• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Manfaat penelitian

Dalam sebuah penelitian tentunya harus ada manfaat yang diperoleh dari penelitian tersebut baik bagi perusahaan, kampus, maupun peneliti.

Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasi produksi.

2. Bagi peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan ke dalam bentuk penelitian, menambah wawasan pengetahuan, merobah kerangka berfikir dan memperoleh ilmu lapangan yang tidak diperoleh dari perkuliahan.

3. Bagi institusi STTIND Padang

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa/mahasiswi yang membacanya, dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal, referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

7 2.1 Tinjauan Umum Perusahaan

2.1.1 Lokasi dan Kesampaian daerah

PT. Atika Tunggal Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yang lokasi Izin Usaha Penambangan operasi produksi batu andesit secara administratif terletak di Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah yang akan dilakukan usaha pertambangan ±99.50 hektar.

Kabupaten ini terletak dibagian timur wilayah Provinsi Sumatra Barat atau sekitar 124 km dari Kota Padang, Ibu Kota Provinsi Sumatra Barat. Lokasi tersebut dapat ditempuh mengunakan transportasi darat dalam waktu ±4 jam dari kota Padang – Bukittinggi – Payakumbuh – Manggilang (Jalan Negara ± 250Km) – Lokasi Proyek.

2.1.2 Stratigrafi, Geologi dan Morfologi 1. Stratigrafi

Di lokasi kegiatan penambangan terdapat formasi sebagai berikut:

a. Formasi Ombilin: anggota bawah

Litologi: batu pasir kuarsa mengandung mika, pejal dan setempat mengalami malihan (kuarsit) Sispan Arkose, serpih abu-biru, konglomerat, kuarsa dan lapisan batubara.

b. Formasi batuan: andesite sampai basalt

Litologi: aliran lava tidak dipisah, breksi, aglomerat dan batuan hipabisal semuanya bersusunan andesit sampai basalt.

2. Struktur Geologi

Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi konvergen antara dua lempeng yang berbeda jenis. Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksimembentuk sudut lancip sehingga pembentukan struktur geologi di Pulau Sumatera didominasi oleh sesar-sesar mendatar dekstral (right handed wrench fault). Hubungan struktur geologi satu terhadap lainnya selain mengontrol sebaran batuan di permukaan juga menjadikan daerah ini cukup kompleks secara tektonik. Terbentuknya sejumlah struktur sesar yang cukup rapat ternyata diikuti oleh aktifitas magmatik yang menghasilkan tubuh-tubuh intrusi batuan beku. Peta geologi untuk daerah di PT. Atika Tunggal Mandiri dapat dilihat pada Lampiran.

3. Morfologi

Secara Geomorfologi daerah di PT. Atika Tunggal Mandiri terbagi dalam 2 (dua) satuan morfologi yaitu satuan bentang alam pemdataran dan satuan bentang alam perbukitan. Sungai yang mengaliri wilayah ini termasuk dalam pola aliran sungai sub-Paralel dengan sungai utama yaitu Batang Manggilang yang mengalir dari wilayah Utara ke bagian Selatan. Secara topografi daerah ini berada pada ketinggian 125 – 650 Mdpl dan wilayah Izin Usaha Pertambangan ini terdapat pada ketinggian 200 – 350 Mdpl, sebagian besar wilayah IUP merupakan lahan kebun (pertanian) milik masyarakat.

2.2 Pengertian Pertambangan

Pertambangan berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang. (Peraturan Perundangan Pertambangan Batubara, 2014).

2.3 Pengertian Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

2.4 Geometri Jalan

Menurut Akhmad rifandy dan hefni (2016) Geometri jalan angkut adalah komponen dari jalan angkut dimana dalam merencanakan pembuatan rekonstruksi jalan angkut tersebut meliputi komponen lebar jalan pada kondisi jalan lurus, lebar jalan pada tikungan, jari-jari tikungan, superelevasi dan kemiringan jalan (Grade). Fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan berat yang mungkin terdapat di sepanjang rute jalan tambang harus diatasi dengan mengubah rancangan jalan untuk meningkatkan aspek manfaat dan keselamatan kerja. Penjelasan lain mengenai geometri jalan yaitu :

“Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya pada umumnya yaitu: lebar jalan angkut, jari-jari tikungan dan super- elevasi, kemiringan jalan, dan cross slope. Alat angkut atau truk-truk tambang umumnya berdimensi lebih lebar, panjang dan lebih berat dibanding kendaraan angkut yang bergerak di jalan raya. Oleh sebab itu, geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar alat angkut tersebut dapat bergerak leluasa pada kecepatan normal dan aman. Pada pengertiannya, geometri jalan tambang yang memenuhi syarat adalah bentuk dan ukuran dari jalan tambang yang sesuai dengan tipe (bentuk, ukuran, spesifikasi) alat angkut yang digunakan dan kondisi medan yang di lalui.”(Yanto Indonesianto, 2005).

