• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PERJUANGAN CINTA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MARIPOSA KARYA LULUK HF: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

SKRIPSI

OLEH:

INDAH PRATIWI

170701086

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indah Pratiwi NIM : 170701086

Jurusan : Sastra Indonesia Fakultas : Ilmu Budaya USU Judul

: Perjuangan Cinta Tokoh Utama dalam Novel Mariposa Karya Luluk Hf: Tinjauan Psikologi Sastra.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memeroleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Juli 2021 Penulis

Indah Pratiwi

(5)

PRAKATA

Puji syukur kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan, karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat mmenyelesaikan skripsi dengan judul “Perjuangan Cinta Tokoh Utama pada Novel Mariposa Karya Luluk Hf : Tinjauan Psikologi Sastra.”

Tujuan penulis menyelesaikan Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan sarjana pada Prgoram Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penyelesaian skripsi ini, peneliti banyak menerima bantuan, bimbingan, pengarahan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Dr. Dra. T.Thyrhya Zein, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Drs.

Mauly Purba, M.A., PhD sebagai Wakil Dekan I, Dra. Heristina Dewi, M.Pd sebagai Wakil Dekan II, dan Mhd. Pujiono, S.S.,M.Hum.,PhD sebagai Wakil Dekan III.

2. Drs.Haris Sutan Lubis, M.S.P sebagai ketua Program Studi Sastra Indonesia. Drs.

Amhar Kudadiri, M.Hum sebagai sekertaris Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

3. Dr. Drs. Hariadi Susilo, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

(6)

berperan untuk menasehati dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis merasa bersyukur sekaligus berterima kasih atas kebaikan, kesabaran, waktu, dan tenaga yang telah diberikan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si dan Emma Marsela, S.S. M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu Staff pengajar Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang banyak memberikan ilmu bermanfaat kepada penulis.

6. Bapak Joko yang banyak membantu penulis mengurus keperluan administrasi.

7. Kedua Orang Tua yang sangat penulis sayangi Ayahanda Dedy Ernoyon dan Ibunda Rosdina HSB yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas motivasi dan cinta kasih sayang kepada penulis sehingga penulis menjadi anak yang lebih sabar dan mandiri.

8. Adik Novitri Ramadani dan Pringgo Laksana yang selalu mendoakan penulis dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini serta, Keluarga peneliti yang selalu membantu, memberi dukungan dan selalu menemani peneliti untuk mengerjakan skripsi ini.

9. Nikke yulanda, Hera Rahmayani, Sri Rizky Andriani, Khairootun Hisaan, Gita Sartika, Sa Baniati, Meidini Wardah Lesmana dan Faradina Barqa yang selalu menemani selama masa kuliah serta memberikan motivasi dan saran kepada penulis untuk menyelesaiakan skripsi ini.

(7)

10. Teman-teman stambuk 2017 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

11. Semua yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari penelitian ini belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan hasil penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

` Medan, Juli 2021

Penulis

Indah Pratiwi

(8)

PERJUANGAN CINTA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MARIPOSA KARYA LULUK HF: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

OLEH:

INDAH PRATIWI

ABSTRAK

Novel Mariposa Karya Luluk Hf. terdapat perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama, yaitu Acha untuk memperjuangkan cinta yang sulit digapai.

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama. Teori yang diterapkan dalam penelitian adalah teori psikologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan teknik studi pustaka. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) nilai rela berkorban, (2) nilai persatuan, (3) nilai sabar, (4) nilai semangat pantang menyerah, dan (5) nilai kerja sama. Kelima nilai tersebut dilakukan oleh Acha untuk mewujudkan cintanya. Perjuangan Acha akhirnya tidak sia-sia, dengan berbagai usaha dan dengan situasi yang akhirnya mendukung kearah Acha membuat Acha dan Iqbal akhirnya menjadi akrab dan seiring keakraban mereka Acha dan Iqbal pun akhirnya berpacaran.

Kata Kunci: perjuangan cinta, tokoh utama, novel, dan hasil.

(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB IIKONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Konsep ... 8

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Tokoh Utama ... 11

2.2.2 Psikologi Sastra ... 11

2.2.3 Perjuangan Cinta ... 13

2.3 Tinjauan Pustaka ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

(10)

3.1 Metode Penelitian ... 20

3.2 Data & Sumber ... 20

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.4 Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV PERJUANGAN CINTA TOKOH UTAMA ... 24

4.1 Nilai Rela Berkorban ... 26

4.2 Nilai Persatuan ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Nilai Sabar ... 29

4.4 Nilai Semangat Pantang Menyerah ... 31

4.5 Nilai Kerja Sama ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 43

1. SINOPSIS NOVEL ... 43

2. BIOGRAFI ... 46

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya karya sastra tidak terlepas dari lahirnya para penulis baru dengan berbagai hasil karyanya. Salah satu karya para penulis yang ikut meramaikan dunia kesastraan adalah prosa. Prosa dalam dunia sastra disebut juga dengan fiksi yang merupakan cerita rekaan atau khayalan dari penulis untuk memberikan hiburan kepada pembaca yang di dalamnya dipenuhi dengan khayalan serta imajinasi oleh penulis untuk menghidupkan cerita. Karya sastra yang selalu diminati oleh masyarakat dari waktu ke waktu ialah novel.

Novel merupakan cerita fiksi yang memiliki perbedaan diantara karya sastra lainnya. Hal tersebut karena novel tidak dapat diselesaikan dalam sekali duduk.

Artinya, seorang pembaca memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan membaca novel tersebut. Selain itu, dibandingkan dengan fiksi lainnya novel lebih memberikan kesan meluas dan mendetail. Sebuah novel dapat dikatakan berhasil apabila pembaca mampu memahami, menghayati (terbawa ke dalam cerita), serta mengandung unsur estetis di dalamnya.

Unsur estetis yang dimaksud adalah karya bukanlah sekadar sebuah karya imajinasi, tetapi diperlukan adanya kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Untuk menghasilkan keberhasilan itu tentu saja diperlukan keterlibatan di dalamnya yaitu keterlibatan antara penulis dengan para

(12)

tokoh tentang apa saja yang akan dilakukan tokoh tersebut, apa saja yang dipikirkan, bagaimana perasaan para tokoh, serta mengapa para tokoh bertindak sedemikian rupa sehingga melahirkan permasalahan atau disebut juga dengan konflik (Tarigan, 1984:122).

Karya sastra merupakan gambaran totalitas dari kehidupan masyarakat yang menciptakannya. Apa saja yang ditemui di dalam karya sastra tidak pernah terlepas dari masyarakatnya. Setelah itu para pencipta karya sastra (sastrawan) dapat menggunakan pengalaman, pikiran, dan proses imajinasinya sehingga karya itu menarik untuk dibaca, dipahami, dinikmati, dan dianalisis untuk menangkap dan memahami pesan yang diperoleh di dalamnya. Oleh karena itu, karya sastra tidak pernah dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat yang menciptakannya atau melahirkannya. Karya sastra merupakan gambaran tentang apa yang pernah berlaku atau yang sedang dijalankan atau apa yang akan dijalankan pada waktu yang akan datang di dalam kehidupan masyarakatnya (Tantawi, 2014:51).

Karya sastra adalah salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah manusia dan kemanusiaan melalui karya sastra itu sendiri. Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Selain itu, sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya dari pada fiksi (Wellek dan Werren, 1993:3-11).

(13)

Tokoh dalam karya sastra rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, ungkap laku watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan (Siswanto, 2008:143)

Setiap manusia terlahir di dunia dengan fitrah sebagai mahluk yang mempunyai perasaan, baik itu perasaan kasih, sayang, cinta, rindu, dan takut akan kehilangan. Agar tidak kehilangan perlu ada perjuangan. Joyomartono (1990:4) mengatakan bahwa perjuangan ialah aktivitas memperebutkan, mengusahakan tercapainya suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, pikiran, dan kemauan yang keras. Dalam novel Mariposa Karya Luluk HF terdapat perjuangan cinta yang dilakukan oleh tokoh utama wanita yaitu Acha dalam memperjuangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Psikologi sastra adalah analisa terhadap sebuah karya sastra dengan menggunakan pertimbangan dan relevansi ilmu psikologi. Ini berarti penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa terhadap karya sastra dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca. Dengan kata lain, dapat juga dikatakan bahwa psikologi sastra melakukan kajian terhadap kondisi kejiwaan dari penulis, tokoh maupun pembaca hasil karya sastra. Secara umum dapat diambil kesimpulan adanya hubungan yang erat antara ilmu psikologi dengan karya sastra (Ratna 40:350).

Penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan seperti: Pertama, pentingnya psikologi

(14)

sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan. Kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan dan yang terakhir, penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis (Endraswara 2011:2)

Novel Mariposa merupakan novel motivasi tentang cinta yang penuh perjuangan, pengorbanan, harapan, dan impian. Novel ini mengisahkan tentang seseorang perempuan yang bernama Natasha Kay Loovi, biasanya di panggil dengan panggilan Acha. Acha tersebut sedang berusaha mendekati seorang pria yang bernama Iqbal, iqbal adalah seorang pemuda yang ganteng dan selalu mengisi relung hatinya. Mereka yaitu acha dan iqbal yang bersekolah di SMA. Acha memperjuangkan iqbal sangat sulit. Acha sendiri yang sedang memperjuangkan iqbal dan tak pernah mundur dirinya terus berjuang demi mendapatkan iqbal dan cintanya iqbal. Hingga sampai Acha pun didekati oleh seorang pria yang bernama juna hati Acha tidak tertarik pada juna tetapi hati Acha tetap memilih iqbal, dan ingin terus berjuang demi cintanya.

Alasan peneliti lebih tertarik meneliti perjuangan cinta tokoh utama wanita dalam novel Mariposa karya Luluk HF karena tokoh utama wanita, dalam novel ini mempunyai keunikan yang berbeda dari tokoh utama yang ada di novel lain.

Pemilihan novel Mariposa karya Luluk HF menjadi objek penelitian dikarenakan oleh beberapa alasan. Pertama, novel Mariposa karya Luluk HF ini merupakan novel kisah romansa dan persahabatan anak SMA zaman sekarang atau sesuai untuk

(15)

generasi milenial dan novel Mariposa merupakan novel percintaan dan persahabatan anak SMA yang diangkat dari wattpad dan telah dibaca lebih dari 60 juta kali hingga akhirnya novel ini diterbitkan kemudian novel ini di angkat ke layar lebar pada tanggal 12 Maret 2020.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memilih judul “Perjuangan Cinta Tokoh Utama pada Novel Mariposa karya Luluk HF Tinjauan Psikologi Sastra.

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori psikologi sastra. Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologi, artinya psikologi turut berperan penting dalam penganalisisan sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya.

1.2 Batasan Masalah

Agar sebuah penelitian lebih terarah dan tujuan penelitian tercapai, maka sebuah penelitian sangat membutuhkan batasan masalah. Penulis membatasi masalah penelitian pada perjuangan cinta tokoh utama wanita. Penulis ingin menganalisis perjuangan cinta tokoh wanita (Acha) dalam mendapatkan hati tokoh utama pria (Iqbal) dengan teori pendekatan psikologi sastra.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah adalah bagaimanakah perjuangan cinta yang dialami tokoh utama dalam novel Mariposa karya Luluk HF?

(16)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Mariposa karya Luluk HF.

1.5 Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dikerjakan harus dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dibagi menjadi dua jenis manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis merupakan manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu.

Sehingga manfaat teoritis ini dapat mengembangkan ilmu yang di teliti dari segi teoritis (Soekidjo, 2010) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi perkembangan ilmu sastra terutama di bidang psikologi sastra. Selain itu, dapat memberikan tambahan pengetahuan pembaca tentang pemahaman terhadap novel, khususnya yang berhubungan dengan perjuangan cinta tokoh utama. Serta, mengembangkan kajian tentang psikologi sastra.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat Praktis menjelaskan manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah tersebut secara praktis (Soekidjo, 2010)

(17)

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai nilai psikologi yang terdapat dalam novel Marposa Karya Luluk HF untuk selanjutnya dijadikan sebagai pedoma hidup, jika pendamping hidup harus sama kepercayaan dengan kita.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

c. Bagi Dunia Sastra

Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu tidak hanya memuat tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual. Namun, juga memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra tersebut.

(18)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klarifikasi atau penggolongan yang pada umumya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi,2000:14). Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu topik pembahasan konsep yang dimaksud adalah gambaran dari obyek yang akan dianalisis berupa novel Mariposa Karya Luluk HF dalam tulisan karya ilmiah yang berjudul Perjuangan Cinta Tokoh Utama pada Novel Mariposa Karya Luluk Hf : kajian Psikosastra.

Berdasarkan pengertian tersebut maka penelitian ini memiliki beberapa konsep yang akan menjadi dasar pembahasan untuk bab selanjutnya yaitu sebagai berikut:

2.1.1 Perjuangan Cinta

Menurut KBBI perjuangan adalah usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya (Suharso dan Ana, 2014: 206). Dalam buku The Art of Loving, Eric Fromm menyatakan bahwa cinta adalah alat untuk mengatasi keterpisahan manusia, sebagai pemenuhan kerinduan akan kesatuan (Sobur, 2003:419). Jadi, perjuangan cinta adalah usaha penuh seseorang dalam pemenuhan kerinduan akan kesatuan.Cinta pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang keluar dari kemerdekaan seseorang untuk mencintai orang lain atau dirinya sendiri (Hariyadi, 1994:73). Hal ini berarti

(19)

perjuangan cinta dilakukan tanpa adanya paksaan pada orang yang sedang jatuh cinta.

Perjuangan adalah sebuah usaha atau upaya yang dilakukan seseorang atau kelompok orang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut. Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah diperlukan dalam kehidupan seseorang manusia yang hidup di alam nyata ini, sehingga bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin dicapai baik itu dalam bidang materi maupun imateri (dalam Sudusiah, 2015:11).

2.1.2 Tokoh Utama

Tokoh adalah pelaku cerita lewat berbagai aksi yang dilakukan dan peristiwa serta aksi tokoh lain yang ditimpakan kepadanya (Nurgiantoro, 2005:

74-75). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiantoro, 2015:259).

(20)

2.1.3 Novel

Novel merupakan karangan fiksi yang berbentuk prosa yang didalamnya menceritakan suatu periode kehidupan pelaku utamanya. Di dalam novel selalu ada bagian-bagian yang berkembang menjadi alur atau jalan cerita Jasin (dalam Tantawi, 2014: 56).

Novel berasal dari kata latin novelius yang diturunkan pula pada kata noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan

jenis-jenis karya sastra lain seperti puisi, drama, dan lain-lain maka jenis novel muncul setelahnya Tarigan (dalam Yanti, 2015: 3).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan buah pikiran pengarang yang sengaja direka untuk menyatakan buah pikiran atau ide, diolah penulis yang dihubungkan dengan kejadian atau peristiwa disekelilingnya, bisa juga merupakan pengalaman orang lain maupun pengalaman penulis, pola penulisan mengalir secara bebas yang tidak terikat oleh kaidah seperti yang terdapat pada puisi.

2.1.4 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaanya (Endraswara 2003:96).

(21)

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian.

2.2.1 Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama dalam sebuah novel mungkin saja lebih dari seorang walau kadar keutamaannya belum tentu sama.

Keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiantoro, 2015:259).

2.2.2 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah analisa terhadap sebuah karya sastra dengan menggunakan pertimbangan dan relevansi ilmu psikologi. Ini berarti penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa terhadap karya sastra dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca. Dengan kata lain, dapat juga dikatakan bahwa psikologi sastra melakukan kajian terhadap kondisi kejiwaan dari penulis, tokoh maupun pembaca hasil karya sastra. Secara umum dapat diambil kesimpulan adanya hubungan yang erat antara ilmu psikologi dengan karya sastra (Ratna 40:350).

