• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER GIGI MENGENAI EFEK STOKASTIK DAN PROTEKSI RADIASI SINAR-X KEDOKTERAN GIGI PADA IBU HAMIL DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER GIGI MENGENAI EFEK STOKASTIK DAN PROTEKSI RADIASI SINAR-X KEDOKTERAN GIGI PADA IBU HAMIL DI KOTA MEDAN"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

KEDOKTERAN GIGI PADA IBU HAMIL DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

JHONY FRANSIUS HALOHO NIM : 150600184

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

ii

Tahun 2021

Jhony Fransius Haloho

Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Efek Stokastik dan Proteksi Radiasi Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan

x + 32 halaman

Dosis paparan radiasi dalam radiografi kedokteran gigi rendah harus dipaparkan seminimal mungkin. Risiko paparan radiasi dapat terjadi pada operator atau pasien, termasuk ibu hamil yang menjalani perawatan menggunakan radiasi sinar-x. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter gigi di Kota Medan terhadap bahaya efek stokastik dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi terhadap ibu hamil. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Metode pengambilan sampel secara simple random sampling dan sampel adalah 100 orang dokter gigi yang pernah merujuk untuk melakukan foto ronsen. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam bentuk google form. Hasil penelitian pengetahuan dokter gigi secara individu mengenai efek stokastik didapatkan sebanyak 50 dokter gigi memiliki pengetahuan baik, 42 dokter gigi memiliki pengetahuan cukup, dan 8 dokter gigi memiliki pengetahuan kurang. Pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi pada ibu hamil didapatkan sebanyak 91 dokter gigi memiliki pengetahuan baik, 8 dokter gigi memiliki pengetahuan cukup, dan 1 dokter gigi memiliki pengetahuan buruk. Kesimpulannya, tingkat pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai efek stokastik pada ibu hamil berada pada kategori baik yaitu 50%, dimana kategori cukup 42% dan kategori kurang 8%.

Tingkat pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai proteksi radiasi pada ibu hamil berada pada kategori baik yaitu 91%, dimana kategori cukup 8% dan kategori kurang 1%.

Kata Kunci : Pengetahuan, efek stokastik, proteksi radiasi, ibu hamil Daftar rujukan : 29 (2005-2020)

(3)
(4)

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 9 Agustus 2021

TIM PENGUJI

KETUA : Cek Dara Manja, drg, Sp. RKG

ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel ,drg., M.Kes Sp.RKG (K) 2. Dewi Kartika, drg., MDSc

(5)

v

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah menjadi penolong dan pelindung atas segalah hal yang telah penulis lakukan untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Efek Stokastik dan Proteksi Radiasi Sinar-X Kedokteran Gigi Pada Ibu Hamil di Kota Medan” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, motivasi, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan mempermudah peneliti dalam menjalankan penelitian ini.

2. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak waktu luang, arahan, dukungan, serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Maria NH Sitanggang, drg.,MDSc selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak waktu luang, arahan, dukungan, serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dewi Kartika, drg., M.DSc selaku Plt. Ketua departemen Radiologi Kedokteran Gigi serta dosen penguji yang telah memberikan kritik, masukan, serta bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

5. Hubban Nasution, drg., M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis menjalani program akademik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai bagian Departemen Radiologi Kedokteran Gigi yang turut membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

(6)
(7)

vii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Pengetahuan ... 5

2.2 Radiografi Sinar-X ... 6

2.2.1 Karakteristik Sinar-X ... 7

2.2.2 Efek Radiasi Sinar-X ... 7

2.2.2.1 Efek Deterministik ... 8

2.2.2.2 Efek Stokastik ... 9

2.3 Efek Sinar-X Pada Kehamilan ... 11

2.4 Proteksi Radiasi ... 13

2.5 Kerangka Teori ... 16

(8)

viii

3.1 Jenis Penelitian ... 18

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.3 Populasi Sampel ... 18

3.3.1 Populasi ... 18

3.3.2 Sampel ... 18

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 19

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian ... 20

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.5.2 Prosedur Penelitian ... 20

3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 20

3.6.1 Pengolahan Data ... 20

3.6.2 Analisis Data ... 21

3.7 Etika Penelitian ... 21

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 4.1 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Efek Stokastik Sinar-X pada Ibu Hamil di Kota Medan ... 22

4.2 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Proteksi Radiasi Sinar-X pada Ibu Hamil di Kota Medan ... 23

4.3 Pengetahuan Dokter Gigi secara Individu Mengenai Efek Stokastik Sinar-X pada Ibu Hamil di Kota Medan ... 24

4.4 Pengetahuan Dokter Gigi secara Individu Mengenai Proteksi Radiasi Sinar-X pada Ibu Hamil di Kota Medan ... 25

BAB 5 PEMBAHASAN ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 6.1 Kesimpulan... 30

6.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31 LAMPIRAN

(9)

ix

Tabel Halaman

1. Pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik sinar-x kedokteran

gigi pada ibu hamil di Kota Medan ... 22 2. Pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi sinar-x kedokteran

gigi pada ibu hamil di Kota Medan ... 23 3. Tingkat pengetahuan dokter gigi secara individu mengenai efek

stokastik sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan ... 24 4. Tingkat pengetahuan dokter gigi secara individu mengenai proteksi

radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan ... 25

(10)

x

Gambar Halaman 1. Skema urutan proses radiasi ketika diserap media biologis ... 8 2. Efek paparan radiasi pada janin ... 12 3. Proteksi apron ... 14

(11)

xi Lampiran

1. Kuesioner Penelitian 2. Ethical Clearance 3. Informed Consent

4. Lembar Persetujuan setelah Pemberian Informed Consent 5. Rincian Anggaran Penelitian

6. Jadwal Pelaksanaan Skripsi 7. Daftar Riwayat Hidup

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiografi memiliki peran penting sebagai pemeriksaan pendukung dalam diagnosis dan perencanaan perawatan masalah gigi.1 Dokter gigi melakukan pemeriksaan radiografi untuk mendapatkan informasi tambahan selain yang ditemukan pada pemeriksaan klinis dan hasil anamnesis untuk membantu menegakkan diagnosis, rencana perawatan dan prognosis.2 Gambaran radiografi dihasilkan oleh sinar-x yang melewati suatu objek (pasien) dan berinteraksi dengan emulsi fotografis pada film. Sinar-x dapat menghasilkan ionisasi namun juga dapat menimbulkan kerusakan biologis pada jaringan.3

Radiasi adalah energi yang berasal dari sumber dan bergerak melalui bahan atau ruang yang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, radiasi non-ionisasi dan radiasi ionisasi. Radiasi non-ionisasi memiliki energi yang cukup untuk bergerak di sekitar atom dalam molekul sehingga menimbulkan getaran, tetapi tidak cukup untuk melepas elektron, seperti gelombang ultrasound, cahaya tampak, gelombang mikro, dan pencitraan resonansi magnetik. Radiasi ionisasi memiliki energi yang cukup untuk melepaskan elektron yang terikat dengan atom, sehingga dapat menciptakan ion, dan terdiri dari energi elektromagnetik seperti partikel alfa dan partikel beta.4

Radiobiologi merupakan studi yang mempelajari pengaruh radiasi ionisasi sinar-x pada sistem tubuh. Interaksi awal antara radiasi ionisasi sinar-x dengan sel tubuh terjadi pada tingkat elektron dalam 10 hingga 13 detik pertama setelah pemaparan.

Interaksi ini menghasilkan modifikasi molekul biologi dalam beberapa detik hingga jam berikutnya. Perubahan molekul tersebut menyebabkan perubahan pada sel dan organisme yang dapat berlangsung selama berjam-jam, puluhan tahun, hingga mungkin beberapa generasi.2

(13)

Setiap paparan radiasi dapat menyebabkan efek biologis sementara atau permanen pada tubuh manusia, yang meningkatkan kekhawatiran akan risiko kanker. Pengaruh biologis radiasi ionisasi sinar-x dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik disebabkan oleh kematian sel dalam jumlah yang banyak, sementara efek stokastik disebabkan oleh kerusakan subletal pada genom sel individu.1,2,3 Efek deterministik dapat terjadi pada paparan dosis yang tinggi dengan contoh paling umum yaitu mukositis mulut yang berhubungan dengan terapi radiasi pada rongga mulut. Efek stokastik dapat terjadi pada paparan dosis yang rendah dengan contoh leukemia, kanker dan kerusakan genetik.5

Proteksi radiasi bertujuan untuk melindungi pasien dari radiasi yang tidak perlu dan melaksanakan pemeriksaan dengan dosis serendah mungkin.6 Pasien yang menjalani prosedur radiografi akan terpapar sinar-x, begitu juga dengan operator yang berpotensi menerima paparan sinar-x. Meskipun tingkat paparan lebih rendah, namun risiko bawaan dari paparan radiasi tidak dapat dihindari.7 Menurut BAPETEN, pasien dengan radiosensitivitas yang tinggi meliputi bayi, anak-anak dan ibu hamil. Dalam 10 tahun terakhir, pemeriksaan radiologi pada pasien wanita hamil telah meningkat sebesar 107 %.8 Sebagian besar respons biologis terhadap radiasi terjadi selama dua minggu pertama kehamilan, yang merupakan periode ketika ibu tidak menyadari kehamilannya, dan respons ini menyebabkan keguguran janin.9 Radiasi ionisasi memiliki pengaruh buruk pada embrio dan janin seperti keguguran, malformasi, neurobehavioral disorder, retardasi pertumbuhan janin, dan kanker.4 Razi et al.

(2011) melakukan penelitian di Iran mengenai tingkat kesadaran dokter gigi terhadap pemeriksaan radiografi pada ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60,4% dokter gigi mengetahui risiko dosis radiasi terhadap janin.9

Pada penelitian Abdalla et al. (2015) melakukan penelitian di Saudi Arabia mengenai efek radiasi terhadap kehamilan dengan menggunakan sampel 20 hewan percobaan yang dipapar sinar-x. Hasil penelitian ini menunjukkan 10 sampel sensitif terhadap radiasi pada tahap pemaparan yang berbeda pada kehamilan. Efek radiasi dari penelitian ini dapat berupa kelainan janin serta kematian janin secara spontan.10

(14)

Berdasarkan Furmaniak et al. (2016) melakukan penelitian di Polandia mengenai tingkat kesadaran terhadap proteksi radiasi kepada 200 dokter gigi, 200 mahasiswa dan 200 radiografer dengan metode pengisian kuesioner yang dipilih secara acak.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 64% dokter gigi mengisi kuesioner dengan jawaban benar. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dokter gigi memiliki tingkat kesadaran yang baik terhadap proteksi radiasi.11 Ihle et al. (2018) melakukan penelitian di Australia mengenai pengetahuan, sikap, dan praktek proteksi radiasi terhadap dokter gigi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 95,2% dokter gigi memiliki tingkat pengetahuan mengenai proteksi radiasi yang baik.1

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil.

2. Bagaimanakah tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi pada ibu hamil.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter gigi terhadap bahaya efek stokastik sinar-x pada ibu hamil.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter gigi terhadap proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi terhadap ibu hamil.

(15)

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dokter gigi tentang bahaya efek stokastik dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi terhadap ibu hamil.

Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi dokter gigi agar berhati-hati dalam melakukan penatalaksanaan perawatan gigi pada ibu hamil jika diperlukan radiografi.

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang terjadi setelah melakukan penginderaan baik dari penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan rasa terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: 12

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah: 12 a. Pendidikan

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, semakin luas pengetahuannya. Namun tidak berarti pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah pula.

b. Informasi dan media massa

Informasi diperoleh dari pendidikan formal dan non formal yang menghasilkan peningkatan pengetahuan. Seiring berkembangnya teknologi akan menyediakan media massa dan informasi yang mempengaruhi pengetahuan tentang inovasi baru.

c. Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan tanpa penalaran akan menambah pengetahuan. Status ekonomi juga berpengaruh dengan pengadaan fasilitas yang diperlukan untuk menambah tingkat pengetahuan.

(17)

d. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh pada proses masuknya pengetahuan terhadap individu yang berada di lingkungan tersebut.

e. Pengalaman

Pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia maka semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diserap meningkat.

2.2 Radiografi Sinar-X

Radiografi telah menjadi metode diagnostik yang paling sering digunakan dalam peningkatan pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Pemeriksaan radiologi berperan penting dalam penegakan diagnosis dan rencana perawatan untuk kelainan dan keadaan patologis pada area oromaksilofasial.13 Dalam penatalaksanaan penyakit gigi dan mulut lebih dari 80% kasus kedokteran gigi memerlukan pemeriksaan radiografi.

Gambaran radiografi dengan kualitas tinggi akan menunjukkan struktur gigi dan anatomi secara akurat, sehingga dapat dilakukan interpretasi.14

Menurut European Commission (2015), penggunaan radiografi kedokteran gigi menggunakan sinar-x sebesar 1/3 dari seluruh jenis pemeriksaan di bidang medis.13 Sinar-x digambarkan sebagai gelombang energi tinggi dimana setiap simpul sinar terdapat kumpulan foto yang kekuatannya setara dengan satu kuantum energi.15 Dalam pemakaian sinar-x diharapkan dapat diperoleh kualitas pencitraan yang baik sesuai dengan dosis pasien.16

Pada pesawat sinar-x, proses pembentukan sinar-x diawali dengan pemanasan filamen yang merupakan katoda yang dialiri listrik. Katoda yang panas akan menghasilkan elektron-elektron terlepas dan membentuk awan elektron sehingga terjadi pergerakan menuju anoda dengan kecepatan yang sesuai serta beda potensial

(18)

yang ada pada katoda dan anoda. Beda potensial tersebut mempengaruhi gerakan elektron. Jika beda potensial ditingkatkan dengan menambah nilai kV-nya, maka gerakan elektron akan semakin cepat. Lalu elektron-elektron tersebut akan menabrak anoda sehingga menghasilkan 99% panas dan 1% sinar-x.17

2.2.1 Karakteristik Sinar-X

Sinar-x telah ditemukan pada tahun 1985 oleh Wilhelm Conrad Roentgen. Pada saat ditemukan, sifat sinar-x tidak langsung diketahui. Sifat-sifat alami sinar-x baru secara pasti ditentukan pada tahun 1912 seiring dengan penemuan difraksi sinar-x oleh kristal. Beberapa karakteristik sinar-x yang digunakan pada pencitraan, yaitu:3,18

a. Penembusan yang cukup, melewati pasien dan bereaksi dengan emulsi film atau sensor digital dan menghasilkan kontras yang baik antara bayangan yang berbeda.

b. Paralel, yaitu non-divergen, untuk mencegah pembesaran gambar.

c. Diproduksi dari sumber titik, untuk mengurangi keburaman tepi gambar (efek penumbra).

d. Sinar-x dapat menimbulkan radiasi sekunder, yaitu sebarannya ke segala arah saat melalui suatu zat atau bahan.

e. Sinar-x yang diserap oleh suatu zat atau bahan sesuai dengan kepadatan bahan tersebut. Semakin tinggi kepadatannya, semakin besar penyerapannya.

f. Sinar-x dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses secara kimiawi di kamar gelap.

g. Sinar-x dapat menyebabkan bahan tertentu memendarkan cahaya (luminisensi), seperti zinc-sulfide.

h. Sinar-x dapat menyebabkan ionisasi pada partikel-partikel suatu zat atau bahan saat dilalui.

i. Sinar-x dapat menyebabkan perubahan biologis pada jaringan.

2.2.2 Efek Radiasi Sinar-X

Pemeriksaan radiologi kedokteran gigi menggunakan sinar-x, merupakan salah satu radiasi pengion yang memiliki potensi efek biologis merugikan bagi manusia.

(19)

Paparan radiasi pengion untuk keperluan diagnostik dan rencana perawatan tidak dapat dihindari pada pasien dan populasi sekitarnya.13

Efek biologis radiasi pada manusia dapat terjadi pada individu yang terkena radiasi tersebut (efek somatik) ataupun keturunannya (efek herediter/genetik). Efek somatik terbagi menjadi efek deterministik dan efek stokastik.19

Gambar 1. Skema urutan dari proses radiasi ketika diserap media biologis20

2.2.2.1 Efek Deterministik

Efek deterministik disebut juga efek non-stokastik yang bergantung pada waktu pemaparan, dosis, dan jenis radiasi. Efek ini terjadi bila dosis radiasi yang diterima tubuh melebihi nilai dosis ambang. Paparan radiasi yang melebihi nilai batas ambang tertentu memiliki efek seperti menginduksi kematian sel hingga merusak fungsi jaringan dan organ. Tingkat keparahan efek ini meningkat jika dosis yang diterima semakin besar. Dosis ambang efek deterministik diperkirakan sekitar 150 mGy (15 rad). Pada dosis ini, dianjurkan agar kehamilan diperiksa untuk keperluan intervensi.

Perubahan – perubahan secara kimia Ionisasi

Energi yang diserap

Efek stokastik Efek

deterministik

Perubahan – perubahan secara biologis Radiasi

ionisasi

(20)

Efek ini dapat diamati secara klinis dan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu penyakit radiasi akut dan penyakit radiasi kronis.13,21,22

a. Penyakit radiasi akut

Efek radiasi akut disebabkan oleh dosis radiasi yang besar dan diberikan dalam waktu yang singkat. Efek ini muncul tepat setelah pemaparan atau dalam 24 jam setelah pemaparan. Efek akut yang disebabkan oleh paparan singkat toksin tingkat tinggi, efek ini disebabkan oleh paparan tunggal dan mengakibatkan masalah kesehatan langsung. Efek ini umumnya bermanifestasi dengan cepat serta melibatkan paparan tinggi dalam waktu singkat. Terutama mual, muntah, sakit kepala, demam, luka bakar pada kulit dan jaringan.19,21

b. Penyakit radiasi kronis

Penyakit radiasi kronis dapat muncul setelah satu bulan atau satu tahun pemaparan radiasi dalam jumlah yang tinggi. Paparan radiasi secara terus menerus dalam dosis kecil juga dapat menyebabkan efek kronis. Efek radiasi kronis tidak dapat dilihat secara langsung serta berbahaya dan sulit untuk disembuhkan. Efek penyakit radiasi kronis dapat berupa katarak, kanker, mutasi genetik, kemandulan sementara dan konstan.19,21

2.2.2.2 Efek Stokastik

Efek stokastik dapat terjadi walau dalam batas radiasi yang sesuai. Efek stokastik bergantung pada efek probabilitas, bahkan dosis radiasi minimal mempunyai efek stokastik dalam meningkatkan potensi kanker dan kerusakan genetik. Tingkat keparahan efek stokastik tidak bergantung pada besarnya dosis yang diserap. Efek ini dapat terjadi secara spontan dan tanpa ambang batas dosis.19,21

Efek stokastik disebabkan oleh radiasi yang diakibatkan oleh transformasi sel non letal yang masih memiliki potensi untuk mempertahankan reproduksinya namun juga berpotensi mengalami mutasi gen. Hal ini dapat menginduksi kanker dalam periode laten tertentu. Dosis radiasi untuk efek stokastik, berdasarkan probabilitas, ditetapkan pada 50 mGy (5 rad). Diperkirakan bahwa level ini memberikan batas aman

(21)

dibandingkan paparan yang lebih tinggi yang dapat menimbulkan risiko pada kehamilan. Efek stokastik terbagi dua, yaitu : 13,21,22

A. Efek stokastik somatik

Efek stokastik somatik dapat terjadi pada seluruh organ tubuh yang terpapar oleh radiasi pada dosis besar maupun kecil. Pada efek stokastik, tidak terdapat dosis ambang, sehingga perlu dilakukan penetapan dosis yang benar-benar aman yaitu dosis batas yang apabila paparan dibawah dosis tersebut maka tidak terjadi efek stokastik. Apabila dosis radiasi semakin rendah, maka semakin rendah pula kemungkinan terjadinya kerusakan sel. Risiko terpapar selama masa kanak-kanak adalah dua hingga tiga kali lebih besar dari risiko selama masa dewasa. Jumlah kanker yang disebabkan oleh radiasi kemungkinan besar merupakan kelipatan dari frekuensi spontannya. Efek stokastik somatik radiasi sinar-x dapat berupa:

a. Leukemia

Insiden leukemia (selain leukemia limfositik kronis) meningkat setelah sumsum tulang terpapar radiasi. Orang yang selamat dari bom atom dan pasien yang diradiasi karena ankylosing spondylitis menunjukkan gelombang leukemia yang dimulai segera setelah terpapar, memuncak pada sekitar 7 tahun, dan berhenti setelah sekitar 30 tahun.18

b. Kanker tiroid

Insiden kanker tiroid yang timbul dari epitel folikuler meningkat pada manusia setelah terpapar radiasi. Hanya sekitar 10% atau kurang dari individu dengan kanker tersebut meninggal akibat kanker tiroid. Kerentanan terhadap kanker tiroid akibat radiasi lebih besar pada masa kanak-kanak dibandingkan orang dewasa. Wanita dua hingga tiga kali lebih rentan terhadap kanker tiroid radiogenik dan spontan dibandingkan pria.18

c. Kanker otak dan sistem saraf

Pasien yang terpapar radiasi pada pemeriksaan radiografi dan dosis terapeutik di masa kanak-kanak maupun dewasa menunjukkan tingkat tumor otak ganas dan jinak yang berlebihan.18

(22)

d. Kanker kelenjar saliva

Insiden tumor kelenjar saliva meningkat pada pasien yang dirawat dengan radiasi untuk penyakit kepala dan leher, terdapat hubungan antara tumor kelenjar saliva dan radiografi gigi. Seperti meningioma, hubungan ini kemungkinan besar dapat dijelaskan oleh radiografi gigi yang dibuat sebagai respons terhadap keberadaan tumor.18

e. Organ lain

Organ lain, seperti kulit, sinus paranasal, dan sumsum tulang, juga menunjukkan neoplasia berlebih setelah terpapar. Namun, angka mortalitas dan morbiditas yang diharapkan setelah paparan kepala dan leher jauh lebih rendah daripada organ yang dijelaskan sebelumnya.2,18

B. Efek stokastik genetik

Efek stokastik genetik dapat terjadi berupa mutasi gen yang disebabkan secara spontan dan oleh faktor eksternal. Ketidakmampuan DNA untuk memperbaiki diri serta terjadi kehilangan kendali proliferasi dan diferensiasi oleh gen pengontrol dapat menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan kromosom.18

Faktor eksternal efek genetik dapat berupa radiasi dari sinar-x. Radiasi dosis kecil yaitu 10-100 mSv dapat meningkatkan kerusakan DNA. Efek stokastik genetik dapat berupa kelainan kongenital pada keturunan, risiko teratogenik pada wanita hamil.18

2.3 Efek Sinar-X pada Kehamilan

Wanita memiliki risiko yang tinggi terhadap paparan radiasi ionisasi yang dihasilkan oleh prosedur medis, area kerja paparan radiasi dan pemeriksaan diagnostik sebelum kehamilan dapat memberikan efek biologis terhadap perkembangan janin.23

Paparan sinar-x selama masa kehamilan meningkatkan efek negatif pada perkembangan janin. Tingkat sensitivitas pada janin yang berkembang terhadap radiasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tahapan perkembangan janin, besarnya dosis radiasi dan total paparan radiasi (menit, jam, hari, atau minggu).

(23)

Tahapan kehamilan paling sensitif terhadap radiasi terjadi antara minggu ke-8 hingga minggu ke-15. Beberapa efek sinar-x terhadap kehamilan, yaitu:

a. Kematian janin

Paparan radiasi yang sangat dini bahkan hingga mencapai 10 rad pada trimester pertama kehamilan dapat berisiko terjadinya kematian janin. Hal ini disebabkan embrio pada tahapan ini hanya terdiri dari beberapa sel, sehingga apabila terjadi kerusakan pada satu sel akan menimbulkan kematian sel.10

b. Kelainan janin

Trimester pertama kehamilan merupakan masa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio. Peningkatan risiko kelainan janin dapat terjadi apabila radiasi mencapai 20 rad hingga minggu ke-8 dan 30 rad antara minggu ke-8 sampai minggu ke-15. Namun kelainan janin tidak akan terjadi setelah kehamilan memasuki minggu ke-20 karena embrio telah terbentuk.

Perkembangan janin dalam kandungan dapat dibagi 3 tahap. Pertama adalah preimplantasi dan implantasi yang dimulai sejak proses pembuahan sampai menempelnya zigot pada dinding rahim yang terjadi sampai umur kehamilan 2 minggu. Tahap kedua adalah organogenesis pada masa kehamilan 2-7 minggu. Tahap ketiga adalah tahap fetus pada usia kehamilan 8-40 minggu.10

Gambar 2. Efek paparan radiasi pada janin24

(24)

c. Kerusakan otak janin

Radiasi dapat secara signifikan mempengaruhi perkembangan otak janin yang terpapar radiasi pada 8 sampai 25 minggu pasca konsepsi.25

2.4 Proteksi Radiasi

Sistem proteksi radiasi merupakan hal yang sangat penting dalam radiologi.

Kesalahan dalam pelaksanaan sistem proteksi dapat berakibat fatal bagi pasien, operator dan lingkungan.Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi adalah pemberian perlindungan yang perlu pada seseorang terhadap efek negatif dari radiasi pengion.26 Pemberian paparan radiasi pada kebutuhan medis bergantung pada kebijaksanaan klinis dengan dasar penilaian dan tanggung jawab.13

Terdapat tiga prinsip umum proteksi radiasi yaitu justifikasi, optimasi dan limitasi dosis individu. Prinsip justifikasi adalah keputusan pemberian paparan radiasi harus memiliki manfaat medis lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan. Prinsip optimasi adalah pemanfaatan radiasi kualitas diagnostik yang memadai namun diupayakan dosis yang diterima pasien serendah mungkin. Prinsip limitasi adalah pedoman pembatasan dosis radiasi yang sudah ditetapkan dan boleh diterima.13,27

Menurut BAPETEN, peralatan proteksi radiasi harus memenuhi spesifikasi teknik meliputi: 28

a. Apron

Apron yang setara 0,2 mm Pb atau 0,25 mm Pb untuk penggunaan pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan 0,35 mm Pb atau 0,5 mm Pb untuk penggunaan pesawat sinar-x radiologi intervensional. Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut.

b. Pelindung tiroid

Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.

c. Sarung tangan

Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk radiologi intervensional harus memberikan kesetaraan atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada 150 kVp. Proteksi

(25)

ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan.

d. Pelindung mata

Pelindung mata yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.

Gambar 3. Proteksi apron29

Proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Proteksi radiasi meliputi:28

1. Pasien

Proteksi radiasi dilakukan pada pasien adalah:

a. Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas permintaan dokter.

b. Pemakaian perisai maksimum pada sinar primer.

c. Jarak fokus ke pasien tidak boleh terlalu dekat.

d. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin.

e. Organ reproduksi dilindungi sebisanya.

f. Pasien yang hamil, terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa secara radiologis.

2. Operator

Menurut BAPETEN, batas dosis radiasi pada operator ditetapkan dengan ketentuan:

a. Dosis efektif rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam periode 5 tahun, dan 50 mSv dalam 1 tahun tertentu.

(26)

b. Dosis ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20 mSv per tahun dalam periode 5 tahun, dan 50 mSv dalam 1 tahun tertentu.

c. Dosis ekivalen untuk tangan atau kaki atau kulit sebesar 500 mSv per tahun.

Proteksi yang dilakukan terhadap operator adalah:

a. Selama penyinaran berlangsung, operator tidak boleh berada di daerah sinar-x.

b. Selama penyinaran berlangsung, operator harus berada pada tempat yang aman yaitu dibalik dinding pelindung berlapis Pb.

c. Operator harus melakukan penerapan program perlindungan radiasi tahunan dan seumur hidup, batas paparan radiasi pengion, memakai dosimeter pribadi dan penggunaan perisai penghalang.

3. Lingkungan

Menurut BAPETEN, desain pesawat sinar-x harus memenuhi syarat yaitu:

a. Penahan radiasi harus terdapat pada dinding, pintu, atau jendela yang berbatasan dengan akses operator dan masyarakat.

b. Ukuran ruang pesawat sinar-x harus cukup memadai sehingga tercapai optimasi proteksi.

c. Berkas utama sinar-x tidak mengarah ke pintu dan tidak mengarah ke daerah yang tidak diberi penahan radiasi.

(27)

2.5 Kerangka Teori

Radiasi sinar-x kedokteran gigi

Radiografi kedokteran gigi

Efek deterministik Karakteristik

sinar-x

Lingkungan n

Efek pada kehamilan

Proteksi radiasi

Efek radiasi

Efek stokastik

Pasien Operator

(28)

2.6 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi di Kota

Medan

Efek Stokastik dan Proteksi Radiasi Sinar-X

pada Ibu Hamil

(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 hingga Juni 2021 menggunakan google form.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh dokter gigi di Kota Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah dokter gigi yang pernah merujuk untuk melakukan foto rontgen. Metode pemilihan sampel adalah secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah dokter gigi yang membuka praktek pribadi di Kota Medan. Kriteria eksklusi adalah dokter gigi yang tidak bersedia menjadi sampel. Dengan rumus besar sampel adalah:

n = Z2 1-α/2 p.(1-p) d2

(30)

n = 1,962.0,859 (1-0,859) = 94,91 = 95 0,072

Keterangan:

n = besar sampel

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku pada α tertentu p = proporsi kategori variabel yang diteliti = 85.89%

d = presisi (0.07)

Jumlah minimal sampel adalah 95 orang, pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran

Hasil Pengukuran

Skala

1. Pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik pada ibu hamil.

Informasi yang didapat untuk memperoleh pemahaman ,pembelajaran dan pengalaman mengenai efek stokastik atau efek yang tanpa ambang batas yang ditimbulkan pada ibu hamil akibat radiasi sinar-x

Kuesioner 76%-100%

baik 56-75%

cukup

<56%

kurang

Ordinal

2. Pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi

Informasi yang didapat untuk memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman mengenai alat yang digunakan untuk melindungi dari bahaya radiasi pada ibu hamil

Kuesioner Sda Ordinal

(31)

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian 3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner google form yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan tentang bahaya efek stokastik dan proteksi radiasi pada ibu hamil.

3.5.2 Prosedur Penelitian

1. Pengurusan izin penelitian dari Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

2. Pembagian kuesioner secara online menggunakan google form kepada dokter gigi di Kota Medan

3. Pengumpulan data

4. Pengolahan dan analisis data

3.6 Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Pengolahan Data

1. Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik dan radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil dengan cara memberikan skor/nilai pada jawaban kuesioner google form yang telah diisi oleh sampel. Jumlah pertanyaan adalah 16 (enam belas), dengan kriteria 10 (sepuluh) pertanyaan mengenai efek stokastik dan 6 (enam) pertanyaan mengenai proteksi radiasi. Setiap pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Setiap jawaban benar mempunyai skor 1 (satu) dan setiap jawaban salah mempunyai skor 0 (nol).

Pengukuran pengetahuan berdasarkan jawaban yang diberikan responden dengan total skor maksimal masing-masing kriteria adalah 10 (sepuluh) untuk efek stokastik, maka tingkat pengetahuan dokter gigi diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

a. Tingkat pengetahuan baik apabila total nilai berada diantara 8-10 (76-100%

dari total nilai maksimal)

(32)

b. Tingkat pengetahuan cukup apabila total nilai berada diantara 6-7 (56%-75%

dari total nilai maksimal)

c. Tingkat pengetahuan kurang apabila total nilai berada diantara 0-5 (<56% dari total nilai maksimal)

Untuk pengukuran pengetahuan proteksi radiasi, berdasarkan jawaban yang diberikan responden dengan total skor maksimal adalah 6 (enam), maka tingkat pengetahuan dokter gigi diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

a. Tingkat pengetahuan baik apabila total nilai berada diantara 5-6 (76-100% dari total nilai maksimal)

b. Tingkat pengetahuan cukup apabila total nilai berada diantara 4 (56%-75% dari total nilai maksimal)

c. Tingkat pengetahuan kurang apabila total nilai berada diantara 0-3 (<56% dari total nilai maksimal)

2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan secara manual, melalui proses : a. Penyuntingan data (editing)

Pemeriksaan/pengecekan data yang telah terkumpul b. Membuat kode (coding)

Memberikan kode di setiap jawaban dengan skor/nilai c. Memasukkan data (entry)

Memasukkan data ke dalam komputer.

d. Tabulasi

Menyajikan data dalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6.2 Analisis Data

Data diolah secara deskriptif, data univariat dan dihitung dalam bentuk persentase.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Universitas Sumatera Utara dengan nomor surat 282/KEP/USU/2021.

(33)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 100 dokter gigi di Kota Medan yang sudah pernah merujuk untuk melakukan foto rontgen. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2021. Subjek penelitian diperoleh secara simple random sampling dan penelitian menggunakan kuesioner google form.

4.1 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Efek Stokastik Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan

Tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan diukur melalui hasil jawaban yang diberikan pada lembar kuesioner melalui google form (Tabel 1).

Tabel 1. Pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan

No Pertanyaan

Total

Jawaban Benar Salah

n % n %

1. Kegunaan radiografi kedokteran gigi

100

97 97 3 3

2. Efek stokastik berpengaruh dalam meningkatkan potensi terjadinya kanker

60 60 40 40 3. Efek stokastik genetik pada ibu hamil dapat

menyebabkan risiko teratogenik

15 15 85 85 4. Efek yang timbul tanpa nilai ambang batas

dosis radiasi disebut efek stokastik

93 93 7 7

5. Asupan nutrisi bukan menjadi faktor perkembangan janin terhadap radiasi

88 88 12 12 6. Usia kehamilan trimester kedua aman

dilakukan radiografi sehingga tidak berpengaruh pada keadaan janin

48 48 52 52

7. Usia kehamilan trimester satu sebaiknya tidak dilakukan radiografi

74 74 26 26 8. Kematian janin merupakan risiko paling

tinggi terhadap janin yang diakibatkan oleh paparan radiasi sinar-x

56 56 44 44

(34)

Pada Tabel 1, pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai efek stokastik pada ibu hamil diperoleh terbanyak pada pertanyaan kegunaan radiografi kedokteran gigi yaitu sebesar 97% dan terkecil pada pertanyaan efek stokastik genetik pada ibu hamil yaitu sebesar 15%.

4.2 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Proteksi Radiasi Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan

Tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan diukur melalui hasil jawaban yang diberikan pada lembar kuesioner melalui google form (Tabel 2).

Tabel 2. Pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan

9. Faktor yang tidak mempengaruhi tingkat sensitivitas radiasi pada janin adalah posisi pesawat sinar-x

82 82 18 18

10. Besar dosis radiasi untuk efek stokastik yang memberikan batas aman adalah 5 rad

52 52 48 48

No Pertanyaan

Total

Jawaban Benar Salah

n % n %

1. Prinsip keselamatan yang harus diterapkan dalam penggunaan radiografi adalah justifikasi

100

94 94 6 6 2. Tujuan proteksi radiasi adalah memberikan

perlindungan pada pasien, operator, dan lingkungan

99 99 1 1

3. Perisai tiroid digunakan oleh pasien untuk melindungi kelenjar tiroid

12 12 88 88 4. Proteksi radiasi dapat memberikan

perlindungan kepada?

92 92 8 8 5. Pada ibu hamil, proteksi radiasi dilakukan

untuk melindungi pasien, operator dan lingkungan

100 100 0 0

6. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk melindungi ibu hamil dari paparan radiasi adalah menunda melakukan perawatan gigi

54 54 46 46

(35)

Pada Tabel 2, pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai proteksi radiasi pada ibu hamil diperoleh terbanyak pada pertanyaan pengetahuan proteksi radiasi dilakukan untuk perlindungan yaitu sebesar 100% dan terkecil pada pertanyaan proteksi kelenjar tiroid yang penting bagi pertumbuhan yaitu sebesar 12%.

4.3 Pengetahuan Dokter Gigi secara Individu Mengenai Efek Stokastik Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan

Pada Tabel 3, tingkat pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai efek stokastik pada ibu hamil didapatkan hasil sebanyak 50 orang (50%) memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 42 orang (42%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan sebanyak 8 orang (8%) memiliki pengetahuan yang kurang.

Tabel 3. Tingkat pengetahuan dokter gigi secara individu mengenai efek stokastik sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan

Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 12

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

No Kategori skor Dokter gigi

n %

1 76-100% (Baik) 50 50

2 56-75% (Cukup) 42 42

3 <56% (Kurang) 8 8

Total 100 100

(36)

4.4 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi secara Individu Mengenai Efek Stokastik Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan Pada Tabel 4, tingkat pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai proteksi radiasi pada ibu hamil didapatkan hasil sebanyak 91 orang (91%) memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 8 orang (8%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan sebanyak 1 orang (1%) memiliki pengetahuan yang kurang.

Tabel 4. Tingkat pengetahuan dokter gigi secara individu mengenai proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan

Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 12

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

No Kategori skor Dokter gigi

n %

1 >76-100% (Baik) 91 91

2 56-75% (Cukup) 8 8

3 <56% (Kurang) 1 1

Total 100 100

(37)

BAB 5 PEMBAHASAN

Rancangan penelitian ini adalah cross sectional, dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter gigi terhadap bahaya efek stokastik dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan.

Pada Tabel 1, pengetahuan dokter gigi mengenai kegunaan radiografi kedokteran gigi adalah membantu menegakkan diagnosis dan rencana perawatan didapatkan hasil 97%, dikategorikan baik. Dokter gigi melakukan pemeriksaan radiografi untuk mendapatkan informasi tambahan selain yang ditemukan pada pemeriksaan klinis dan hasil anamnesis untuk membantu menegakkan diagnosis, rencana perawatan dan prognosis.2

Pengetahuan dokter gigi mengenai pengaruh efek stokastik dalam meningkatkan potensi kanker didapatkan hasil 60% dikategorikan cukup. Efek stokastik dapat terjadi pada paparan dosis yang rendah dengan contoh leukemia, kanker dan kerusakan genetik.5 Efek stokastik disebabkan oleh radiasi yang diakibatkan oleh transformasi sel non letal yang masih memiliki potensi untuk mempertahankan reproduksinya namun juga berpotensi mengalami mutasi gen. Hal ini dapat menginduksi kanker dalam periode laten tertentu.13,21

Pengetahuan dokter gigi mengenai efek stokastik genetik pada ibu hamil dapat berupa risiko teratogenik pada ibu hamil didapatkan hasil 15%, dikategorikan kurang.

Efek stokastik genetik dapat terjadi berupa mutasi gen yang disebabkan secara spontan dan oleh faktor eksternal. Faktor eksternal efek genetik dapat berupa radiasi dari sinar-x. Radiasi dosis kecil yaitu 10-100 mSv dapat meningkatkan kerusakan DNA. Efek stokastik genetik dapat berupa kelainan kongenital pada keturunan, risiko teratogenik pada wanita hamil.18

Pengetahuan dokter gigi mengenai efek yang timbul tanpa nilai ambang batas dosis radiasi adalah efek stokastik didapatkan hasil 93%, dikategorikan baik. Efek

(38)

stokastik dapat terjadi walau dalam batas radiasi yang sesuai. Efek stokastik bergantung pada efek probabilitas, bahkan dosis radiasi minimal mempunyai efek stokastik dalam meningkatkan potensi kanker dan kerusakan genetik. Tingkat keparahan efek stokastik tidak bergantung pada besarnya dosis yang diserap. Efek ini dapat terjadi secara spontan dan tanpa ambang batas dosis.19,21

Pengetahuan dokter gigi mengenai yang bukan menjadi faktor perkembangan janin terhadap radiasi adalah asupan nutrisi didapatkan hasil 88%, dikategorikan baik.

Paparan sinar-x selama masa kehamilan meningkatkan efek negatif pada perkembangan janin. Tingkat sensitivitas pada janin yang berkembang terhadap radiasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tahapan perkembangan janin, besarnya dosis radiasi dan total paparan radiasi (menit, jam, hari, atau minggu).10

Pengetahuan dokter gigi mengenai usia kehamilan yang aman dilakukan pemeriksaan radiografi sehingga tidak berpengaruh pada keadaan janin adalah trimester 2 didapatkan hasil 48%, dikategorikan kurang. Kelainan janin tidak akan terjadi setelah kehamilan memasuki minggu ke-20 karena embrio telah terbentuk.10

Pengetahuan dokter gigi mengenai usia kehamilan sebaiknya tidak dilakukan pemeriksaan radiografi adalah trimester 1 didapatkan hasil 74%, dikategorikan baik.

Tahapan kehamilan paling sensitif terhadap radiasi terjadi antara minggu ke-8 hingga minggu ke-15. Trimester pertama kehamilan merupakan masa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio. Peningkatan risiko kelainan janin dapat terjadi apabila radiasi mencapai 20 rad hingga minggu ke-8 dan 30 rad antara minggu ke-8 sampai minggu ke-15. Menurut BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan intervensional, pasien yang hamil terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa secara radiologis.10,28

Pengetahuan dokter gigi mengenai risiko paling tinggi terhadap janin adalah kematian janin didapatkan hasil 56%, dikategorikan cukup. Pada penelitian Abdalla et al. (2015) di Saudi Arabia mengenai efek radiasi terhadap kehamilan dengan menggunakan sampel 20 hewan percobaan yang dipapar sinar-x. Hasil penelitian ini menunjukkan 10 sampel sensitif terhadap radiasi pada tahap pemaparan yang berbeda

(39)

pada kehamilan. Efek radiasi dari penelitian ini dapat berupa kelainan janin serta kematian janin secara spontan. Paparan radiasi yang sangat dini bahkan hingga mencapai 10 rad pada trimester pertama kehamilan dapat berisiko terjadinya kematian janin. Hal ini disebabkan embrio pada tahapan ini hanya terdiri dari beberapa sel, sehingga apabila terjadi kerusakan pada satu sel akan menimbulkan kematian sel.10

Pengetahuan dokter gigi mengenai hal yang bukan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat sensitivitas radiasi pada janin adalah posisi pesawat sinar-x didapatkan hasil 82%, dikategorikan baik. Paparan sinar-x selama masa kehamilan meningkatkan efek negatif pada perkembangan janin. Tingkat sensitivitas pada janin yang berkembang terhadap radiasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tahapan perkembangan janin, besarnya dosis radiasi dan total paparan radiasi (menit, jam, hari, atau minggu).10

Pengetahuan dokter gigi mengenai besar dosis radiasi untuk efek stokastik yang memberikan batas aman adalah 5 rad didapatkan hasil 52%, dikategorikan cukup.

Dosis radiasi untuk efek stokastik, berdasarkan probabilitas, ditetapkan pada 50 mGy (5 rad). Diperkirakan bahwa level ini memberikan batas aman dibandingkan paparan yang lebih tinggi yang dapat menimbulkan risiko pada kehamilan.22 Berbeda dengan penelitian Razi et al. (2011) di Iran mengenai tingkat kesadaran dokter gigi terhadap pemeriksaan radiografi pada ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60,4% dokter gigi mengetahui risiko dosis radiasi terhadap janin.9

Pada Tabel 2, merupakan pengetahuan dokter gigi mengenai prinsip keselamatan yang harus diterapkan dalam penggunaan radiografi adalah justifikasi didapatkan hasil 94%, dikategorikan baik. Terdapat tiga prinsip umum proteksi radiasi yaitu justifikasi, optimasi dan limitasi dosis individu. Prinsip justifikasi adalah keputusan pemberian paparan radiasi harus memiliki manfaat medis lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan. Prinsip optimasi adalah pemanfaatan radiasi kualitas diagnostik yang memadai namun diupayakan dosis yang diterima pasien serendah mungkin.

Prinsip limitasi adalah pedoman pembatasan dosis radiasi yang sudah ditetapkan dan boleh diterima.13,27

(40)

Pengetahuan dokter gigi mengenai tujuan proteksi radiasi adalah memberikan perlindungan pada pasien, operator dan lingkungan didapatkan hasil 99%, dikategorikan baik. Menurut BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan intervensional, tujuan proteksi radiasi adalah untuk memberikan perlindungan pada pasien, operator dan lingkungan.28 Hasil ini sesuai dengan penelitian Ihle et al. (2018) di Australia mengenai pengetahuan, sikap, dan praktek proteksi radiasi terhadap dokter gigi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 95,2% dokter gigi memiliki tingkat pengetahuan mengenai proteksi radiasi yang baik.1

Pengetahuan dokter gigi mengenai pelindung kelenjar tiroid yang penting bagi pertumbuhan adalah perisai tiroid didapatkan hasil 12%, dikategorikan kurang.

Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.28 Pengetahuan dokter gigi mengenai perlindungan proteksi radiasi kepada pasien, lingkungan dan operator didapatkan hasil 92%, dikategorikan baik. Sistem proteksi radiasi merupakan hal yang sangat penting dalam radiologi. Kesalahan dalam pelaksanaan sistem proteksi dapat berakibat fatal bagi pasien, operator dan lingkungan.26

Pengetahuan dokter gigi mengenai proteksi radiasi pada ibu hamil untuk melindungi janin didapatkan hasil 100%, dikategorikan baik. Wanita memiliki risiko yang tinggi terhadap paparan radiasi ionisasi yang dihasilkan oleh prosedur medis, area kerja paparan radiasi dan pemeriksaan diagnostik sebelum kehamilan dapat memberikan efek biologis terhadap perkembangan janin.23

Pengetahuan dokter gigi mengenai pencegahan yang dapat dilakukan untuk melindungi ibu hamil dari paparan radiasi adalah tidak melakukan pemeriksaan radiologi selama masa kehamilan didapatkan hasil 54%, dikategorikan cukup.

Paparan sinar-x selama masa kehamilan meningkatkan efek negatif pada perkembangan janin.10 Sehingga lebih disarankan untuk tidak melakukan pemeriksaan radiologi selama masa kehamilan.

(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Tingkat pengetahuan dokter gigi di Kota Medan mengenai:

a. Efek stokastik pada ibu hamil kategori baik sebesar 50%, kategori cukup sebesar 42% dan kategori kurang sebesar 8%.

b. Proteksi radiasi pada ibu hamil diperoleh kategori baik sebesar 91%, kategori sedang cukup 8% dan kategori kurang sebesar1%.

6.2 Saran

1. Diharapkan dokter gigi harus berhati-hati dalam pemeriksaan klinis dengan indikasi akan dilakukan foto rontgen terutama pada pasien wanita yang sedang hamil.

2. Diharapkan instalasi radiologi harus mempertimbangkan perlindungan pada pasien, operator dan lingkungan dari paparan radiasi.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ihle IR, Neibling E, Albrecht K, Treston H, Sholapurkar A. Investigation of radiation-protection knowledge, attitudes, and practices of North Queensland dentists. J Investig Clin Dent. 2019; 10(1):e12374.

2. Pharoah White SC, Pharaoh MJ. Oral radiology: Principles and interpretation. 6th Ed. Kanada. Elsevier, 2009; 16-27.

3. Whaites, Eric. Essential of dental radiography and radiology. 5th Ed.Churgical Livingstone. Einburg London Newyork Oxford.2013.

4. Groen RS, Bae JY, Lim KJ. Fear of the unknown: Ionizing radiation exposure during pregnancy. Am J. Obstet Gynecol.

5. White SC, Mallya SM. Update on the biological effects of ionizing radiation, relative dose factors and radiation hygiene. Aust Dent J. 2012; 57: 2–8.

6. Han S, Lee B, Shin G, Choi J, Kim J, Park C. et al. Dose area product measurement for diagnostic reference levels and analysis of patient dose in dental radiography. Radiat Prot Dosimetry. 2012; 150(4): 523–31.

7. Hwang S-Y, Choi E-S, Kim Y-S, Gim B-E, Ha M, Kim H-Y. Health effects from exposure to dental diagnostic X-ray. Environ Health Toxicol. 2018; 33(4):

e2018017.

8. Gok M, Bozkurt M, Guneyli S, Bozkurt DK, Korkmaz M, Peker N. Prenatal radiation exposure. Proc Obstet Gynecol. 2015; 5(1): 1–10.

9. Razi T, Bazvand L, Ghojazadeh M. Diagnostic dental radiation risk during pregnancy: awareness among general dentists in Tabriz. J Dent Res Dent Clin Dent Prospects. 2011; 5(2): 67–70.

10. Ibrahim A, Mohamed E. Effect of radiation on pregnancy. Int J Med Med Sci.

2015; 7(5): 98–101.

11. Furmaniak KZ, Kołodziejska MA, Szopiński KT. Radiation awareness among dentists, radiographers and students. Dentomaxillofacial Radiol. 2016; 45(8).

12. Retnaningsih, Ragil. 2016. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang alat pelindung telinga dan penggunaannya pada pekerja di PT X. Jounal of industrial hygiene and occupational health. 1(1): 69-71

13. Rahman FUA, Nurrachman AS, Astuti ER, Epsilawati L, Azhari A. Paradigma baru konsep proteksi radiasi dalam pemeriksaan radiologi kedokteran gigi: dari ALARA menjadi ALADAIP. J Radiol Dentomaksilofasial Indones. 2020; 4(2):

27.

14. Anggara A, Iswani R, Darmawangsa D. Perubahan sudut penyinaran vertikal pada bisekting teknik radiography terhadap keakuratan dimensi panjang gigi

(43)

premolar satu atas. B-Dent, J Kedokt Gigi Univ Baiturrahmah. 2019; 5(1): 1–8.

15. Ramadhan AZ, Sitam S, Azhari A, Epsilawati L. Gambaran kualitas dan mutu radiograf. J Radiol Dentomaksilofasial Indones. 2020; 3(3): 43.

16. Dabukke H, Panjaitan B. Pengaruh kualitas berkas sinar-x terhadap dosis radiasi pada pesawat radiografi umum. J Tekesnos. 2019; (1): 103-4

17. Trikasjono T, Hanifasari K, Suhendro B. Analisis paparan radiasi lingkungan ruang radiologi di rumah sakit dengan program delphi. J Teknol Elektro. 2015;

6(3).

18. Woroprobosari NR. Efek stokastik radiasi sinar-x dental pada ibu hamil dan janin. ODONTO Dent J. 2016; 3(1): 60.

19. Maleachi R, Tjakraatmadja R. Pencegahan efek radiasi pada pencitraan radiologi.

Cermin dunia kedokt. 2018; 45(7): 537–9.

20. Mason R. Radiografi kedokteran gigi. Edisi 3. Jakarta : EGC; 2015, 2-12

21. Choudhary S. Deterministic and stochastic effects of radiation. Cancer Ther Oncol Int J. 2018; 12(2): 1–2.

22. Wieseler KM, Bhargava P, Kanal KM, Vaidya S, Stewart BK, Dighe MK.

Imaging in pregnant patients: Examination appropriateness. Radiographics. 2010;

30(5): 1215–29.

23. Maslebu G, Muninggar J, Hapsara SA. Estimasi risiko radiasi janin pada pemeriksaan radiografi pelvis. J Fis FLUX. 2017; 14(1): 1.

24. De Santis M, Di Gianantonio E, Straface G, Cavaliere AF, Caruso A, Schiavon F, Berletti R, Clementi.2005. Ionizing radiatioms in pregnancy and teratogeneis:

A review of literature. Reroductive Toxicology 20 (2005) 323-9

25. Donnelly EH, Smith JM, Farfán EB, Ozcan I. Prenatal radiation exposure:

Background material for counseling pregnant patients following exposure to radiation. Disaster Med Public Health Prep. 2011; 5(1): 62–8.

26. Anwar ED. Sistem proteksi radiasi : Analisis terhadap bidang radiologi rumah sakit. Phenom J Pendidik MIPA. 2016; 1(1): 47.

27. Boel T. Dental radiografi: Teknik & prinsip. Medan: USU Press, 2009

28. Badan pengawas tenaga nuklir, Peraturan kepala BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan intervensional, 2011.

29. Hiswara E. Buku pintar proteksi dan keselamatan radiasi di rumah sakit. Jakarta : Batan Press. 2005 :47-50

(44)

LAMPIRAN 1

DEPARTEMEN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KUESIONER PENELITIAN

No Responden

Nama : Alamat E-mail :

Pertanyaan awal sebelum reponden melanjutkan ke pertanyaan berikutnya:

1. Apakah saudara sudah pernah merujuk melakukan foto ronsen?

Jika jawabannya iya maka lanjut ke pertanyaan berikutnya 1. Apakah kegunaan radiografi kedokteran gigi?

a. membantu menegakkan diagnosis b. menentukan rencana perawatan

c. membantu menegakkan diagnosis dan rencana perawatan

2. Apakah prinsip keselamatan yang harus diterapkan dalam penggunaan radiografi?

a. justifikasi b. randomisasi c. juridifikasi

3. Apakah yang menjadi tujuan proteksi radiasi?

a. agar dapat memberikan perlindungan pada pasien b. agar dapat memberikan perlindungan pada lingkungan

c. agar dapat memberikan perlindungan pada pasien, operator dan lingkungan

4. Efek stokastik berpengaruh dalam meningkatkan?

a. produksi saliva b. potensi kanker

c. pertumbuhan benih gigi

TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER GIGI MENGENAI EFEK

STOKASTIK DAN PROTEKSI RADIASI SINAR-X KEDOKTERAN GIGI PADA IBU HAMIL DI KOTA MEDAN

(45)

5. Untuk melindungi kelenjar tiroid yang penting bagi pertumbuhan, pasien wajib memakai?

a. apron

b. perisai tiroid c. perisai gonad

6. Proteksi radiasi dapat memberikan perlindungan kepada?

a. pasien dan operator b. operator dan lingkungan

c. pasien, lingkungan dan operator

7. Efek stokastik genetik pada ibu hamil dapat berupa?

a. resiko teratogenik pada wanita hamil b. mutasi genetik pada janin

c. kelainan pertumbuhan pada janin

8. Pada ibu hamil, proteksi radiasi dilakukan untuk melindungi apa?

a. janin b. kepala c. leher

9. Efek yang timbul tanpa nilai ambang batas dosis radiasi adalah?

a. efek stokastik b. efek deterministik c. efek jangka panjang

10. Yang bukan menjadi faktor perkembangan janin terhadap radiasi adalah?

a. besar dosis radiasi

b. total waktu paparan radiasi c. asupan nutrisi

11. Pada usia kehamilan berapakah yang aman dilakukan radiografi sehingga tidak berpengaruh pada keadaan janin?

a. trimester 1 b. trimester 2 c. trimester 3

(46)

12. Pada usia kehamilan berapakah sebaiknya tidak dilakukan radiografi?

a. trimester 1 b. trimester 2 c. trimester 3

13. Apakah risiko paling tinggi terhadap janin yang diakibatkan oleh paparan radiasi sinar-x?

a. kerusakan otak b. kematian janin

c. kelainan tumbuh kembang

14. Apakah pencegahan yang dapat dilakukan untuk melindungi ibu hamil dari paparan radiasi?

a. tidak melakukan pemeriksaan radiologi selama masa kehamilan b. penggunaan alat proteksi radiasi

c. menunda melakukan perawatan gigi

15. Dibawah ini yang bukan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat sensitivitas radiasi pada janin?

a. posisi pesawat sinar-x b. besar dosis radiasi c. total paparan radiasi

16. Berapa besar dosis radiasi untuk efek stokastik yang memberikan batas aman?

a. 5 rad b. 10 rad

c. 15 rad

(47)

Lampiran 2

Ethical Clearance

(48)

Lampiran 3

INFORMED CONSENT

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SAMPEL PENELITIAN

Salam sejahtera Bapak/Ibu dokter gigi,

Perkenalkan, nama saya Jhony Fransius Haloho. Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan sedang melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Efek Stokastik dan Proteksi Radiasi Sinar-X Kedokteran Gigi pada Ibu Hamil di Kota Medan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter gigi di Kota Medan terhadap bahaya efek stokastik (efek yang disebabkan oleh radiasi yang diakibatkan oleh transformasi sel non letal yang masih memiliki potensi mempertahankan reproduksinya namun juga berpotensi mengalami mutasi gen) dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi terhadap ibu hamil. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan dokter gigi tentang bahaya efek stokastik dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi terhadap ibu hamil.

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi dokter gigi agar berhati-hati dalam melakukan penatalaksanaan perawatan gigi pada ibu hamil jika diperlukan radiografi.

Saya akan memberikan kuesioner melalui google form dikarenakan keterbatasan keadaan sehingga harap dimaklumi. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai efek stokastik dan proteksi radiasi sinar-x kedokteran gigi pada ibu hamil di Kota Medan.

Setelah itu saya akan melakukan pengumpulan dan analisis data.

Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa ada unsur paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.

(49)

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Bapak/Ibu mengisi dan menandatangani lembar persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya.

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian saya ini saya ucapkan terimakasih.

Jhony Fransius Haloho Jl. Setiabudi, Pasar 2, Medan Telp. 082167648424

Medan, Desember 2020

(Jhony Fransius Haloho)

(50)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT

Setelah membaca semua keterangan tentang keuntungan, risiko dan hak-hak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul :

“TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER GIGI MENGENAI EFEK STOKASTIK DAN PROTEKSI RADIASI SINAR-X KEDOKTERAN GIGI

PADA IBU HAMIL DI KOTA MEDAN”

dan saya memahaminya, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……….

Alamat : ……….

No. Telepon/HP : ……….

dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut diatas. Apabila saya ingin mengundurkan diri, kepada saya tidak dituntut apapun.

Medan, ………2020 Yang menyetujui,

Subjek penelitian

(…...………)

(51)

Lampiran 5

RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

“TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER GIGI MENGENAI EFEK STOKASTIK DAN PROTEKSI RADIASI SINAR-X KEDOKTERAN GIGI PADA IBU HAMIL DI KOTA MEDAN”

Besar biaya yang diperlukan pada penelitian ini adalah sebesar dengan rincian sebagai berikut :

Biaya alat tulis, kertas dan tinta printer : Rp. 500.000,00 Biaya penggandaan proposal dan hasil penelitian : Rp. 500.000,00

Souvenir : Rp. 1.000.000,00

Jumlah : Rp. 2.000.000,00

Biaya penelitian ini ditanggung oleh peneliti.

(52)

Lampiran 6

JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI

NO KEGIATAN Waktu (Bulan)

Novem ber

Desem ber

Januari Februari Maret -Juni

Juli Agus tus 1 Persiapan

pencarian judul 2 Persetujuan

judul 3 Pembuatan

proposal 4 Seminar proposal 5 Perbaikan

proposal dan persiapan penelitian s6 Penelitian

dan

pengumpulan data

7 Hasil

(53)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Riwayat Peneliti

Nama Lengkap : Jhony Fransius Haloho Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Baganbatu/ 26 November 1997

Warna Negara : Indonesia

Status : Belum menikah

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Setiabudi, Pasar 2

Nomor Handphone : 082167648424

Email : jhonyfransius1@gmail.com

Riwayat Pendidikan:

1. 2001-2003 : TK Yosef Arnoldi Baganbatu 2. 2003-2009 : SD Yosef Arnoldi Baganbatu 3. 2009-2012 : SMP Yosef Arnoldi Baganbatu 4. 2012-2015 : SMA Santa Maria Pekanbaru

5. 2015 - sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Gambar

Gambar 1. Skema urutan dari proses radiasi ketika diserap media biologis 20
Gambar 2. Efek paparan radiasi pada janin 24
Gambar 3. Proteksi apron 29
Tabel  1.    Pengetahuan  dokter  gigi  mengenai  efek  stokastik  sinar-x  kedokteran  gigi  pada ibu hamil di Kota Medan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian gambaran tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa program studi pendidikan profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

16 % SIMILARITY INDEX 1 2 3 4 5 6 7 8 STUDI TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI PERUMAHAN CITRA GADING SUKODONO SIDOARJO ORIGINALITY REPORT

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas

Instrumen pengumpulan data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data terkait dengan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di Desa Pedungan, Kecamatan