BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memahami lebih jauh mengenai sistem pelayanan pelanggan baik secara teoritis maupu n secara paraktek.
2. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya pada Fakultas Ekonomi USU.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis
Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang
terjadi di lingkungan dunia usaha, juga diharapkan dapat melatih kemampuan menganalisis dan berfikir sistematis.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang pelayanan pelanggan dari PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai.
3. Bagi Pembaca
Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta dapat dijadikan bahan referensi yang sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI
A. Sejarah Ringkas
Setelah Proklamasi RI 17 agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan
Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengambil peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.
Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 196, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 dan Peraturan
Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.
Dari Eksploitasi I Sampai Eksploitasi II
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.
Eksploitasi II Menjadi Wilayah II
Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.
Dari Perum menjadi Persero
Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak
harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu,
PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.
B. Jenis Usaha / Kegiatan
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Guna mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara di masa yang akan datang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan jasa kelistrikan, maka beraneka ragam usaha / kegiatan telah dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai yaitu :
1. Usaha / Kegiatan Penyediaan Tenaga Listrik
Pada usaha / kegiatan ini, penyediaan tenaga listrik, meliputi pembangkitan, penyaluran dan pendistribusiannya ke seluruh daerah di Indonesia dalam jumlah dan mutu yang memadai, berdasarkan kaidah bisnis yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangannya dalam jangka panjang.
2. Usaha / Kegiatan Pengembangan Listrik Pedesaan
Pada usaha / kegiatan pengembangan listrik pedesaan, usaha / kegiatan yang pertama kali dilakukan perusahaan adalah kegiatan pemugaran sarana penyediaan dan pendistribusian tenaga listrik seperti pemasangan jaringan listrik, pendirian tiang tower, dan sebagainya. Usaha / kegiatan ini bertujuan
supaya seluruh masyarakat pedesaan dapat memperoleh pasokan listrik sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi di pedesaan.
3. Usaha / Kegiatan Pemasaran Tenaga Listrik
Usaha / kegiatan yang dilakukan dalam pemasaran tenaga listrik yaitu : a. Mengelola kegiatan pemasaran seperti kegiatan promosi, penjualan
lampu hemat energi kepada konsumen, dan sebagainya. b. Menyusun rencana penjualan tenaga listrik.
Kegiatan ini bertujuan agar perusahaan dapat membandingkan besarnya jumlah listrik yang terjual dengan rencana penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga dapat diketahui besarnya kerugian ataupun keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
4. Usaha / Kegiatan Pemberian Pelayanan Gangguan Kepada Masyarakat PT. PLN (Persero) selalu berupaya untuk memberikan pelayanan
gangguan selama 24 jam kepada masyarakat, yang disebabkan terhentinya pendistribusian listrik ke lokasi akibat terjadinya kerusakan jaringan listrik tersebut.
5. Usaha / Kegiatan Pengawasan
PT. PLN (Persero) juga melaksanakan usaha / kegiatan pengawasan baik yang terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Contoh usaha / kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah usaha / kegiatan pengawasan yang dilakukan di dalam perusahaan yaitu pengawasan terhadap terjadinya pencurian tenaga listrik yang dilakukan oleh pelanggan-pelanggan yang nakal dengan memberikan sanksi kepada mereka.
6. Mengadakan Hubungan Kemitraan Dengan Usaha Kecil dan Koperasi Pada usaha / kegiatan ini perusahaan memberikan pembinaan langsung kepada mitra binaan oleh unit kerja perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan cara :
a. Petugas PT. PLN (Persero) setempat melakukan permohonan bantuan oleh mitra binaan dengan dievaluasi sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat dikoordinasikan dengan Kanwil / Kandep koperasi dan pembinaan pengusaha kecil setempat serta instansi terkait.
b. PT. PLN (Persero) setempat melakukan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan sendiri atau Unit Jasa Diklat yang terdekat membantu pemasaran / promosi serta menyerahkan bantuan modal kerja dan investasi.
c. PT. PLN (Persero) setempat melakukan pemantauan dan evaluasi pada mitra binaan, di bantu instansi terkait, menyiapkan langkah-langkah pengembangan Mitra Binaan selanjutnya.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat pada suatu badan dalam usaha pencapaian tujuan. Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai adalah struktur organisasi yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang di dalam perusahaan secara vertikal, karena masing-masing orang hanya menerima perintah dari satu orang atasan dan setiap bawahan hanya memberi pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan tugasnya hanya kepada satu orang atasan.