(22)

Penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan seperti: Pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan. Kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan dan yang terakhir, penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis (Endraswara 2008:97)

Dalam hal mengkaji sebuah karya sastra, pendekatan psikologi sastra sangatlah membantu. Psikologi diperlukan dalam karya sastra guna mengkaji karakter tokoh-tokoh dan segala hal yang berkaitan dengan proses psikologi yang dihadirkan oleh seorang pengarang. Pentingnya konsep tidak lain dilatarbelakangi adanya harapan hubungan diantara psikologi dan sastra yang kemudian dikenal sebagai psikologi sastra mampu untuk menemukan aspek-aspek ketidaksadaran yang menyebabkan terjadinya gangguan psikologi pada diri tokoh-tokoh dalam cerita (Ratna, 2011:342.

Menurut kajian cinta romantis, cinta dan suka pada dasarnya sama. Cinta diikuti oleh perasaan setia dan sayang. Ada yang berpendapat bahwa cinta tidak mementingkan diri sendiri, bila tidak demikian berarti bukan cinta sejati (Krech dalam Minderop, 2011:44-45).

Penulis memilih pendekatan psikologi sastra karena perjuangan cinta merupakan penggambaran keadan jiwa dua orang yang saling mencintai untuk

(23)

mempertahankan perasaan mereka. Dalam novel ini keadaan saling mencintai terhalang oleh rasa tidak percaya diri tokoh utama pria (Iqbal) bahwa dirinya juga mencintai tokoh wanita (Acha) namun, dirinya sangat sulit untuk mengakui dan menerima perasaan cintanya kepada tokoh wanita (Acha) karna sikap cuek dan dinginnya. Semangat tokoh wanita (Acha) tidak berhenti sampai disini dan dirinya sangat memperjuangkan cintanya.

2.2.3 Perjuangan Cinta

Perjuangan cinta merupakan usaha penuh seseorang dalam mempertahankan rasa kasih sayang. Perjuangan cinta dilakukan agar perasaan yang dimiliki oleh seseorang dapat tersampaikan kepada orang yang dicintainya. Hal ini sejalan dengan pendapat Joyomartono (1990:4) bahwa perjuangan ialah aktivitas memperebutkan, mengusahakan tercapainya suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, pikiran, dan kemauan yang keras.

Perjuangan adalah sebuah usaha atau upaya yang dilakukan seseorang atau kelompok orang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut. Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah diperlukan dalam kehidupan seseorang manusia yang hidup di alam nyata ini, sehingga bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin dicapaibaik itu dalam bidang materi maupun imateri (dalam Sudusiah, 2015:11).

(24)

Agustinus Wibowo (dalam Sudusiah, 2015:11) menyatakan life is a struggle begitulah orang Inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya. Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidupini. Salah satu hal yangharus diperjuangkan adalah cinta karena cinta sangat berharga.

Cinta merupakan sesuatu yang abstrak, sebuah perasaan yang ditampilkan melalui sikap serta perbuatan dari seseorang yang merasakan cinta. Rasa cinta adalah puncak dari perasaan manusia yang dapat menimbulkan sesuatu yang sangat dahsyat yang terealisasikan oleh tingkah laku dan psikologi manusia. Sternberg (dalam Wattimena: 2014) menyatakan bahwa dari pandangan psikologi, cinta lebih condong ke arah sosial. Ia mengungkapkan "teori segitiga cinta" yang menjelaskan bahwa cinta memiliki tiga komponen: keintiman, komitmen, dan nafsu. Keintiman adalah bentuk di mana dua komponen dapat bertukar rahasia dan hal-hal lain yang dirinci dalam kehidupan pribadi mereka. Keakraban biasanya terlihat dalam hubungan persahabatan dan cinta romantis. Komitmen adalah harapan bahwa hubungan dapat bertahan, tidak akan pernah berakhir. Nafsu adalah bentuk cinta yang penuh dengan gairah, dan biasanya terlihat dalam hubungan cinta romantis.

(25)

Menurut Joyomartono (1990:5) nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan adalah nilai rela berkorban, nilai persatuan, nilai sabar, semangat pantang menyerah, dan nilai kerja sama.

a. Nilai Rela Berkorban

Nilai rela berkorban merupakan cetusan jiwa atau semangat seseorang dalam menghadapi tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Semangat adalah salah satu contoh jiwa dan semangat yang di dalamnya mengandung nilai berkorban. Joyomartono (1990:6) mengatakan bahwa rela berkorban merupan suatu yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu perjuangan. Karena tanpa pengorbanan tulus ikhlas, kita tidak akan pernah mencapai suatu kesuksesan besar dalam suatu perjuangan.

b. Nilai Sabar

Dalam melakukan suatu perjuangan, nilai sabar merupakan suatu hal yang sangat penting. Meskipun perjuangan kita banyak mengalami kegagalan dalam tahap awal, namun kita harus tetap sabar. Kesabaran adalah salah satu perjuangan untuk mendapatkan apa yang diharapkan.

c. Nilai Semangat Pantang Menyerah

Dalam melakukan suatu perjuangan semangat pantang menyerah merupakan suatu hal yang sangat penting. Selain harus tetap sabar dalam menghadapi kegagalan harus tertanam sikap pantang menyerah di setiap perjuangan.

(26)

d. Nilai Kerja Sama

Nilai kerja sama ini merupakan dasar bangsa Indonesia yang di dalam kehidupan sehari-hari suka bekerja sama atas dasar semangat kekeluargaan.

Joyomartono (1990:7) mengatakan bahwa pepatah Indonesia yang menggambarkan semangat kerja sama ini adalah pepatah yang berbunyi “Ringan sama dijinjing berat sama dipikul”.

Dalam penelitian ini, adapun nilai perjuangan yang relevan terhadap perjuangan cinta adalah nilai rela berkorban, nilai sabar, nilai pantang menyerah, dan nilai kerja sama.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penelitian- penelitian perjuangan seorang tokoh dalam sebuah novel. Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang dapat menambah referensi bahan kajian dalam penelitian yang digunakan. Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama dengan judul penelitian penulis.

Penelitian mengenai perjuangan cinta tokoh utama dalam Novel Mariposa karya Luluk HF belum pernah dibahas sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti

(27)

melakukan kajian pustaka dari kajian sebelumnya. Adapun beberapa penelitian tentang perjuangan dan cinta yang dapat menjadi rujukan bagi penelitian ini antara lain:

a. Sephia, Kezia (2017) “Nilai-Nilai Perjuangan Tokoh Utama dalam Novel Penjaga Mata Air karya Hidayat Banjar: Analisis Sosiologi Sastra”

Skripsi.

Karya sastra merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat. Dalam karya sastra, termaksud novel bisa tergambar beberapa hal seperti nilai-nilai perjuangan tokoh utama. Novel mengandung berbagai nilai yang dapat berguna bagi pembaca, salah satunya adalah nilai-nilai perjuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel Penjaga Mata Air dan mendeskripsikan manfaat dari nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan tahap mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis data, dan menginterpretasikan semua data yang telah dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel Penjaga Mata Air adalah nilai rela berkorban, nilai persatuan, nilai hargamenghargai, nilai sabar dan semangat pantang menyerah, dan nilai kerja sama. Dampak nilai-nilai perjuangan tokoh utama dalam novel tersebut adalah mempengaruhi perilaku dan cara berpikir menjadi lebih baik.

(28)

b. Devianti,Yunita (2019) “Perjuangan Cinta Tokoh Utama Pada Novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) Karya Kemas Rachyuanda P : Tinjauan Psikologi Sastra.

Novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) karya Kemas Rachyuanda P.

merupakan novel motivasi tentang cinta yang penuh perjuangan, pengorbanan, harapan, dan impian. Dalam novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) karya Kemas Rachyuanda P. terdapat perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama, yaitu Andi dan Dyca untuk mempertahankan cinta tulus mereka.

