• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBELAJARAN ONLINE (E-LEARNING) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPIT ASH-SHIBGOH. Disusun Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBELAJARAN ONLINE (E-LEARNING) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPIT ASH-SHIBGOH. Disusun Oleh:"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBELAJARAN ONLINE (E-LEARNING) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPIT ASH-SHIBGOH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:

Muhammad Sirril Asror NIM: 11160182000012

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020

(2)
(3)

PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBELAJARAN ONLINE (E-LEARNING) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPIT ASH-SHIBGOH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUHAMMAD SIRRIL ASROR NIM 11160182000012

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I

Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd NIP 196710202001122001

Pembimbing II

Dr. Abd. Aziz Hsb, M. Pd NIP 195705111997031001

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020

(4)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

“Persepsi Siswa Tentang Pembelajaran Online (E-learning) Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMPIT Ash-Shibgoh”. Disusun oleh Muhammad Sirril Asror NIM 11160182000012 Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 15 Desember 2020.

Yang Mengesahkan

Pembimbing I

Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd NIP 196710202001122001

Pembimbing II

Dr. Abd. Aziz Hsb, M. Pd NIP 195705111997031001

(5)
(6)

i ABSTRAK

Muhammad Sirril Asror (NIM. 11160182000012). Persespsi Siswa Tentang Pembelajaran Online (E-learning) Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMPIT Ash-Shibgoh. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang pembelajaran online yang dilaksanakan pada masa pandemi covid-19 dan merupakan salah satu metode dalam dunia pendidikan yang belum banyak digunakan di lembaga pendidikan di Indonesia sebelumnya. Penelitian ini dengan jenis kualitatif, metode deskriptif. Data diperoleh dari peserta didik di sekolah SMPIT Ash-Shibgoh dengan menggunakan teknik wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya pada aspek minat, berdasarkan analisis hasil bahwa mayoritas siswa merasa terbebani dengan tingginya intensitas tugas dan materi yang diberikan oleh guru, dan hampir seluruh siswa tidak menyetujui dengan penerapan sistem belajar online dalam jangka waktu yang panjang. Pada aspek perhatian, berdasarkan analisis hasil bahwa seluruh peserta didik memiliki media penunjang untuk kegiatan belajar online seperti hand phone, laptop, ataupun komputer. Pada aspek objek, berdasarkan hasil analisis bahwasannya setiap guru membantu siswanya yang sedang melakukan kegiatan belajar online dengan memotivasi, akan tetapi sebagian siswa merasa materi yang disampaikan guru sulit untuk dipahami. Pada aspek lingkungan, berdasarkan analisis hasil bahwasannya peran orang tua dalam membantu siswa ketika belajar online sangat berpengaruh besar.

Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan program, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan antara lain: 1) Bagi Kepala Sekolah, kepala sekolah diharapkan mampu mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar online yang bertujuan mencerdaskan semua siswa walaupun di masa pandemi covid-19, kepala sekolah hendaknya lebih mengefetifkan kegiatan belajar mengajar online dengan melakukan evaluasi pembelajaran secara berkala.,2) Bagi Guru, guru setiap mata pelajaran diharapkan melakukan pembelajaran online tatap muka melalui aplikasi video conference seperti zoom, google meet, video call, dan lain sebagainya. guru hendaknya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saat mengajar online, 3) Bagi Siswa, a. Siswa diharapkan lebih menciptakan suasana belajar saat dirumah dengan menyiapkan alat-alat atau bahan untuk belajar online b. Siswa diharapkan mencari sumber atau referensi yang lebih sehingga lebih memperkaya pengetahuan untuk menyelesaikan tugas.

Kata Kunci: Persepsi, Pembelajaran Online, Covid-19

(7)

ii ABSTRACT

Muhammad Sirril Asror (NIM. 11160182000012). Students' Perceptions of Online Learning (E-learning) During the Covid-19 Pandemic at SMPIT Ash-Shibgoh.

Undergraduate Thesis (S-1) Department of Education Management, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020.

This study aims to determine how students' perceptions of online learning were carried out during the Covid-19 pandemic and is one of the methods in the world of education that has not been widely used in educational institutions in Indonesia before. This research is a qualitative type, descriptive method. Data obtained from students at Ash-Shibgoh SMPIT school using interview techniques.

The results of this study indicate that the aspect of interest is based on the analysis of the results that the majority of students feel burdened by the high intensity of the assignments and materials provided by the teacher, and almost all students do not agree with the application of the online learning system in the long term. In the aspect of attention, based on the analysis of the results, all students have supporting media for online learning activities such as mobile phones, laptops, or computers. On the object aspect, based on the results of the analysis that each teacher helps students who are doing online learning activities by motivating, some students feel that the material presented by the teacher is difficult to understand. In the environmental aspect, based on the analysis of the results, the role of parents in helping students when learning online is very influential.

In order to improve program implementation, there are several recommendations that can be submitted, including: 1) For the Principal, the principal is expected to be able to optimize online teaching and learning activities which aim to educate all students even though during the Covid-19 pandemic, the principal should make learning activities more efficient. teaching online by periodically evaluating learning., 2) For teachers, teachers of each subject are expected to do face-to-face online learning through video conference applications such as zoom, google meet, video calls, and so on. teachers should increase their knowledge and skills when teaching online, 3) For students, a. Students are expected to create a learning atmosphere at home by preparing tools or materials for online learning b. Students are expected to find more sources or references so that they enrich their knowledge to complete the assignment.

Keywords: Perception, Online Learning, Covid-19

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang berkat segala Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menghadapi kesulitan dan hambatan yang tidak sedikit. Namun demikian, berkat usaha dan do’a serta bantuan, arahan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Drs. Muarif SAM, M. Pd sebagai Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah banyak membantu dalam keberlangsungan perkuliahan sampai selesai;

4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu, membimbing, dan mengarahkan serta memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini;

5. Dr. Abd. Aziz Hsb, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

6. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., Dosen Pembimbing Akademik, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing penulis selama masa perkuliahan;

(9)

iv

7. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan pelayanan yang baik selama menjalani perkuliahan;

8. Surma, ST,. M.M, selaku kepala sekolah SMPIT Ash-Shibgoh yang telah mengizinkan, membantu, dan mendukung untuk melakukan penelitian ini hingga selesai.