Pelaksanaan kegiatan pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dipimpin oleh Kepala Ranting, selanjutnya sebagai pelaksana kegiatan di perusahaan terdiri dari 5 seksi yaitu : Seksi Distribusi, Seksi Pelayanan, Seksi Pembacaan Meter, Seksi Penagihan, dan Seksi Administrasi. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai
Sumber : PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai
Kepala Seksi Distribusi Kepala Seksi Pelayanan Kepala Seksi Penagihan Kepala Seksi Pembacaan Meter Juru Pelayanan Pelanggan Juru Madya Penagih Piutang Juru I Pengawas Pembacaan Meter Teknisi I Distribusi
Juru Utama Pelayanan Pelanggan Juru Penagihan Piutang Juru II Pengawas Pembacaan Meter Teknisi Madya II Distribusi
Juru Survey Data Pelanggan Juru II Pengawas Pembacaan Meter Teknisi II Madya Distribusi Teknisi II Muda Distribusi Kepala Ranting Teknisi I Distribusi Kepala Seksi Administrasi Juru Utama I Tata
Usaha Gudang Juru I Tata Usaha
Umum dan Keuangan
D. Job Description
Job Desciption dari PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai adalah :
1. Kepala Ranting
Kepala Ranting mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menjaga nama baik PLN di wilayah kerjanya.
b. Memimpin, megurus dan mengelola ranting sesuai dengan tugas pokoknya dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna dari wilayah kerjanya.
c. Mewakili PLN dalam melaksanakan tindakan hukum di wilayah kerjanya.
d. Menjaga agar laporan keuangan di wilayah kerjanya tidak menimbulkan kualifikasi bagi auditor.
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya dengan pesetujuan Kepala Cabang dalam rangka mengembangkan sarana penyediaan listrik.
2. Seksi Distribusi
Seksi Distribusi mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melayani masyarakat yang mendapat kendala / gangguan masalah pemasukkan listrik ke rumah pelanggan.
b. Melaksanakan pengukuran dan pemerataan beban trafo.
c. Memberikan konfirmasi pemadaman dan pemberitahuan ke pelanggan.
d. Memberikan rekomendasi untuk proses penyambungan pasang baru pelanggan (PB) dan perubahan daya (PD).
e. Melaksanakan evaluasi / analisa penyebab gangguan. f. Mengatur dan melaksanakan pelayanan piket gangguan.
Pelaksanaan kegiatan di bagian distribusi, Kepala Seksi Distribusi dibantu oleh Teknisi I dan Teknisi II Distribusi, Teknisi Madya I dan Teknisi Madya II Distribusi serta Teknisi Muda Distribusi.
3. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melayani pemasangan baru dan perubahan daya yaitu mulai dari tarif rumah tangga dengan daya 50 V A.
b. Melayani masyarakat yang membutuhkan tenaga listrik berupa tarif rumah bisnis dan industri.
c. Perubahan daya untuk melayani masyarakat yang butuh penambahan daya atau mengurangi kelebihan daya sesuai dengan kebutuhan.
d. Melayani keluhan-keluhan pelanggan tentang selisih pembacaan KWH meter dan penggantian KWH meter.
e. Melaksanakan proses tagihan susulan peruntukan penertiban tenaga listrik (P2TL).
- TUL 111 – 09 (Ikhtisar penjualan tenaga listrik)
- TUL 111 – 05 (Rekapitulasi pembuatan rekening listrik) - TUL 111 – 08 (Rekapitulasi pembuatan rekening listrik) - TUL 1 V – 04 (Laporan Piutang Pelanggan)
Pelaksanaan tugasnya di bidang pelayanan, Kepala Seksi Pelayanan dibantu oleh Juru Pelayanan Pelanggan, Juru Utama Pelayanan Pelanggan dan Juru Survey Data Pelanggan.
4. Seksi Pembacaan Meter
Seksi Pembacaan Meter memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Mempersiapkan kartu meter pelanggan dan pemberitahuan pembacaan meter.
b. Membuat jadwal baca sehingga menerima hasil baca meter harian.
c. Melaksanakan pengarahan dan pembinaan kepada petugas pembacaan meter (termasuk evaluasi pembacaan meter.
d. Mengentry Hasil Pembacaan KWH Meter.
e. Melaksanakan pengecekan ulang stand KWH yang diragukan. f. Melayani keluhan pelanggan mengenai pembacaan meter yang
salah.
g. Melaksanakan pemeriksaan KWH macet secara visual.
h. Menerima daftar ganti meter (khususnya P2TL ganti meter macet dan lain-lain) dari pelayanan atau distribusi.
Pelaksanaan kegiatan di bagian Pembacaan Meter, Kepala Seksi Pembacaan Meter dibantu oleh Juru I Pengawas Pembacaan Meter, dan Juru II Pengawas Pembacaan Meter.
5. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menerima dan mendistribusikan rekening baru ke loket-loket pembayaran.
b. Melaksanakan penjualan rekening listrik lancar dan tunggakan. c. Membuat laporan saldo tunggakan harian ikhtisar mutasi
rekening listrik.
d. Melaksanakan pengawasan surat perintah penyambungan kembali (buku pemantauan pemutusan).
e. Mencetak surat perintah penyambungan kembali dan pelaksanaan pemutusan rampung.
f. Membuat daftar status saldo per akhir bulan.
g. Melaksanakan penagihan rekening PEMDA dan non ABRI. h. Membuat laporan ikhtisar mutasi rekening listrik dan kartu
uang jaminan pelanggan.
i. Melaksanakan pengawasan harian ikhtisar laporan mutasi rekening listrik yang ada di tempat pembayaran dan daftar rekonsiliasi tunggakan rekening listrik per loket.
Pelaksanaan kegiatan di bagian pengihan, Kepala Seksi Penagihan dibantu oleh Juru Madya Penagihan Piutang dan Juru Penagihan Piutang. 6. Seksi Administrasi
Seksi Administrasi memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menyusun laporan keuangan
b. Menerima Setoran Pemasangan Baru (PB), Perubahan Daya (PD), rekening listrik dan P2TL.
c. Melaksanakan pembayaran gaji tenaga kerja.
d. Membukukan surat masuk dan surat keluar serta membuat balasan sesuai dengan kebutuhan pihak-pihak tertentu.
e. Melaksanakan rekonsiliasi rutin dengan seksi penagihan pelayanan. f. Membukukan penerimaan dan pengeluaran kas pendapatan biaya dan
bank operasi.
g. Menyusun laporan loket per tanggal 20 setiap bulannya. h. Melaksanakan pengolahan pemeliharaan kendaraan dinas.
Pelaksanaan kegiatan di bagian administrasi, Kepala Seksi Administrasi dibantu oleh Juru Utama I Tata Usaha Gedung, dan Juru I Tata Usaha Umum dan Keuangan.
E. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja Usaha Terkini yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan
Denai yaitu :
1. Pelayanan Gangguan Listrik
Yang perlu diketahui dan dipahami oleh masyarakat luas, terjadinya pemadaman bukan karena kemauan PLN atau disengaja untuk dipadamkan. Sebab setiap terjadi pemadaman berarti kerugian rupaiah bagi PLN. Karena itu., PLN selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi setiap gangguan listrik yang terjadi. 2. Penyambungan Sementara
Dalam hal pelanggan sementara membutuhkan daya tersambung yang lebih besar dari daya kontraknya, PT. PLN (Persero) menawarkan tarif listrik U-4. Inilah golongan tarif dengan sambungan tengangan rendah, yang diperuntukkan keperluan sambungan sementara.
3. Pembayaran Rekening Listrik secara Online Medan Metropolis
Seiring perjalanan waktu dan kemajuan teknologi yang semakin canggih, disamping kesadaran masyarakat sebagai pelanggan listrik semakin tinggi menuntut PLN untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan cepat. Salah satunya mengalihkan sistim penerimaan tagihan dari sistim manual kepada sistim online. Pelanggan PLN sudah dapat melakukan pembayaran rekening listrik secara online, jadi tidak harus membayar rekening listrik di loket pelayanan/payment point PLN saja.
F. Rencana Kinerja
Rencana Kinerja yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai yaitu :
1. Merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2008. Revisi terkait besaran subsidi, asumsi harga minyak dan nilai tukar rupiah. Melakukan revisi terhadap beberapa asumsi RKAP, PLN akan tetap menerapkan tarif insentif dan disinsentif.
2. Mengganti susunan dan organisasi direksi PLN yang akan mempengaruhi kebijakan listrik insentif dan disinsentif.
3. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan mempercepat pembangunan proyek 10.000 megawatt (MW).
4. PLN akan mempercepat masuknya gas ke sejumlah pembangkit, pengalihan solar ke minyak bakar dan mengoptimalkan pembangkit listrik non minyak.
BAB III PEMBAHASAN
Golongan tarif tenaga listrik
A. Mengenal Pelanggan PLN
Sebenarnya yang dimaksudkan dengan pelanggan PLN yaitu orang-orang yang dibutuhkan oleh PT. PLN (Persero) dan menggunakan jasa kelistrikan yang didstribusikan oleh PLN. Mereka adalah orang-orang yang membesarkan PLN, yang harus dilayani sebaik mungkin dan yang memanfaatkan energi listrik PLN untuk melengkapi rutinitas kegiatannya sehari-hari. Pelanggan PLN sendiri terdiri dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari mereka yang berekonomi lemah sampai yang bermodal kuat dan berkantong tebal, dari mereka yang tinggal di daerah yang tidak layak dihuni sampai ke perumahan mewah, dari mereka yang ada di pelosok desa terpencil yang jauh dari keramaian sampai dengan mereka yang selalu sibuk dan dikejar waktu di kota besar, serta dari mereka yang memiliki usaha dengan omzet ribuan rupiah sampai usaha yang beromset milyaran rupiah. Ringkasnya, pelanggan PLN itu ada dimana-mana dan dari semua lapisan masyarakat.
Menyadari begitu beragamnnya pelanggan PLN, maka mereka dapat terbagi dalam beberapa golongan yang didasarkan dari beberapa sudut pandang, yakni yang terbagi menjadi :
1. Dari segi Peruntukkannya : mereka adalah pelanggan Rumah
Tangga, Badan Sosial, Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum (PJU)
2. Dari segi Sistem Tegangan penyambungan listriknya : mereka
adalah Pelanggan Tegangan Rendah (TR), Pelanggan Tegangan Menengah (TM) dan Pelanggan Tegangan Tinggi (TT).
3. Dari segi Batas Daya yang digunakan : Pelanggan Rumah Tangga
dengan batas daya 250 VA, 450 VA, 900 VA, 2200 VA, batas daya samapai dengan 99 KVA seperti yang dipergunakan oleh Perhotelan dan sampai ke puluhan MVA sebagaimana yang dipergunakan oleh industri besar.
Penggolongan pelanggan pengguna jasa kelistrikan dibakukan berdasarkan peruntukkannya, batas daya, dan sistem tegangannya dengan nama Golongan tarif Tenaga Listrik sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.1
PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai Golongan Tarif Tenaga Listrik
No. GOLONGAN TARIF PERUNTUKAN SISTEM TEGANGAN BATAS DAYA 1. S – 1 *) PEMAKAI KECIL TR S/D 200 V A 2. S – 2 BADAN SOSIAL KECIL TR 250 V A S/D 2200 V A 3. S – 3 BADAN SOSIAL SEDANG TR 2201 V A S/D 200 KV A 4. S – 4 BADAN SOSIAL BESAR TM 201 KV A KE ATAS 5. SS – 4 BADAN SOSIAL BESAR
DIKELOLA SWASTA TARIF KOMERSIAL
TM 201 KV A KE ATAS
6. R – 1 RUMAH TANGGA KECIL TR 250 V A S/D 500 V A 7. R – 2 RUMAH TANGGA SEDANG TR 501 V A S/D 2200 V A 8. R – 3 RUMAH TANGGA
MENENGAH
TR 2201 V A S/D 6600 V A
9. R – 4 RUMAH TANGGA BESAR TR 6601 V A KE ATAS 10. U – 1 USAHA KECIL TR 250 V A S/D 2200 V A 11. U – 2 USAHA SEDANG TR 2201 V A S/D 200 KV A 12. U – 3 USAHA BESAR TM 201 KV A KE ATAS 13. U – 4 SAMBUNGAN SEMENTARA TR
14. H – 1 PERHOTELAN KECIL TR 250 V A S/D 99 KV A 15. H – 2 PERHOTELAN SEDANG TR 100 KV A S/D 200 KV A 16. H – 3 PERHOTELAN BESAR TM 201 KV A KE ATAS 17. I – 1 INDUSTRI RUMAH TANGGA TR 450 V A S/D 2200 V A 18. I – 2 INDUSTRI KECIL TR 2201 V A S/D 13,9 KV A 19. I – 3 INDUSTRI SEDANG TR 14 KV A S/D 200 KV A 20. I – 4 INDUSTRI MENENGAH TM 201 KV A KE ATAS 21. I – 5 INDUSTRI BESAR TT 30000 KV A KE ATAS 22. G – 1 GEDUNG PEMERINTAH KECIL SEDANG TR 250 V A S/D 200 KV A 23. G – 2 GEDUNG PEMERINTAH BESAR TM 201 KV A KE ATAS
24. J PENERANGAN JALAN UMUM TR Sumber : PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai
B. Tagihan Bulanan Rekening Listrik
Sebagai pelanggan yang memanfaatkan energi listrik sudah tentu
mempunyai kewajiban untuk melunasi penggunaan listrik tiap bulannya. Namun demikian tidak semua pelanggan memahami secara benar beban apa saja yang melekat pada rekening listrik yang harus dibayarkannya. Seringkali akibat ketidaktahuan dan kurangnya informasi mengenai rekening listrik ini menyebabkan pelanggan merasa dirugikan.
Tagihan bulanan rekening pemakaian listrik PT PLN (Persero) terdiri atas 3 unsur biaya yaitu :
a. Biaya Beban : besarnya biaya beban dari pemakaian listrik bersifat tetap
sesuai dengan jumlah daya tersambung / daya tersedia. Dalam Tarif Daftar Listrik 1994 (TDL) ditetapkann Rp/k VA/bulan untuk setiap golongan tarif.
b. Biaya Pemakaian : besarnya biaya pemakaian didasarkan pada jumlah
atau konsumsi energi listrik yang diukur dalam satuan kWh sesuai dengan hasil pembacaan meter dikalikan dengan tarif biaya pemakaian Rp/kWh. Dengan uraian sebagai berikut :
1) Untuk pelanggan golongan tarif R – 1 dan R – 2, biaya pemakaiannya dikenakan sistem blok, untuk mendorong pelanggan lebih hemat memakai listrik. Untuk pemakaian sampai 60 jam pertama, tarif Rp/kWh lebih murah dan untuk pemakaian selebihnya sedikit lebih mahal.
2) Untuk pelanggan golongan tarif S – 4, SS – 4, U – 3, H – 3, I – 3, I – 4, dan G – 2 berlaku tarif ganda. Antara pukul 18.00 – 22.00 (Waktu Beban Puncak) dikenakan tarif WBP yang lebih mahal, terbanding dengan tarif pemakaian LWBP (Luar Waktu Beban Puncak). Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelanggan besar cenderung tidak menggunakan listrik pada saat-saat listrik dibutuhkan untuk penerangan pada malam hari yaitu antara pukul 18.00 – 22.00.
c. Biaya Pemakaian kVARh : yakni biaya yang dikenakan khusus untuk
pelanggan golongan tarif S – 4, SS – 4, U – 3 , H – 3, I – 3, I – 4, I – 5 dan G – 2 dikenakan biaya kelebihan pemakaian kVARh dengan ketentuan sebagai berikut : Jika pemakaian kVARh sebulan lebih besar dari 0,62 x jumlah pemakaian kWh bulan tersebut sehingga faktor daya rata-rata bulanan kurang dari 0,85 induktif, maka kelebihan pemakaian kVARh dibebankan kepada pelanggan sebesar kVARh terpakai dikurang 0,62 x kWh total.
Selain biaya-biaya di atas, dikenakan pula biaya sewa trafo khusus untuk pelanggan TM yang mendapat pasokan TR serta pelanggan TT yang mendapat pasokan TM. Dengan demikian keempat unsur biaya itulah yang murni rekening listrik.
C. Tagihan yang ditumpangkan dalam Rekening Listrik a. Retribusi/Biaya/Pajak Penerangan Jalan Umum
Retribusi Penerangan Jalan Umum atau Biaya Penerangan Jalan Umum besarnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II setempat berdasarkan golongan tarif atau berdasarkan pemakaian kWh atau dipresentasekan dari Biaya Beban dan Biaya Pemakaian. Untuk kepraktisan pemungutan retribusi atau pajak Penerangan Jalan Umum tersebut, Pemerintah Daerah meminta bantuan PLN untuk menagihnya dan ditumpangkan dalam rekening listrik. Selanjutnya, tiap bulan PT PLN (Persero) menyetorkan ke kas Pemda setempat sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sementara itu PLN menagih kepada Pemda rekening pemakaian listrik untuk lampu jalan, taman umum, air mancur umum, terminal bus dan sebagainya. Jadi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) itu adalah milik PEMDA bukan milik PT PLN (Persero).
b. Biaya Materai
Biaya materai besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, PLN mengutipnya dan kemudian menyetorkannya ke Departemen Keuangan.
Bagi pelanggan Tegangan Rendah (TR), PT PLN (Persero) menetapkan pembatasan daya tersambung sesuai dengan tabel berikut ini :
Tabel 3.2
PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai