BAB III METODE PENELITIAN
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam tahap analisis data, penulis menggunakan motode analisis interaktif.
Dimana terdapat tiga komponen yang terdiri reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan cara yang dilakuakan peneliti dalam melakukan analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat menarik kesimpulan atau memperoleh pokok temuan.
b. Sajian Data
Supaya mendapat gambaran yang jelas tentang data keseluruhan, peneliti perlu mengelompokkan data-data yang diperoleh, maka peneliti berusaha menyusunnya ke dalam penyajian data dengan baik dan jelas agar dapat dimengerti dan dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penafsiran terhadap hasil analisis data. Penarikan simpulan ini merupakan hanyalah salah satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh.
BAB IV
PERJUANGAN CINTA TOKOH UTAMA PADA NOVEL MARIPOSA KARYA LULUK HF.
Tokoh utama dalam novel Novel Mariposa Karya Luluk HF adalah Acha. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiantoro (2015:259) bahwa tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Zaidan, dkk (2007:207) juga menyatakan bahwa tokoh utama adalah tokoh cerita baik pria maupun wanita yang memegang peran terpenting dan menjadi tonjolan setiap persoalan.
Dari kedua pengertian tokoh utama di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh utama adalah pelaku dalam novel yang paling banyak diceritakan dan berperan penting pada setiap persoalan yang terjadi. Dalam novel Mariposa Karya Luluk HF tokoh Acha dan Iqbal merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Berikut kutipan yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.
“Acha mau tanya sesuatu boleh nggak?”
“Nggak.”
“Acha tak peduli, ia tetap bertanya.
“Acha nggak papakan, suka sama Iqbal?”
Iqbal mematung di tempat, pertanyaan tersebut berhasil membuat seluruh tubuhnya langsung merinding.
Di benaknya sekarang adalah bagaimana bisa gadis ini dengan mudah mengutarakan perasaannya? Sangat luar biasa! (HF,2018:28)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha Dan Iqbal merupakan tokoh utama pada Novel Mariposa. Acha mencoba bertanya kepada Iqbal boleh atau tidak menanyakan sesuatu padanya walaupun Iqbal menolaknya tetapi Acha tetap nekat untuk bertanya. Acha langsung bertanya dan pertanyaannya berhasil membuat Iqbal langsung merinding. Dibenak Iqbal saat itu adalah bagaimana gadis ini dengan mudah mengutarakan perasaannya dan dirinya menanyakan jika dirinya boleh atau tidak menyukai Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.
“Lo ngejar ngejar cowok yang jelas-jelas nggak suka sama lo. Ditolak berkali-kali, tapi tetap nggak tahu diri. Bukannya itu seperti cewek murahan?” lanjut Iqbal meluapkan amarah yang ia pendam selama ini.
“Lo nggak punya harga diri?” (HF,2018:94)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha begitu ambis untuk mendapatkan hati Iqbal padahal sudah berulang kali ditolak. Bahkan sampai Iqbal mengatakan bahwa Acha adalah cewek murahan yang terus mengajar ngejar Iqbal.
Tetapi Acha tidak peduli dengan semua perkataan Iqbal, dirinya tetap memperjuangkan Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.
”Emang Acha kayak cewek murahan, ya? Acha cuma bersikap kayak gitu ke Iqbal aja, kok, ngak ke cowok-cowok lain. Beneran, Acha nggak bohong! Acha nggak pernah ngejar-ngejar cowok sebelumnya. Cuma sama Iqbal aja Acha kayak gini jelas Acha. “Acha sukanya cuma sama Iqbal, nggak suka cowok lain.” (HF,2018:99)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha hanya bersikap begitu kepada Iqbal tidak kesemua pria. Bahkan baru kali ini dia sepertti itu sebelumnya dia tidak pernah mengejar lelaki. Acha terus mengutarakan perasaan nya kepada Iqbal tidak peduli berapa kali ia ditolak dan disakiti oleh Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan Icha dan Iqbal merupakan tokoh utama.