1. Lebar Jalan Angkut

Lebar jalan angkut diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan lancar dan aman. Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan) berbeda karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar.

A. Lebar jalan angkut pada jalan lurus.

Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut Aashto Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan. (Rudi Azwari, 2015).

Tabel 2.1 Lebar Jalan Angkut Minimum

Jumlah jalur truck Perhitungan Lebar jalan angkut min

1 1+(2x1/2) 2,00

2 2+(3x1/2) 3,50

3 3+(4x1/2) 5,00

4 4+(5x1/2) 6,50

(Sumber: Yanto Indonesianto, 2011).

Pada tabel di atas dapat ditetapkan rumus lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus. Seandainya lebar kendaraan dan jumlah lajur yang direncanakan masing-masing adalah Wt dan n, maka lebar jalan angkut pada jalan lurus dapat dirumuskan sebagai berikut:

L min = n.Wt + (n+1)(1/2.Wt).………(1) Keterangan: Lmin = lebar jalan angkut minimum (m)

n = jumlah jalur

Wt = lebar alat angkut (m)

(Sumber: Yanto Indonesianto, 2005).

(Sumber: Awang, Suwandhi, 2004 ).

Gambar 2.1 Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Jalan Lurus

B. Lebar jalan angkut pada belokan

Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar dari pada lebar jalan lurus. Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada belokan didasarkan atas:

1) Lebar jejak ban

2) Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang pada saat membelok

3) Jarak antar alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan 4) Jarak dari kedua tepi jalan.

Dengan menggunakan ilustrasi pada gambar 2.2 dapat dihitung lebar jalan minimum pada belokan, yaitu sebagai berikut :

(Sumber: Awang, Suwandhi, 2004 ).

Gambar 2.2 Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Belokan.

W min = 2(U + + Fb + Z) + ... (2) Z =

Keterangan: Wmin = Lebar jalan angkut minimum pada belokan,m U = Lebar jejak roda (center to center tires),m Fa = Lebar juntai (overhang) depan,m

Fb = Lebar juntai belakang,m Z = Lebar bagian tepi jalan,m

C = Lebar antara kendaraan (total lateral clearance),m

C. Jari Jari Tikungan

Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang di akibatkan karena kendaran melalui tikungan sehingga tidak stabil. Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut yang digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang.

Besarnya jari-jari belokan minimum pada jalan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

...………...(3)

Keterangan : R = jari-jari belokan (m)

V = kecepatan rencana kendaraan (km/jam) e = superelevasi, (mm/m)

f = friction factor

D. Kemiringan Jalan Pada Tikungan (superelevasi)

Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’

yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.

Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam kerena perbedaan ketinggian(Yanto Indonesianto, 2011). Kecepatan rencana yang biasa digunakan di daerah tikungan adalah 35 km/jam sedangkan superelevasi maksimum untuk kecepatan lebih besar dari 30 km/jam adalah 10% (Sukirman, S.1994).

Sedangkan nilai f ditentukan berdasarkan kecepatan rencana, yaitu : Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam, maka:

f = (-0,00065 V) + 0,192 (4)

Untuk kecepatan rencana antara 80 – 112 km/jam, maka:

f = (-0,00125 V) + 0,24 (5)

Untuk menentukan superelevasi, yaitu dengan menggunakan rumus (Sukirman, S.1994) yaitu:

...(6)

Keterangan :

𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠 = superelevasi maksimum pada tikungan jalan (mm/m)

𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠 = koefisien gesekan samping maksimum 𝑉 = kecepatan rencana(km/jam)

𝑅𝑚𝑖𝑛 = radius lengkung minimum tikungan(m) E. Kemiringan (Grade)

Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan pada umumnya dinyatakan dalam persen (%). Menurut KEPMEN ESDM no 1827 K/30/MEM/2018 pada lampiran II, nomor 6.penambangan, romawi xix.jalan pertambangan, dalam hal kemiringan jalan tambang/ produksi dibuat tidak boleh lebih dari 12% dengan memperhitungkan spesifikasi kemampuan alat angkut, jenis material jalan, fuel ratio penggunaan bahan bakar. Kemampuan dalam mengatasi tanjakan untuk setiap alat angkut tidak sama, tergantung pada jenis alat angkut itu sendiri. Sudut kemiringan jalan biasanya dinyatakan dalam persen, yaitu beda tinggi setiap seratus satuan panjang jarak mendatar.

Kemiringan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Grade = ...(7)

Keterangan: ∆h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur (meter)

∆x = Jarak datar antara dua titik jalan diukur (meter)

F. Cross Slope

Untuk menghindari agar disaat hujan, air tidak tergenang pada jalan tambang, maka pembuatan kemiringan melintang (cross slope) dilakukan dengan cara membuat bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian tepi jalan. Nilai yang umum dari kemiringan melintang (cross slope) yang direkomendasikan adalah sebesar 20 sampai 40 mm/m jarak bagian tepi jalan kebagian tengah / pusat jalan, dijelaskan dalam persamaan sebagai berikut.

½ × lebar jalan × 40mm (8)

(Sumber: Awang, Suwandhi, 2004 ).

Gambar 2.3 Cross Slope G. Produktifitas Alat Angkut

Untuk menghitung produksi alat angkut dapat menggunakan persamaan berikut:

...(9)

...(10) Keterangan : P = Produktivitas (BCM/Jam)

n = Jumlah Pengisian

q1 = Kapasitas bucket

K = Faktor pengisian bucket Ctm = Cycle time alat angkut Et = Efisiensi Kerja

H. Rimpull

Rimpull merupakan besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin suatu alat kepada permukaan jalur jalan atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dengan rumus11:

...(11) Keterangan : RP = rimpull atau kekuatan tarik(lb)

HP = tenaga mesin (HP) 375 angka konversi.

I. Tahanan Guling/ Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

Tahanan guling/ tahanan gelincir (Rolling Resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya lyar yang berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur. (Lihat Gambar: 2.4)

Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah:

a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan);

semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil. Rimpull adalah besarnya kekuatan

RR RR RR

tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban penggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs.

b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan; apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan ban tersebut. Jika menggunakan Crawler yang berpengaruh adalah kondisi jalan.

Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan tertentu.

Arah gerak truck

(Sumber: Sonny Wedhanto, 2009 ).

Gambar: 2.4. Arah Tahanan Gulir (RR) J. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif, Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan melawan gerak kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu

turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan (Gambar: 2.5).

a. GRPositif b. GR Negatif

(Sumber: Sonny Wedhanto, 2009 ).

Gambar 2.5. Tahanan Kemiringan (GR) Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu:

a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)

b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton) Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: “Tiap kemiringan 1%

besarnya tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya”.

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini terdiri dari input, proses dan output yang merupakan data-data kebutuhan penelitian dan proses pengumpulan data lapangan yang dilakukan pada saat penelitian serta hasil analisis data.

A. Input

Input terdiri dari data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh peneliti dari lapangan. Data primer yang dibutuhkan adalah:

a. Koordinat segmen jalan

b. Geometri actual jalan angkut, yang terdiri dari : c. Waktu tempuh dump truck

d. Berat beban dump truck 2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperlukan dalam penelitian untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dapat berupa studi pustaka yang berasal dari buku-buku, penelitian lapangan, maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Berbagai dokumen dihasilkan melalui objek penelitian yang dipergunakan untuk mendukung data primer dan memperkuat data dalam melakukan penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan adalah:

a. Peta topografi b. Data spesifikasialat c. Data produksi B. Proses

Proses merupakan teknis pemecahan masalah, dilakukan dengan cara mengukur geometri jalan angkut actual, menghitung waktu tempuh dump truck, melakukan pembandingan antara actual dengan teoritis.

C. Output

Dari hasil proses pengolahan data maka selanjutnya akan didapat hasil data berupa produktifitas alat angkut berdasarkan simulasi prbaikan geometri jalan tambang.

Input

Data primer Data sekunder

1. Koordinat segmen jalan 1. Peta topografi 2. Geometri actual jalan angkut 2. Data spesifikasi alat 3. Waktu tempuh dump truck 3. Data produksi 4. Berat beban dump truck

Output

1. Di dapat geometri jalan angkut yang sesuai dengan standar 2. Di dapat estimasi produktifitas dump truck setelah simulasi

perbaikan jalan

Proses

1. Mengukur geometri jalan angkut aktual

2. Menghitung produktifitas dump truck secara aktual dan melakukan pembandingan antara actual dengan teoritis

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiono (2016:13) yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah :

“metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah PT. Atika Tunggal Mandiri, Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 setelah itu mahasiswa kembali lagi ke kampus untuk pembuatan proposal. Selanjutnya diseminarkan dan kelapangan kembali untuk melakukan penelitian atau pengambilan data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan tugas akhir (skripsi).

Tabel 3.1

Jadwal kegiatan Penelitian NO URAIAN KEGIATAN

MINGGU

1 2 3 4 5

1. Orientasi Lapangan

2. Pengumpulan Referensi dan data 3. Pengolahan Data, Konsultasi dan

Bimbingan

4. Penyusunan Laporan 3.3 Variabel penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka penjelasan mengenai masing-masing variabel yaitu :

1. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah produktivitas dump truck diukur oleh jumlah produksi. (dalam satuan ton)

2. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah variabel-variabel dari Geometri Jalan Produksi.

3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data yang dibutuhkan

Data yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini adalah : A. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari pengamatan di lapangan yaitu:

1. Koordinat segmen jalan

2. Geometri aktual jalan angkut yang terdiri dari : a. Data pengukuran lebar jalan lurus.

b. Data lebar jalan pada tikungan.

c. Data jari-jari tikungan.

d. Data superelevasi

e. Data pengukuran kemiringan jalan (grade) f. Data kemiringan melintang (cross slope) 3. Waktu tempuh dump truck

B. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku-buku literatur atau studi kepustakaan dan data-data atau arsip perusahaan. Seperti berikut:

a. Peta topografi b. Data spesifikasi alat c. Data produksi.

3.4.2 Sumber data

Sumber data yang peneliti dapatkan berasal dari pengamatan langsung dan arsip dari PT. Atika Tunggal Mandiri serta studi kepustakaan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dimulai dengan studi literatur yaitu mencari bahan-bahan pustaka yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber- sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian.

Selanjutnya orientasi lapangan dengan melakukan peninjauan langsung ke lapangan dan untuk mengamati langsung kondisi daerah yang akan dilakukan

penelitian serta dapat mengangkat permasalahan yang ada untuk dijadikan topik dalam suatu penelitian.

Dalam kegiatan pengambilan data di lapangan yaitu:

1. Pengukuran lebar jalan lurus

Pengukurannya langsung di lapangan dengan cara membagi menjadi segmen-segmen jalan agar memudahkan pengambilan dan penganalisaanya, dan untuk pengukuran menggunakan meteran.

Tabel 3.2 Lebar Jalan Lurus

No Segmen Lebar aktual (m) Lebar teori(m) Keterangan 1

2. Pengukuran lebar jalan pada tikungan

Pengukuran langsung di lapangan mengenai lebar jalan pada tikungan menggunakan alat ukur berupa meteran.

Tabel 3.3 Lebar Jalan Tikungan No Segmen Lebar tikungan aktual

(m)

3. Jari-jari tikungan dan superelevasi

Pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan meteran, untuk pengukuran superelavasi menggunakan air dan selang ukur.

Tabel 3.4 Nilai Superelevasi No Segmen Jari-jari

tikungan

Superelevasi aktual

Superelevai teori

1 2 . . . n

4. Pengukuran kemiringan jalan (Grade)

Pengukuran langsung di lapangan mengenai kemiringan jalan (grade) menggunakan GPS dengan perbandingan elevasi untuk mengetahui beda tinggi dari titik awal segmen kemiringan jalan ke titik akhir segmen kemiringan tersebut.

Tabel 3.5 Nilai Grade

No. Segmen Nilai Grade (%)

1 2 : . n

5. Pengukuran Kemiringan Melintang (Cross Slope)

Pengukuran langsung di lapangan mengenai kemiringan melintang (cross slope) menggunakan alat ukur berupa meteran dan waterpass.

Tabel 3.6 Nilai Cross Slope

No Segmen Cross slope aktual Cross slope teori 1

2 : . n

6. Produktivitas AlatAngkut 6.1. Cycle time

Perhitungan produksi aktual berdasarkan pada pengamatan cycle time dan efisiensi kerja alat angkut di lapangan. Menggunakan stopwatch.

Table 3.7

Cycle Time Aktual FN 527 ML No

6.2. Efisiensi Kerja Aktual Alat Angkut

Untuk data efisiensi kerja alat angkut aktual berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan di PT. Atika Tunggal Mandiri:

Tabel 3.8

Efisiensi Kerja Aktual Alat Angkut

HAMBATAN WAKTU

(MENIT) Waktu Tersedia

Hambatan yang Dapat Dihindari 1. Terlambat mulai kerja

2. Berhenti sebelum istirahat

3. Terlambat mulai kerja setelah istirahat 4. Berhenti kerja sebelum waktunya

Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari 1. Persiapan alat

2. Berangkat ke front kerja 3. Pengisian bahan bakar

4. Pengaturan posisi dan penempatan alat 5. Hujan

Jumlah Hambatan Jumlah Jam Efektif (menit)

Efisiensi Kerja

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:

1. Perhitungan lebar jalan lurus

Pada tahap ini melakukan pengukuran langsung tentang bagaimana lebar jalan angkut pada keadaan lurus. Pada perhitungan lebar jalan lurus peneliti di bimbing langsung oleh pembimbing lapangan dan membagi titik-titik di sepanjang jalan hauling guna

mendapatkan data yang maksimal sehingga pada proses pengolahan data lebih mudah, pada tahap pengolahan data yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus (1) yang pembahasannya ada pada BAB II.

2. Perhitungan Lebar Jalan pada Tikungan

Perhitungan langsung di lapangan mengenai lebar jalan pada tikungan beberapa titik pengukuran menggunakan alat ukur manual berupa meteran pada tahap ini peneliti melakukan pengukuran beberapa jalan pada tikungan yang ada pada jalan hauling, pada tahap pengolahan data yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus (2) yang pembahasannya ada pada BAB II

3. Jari-jari tikungan

Perhitungan jari-jari tikungan menggunakan rumus (3) 4. Superelevasi

Perhitungan superelevasi mengunakan rumus (4).

5. Perhitungan kemiringan jalan (grade)

Perhitungan kemiringan jalan menggunakan persamaan (5).

6. Kemiringan melintang (cross slope)

Perhitungan kemiringa melintang menggunakan rumus (6).

7. Menghitung produktifitas alat angkut

Perhitungan produktifitas alat angkut menggunakan rumus (7).

3.7 Bagan Alur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian:

Evaluasi Geometri Jalan Operasi Produksi Terhadap Produktifitas Dump Truck di PT. Atika Tunggal Mandiri Untuk Peningkatan

Produksi

Identifikasi Masalah

1. Beberapa ruas jalan produksi pada pit 3 yang memiliki kemiringan lebih dari 45° yang menyebabkan tidak efesiennya kerja dari alat angkut.

2. Tidak optimalnya alat angkut beroperasi dikarenakan jalan tambang pada pit 3 tidak memenuhi kriteria standart jalan tambang menurut KEPMEN ESDM NO. 1827

K/30/MEM/2018.

3. Target produksi yang ditetapkan perusahaan belum tercapai.

4. Belum dilakukannya evaluasi dan analisa jalan front penambangan pada pit 3 terhadap efesiensi alat muat dan alat angkut.

A

A

Tujuan

1. Mendapatkan geometri jalan di PT. Atika Tunggal Mandiri yang sesuai dengan ukuran dan spesifikasi alat angkut.

2. Mendapatkan estimasi produktifitas alat angkut berdasarkan evaluasi perbaikan geometri jalan tambang di front penambangan pit 3 pada wilayah IUP PT. Atika Tunggal Mandiri.

Pengumpulan Data

Teknik Pengolahan Data 1. Mengukur geometri jalan tambang.

2. Menghitung produktivitas alat angkut aktual dan produktifitas alat angkut setelah perbaikan geometri jalan.

B

Data Primer

1. Koordinat segmen jalan 2. Geometri actual jalan

angkut

3. Waktu tempuh dump truck

4. Berat beban dump truck

Data Skunder 1. Peta topografi

Data Skunder 1. Peta topografi

Dokumen terkait