatihan.

Pelatihan ini lebih populer di dunia e-learning karena memberikan keuntungan lebih bagi peserta pelatihan karena dapat mengakses pelatihan kapanpun dan di manapun.49

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasannya e-learning adalah sebuah gagasan yang dirancang dari hasil pekembangan IPTEK, e-learning bertujuan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien serta menjadi acuan bahwa tempat dan waktu bukanlah sebagai penghambat bagi para peserta didik untuk terus belajar.

c. Keuntungan Pembelajaran Online (E-learning)

Adapun kelebihan yang didapatkan dari e-learning, diantaranya:

1) Biaya

Kelebihan pertama adalah e-learning mampu mengurangi biaya pelatihan dan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena e-learning dapat dilakukan tanpa adanya batas dimensi tempat dan dimensi waktu sehingga biaya yang keluar tidak begitu besar.

2) Fleksibilitas Waktu

E-learning membuat karyawan atau pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar. Mereka dapat menyisipkan waktu setelah makan siang, setelah kantor selesai dan menunggu

49 Empy, dan Hartono, E-learning, Konsep, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Andi, 2005), Hal. 7-8

jemputan, atau ketika sedang menunggu laporan rekan dan tidak ada pekerjaan mendesak.

3) Fleksibilitas Tempat

Dengan adanya e-learning maka para peserta didik mendapatkan kemudahan untuk melakukan kegiatan belajar karena tidak harus mengikuti kegiatan belajar di sekolah sehingga dapat mengehmat biaya akomodasi.

4) Fleksibilitas Pembelajaran

E-learning dapat disesuaikan dengan keceparan belajar

E-learning dapat disesuaikan dengan keceparan belajar

Dokumen terkait