9. Ayahanda Dadang Sutisna dan Ibunda Dede Nurlia, orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan dan memotivasi serta membantu penulis baik moral maupun materil hingga penulis tak sanggup untuk mendeskripsikan perjuangan mereka sampai detik ini. Terimakasih pahlawanku

10. Kakak Nur Hakiem, Unik Gina Fitriyani dan Muhammad Nuril Anwar yang telah membantu untuk mendoakan agar senantiasa penulis dinaungi kesehatan dan keselamatan dari-Nya.

11. Yuli Winiarti S.Pd., partner yang menjadi rem bagi penulis untuk tidak terus bermalas-malasan dalam merancang skripsi ini, yang menjadi aspek pendukung dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan kampus, dan menjadi bahan bakar semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat Alumni MA Husnul Khotimah angkatan 19, yang selalu menjadi bahan untuk merefresh pikiran dari rasa penat selama menjalani kehidupan di kampus ini.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini adalah karya tulis yang jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan baik baik bagi penulis maupun bagi pembaca secara umum.

(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ... 8

LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Persepsi ... 8

2. Pembelajaran Online (E-learning) ... 20

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 33

(11)

vi

BAB III... 35

METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Jenis dan Metode Penelitian ... 35

C. Sumber Data ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV ... 41

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

B. Deskripsi Data ... 44

C. Keterbatasan Penelirian ... 59

BAB V ... 60

PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 66

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan ... 35

Tabel 3.2 Instrumen Wawancara ... 38

Tabel 4.3 Data Siswa SMPIT Ash-Shibgoh ... 43

Tabel 4.4 Data Guru SMPIT Ash-Shibgoh ... 43

Tabel 4.5 Tabel Hasil Wawancara ... 46

Tabel 4.6 Tabel Hasil Wawancara ... 50

Tabel 4.7 Tabel Hasil Wawancara ... 54

Tabel 4.8 Tabel Hasil Wawancara ... 57

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.2 Struktur Organisasi ... 44

(14)

i

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ... 67

LAMPIRAN 2 ... 71

LAMPIRAN 3 ... 138

LAMPIRAN 4 ... 140

LAMPIRAN 5 ... 142

LAMPIRAN 6 ... 144

LAMPIRAN 7 ... 146

LAMPIRAN 8 ... 148

LAMPIRAN 9 ... 150

LAMPIRAN 10 ... 154

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu proses mencetak generasi bangsa yang unggul, bersaing dan dapat mencetak prestasi akademik maupun non akademik di sekolah maupun di masyarakat kelak. Sebagaimana yang tertera dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Artinya, pendidikan berperan dalam membangan sikap yang ada di dalam diri peserta didik yaitu akhlak yang mulia, kepribadian yang baik, memiliki kecerdasan, serta keterampilan yang sesuai dengan bakatnya masing-masing, dan nantinya aspek-aspek tersebut berguna untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu menjadi negara yang maju dari berbagai aspek. Akan tetapi, pada tahun 2019 seluruh dunia dihadapkan dengan permasalahan yang berat yaitu adanya virus yang sifatnya mudah menyebar dengan cepat. Hal tersebut menjadi sebab dari penurunan kualitas hampir disemua aspek yang ada di dunia.

Virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi coronavirus 2019 yang sedang berlangsung. Gejala umum termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Gejala lain mungkin termasuk nyeri otot, produksi

1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat I

(16)

dahak, diare, sakit tenggorokan, kehilangan indra penciuman, dan sakit perut.

Sementara sebagian besar kasus mengakibatkan gejala ringan, beberapa diantaranya berkembang menjadi pneumonia virus dan kegagalan multi- organ.

Awal penyebaran virus covid-19 ini adalah di negara China tepatnya di kota Wuhan, penyebaran virus begitu cepat terjadi di kota tersebut dan pada minggu selanjutnya penyebaran semakin meluas hingga ke sebagian negara yang ada di dunia, publik begitu panik dengan adanya virus covid-19 ini akibat penyebaran virus ini yang begitu cepat, sebagian dokter yang menjadi garda terdepan pun tumbang satu persatu akibat kelelahan dalam menangani pasien covid-19. Data WHO pada tanggal 1 Maret 2020 mengatakan bahwa dapat dipastikan 65 negara yang terjangkit virus covid-19 ini.

Adanya dampak yang siginifikan akibat terjadinya pandemi covid-19 pada tahun 2020 ini di Indonesia, pandemi tersebut kian merambah ke berbagai aspek salah satunya dunia pendidikan. Pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan, hal tersebut disebabkan karena penularan virus corona yang semakin meluas.

Seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas belajar mengajar seperti biasanya, karena hal ini dapat meminimalisir penyebaran virus covid- 19.

Dalam menanggapi pandemi covid-19 awalnya pemerintah masih ragu untuk memberlakukan kebijakan lockdown di Indonesia, hal tersebut dikarenakan tingkat kekhawatiran yang tinggi terkait menurunnya aspek yang ada mulai dari ekonomi, pendidikan, dan bisnis kerja sama antar negara yang tujuannya untuk menambah pemasukan negara. Suatu keputusan yang dilakukan pemerintah sudah mulai diberlakukannya lockdown untuk sementara waktu dan berpengaruh besar kepada semua aspek termasuk pendidikan, persiapan akan metode yang digunakan menjadi kurang maksimal.

(17)

Perkembangan teknologi yang begitu pesat menjadi pengaruh bagi semua aspek, salah satunya pada aspek pendidikan. Perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat membantu dunia pendidikan dalam masa pandemi covid-19 yang sedang terjadi ini, hal tersebut dikarenakan adanya alternatif yang tersedia untuk mengatasi salah satu permasalahn utama pendidikan pada masa pandemi yaitu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam jaringan (online).

Pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan dapat membantu sebagian besar lembaga pendidikan untuk tetap menjalani kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Dengan adanya jaringan internet yang hampir tersebar ke seluruh bagian dunia termasuk Indonesia, maka alternatif pembelajaran dalam jaringan pun dapat terlaksana guna memutus rantai penyebaran virus covid-19 dengan melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah masing-masing. Akan tetapi kegiatan belajar daring yang dilakukan lembaga pendidikan di Indonesia belum maksimal dalam pelaksanaannya, pemahaman guru dalam menggunakan metode baru masih rendah, hal tersebut juga dirasakan oleh peserta didik.

Adapun permasalahan umum yang terjadi pada lembaga pendidikan di Indonesia adalah pada kegiatan belajar daring adanya aspek-aspek yang belum mencapai nilai standar untuk melaksanakan kegiatan belajar online pada masa pandemi yaitu tidak semua latar belakang ekonomi keluarga bertaraf baik, bahkan hal tersebut dibuktikan dengan masih tingginya angka kemiskinan yang terdapat di negara Indonesia yang kemudian menjadi salah satu penyebab sebagian peserta didik tidak memiliki media penunjang kegiatan belajar online seperti handphone, laptop, dan komputer pribadi. Kemudian, sebaran jaringan internet di Indonesia yang belum optimal mengakibatkan penurunan mutu belajar siswa, dan kualitas jaringan yang tersebar masih belum maksimal, serta masih rendahnya sosialisasi terkait pelaksanaan dan teknis belajar online kepada peserta didik, dan suasana yang kurang kondusif

(18)

di dalam pelaksanaan kegiatan belajar online pada masa pandemi dan tujuan pembelajaran pun menjadi kurang tersampaikan secara gamblang.

Dalam hal ini, menimbulkan adanya persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran online di sekolah. Pada kegiatan belajar online yang dilakukan siswa juga diharapkan mampu mengembangkan dan mengontrol diri sendiri dalam hal-hal positif, mampu bekerja sama dalam lingkungan, serta dapat kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat untuk mengikuti kegiatan belajar online pada masa pandemi covid-19 ini. Persepsi merupakan kecakapan untuk melihat, memahami, kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Persepsi dari siswa mencerminkan sikap atau perilaku mereka berasal dari pengamatan selama mengikuti proses pembelajaran daring.

Hasil pengamatan tersebut akan memunculkan sebuah persepsi dimana persepsi tersebut bisa ke arah positif atau ke arah negatif tergantung dari pengamatan setiap individunya. Saat pembelajaran daring berlangsung beberapa siswa beranggapan bahwa pembelajaran daring tidak menyenangkan dan sangat membosankan karena hanya mendengarkan dan melihat gerakan melalui video atau gerakan langsung dari guru. Anggapan tersebut berbeda dari yang diharapkan oleh guru yang mengupayakan pembelajaran menjadi semenarik mungkin agar siswa merasa senang, nyaman dan tidak merasa terbebani untuk mengikuti pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19.

Adapun hasil dari studi pendahuluan peneliti yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara umum terkait pelaksanaan pembelajaran online pada masa pandemi covid-19 di SMPIT Ash-Shibgoh yaitu, sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan mengadakan rapat terlebih dahulu antara pihak sekolah dengan pihak orang tua siswa yang di dalamnya terdapat beberapa pembekalan kepada orang tua serta aspek-aspek penting ketika pembelajaran online berlangsung dengan tujuan supaya orang tua dapat

(19)

membantu pihak sekolah dalam menjaga stabilitas mutu pembelajaran yang baik ketika kegiatan belajar mengajar online pada masa pandemi ini berlangsung. Akan tetapi, pada pelaksanaannya tidak semua orang tua dapat mengawasi anaknya ketika pembelajaran online berlangsung, hal ini dikarenakan ada beberapa orang tua siswa yang bekerja sehingga tingkat pengawasan anaknya terhadap siswa masih rendah.

Kemudian, terdapat beberapa permasalahn terkait pelaksanaan pembelajaran online pada masa pandemi covid-19 ini yaitu, kualitas jaringan internet yang belum stabil sehingga hal tersebut menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran online yang kondusif. Serta masih rendahnya motivasi beberapa siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar online sehingga. Lalu, permasalahan lain yang dihadapi adalah minimnya komunikasi orang tua kepada guru terkait perkembangan anak selama kegiatan belajar online pada masa pandemi berlangsung.

Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Siswa Tentang Pembelajaran Online (E-learning) di SMPIT Ash-Shibgoh.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah, yaitu:

1. Minimnya komunikasi orang tua siswa kepada guru terkait pembelajaran online

2. Pengawasan orang tua terhadap peserta didik belum optimal 3. Belum maksimalnya kualitas jaringan internet

4. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran online

(20)

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka penelitian ini dibatasi pada masalah “Persepsi Siswa Tentang Pembelajaran Online Pada Masa Covid-19 di SMPIT Ash-Shibgoh)”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka permasalahan ini dapat dirumuskan:

“Bagaimana persepsi siswa tentang pembelajaran online pada masa pandemi covid-19 di SMPIT Ash-Shibgoh?”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

“Mengetahui persepsi siswa tentang pembelajaran online pada masa pandemi covid-19 di SMPIT Ash-Shibgoh”.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi semua pihak diantaranya:

1. Teoritis

a. Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada pembelajaran online yang mulai diterapkan.

b. Memberikan sumbangan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran online.

2. Praktisi

a. Bagi pimpinan dan pengelola SMPIT Ash-Shibgoh, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian dan evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran online di SMPIT Ash-Shibgoh.

