BAB I PENDAHULUAN
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat pada dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran matematika tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti: Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan Prosedur Newman pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salomekko.
b. Bagi guru matematika: Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi kepada guru tentang kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siswa SMP Negeri 3 Salomekko ketika menyelesaikan soal cerita SPLDV dan selanjutnya mampu membangkitkan siswa untuk belajar lebih giat.
c. Bagi siswa: Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan wawasan siswa dan dapat dijadikan masukan untuk menanggulangi kesalahan pada saat menyelesaikan soal cerita SPLDV.
d. Bagi sekolah: Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan sekolah memperoleh petunjuk untuk memajukan kualitas pendidikan.
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Hakikat Matematika
Ali Hamzah dan Muhlisrarini (Kurniawan, 2017: 8) berpendapat bahwa matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengetahuan, mathenein artinya berpikir atau belajar. Johnson dan Rising (Haryati, 2015: 14) mengemukakan bahwa matematika ialah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, serta matematika itu merupakan bahasa yang memakai kata yang dideskripsikan dengan teliti, jelas, serta akurat representasinya dengan simbol serta padat, lebih berbentuk bahasa simbol perihal ide daripada bunyi.
Sedangkan Paling (Kurniawan, 2017: 8) mengemukakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang membutuhkan nalar yang didalamnya mencakup operasi hitung yang digunakan untuk menyeesaikan perhitungan.
2. Analisis Kesalahan
Analisis ialah penyelidikan tentang suatu perkara atau kejadian (karangan, kegiatan dan sebagainya) agar dapat diketahui apa yang menyebabkan, bagaimana masalah utamanya, dan sebagainya (Kamus
Bahasa Indonesia, 2008: 60). Sedangkan menurut (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:1247) definisi kesalahan adalah penyimpangan, aktivitas yang salah (melenceng dari hukum dan yang lainnya). Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan ialah penyidikan tentang suatu kejadian yang masih dianggap belum tepat atau salah untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kejadian tersebut.
3. Soal Cerita
Pada Kamus Bahasa Indonesia (2008: 1365), soal dideskripsikan sebagai sesuatu yang meminta jawaban (teka-teki dalam hitungan) atau perihal yang mesti diselesaikan/masalah. Sedang cerita didefinisikan sebagai perkataan yang menguraikan proses berlangsungnya suatu hal atau lakon yang dipertunjukkan dalam gambar hidup (Kamus Bahasa Indonesia, 2008: 283).
Dalam pembelajaran matematika soal cerita memerlukan pengembangan proses berpikir siswa, karena itulah soal cerita dianggap sangat penting. Dengan soal cerita permasalahan pada kehidupan sehari-hari bisa ditingkatkan dengan kecakapan siswa dalam menganalisis permasalahan. Soal cerita merupakan soal yang ditulis dengan kalimat cerita kemudian diubah menjadi kalimat matematika dan dalam penyelesaiannya tidak hanya memperhatikan jawaban yang ditanyakan dalam soal, namun yang penting yaitu siswa paham akan langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban tersebut (Ayuwidayana, 2019: 16-17).
11
Jadi, dapat disimpulkan bahwa soal cerita merupakan suatu bentuk pertanyaan atau soal yang menyajikan masalah terkait dengan kehidupan sehari-hari dan ketika menyelesaikannya harus menggunakan langkah-langkah yang benar agar mendapatkan jawaban yang tepat.
Dalam menyelesaikan soal cerita, siswa harus dapat memahami isi soal cerita tersebut, siswa wajib mengetahui obyek-obyek matematika yang harus diselesaikan, dapat mengubah/memisalkannya ke dalam model matematika, dapat menentukan operasi hitung yang tepat dan benar untuk menyelesaikan soal cerita, dan langkah akhir adalah penyelesaian serta penarikan kesimpulan (Rahmawati dan Laelatul Dhian Permata, 2018:
173).
