• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

a. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti seabagi calaon manjer pendidikan islam sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki dan berguna sebagai salah satu prasyarat untuk mencapai gelar sarjana (S.1) khususnya pada Jurusan Manjemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

b. Bagi Instansi

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi Lembaga Pendidikan atau Sekolah Menengah Pertama dalam hal problematika perpustakaan sekolah dan solusi dalam menghadapi problematika tersebut.

c. Bagi Akademik

Sebagai tambahan informasi dalam referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Luaran Penelitian

Peneliti memiliki target agar hasil penelitian ini dapat diterbitkan dijurnal ilmiah dan dapat diseminarkan pada forum Seminar Nasional sehingga dapat dijadikan bahan bacaan bagi pembaca dan bagi yang membutuhkannya

F. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang judul proposal skripsi di atas, maka penulis memandang perlu untuk menjelaskan istilah-istilah ada pada judul sebagai berikut:

1. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang meruapakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan (Hartono, 2015, 18).

2. Problematika atau permasalahan adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan, dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan

antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal.

Jadi yang penulis maksud dari judul skripsi ini adalah penelitian terhadap problematika yang di hadapi oleh perpustakaan SMPN 3 Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Perpustakaan

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan bab 1 pasal 1 perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka (Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007: 5).

Pengertian perpustakaan berasal dari kata “library” dalam bahasa Inggris yang artinya perpustakaan, yang berasal dari kata dasar “libri”

yang artinya pustaka, buku atau kitab. Pengertian perpustakaan terus mengalami perkembangan bentuk dan jenis koleksinya. Perubahan perpustakaan tersebut sesuai dengan perubahan zaman dan teknologi.

Bentuk perpustakaan sebelumnya berupa media kertas kini berubah sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan manusia yang direkam dan dimanfaatkan dalam berbagai bentuk media komunikasi, baik media tulis, cetak, rekaman, maupun elektronika.

Istilah perustakaan berasal dari kata dasar “pustaka”. Pustaka ini dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti kitab, buku. Selain istilah tersebut dikenal juga dengan bahasa asing lainnya yaitu kata biiblitheek (Belanda), bibliothek (Jerman), bibliotheque (Perancis) dan bibliotheca (Spanyol/Portugis). Istilah-istilah tersebut berasal dari kata biblia (Yunani) yang berarti pula buku, kitab (Hartono, 2015: 5).

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah,

surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain.

Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi baik segenap masyarakat yang membutuhkannya (Pawit, 2016: 1).

Perpustakaan dilihat dari aspek fisik bangunan maupun isi memilki pengertian sebagai sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan dokumen, baik buku ataupun yang lainnya disusun rapi dan sistematis menurut pedoman tata susunan tertentu, yang fungsinya agar bisa di manfaatkan oleh pembaca.

Sumajid (1998: 13) mengemukakan perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya, seperti film, slide, piringan hitam, tape recorder dalam ruangan atau gedung yang teratur dan diorganisasi dengan sistem tertentu dapat pula digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan, dan sebagainya (Safrudin Aziz, 2014: 16).

Batasan istilah perpustakaan:

1. Perpustakaan meruapakan kunpulan buku, manuskrip dan bahan pustaka lainnya yang digunakan keperluan studi dan bacaan, kenyamanan atau kesenangan.

2. Perpustakaan sebagai kumpulan materi tercetak dan media non cetak dan atau sumber informasi dan komputer yang disusun secara sistematik untuk digunakan pemakai.

3. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah geduang ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan yang biasanya menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual

Dengan demikian, pengertian perpustakaan dapat meliputi: (1) Koleksi buku-buku dan bahan bacaan lainnya yang di pelihara untuk membaca, belajar dan konsultasi. (2) Suatu tempat, geduang, ruang yang ditata untuk memelihara dan menggunakan koleksi buku-buku, dll.

(3)Koleksi film, foto dan bahan pustaka bukan buku, pita dan disk baik

dari bahan pasti dan logam, pita komputer, disket dan program-program.

Semuanya sebagaimana bahan tercetak dan dokumen manuskrip, dapat disediakan dalam suatu bagian dari suatu perpustakaan yang besar atau bahkan mungkin suatu perpustakaan hanya membatasi pada satu jenis material saja. (4) Program komputer seperangkat rutinitas yang tersimpan dalam suatu file. Secara lebih umum diterapkan pada beberapa koleksi perangkat lunak (software) aplikasi yang dikumpulkan atau terdiri dari berbagai koleksi file data untuk tujuan tertentu (Hartono, 2015: 6).

Safrudin Aziz menyimpulkan perpustakaan merupakan sebuah gedung penyimpanan dokumen, baik tercetak maupun tidak tercetak (digital), disusun secara sistematis sesuai dengan pedoman penyusunan tertentu yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan adminstrasi, pelayanan teknis maupun jasa serta dapat digunakan untuk keperluan studi, pembacaan, penelitian, rekreasi, dan sebagainya (Safrudin Aziz, 2014: 16).

Dalam upaya menyelenggarakan pendidikan yang baik, maka perlu didukung oleh sumber daya pendidikan yang memadai, yang dimaksud dengan sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana dan prasarana.

Dengan demikian, setiap sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat perlu menyediakan sarana sumber belajar yang memadai, salah satunya adalah Perpustakaan Sekolah. Dengan demikian, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang meruapakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan (Hartono, 2015, 18).

2. Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat

membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keselurihan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (Siswa atau Murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan.

Perpsutakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, meruapakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut(Pawit, 2016: 3).

Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

c. Menumbuhkembangkan minta dan kebiasaan membaca para siswa.

d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar para siswa.

f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang memalui kegiata membaca, khususnya buku-buku dn sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya (Pawit, 2016: 3)

Secara terinci, manfaat perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut :

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

e. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggungjawab.

g. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber pengajaran.

i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Bafadal Ibrahim, 2009: 5).

3. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Secara umum (universal) semua jenis mengemban fungsi sebagai berikut: (1) Fungsi pendidikan, (2) Fungsi penyimpanan, (3) Fungsi penelitian, (4) Fungsi Informasi, (5) Fungsi rekreasi dan kultural. Apabila diterapkan pada perputakaan sekolah, pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut:

a. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan sekolah didirikan dengan fungsi utama sebagai salah satu sarana yang menunjang pencapaian tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Keberadaannya harus sejalan dengan prinsip sistem pendidikan nasional yang diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didika yang berlangsung sepanjang hayat serta diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi sgenap warga masyarakat. Perpustakaan sekolah harus menyediakan da

mengelola berbagai bahan perpustakaan sebagai sumber literatur yang berhubungan dengan pendidikan dan proses belajar mengajar sehingga dapat berfungsi sebagai tempat dan sumber belajar bagi siswa serta sumber rujukan bagi guru dan petugas administrasi sekolahnya (Hartono, 2015: 19).

Fungsi pendidikan atau edukatif dari perpustakaan sekolah ini sesungguhnya sangat mulia dilihat dari segi pelaksanaannya. Semua anggota masyarakat yang berada di sekolah tempat perpustakaan sekolah bersangkutan bernaung, mempunyai hak yang sama untuk memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan sekolah. Namun demikian, dalam praktiknya, yang perlu disesuaikan dengan arah pembangunan sekolah setepat yang selalu harus sejalan dengan tujuan pembangunan pendidikan yang lebih tinggi, perpustakaan sekolah biasanya belum menjadi prioritas pelaksanaannya. Hal ini dimungkinkan oleh hasil yang dicapai oleh penyelenggaraan perpustakaan sekolah tidak langsung bisa terlihat.

Padahal jika disadari benar, pelaksanaan pembangunan dalam pendidikan memang tidak bisa dilihat hasilnya dalam waktu dekat.

Karena pendidikan adalah investasi jangka panjang, maka penyelenggaraan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan bagi para siswa sekolah juga tidak langsung bisa dilihat hasilnya. Dalam jangka panjang baru akan ketahuan perbedaanya antara orang yang tidak belajar dan orang yang belajar, orang yang secara rutin membaca dan memanfaatkan perpustakaan dan orang yang tidak suka menggunakan perpustakaan (Pawit, 2016: 5).

b. Fungsi Penyimpanan

Fungsi penyimpanan dan pelestarian pada perpustakaan seklah bukanlah fungsi utamanya. Akan tetapi, perpustakaan sekolah tetap harus menyimpan dan melestarikan koleksi bahan perpustakaan tercetak ataupun terekam sebagai hasil karya putra bangsa yang masih relevan dan diperlukan oleh masyarakat pemustakanya, yaitu siswa, pendidik, dan staf adminstrasi sekolah dalam menyokong pencapaian sasaran

pendidikan dan pembelajaran para siswanya secara optimal (Hartono, 2015: 20).

c. Fungsi Penelitian

Perpustakaan sekolah juga berfungsi sebagai tempat mendapatkan informasi yang mendukung penelitian para siswa dan guru pembimbingnya. Kegiatan penelitian sederhana dapat dilakukan oleh pemakai perpustakaan, mulai dari anak-anak di bangku sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tingkat atas. Bentuk jasa perpustakaan yang dapat diberikan adalah penyediaan berbagai literatur sebagai bahan rujukan yang menjadi koleksi perpustakaan, baik literatur primer, sekunder, tersier, maupun berbagai alat peraga pendidikan lainnya (Hartono, 2015: 20).

Fungsi riset atau penelitian ini juga maksudnya adalah koleksi perpustakaan sekolah dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan ini sehingga dengan demikian, jika ada orang atau peneliti yang ingin mengetahui tentang infomasi tertentu tinggal membacanya di perpsutakaan. Terutama sekali ini dilakukan guna menunjang kegiatan peneliti pustaka (Pawit, 2016: 6).

d. Fungsi Informasi/ Informatif

Perpustakaan sekolah menyediakan informasi bagi pemustakanya, baik informasi tentang berbagai bahan pustaka yang dimilikinya (cakupan, jenis, penempatan, dan lain-lain), informasi tentang berbagai aktivitas dan layanan perpustakaan yang ditawarkan, maupun informasi tentang lingkungan sekitar perpustakaan tersebut (Hartono, 2015: 20).

Fungsi Informatif ini berkaitan dengan menupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia ini. Bagaimanapun juga dalam hal-hal

tertentu bahan bacaan termasuk buku lebih mempunyai keunggulan relatif dibandingka dengan media audiovisual seperti televisi dan film.

Disamping buku dan bacaan lebih fleksibel bentuknya sehingga mudah dibawa kemana-mana, ia juga mampu menjelaskan dan meberi petunjuk secara lebih praktis dan mendetail. Dalam hal ini tidak bisa dilakukan oleh media elektronik seperti tadi. Tambahan lagi, melalui membaca, orang bisa menembus batas-batas ruang dan waktu (Pawit, 2016: 6).

e. Fungsi Rekreasi dan Kultural

Perpustakaan sekolah juga berfungsi sebagai unit menyimpan khazanah budaya bangsa, yaitu melaui penyimpanan dan pelestarian berbagai bahan pustaka yang memuat khazanah budaya bangsa. Fungsi sebagai pusat sarana budaya ini dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah dengan mengadakan berbagai kegiatan, seperti pameran buku, foto, peragaan busana daerah, pentas kesenian, story telling, dan sebagainya. Selain sebagai pusat kultural, perpustakaan pun memiliki fungsi rekreasi budaya yang bersifat literatur, seperti penyediaan buku-buku hiburan, berbagai hikayat, lagu-lagu daerah yang menambah kesegaran rohani, dan sebagainya (Hartono, 2015: 20).

Fungsi rekreasi dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya. diharapkan dapat menghibur pembaca di saat yang memungkinkan. Misalnya dikala waktu senggang sehabis belajar seharian, bisa memanfaatkan jenis koleksi ini sehingga terhibur karenanya. Fungsi rekreasi ini memang bukan yang utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelekual (Pawit, 2016: 6).

Sulistyo Basuki (1991) memberikangambaran fungsi perpustakaan dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai berikut :

a. Fungsi simpan karya, yaitu fungsi perpustakaan untuk menyimpan buah karya masyarakat. Bentuk karya yang disimpan adalah yang

berkaitan dengan bukumajalah, surat kabar, atau informasi terekam lainnya.

b. Fungsi informasi, yaitu fungsi perpustakaan yang memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pemustaka tentang sesuatu hal yang diperlukan.

c. Fungsi pendidikan, yaitu fungsi perpustakaan yang menunjang sistem pembelajaran yang dicanangkan oleh pemerintah.

d. Fungsi rekreasi, yaitu fungsi perpustakaan sebagai tempat yang menjadi rekreasi bagi pemustakanya dengan memberikan fasilitas yang baik dan bacaan yang sifatnya menghibur.

e. Fungsi kultural, yaitu fungsi perpustakaan sebagai media dalam rangka melestarikan kebudayaan bangsa (Wiji Suwarno, 2016: 28).

Berdasarkan urgensinya bahwa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) bahwa perpustakaan memilki tugas menghimpun, mengelola, mengolah/mengorganisasi informasi, melestarikan informasi dan melayankan informasi kepada masyarakat pengguna. Kemuadian secara umum (universal), semua jenis perpustakaan mengemban fungsi sebagai berikut: fungsi edukasi, fungsi repositori, fungsi riset, fungsi informasi, fungsi rekreasi dan fungsi kultural.

4. Layanan Perpustakaan

Kegiatan layanan perpustakaan meruapakan inti (core) dari seluruh kegiatan perpustakaan. Keberhasilan sebuah lembaga perpustakaan sangat ditentukan oleh kualitas layanan perpustakaan. Layanan merupakan suatu kegiatan penyediaan bahan pustaka secara tepat, akurat, dan cepat dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi pemakai. Tujuan perpustakaan memberikan layanan kepada masyarakat agar bahan pustaka yang telah dihimpun dan diolah sebaik-baiknya dapat dimanfaatkan oleh pembaca.

Layanan perpustakaan berfungsi mendekatkan pembaca dengan bahan pustaka yang dibutuhkan dan diminatinya.

Pada dasarnya layanan perpustakaan perpustakaan adalah penyediaan bahan pustaka secara cuma-cuma kepada masyarakat dengan cepat dan akurat, sesuai dengan kebutuhan pemakain jasa perpustakaan.

Ada berbagai pendapat yang mengatakan bahwa layanan perpustakaan meruapakan inti penyelenggaraan perpustakaan. Dengan kata lain perpustakaan identik dengan layanan, sebab bagaimanapun hebatnya suatu perpustakaan, namun apabila layanannya sangat buruk, begitu juga sebaliknya (Hartono, 2015: 162).

Secara praktik, perpustakaan pada prinsipnya mempunyai tiga kegiatan pokok. Pertama, mengumpulkan (to collect) semua informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi organisasi serta masyarakat yang dilayaninya. Kedua, melestarikan, memelihra, dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam kegiatan baik, utuh, layak pakai, dan tidak lekas rusak, baik karena pemakaian baik karena pemakaian maupun karena usia (to proserve). Ketiga, menyediakan dan menyajikan informasi untuk siap dipergunakan dan diberdayakan (to make available) seluruh koleksi yang dihimpun di perpustakaan untuk digunakan pemakainya.

Mencermati kegiatan diatas, dapat dinyatakan bahwa perpustakaan kini dan mendatang berperan vital dalam menyajikan informasi bagi masyarakat. Apabila informasi telah menjadi penentu kehidupan manusia setara dengan kebutuhan fisiologis, seperti rasa aman, rasa dicintai dan memiliki, harga diri serta kebutuhan aktualisasi diri sebagaimana di kemukakan Maslow (Safrudin Aziz, 2014: 32).

a. Sistem Layanan

Ada tiga jenis akses layanan di perpustakaan, yakni akses layanan terbuka (open access), akses layanan tertutup (closed access), akses layanan campuran (mixed accsess).

1. Akses Layanan Terbuka (open access)

Akses layanan ini memberikan kebebasan kepada pemakai untuk mencari koleksi yang diperlukan. Pemakai diizinkan langsung langsung ke ruang kolekssi yang diinginkan (Hartono, 2015: 165)

Atau dikenal juga dengan nama pelayanan langsung karena bentuk pelayanannya berupa pemberian pelayanan secara langsung

oleh petugas perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dan hasilnya bisa secara langsung diterima oleh pengguna tadi. Contoh untuk jenis pelayanan langsung ini antara lain adalah pelayanan peminjaman bahan atau koleksi perpustakaan, pelayanan pemberian jawaban atas penyataan pengunjung atau yang juga sering di sebut dengan pelayanan bimbingan kepada pengguna/pembaca (Pawit, 2016: 70).

Kelebihan layanan terbuka antara lain sebagai berikut : (a) pemakai bebas memilih koleksi di rak, (b) pemakai tidak harus menggunakan catalog, (c) pemakai dapat mengganti koleksi yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang divari tidak ada, (d) pemakai dapat membandingkan isi koleksi dengan jdul yag dicarinya, (e) koleksi lebih didayagunakan dan (f) menghemat tenaga. Sedangkan kelemahana layanan terbuka adalah sebagai berikut: (a) pemakai cenderung mengembalikakan koleksi seenaknya sehingga (b) mengacaukan dalam penyusunan koleksi di rak, (c) kemungkinan kehilangan koleksi sangat besar, (d) tidak semua pemakai paham dalam koleksi di rak dan (e) perlu membenah terus menerus (Hartono, 2015: 166).

2. Akses Layanan Tertutup

Akses layanan ini, koleksi tertutup bagi pemakai tidak boleh langsung mengambil koleksi di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Oleh karena itu pemakai harus mencari nomor panggil koleksi memalui katalog yang di sediakan (Hartono, 2015: 166).

Seperti yang sudah disebutkan di muka bahwa pelayanan perpsutakaan yang sifatnya tidak lansung/ tertutup adalah bentuk kegaiatan yang tidak secara langsung memberika hasil seketika.

Bentuk pelayanan ini meruapakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pemberian motivasi kepada para siswa dan pengguna lainnya agar

kesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara (Pawit,2016: 82).

Kelebihan layanan tertutup adalah sebagai berikut: (a) koleksi tersusun rapi, karena hanya petugas yang mengambil, (b) kemungkinan, (c) koleksi hilang sangat kecil, (d) koleksi tidak cepat rusak, (e) pengawasan dapt dilakukan dengan longgar, (f) prose temu kembali lebih efektif. Sedangkan kelemahan layanan tertutup adalah sebagai berikut: (a) pemakai kurang puas dalam mencari koleksi buku, (b) koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai, (c) katalog cepat rusak, (d) tidak semua pemakai paham penggunaan katalog, (e) todak semua koleksi dapt didayagunakan, dan (f) pertugas lebih sibuk (Hartono, 2015: 166).

3. Akses Layanan Campuran

Pada akses layanan campuran perpustakaan dapat menerapkan dua sistem layanan sekaligus (layanan terbukadan layanan tertutup). Perpustakaan yang menggunakan sistem layanan campuran biasanya memberikan layanan secara tertutup untuk koleksi skripsi, tesis, dan referens. Sedangkan untuk koleksi lainnya bersifat umum menggunakan akses layanan terbuka. Akses layanan campuran biasanya diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah yang ruang koleksi dan ruang bacanya sangat terbatas.

Kelebihan layanan campuran: (a) Pemakai dapat langsung menggunakan koleksi referns dan koleksi umum sekaligus, (b) Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referens. Sedangkan kelemahan layanan campuran: (a) Petugas sulit mengontrol pemakai yang menggunakan koleksi referens dan koleksi umum sekaligus, (b) Ruang koleksi referens dan koleksi umum menjadi satu, (c) perlu pengawasan yang lebih ketat (Hartono, 2015: 166).

5. Komponen Perpustakaan Sekolah

Suatu perpustakaan dapat berdiri serta melakukan tugas dan fungsinya dengan baik apabila memiliki aspek-aspek yang diperlukan untuk penyelenggaraannya. Dengan demikian, suatu perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya harus harus memiliki unsur-unsur utama, sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut ini :

a. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, perpustakaan sekolah memerlukan unit kerja sebagai wadah yang memanyungi operasional perpustakaan tersebut, yaitu organisasi. Organisasi adalah suatu wadah kegiatan orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, setiap orang harus jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya, begitu juga dalam hubungan tata kerjanya. Struktur organiasi perpustakaan sekolah harus dapat menggambarkan kepastian hubungan dan kedudukan organisasi perpustakaan dengan organisasi induknya serta dapat menjalankan fungsi sistem dan subsistem perpustakaan dalam optimaliasi tujuan yang diharapkan, baik untuk lembaga atau perpustakaan dalam optimalisasi tujuan yang diharapkan, baik untuk lembaga atau perusahaan induknya maupun masyarakat pengguna. Dari stuktur organisasi tersebut, akan dapat diketahui/diprediksi tingkat efisiensi dan efektivitas kerja suatu perpustakaan.

b. Gedung/Ruangan

Gedung/ruangan perpustakaan sekolah sebagai salah satu ousat sumber belajar di perlukan sebagi tempat melakukan kegiatan secara fisik dalam penyelenggaraan perpustakaan. Bangunan yang sepenuhnya dipergunakan untuk kegiatan perpustakaan dan berdiri

Gedung/ruangan perpustakaan sekolah sebagai salah satu ousat sumber belajar di perlukan sebagi tempat melakukan kegiatan secara fisik dalam penyelenggaraan perpustakaan. Bangunan yang sepenuhnya dipergunakan untuk kegiatan perpustakaan dan berdiri

Dokumen terkait