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) karya Kemas Rachyuanda P. Teori yang diterapkan dalam penelitian adalah teori psikologi sastra.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan teknik analisis konten. Hasil dari penelitian ini adalah perjuangan cinta yang dialami tokoh utama dalam novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami), yaitu: (1) nilai rela berkorban, (2) nilai harga menghargai, (3) nilai sabar, (4) nilai semangat pantang menyerah, dan (5) nilai kerja sama. Kelima nilai tersebut dilakukan oleh Andi dan Dyca untuk mewujudkan cinta mereka.

3. Wattimena, Fiki (2014) “Kekuatan Cinta yang Tercermin dalam Cerita Pendek Brokeback Mountain dan A Type of Love Story” Skripsi.

Kekuatan cinta dalam cerita pendek “Brokeback Mountain” ini ialah kekuatan cinta yang kuat itu terbukti dengan bagaimana optimisnya Jack ketika mengajak

(29)

Ennis untuk tinggal bersama-sama dan juga bagaimana sedihnya Ennis ketika Jack meninggal. Walaupun cinta mereka ini tidak dapat di nyatakan kepada dunia karena masyarakat yang tidak mendukung.

Mereka berdua tetap mempertahankan hubungan mereka walaupun pada akhirnya mereka berdua harus berpisah. Oleh karena itu dapat dikatakan mereka memiliki kekuatan cinta yang kuat. Kekuatan cinta dalam cerita pendek “A Type of Love Story” ini ialah kekuatan cinta yang kuat itu terbukti dengan bagaimana Ron

memandang Sarah yang tidak hanya dari penampilan fisiknya saja. Walaupun cinta mereka ini tidak dapat di tunjukan kepada masyarakat karena penampilan Sarah yang tidak menarik dan pada akhirnya mereka berdua harus berpisah. Oleh karena itu dikatakan cinta mereka memiliki cinta yang kuat.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan karena sesuai dengan objek penelitian sekaligus sumber data yang berbentuk teks yaitu berupa kalimat, kata, ungkapan, dan frasa yang terdapat dalam novel. Metode kualitatif digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran dan memaparkan analisis psikologi sastra. Penelitian \yang bersifat deskriptif kualitatif berarti data terurai dalam bentuk kata kata bukan dalam bentuk angka-angka.

3.2 Sumber data

Dalam penelitian ini data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder (Ratna, 2016:143):

3.2.2 Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data utama dalam penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer disebut juga data yang di peroleh langsung dari objeknya (Kinayati, 2000:10). Data primer dalam penelitian ini adalah Novel Mariposa karya Luluk HF.

(31)

Judul : Mariposa

Penulis : Luluk Hidayatul Fajriyah

Penerbit : Coconut Book

Tebal : 482 halaman

Ukuran : 13 X 19 cm

Warna Sampul : Merah muda

Kertas : Bookpaper

ISBN : 978-602-5508-61-5

Tahun Terbit : 01 Desember 2018

Jenis : Novel Fiksi Indonesia

Cetakan : Pertama

3.2.3 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua atau sumber data pendukung. Data sekunder adalah data yang pemerolehnya melalui sumber lain (lisan ataupun tulisan) dan tidak langsung dari objeknya (Kinayati, 2000:10). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku acuan, jurnal, skripsi, situs internet, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan karya sastra, tokoh utama, psikologi sastra, dan perjuangan cinta.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka dengan cara membaca, menyimak, dan mencatat sehingga memahami makna

(32)

secara utuh terhadap novel yang menjadi objek kajian penulis berdasarkan rumusan- rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini. Teknik studi pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data yang di perlukan.

Teknik simak, yakni peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer seperti novel Mariposa karya Luluk HF dalam memperoleh data yang diinginkan dan terhadap data sekunder sasarannya berupa buku, jurmal dan artikel.

a. Membaca berulang-ulang data primer yaitu Novel Mariposa karya Luluk HF secara keseluruhan agar menemukan perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama dalam novel tersebut.

b. Mengidentifikasi bagian-bagian utama perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama pada novel Mariposa karya Luluk HF yang dianggap penting.

c. Mencatat dan menggolongkan data yang didalamnya mengandung perjuangan cinta yang dialami oleh tokoh utama pada novel Mariposa karya Luluk HF guna mempermudah peninjauan ketika diperlukan.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam tahap analisis data, penulis menggunakan motode analisis interaktif.

Dimana terdapat tiga komponen yang terdiri reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

(33)

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan cara yang dilakuakan peneliti dalam melakukan analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat menarik kesimpulan atau memperoleh pokok temuan.

b. Sajian Data

Supaya mendapat gambaran yang jelas tentang data keseluruhan, peneliti perlu mengelompokkan data-data yang diperoleh, maka peneliti berusaha menyusunnya ke dalam penyajian data dengan baik dan jelas agar dapat dimengerti dan dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penafsiran terhadap hasil analisis data. Penarikan simpulan ini merupakan hanyalah salah satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh.

(34)

BAB IV

PERJUANGAN CINTA TOKOH UTAMA PADA NOVEL MARIPOSA KARYA LULUK HF.

Tokoh utama dalam novel Novel Mariposa Karya Luluk HF adalah Acha. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiantoro (2015:259) bahwa tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Zaidan, dkk (2007:207) juga menyatakan bahwa tokoh utama adalah tokoh cerita baik pria maupun wanita yang memegang peran terpenting dan menjadi tonjolan setiap persoalan.

Dari kedua pengertian tokoh utama di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh utama adalah pelaku dalam novel yang paling banyak diceritakan dan berperan penting pada setiap persoalan yang terjadi. Dalam novel Mariposa Karya Luluk HF tokoh Acha dan Iqbal merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Berikut kutipan yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.

“Acha mau tanya sesuatu boleh nggak?”

“Nggak.”

“Acha tak peduli, ia tetap bertanya.

“Acha nggak papakan, suka sama Iqbal?”

Iqbal mematung di tempat, pertanyaan tersebut berhasil membuat seluruh tubuhnya langsung merinding.

(35)

Di benaknya sekarang adalah bagaimana bisa gadis ini dengan mudah mengutarakan perasaannya? Sangat luar biasa! (HF,2018:28)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha Dan Iqbal merupakan tokoh utama pada Novel Mariposa. Acha mencoba bertanya kepada Iqbal boleh atau tidak menanyakan sesuatu padanya walaupun Iqbal menolaknya tetapi Acha tetap nekat untuk bertanya. Acha langsung bertanya dan pertanyaannya berhasil membuat Iqbal langsung merinding. Dibenak Iqbal saat itu adalah bagaimana gadis ini dengan mudah mengutarakan perasaannya dan dirinya menanyakan jika dirinya boleh atau tidak menyukai Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.

“Lo ngejar ngejar cowok yang jelas-jelas nggak suka sama lo. Ditolak berkali-kali, tapi tetap nggak tahu diri. Bukannya itu seperti cewek murahan?” lanjut Iqbal meluapkan amarah yang ia pendam selama ini.

“Lo nggak punya harga diri?” (HF,2018:94)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha begitu ambis untuk mendapatkan hati Iqbal padahal sudah berulang kali ditolak. Bahkan sampai Iqbal mengatakan bahwa Acha adalah cewek murahan yang terus mengajar ngejar Iqbal.

Tetapi Acha tidak peduli dengan semua perkataan Iqbal, dirinya tetap memperjuangkan Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.

”Emang Acha kayak cewek murahan, ya? Acha cuma bersikap kayak gitu ke Iqbal aja, kok, ngak ke cowok-cowok lain. Beneran, Acha nggak bohong! Acha nggak pernah ngejar-ngejar cowok sebelumnya. Cuma sama Iqbal aja Acha kayak gini jelas Acha. “Acha sukanya cuma sama Iqbal, nggak suka cowok lain.” (HF,2018:99)

(36)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha hanya bersikap begitu kepada Iqbal tidak kesemua pria. Bahkan baru kali ini dia sepertti itu sebelumnya dia tidak pernah mengejar lelaki. Acha terus mengutarakan perasaan nya kepada Iqbal tidak peduli berapa kali ia ditolak dan disakiti oleh Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.

"Gue tahu gue tahu siapa yang lo suka Iqbal kan? Satu sekolah siapa yang nggak tahu hal itu Dan semua juga tahu bahwa Iqbal nggak suka sama lo dia enggak bales cinta lo" Acha berusaha melepaskan tangan Juna "Kasih hue kesempatan Cha. Gue akan berusaha bikin lo lupa sama Iqbal. Gue akan bahagiain lo lebih dari iqbal. Gue janji. (HF,2018:34) Kutipan tersebut menggambarkan seorang Acha adalah pemeran utama yang mencintai Iqbal namun cintanya berulang kali ditolak oleh Iqbal. Dan disaat bersamaan Juna yang juga mencintai Acha namun tidak pernah direspon oleh Acha.

Hati Acha hanya untuk Iqbal sekalipun Juna berjanji untuk membahagiakannya.

4.1 Nilai Rela Berkorban

Nilai rela berkorban merupakan cetusan jiwa atau semangat seseorang dalam menghadapi tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Semangat adalah salah satu contoh jiwa dan semangat yang di dalamnya mengandung nilai berkorban. Joyomartono (1990:6) mengatakan bahwa rela berkorban merupakan suatu yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu perjuangan. Karena tanpa pengorbanan tulus ikhlas, kita tidak bisa mencapai suatu kesuksesan besar dalam suatu perjuangan.

(37)

Acha melakukan beberapa perjuangan dalam mendapatkan cintanya. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai rela berkorban dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Iqbal, Acha nggak bakal minta dibeliin boneka sapi lagi, tapi Acha minta dibeliin boneka beruang, boleh?

“Gue balik” jawab Iqbal singkat tanpa menjawab pertanyaan Acha. Ia memajukan motornya dan pergi begitu saja dari hadapan Acha.

Acha menggigit bibirnya, hatinya tiba-tiba terasa sakit, seperti ada sesuatu yang menghantam keras dadaya. Rasanya begitu menyedihkan hatinya terus berjuang dan berkoban seorang diri.

Lagi-lagi acha hanya bisa menatap kepergian Iqbal dalam diam dan kekecewaan. Harapaan besarnya perlahan terkikis. Namun, ia masih berusaha untuk menenangkan diri, berfikir positif bahwa ia pasti bisa mendapatkan hati Iqbal.Ya… semoga bisa.

Acha tersenyum pedih. “Kamu tak pernah tau rasanya mencintai tanpa balas dicintai? Sangat menyedihkan.” (HF, 2018:73)

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Acha memiliki semangat dan rela berkorban yang tinggi dalam menghadapi kerasnya hati Iqbal, terlihat dari dialog percakapan “Gue balik” jawab Iqbal singkat tanpa menjawab pertanyaan Acha. Ia memajukan motornya dan pergi begitu saja dari hadapan Acha. Walaupun dirinya tersakiti dalam mengorbankan cintanya untuk mendapatkan hati Iqbal namun Acha tidak menyerah. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai rela berkorban dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Lo udah minta maaf sama Acha”

“Udah”

“Kapan” heran Amanda nyatanya ia tidak melihat Iqbal semalam di pesta Acha dan pergi pagi ini juga aca datang di antar mamanya

“Semalam”

“Semalam lo kerumah Acha?”

“Dia yang datang kerumah gue” (HF, 2018:298).

(38)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha adalah seseorang yang rela berkorban. Pada saat itu Iqbal yang seharusnya kerumah Acha karena Iqbal tidak hadir di acara pesta ulang tahun Acha, Tetapi karena rasa cinta Acha ke Iqbal dia rela untuk datang kerumah Iqbal hanya untuk memastikan apa alasan utama Iqbal tidak hadir diacara perta ulang tahun Acha. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai rela berkorban dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

Acha menganggukkan kepala mereka pun segera masuk ke dalam mobil dengan senyum merekah aca memberikan paper bag yang sedari tadi di bawahnya kepada Iqbal.

“Acha bawain kue coklat kesukaan Iqbal” Iqbal menerimanya dan menaruhnya di kursi belakang kemudian kembali sibuk memakai sabuk pengamannya

“Kok nggak bilang terima kasih?” Protes Acha “Padahal Acha rela bangun pagi pagi buat masakin kuenya” Lanjutnya (HF, 2018:310) Kutipan diatas dapat disimpulkan Acha adalah seseorang yang rela berkorban dirinya rela bangun pagi-pagi untuk membuat kue kesukaan Iqbal untuk membuat Iqbal senang walaupun Iqbal menganggapnya hanya pemberian yang biasa saja tampak pada percakapan “Kok nggak bilang terima kasih?” Protes Acha “Padahal Acha rela bangun pagi pagi buat masakin kuenya”.

Kutipan-kutipan di atas tergambar bahwa tokoh Acha memiliki nilai rela berkorban untuk mewujudkan cinta yang dimilikinya. Pengorbanan yang Acha lakukan adalah bukti bahwa Acha sangat tergila gila dengan Iqbal. .Perjuangan ini yang Acha harapkan agar dapat menyatukan cinta suci mereka meskipun Acha sadar

(39)

bahwa Iqbal selalu menyakiti dan berkata jika dirinya tidak pernah menyukai Acha.

Namun, Acha tidak pernah berhenti untuk berkorban demi mendapatkan cinta Iqbal.

4.2 Nilai Sabar

Dalam melakukan suatu perjuangan, nilai sabar merupakan suatu hal yang sangat penting. Meskipun perjuangan kita banyak mengalami kegagalan dalam tahap awal, tetapi kita harus tetap sabar. Kesabaran adalah salah satu perjuangan untuk mendapatkan apa yang diharapkan. Dalam perjuangan cinta nilai sabar sangat diperlukan.

Acha harus sabar untuk mewujudkan impian cintanya agar dapat bersatu.

Tidak hanya sabar menunggu agar cintanya terbalaskan. Namun, Acha juga harus sabar ketika hatinya terus disakiti karena ketus dan dinginnya sikap Iqbal terhadapnya. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai sabar dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

"Iqbal...," panggil Acha dengan suara serak. "Meskipun Iqbal udah ngomong kasar kayak gitu, dan Acha juga udah merasa sakit hati, tapi kenapa Acha nggak bisa marah sama Iqbal? Kenapa Acha masih suka sama Iqbal? Kenapa Acha nggak bisa benci sama Iqbal?"

Acha tersenyum pedih. "Susah ternyata kalau suka duluan sama orang.

Selain sabar, harus siap sakit hati juga." (HF, 2018:94)

Kutipan ini dapat di lihat, bahwa selain berjuang, Acha juga merasakan sakit hati yang teramat dalam terlihat pada percakapan "Meskipun Iqbal udah ngomong kasar kayak gitu, dan Acha juga udah merasa sakit hati, tapi kenapa Acha nggak bisa marah sama Iqbal? Kenapa Acha masih suka sama Iqbal? Kenapa Acha nggak bisa benci sama Iqbal?" tetapi Acha tetap bersabar dalam memperjuangkan

(40)

cintanya terhadap Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai sabar dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Iqbal suka sama Acha? tanya aja untuk kesekian kalinya.

“Nggak,” jawab bahasa singkat, padat dan jelas.

“Terus kapan sukanya sama Acha?” Lirih Acha sedih.

“Nggak tahu,”

“Tapi ada rencana, kan, buat suka sama Acha?’

“Nggak juga,”

Acha menghala nafas berat, mulai pasrah. “Ya udah deh. Kalau gitu besok Acha tanya Iqbal lagi ya, Acha bakalan tungguin sampai Iqbal suka sama Acha.” (HF,2018:69)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Iqbal sangat sabar menghadapi Acha yang terus menerus bertanya hal yang sama. Acha bertanya kepadanya apakah Iqbal menyukainya atau tidak dan tetap saja jawaban Iqbal adalah tidak. Iqbal seharusnya bisa marah kepada Acha karena mengganggunya dengan pertanyaan yang sama berulang kali tetapi dia lebih memilih menjawab dengan singkat.

Iqbal bangkit dari bangunnya, ia melangkah mendekati Acha, memberikan tatapan tajam kepada gadis itu.

“Siapa sih, lo? Lo bukan siapa siapa gue,” ucap Iqbal kasar.

Acha kaget mendengarnya, tapi berusaha tenang dan tidak takut.

“Acha, dan Acha suka sama Iqbal,” lirih Acha Pelan.

“Gua yang nggak suka sama lo,”

“Acha tahu dan Acha ngak perduli. Acha sekarang sedang berusaha buat Iqbal suka sama Acha, dan Acha yakin Iqbal pasti bakal suka sama Acha, meskipun Acha nggak tahu kapan itu. Acha sabar kok nunggunya.”

(HF,2018:93)

(41)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Iqbal sabar menghadapi Acha. Iqbal bangkit dan memberikan tatapan tajam kepada Acha lalu bertanya “Siapa sih lo? Lo bukan siapa siapa gue” dengan perasaan tidak bersalah Acha pun menjawab dan mengutarakan perasaannya lagi. Iqbal tidak marah tetapi dia hanya mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai Acha. Begitupun dengan Acha dia tidak peduli dan terus berusaha karena dia yakin Iqbal akan menyukainya juga.

Kutipan-kutipan di atas diketahui bahwa nilai sabar sangat dibutuhkan dalam perjuangan cinta. Walaupun mengalami penolakan, kekecewaan, disakiti, dan dipaksa menyrah untuk menyukai Iqbal. Namun, seiring perjalanan waktu cinta Acha berbuah kebahagiaan dengan kesabaran yang Acha miliki. Hal ini membuktikan bahwa nilai sabar sangat dibutuhkan saat ingin memperjuangkan apapun termasuk cinta.

4.3 Nilai Semangat Pantang Menyerah

Dalam melakukan suatu perjuangan, semangat pantang menyerah merupakan suatu hal yang sangat penting. Selain harus tetap sabar dalam menghadapi kegagalan, harus tertanam pula sikap pantang menyerah di setiap perjuangan.

Perjuangan cinta juga harus memiliki nilai semangat pantang menyerah. Acha menanamkan nilai semangat pantang menyerah dalam memperjuangkan cintanya.

Berikut kutipan yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

Acha masuk ke dalam kelas, setiap langkah yang dipijak kedua kakinya tak bertenaga. Ia duduk di bangkunya, menaruh kepala di atas meja.

(42)

Amanda memperhatikan sahabatnya, dengan pandangan heran.

“Kenapa lagi, Non? Iqbal lagi?”

“Iya,” jawab acara lirik.

“Kenapa? Nggak dipeduliin lagi?”

“Iqbal nggak mau nonton sama Acha”

“Yang sabar.”

“Iqbal kapan, ya, bisa lembut dan peduli sama Acha? Padahal Acha udah berusaha pantang menyerah. Susah banget dapetin hati Iqbal.”

“Lo mau nyerah?” Acha langsung bangkit, menegakkan tubuhnya.

“Enak aja, nggak lah!” (HF,2018:57)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha memiliki sikap yang pantang menyerah. Walau sudah berulang kali ditolak, tidak dipedulikan, Bahkan Iqbal tidak mau nonton bersamanya. Acha memasuki kelas dan langsung duduk dibangkunya.

Amanda sahabat Acha yang memperhatikan Acha seperti itu langsung saja bertanya kenapa dengan Acha dan lagi lagi pasti berkaitan dengan Iqbal. Dan benar saja ternyata Iqbal tidak mau nonton bersama Acha. Tapi tidak berhenti disitu walau sudah ditolak bahkan tidak mau nonton bareng Acha tetap pantang menyerah dan berusaha lagi. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

Terkadang Acha berfikir Iqbal mulai menyukainya, tapi pria itu sering bersikap seolah membencinya, seperti yang ia alami barusan. Acha dibuat tak mengerti.

Acha berusaha membuang jauh pikiran buruk tentang Iqbal serta keinginan nya untuk menyerah. Ia yakin bisa mendapatkan hati Iqbal.

Semangat Natasha! (HF,2018:89)

(43)

Kutipan diatas dapat disimpulkan Acha adalah seseorang yang pantang menyerah. Disaat itu dia berfikir bahwa Iqbal mulai menyukainya, Tetapi dia juga ragu akan hal itu karena terkadang iqbal bersikap seolah membencinya. Acha berusaha membuang jauh pikiran buruk tentang Iqbal dan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia akan mendapatkan Iqbal. Acha benar benar tidak ingin menyerah sedikitpun. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Mau apa lo?” tanya Amanda mencium tanda tanda siaga satu

“Minta nomor HP Iqbal. Kemarin waktu camp Acha Cuma bisa jadi pengagum dalam diam dan sekarang Acha akan main terang-terang aja Acha nggak mau sia-siain cinta pertama Acha”

“Lo waras kan?

“Waras dong” (HF,2018:46)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha merupakan seseorang yang pantang menyerah. Dia akan terus-menerus berusaha untuk mendapatkan apa yang sebenarnya ingin ia dapatkan. Iya juga tidak malu jika nantinya akan diajak oleh teman-temannya. Terdapat pada percakapan Kemarin waktu camp Acha Cuma bisa jadi pengagum dalam diam dan sekarang Acha akan main terang-terang aja Acha nggak mau sia-siain cinta pertama Acha”. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Es-kius-me” seru Acha penuh penekanan

Acha menganggukkan kepala dengan pandangan mantap

“IQBAL MINTA NOMORNYA DONG” Teriak Acha cukup lamtang Dan mungkin untuk ketiga kalinya pria itu sama sekali tidak memedulikannya Acha mendecak sebal ia memandang Iqbal kat ide gila

(44)

muncul di kepalanya Acha tau ide ini akan terlihat lancang dan sangat gila.

Acha tidak peduli dia yakin untuk melakukannya

“Ya Allah maafin Acha, Acha minta maaf ya Allah maafin”

Acha menarik earphone yang terpasang di telinga Iqbal dan berhasil membuat Iqbal terlonjak kaget. (HF,2018:10)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha adalah seseorang yang semangat pantang menyerah dia berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memiliki nomor hp Iqbal apapun caranya. Bahkan dia dengan lancang menarik earphone yang terpasang di telinga Iqbal terlihat pada percakapan “Acha menarik earphone yang terpasang di telinga Iqbal dan berhasil membuat Iqbal terlonjak kaget

“ hanya untuk mencapai tujuannya. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

Iqbal tidak memedulikan Acha, ia berjalan melewati Acha begitu saja Iqbal mengambil pesanannya yang telah jadi, kemudian beranjak keluar dari kafe tersebut.

“IQBAL MAU KEMANA”

“IQBAL BELUM NGASIH NOMOR KE ACHA”

“IQBAL!!!”

Acha menunjukkan raut kesal kedua tangannya berkacak di pinggang

“Lihat aja Acha pasti bisa dapatin nomor Iqbal!! Pasti!!!” (HF,2018) Kutipan di atas menggambarkan watak Acha yang sangat pantang menyerah walaupun sudah diabaikan berkali-kali oleh Iqbal tetapi, ia tidak menyerah begitu saja bahkan ia teguh pendirian untuk dapat memiliki nomor hp Iqbal bagaimanapun

(45)

caranya juga. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Sial” umpatnya

Acha mengibas-ngibaskan tangan tubuhnya mendadak terasa panas

“Acha nggak akan nyerah!!”

“Sampai Nobita juara matematika sekecamatan, Acha nggak bakal nyerah ngejar Iqbal”

“Sampai cinta fitrah tayang lagi di TV Acha enggak akan pantang mundur”

“Seorang Natasha Kay Lopi nggak bakalan menyerah!!”(HF,2018: 19) Kutipan diatas lagi-lagi menunjukkan watak seorang Acha yang sangat pantang menyerah. Acha terus menerus berusaha untuk mendapatkan nomor telepon Iqbal bahkan dia membuat perumpamaan sampai kapanpun atau bahkan sampai Nobita juara matematika se kecamatan ia tidak bakal menyerah begitu saja. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

Demi seluruh warga bikini botom yang tetap mandi meski tinggal dalam air Iqbal sama sekali tak mengerti.

“Iqbal minta nomor hp-nya!!”

Suara Acha yang meninggi membuat Iqbal tersadar kembali di dunia nyata Iqbal menatap aca sekali lagi mencoba memastikan

“Lo sakit?”

“Enggak kok Acha gak sakit. Acha Alhamdulillah sehat”

“Terus?”

“Acha suka sama Iqbal. Acha jatuh cinta pada pandangan pertama Acha loh” jelas Acha mengobarkan semangat nya (HF,2018:14)

(46)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha adalah seseorang yang sangat semangat dan pantang menyerah bahkan ketika ditanya dia waras atau tidak oleh Iqbal dia malah menjawab dengan santai. Sampai-sampai dia mengungkapkan isi hatinya di depan Iqbal secara langsung terdapat pada percakapan “Acha suka sama Iqbal. Acha jatuh cinta pada pandangan pertama Acha loh” jelas Acha mengobarkan semangat nya”.

Kutipan-kutipan di atas tergambar bahwa semangat pantang menyerah Acha yang begitu besar. Acha mempunyai cinta yang tulus kepada Iqbal, akan tetapi Iqbal mempunyai sifat yang dingin, dan tidak mau berinteraksi terlalu banyak. Namun Acha pantang menyerah, bagi Acha, selagi Iqbal masih berwujud manusia, ia pasti bisa mendapatkan hatinya. Seiring berjalannya waktu, Acha mulai lelah meyakini Iqbal agar ia dapat mengerti cinta tulusnya. Sudah banyak tantangan yang ia lewati tak kunjung dapat harapan yang ia inginkan. Tetapi, dirinya membuang jauh jauh pemikiran itu dan tetap semangat dan pantang menyerah demi mendapatkan cinta Iqbal. Hal yang dilakukan Acha merupakan nilai semangat pantang menyerah.

4.4 Nilai Kerja Sama

Nilai kerja sama ini merupakan dasar bangsa Indonesia yang di dalam kehidupan sehari-hari suka bekerja sama atas dasar semangat kekeluargaan.

Joyomartono (1990:7) mengatakan bahwa pepatah Indonesia yang menggambarkan semangat kerja sama ini adalah pepatah yang berbunyi “Ringan sama dijinjing berat sama dipikul”. Dalam perjuangan cinta diperlukan kerja sama antara pihak yang

(47)

saling mencintai agar cinta mereka dapat terwujud. Seiring berjalannya waktu kerasnya hati Iqbal perlahan runtuh karena melihat perjuangan Acha. Secara tidak langsung Acha dan Iqbal melakukan kerja sama untuk mewujudkan cinta mereka.

Beberapa kerja sama yang terjadi bahkan tanpa disengaja oleh keduanya. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai kerja sama dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Yah, kok nggak” “Iqbal mau Acha bantuin?”

Tawar Acha melihat Iqbal yang kesusahan membersihkan pinggiran kolam Acha mendekati Iqbal ingin mengambil alat pel yang dipegang oleh Iqbal.

“Ngapain lo?” Tanya Iqbal dingin, tangannya merekatkan alat pel ditangannya

“Bantuin Iqbal. Biar Acha yang bersihin” Jawab Acha. (HF,2018)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha dan Iqbal bekerja sama untuk membersihkan pinggiran kolam. Acha rela dihukum oleh membersihkan kolam sekolah karena Acha tidak tega membiarkan Iqbal membarsihkan kolam seorang diri.

Terlihat pada percakapan dimana Acha yang menawarkan diri untuk membantu Iqbal

“Iqbal mau Acha bantuin?” Tawar Acha melihat Iqbal yang kesusahan membersihkan pinggiran kolam Acha mendekati Iqbal ingin mengambil alat pel yang dipegang oleh Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Nilai Kerja Sama dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Pelajari halaman dua puluh lima. Ada banyak soal seperti ini, gue udah tulis jawabannya juga dibelakang. Lo bisa belajar sendiri,” ucap Iqbal.

Acha menatap Iqbal takjub, ia merasa senang mendapatkan perhatian seperti ini dari Iqbal. Meskipun Acha tahu bahwa perhatian Iqbal hanya sebatas kerja Tim demi Olimpiade. (HF,2018:83)

(48)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha dan Iqbal bekerja sama untuk dalam latihan mengerjakan soal Olimpiade satu Tim. Acha merasa senang walau Iqbal mengajarinya mengerjakan soal hanya sebatas kerja Tim demi Olimpiade, tetapi itu semua sangat berarti bagi Acha. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai kerja sama dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

Dino membuka soal dengan hati-hati ada 5 lembar soal di tangannya Dino tersenyum takjub tak kurang 150 soal pilihan ganda harus mereka kerjakan

Dino menyerahkan masing-masing 2 lembar soal kepada Acha dan Iqbal sedangkan satu lembar soal lainnya beserta lembar jawaban adalah bagiannya

Dino menatap Acha dan Iqbal “kerjakan sekarang dengan teliti dan hati- hati semangat!”

Mereka bertiga langsung fokus memahami soal demi soal tangan mereka tak berhenti mencorat-coret kertas kosong yang digunakan untuk menghitung (HF,2018:63)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Dino Acha dan juga Iqbal bekerja sama untuk mencari jawaban pada Olimpiade kali ini mereka bekerjasama agar dapat masuk kedalam 10 besar. Dan tentunya agar sekolahnya bangga pada mereka.

Berikut kutipan yang menggambarkan nilai kerja sama dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

“Bal gue udah selesai ngerjain soal gue tinggal salin semua jawaban kita”

“Cepat salin!” suruh Iqbal “Gue kerjain soal Acha”

“Soal lo udah selesai?”

“Sisa dua soal” (HF,2018:153)

(49)

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa mereka bertiga sama-sama bekerja sama untuk menyelesaikan soal olimpiade. Dino mengatakan kepada Iqbal agar cepat menyalin jawaban mereka di lembar jawaban. Sementara Iqbaal juga sedang mengerjakan sisa soal olimpiade pada saat itu. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Nilai Kerja Sama dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.

Kutipan-kutipan di atas diketahui bahwa Acha dan Iqbal saling bekerja sama dalam mempertahankan cintanya. Walaupun cara Iqbal mempertahankan Acha agar tidak menerima cintanya Juna sangat tidak umum seperti lelaki lain yang sedang memperjuangkan cintanya. Namun, Acha sudah merasa senang karena perjuangannya membuahkan hasil karena secara tidak langsung Acha mengerti jika Iqbal merasa tidak ingin kehilangan cintanya jika Acha menerima cinta Juna.

Namun, pada kutipan di atas terlihat nilai kerja sama dalam mempertahankan cinta yang di percayai akan membuahkan hasil walau kerjasama ini tidak terlihat secara terang terangan. Hal ini membuktikan bahwa nilai kerja sama sangat perlu dalam memperjuangkan cinta. Nilai kerja sama menciptakan kepercayaan di antara dua orang yang saling mencintai. Mereka percaya bahwa suatu saat nanti cinta mereka dapat terwujud.

(50)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Perjuangan cinta tokoh utama pada novel Mariposa Karya Luluk HF adalah nilai rela berkorban, nilai persatuan, nilai sabar, nilai semangat pantang menyerah, dan nilai kerja sama. Kelima nilai tersebut dilakukan oleh tokoh utama wanita yaitu Acha, untuk mewujudkan cintanya yang sulit digapai. Berawal dari pertemuan kembali Acha dan Iqbal yang pernah sama-sama mengikuti olimpiade fisika dan kimia mewakili sekolah mereka. Acha yang sejak pertama kali bertemu sudah suka dengan Iqbal rela melakukan apapun termasuk pindah ke sekolah Iqbal. Alih-alih bisa semakin dekat dengan Iqbal, sikap Acha yang terlalu kekanak-kanakan serta tak tahu malu dalam mengejar-ngejar Iqbal justru membuat Iqbal risih dan merasa terganggu. Apapun Acha lakukan asal bisa membuat Iqbal suka padanya. Mulai dari mengirimkan kue coklat, mengirim sms, menelpon sampai tiap hari mendatangi kelas Iqbal. Walaupun mengalami penolakan dan dikewakan berkali-kali, tetapi Acha tidak mundur dan sekamin bersemangat mengejar cintanya itu. Namun, perjuangan cinta mereka akhirnya berbuah kebahagiaan.

(51)

5.2 Saran

Dari penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran, yaitu:

1) Penelitian ini membahas perjuangan cinta pada novel Mariposa Karya Luluk HF. Oleh sebab itu, penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya meneliti novel Mariposa Karya Luluk HF dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi.

2) Hendaknya penelitian ini diteliti dari sudut pandang yang berbeda karena novel ini menarik untuk dikaji.

3) Pengaplikasian nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam novel Mariposa Karya Luluk HF. dalam kehidupan sehari-hari karena untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seseorang harus berjuang.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwandi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra-Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi, Edisi Revisi. Yogyakarta: CAPS

Endraswara, Suwardi. 2013. Metode Penelitian Sastra.Yogyakarta: Deresan CT X, Gejayan.

Joyomartono, Mulyono dkk. 1990. Jiwa, Semangat, dan Nilai-Nilai Perjuangan Bangsa Indonesia.Semarang: IKIPSemarang Press.

Luluk H.F. 2018. Mariposa. Depok: Coconut Books.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

Tantawi, Isma. 2014. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung: Cipta Pustaka Media.

Sumber Internet Jurnal :

Devianti, Y. (2019). Perjuangan Cinta Tokoh Utama pada Novel Kisah Terlarang (Jangan Pisahkan Kami) Karya Kemas Rachyuanda P. Tinjauan Psikologi Sastra.

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/14832 (Diakses pada 01 April 2021)

Rohtama, Y. (2018). Perjuangan tokoh utama dalam novel pelabuhan terakhir karya Roidah: kajian feminisme liberal. Jurnal Ilmu Budaya Vol, 2(3).

https://core.ac.uk/download/pdf/268075810.pdf (Diakses pada 20 April 2021) Sephia, K. (2017). Nilai-Nilai Perjuangan Tokoh Utama dalam Novel Penjaga Mata

Air Karya Hidayat Banjar: Analisis Sosiologi Sastra.

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7633 (Diakses pada 20 April 2021)

(53)

LAMPIRAN

1. SINOPSIS NOVEL

Novel Mariposa ini menceritakan bagaimana perjuangan Acha yang berusaha mendapatkan cinta Iqbal, yang ternyata Iqbal belum pernah dekat dengan perempuan manapun sebelumnya. Iqbal laki-laki yang banyak disukai oleh wanita di SMA Arwana, dan terkenal sebagai seorang juara Olimpiade Kimia Nasioal, namun sikap Iqbal yang dingin membuat para wanita sulit mendekati dan mendapatkan hati Iqbal. Acha dan Iqbal yang pernah sama-sama mengikuti olimpiade fisika dan kimia mewakili sekolah mereka. Acha yang sejak pertama kali bertemu sudah suka dengan Iqbal rela melakukan apapun termasuk pindah ke sekolah Iqbal.

Acha seorang wanita yang terkesan urakan berusaha keras untuk mendekati Iqbal yang pendiam dan terkenal karena ketampanan dan kecerdasannya dan sebagian teman-teman wanita Iqbal menyebut Iqbal “Pria berhati batu”. Acha sendiri walaupun sifat dan sikapnya terkesan urakan namun banyak juga disukai oleh para pria di sekolahnya, seperti Juna misalnya yang menyukai Acha sejak lama, namun entah kenapa hati Acha sejak melihat Iqbal tidak dapat merasakan perasaan apapun ke laki-laki lain selain Iqbal.

Sifat Iqbal dan Acha yang saling bertentangan membuat keduanya sulit selaras pasa awalnya, Alih-alih bisa semakin dekat dengan Iqbal, sikap Acha yang

(54)

terlalu kekanak-kanakan serta tak tahu malu dalam mengejar-ngejar Iqbal justru membuat Iqbal risih dan merasa terganggu. Apapun Acha lakukan asal bisa membuat Iqbal suka padanya. Mulai dari mengirimkan kue coklat, mengirim sms, menelpon sampai tiap hari mendatangi kelas Iqbal.

Acha sudah kebal dengan yang namanya penolakan berkali-kali dari Iqbal, tapi bukan Acha jika menyerah begitu saja hingga munculah sosok Juna yang ternyata suka pada Acha. Reputasi Juna sebagai ketua OSIS yang memiliki wajah tampan membuat Amanda, sahabat dekat Acha meminta supaya mempertimbangkan Juna dan melupakan Iqbal. Tentu bagi Acha yang terlanjur cinta mati dengan Iqbal ini adalah hal yang sangat sulit.

Puncaknya adalah ketika Juna nembak Acha. Setelah mengalami penolakan dari Iqbal berkali-kali rupanya Acha berada di titik lelahnya dan memutuskan untuk menyerah dan mulai mempertimbangkan Juna yang sudah jelas-jelas menyukainya.

Anehnya ketika Acha mulai menyerah justru Iqbal merasa ada yang hilang dari dirinya. Diam-diam Iqbal mencari sosok Acha yang tak pernah lagi mengirimkannya kue coklat. Kedua sahabat Iqbal, Glen dan Rian menyuruh Iqbal untuk mengakui perasaannya kepada Acha, tapi lagi-lagi karena gengsi dan sikapnya yang terlalu dingin Iqbal enggan mengakuinya. Hingga pada satu peristiwa memaksa Iqbal untuk dekat dengan Acha. Perjuangan Acha akhirnya tidak sia- sia, dengan berbagai usaha dan dengan situasi yang akhirnya mendukung kearah

(55)

Acha membuat Acha dan Iqbal akhirnya menjadi akrab dan seiring keakraban mereka Acha dan Iqbal pun akhirnya berpacaran.

Lika liku kisah cinta merekapun penuh dengan warna, Acha yang heboh dan sering over perhatian kepada Iqbal sering kali di kecewakan oleh sikap Iqbal yang tetap saja dingin. Kejadian yang besar acap kali dianggap sepele oleh Iqbal, seperti kejadian Iqbal lupa menghadiri acara ulang tahun Acha hingga Iqbal yang lepas perhatian kepada Acha, namun itulah romantika cinta semasa di SMA.

Referensi

Dokumen terkait

Silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara.Pencacahan dilakukan untuk mendapatkan

Note on the financial situation of the commission for the inquiry of the Central Asian village and aul on August 1 st , 1925, TsGARUz,

Komunikasi publik adalah proses menggunakan pesan untuk menghasilkan makna dalam situasi di mana satu sumber mengirimkan pesan ke banyak penerima yang disertai komunikasi

Setiawan Sedjati. Alamat :

Pejabat

Setelah Pukul 09.05 WI TA jumlah peserta yang memasukkan penawaran masih kurang dari 3 (tiga) perusahaan maka pembukaan penawaran ditunda selama 2 (dua) jam yakni

Kebon Sirih No.14 Jakarta Pusat, Panitia Pengadaan Barang/Jasa 4 (PPBJ4) Sekretariat Wakil Presiden RI, telah mengadakan rapat pembukaan dokumen penawaran Pekerjaan Sewa

12.14.04.08.01.08.037 Jumlah Kondisi Barang Asal usul Tahun Cetak / Pem- belian Unit Organisasi Dinas Pendidikan. UPTD Dinas Pendidikan