BAB 1 PENDAHULUAN
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai :
a. Dalam bidang penelitian, diharapkan dapat memperkenalkan pengukuran lingkar leher sebagai skreening yang mudah dan murah untuk mengidentifikasi individu dengan obesitas dan kelebihan berat badan serta memberikan tambahan data mengenai kadar trigliserida pada obesitas.
b. Dalam bidang pendidikan, diharapkan dapat membantu memberikan tambahan pengetahuan tentang kadar trigliserida dan dapat dijadikan sebagai bahan kepustakaan di perpustakan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU).
c. Dalam bidang pelayanan masyarakat, diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi masyarakat tentang kadar trigliserida dan lingkar pinggang dan dapat menjadi data sekunder untuk penelitian selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lingkar Leher
2.1.1 Definisi Lingkar Leher
Lingkar leher merupakan pengukuran sederhana dengan keandalan informasi yang baik. Pengukuran lingkar leher merupakan indikator lemak tubuh bagian atas yang lebih baik daripada penanda indeks massa tubuh (IMT). Lingkar leher tersebut berkorelasi dengan lingkar badan, rasio pinggang dan panggul, indeks massa tubuh, total kolesterol, trigliserida, LDL-kolesterol asam urat dan kadar glukosa pada pria dan wanita.7
2.1.2 Pengukuran Lingkar Leher
Pengukuran lingkar leher digunakan dengan pita metline. Posisi pasien berdiri tegak, tenang, dan menghadap lurus ke depan. Pengukuran lingkar leher pada subjek perempuan terletak di bagian tengah leher di antara spina servikalis media (mid cervicalis spine) sampai bagian tengah leher depan (mid anterior neck). Sedangkan pada laki-laki pengukuran lingkar leher tepat di bawah laryngeal prominience (Apple’s Adam) atau tulang rawan tiroid. Pengukuran dilakukan tanpa menekan kulit.12
Gambar 1. Pengukuran lingkar leher
Lingkar leher =35,5 cm untuk laki-laki dan 32 cm untuk wanita merupakan cutt of point yang paling tepat untuk mengidentifikasi individu dengan status berat badan yang overweight, sedangkan lingkar leher =37,5 cm untuk
laki-laki dan =35,5 cm untuk wanita adalah cut of point paling tepat untuk mengidentifikasi individu dengan obesitas. Berdasarkan validasi yang dilakukan pada kelompok yang berbeda, sebagai salah satu metode skreening obesitas lingkar leher memiliki sensitivitas 98%, spesifitas 89%, akurasi 94% untuk laki-laki dan 99% untuk perempuan.8
2.1.3 Lingkar Leher Mempengaruhi Obesitas
Pada dasarnya obesitas berbeda dengan kelebihan berat badan atau overweight. Kegemukan dapat juga diartikan penimbunan lemak tubuh yang berlebihan sehingga berat badan remaja jauh diatas normal mencapai 20 % dari berat badan ideal, sedangkan kelebihan berat badan (overweight) adalah suatu keadaan terjadinya penimbunan lemak secara berlebih, hingga berat badannya mencapai 10%-20% dari berat badan ideal. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh >25% pada pria dan
>33% pada wanita.13 Obesitas tubuh bagian atas merupakan penimbunan lemak tubuh di truncal. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah.
Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada truncal, salah satunya adalah leher. Hal ini mempengaruhi ukuran lingkar leher yaitu lemak subkutaneus yang berada di belakang kulit bagian leher.14,15
2.2 Trigliserida
2.2.1 Defenisi dan Klasifikasi
Trigliserida merupakan lemak netral yang masing-masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang melekat pada gliserol.
Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Ketika sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah.
Oleh sel-sel yang membutuhkan, komponen-komponen tersebut kemudian dibakar
dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2) dan air (H2O).16 Berikut adalah tabel yang memuat klasifikasi kadar trigliserida.
Tabel 1. Klasifikasi Trigliserida menurut ATP III
Total Trigliserida (mg/dL) Kategori
< 150 Normal
150-199 Batas Tinggi
200-499 Tinggi
> 500 Sangat Tinggi
2.2.2 Struktur Trigliserida
Trigliserida merupakan gliserol yang berikatan dengan 3 asam lemak.
Ketiga asam lemak yang berikatan dengan gliserol dapat sama maupun berbeda (Gambar 1). Rumus kimia trigliserida adalah RCOO-CH2CH(OOC-R’)CH2-OOCR’’ dimana R,R’,R” adalah rantai alkil.
Gambar 2. Pembentukan Trigliserida.17
Gambar 3. Struktur Kimia Trigliserida.18
Pada tubuh manusia, lemak yang paling sering terdapat dalam trigliserida adalah (1) asam stearat, yang mempunyai rantai karbon-18 yang sangat jenuh dengan
atom hidrogen, (2) asam oleat, yang juga mempunyai rantai karbon-18 tetapi mempunyai satu ikatan ganda dibagian tengah rantai, dan (3) asam palmitat, yang mempunyai 16 atom karbon dan sangat jenuh.1
2.2.3 Fungsi Trigliserida
Trigliserida banyak didapatkan dalam sel-sel lemak, merupakan 99% dari volume sel. Di samping digunakan sebagai sumber energi, trigliserida dapat dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid, dan bentuk lipid lain kalau dibutuhkan.
Sebagai jaringan lemak, trigliserida juga mempunyai fungsi fisik yaitu sebagai bantalan tulang dan organ vital, melindungi organ-organ tadi dari guncangan atau kerusakan.19
2.2.4 Metabolisme Trigliserida 1) Jalur eksogen
Makanan berlemak yang dikonsumsi orang terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas.
Di dalam usus halus, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida.20 Trigliserida yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron.
Kilomikron ini akan diangkut dalam darah melalui duktus torasikus. Dalam jaringan lemak, trigliserida dan kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali atau dioksidasi.21 Trigliserida disimpan kembali di jaringan lemak adiposa, tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida hati.
Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati.20
2) Jalur endogen
Trigliserida yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu Intermediate Density Lipoprotein (IDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL). LDL merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol paling banyak (60-70%).20,21
Gambar 4. Jalur Eksogen dan Endogen
2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida
1) Diet tinggi karbohidat (60% dari intake energi) dapat meningkatkatkan kadar trigliserida(U.S. Departement of Health and Human Services, 2001).
2) Faktor genetik, misalnya pada hipertrigliseridemia familial dan disbetalipoproteinemia familial.
3) Usia, semakin tua seseorang maka terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh sehingga keseimbangan kadar trigliserida darah sulit tercapai akibatnya kadar trigliserida cenderung lebih mudah meningkat.
4) Stres mengaktifkan sistem saraf simpatis yang menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang akan meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam darah, serta meningkatkan tekanan darah.1
5) Penyakit hati, menimbulkan kelainan pada trigliserida darah karena hati merupakan tempat sintesis trigliserida sehingga penyakit hati dapat menurunkan kadar trigliserida.20
6) Hormon tiroid menginduksi peningkatan asam lemak bebas dalam darah, namun menurunkan kadar trigliserida darah.1
7) Hormon insulin menurunkan kadar trigliserida darah, karena insulin akan mencegah hidrolisis trigliserida.1
8) Hormon estrogen, menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL.22
9) Vitamin niasin dosis tinggi, menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL.22
2.3 Hubungan Lingkar Leher dengan Trigliserida
Berdasarkan penelitian di Semarang, terdapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkar leher dengan kadar trigliserida (r=0,540 , p< 0,05) yang memiliki nilai korelasi yang bermakna.11 Lingkar leher merupakan salah satu indeks distribusi lemak tubuh bagian atas atau upper body obesity. Kelebihan dari indeks lingkar leher terbukti memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan indeks parameter lainnya serta dapat digunakan sebagai skrining obesitas yang mudah dan murah.23,24Lingkar leher juga dapat digunakan sebagai prediktor adanya risiko sindroma metabolik dan penyakit kardiovaskuler.
Mekanisme antara lingkar leher dengan risiko penyakit kardiovaskuler masih belum dapat diketahui secara pasti. Namun, aktivitas lipolisis lemak tubuh bagian atas mungkin menjadi salah satu mekanisme yang menjelaskan hubungan antara lingkar leher dengan risiko penyakit kardiovaskuler. Bagian leher yang merupakan lemak subkutan tubuh bagian atas berperan dalam melepaskan asam lemak bebas. Apabila terjadi peningkatan asam lemak bebas yang berlebih, maka dapat memicu meningkatnya kadar trigliserida dalam darah. Peningkatan kadar
trigliserida inilah yang menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Selain itu, hipertrigliseridemia juga menyebabkan trombosis arteri koroner yang dapat mengarah pada penyakit jantung koroner.25
BAB 3
3.3 Hipotesis Penelitian
Dari landasan teori yang dikemukakan sebelumnya, maka terdapat adanya hubungan antara perubahan pengukuran lingkar leher dan kadar trigliserida pada mahasiswa FK USU yang obesitas.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, artinya peneliti melakukan proses pengambilan data dalam satu kali pengamatan.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli - November 2016. Untuk pengambilan data responden akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) dan pengambilan data untuk pengukuran trigliserida akan dilakukan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU).
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK USU yang sedang menjalani pendidikan strata satu FK USU pada saat dilakukannya penelitian.
4.3.2 Sampel Penelitian
Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling dimana semua subjek yang akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi yang akan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah : a. Kriteria Inklusi :
Mahasiswa Strata Satu FK USU.
Bersedia untuk diteliti dan menandatangani informed consent.
Tidak sedang mengalami penyakit gondok (goiter disease), tumor tiroid,hipertiroid, pembesaran kelenjar getah bening.
Tidak sedang mengalami penyakit hati.
Tidak sedang menggunakan pemakaian insulin.
Tidak terdapat kelainan pada leher yang dapat mengganggu pengukuran lingkar leher.
b. Kriteria Eksklusi :
Responden yang mengundurkan diri untuk berpartisipasi.
Penghitungan besar sampel minimum yang dibutuhkan bagi ketepatan dan validitas hasil penelitian dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:
=
( ),
+
Keterangan :
n = Besar Sampel Z = Derivat baku alfa Zβ = Derivat baku beta
r = Perkiraan korelasi minimal yang dianggap bermakna
Berdasarkan rumus diatas, maka besar sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis dua arah, sehingga Z = 1,96 Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,84. Korelasi minimal yang dianggap bermakna (r) berdasarkan penelitian sebelumnya sebesar 0,540.
Dengan demikian:
= ( + )
Dari hasil perhitungan perkiraan besar sampel di atas maka diperoleh jumlah minimum sampel diperlukan pada penelitian ini adalah sebanyak 24 orang.
Pada penelitian ini saya mengambil sampel sebanyak 139 orang.
4.4 Etika Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti meminta keterangan kelayakan etik (ethical clearance) dari Komisi Etik Penelitian di FK USU. Semua objek yang memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan secara lisan dan harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent) untuk ikut dalam penelitian secara sukarela dan bila karena suatu alasan, subjek berhak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini.
4.5 Teknik Pengumpulan Data
Lingkar leher diukur menggunakan pita metline dengan posisi berdiri tegak, tenang, dan menghadap lurus ke depan, pengukuran lingkar leher pada subjek perempuan terletak di bagian tengah leher di antara spina servikalis media (mid cervicalis spine) sampai bagian tengah leher depan (mid anterior neck).
Sedangkan pada laki-laki pengukuran lingkar leher tepat di bawah laryngeal prominience (Apple’s Adam) atau tulang rawan tiroid. Hasil pengukuran lingkar leher dengan satuan sentimeter (cm) dan skala rasio. Kategori lingkar leher untuk laki-laki adalah >37,5 cm dan perempuan >33,5 cm bagi individu yang obesitas.
Untuk melihat subjek obesitas menggunakan berat badan dan tinggi badan,
dengan cara menggunakan timbangan berat badan dan meteran. Kemudian hasil pengukuran dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan pangkat dua (m). Batas obesitas adalah BMI ≥25.
Sedangkan pengukuran kadar trigliserida darah subjek penelitian dilakukan dengan cara mengambil darah melalui pembuluh darah vena setelah sebelumnya subjek melakukan puasa minimal 8-12 jam. Pengambilan dilakukan di (RS USU) dan diambil oleh laboran dari Patologi Klinik. Batas normal kadar trigliserida berdasarkan The National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP, ATP III) yaitu <150 mg/dl.5
Berikutprosedur pengambilan darah :
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, dan tabung EDTA (tutup ungu) dan serum (tutup merah).
2. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data pasien.
3. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
4. Minta pasien mengepalkan tangan.
5. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
6. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
7. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
8. Tusuk bagian vena menggunakan spuit dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
9. Setelah volume darah cukup sebanyak 6-8 ml, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
10. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas selama 30 detik lalu plester selama kira-kira 15 menit.
Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
4.6 Defenisi Operasional 4.6.1 Lingkar Leher
a. Definisi : ukurang keliling lingkar leher pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang sedang menjalani menjalani pendidikan strata satu.
b. Cara ukur : Lingkar leher diukur menggunakan pita metline dengan posisi berdiri tegak, dan menghadap lurus ke depan. Pengukuran lingkar leher pada subjek perempuan terletak di bagian tengah leher di antara spina servikalis media (mid cervicalis spine) sampai bagian tengah leher depan (mid anterior neck). Sedangkan pada laki-laki pengukuran lingkar leher tepat di bawah laryngeal prominience atau tulang rawan tiroid. Hasil pengukuran lingkar leher dengan satuan sentimeter (cm).
c. Alat ukur : pita metline / meteran d. Hasil Ukur :
1. Pria : >37,5 cm 2. Wanita : >33,5 cm e. Skala Pengukuran : rasio
4.6.2 Kadar Trigliserida
a. Definisi : kadar trigliserida merupakan jenis lemak yang ada di dalam darah yang diukur pada mahasiswa FK USU yang sedang menjalani pendidikan strata satu.
b. Cara ukur : Pengambilan darah responden
Pengambilan darah ini dilakukan dengan mengambil darah responden.
c. Alat ukur : Cobas 600 seri 501 d. Hasil Ukur :
1. Normal : <150mg/dL 2. Abnormal : ≥150 mg/dL e. Skala Pengukuran : rasio
4.7 Pengolahan Data dan Analisa Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh dara ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakaan cara-cara tertentu. Data karakteristik yang telah terkumpul diolah dan dianalisa dengan bantuan komputer melalui program SPSS. Adapun rencana pengelolaan data terdiri dari :
a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
Apabila data belum lengkap atau terdapat kesalahan, maka data akan dilengkapi kembali.
b. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan program komputer.
c. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer. Program komputer yang rencananya akan dipakai adalah Statistic Package for Social Sciences (SPSS).
d. Cleaning data
Data-data yang telah dientri diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
e. Saving
Data-data yang telah melewati tahapan yang di atas akan disimpan untuk keperluan analisa data selanjutnya.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU). Universitas Sumatera Utara adalah Universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia dan merupakan Universitas yang pertama di Pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. Gedung Fakultas Kedokteran USU terdapat di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Jl. Dr.
Mansur No.5 Medan, Sumatera Utara.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini dikategorikan berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian terhadap 139 responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik N (%)
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin terbesar adalah kelompok perempuan sebanyak 84 orang dengan persentase 60.4%.
5.1.3 Hasil Analisis Data
Tabel 5.2 Lingkar Leher dan Trigliserida Pada Laki-Laki
Mean Min Max Standard
Deviasi
Lingkar Leher 38.818 30 47 3.545
Trigliserida 100.436 32 454 78.987
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai Mean dari keseluruhan lingkar leher pada subjek penelitan laki-laki adalah 38.818, kemudian nilai Min adalah 30, nilai Max adalah 47, dan nilai Standard Deviasi adalah 3.545.
Sedangkan pada Trigliserida dapat dilihat bahwa nilai Mean dari keseluruhan nilai trigliserida pada subjek penelitan laki-laki adalah 100.436 , kemudian nilai Min adalah 32, nilai Max adalah 454, dan nilai Standard Deviasi adalah 78.987.
Tabel 5.3 Lingkar Leher dan Trigliserida Pada Perempuan
Mean Min Max Standard
Deviasi
Lingkar Leher 32.562 21.5 40 2.818
Trigliserida 69.512 35 239 28.978
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa nilai Mean dari keseluruhan lingkar leher pada subjek penelitan perempuan adalah 32.562, kemudian nilai Min adalah 21.5, nilai Max adalah 40, dan nilai Standard Deviasi adalah 2.818.
Sedangkan pada Trigliserida dapat dilihat bahwa nilai Mean dari keseluruhan nilai trigliserida pada subjek penelitan perempuan adalah 69.512 , kemudian nilai Min adalah 35, nilai Max adalah 239, dan nilai Standard Deviasi adalah 28.978.
Tabel 5.4 Hubungan Lingkar Leher dengan Kadar Trigliserida Lingkar Leher
R P
Kadar Trigliserida 0.386 0.000
Berdasarkan tabel 5.4, hubungan Lingkar Leher dengan Kadar Trigliserida memiliki nilai korelasi 0.386 dengan nilai kemaknaan 0.000. Ini membuktikan bahwa secara statistika ada korelasi yang bermakna antara lingkar leher dengan kadar trigliserida karena p < 0.05. Nilai korelasi yang positif antara dua variabel tersebut menunjukkan hubungan yang searah. Hal ini menunjukan bahwa lingkar leher yang semakin besar, maka kadar trigliserida juga semakin tinggi.
Hubungan antara dua hal juga dapat dilihat dalam diagram tebar (scatter plot) gambar 5. Dalam diagram tersebut, dilukiskan titik-titik yang mewakili setiap data responden serta garis regresi linier diantara titik-titik itu.
Gambar 5. Scatter Plot Hubungan Lingkar Leher dengan Trigliserida 5.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian diperoleh data yang didapat dengan melakukan penelitian kepada 139 orang responden. Dari hasil penelitian dari karakteristik jenis kelamin responden didapati jumlah responden dengan jenis kelamin yang terbanyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 84 orang (60.4%).
Sedangkan jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang (39.6%). Hal ini memperlihatkan bahwa jenis kelamin yang dominan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah jenis kelamin perempuan.
5.2.1 Lingkar Leher
Rata-rata dari hasil pengukuran lingkar leher menunjukkan bahwa lingkar leher laki-laki lebih besar dari perempuan. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata lingkar leher pada
laki-laki lebih besar dari perempuan dan cut off point laki-laki-laki-laki yang lebih besar dari perempuan.
Dari hasil penelitian di Pakistan oleh Mozaffer Rahim Hingorjo; dkk, kriteria ukuran lingkar leher untuk kelompok laki-laki yang berisiko memiliki kadar trigliserida tinggi akan semakin terlihat pada subjek dengan lingkar leher
>37,5 cm dan >33,5 cm pada perempuan.26Hal ini sama dengan penelitian lingkar leher di China oleh Jing-ya Zhou; dkk yang memiliki cut off point ≥37 cm untuk laki-laki dan ≥33 cm untuk perempuan dan juga penelitian oleh Yang; dkk yang memiliki cut off point > 39 cm untuk laki-laki dan > 35 cm untuk perempuan.
Beberapa penelitian ini menjelaskan bahwa individu yang memiliki lingkar leher melebihi cut off point tersebut berisiko mengalami peningkatan kadar trigliserida yang dapat mengarah pada sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskuler.27,28
5.2.2 Kadar Trigliserida
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek laki-laki memiliki rata-rata kadar trigliserida yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perempuan. Hasil ini sama didapat oleh Muherdiyantiningsih; dkk melakukan penelitian di Bogor pada orang dewasa, yaitu terdapat hasil peningkatan kadar trigliserida dan antara laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0,006. Laki-laki menunjukkan kadar trigliserida lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.29
Hasil yang juga hampir sama dengan penelitian di Semarang oleh M Mexitalia; dkk yaitu terdapat peningkatan kadar trigliserida sebesar 10,8% pada subjek dengan berat badan normal dan 45,6% pada subjek obesitas.6 dan juga dengan penelitian di Palembang oleh Darmawan; dkk pada kelompok usia 55 tahun yaitu terdapat kadar trigliserida laki-laki 194,2 mg/dl dan perempuan 180,6 mg/dl.30
5.2.3 Hubungan Lingkar Leher dengan Kadar Trigliserida
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar lingkar leher akan di ikuti dengan semakin tinggi pula kadar trigliserida dari seseorang tersebut.
Nilai korelasi r = 0.386 dengan memiliki nilai signifikansi sebesar p = 0.000 yang berarti dibawah 0.05 menunjukkan bahwa hubungan kedua dari variabel signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian di Belgaum. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara lingkar leher dengan kadar trigliserida (r=0,308 , p< 0,005).31 Di Indonesia penelitian serupa juga pernah dilakukan di Semarang oleh Rahma Teta A dengan subjek orang dewasa. Penelitian tersebut
Nilai korelasi r = 0.386 dengan memiliki nilai signifikansi sebesar p = 0.000 yang berarti dibawah 0.05 menunjukkan bahwa hubungan kedua dari variabel signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian di Belgaum. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara lingkar leher dengan kadar trigliserida (r=0,308 , p< 0,005).31 Di Indonesia penelitian serupa juga pernah dilakukan di Semarang oleh Rahma Teta A dengan subjek orang dewasa. Penelitian tersebut