"Gue tahu gue tahu siapa yang lo suka Iqbal kan? Satu sekolah siapa yang nggak tahu hal itu Dan semua juga tahu bahwa Iqbal nggak suka sama lo dia enggak bales cinta lo" Acha berusaha melepaskan tangan Juna "Kasih hue kesempatan Cha. Gue akan berusaha bikin lo lupa sama Iqbal. Gue akan bahagiain lo lebih dari iqbal. Gue janji. (HF,2018:34) Kutipan tersebut menggambarkan seorang Acha adalah pemeran utama yang mencintai Iqbal namun cintanya berulang kali ditolak oleh Iqbal. Dan disaat bersamaan Juna yang juga mencintai Acha namun tidak pernah direspon oleh Acha.
Hati Acha hanya untuk Iqbal sekalipun Juna berjanji untuk membahagiakannya.
4.1 Nilai Rela Berkorban
Nilai rela berkorban merupakan cetusan jiwa atau semangat seseorang dalam menghadapi tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Semangat adalah salah satu contoh jiwa dan semangat yang di dalamnya mengandung nilai berkorban. Joyomartono (1990:6) mengatakan bahwa rela berkorban merupakan suatu yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu perjuangan. Karena tanpa pengorbanan tulus ikhlas, kita tidak bisa mencapai suatu kesuksesan besar dalam suatu perjuangan.
Acha melakukan beberapa perjuangan dalam mendapatkan cintanya. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai rela berkorban dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
“Iqbal, Acha nggak bakal minta dibeliin boneka sapi lagi, tapi Acha minta dibeliin boneka beruang, boleh?
“Gue balik” jawab Iqbal singkat tanpa menjawab pertanyaan Acha. Ia memajukan motornya dan pergi begitu saja dari hadapan Acha.
Acha menggigit bibirnya, hatinya tiba-tiba terasa sakit, seperti ada sesuatu yang menghantam keras dadaya. Rasanya begitu menyedihkan hatinya terus berjuang dan berkoban seorang diri.
Lagi-lagi acha hanya bisa menatap kepergian Iqbal dalam diam dan kekecewaan. Harapaan besarnya perlahan terkikis. Namun, ia masih berusaha untuk menenangkan diri, berfikir positif bahwa ia pasti bisa mendapatkan hati Iqbal.Ya… semoga bisa.
Acha tersenyum pedih. “Kamu tak pernah tau rasanya mencintai tanpa balas dicintai? Sangat menyedihkan.” (HF, 2018:73)
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Acha memiliki semangat dan rela berkorban yang tinggi dalam menghadapi kerasnya hati Iqbal, terlihat dari dialog percakapan “Gue balik” jawab Iqbal singkat tanpa menjawab pertanyaan Acha. Ia memajukan motornya dan pergi begitu saja dari hadapan Acha. Walaupun dirinya tersakiti dalam mengorbankan cintanya untuk mendapatkan hati Iqbal namun Acha tidak menyerah. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai rela berkorban dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
“Lo udah minta maaf sama Acha”
“Udah”
“Kapan” heran Amanda nyatanya ia tidak melihat Iqbal semalam di pesta Acha dan pergi pagi ini juga aca datang di antar mamanya
“Semalam”
“Semalam lo kerumah Acha?”
“Dia yang datang kerumah gue” (HF, 2018:298).
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha adalah seseorang yang rela berkorban. Pada saat itu Iqbal yang seharusnya kerumah Acha karena Iqbal tidak hadir di acara pesta ulang tahun Acha, Tetapi karena rasa cinta Acha ke Iqbal dia rela untuk datang kerumah Iqbal hanya untuk memastikan apa alasan utama Iqbal tidak hadir diacara perta ulang tahun Acha. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai rela berkorban dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
Acha menganggukkan kepala mereka pun segera masuk ke dalam mobil dengan senyum merekah aca memberikan paper bag yang sedari tadi di bawahnya kepada Iqbal.