Menurut Hudojo (Tuti Haryati, 2015: 23-24), prosedur yang mesti dikerjakan supaya siswa dapat mahir menyelesaikan soal cerita ialah:
a. Membaca soal cerita, Sebisa mungkin siswa mesti membaca soal cerita tersebut sendiri (dalam hati), lalu salah satu siswa membaca soal cerita tersebu menggunakan suara yang keras sedangkan yang lainnya mendengarkan dengan saksama.
b. Tanyakan pada siswa sejumlah pertanyaan agar dapat diketahui apakah soal cerita tersebut telah betul-betul dipahami atau tidak.
Pertanyaan itu seperti:
a) “Apakah yang dapat kamu ketahui pada soal ini?”
b) “Apa saja dari soal ini yang kamu dapat?”
c) “Apa yang akan kamu cari?”
c. Rancangan prosedur penyelesaian. Tuntutlah siswa agar menentukan operasi yang bisa dipergunakan untuk menyelesaikan atau mengerjakan soal yang dimaksudkan.
d. Selesaikan soal cerita. Ketika ketiga prosedur diatas telah dikerjakan maka dapat mempermudah dalam penyelesaian soal. Tiap-tiap siswa bisa mengerjakan sendiri dengan bebas.
e. Ketika penyelesaian telah didapatkan, cobalah untuk mendiskusikannya, apakah jawabannya sudah tepat dan benar, jelaskanlah hasilnya dalam kerangka soal cerita tersebut.
4. Jenis-jenis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita a. Menurut Watson
Menurut Watson (Kurniawan, 2017: 13) kencederungan kesalahan siswa diklasifikasikan menjadi 8 kategori:
1) Datanya tidak tepat 2) Prosedurnya tidak tepat 3) Datanya hilang
4) Kesimpulannya hilang 5) Konflik level respon 6) Manipulasi tidak langsung 7) Masalah hirarki
8) Selain dari tujuh kategori tersebut
13
b. Menurut Kastolan
Menurut Kastolan (Noviani, 2019: 29) jenis kesalahan dibedakan menjadi tiga (3) yaitu kesalahan konseptual, kesalahan strategi dan kesalahan teknik. Kesalahan konseptual terjadi apabila siswa tidak dapat menentukan rumus yang harus digunakan dalam mengerjakan soal atau siswa tidak dapat menerapkan rumus tersebut dengan benar. Kesalahan strategi mencakup kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, penggunaan langkah-langkah yang tidak sistematis; kesalahan dalam manipulasi langkah-langkah mengerjakan soal. Kesalahan hitung yaitu kesalahan pada saat melakukan perhitungan dalam mengerjakan soal.
c. Menurut Prosedur Newman
Anne Newman sebagai seorang guru matematika di Australia pertama kali memperkenalkan metode analisis kesalahan Newman pada tahun 1977. Prosedur Newman yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis kesalahan dalam soal uraian (Prakitipong dan Satoshi Nakamura, 2006: 113). Menurut Clements (Nurdiawan, Luvy Sylviana Zhanty, 2019: 130) mengatakan bahwa ada lima indikator dalam Prosedur Newman yang perlu dilalui siswa ketika ingin menyelesaikan soal cerita matematika. Lima indikator tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Indikator pada Kesalahan Newman
Jenis Kesalahan Indikator
Kesalahan ketika membaca soal (Reading Errors)
1) Siswa melakukan kesalahan ketika membaca dan tidak memahami arti kalimat pada soal.
2) Siswa tidak bisa membaca dengan tepat soal, simbol maupun singkatan pada soal.
Kesalahan dalam ditanyakan pada soal.
2) Siswa tidak memahami informasi ataupun belum dapat mengetahui informasi yang tercantum dalam soal. tahap-tahap serta tahap-tahap yang pertama ketika menyelesaikan soal.
2) Siswa salah ketika menentukan rumus ataupun tahap-tahap yang dipakai pada saat mengerjakan soal.
3) Siswa tidak tepat ketika mengubah soal menjadi model matematikanya.
Kesalahan pada keterampilan proses (Process Skill Error)
1) Siswa tidak benar ketika melakukan pengoperasian dalam perhitungan pada saat menyelesaikan soal.
2) Siswa tidak benar ketika menentukan sistematika yang dipakai saat mengerjakan soal 3) Siswa salah dalam menentukan jawaban akhir ataupun tidak menentukan jawaban akhir dari soal.
2) Siswa salah menentukan kesimpulan atau tidak
15
Jenis Kesalahan Indikator
menentukan kesimpulan dari jawaban akhir soal.
3) Siswa tidak benar pada prosedur sebelumnya serta tidak menuliskan satuan jawaban akhir.
Sumber: (Nurdiawan dan Luvy Sylviana Zhanty, 2019: 130) Dari beberapa pandangan para ahli tentang jenis kesalahan yang dikemukakan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa itu bervariasi. Namun dalam penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis kesalahan siswa berdasarkan Prosedur Newman yang meliputi kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan mentransformasikan, kesalahan dalam keterampilan proses, dan kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir. Adapaun contoh kesalahan berdasarkan indikator prosedur newman adalah sebagai berikut.
1) Kesalahan Membaca
Tabel 2.2 Contoh pada kesalahan membaca Pertanyaan pada soal Kesalahan membaca Hari Minggu, Salsa pergi ke
toko pakaian untuk berbelanja.
Salsa membeli 4 rok dan 3 jilbab, dia membayar Rp.270.000,-. Jika Salsa membeli 2 rok dan 3 jilbab dengan model yang sama, dia harus membayar sebesar Rp.180.000,-. Tentukan harga sebuah rok dan sebuah jilbab!
Hari Minggu, Salsa pergi ke toko pakaian untuk berbelanja.
Salsa membeli empat rok dan tiga jilbab, dia membayar dua puluh tujuh ribu rupiah. Jika Salsa membeli dua rok dan tiga jilbab dengan model yang sama, dia harus membayar sebesar delapan belas ribu rupiah. Tentukan harga sebuah rok dan sebuah jilbab!
Dilihat dari Tabel 2.2 kesalahan membaca yang siswa lakukan ialah siswa melakukan kesalahan ketika membaca bagian
harga yang harus dibayar Salsa. Siswa membaca dua puluh tujuh ribu rupiah dan delapan belas ribu rupiah, namun seharusnya dua ratus tujuh puluh ribu rupiah dan seratus delapan puluh ribu rupiah.
2) Kesalahan Memahami
Tabel 2.3 Contoh pada kesalahan memahami Pertanyaan soal Kesalahan memahami Hari Minggu, Salsa pergi ke
toko pakaian untuk berbelanja.
Salsa membeli 4 rok dan 3 jilbab, dia membayar Rp.270.000,-. Jika Salsa membeli 2 rok dan 3 jilbab dengan model yang sama, dia harus membayar sebesar Rp.180.000,-. Berapakah harga sebuah rok dan sebuah jilbab!
Misal: Banyaknya rok = x dan banyaknya jilbab = y
Diketahui:
Dilihat dari Tabel 2.3 kesalahan memahami soal yang siswa lakukan ialah siswa salah ketika menuliskan yang diketahui dengan benar. Seharusnya diketahui adalah Salsa membeli 4 rok dan 3 jilbab seharga Rp.270.000,- bukan Rp.27.000,-. Dan jika Salsa membeli 2 rok dan 3 jilbab dengan model yang sama, dia membayar sebesar Rp.180.000,- bukan Rp.18.000,-.
3) Kesalahan Transformasi
Tabel 2.4 Contoh pada kesalahan transformasi Pertanyaan soal Kesalahan transformasi Hari Minggu, Salsa pergike
toko pakaian untuk berbelanja.
Salsa membeli 4 rok dan 3 jilbab, dia membayar Rp.270.000,-. Jika Salsa membeli 2 rok dan 3 jilbab dengan model yang sama, dia harus membayar sebesar
Misalkan: Banyaknya rok = x dan banyaknya jilbab = y Diketahui:
17
Pertanyaan soal Kesalahan transformasi Rp.180.000,-. Berapakah
harga sebuah rok dan sebuah jilbab!
Dilihat dari Tabel 2.4 kesalahan transformasi yang siswa lakukan ialah pada bagian diketahui siswa tidak benar ketika mengubah kalimat ke model matematikanya. Siswa menulis 4x + 3y
= 27.000 dan 2x + 3y = 18.000, namun seharusnya 4x + 3y = 270.000 dan 2x + 3y = 180.000.
4) Kesalahan Keterampilan Proses
Tabel 2.5 Contoh pada kesalahan keterampilan proses Pertanyaan soal Kesalahan keterampilan proses Hari Minggu, Salsa pergi ke
toko pakaian untuk berbelanja.
Salsa membeli 4 rok dan 3 jilbab, dia membayar Rp.270.000,-. Jika Salsa membeli 2 rok dan 3 jilbab dengan model yang sama, dia harus membayar sebesar Rp.180.000,-. Berapakah
Mencari harga sebuah jilbab dengan cara mensubtitusi nilai x ke persamaan (2x + 3y =
Dilihat dari Tabel 2.5 kesalahan keterampilan proses yang siswa lakukakan ialah siswa kurang tepat ketika menggunakan operasi hitung pada saat memindah ruaskan angka, yang seharusnya
digunakan adalah operasi bagi (÷) bukan kurang (−) sehingga siswa memperoleh hasil yang tidak benar.
5) Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir
Tabel 2.6 Contoh pada kesalahan penulisan jawaban akhir Pertanyaan soal Kesalahan jawaban akhir Hari Minggu, Salsa pergi ke
toko pakaian untuk berbelanja.
Salsa membeli 4 rok dan 3 jilbab, dia membayar Rp.270.000,-. Jika Salsa membeli 2 rok dan 3 jilbab dengan model yang sama, dia harus membayar sebesar Rp.180.000,-. Tentukan harga sebuah rok dan sebuah jilbab!
Jadi, harga sebuah rok dan sebuah jilbab adalah Rp.88.000,- dan Rp.37.000,-
Dilihat dari Tabel 2.6 kesalahan penulisan jawaban akhir yang siswa lakukan ialah jawaban akhir yang didadapatkan siswa belum tepat akibat prosedur sebelumnya juga kurang tepat akibatnya jawaban yang didapat tidak tepat pula.
5. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan linear dua variabel ini ialah suatu persamaan linear yang mempunyai dua variabel yang pangkat masing-masing variabel adalah 1.
Persamaan linear dua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅, 𝑎, 𝑏 ≠ 0, dan x, y suatu variabel.
Dua buah persamaan linear dua variabel yang mempunyai satu penyelesaian dikatakan sebagai sistem persamaan linear dua variabel.
Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 𝑑𝑥 + 𝑒𝑦 = 𝑓
19
Dengan 𝑎, 𝑏, 𝑑, 𝑒 = koefisien, 𝑎, 𝑏, 𝑑, 𝑒 ≠ 0, 𝑐, 𝑓 = konstanta dan 𝑥, 𝑦 = variabel.
Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 1. Metode Grafik
Metode grafik adalah metode yang dilakukan dengan cara melukiskan grafik dari dua buah persamaan pada 1 gambar ke dalam bidang koordinat serta koordinat titik potong grafik dari dua persamaan itu adalah penyelesaiannya. Menyelesaikan SPLDV menggunakan metode grafik dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1) Menggambarkan garis yang mewakili dua persamaan itu ke dalam bidang kartesius.
2) Temukan titik potong dari dua grafik itu.
3) Jadi penyelesaiannya ialah (x, y).
2. Metode Subtitusi
Metode subtitusi adalah metode yang dilakukan dengan cara mengganti salah satu variabel dengan variabel lainnya. Penyelesaian SPLDV dengan metode subtitusi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1) Mengubah salah satu persamaan menjadi bentuk 𝑥 = 𝑐𝑦 + 𝑑 atau 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏. Memilih persamaan yang amat gampang agar bisa diubah.
2) Subsitusi nilai y ataupun x yang didapatkan pada tahap satu ke persamaan lain.
3) Menyelesaikan persamaan agar didapatkan nilai y ataupun x.
4) Subsitusi nilai x ataupun y yang didapatkan dari tahap tiga ke dalam salah satu persamaan agar didapatkan nilai variabel yang belum didapatkan nilainya.
5) Jadi penyelesaiannya ialah (x, y).
3. Metode Eliminasi
Metode eliminasi berarti menghilangkan atau melenyapkan.
Penyelesaian SPLDV menggunakan metode eliminasi ialah dengan cara membuang atau menghilangkan satu diantara dua variabel untuk mendapat nilai dari satu variabel lain. Penyelesaian SPLDV menggunakan cara eliminasi dapat dilakukan menggunakan langkah-langkah berikut.
1) Samakan salah satu koefisien variabel x ataupun y dari dua persamaan dengan cara dikalikan dengan konstanta yang cocok.
2) Menghilangkan atau melenyapkan variabel yang mempunyai koefisien sama dengan menambah ataupun mengurangkan dua persamaan tersebut.
3) Mengulangi dua tahap tersebut agar mendapatkan variabel yang belum didapat nilainya.
4) Jadi penyelesaiannya ialah (x, y).
21
4. Metode Gabungan (Subtitusi-Eliminasi)
Metode Gabungan ialah metode yang dilakukan dengan menggabungkan metode subtitusi dan eliminasi. Penggunaan metode gabungan paling sering digunakan karena dianggap lebih ringkas dan baik. Penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mencari nilai dari salah satu variabel x ataupun y menggunakan cara eliminasi.
2) Menggunakan cara subtitusi agar memperoleh nilai dari variabel yang belum didapatkan nilainya.
3) Jadi penyelesaiannya ialah (x, y).
Contoh soal dan penyelesaiannya:
Suatu hari Afri dan Lia pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Afri membeli 5 kubis dan 7 sawi dengan harga Rp.51.000,-. Sedangkan Lia membeli 3 kubis dan 5 sawi dengan harga Rp.35.000,-. Tentukan harga sebuah kubis dan sebuah sawi!
Jawab:
Misalnya: x = kubis y = sawi
Diketahui: 5x + 7y = 51.000 3x + 5y = 35.000
Ditanyakan: Harga x dan y?
Penyelesaian:
5x + 7y = 51.000 (×3) menghasilkan 15x + 21y = 153.000 3x + 5y = 35.000 (×5) menghasilkan 15x + 25y = 175.000 –
-4y = -22.000 y = 5.500 Mensubtitusi nilai x = 5.500 ke persamaan pertama 5x + 7y = 51.000
5x + 7(5.500) = 51.000 5x + 38.000 = 51.000 5x = 51.000 – 38.000
x = 12.500
5
x = 2.500
Jadi, harga sebuah kubis adalah Rp.2.500,- dan sebuah sawi adalah Rp.5.500,-
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian relevan diantaranya yaitu:
1. Pramesti, dkk. (2020) dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa subjek penelitian melakukan kesalahan pada tiap-tiap soal dengan berbagai macam kesalahan yaitu kesalahan membaca sama sekali tidak
23
terjadi dengan persentase 0%, kesalahan memahami 30%, kesalahan transformasi masalah 23,34%, kesalahan keterampilan proses 36,66%, dan kesalahan penulisan jawaban akhir 2,64%. Terjadinya kesalahan dikarenakan penyebabnya adalah siswa bingung bagaimana mengerjakan soal, siswa tidak paham maksud dari soal, sisw tidak paham konsep pecahan serta tidak teliti pada saat menyelesaikan soal.
2. Jamal (2018) dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada kesalahan membaca dan memahami tidak ada yang melakukan kesalahan, 1 orang mengalami kesahan transformasi, 2 orang melakukan kesalahan pada keterampilan proses, dan 1 orang salah dalam penulisan jawaban akhir.
3. Amalia (2017) dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa kesalahan memahami, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan dilakukan oleh mahasiswa field independent. Sedang kesalahan memahami, transformasi, keterampilan proses serta pengambilan kesimpulan dilakukan oleh mahasiswa tipe field dependent. Penyebabnya yaitu tidak paham dengan baik maksud soal, penguasaan materi kurang, bingung, kurang teliti, terburu-buru, tidak sempat tulis kesimpulan, serta tidak biasa meulis kesimpulan.
4. Rahmawati dan Laelatul Dhian Permata (2018) dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa siswa melakukan reading errors sebesar 23,33%, comprehension errors sebesar 81,67%, transformation errors sebesar 30%, process skills errors sebesar 56,67%, encoding errors sebesar
66,67%. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa yaitu tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan sehingga mengakibatkan siswa salah saat menulis kesimpulan.
5. Rahayuningsih dan Abdul Qohar (2014) dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa yaitu kesalahan pada tahap comprehension, transformation, process skill, dan encoding. Sedangkan bentuk scaffolding yang dilakukan adalah explaining, reviewing, restructuring, dan developing conceptual thinking.
25 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif pendekatan deskriptif. Penelitian ini diharapkan dapat menyajikan deskripsi kesalahan siswa dan penyebabnya dengan menjawab semua rumusan masalah yang telah dicantumkan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 3 Salomekko yang berlokasi di Desa Gattareng, Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Tahun Ajaran Semester Ganjil 2021/2022.
C. Subjek Penelitian
Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salomekko merupakan subjek pada penelitian ini yang dipilih sesuai kriteria yang telah tentukan. Adapun langkah-langkah dalam penentuan subjek pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan kelas untuk mengadakan penelitian.
2. Memberikan tes kemampuan awal kepada semua siswa. Tes tersebut berupa soal kognitif materi SPLDV.
3. Sesuai tingkat kemampuannya, 3 siswa akan dipilih sebagai subjek penelitian. 1 siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, 1 pula siswa yang tingkat kemampuannya sedang serta 1 juga siswa yang tingkat kemampuannya rendah. Pemilihan subjek pada penelitian ini juga
menggunakan pertimbangan tertentu seperti pertimbangan guru matematika.
4. Setelah ditentukan 3 subjek maka dilakukan tes kembali kepada ketiga subjek tersebut berupa soal cerita materi SPLDV untuk melihat kesalahan yang siswa lakukan pada saat menyelesaikan soal cerita tersebut.
5. Melakukan wawancara kepada ketiga subjek mengenai cara menyelesaikan soal yang diberikan.
D. Instrumen Penelitian
Peneliti sendiri ialah instrument utama di penelitian ini. Selain itu, peneliti membuat instrumen pendukung yaitu tes yang dilakukan dua kali berupa soal dalam bentuk cerita yang berkaitan dengan materi sistem persamaan linear dua variabel dan wawancara. Tes yang pertama atau tes kemampuan awal digunakan untuk menentukan subjek penelitian. Tes yang kedua digunakan untuk melihat kesalahan yang dilakukan siswa dan wawancara bertujuan untuk mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dilakukan peneliti dengan cara yaitu:
1. Tes
Pada penelitian ini, adapun tes yang digunakan berupa tes berbentuk soal cerita. Tes soal cerita ini digunakan karena setiap langkah penyelesaiannya dapat memperlihatkan cara berpikir siswa dalam mengerjakan soal sehingga akan diketahui kesalahan yang siswa alami pada saat menyelesaikan soal.
27
2. Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan pada penelitian ini berupa wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini dilakukan kepada 3 subjek yang telah dipilih. Perihal ini digunakan untuk menghimpun data yang berbentuk kata-kata terkait dengan ekpresi berbahasa mengenai kesalahan yang siswa lakukan ketika menyelesaikan soal.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan di penelitian ini ialah:
a. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dipakai untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hal kemampuan menyelesaikan tes materi SPLDV.
Adapun kriteria penilaian hasil tes sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kriteria skor penilaian hasil belajar Interval Kriteria
80-100 Tinggi
60-79 Sedang
≤ 59 Rendah
Sumber: (Yusuf dan Nelly Fitriani, 2020) b. Analisis data kualitatif
1) Reduksi Data
Proses reduksi data diartikan sebagai merangkup, memilah perihal yang utama, fokus di hal yang penting, mencari pokok pikiran dan polanya dan mengeliminasi yang tidak dibutuhkan.
Ketika mereduksi data, tentu peneliti berpedoman pada tujuan yang hendak dicapai.
Tahap reduksi data pada penelitian ini adalah:
1) Memeriksa hasil jawaban siswa yang sudah mengerjakan tes.
2) Memilih siswa untuk dipergunakan menjadi subjek penelitian.
3) Hasil yang telah dikerjakan subjek penelitian ialah data yang harus dimodifikasi untuk dijadikan bahan pelaksanaan wawancara nantinya.
4) Mereduksi hasil wawancaranya dengan kalimat yang tepat, baik dan benar supaya menghasilkan data yang layak digunakan.
2) Penyajian Data
Sesudah melakukan reduksi data, langkah berikutnya ialah menyajikan data. Dengan penyajian data, data dapat terstruktur, tertata pada pola hubungan, akhirnya data tentu lebih gampang dimengerti. Menyajikan data dilakukan dalam bentuk teks yang besifat naratif.
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau disebut juga verifikasi ialah sepenggal dari sebuah kegiatan dari komposisi yang lengkap yang akhirnya dapat memenuhi pertanyaan serta tujuan penelitian.
Perihal ini bisa didapatkan dengan mencocokkan analisis hasil dari pekerjaan dan wawancara siswa yang berperan sebagai
29
subjek penelitian dan kemudian bisa dilihat jenis serta penyebab siswa mengalami kesalahan ketika menyelesaikan soal.
G. Prosedur Penelitian
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Aktivitas yang dilaksanakan di tahap ini adalah:
a. Melakukan pengurusan surat izin yang diperlukan.
b. Merencanakan dan melakukan penyusunan instrumen penelitian.
c. Melakukan validasi instrumen kepada tim validator.
2. Tahap Pelaksanaan
Aktivitas yang dikerjakan di tahap ini ialah:
a. Melakukan komunikasi dengan guru bidang studi tentang materi SPLDV.
b. Memilih kelas sesuai rekomendasi guru bidang studi matematika.
c. Melakukan tes kemampuan awal sesuai waktu yang telah ditentukan.
d. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan tiap-tiap siswa.
e. Menentukan subjek penelitian berdasarkan hasil tes kemampuan awal serta pertimbangan dari guru bidang studi matematika
f. Melakukan tes kepada subjek yang terpilih untuk melihat kesalahan yang dilakukan siswa.
g. Melakukan wawancara kepada subjek penelitian sesuai waktu yang telah ditentukan.
h. Menyimpulkan kesalahan siswa berdasarkan hasil wawancara.
3. Tahap Penyelesaian
Beberapa kegiatan yang dikerjakan di tahap penyelesaian ialah:
Beberapa kegiatan yang dikerjakan di tahap penyelesaian ialah: