• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dokter gigi tentang bahaya efek stokastik dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi terhadap ibu hamil.

Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi dokter gigi agar berhati-hati dalam melakukan penatalaksanaan perawatan gigi pada ibu hamil jika diperlukan radiografi.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang terjadi setelah melakukan penginderaan baik dari penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan rasa terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: 12

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah: 12 a. Pendidikan

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, semakin luas pengetahuannya. Namun tidak berarti pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah pula.

b. Informasi dan media massa

Informasi diperoleh dari pendidikan formal dan non formal yang menghasilkan peningkatan pengetahuan. Seiring berkembangnya teknologi akan menyediakan media massa dan informasi yang mempengaruhi pengetahuan tentang inovasi baru.

c. Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan tanpa penalaran akan menambah pengetahuan. Status ekonomi juga berpengaruh dengan pengadaan fasilitas yang diperlukan untuk menambah tingkat pengetahuan.

d. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh pada proses masuknya pengetahuan terhadap individu yang berada di lingkungan tersebut.

e. Pengalaman

Pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia maka semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diserap meningkat.

2.2 Radiografi Sinar-X

Radiografi telah menjadi metode diagnostik yang paling sering digunakan dalam peningkatan pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Pemeriksaan radiologi berperan penting dalam penegakan diagnosis dan rencana perawatan untuk kelainan dan keadaan patologis pada area oromaksilofasial.13 Dalam penatalaksanaan penyakit gigi dan mulut lebih dari 80% kasus kedokteran gigi memerlukan pemeriksaan radiografi.

Gambaran radiografi dengan kualitas tinggi akan menunjukkan struktur gigi dan anatomi secara akurat, sehingga dapat dilakukan interpretasi.14

Menurut European Commission (2015), penggunaan radiografi kedokteran gigi menggunakan sinar-x sebesar 1/3 dari seluruh jenis pemeriksaan di bidang medis.13 Sinar-x digambarkan sebagai gelombang energi tinggi dimana setiap simpul sinar terdapat kumpulan foto yang kekuatannya setara dengan satu kuantum energi.15 Dalam pemakaian sinar-x diharapkan dapat diperoleh kualitas pencitraan yang baik sesuai dengan dosis pasien.16

Pada pesawat sinar-x, proses pembentukan sinar-x diawali dengan pemanasan filamen yang merupakan katoda yang dialiri listrik. Katoda yang panas akan menghasilkan elektron-elektron terlepas dan membentuk awan elektron sehingga terjadi pergerakan menuju anoda dengan kecepatan yang sesuai serta beda potensial

yang ada pada katoda dan anoda. Beda potensial tersebut mempengaruhi gerakan elektron. Jika beda potensial ditingkatkan dengan menambah nilai kV-nya, maka gerakan elektron akan semakin cepat. Lalu elektron-elektron tersebut akan menabrak anoda sehingga menghasilkan 99% panas dan 1% sinar-x.17

2.2.1 Karakteristik Sinar-X

Sinar-x telah ditemukan pada tahun 1985 oleh Wilhelm Conrad Roentgen. Pada saat ditemukan, sifat sinar-x tidak langsung diketahui. Sifat-sifat alami sinar-x baru secara pasti ditentukan pada tahun 1912 seiring dengan penemuan difraksi sinar-x oleh kristal. Beberapa karakteristik sinar-x yang digunakan pada pencitraan, yaitu:3,18

a. Penembusan yang cukup, melewati pasien dan bereaksi dengan emulsi film atau sensor digital dan menghasilkan kontras yang baik antara bayangan yang berbeda.

b. Paralel, yaitu non-divergen, untuk mencegah pembesaran gambar.

c. Diproduksi dari sumber titik, untuk mengurangi keburaman tepi gambar (efek penumbra).

d. Sinar-x dapat menimbulkan radiasi sekunder, yaitu sebarannya ke segala arah saat melalui suatu zat atau bahan.

e. Sinar-x yang diserap oleh suatu zat atau bahan sesuai dengan kepadatan bahan tersebut. Semakin tinggi kepadatannya, semakin besar penyerapannya.

f. Sinar-x dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses secara kimiawi di kamar gelap.

g. Sinar-x dapat menyebabkan bahan tertentu memendarkan cahaya (luminisensi), seperti zinc-sulfide.

h. Sinar-x dapat menyebabkan ionisasi pada partikel-partikel suatu zat atau bahan saat dilalui.

i. Sinar-x dapat menyebabkan perubahan biologis pada jaringan.

2.2.2 Efek Radiasi Sinar-X

Pemeriksaan radiologi kedokteran gigi menggunakan sinar-x, merupakan salah satu radiasi pengion yang memiliki potensi efek biologis merugikan bagi manusia.

Paparan radiasi pengion untuk keperluan diagnostik dan rencana perawatan tidak dapat dihindari pada pasien dan populasi sekitarnya.13

Efek biologis radiasi pada manusia dapat terjadi pada individu yang terkena radiasi tersebut (efek somatik) ataupun keturunannya (efek herediter/genetik). Efek somatik terbagi menjadi efek deterministik dan efek stokastik.19

Gambar 1. Skema urutan dari proses radiasi ketika diserap media biologis20

2.2.2.1 Efek Deterministik

Efek deterministik disebut juga efek non-stokastik yang bergantung pada waktu pemaparan, dosis, dan jenis radiasi. Efek ini terjadi bila dosis radiasi yang diterima tubuh melebihi nilai dosis ambang. Paparan radiasi yang melebihi nilai batas ambang tertentu memiliki efek seperti menginduksi kematian sel hingga merusak fungsi jaringan dan organ. Tingkat keparahan efek ini meningkat jika dosis yang diterima semakin besar. Dosis ambang efek deterministik diperkirakan sekitar 150 mGy (15 rad). Pada dosis ini, dianjurkan agar kehamilan diperiksa untuk keperluan intervensi.

Perubahan –

Efek ini dapat diamati secara klinis dan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu penyakit radiasi akut dan penyakit radiasi kronis.13,21,22

a. Penyakit radiasi akut

Efek radiasi akut disebabkan oleh dosis radiasi yang besar dan diberikan dalam waktu yang singkat. Efek ini muncul tepat setelah pemaparan atau dalam 24 jam setelah pemaparan. Efek akut yang disebabkan oleh paparan singkat toksin tingkat tinggi, efek ini disebabkan oleh paparan tunggal dan mengakibatkan masalah kesehatan langsung. Efek ini umumnya bermanifestasi dengan cepat serta melibatkan paparan tinggi dalam waktu singkat. Terutama mual, muntah, sakit kepala, demam, luka bakar pada kulit dan jaringan.19,21

b. Penyakit radiasi kronis

Penyakit radiasi kronis dapat muncul setelah satu bulan atau satu tahun pemaparan radiasi dalam jumlah yang tinggi. Paparan radiasi secara terus menerus dalam dosis kecil juga dapat menyebabkan efek kronis. Efek radiasi kronis tidak dapat dilihat secara langsung serta berbahaya dan sulit untuk disembuhkan. Efek penyakit radiasi kronis dapat berupa katarak, kanker, mutasi genetik, kemandulan sementara dan konstan.19,21

2.2.2.2 Efek Stokastik

Efek stokastik dapat terjadi walau dalam batas radiasi yang sesuai. Efek stokastik bergantung pada efek probabilitas, bahkan dosis radiasi minimal mempunyai efek stokastik dalam meningkatkan potensi kanker dan kerusakan genetik. Tingkat keparahan efek stokastik tidak bergantung pada besarnya dosis yang diserap. Efek ini dapat terjadi secara spontan dan tanpa ambang batas dosis.19,21

Efek stokastik disebabkan oleh radiasi yang diakibatkan oleh transformasi sel non letal yang masih memiliki potensi untuk mempertahankan reproduksinya namun juga berpotensi mengalami mutasi gen. Hal ini dapat menginduksi kanker dalam periode laten tertentu. Dosis radiasi untuk efek stokastik, berdasarkan probabilitas, ditetapkan pada 50 mGy (5 rad). Diperkirakan bahwa level ini memberikan batas aman

dibandingkan paparan yang lebih tinggi yang dapat menimbulkan risiko pada kehamilan. Efek stokastik terbagi dua, yaitu : 13,21,22

A. Efek stokastik somatik

Efek stokastik somatik dapat terjadi pada seluruh organ tubuh yang terpapar oleh radiasi pada dosis besar maupun kecil. Pada efek stokastik, tidak terdapat dosis ambang, sehingga perlu dilakukan penetapan dosis yang benar-benar aman yaitu dosis batas yang apabila paparan dibawah dosis tersebut maka tidak terjadi efek stokastik. Apabila dosis radiasi semakin rendah, maka semakin rendah pula kemungkinan terjadinya kerusakan sel. Risiko terpapar selama masa kanak-kanak adalah dua hingga tiga kali lebih besar dari risiko selama masa dewasa. Jumlah kanker yang disebabkan oleh radiasi kemungkinan besar merupakan kelipatan dari frekuensi spontannya. Efek stokastik somatik radiasi sinar-x dapat berupa:

a. Leukemia

Insiden leukemia (selain leukemia limfositik kronis) meningkat setelah sumsum tulang terpapar radiasi. Orang yang selamat dari bom atom dan pasien yang diradiasi karena ankylosing spondylitis menunjukkan gelombang leukemia yang dimulai segera setelah terpapar, memuncak pada sekitar 7 tahun, dan berhenti setelah sekitar 30 tahun.18

b. Kanker tiroid

Insiden kanker tiroid yang timbul dari epitel folikuler meningkat pada manusia setelah terpapar radiasi. Hanya sekitar 10% atau kurang dari individu dengan kanker tersebut meninggal akibat kanker tiroid. Kerentanan terhadap kanker tiroid akibat radiasi lebih besar pada masa kanak-kanak dibandingkan orang dewasa. Wanita dua hingga tiga kali lebih rentan terhadap kanker tiroid radiogenik dan spontan dibandingkan pria.18

c. Kanker otak dan sistem saraf

Pasien yang terpapar radiasi pada pemeriksaan radiografi dan dosis terapeutik di masa kanak-kanak maupun dewasa menunjukkan tingkat tumor otak ganas dan jinak yang berlebihan.18

d. Kanker kelenjar saliva

Insiden tumor kelenjar saliva meningkat pada pasien yang dirawat dengan radiasi untuk penyakit kepala dan leher, terdapat hubungan antara tumor kelenjar saliva dan radiografi gigi. Seperti meningioma, hubungan ini kemungkinan besar dapat dijelaskan oleh radiografi gigi yang dibuat sebagai respons terhadap keberadaan tumor.18

e. Organ lain

Organ lain, seperti kulit, sinus paranasal, dan sumsum tulang, juga menunjukkan neoplasia berlebih setelah terpapar. Namun, angka mortalitas dan morbiditas yang diharapkan setelah paparan kepala dan leher jauh lebih rendah daripada organ yang dijelaskan sebelumnya.2,18

B. Efek stokastik genetik

Efek stokastik genetik dapat terjadi berupa mutasi gen yang disebabkan secara spontan dan oleh faktor eksternal. Ketidakmampuan DNA untuk memperbaiki diri serta terjadi kehilangan kendali proliferasi dan diferensiasi oleh gen pengontrol dapat menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan kromosom.18

Faktor eksternal efek genetik dapat berupa radiasi dari sinar-x. Radiasi dosis kecil yaitu 10-100 mSv dapat meningkatkan kerusakan DNA. Efek stokastik genetik dapat berupa kelainan kongenital pada keturunan, risiko teratogenik pada wanita hamil.18

2.3 Efek Sinar-X pada Kehamilan

Wanita memiliki risiko yang tinggi terhadap paparan radiasi ionisasi yang dihasilkan oleh prosedur medis, area kerja paparan radiasi dan pemeriksaan diagnostik sebelum kehamilan dapat memberikan efek biologis terhadap perkembangan janin.23

Paparan sinar-x selama masa kehamilan meningkatkan efek negatif pada perkembangan janin. Tingkat sensitivitas pada janin yang berkembang terhadap radiasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tahapan perkembangan janin, besarnya dosis radiasi dan total paparan radiasi (menit, jam, hari, atau minggu).

Tahapan kehamilan paling sensitif terhadap radiasi terjadi antara minggu ke-8 hingga minggu ke-15. Beberapa efek sinar-x terhadap kehamilan, yaitu:

a. Kematian janin

Paparan radiasi yang sangat dini bahkan hingga mencapai 10 rad pada trimester pertama kehamilan dapat berisiko terjadinya kematian janin. Hal ini disebabkan embrio pada tahapan ini hanya terdiri dari beberapa sel, sehingga apabila terjadi kerusakan pada satu sel akan menimbulkan kematian sel.10

b. Kelainan janin

Trimester pertama kehamilan merupakan masa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio. Peningkatan risiko kelainan janin dapat terjadi apabila radiasi mencapai 20 rad hingga minggu ke-8 dan 30 rad antara minggu ke-8 sampai minggu ke-15. Namun kelainan janin tidak akan terjadi setelah kehamilan memasuki minggu ke-20 karena embrio telah terbentuk.

Perkembangan janin dalam kandungan dapat dibagi 3 tahap. Pertama adalah preimplantasi dan implantasi yang dimulai sejak proses pembuahan sampai menempelnya zigot pada dinding rahim yang terjadi sampai umur kehamilan 2 minggu. Tahap kedua adalah organogenesis pada masa kehamilan 2-7 minggu. Tahap ketiga adalah tahap fetus pada usia kehamilan 8-40 minggu.10

Gambar 2. Efek paparan radiasi pada janin24

c. Kerusakan otak janin

Radiasi dapat secara signifikan mempengaruhi perkembangan otak janin yang terpapar radiasi pada 8 sampai 25 minggu pasca konsepsi.25

2.4 Proteksi Radiasi

Sistem proteksi radiasi merupakan hal yang sangat penting dalam radiologi.

Kesalahan dalam pelaksanaan sistem proteksi dapat berakibat fatal bagi pasien, operator dan lingkungan.Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi adalah pemberian perlindungan yang perlu pada seseorang terhadap efek negatif dari radiasi pengion.26 Pemberian paparan radiasi pada kebutuhan medis bergantung pada kebijaksanaan klinis dengan dasar penilaian dan tanggung jawab.13

Terdapat tiga prinsip umum proteksi radiasi yaitu justifikasi, optimasi dan limitasi dosis individu. Prinsip justifikasi adalah keputusan pemberian paparan radiasi harus memiliki manfaat medis lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan. Prinsip optimasi adalah pemanfaatan radiasi kualitas diagnostik yang memadai namun diupayakan dosis yang diterima pasien serendah mungkin. Prinsip limitasi adalah pedoman pembatasan dosis radiasi yang sudah ditetapkan dan boleh diterima.13,27

Menurut BAPETEN, peralatan proteksi radiasi harus memenuhi spesifikasi teknik meliputi: 28

a. Apron

Apron yang setara 0,2 mm Pb atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan 0,35 mm Pb atau 0,5 mm Pb untuk penggunaan pesawat sinar-x radiologi intervensional. Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut.

b. Pelindung tiroid

Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.

c. Sarung tangan

Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk radiologi intervensional harus memberikan kesetaraan atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada 150 kVp. Proteksi

ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan.

d. Pelindung mata

Pelindung mata yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.

Gambar 3. Proteksi apron29

Proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Proteksi radiasi meliputi:28

1. Pasien

Proteksi radiasi dilakukan pada pasien adalah:

a. Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas permintaan dokter.

b. Pemakaian perisai maksimum pada sinar primer.

c. Jarak fokus ke pasien tidak boleh terlalu dekat.

d. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin.

e. Organ reproduksi dilindungi sebisanya.

f. Pasien yang hamil, terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa secara radiologis.

2. Operator

Menurut BAPETEN, batas dosis radiasi pada operator ditetapkan dengan ketentuan:

a. Dosis efektif rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam periode 5 tahun, dan 50 mSv dalam 1 tahun tertentu.

b. Dosis ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam periode 5 tahun, dan 50 mSv dalam 1 tahun tertentu.

c. Dosis ekivalen untuk tangan atau kaki atau kulit sebesar 500 mSv per tahun.

Proteksi yang dilakukan terhadap operator adalah:

a. Selama penyinaran berlangsung, operator tidak boleh berada di daerah sinar-x.

b. Selama penyinaran berlangsung, operator harus berada pada tempat yang aman yaitu dibalik dinding pelindung berlapis Pb.

c. Operator harus melakukan penerapan program perlindungan radiasi tahunan dan seumur hidup, batas paparan radiasi pengion, memakai dosimeter pribadi dan penggunaan perisai penghalang.

3. Lingkungan

Menurut BAPETEN, desain pesawat sinar-x harus memenuhi syarat yaitu:

a. Penahan radiasi harus terdapat pada dinding, pintu, atau jendela yang berbatasan dengan akses operator dan masyarakat.

b. Ukuran ruang pesawat sinar-x harus cukup memadai sehingga tercapai optimasi proteksi.

c. Berkas utama sinar-x tidak mengarah ke pintu dan tidak mengarah ke daerah yang tidak diberi penahan radiasi.

2.5 Kerangka Teori

Radiasi sinar-x kedokteran gigi

Radiografi kedokteran gigi

Efek deterministik Karakteristik

sinar-x

Lingkungan n

Efek pada kehamilan

Proteksi radiasi

Efek radiasi

Efek stokastik

Pasien Operator

2.6 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi di Kota

Medan

Efek Stokastik dan Proteksi Radiasi Sinar-X

pada Ibu Hamil

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 hingga Juni 2021 menggunakan google form.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh dokter gigi di Kota Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah dokter gigi yang pernah merujuk untuk melakukan foto rontgen. Metode pemilihan sampel adalah secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah dokter gigi yang membuka praktek pribadi di Kota Medan. Kriteria eksklusi adalah dokter gigi yang tidak bersedia menjadi sampel. Dengan rumus besar sampel adalah:

n = Z2 1-α/2 p.(1-p) d2

n = 1,962.0,859 (1-0,859) = 94,91 = 95 0,072

Keterangan:

n = besar sampel

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku pada α tertentu p = proporsi kategori variabel yang diteliti = 85.89%

d = presisi (0.07)

Jumlah minimal sampel adalah 95 orang, pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran

Kuesioner Sda Ordinal

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian 3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner google form yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan tentang bahaya efek stokastik dan proteksi radiasi pada ibu hamil.

3.5.2 Prosedur Penelitian

1. Pengurusan izin penelitian dari Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

2. Pembagian kuesioner secara online menggunakan google form kepada dokter gigi di Kota Medan

3. Pengumpulan data

4. Pengolahan dan analisis data

3.6 Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Pengolahan Data

1. Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik dan radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil dengan cara memberikan skor/nilai pada jawaban kuesioner google form yang telah diisi oleh sampel. Jumlah pertanyaan adalah 16 (enam belas), dengan kriteria 10 (sepuluh) pertanyaan mengenai efek stokastik dan 6 (enam) pertanyaan mengenai proteksi radiasi. Setiap pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Setiap jawaban benar mempunyai skor 1 (satu) dan setiap jawaban salah mempunyai skor 0 (nol).

Pengukuran pengetahuan berdasarkan jawaban yang diberikan responden dengan total skor maksimal masing-masing kriteria adalah 10 (sepuluh) untuk efek stokastik, maka tingkat pengetahuan dokter gigi diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

a. Tingkat pengetahuan baik apabila total nilai berada diantara 8-10 (76-100%

dari total nilai maksimal)

b. Tingkat pengetahuan cukup apabila total nilai berada diantara 6-7 (56%-75%

dari total nilai maksimal)

c. Tingkat pengetahuan kurang apabila total nilai berada diantara 0-5 (<56% dari total nilai maksimal)

Untuk pengukuran pengetahuan proteksi radiasi, berdasarkan jawaban yang diberikan responden dengan total skor maksimal adalah 6 (enam), maka tingkat pengetahuan dokter gigi diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

a. Tingkat pengetahuan baik apabila total nilai berada diantara 5-6 (76-100% dari total nilai maksimal)

b. Tingkat pengetahuan cukup apabila total nilai berada diantara 4 (56%-75% dari total nilai maksimal)

c. Tingkat pengetahuan kurang apabila total nilai berada diantara 0-3 (<56% dari total nilai maksimal)

2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan secara manual, melalui proses : a. Penyuntingan data (editing)

Pemeriksaan/pengecekan data yang telah terkumpul b. Membuat kode (coding)

Memberikan kode di setiap jawaban dengan skor/nilai c. Memasukkan data (entry)

Memasukkan data ke dalam komputer.

d. Tabulasi

Menyajikan data dalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6.2 Analisis Data

Data diolah secara deskriptif, data univariat dan dihitung dalam bentuk persentase.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Universitas Sumatera Utara dengan nomor surat 282/KEP/USU/2021.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 100 dokter gigi di Kota Medan yang sudah pernah merujuk untuk melakukan foto rontgen. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2021. Subjek penelitian diperoleh secara simple random sampling dan penelitian menggunakan kuesioner google form.

4.1 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Efek Stokastik Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan

Tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan diukur melalui hasil jawaban yang diberikan pada lembar kuesioner melalui google form (Tabel 1).

Tabel 1. Pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan

No Pertanyaan

Total

Jawaban Benar Salah

n % n %

1. Kegunaan radiografi kedokteran gigi

100

97 97 3 3

2. Efek stokastik berpengaruh dalam meningkatkan potensi terjadinya kanker

dosis radiasi disebut efek stokastik

93 93 7 7

5. Asupan nutrisi bukan menjadi faktor perkembangan janin terhadap radiasi

88 88 12 12 6. Usia kehamilan trimester kedua aman

dilakukan radiografi sehingga tidak berpengaruh pada keadaan janin

48 48 52 52

7. Usia kehamilan trimester satu sebaiknya tidak dilakukan radiografi

74 74 26 26 8. Kematian janin merupakan risiko paling

tinggi terhadap janin yang diakibatkan oleh paparan radiasi sinar-x

56 56 44 44

Pada Tabel 1, pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai efek stokastik pada ibu hamil diperoleh terbanyak pada pertanyaan kegunaan radiografi kedokteran gigi yaitu sebesar 97% dan terkecil pada pertanyaan efek stokastik genetik pada ibu hamil yaitu sebesar 15%.

4.2 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Proteksi Radiasi Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan

Tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan diukur melalui hasil jawaban yang diberikan pada lembar kuesioner melalui google form (Tabel 2).

Tabel 2. Pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan

9. Faktor yang tidak mempengaruhi tingkat sensitivitas radiasi pada janin adalah posisi pesawat sinar-x

9. Faktor yang tidak mempengaruhi tingkat sensitivitas radiasi pada janin adalah posisi pesawat sinar-x

Dokumen terkait