“Acha bawain kue coklat kesukaan Iqbal” Iqbal menerimanya dan menaruhnya di kursi belakang kemudian kembali sibuk memakai sabuk pengamannya
“Kok nggak bilang terima kasih?” Protes Acha “Padahal Acha rela bangun pagi pagi buat masakin kuenya” Lanjutnya (HF, 2018:310) Kutipan diatas dapat disimpulkan Acha adalah seseorang yang rela berkorban dirinya rela bangun pagi-pagi untuk membuat kue kesukaan Iqbal untuk membuat Iqbal senang walaupun Iqbal menganggapnya hanya pemberian yang biasa saja tampak pada percakapan “Kok nggak bilang terima kasih?” Protes Acha “Padahal Acha rela bangun pagi pagi buat masakin kuenya”.
Kutipan-kutipan di atas tergambar bahwa tokoh Acha memiliki nilai rela berkorban untuk mewujudkan cinta yang dimilikinya. Pengorbanan yang Acha lakukan adalah bukti bahwa Acha sangat tergila gila dengan Iqbal. .Perjuangan ini yang Acha harapkan agar dapat menyatukan cinta suci mereka meskipun Acha sadar
bahwa Iqbal selalu menyakiti dan berkata jika dirinya tidak pernah menyukai Acha.
Namun, Acha tidak pernah berhenti untuk berkorban demi mendapatkan cinta Iqbal.
4.2 Nilai Sabar
Dalam melakukan suatu perjuangan, nilai sabar merupakan suatu hal yang sangat penting. Meskipun perjuangan kita banyak mengalami kegagalan dalam tahap awal, tetapi kita harus tetap sabar. Kesabaran adalah salah satu perjuangan untuk mendapatkan apa yang diharapkan. Dalam perjuangan cinta nilai sabar sangat diperlukan.
Acha harus sabar untuk mewujudkan impian cintanya agar dapat bersatu.
Tidak hanya sabar menunggu agar cintanya terbalaskan. Namun, Acha juga harus sabar ketika hatinya terus disakiti karena ketus dan dinginnya sikap Iqbal terhadapnya. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai sabar dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
"Iqbal...," panggil Acha dengan suara serak. "Meskipun Iqbal udah ngomong kasar kayak gitu, dan Acha juga udah merasa sakit hati, tapi kenapa Acha nggak bisa marah sama Iqbal? Kenapa Acha masih suka sama Iqbal? Kenapa Acha nggak bisa benci sama Iqbal?"
Acha tersenyum pedih. "Susah ternyata kalau suka duluan sama orang.
Selain sabar, harus siap sakit hati juga." (HF, 2018:94)
Kutipan ini dapat di lihat, bahwa selain berjuang, Acha juga merasakan sakit hati yang teramat dalam terlihat pada percakapan "Meskipun Iqbal udah ngomong kasar kayak gitu, dan Acha juga udah merasa sakit hati, tapi kenapa Acha nggak bisa marah sama Iqbal? Kenapa Acha masih suka sama Iqbal? Kenapa Acha nggak bisa benci sama Iqbal?" tetapi Acha tetap bersabar dalam memperjuangkan
cintanya terhadap Iqbal. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai sabar dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
“Iqbal suka sama Acha? tanya aja untuk kesekian kalinya.
“Nggak,” jawab bahasa singkat, padat dan jelas.
“Terus kapan sukanya sama Acha?” Lirih Acha sedih.
“Nggak tahu,”
“Tapi ada rencana, kan, buat suka sama Acha?’
“Nggak juga,”
Acha menghala nafas berat, mulai pasrah. “Ya udah deh. Kalau gitu besok Acha tanya Iqbal lagi ya, Acha bakalan tungguin sampai Iqbal suka sama Acha.” (HF,2018:69)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Iqbal sangat sabar menghadapi Acha yang terus menerus bertanya hal yang sama. Acha bertanya kepadanya apakah Iqbal menyukainya atau tidak dan tetap saja jawaban Iqbal adalah tidak. Iqbal seharusnya bisa marah kepada Acha karena mengganggunya dengan pertanyaan yang sama berulang kali tetapi dia lebih memilih menjawab dengan singkat.
Iqbal bangkit dari bangunnya, ia melangkah mendekati Acha, memberikan tatapan tajam kepada gadis itu.
“Siapa sih, lo? Lo bukan siapa siapa gue,” ucap Iqbal kasar.
Acha kaget mendengarnya, tapi berusaha tenang dan tidak takut.
“Acha, dan Acha suka sama Iqbal,” lirih Acha Pelan.
“Gua yang nggak suka sama lo,”
“Acha tahu dan Acha ngak perduli. Acha sekarang sedang berusaha buat Iqbal suka sama Acha, dan Acha yakin Iqbal pasti bakal suka sama Acha, meskipun Acha nggak tahu kapan itu. Acha sabar kok nunggunya.”
(HF,2018:93)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Iqbal sabar menghadapi Acha. Iqbal bangkit dan memberikan tatapan tajam kepada Acha lalu bertanya “Siapa sih lo? Lo bukan siapa siapa gue” dengan perasaan tidak bersalah Acha pun menjawab dan mengutarakan perasaannya lagi. Iqbal tidak marah tetapi dia hanya mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai Acha. Begitupun dengan Acha dia tidak peduli dan terus berusaha karena dia yakin Iqbal akan menyukainya juga.
Kutipan-kutipan di atas diketahui bahwa nilai sabar sangat dibutuhkan dalam perjuangan cinta. Walaupun mengalami penolakan, kekecewaan, disakiti, dan dipaksa menyrah untuk menyukai Iqbal. Namun, seiring perjalanan waktu cinta Acha berbuah kebahagiaan dengan kesabaran yang Acha miliki. Hal ini membuktikan bahwa nilai sabar sangat dibutuhkan saat ingin memperjuangkan apapun termasuk cinta.
4.3 Nilai Semangat Pantang Menyerah
Dalam melakukan suatu perjuangan, semangat pantang menyerah merupakan suatu hal yang sangat penting. Selain harus tetap sabar dalam menghadapi kegagalan, harus tertanam pula sikap pantang menyerah di setiap perjuangan.
Perjuangan cinta juga harus memiliki nilai semangat pantang menyerah. Acha menanamkan nilai semangat pantang menyerah dalam memperjuangkan cintanya.
Berikut kutipan yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
Acha masuk ke dalam kelas, setiap langkah yang dipijak kedua kakinya tak bertenaga. Ia duduk di bangkunya, menaruh kepala di atas meja.
Amanda memperhatikan sahabatnya, dengan pandangan heran.
“Kenapa lagi, Non? Iqbal lagi?”
“Iya,” jawab acara lirik.
“Kenapa? Nggak dipeduliin lagi?”
“Iqbal nggak mau nonton sama Acha”
“Yang sabar.”
“Iqbal kapan, ya, bisa lembut dan peduli sama Acha? Padahal Acha udah berusaha pantang menyerah. Susah banget dapetin hati Iqbal.”
“Lo mau nyerah?” Acha langsung bangkit, menegakkan tubuhnya.
“Enak aja, nggak lah!” (HF,2018:57)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha memiliki sikap yang pantang menyerah. Walau sudah berulang kali ditolak, tidak dipedulikan, Bahkan Iqbal tidak mau nonton bersamanya. Acha memasuki kelas dan langsung duduk dibangkunya.
Amanda sahabat Acha yang memperhatikan Acha seperti itu langsung saja bertanya kenapa dengan Acha dan lagi lagi pasti berkaitan dengan Iqbal. Dan benar saja ternyata Iqbal tidak mau nonton bersama Acha. Tapi tidak berhenti disitu walau sudah ditolak bahkan tidak mau nonton bareng Acha tetap pantang menyerah dan berusaha lagi. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
Terkadang Acha berfikir Iqbal mulai menyukainya, tapi pria itu sering bersikap seolah membencinya, seperti yang ia alami barusan. Acha dibuat tak mengerti.
Acha berusaha membuang jauh pikiran buruk tentang Iqbal serta keinginan nya untuk menyerah. Ia yakin bisa mendapatkan hati Iqbal.
Semangat Natasha! (HF,2018:89)
Kutipan diatas dapat disimpulkan Acha adalah seseorang yang pantang menyerah. Disaat itu dia berfikir bahwa Iqbal mulai menyukainya, Tetapi dia juga ragu akan hal itu karena terkadang iqbal bersikap seolah membencinya. Acha berusaha membuang jauh pikiran buruk tentang Iqbal dan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia akan mendapatkan Iqbal. Acha benar benar tidak ingin menyerah sedikitpun. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
“Mau apa lo?” tanya Amanda mencium tanda tanda siaga satu
“Minta nomor HP Iqbal. Kemarin waktu camp Acha Cuma bisa jadi pengagum dalam diam dan sekarang Acha akan main terang-terang aja Acha nggak mau sia-siain cinta pertama Acha”
“Lo waras kan?
“Waras dong” (HF,2018:46)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha merupakan seseorang yang pantang menyerah. Dia akan terus-menerus berusaha untuk mendapatkan apa yang sebenarnya ingin ia dapatkan. Iya juga tidak malu jika nantinya akan diajak oleh teman-temannya. Terdapat pada percakapan Kemarin waktu camp Acha Cuma bisa jadi pengagum dalam diam dan sekarang Acha akan main terang-terang aja Acha nggak mau sia-siain cinta pertama Acha”. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
“Es-kius-me” seru Acha penuh penekanan
Acha menganggukkan kepala dengan pandangan mantap
“IQBAL MINTA NOMORNYA DONG” Teriak Acha cukup lamtang Dan mungkin untuk ketiga kalinya pria itu sama sekali tidak memedulikannya Acha mendecak sebal ia memandang Iqbal kat ide gila
muncul di kepalanya Acha tau ide ini akan terlihat lancang dan sangat gila.
Acha tidak peduli dia yakin untuk melakukannya
“Ya Allah maafin Acha, Acha minta maaf ya Allah maafin”
Acha menarik earphone yang terpasang di telinga Iqbal dan berhasil membuat Iqbal terlonjak kaget. (HF,2018:10)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha adalah seseorang yang semangat pantang menyerah dia berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memiliki nomor hp Iqbal apapun caranya. Bahkan dia dengan lancang menarik earphone yang terpasang di telinga Iqbal terlihat pada percakapan “Acha menarik earphone yang terpasang di telinga Iqbal dan berhasil membuat Iqbal terlonjak kaget
“ hanya untuk mencapai tujuannya. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
Iqbal tidak memedulikan Acha, ia berjalan melewati Acha begitu saja Iqbal mengambil pesanannya yang telah jadi, kemudian beranjak keluar dari kafe tersebut.
“IQBAL MAU KEMANA”
“IQBAL BELUM NGASIH NOMOR KE ACHA”
“IQBAL!!!”
Acha menunjukkan raut kesal kedua tangannya berkacak di pinggang
“Lihat aja Acha pasti bisa dapatin nomor Iqbal!! Pasti!!!” (HF,2018) Kutipan di atas menggambarkan watak Acha yang sangat pantang menyerah walaupun sudah diabaikan berkali-kali oleh Iqbal tetapi, ia tidak menyerah begitu saja bahkan ia teguh pendirian untuk dapat memiliki nomor hp Iqbal bagaimanapun
caranya juga. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
“Sial” umpatnya
Acha mengibas-ngibaskan tangan tubuhnya mendadak terasa panas
“Acha nggak akan nyerah!!”
“Sampai Nobita juara matematika sekecamatan, Acha nggak bakal nyerah ngejar Iqbal”
“Sampai cinta fitrah tayang lagi di TV Acha enggak akan pantang mundur”
“Seorang Natasha Kay Lopi nggak bakalan menyerah!!”(HF,2018: 19) Kutipan diatas lagi-lagi menunjukkan watak seorang Acha yang sangat pantang menyerah. Acha terus menerus berusaha untuk mendapatkan nomor telepon Iqbal bahkan dia membuat perumpamaan sampai kapanpun atau bahkan sampai Nobita juara matematika se kecamatan ia tidak bakal menyerah begitu saja. Berikut kutipan lain yang menggambarkan nilai semangat pantang menyerah dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
Demi seluruh warga bikini botom yang tetap mandi meski tinggal dalam air Iqbal sama sekali tak mengerti.
“Iqbal minta nomor hp-nya!!”
Suara Acha yang meninggi membuat Iqbal tersadar kembali di dunia nyata Iqbal menatap aca sekali lagi mencoba memastikan
“Lo sakit?”
“Enggak kok Acha gak sakit. Acha Alhamdulillah sehat”
“Terus?”
“Acha suka sama Iqbal. Acha jatuh cinta pada pandangan pertama Acha loh” jelas Acha mengobarkan semangat nya (HF,2018:14)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha adalah seseorang yang sangat semangat dan pantang menyerah bahkan ketika ditanya dia waras atau tidak oleh Iqbal dia malah menjawab dengan santai. Sampai-sampai dia mengungkapkan isi hatinya di depan Iqbal secara langsung terdapat pada percakapan “Acha suka sama Iqbal. Acha jatuh cinta pada pandangan pertama Acha loh” jelas Acha mengobarkan semangat nya”.
Kutipan-kutipan di atas tergambar bahwa semangat pantang menyerah Acha yang begitu besar. Acha mempunyai cinta yang tulus kepada Iqbal, akan tetapi Iqbal mempunyai sifat yang dingin, dan tidak mau berinteraksi terlalu banyak. Namun Acha pantang menyerah, bagi Acha, selagi Iqbal masih berwujud manusia, ia pasti bisa mendapatkan hatinya. Seiring berjalannya waktu, Acha mulai lelah meyakini Iqbal agar ia dapat mengerti cinta tulusnya. Sudah banyak tantangan yang ia lewati tak kunjung dapat harapan yang ia inginkan. Tetapi, dirinya membuang jauh jauh pemikiran itu dan tetap semangat dan pantang menyerah demi mendapatkan cinta Iqbal. Hal yang dilakukan Acha merupakan nilai semangat pantang menyerah.
4.4 Nilai Kerja Sama
Nilai kerja sama ini merupakan dasar bangsa Indonesia yang di dalam kehidupan sehari-hari suka bekerja sama atas dasar semangat kekeluargaan.
Joyomartono (1990:7) mengatakan bahwa pepatah Indonesia yang menggambarkan semangat kerja sama ini adalah pepatah yang berbunyi “Ringan sama dijinjing berat sama dipikul”. Dalam perjuangan cinta diperlukan kerja sama antara pihak yang
saling mencintai agar cinta mereka dapat terwujud. Seiring berjalannya waktu kerasnya hati Iqbal perlahan runtuh karena melihat perjuangan Acha. Secara tidak langsung Acha dan Iqbal melakukan kerja sama untuk mewujudkan cinta mereka.
Beberapa kerja sama yang terjadi bahkan tanpa disengaja oleh keduanya. Berikut kutipan yang menggambarkan nilai kerja sama dalam novel Mariposa Karya Luluk HF.
“Yah, kok nggak” “Iqbal mau Acha bantuin?”
Tawar Acha melihat Iqbal yang kesusahan membersihkan pinggiran kolam Acha mendekati Iqbal ingin mengambil alat pel yang dipegang oleh Iqbal.
“Ngapain lo?” Tanya Iqbal dingin, tangannya merekatkan alat pel ditangannya
“Bantuin Iqbal. Biar Acha yang bersihin” Jawab Acha. (HF,2018)
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha dan Iqbal bekerja sama untuk membersihkan pinggiran kolam. Acha rela dihukum oleh membersihkan kolam sekolah karena Acha tidak tega membiarkan Iqbal membarsihkan kolam seorang diri.
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Acha dan Iqbal bekerja sama untuk membersihkan pinggiran kolam. Acha rela dihukum oleh membersihkan kolam sekolah karena Acha tidak tega membiarkan Iqbal membarsihkan kolam seorang diri.