(21)

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan pedagogik dalam proses pembelajaran online di SMPIT Ash-Shibgoh.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman sekaligus wawasan tentang pembelajaran online yang mulai diterapkan pada masa pandemi covid

(22)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin percipere, yang artinya menerima atau mengambil.2

Persepsi adalah pandangan atau penilaian terhadap stimuli yang diterima. Persepsi ini erat kaitannya dengan sensasi. Sensasi hanya sekedar respons alat indera dalam menerima stimuli tanpa adanya pandangan atau penilian terhadap stimuli setelah adanya sensasi.3

Menurut Matsumoto & Juang, Persepsi adalah proses mengumpulkan informasi mengenai dunia melalui pengindraan yang kita miliki.4 Schiffman dan Kanuk mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.5 Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa pada hakikatnya persepsi adalah merupakan proses kognitif yang memungkinkan kita menginterpretasikan dan memahami sekitar kita.6

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

2 Aliyadi, Persepsi dan Perilaku Dosen Dalam Pembelajaran Berbasis E-learning, (Ponorogo: Wade Group, 2017), h. 39

3 Markus, Utomo, Psikologi Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017), h. 39

4 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Lintas Budaya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 24

5 Tatik Suryani, Perilaku Konsumen: Implikasi padaa Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2008), h. 97

6 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 59

(23)

dan menafsirkan pesan.7 Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).8 Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.9 Desiderato mengatakan bahwa menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.10

Slameto mengatakan bahwasannya persepsi adalah:11

“Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam otak masnuia. Informasi dan pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk stimulus yang merangsang otak untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”.

Persepsi lebih dari sekedar penerimaan pasif informasi, ia merupakan sebuah proses aktif.12 Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah bagaimana stimuli- stimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpresenatasikan.

Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah

7 Jalaluddin, Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.

51

8 Ibid

9 Ibid

10 Ibid

11 Lucy, Pujasari, Dkk, Psikologi Komunikasi, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), h. 70

12 Aliyadi,Op.Cit, h. 39

(24)

pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.13

Persespsi kita dibentuk oleh tiga pasang pengaruh, yaitu:

1) Karakteristik dari stimuli

2) Hubungan stimuli dengan sekelilingnya 3) Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri14

Persepsi adalah penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi ke dalam percept objek, dan bagaimana kita selanjutya menggunakan percept itu untuk mengenali dunia. Dalam penglihatan, menentukan objek apa dinamakan sebagai proses pengenalan pola, atau disingkat pengenalan (recognition) saja.15 Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan-lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendegaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.16

Dari paparan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan bahwasannya persespi merupakan pendapat yang didapatkan dari panca indera individu tersebut seperti penciuman, penglihatan, serta pendengaran yang kemudian mejadi sesuatu yang bermakna dalam bentuk sikap ataupun tindakan.

b. Indikator Persepsi

Adapun indikator dari persepsi adalah sebagai berikut:

1) Tanggapan (respon)

Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan ketika

13 Ibid, Hal, 39-40

14 Ibid

15 Aliyadi, Op.Cit, h, 40

16 Mifta, Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Ed. 1, Cet. 24, h. 141-142

(25)

objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan.17

2) Pendapat

Pendapat merupakan hasil pekerjaan pikir yang meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lain antara pengertian satu dengan pengertian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat.18

Adapun proses pembentukan pendapat adalah sebagai berikut:

a) Menyadari adanya tanggapan/pengertian karena tidak mungkin kita membentuk pendapat tanpa menggunakan pengertian/tanggapan.

b) Menguraikan tanggapan/pengertian, misalnya: kepada seorang anak diberikan sepotong karton berbentuk persegi empat. Dari tanggapan yang majemuk itu (sepotong, karton, kuning, persegi empat) dianalisa. Kalau anak tersebut ditanya, apakah yang kau terima? Mungkin jawabannya hanya “karton kuning” karton kuning adalah suatu pendapat.

c) Menentukan hubungan logis antara bagian-bagian setelah sifat-sifat dianalisa, berbagai sifat dipisahkan tinggal dua pengertian saja kemudian satu sama lain dihubungkan, misalnya menjadi “karton kuning”. Beberapa pengertian yang dibentuk menjadi suatu pendapat yang dihubungkan dengan sembarangan tidak akan menghasilkan suatu hubungan logis dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu kalimat yang benar. Suatu kalimat dinyatakan benar dengan

17 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Cet. 4, h. 68

18 Ibid., h. 169

(26)

ciri sebagai berikut: 1) adanya pokok (subjek), 2) adanya sebutan (predikat)19

3) Penilaian

Bila mempersepsikan sesuatu maka kita memilih pandangan tertentu tentang hal yang dipersepsikan. Sebagaimana yang dikutip oleh Renato Tagulisi dalam bukunya Alo Liliwery dalam bukunya yang berjudul Persepsi Teoritis, Komunikasi Antar Pribadi, menyatakan bahwa persepsi seseorang mengacu pada proses yang membuatnya menjadi tahu dan berfikir, menilai sifat-sifat kualitas dan keadaan internal seseorang.20

Dari paparan yang telah disampaikan maka ditarik sebuah kesimpulan bahwsannya dalam persepsi terdapat indikator- indikatornya yang berperan sebagai landasan terjadinya suatu persepsi pada seseorang tentang obyek yang dilihat, didengar, dirasa, dan dicium.

c. Proses Persepsi

Robbins mengemukakan bahwa proses terbentuknya persepsi berasal dari beberapa faktor eksternal dan internal:.21

1) Pemilihan

Pada saat memperhatikan sesuatu berarti individu tidak memperhatikan yang lainnya. Mengapa dan apa yang disaring biasanya berasal dari beberapa faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal terdiri dari:

19 Ibid., h. 170

20 Aprilia, Cahyani, Dkk, Analisis Persepsi Pegawai Negeri Sipil Terhadap Produk Tabungan Syariah, Jurnal JIMEBIS, Vol. 1, No. 1, 2020, h. 42

21 Tantri, Puspita, Proses Persepsi Diri Mahasiswa Dalam Berbusana Muslimah, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 41, No. 2, 2017, h. 197

(27)

a) Ukuran, sesuatu yang besar maka akan lebih mudah menarik perhatian

b) Kontras, sesuatu keadaan yang berlatar belakang kontras biasanya sangat menonjol.

c) Intensitas kuatnya suatu rangsangan, contohnya suara keras di dalam ruangan yang sepi.

d) Gerakan, perhatian seseorang akan lebih tertarik kepada obyek yang bergerak untuk dilihat daripada obyek sama tapi diam.

e) Sesuatu yang baru. Obyek baru yang berada di lingkungan yang dikenal akan lebih menarik perhatian.

2) Pengorganisasian

Pengelolaan stimulus atau informasi melibatkan proses kognisi, dimana individu memahami dan memaknai stimulus yang ada. Individu yang memiliki tingkat kognisi yang baik cenderung akan memiliki persepsi yang baik terhadap obyek yang dipersepsikan.

3) Interpretasi

Dalam interpretasi individu biasanya melihat konteks dari suatu obyek. Selain itu, interpretasi juga terjadi apa yang disebut dengan proses mengalami lingkungan, yaitu mengecek persepsi.

Apakah orang lain juga melihat sama seperti yang dilihat individu melalui konsensus validitas dan perbandingan.

Menurut rumusan yang dikenal dengan teori rangsangan tanggapan (stimulus-respon/SR), persepsi merupakan bagian-bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya yang mungkin adalah pengenalan, perasaan dan penalaran. Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi

(28)

dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya.22

Dengan adanya persepsi yang terdapat pada diri individu- individu siswa maka pendapat yang muncul dari apa yang telah disampaikan para guru berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya, hal tersebut terjadi karena perbedaan pandangan pada setiap siswa dalam mengartikan sesuatu dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Sobur mengatakan bahwasannya dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu; a). Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dan banyak atau sedikit., b). Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. c). intepretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.23

Maka dari itu dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya proses persepsi adalah kegiatan yang didalamnya terdapat seleksi, intepretasi, dan simpulan terhadap informasi yang sampai kepada diri individu. Stimulus yang berbeda-beda akan sampai kepada peserta didik, akan tetapi peserta didik terbatas dalam menghayati stimulus tersebut, hal tersebut terjadi karena stimulus yang diserap dan dihayati hanya sesuai dengan minat dan tujuan yang diinginkan dan dibutuhkan.

22 Aliyadi, Op.Cit, h. 41-42

23 Ibid, h. 42

(29)

Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras, pengulangan, dan gerakan. Sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal dalam diri individu si pengamat, yaitu motif, kesediaan, dan harapan.24

Dari paparan yang telah disampaikan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya proses persepsi pada peserta didik tidak semata-mata terjadi begitu saja tanpa sebab, akan tetapi persepsi yang terjadi pada peserta didik merupakan suatu rangsangan akan hal- hal yang terjadi ketika kegiatan belajar mengajar dilakukan, stimulus yang diterima sangat bervarian akan tetapi pada akhirnya peserta didik akan melakukan penyaringan mengenai stimulus, penyaringan tersebut dilandasi dengan minat, tujuan, keinginan, dan kebutuhan peserta didik saat itu.

d. Fungsi Persepsi

Penelitian tentang persepsi mencakup dua fungsi utama sistem persepsi, yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengenalan atau menentukan jenis objek tersebut. Lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah konteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek retina

24 Ibid, h. 42-43

(30)

berubah. Permasalahan lain adalah cara kerja kapasitas perseptual kita berkembang.25

Dari paparan yang telah disampaikan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwsannya persepsi setiap individu yang satu dengan individu yang lainnya berbeda, hal tersebut terjadi karena objek yang diserap oleh masing-masing individu sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Persepsi yang muncul adalah hasil dari proses perseptual yang terjadi pada individu-individu terhadap aspek lain melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasaan.

Persepsi sangat berperan bagi para individu untuk memfilter hasil dari panca indera menjadi sesuatu yang dibutuhkan dan sesuai dengan keinginannya.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Toha dalam Arifin. dkk mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:26

1) Faktor internal: perasaan, sikap dan karakteristik individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

2) Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya, yaitu:

25 Ibid, Aliyadi, h. 49-50

26 Arifin, Dkk. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Untirta Terhadap Keberadaan Perda Syariah di Kota Serang. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik. Vol. 21.

No. 1. 2017, h. 92

(31)

1) Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.27

2) Kerangka Rujukan (frame of references)

Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukkan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.28

3) Faktor Struktural

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.29

4) Psikologis

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh, terbenamnya matahari diwaktu senja yang indah tentram, akan dirasakan sebagai bayang-bayang kelabu bagi seseorang yang buta warna.30

5) Famili

Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini,

27 Lucy, Pujasari, Dkk, Op.Cit, h. 71

28 Ibid

29 Ibid, h. 72

30 Mifta, Thoha, Op.Cit, h. 147

(32)

banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya.31

6) Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.32

7) Faktor-faktor Perhatian dari Luar

Adapun faktor-faktor perhatian dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar antara lain: intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan, dan hal-hal lain yang baru berikut ketidakasingan.33 Intensitas, prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami (to be perceived).34

Suara keras, bau yang tajam, sinar yang terang akan lebih banyak atau mudah diketahui dibandingkan dengan suara yang lemah, bau yang tidak tajam, dan sinar yang buram.35 Dari gerakan sesuatu objek yang menarik perhatian seseorang ini akan timbul suatu persepsi. Dengan demikian persepsi ditimbulkan dari proses penarikan sesuatu obyek, dan obyek yang bergerak akan lebih banyak menarik perhatian seseorang dibandingkan dengan obyek yang diam (stationary objects).36

31 Ibid

32 Ibid, h, 148

33 Ibid, h. 149

34 Ibid

35 Ibid

36 Ibid, h. 154

(33)

8) Faktor-faktor Perhatian dari Dalam

Beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain: Proses belajar (learning), motivasi, dan kepribadiannya.37

Belajar atau pemahaman learning dan persepsi, semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan seperti yang diuraikan di muka.38

Motivasi dan persepsi, selain proses selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.39

Kepribadian dan persepsi. Dalam membentuk persepsi unsur ini amat erta hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang dibicarakan di atas, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadiri suatu situasi.40

Dari paparan yang telah disampaikan di atas bahwasannya munculnya persespi pada individu masing-masing dikaenakan faktor- faktor tertentu yang di mana faktor tersebut menjadi stimulus bagi individu untuk menghasilkan sebuah persepi yang berasal dari pendengarannya, penciumannya, dan penglihatanya.

