• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dikerjakan harus dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dibagi menjadi dua jenis manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis merupakan manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu.

Sehingga manfaat teoritis ini dapat mengembangkan ilmu yang di teliti dari segi teoritis (Soekidjo, 2010) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi perkembangan ilmu sastra terutama di bidang psikologi sastra. Selain itu, dapat memberikan tambahan pengetahuan pembaca tentang pemahaman terhadap novel, khususnya yang berhubungan dengan perjuangan cinta tokoh utama. Serta, mengembangkan kajian tentang psikologi sastra.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat Praktis menjelaskan manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah tersebut secara praktis (Soekidjo, 2010)

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai nilai psikologi yang terdapat dalam novel Marposa Karya Luluk HF untuk selanjutnya dijadikan sebagai pedoma hidup, jika pendamping hidup harus sama kepercayaan dengan kita.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

c. Bagi Dunia Sastra

Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu tidak hanya memuat tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual. Namun, juga memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra tersebut.

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klarifikasi atau penggolongan yang pada umumya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi,2000:14). Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu topik pembahasan konsep yang dimaksud adalah gambaran dari obyek yang akan dianalisis berupa novel Mariposa Karya Luluk HF dalam tulisan karya ilmiah yang berjudul Perjuangan Cinta Tokoh Utama pada Novel Mariposa Karya Luluk Hf : kajian Psikosastra.

Berdasarkan pengertian tersebut maka penelitian ini memiliki beberapa konsep yang akan menjadi dasar pembahasan untuk bab selanjutnya yaitu sebagai berikut:

2.1.1 Perjuangan Cinta

Menurut KBBI perjuangan adalah usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya (Suharso dan Ana, 2014: 206). Dalam buku The Art of Loving, Eric Fromm menyatakan bahwa cinta adalah alat untuk mengatasi keterpisahan manusia, sebagai pemenuhan kerinduan akan kesatuan (Sobur, 2003:419). Jadi, perjuangan cinta adalah usaha penuh seseorang dalam pemenuhan kerinduan akan kesatuan.Cinta pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang keluar dari kemerdekaan seseorang untuk mencintai orang lain atau dirinya sendiri (Hariyadi, 1994:73). Hal ini berarti

perjuangan cinta dilakukan tanpa adanya paksaan pada orang yang sedang jatuh cinta.

Perjuangan adalah sebuah usaha atau upaya yang dilakukan seseorang atau kelompok orang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut. Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah diperlukan dalam kehidupan seseorang manusia yang hidup di alam nyata ini, sehingga bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin dicapai baik itu dalam bidang materi maupun imateri (dalam Sudusiah, 2015:11).

2.1.2 Tokoh Utama

Tokoh adalah pelaku cerita lewat berbagai aksi yang dilakukan dan peristiwa serta aksi tokoh lain yang ditimpakan kepadanya (Nurgiantoro, 2005:

74-75). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiantoro, 2015:259).

2.1.3 Novel

Novel merupakan karangan fiksi yang berbentuk prosa yang didalamnya menceritakan suatu periode kehidupan pelaku utamanya. Di dalam novel selalu ada bagian-bagian yang berkembang menjadi alur atau jalan cerita Jasin (dalam Tantawi, 2014: 56).

Novel berasal dari kata latin novelius yang diturunkan pula pada kata noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan

jenis-jenis karya sastra lain seperti puisi, drama, dan lain-lain maka jenis novel muncul setelahnya Tarigan (dalam Yanti, 2015: 3).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan buah pikiran pengarang yang sengaja direka untuk menyatakan buah pikiran atau ide, diolah penulis yang dihubungkan dengan kejadian atau peristiwa disekelilingnya, bisa juga merupakan pengalaman orang lain maupun pengalaman penulis, pola penulisan mengalir secara bebas yang tidak terikat oleh kaidah seperti yang terdapat pada puisi.

2.1.4 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaanya (Endraswara 2003:96).

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian.

2.2.1 Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama dalam sebuah novel mungkin saja lebih dari seorang walau kadar keutamaannya belum tentu sama.

Keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiantoro, 2015:259).

2.2.2 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah analisa terhadap sebuah karya sastra dengan menggunakan pertimbangan dan relevansi ilmu psikologi. Ini berarti penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa terhadap karya sastra dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca. Dengan kata lain, dapat juga dikatakan bahwa psikologi sastra melakukan kajian terhadap kondisi kejiwaan dari penulis, tokoh maupun pembaca hasil karya sastra. Secara umum dapat diambil kesimpulan adanya hubungan yang erat antara ilmu psikologi dengan karya sastra (Ratna 40:350).

Penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan seperti: Pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan. Kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan dan yang terakhir, penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis (Endraswara 2008:97)

Dalam hal mengkaji sebuah karya sastra, pendekatan psikologi sastra sangatlah membantu. Psikologi diperlukan dalam karya sastra guna mengkaji karakter tokoh-tokoh dan segala hal yang berkaitan dengan proses psikologi yang dihadirkan oleh seorang pengarang. Pentingnya konsep tidak lain dilatarbelakangi adanya harapan hubungan diantara psikologi dan sastra yang kemudian dikenal sebagai psikologi sastra mampu untuk menemukan aspek-aspek ketidaksadaran yang menyebabkan terjadinya gangguan psikologi pada diri tokoh-tokoh dalam cerita (Ratna, 2011:342.

Menurut kajian cinta romantis, cinta dan suka pada dasarnya sama. Cinta diikuti oleh perasaan setia dan sayang. Ada yang berpendapat bahwa cinta tidak mementingkan diri sendiri, bila tidak demikian berarti bukan cinta sejati (Krech dalam Minderop, 2011:44-45).

Penulis memilih pendekatan psikologi sastra karena perjuangan cinta merupakan penggambaran keadan jiwa dua orang yang saling mencintai untuk

mempertahankan perasaan mereka. Dalam novel ini keadaan saling mencintai terhalang oleh rasa tidak percaya diri tokoh utama pria (Iqbal) bahwa dirinya juga mencintai tokoh wanita (Acha) namun, dirinya sangat sulit untuk mengakui dan menerima perasaan cintanya kepada tokoh wanita (Acha) karna sikap cuek dan dinginnya. Semangat tokoh wanita (Acha) tidak berhenti sampai disini dan dirinya sangat memperjuangkan cintanya.

2.2.3 Perjuangan Cinta

Perjuangan cinta merupakan usaha penuh seseorang dalam mempertahankan rasa kasih sayang. Perjuangan cinta dilakukan agar perasaan yang dimiliki oleh seseorang dapat tersampaikan kepada orang yang dicintainya. Hal ini sejalan dengan pendapat Joyomartono (1990:4) bahwa perjuangan ialah aktivitas memperebutkan, mengusahakan tercapainya suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, pikiran, dan kemauan yang keras.

Perjuangan adalah sebuah usaha atau upaya yang dilakukan seseorang atau kelompok orang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut. Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah diperlukan dalam kehidupan seseorang manusia yang hidup di alam nyata ini, sehingga bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin dicapaibaik itu dalam bidang materi maupun imateri (dalam Sudusiah, 2015:11).

Agustinus Wibowo (dalam Sudusiah, 2015:11) menyatakan life is a struggle begitulah orang Inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya. Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidupini. Salah satu hal yangharus diperjuangkan adalah cinta karena cinta sangat berharga.

Cinta merupakan sesuatu yang abstrak, sebuah perasaan yang ditampilkan melalui sikap serta perbuatan dari seseorang yang merasakan cinta. Rasa cinta adalah puncak dari perasaan manusia yang dapat menimbulkan sesuatu yang sangat dahsyat yang terealisasikan oleh tingkah laku dan psikologi manusia. Sternberg (dalam Wattimena: 2014) menyatakan bahwa dari pandangan psikologi, cinta lebih condong ke arah sosial. Ia mengungkapkan "teori segitiga cinta" yang menjelaskan bahwa cinta memiliki tiga komponen: keintiman, komitmen, dan nafsu. Keintiman adalah bentuk di mana dua komponen dapat bertukar rahasia dan hal-hal lain yang dirinci dalam kehidupan pribadi mereka. Keakraban biasanya terlihat dalam hubungan persahabatan dan cinta romantis. Komitmen adalah harapan bahwa hubungan dapat bertahan, tidak akan pernah berakhir. Nafsu adalah bentuk cinta yang penuh dengan gairah, dan biasanya terlihat dalam hubungan cinta romantis.

Menurut Joyomartono (1990:5) nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan adalah nilai rela berkorban, nilai persatuan, nilai sabar, semangat pantang menyerah, dan nilai kerja sama.

a. Nilai Rela Berkorban

Nilai rela berkorban merupakan cetusan jiwa atau semangat seseorang dalam menghadapi tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Semangat adalah salah satu contoh jiwa dan semangat yang di dalamnya mengandung nilai berkorban. Joyomartono (1990:6) mengatakan bahwa rela berkorban merupan suatu yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu perjuangan. Karena tanpa pengorbanan tulus ikhlas, kita tidak akan pernah mencapai suatu kesuksesan besar dalam suatu perjuangan.

b. Nilai Sabar

Dalam melakukan suatu perjuangan, nilai sabar merupakan suatu hal yang sangat penting. Meskipun perjuangan kita banyak mengalami kegagalan dalam tahap awal, namun kita harus tetap sabar. Kesabaran adalah salah satu perjuangan untuk mendapatkan apa yang diharapkan.

c. Nilai Semangat Pantang Menyerah

Dalam melakukan suatu perjuangan semangat pantang menyerah merupakan suatu hal yang sangat penting. Selain harus tetap sabar dalam menghadapi kegagalan harus tertanam sikap pantang menyerah di setiap perjuangan.

d. Nilai Kerja Sama

Nilai kerja sama ini merupakan dasar bangsa Indonesia yang di dalam kehidupan sehari-hari suka bekerja sama atas dasar semangat kekeluargaan.

Joyomartono (1990:7) mengatakan bahwa pepatah Indonesia yang menggambarkan semangat kerja sama ini adalah pepatah yang berbunyi “Ringan sama dijinjing berat sama dipikul”.

Dalam penelitian ini, adapun nilai perjuangan yang relevan terhadap perjuangan cinta adalah nilai rela berkorban, nilai sabar, nilai pantang menyerah, dan nilai kerja sama.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penelitian-penelitian perjuangan seorang tokoh dalam sebuah novel. Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang dapat menambah referensi bahan kajian dalam penelitian yang digunakan. Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama dengan judul penelitian penulis.

Penelitian mengenai perjuangan cinta tokoh utama dalam Novel Mariposa karya Luluk HF belum pernah dibahas sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan kajian pustaka dari kajian sebelumnya. Adapun beberapa penelitian tentang perjuangan dan cinta yang dapat menjadi rujukan bagi penelitian ini antara lain:

a. Sephia, Kezia (2017) “Nilai-Nilai Perjuangan Tokoh Utama dalam Novel Penjaga Mata Air karya Hidayat Banjar: Analisis Sosiologi Sastra”

Skripsi.

Karya sastra merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat. Dalam karya sastra, termaksud novel bisa tergambar beberapa hal seperti nilai-nilai perjuangan tokoh utama. Novel mengandung berbagai nilai yang dapat berguna bagi pembaca, salah satunya adalah nilai-nilai perjuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel Penjaga Mata Air dan mendeskripsikan manfaat dari nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan tahap mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis data, dan menginterpretasikan semua data yang telah dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel Penjaga Mata Air adalah nilai rela berkorban, nilai persatuan, nilai hargamenghargai, nilai sabar dan semangat pantang menyerah, dan nilai kerja sama. Dampak nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel tersebut adalah mempengaruhi perilaku dan cara berpikir menjadi lebih baik.

b. Devianti,Yunita (2019) “Perjuangan Cinta Tokoh Utama Pada Novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) Karya Kemas Rachyuanda P : Tinjauan Psikologi Sastra.

Novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) karya Kemas Rachyuanda P.

merupakan novel motivasi tentang cinta yang penuh perjuangan, pengorbanan, harapan, dan impian. Dalam novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) karya Kemas Rachyuanda P. terdapat perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama, yaitu Andi dan Dyca untuk mempertahankan cinta tulus mereka.

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) karya Kemas Rachyuanda P. Teori yang diterapkan dalam penelitian adalah teori psikologi sastra.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan teknik analisis konten. Hasil dari penelitian ini adalah perjuangan cinta yang dialami tokoh utama dalam novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami), yaitu: (1) nilai rela berkorban, (2) nilai harga menghargai, (3) nilai sabar, (4) nilai semangat pantang menyerah, dan (5) nilai kerja sama. Kelima nilai tersebut dilakukan oleh Andi dan Dyca untuk mewujudkan cinta mereka.

3. Wattimena, Fiki (2014) “Kekuatan Cinta yang Tercermin dalam Cerita Pendek Brokeback Mountain dan A Type of Love Story” Skripsi.

Kekuatan cinta dalam cerita pendek “Brokeback Mountain” ini ialah kekuatan cinta yang kuat itu terbukti dengan bagaimana optimisnya Jack ketika mengajak

Ennis untuk tinggal bersama-sama dan juga bagaimana sedihnya Ennis ketika Jack meninggal. Walaupun cinta mereka ini tidak dapat di nyatakan kepada dunia karena masyarakat yang tidak mendukung.

Mereka berdua tetap mempertahankan hubungan mereka walaupun pada akhirnya mereka berdua harus berpisah. Oleh karena itu dapat dikatakan mereka memiliki kekuatan cinta yang kuat. Kekuatan cinta dalam cerita pendek “A Type of Love Story” ini ialah kekuatan cinta yang kuat itu terbukti dengan bagaimana Ron

memandang Sarah yang tidak hanya dari penampilan fisiknya saja. Walaupun cinta mereka ini tidak dapat di tunjukan kepada masyarakat karena penampilan Sarah yang tidak menarik dan pada akhirnya mereka berdua harus berpisah. Oleh karena itu dikatakan cinta mereka memiliki cinta yang kuat.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan karena sesuai dengan objek penelitian sekaligus sumber data yang berbentuk teks yaitu berupa kalimat, kata, ungkapan, dan frasa yang terdapat dalam novel. Metode kualitatif digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran dan memaparkan analisis psikologi sastra. Penelitian \yang bersifat deskriptif kualitatif berarti data terurai dalam bentuk kata kata bukan dalam bentuk angka-angka.

3.2 Sumber data

Dalam penelitian ini data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder (Ratna, 2016:143):

3.2.2 Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data utama dalam penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer disebut juga data yang di peroleh langsung dari objeknya (Kinayati, 2000:10). Data primer dalam penelitian ini adalah Novel Mariposa karya Luluk HF.

Judul : Mariposa

Penulis : Luluk Hidayatul Fajriyah

Penerbit : Coconut Book

Tebal : 482 halaman

Ukuran : 13 X 19 cm

Warna Sampul : Merah muda

Kertas : Bookpaper

ISBN : 978-602-5508-61-5

Tahun Terbit : 01 Desember 2018

Jenis : Novel Fiksi Indonesia

Cetakan : Pertama

3.2.3 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua atau sumber data pendukung. Data sekunder adalah data yang pemerolehnya melalui sumber lain (lisan ataupun tulisan) dan tidak langsung dari objeknya (Kinayati, 2000:10). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku acuan, jurnal, skripsi, situs internet, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan karya sastra, tokoh utama, psikologi sastra, dan perjuangan cinta.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka dengan cara membaca, menyimak, dan mencatat sehingga memahami makna

secara utuh terhadap novel yang menjadi objek kajian penulis berdasarkan rumusan-rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini. Teknik studi pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data yang di perlukan.

Teknik simak, yakni peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer seperti novel Mariposa karya Luluk HF dalam memperoleh data yang diinginkan dan terhadap data sekunder sasarannya berupa buku, jurmal dan artikel.

a. Membaca berulang-ulang data primer yaitu Novel Mariposa karya Luluk HF secara keseluruhan agar menemukan perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama dalam novel tersebut.

b. Mengidentifikasi bagian-bagian utama perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama pada novel Mariposa karya Luluk HF yang dianggap penting.

c. Mencatat dan menggolongkan data yang didalamnya mengandung perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama pada novel Mariposa karya Luluk HF guna mempermudah peninjauan ketika diperlukan.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam tahap analisis data, penulis menggunakan motode analisis interaktif.

Dimana terdapat tiga komponen yang terdiri reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan cara yang dilakuakan peneliti dalam melakukan analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat menarik kesimpulan atau memperoleh pokok temuan.

b. Sajian Data

Supaya mendapat gambaran yang jelas tentang data keseluruhan, peneliti perlu mengelompokkan data-data yang diperoleh, maka peneliti berusaha menyusunnya ke dalam penyajian data dengan baik dan jelas agar dapat dimengerti dan dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penafsiran terhadap hasil analisis data. Penarikan simpulan ini merupakan hanyalah salah satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh.

BAB IV

PERJUANGAN CINTA TOKOH UTAMA PADA NOVEL MARIPOSA KARYA LULUK HF.

Tokoh utama dalam novel Novel Mariposa Karya Luluk HF adalah Acha. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiantoro (2015:259) bahwa tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Zaidan, dkk (2007:207) juga menyatakan bahwa tokoh utama adalah tokoh cerita baik pria maupun wanita yang memegang peran terpenting dan menjadi tonjolan setiap persoalan.

Dari kedua pengertian tokoh utama di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh utama adalah pelaku dalam novel yang paling banyak diceritakan dan berperan penting pada setiap persoalan yang terjadi. Dalam novel Mariposa Karya Luluk HF tokoh Acha dan Iqbal merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Berikut kutipan yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.

“Acha mau tanya sesuatu boleh nggak?”

“Nggak.”

“Acha tak peduli, ia tetap bertanya.

“Acha nggak papakan, suka sama Iqbal?”

Iqbal mematung di tempat, pertanyaan tersebut berhasil membuat seluruh tubuhnya langsung merinding.

Di benaknya sekarang adalah bagaimana bisa gadis ini dengan mudah mengutarakan perasaannya? Sangat luar biasa! (HF,2018:28)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha Dan Iqbal merupakan tokoh utama pada Novel Mariposa. Acha mencoba bertanya kepada Iqbal boleh atau tidak menanyakan sesuatu padanya walaupun Iqbal menolaknya tetapi Acha tetap nekat untuk bertanya. Acha langsung bertanya dan pertanyaannya berhasil membuat Iqbal langsung merinding. Dibenak Iqbal saat itu adalah bagaimana gadis ini dengan mudah mengutarakan perasaannya dan dirinya menanyakan jika dirinya boleh atau tidak menyukai Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.

“Lo ngejar ngejar cowok yang jelas-jelas nggak suka sama lo. Ditolak berkali-kali, tapi tetap nggak tahu diri. Bukannya itu seperti cewek murahan?” lanjut Iqbal meluapkan amarah yang ia pendam selama ini.

“Lo nggak punya harga diri?” (HF,2018:94)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha begitu ambis untuk mendapatkan hati Iqbal padahal sudah berulang kali ditolak. Bahkan sampai Iqbal mengatakan bahwa Acha adalah cewek murahan yang terus mengajar ngejar Iqbal.

Tetapi Acha tidak peduli dengan semua perkataan Iqbal, dirinya tetap memperjuangkan Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.

”Emang Acha kayak cewek murahan, ya? Acha cuma bersikap kayak gitu

”Emang Acha kayak cewek murahan, ya? Acha cuma bersikap kayak gitu

Dokumen terkait