37 Ibid

38 Ibid. h. 154-155

39 Ibid,

40 Ibid. h. 156

(34)

2. Pembelajaran Online (E-learning) a. Pengertian Pembelajaran

Gagne & Brigss mendefinisikan isitilah pembelajaran berasa dari bahasa Inggris “instruction” yang dimaknai sebagai usaha yang bertujuan membantu orang belajar.41 Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar, yang bersifat internal.42 Adapaun Miarso mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.43

Smith dan Ragan menyatakan bahwa pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi dan ativitas-aktivitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu.44 Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstern yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.45

Adapun pembelajaran menurut beberapa ahli adalah:46

1) Duffy dan Rohler, pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

2) Gagne dan Briggs, mengartikan instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses

41 Nyayu, Khidijah, Psikologi Pendidikan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017), Cet. 4, h.

175

42 Ibid

43 Ibid

44 Ibid

45Ni Nyoman Parwati, Dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018), h. 114

46 Ibid, h. 108

(35)

belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

3) Syaiful Sagala, pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama kerberhasilan pendidikan.

4) Dimyati dan Mudjiono, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intsruksional, untuk membangun siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

5) Munandar, yang menyatakan bahwa pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kretivitas anak secara keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berlagsung dalam kondisi menyenangkan.

6) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan uraian di atas, bahwasannya pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk membantu dalam pemberian rangsangan motivasi belajar pada setiap peserta didik, kemudaian pendidik juga bisa menjadikan pemebelajaran ini supaya efktif sehingga nantinya akan berpengaruh kepada kualitas dari sekolah, peserta didik, dan para pendidiknya itu sendiri. Pembelajaran dapat terjadi di mana saja baik itu dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat, karena pengetahuan yang tersebar dimka ini sangat banyak dan yang menyampaikan pengetahuan tersebut bukan hanya guru di sekolah, akan tetapi orang tua di rumah bahkan pengetahuan juga bisa didaptakan dari teman yang ada lingkungan

(36)

sekitar. Oleh karena itu pembelajaran merupakan dorongan bagi setiap individu untuk mencapai tujuannya dengan cara terbaik menurut individu masing-masing.

b. Pembelajaran Online (E-learning)

Derek Stockley dalam Prawiradilaga memaparkan definisi e- learning sebagai penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakaan saran elektronik seperti komputer atau alat elektronik lain dengan berbagai cara untuk memberikan pelatihan, pendidikan, atau bahan ajar.47

Jaya Kumar C. Koran mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.48

Pada dasarnya, e-learning mempunyai dua tipe, yaitu:

1) Synchronous Training

Synchronous training berarti “pada waktu yang sama”.

Synchronous training adalah tipe pelatihan di mana proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar. Hal tersebut memungkinkannya interkasi langsung antara guru dan murid, baik melalui internet maupun intranet. Pelatihan e-learning synchronous lebih banyak digunakan seminar atau konferensi yang pesertanya berasal dari beberapa negara.

47 Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), h. 33

48 Muhammad, Yazdi, E-learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif BerbasisTeknologi Informasi, Jurnal Ilmiah Foristek, Vol. 2, No. 1, 2012, h. 146

(37)

2) Asynchronous Training

Asynchronous Training berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi, seseorang dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan pelatihan.

Pelatihan ini lebih populer di dunia e-learning karena memberikan keuntungan lebih bagi peserta pelatihan karena dapat mengakses pelatihan kapanpun dan di manapun.49

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasannya e-learning adalah sebuah gagasan yang dirancang dari hasil pekembangan IPTEK, e-learning bertujuan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien serta menjadi acuan bahwa tempat dan waktu bukanlah sebagai penghambat bagi para peserta didik untuk terus belajar.

c. Keuntungan Pembelajaran Online (E-learning)

Adapun kelebihan yang didapatkan dari e-learning, diantaranya:

1) Biaya

Kelebihan pertama adalah e-learning mampu mengurangi biaya pelatihan dan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena e- learning dapat dilakukan tanpa adanya batas dimensi tempat dan dimensi waktu sehingga biaya yang keluar tidak begitu besar.

2) Fleksibilitas Waktu

E-learning membuat karyawan atau pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar. Mereka dapat menyisipkan waktu setelah makan siang, setelah kantor selesai dan menunggu

49 Empy, dan Hartono, E-learning, Konsep, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Andi, 2005), Hal. 7-8

(38)

jemputan, atau ketika sedang menunggu laporan rekan dan tidak ada pekerjaan mendesak.

3) Fleksibilitas Tempat

Dengan adanya e-learning maka para peserta didik mendapatkan kemudahan untuk melakukan kegiatan belajar karena tidak harus mengikuti kegiatan belajar di sekolah sehingga dapat mengehmat biaya akomodasi.

4) Fleksibilitas Pembelajaran

E-learning dapat disesuaikan dengan keceparan belajar masing-masing siswa. Siswa mengatur sendiri kecepatan pelajaran yag diikuti.

5) Standarisasi Pengajaran

E-learning dapat menghapuskan perbedaan kemampuan dan metode pengajarn yang diterapkan guru. Pelajaran e-learning selalu memiliki kualitas sama setiap kali dan tidak tergantung suasana hati pengajar.

6) Efektivitas Pengajaran

E-learning yang didesain dengan instuctional design mutakhir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran, e-learning menjadi faktor pendukung untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

7) Kecepatan Distribusi

E-learning dapat menjangkau para peserta didik dengan cepat untuk melakukan kegiatan belajar megajar yang, hal tersebut terjaid karena adanya perkembangan IPTEK yang begitu

(39)

cepat sehingga dapat menjangkau seseorang dengan begitu cepat melalui internet.50

Kelebihan yang ditawarkan e-learning dalam jurnal yang dituliskan oleh Muhammad Hasbi dan Muhammad Syarif adalah sebagai berikut:51

1) Tersedianya fasilitas emoderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif 7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari

perguruan tinggi atau sekolah konvensional.

50 Ibid, h. 9-15

51 Muhammad, Yazdi, Op.Cit, h. 147

(40)

Dari papaparan yang telah disampaikan bahwasannya pembelajaran online yang diterapkan dibanyaj lembaga pendidikan di Indonesia saat ini terdapat keuntungan didalamnya salah satunya adalah dapat meminimalisir biaya akomodasi yang biasa digunakan menuju sekolah ataupun biaya konsumsi. Maka dari itu terdapat kelebihan pada aspek belajar online jika diterapkan dengan baik dan benar.

d. Keterbatasan Pembelajaran Online

Adapun keterbatasn yang terdapat pada pembelajaran dalam jaringan, diantaranya:

1) Budaya

Beberapa orang merasa tidak nyaman mengikuti pelatihan melalui komputer. Penggunaan e-learning menuntut budaya self- learning, di mana seseorang memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar budaya pelatihan di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung pada pengajar.

2) Investasi

Walaupun e-learning menghemat banyak biaya, tetapu suatu organisasi harus mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mulai mengimplementasikan e-learning. Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program learning management system, paket pelajaran dan biaya-biaya lain.

Apabila infrastruktur yang dimiliki belum memadai, organisasi harus mengeluarkan sjumlah dana untuk membeli komputer, jaringan, server, dan lain sebagainya.

(41)

3) Teknologi

Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga e-learning tidak berjalan baik.

4) Infrastruktur

Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia.

Layanan broadband baru ada di kota-kota besar. Akibatnya, belum semua orang atau wilayah belum dapat merasakan e- learning dengan internet.

5) Materi

Walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning.52

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya e- laerning tidak serta merta menjadi pendukung untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik, masih banyak keterbatas yang terdapat dari berbagai aspek seperti budaya, invesatsi, teknologi, infrastruktur, dan materi. Pembelajaran dalam jaringan harus dipersiapkan secara matang oleh lembaga-lembaga pendidikan sehingga dapat meminimalisir masalah-masalah dalam pelaksanaannya, dan esensi belajarnya oun tetap terealisasikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

e. Strategi Pembelajaran Online (E-learning)

Dalam pelaksanaan e-learning perlu dirancang strateginya terlebih dahulu, tujuan strategi tersebut adalah untuk memperjelas suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

52 Empy, dan Hartono, Op.Cit, h. 15-17

(42)

Adapun tujuan dari penyusunan startegi e-learning yaitu, memperjelas tujuan pelatihan atau pendidikan yang ingin dicapai, mengetahui sumber daya yang dibutuhkan, membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada tujuan yang sama, dan mengetahui pengukuran keberhasilan.53 Maka dari itu penyusunan strategi sangat berperan dalam pengimplemtasian e-learning yang efketif dan kondusif.

Adapun langkah yang harus dilakukan dalam menyusun strategi e-learning, yaitu:

1) Analisa

Dalam melakukan analisa tersapat beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu kebutuhan organisasi, kebutuhan pelatihan, budaya organisasi, dan infrastruktur.Maka dari itu, analisa harus dilakukan dengan matang sehingga hasil dari analisa tersebut nantinya akan menjadi acuan yang berguna dalam menyusun perencanaan.

2) Perencanaan

Perencanaan yang dibuat meliputi banyak aspek strategi.

Aspek perencanaan yang harus ditinjau adalah:

a) Network

b) Learning Management System c) Materi

d) Marketing

Keempat aspek tersebut harus diperhatikan secara detail, mulai dari perispaian dari segi infrastruktur dan teknologi sebagai penunjang kegiatan belajar online, adanya landasan sistem sehingga dalam pelaksanaannya dapat terealisasikan sesuai

53 Empy, dan Hartono, Ibid, h. 22-24

(43)

dengan rencana dan memudahkan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, kemudian terdapat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan suatu organisasi dalam menunjang kegiatan belajar mengajar berbasis online, dan terakhir perlu adanya pemasaran guna menarik perhatian serta mensosialisasikan e- learning kepada para peserta.

3) Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dapat dibagi menjadi tiga bagian berdaskan waltu pelaksanaan, yaitu:

a) Pre-Launch

Dalam pelaksaan kegiatan maka harus dipersiapkan sebelum peluncuran e-learning disuatu organisasi, produk yang dipilih harus dipastikan bahwa tidak adanya kekurang serta kelemahan.

b) Launch

Peluncuran perdana bisa diadakan melalui bermacam pendekatan dan cara, baik yang besar maupun sederhana.

c) Post-Launch

Setelah memperkenalkan program e-learning kepada seluruh anggota organisasi, maka harus dilakukan beberapa kegiatan untuk menjaga tingkat keikutsertaan anggota dalam progeam e-learning dan cara menjaga kepuasan pembelajaran peserta pada pelatihan.

4) Evaluasi

Setelah melakukan perencaan dan pelaksanaan e-learning maka harus dilakukan evaluasi guna mengetahui hasil yang sudah dilakukan, kekurangan, dan kelebihan dalam proses kegiatan e- learning. Adapun tingkatan peniliaian yang dilakukan adalah:

(44)

a) Level 1, mengukur kepuasan peserta pelatihan dari segi interaksi dan tampilan program e-learning.

b) Level 2, mengukur hasil pembelajaran, apakah peserta pelatihan dapat menyerap materi.

c) Level 3, mengukur apakah materi pembelajaran benar-benar digunakan oleh peserta pelatihan ketika melakukan kegiatan sehari-hari sehingga kinerja meningkat.

d) Mengukur berapa banyak hasil yang didapat oleh organisasi dengan adanya pelatihan e-learning sehingga kinerjabsumber daya manusia meningkat.54

Mengenai strategi dalam pelaksanaan e-learning yang telah dibahas di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya peran strategi dalam pelaksanaan e-learning di suatu lenbaga pendidikan. Dengan adanya strategi yang matang maka pelaksanaan kegiatan belajar online dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan, yaitu:

1. Persepsi Siswa dan Guru Terhadap Pelaksanan Pembelajran Berbasis E- learning di SMK Negeri 4 Jakarta

Sumber :

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil/article/view/9872 Peneliti : Gerry Krista Permana dan Daryati

Hasil :

Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung. Adapun hasil

54Empy, dan Hartono, Ibid, h. 22-31

(45)

dari penelitian ini adalah Persepsi siswa dan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis E-Learning di SMK Negeri 4 Jakarta secara keseluruhan belum berjalan dengan baik terlihat dengan adanya jaringan internet yang kadangkadang lambat dan terputus dan masih ada beberapa orang guru dan siswa yang belum memahami teknologi informasi komunikasi dan juga belum memahami prosedur dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis adalah pada judulnya yaitu terdapat persepsi guru yang berpartisipasi selama kegiatan penelitian berlangsung.

2. Persepsi Mahasiswa PGSD pada Inovasi Pembelajaran Berbasis E- learning

Sumber :

http://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/article/download/11267/5315 Peneliti : Tri Wardati dan Prima Rias

Hasil :

Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan. Hasil penelitian ini adalah pada pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning, hal yang menjadi kebutuhan utama adalah kesiapan pembelajaran baik dari kesiapan sumber daya manusia maupun sarana prasarana. Pembelajaran akan berjalan lancar jika seluruh elemen dapat bekerja sama dengan baik. Lebih baik lagi jika elemen-elemen tersebut telah memiliki kemampuan dasar untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-learning. Terdapat perbedaan yang mencolok adalah pada objek peserta didiknya yaitu peserta didik yang menjadi penelitian yang sedang penulis lakukan adalah peserta didik tingkat menengah pertama (SMP).

(46)

3. Persepsi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online Sumber :

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/article/download/393 1/2647

Peneliti : Nuryana Adijaya dan Lestanto Pudji Hasil :

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data dan informasi terkait adalah dengan menggunakan metode linkert scale survey. Hasil dari pada penelitian ini adalah respon mahasiswa terhadap lingkungan belajar di perkuliahan online belum mendukung mahasiswa belajar. Oleh karena itu untuk meningkatkan kulaitas lingkungan belajar dalam perkuliahan online, maka diperlukan dukungan semua pihak. Perbedaan yang terjadi pada penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan adalah pada tingkat anak didiknya sebagai objek dari penelitian tersebut.

4. Persepsi Mahasiswa PIAUD Terhadap Kuliah Online Di masa Pandemi Covid 19

Sumber :

http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/KINDERGARTEN/article/view/

9609

Peneliti : Laode Anhusadar Hasil :

Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei deskritptif dengan tujuan untuk mendapatkan data-data dan informasi secara detail mengenai masalah terkait. Hasil dari penelitian tersebut adalah mahasiswa secara kesuluruhan atau 100% memilih kuliah tatap muka dibandingkan dengan kuliah online. Persepsi mahasiswa terhadap kuliah online termasuk kategori tinggi, hal ini diharapkan dapat

(47)

membantu mahasiswa dalam pelaksanaan proses perkuliahan di masa pandemi covid 19, karena perkuliahan yang baik dan benar akan membantu mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman dan keilmuan mahasiswa. Meskipun masih banyak mahasiswa yang di daerahnya belum mendapatkan jaringan internet yang memadai tetapi tidak menjadi mengurangi semangat mahasiswa untuk mengikuti kuliah online.

C. Kerangka Berpikir

Adanya pandemi covid-19 menjadi salah satu faktor penghambat paling utama yang menjadikan aspek ekonomi, bisnis, dan pendidikan menurun dalam keberlangsungannya. Hampir sebagian negara di dunia terdampak virus covid-19 ini, hal itu dikarenakan penyebaran virus covid-19 yang begitu cepat sehingga dalam jangka beberapa bulan saja virus tersebut mampu menyebar dengan skala penyebarannya yang lebih besar. Dengan adanya hal tersebut pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerapkan kebijakan lockdown yang berarti semua kegiatan dilakukan di rumah guna memutus rantai penyebaran virus tersebut.

Para ahli yang bergerak di bidang teknologi dan pendidikan membuat terobosan yang sebenarnya sudah digunakan di beberapa lembaga pendidikan yaitu pembelajaran online (E-Learning). Terobosan tersebut mulai dimobilisasikan kepada para pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan mulai dari guru-guru dan para peserta didiknya, pembelajaran online tersebut dapat dilaksanakn dengan efektif mengingat hampir seluruh guru dan peserta didik mampu mengoperasikan media-media seperti hand phone, laptop, komputer, dan sebagainya untuk mengakses jaringan internet dalam mendapatkan informasi-informasi yang diinginkan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran online realitanya belum bisa sesuai dengan apa yang direncanakan, hal tersebut dikarenakan sebagian lembaga pendidikan masih belum beradaptasi untuk menerapkan pembelajaran online

(48)

dalam kegiatan belajar mengajarnya. Adapun hal-hal lain yang menjadi faktor kurang efektifnya pelaksanaan pembelajaran online adalah jaringan internet yang masih di bawah standar dalam penyebaran dan kualitas jaringannya sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran online di lembaga pendidikan masih belum efektif.

Gambar

Gambar 4.2 Struktur Organisasi ............................................................................
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Tabel 3.2 Instrumen Wawancara
Tabel 4.3 Data Siswa SMPIT Ash-Shibgoh
+6

Referensi

Dokumen terkait

JAKARTA 2014.. Jurusan Kependidikan Islam Prodi PGMI, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini

adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan Riset-Wawancara di instansi

adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Surat keterangan ini diberikan

Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.. Teori pendukung lainya ialah teori yang dipaparkan

Supriatna, Wisna, Pendidikan Seks Anak dalam Keluarga Menurut Abdullah Nashih Ulwa, Jakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARTU NILAI MATA KULIAH. KAPITA SELEKTA I FISIKA SMA/MA KELOMPOK

Anggota Tim Evaluasi Dosen Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah