• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dimulai dengan studi literatur yaitu mencari bahan-bahan pustaka yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber- sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian.

Selanjutnya orientasi lapangan dengan melakukan peninjauan langsung ke lapangan dan untuk mengamati langsung kondisi daerah yang akan dilakukan

penelitian serta dapat mengangkat permasalahan yang ada untuk dijadikan topik dalam suatu penelitian.

Dalam kegiatan pengambilan data di lapangan yaitu:

1. Pengukuran lebar jalan lurus

Pengukurannya langsung di lapangan dengan cara membagi menjadi segmen-segmen jalan agar memudahkan pengambilan dan penganalisaanya, dan untuk pengukuran menggunakan meteran.

Tabel 3.2 Lebar Jalan Lurus

No Segmen Lebar aktual (m) Lebar teori(m) Keterangan 1

2. Pengukuran lebar jalan pada tikungan

Pengukuran langsung di lapangan mengenai lebar jalan pada tikungan menggunakan alat ukur berupa meteran.

Tabel 3.3 Lebar Jalan Tikungan No Segmen Lebar tikungan aktual

(m)

3. Jari-jari tikungan dan superelevasi

Pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan meteran, untuk pengukuran superelavasi menggunakan air dan selang ukur.

Tabel 3.4 Nilai Superelevasi No Segmen Jari-jari

tikungan

Superelevasi aktual

Superelevai teori

1 2 . . . n

4. Pengukuran kemiringan jalan (Grade)

Pengukuran langsung di lapangan mengenai kemiringan jalan (grade) menggunakan GPS dengan perbandingan elevasi untuk mengetahui beda tinggi dari titik awal segmen kemiringan jalan ke titik akhir segmen kemiringan tersebut.

Tabel 3.5 Nilai Grade

No. Segmen Nilai Grade (%)

1 2 : . n

5. Pengukuran Kemiringan Melintang (Cross Slope)

Pengukuran langsung di lapangan mengenai kemiringan melintang (cross slope) menggunakan alat ukur berupa meteran dan waterpass.

Tabel 3.6 Nilai Cross Slope

No Segmen Cross slope aktual Cross slope teori 1

2 : . n

6. Produktivitas AlatAngkut 6.1. Cycle time

Perhitungan produksi aktual berdasarkan pada pengamatan cycle time dan efisiensi kerja alat angkut di lapangan. Menggunakan stopwatch.

Table 3.7

Cycle Time Aktual FN 527 ML No

6.2. Efisiensi Kerja Aktual Alat Angkut

Untuk data efisiensi kerja alat angkut aktual berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan di PT. Atika Tunggal Mandiri:

Tabel 3.8

Efisiensi Kerja Aktual Alat Angkut

HAMBATAN WAKTU

(MENIT) Waktu Tersedia

Hambatan yang Dapat Dihindari 1. Terlambat mulai kerja

2. Berhenti sebelum istirahat

3. Terlambat mulai kerja setelah istirahat 4. Berhenti kerja sebelum waktunya

Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari 1. Persiapan alat

2. Berangkat ke front kerja 3. Pengisian bahan bakar

4. Pengaturan posisi dan penempatan alat 5. Hujan

Jumlah Hambatan Jumlah Jam Efektif (menit)

Efisiensi Kerja

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:

1. Perhitungan lebar jalan lurus

Pada tahap ini melakukan pengukuran langsung tentang bagaimana lebar jalan angkut pada keadaan lurus. Pada perhitungan lebar jalan lurus peneliti di bimbing langsung oleh pembimbing lapangan dan membagi titik-titik di sepanjang jalan hauling guna

mendapatkan data yang maksimal sehingga pada proses pengolahan data lebih mudah, pada tahap pengolahan data yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus (1) yang pembahasannya ada pada BAB II.

2. Perhitungan Lebar Jalan pada Tikungan

Perhitungan langsung di lapangan mengenai lebar jalan pada tikungan beberapa titik pengukuran menggunakan alat ukur manual berupa meteran pada tahap ini peneliti melakukan pengukuran beberapa jalan pada tikungan yang ada pada jalan hauling, pada tahap pengolahan data yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus (2) yang pembahasannya ada pada BAB II

3. Jari-jari tikungan

Perhitungan jari-jari tikungan menggunakan rumus (3) 4. Superelevasi

Perhitungan superelevasi mengunakan rumus (4).

5. Perhitungan kemiringan jalan (grade)

Perhitungan kemiringan jalan menggunakan persamaan (5).

6. Kemiringan melintang (cross slope)

Perhitungan kemiringa melintang menggunakan rumus (6).

7. Menghitung produktifitas alat angkut

Perhitungan produktifitas alat angkut menggunakan rumus (7).

3.7 Bagan Alur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian:

Evaluasi Geometri Jalan Operasi Produksi Terhadap Produktifitas Dump Truck di PT. Atika Tunggal Mandiri Untuk Peningkatan

Produksi

Identifikasi Masalah

1. Beberapa ruas jalan produksi pada pit 3 yang memiliki kemiringan lebih dari 45° yang menyebabkan tidak efesiennya kerja dari alat angkut.

2. Tidak optimalnya alat angkut beroperasi dikarenakan jalan tambang pada pit 3 tidak memenuhi kriteria standart jalan tambang menurut KEPMEN ESDM NO. 1827

K/30/MEM/2018.

3. Target produksi yang ditetapkan perusahaan belum tercapai.

4. Belum dilakukannya evaluasi dan analisa jalan front penambangan pada pit 3 terhadap efesiensi alat muat dan alat angkut.

A

A

Tujuan

1. Mendapatkan geometri jalan di PT. Atika Tunggal Mandiri yang sesuai dengan ukuran dan spesifikasi alat angkut.

2. Mendapatkan estimasi produktifitas alat angkut berdasarkan evaluasi perbaikan geometri jalan tambang di front penambangan pit 3 pada wilayah IUP PT. Atika Tunggal Mandiri.

Pengumpulan Data

Teknik Pengolahan Data 1. Mengukur geometri jalan tambang.

2. Menghitung produktivitas alat angkut aktual dan produktifitas alat angkut setelah perbaikan geometri jalan.

B

Data Primer

1. Koordinat segmen jalan 2. Geometri actual jalan

angkut

3. Waktu tempuh dump truck

4. Berat beban dump truck

Data Skunder 1. Peta topografi 2. Data spesifikasi alat 3. Data produksi

Gambar 3.8 Bagan Alur Penelitian

B

Analisa Data

1. Menganalisa hasil perhitungan di lapangan dan membandingkan dengan perhitungan secara teoritis

2. Menganalisa produktifitas alat angkut aktual dan produktifitas apabila telah dilakukan perbaikan geometri jalan sesuai dengan standar secara teoritis

Hasil

1. Didapatkan ukurun geometri jalan yang standar yang aman berdasarkan kajian secara teoritis

2. Didapatkan produktifitas apabila telah dilakukan perbaikan jalan akan berpengaruh dengan

pencapaian

target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.

32

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Pada bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini mengevaluasi jalan angkut dari front penambangan menuju stokpile di PT. Atika Tunggal Mandiri. Dari hasil kegiatan pengumpulan data, maka data-data yang didapatkan sebagai berikut:

1. Pengamatan lebar jalan aktual lapangan di PT. Atika Tunggal Mandiri dibagi menjadi segmen-segmen, peta situasi tambang pada lampiran (B).

Hasil pengukuran jalan lurus aktual dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Data Lebar Jalan Lurus aktual PT. Atika Tunggal Mandiri.

No Segmen Jarak (m) Lebar (m)

1 A-B 78 12,5

2 C-D 78 7

3 D-E 72 10,6

4 F-G 115 7,4

5 H-I 78 6,3

6 J-K 31 4,8

2. Pengamatan lebar jalan tikungan aktual PT. Atika Tunggal Mandiri dibagi menjadi 4 tikungan. Hasil pengukuran jalan tikungan aktual dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Data Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Atika Tunggal Mandiri No Tikungan Lebar jalan tikungan (m)

1 B-C 8

2 E-F 7,6

3 G-H 7

4 I-J 5,5

3. Pengamatan superelevasi aktual di lapangan PT. Atika Tunggal Mandiri terdapat 4 titik pengamatan. Hasil pengamatan superelevasi aktual di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Superelevasi aktual PT. Atika Tunggal Mandiri No Segmen Lebar Tikungan

(m)

Beda tinggi (m)

Superelevasi (m/m)

1 B-C 8 0,53 0,066

2 E-F 7,6 0,51 0,067

3 G-H 7 0,33 0,047

4 I-J 5,5 0,35 0,063

4. Pengamatan kemiringan jalan/grade aktual di lapangan PT. Atika Tunggal Mandiri. Hasil pengamatan kemiringan aktual di lapangan dapat dilihat pada tabel 4.4:

Tabel 4.4

Data Pengukuran Kemiringan Jalan/Grade PT. Atika Tunggal Mandiri Segmen Elevasi Beda Elevasi (m) Panjang Jalan (m)

A-B 217 2 78 pembuatan cross slope yang direncakan.

6. Produktivitas Alat Angkut 6.1 Cycle time

Perhitungan produksi aktual berdasarkan pada pengamatan cycle time dan efisiensi kerja alat angkut di lapangan. Cycle time aktual alat angkut dump truck Fuso FN 527 ML dapat dilihat pada tabel 4.5.

Table 4.5

Cycle Time Aktual FN 527 ML dalam detik

No Dari pengamatan di lapangan cycle time alat angkut dump truck Mitsubishi Fuso FN 527 ML yang beroperasi untuk pengangkutan andesit dari front tambang

menuju stockpile rata-rata 606,98 detik / 10,11 menit dalam satu kali siklusnya, dari posisi pemuatan sampai kembali lagi ke posisi pemuatan dengan keadaan dump truck yang beroperasi berjumlah 3 unit.

6.2 Efisiensi Kerja Aktual Alat Angkut

Dari pengamatan efisiensi kerja aktual alat angkut dump truck Fuso FN 527 ML terdapat pada tabel 4.6. dimana pada PT. Atika Tunggal Mandiri efisiensi kerja 74% dari waktu kerja yang tersedia.

Tabel 4.6

Efisiensi Kerja Aktual Alat Angkut

Hambatan Waktu

(menit)

Waktu Tersedia 540

Hambatan yang Dapat Dihindari

1. Terlambat mulai kerja 25,0 2. Berhenti sebelum istirahat 15,0 3. Terlambat mulai kerja setelah istirahat 20,0 4. Berhenti kerja sebelum waktunya 15,0

Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari

1. Persiapan alat 20

2. Berangkat ke front kerja 15 3. Pengisian bahan bakar 15 4. Pengaturan posisi dan penempatan alat 15

Jumlah Hambatan 140

Jumlah Jam Efektif (menit) 400

Efisiensi Kerja 74%

6.3 Rimpull

Rimpull yang tersedia untuk masing-masing gigi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

RP = 7166,67lb

Rimpull yang tersedia untuk masing-masing gear dapat dilihat pada tabel 4.7 :

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teori AASHTO (American Association Of State Highway And Transportation Officials) untuk meneliti geometri jalan tentang lebar jalan angkut pada keadaan lurus, lebar jalan pada tikungan, kemiringan jalan/grade dan cross slope. Penggunaan teori AASHTO sendiri mengacu pada jurnal penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Fadhila Maharani (Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No.4).

Dimana pada jurnal tersebut dilakukannya evaluasi geometri jalan terhadap produktifitas alat angkut.

1. Perhitungan Lebar Jalan Pada Keadaan Lurus.

Guna memenuhi standar lebar jalan lurus menurut AASHTO dengan spesifikasi alat angkut dumpt truck Fuso FN 527 MS yang memiliki lebar (Wt)=2,46 meter.

Perhitungannya mengunakan rumus 1 sebagai berikut:

Lm  n Wt 

n  1

(

12 Wt)

L = ( 2 x 2,46) + {(2+1)x( x 2,46)}

= 4,92 + (3 x 1,23 )

= 4,92 + 3,69

= 8,61 m

Jadi lebar jalan angkut satu jalur yang ideal pada PT. Atika Tunggal Mandiri berdasarkan teori AASHTO adalah 8,61 m.

2. Perhitungan Lebar Jalan Pada tikungan.

Lebar jalan ditikungan selalu dibuat lebih besar dari jalan lurus, hal ini bermaksud untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan dump truck saat melintasi tikungan. Untuk perhitungan lebar jalan tikungan mengunakan rumus 2 sebagai berikut:

Lebar juntai depan ( Fa ) : 1,44 m Lebar juntai belakang ( Fb ) : 1,78 m Jarak antara jejak roda ban ( U ) : 0,72 m Sudut penyimpangan roda max : 45º

Fa = 1,44 m x sin 45º = 1,02m Fb = 1,78m x sin 45º = 1,26 m C = ( U + Fa +Fb )/2

= (0,72 + 1,02 + 1,78 )/2

= 1,75 m

Z = C = 1,75 m

W = 2( U + Fa + Fb + Z ) + C

= 2 (0,72 + 1,02 + 1,26 + 1,75) m + 1,75 m

= 9,5 m + 1,75 m

= 11,25 m

Jadi lebar jalan tikungan ideal pada PT. Atika Tunggal Mandiri berdasarkan standar AASHTO adalah 11,25 m.

3. Perhitungan Jari-jari Tikungan dan Superelevasi

Superelevasi merupakan kemiringan badan jalan (melintang) pada tikungan. Superelevasi merupakan perbandingan antara beda tinggi dan jarak mendatar pada tikungan. Superelevasi berfungsi untuk mengatasi air permukaan yang ada pada tikungan dan juga bertujuan untuk membantu kendaraan mengatasi tikungan sehingga alat angkut tidak tergelincir pada saat melewati tikungan dengan kecepatan maksimum.

Hasil perhitungan superelevasi aktual untuk setiap segmen jalan tikungan dapat dilihat pada tabel 4.3. Untuk mendapatkan nilai superelevasi, kecepatan yang digunakan adalah kecepatan maksimum dari alat angkut saat melewati tikungan yaitu sebesar 20 km/jam dengan superelevasi maksimum sebesar 0,06. Sedangkan koefisien gesekan dapat menggunakan rumus 4 dan rumus 5.

Maka untuk harga koefisien gesekan dengan V = 20 km/jam adalah:

F = (- 0,00065 x V) + 0,192

= (-0,00065 x 20) + 0,192 = 0,179

Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan konstruksi alat angkut yang digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang.

Jari-Jari Tikungan (R) =

=

= 13,18 m

Tabel di bawah ini menunjukkan angka superelevasi yang direkomendasikan berdasarkan kecepatan dan jari- jari tikungan

Tabel 4.8

Angka Superelevasi yang Diizinkan Jari-jari

Tikungan (m)

Kecepatan Kendaraan (km/jam) 56

16 24 32 40 48 atau lebih

15 0,04 0,04

30 0,04 0,04 0,04

46 0,04 0,04 0,04 0,05

76 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05

91 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,06

183 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05

305 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Sumber: (Suwandhi, 2004)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dengan menggunakan kecepatan 20 km/jam (12,43 mph) dan jari-jari tikungan sebesar meter 11,25 meter maka angka superelevasi yang disarankan sebesar 0,04 dan beda tinggi yang harus dibuat yaitu:

Tg α = e Tg α = 0,04 α =2,2906°

a = r x sin

a = 11,25 m x sin 2,2906°

a = 0,45 m = 45 cm

Berdasarkan perhitungan di atas, beda tinggi antara sisi dalam dan sisi luar tikungan yang harus dibuat adalah 0,45 meter atau 45 cm untuk lebar minimal pada jalan tikungan sebesar 11,25 meter. Penampang melintang superelevasi dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Penampang jalan tikungan

4. Perhitungan kemiringan jalan/grade.

Untuk perhitungan kemiringan jalan dilakukan pada beberapa titik pada grade/tanjakan, perhitungan menggunakan rumus 5 sebagai berikut:

Segmen A-B: Beda tinggi ( : 2m Jarak mendatar : 78m

Grade =

= 3%

Segmen B-C: Beda tinggi ( : 3 m Jarak mendatar : 31m

Grade =

= 10%

Segmen C-D: Beda tinggi ( : 8m Jarak mendatar : 78m

Grade =

= 10%

Segmen D-E: Beda tinggi ( : 10m Jarak mendatar : 72m

Grade =

= 14%

Segmen E-F: Beda tinggi ( : 5m Jarak mendatar : 42m

Grade =

= 12%

Segmen F-G: Beda tinggi ( : 23m Jarak mendatar : 115m

Grade = = 20%

Segmen G-H: Beda tinggi ( : 3m Jarak mendatar : 33m

Grade =

= 9%

Segmen H-I: Beda tinggi ( : 2 m Jarak mendatar : 78m

Grade =

= 3%

Segmen I-J: Beda tinggi ( : 2 m Jarak mendatar : 22m

Grade = = 9%

Segmen J-K: Beda tinggi ( : 6m Jarak mendatar : 31m

Grade =

= 19%

5. Kemiringan Melintang (Cross Slope).

Nilai yang umum dari kemiringan melintang (cross slope) yang direkomendasikan adalah sebesar 20 sampai 40 mm/m, dari jarak bagian tepi jalan kebagian tengah / pusat jalan. Jadi, cross slope pada jalan angkut untuk tiap meternya, menggunakan perhitungan rumus 8 sebagai berikut:

Lebar jalan lurus: 8,61 m

Cross Slope = ½ × lebar jalan × 20 mm/m

= (½ × 8,61 m) × 20mm/m

= 4,305 m x 20 mm/m = 86,1 mm

Jadi cross slope menurut standar AASHTO di PT. Atika Tunggal Mandiri adalah 86,1 mm dengan lebar jalan angkut lurusnya 8,61 m.

6. Perhitungan Rimpull a. Rolling resistance

Setelah perbaikan jalan yang ditandai dengan permukaan jalan angkut produksi terpelihara, lebar jalan memenuhi syarat lebar minimal jalan angkut, drainase berfungsi dengan baik dan dilakukan maintenance jalan

secara intensif sehingga harga rolling resistance- nya diasumsikan sebesar 65 lb/ton, yaitu kriteria jalan keras dengan permukaan yang terpelihara baik. Karena setiap alat yang mengalami percepatan akan mendapatkan rolling resistance tambahan sebesar 20 lb/ton, sehingga untuk kondisi setelah perbaikan jalan, rolling resistance totalnya adalah 65 lb/ton ditambah 20 lb/ton yaitu 85 lb/ton.

b. Nilai Grade Resistance

Untuk menentukan nilai setelah perbaikan jalan, maka digunakan kemiringan jalan yang sudah sesuai dengan standar, yaitu 8 %. Harga grade resistance yaitu 20 lb/ton untuk setiap persen kemiringannya.

6.1 Perhitungan Rimpull dan Waktu Tempuh Alat Angkut dalam Keadaan Kosong

Perhitungan rimpull untuk rolling resistance (RR) dan percepatan (a) yaitu:

Segmen D-E = Berat Kosong x(RR+a)

= 8,8 ton x (65 lb/ton + 20 lb/ton)

= 748 lb

Perhitungan rimpull untuk grade resistance yaitu : Segmen D-E = Berat Kosong xGR

= 8,8 ton x 20 lb/ton/% x 8%

=1408 lb

Jadi, total rimpull adalah 748 lb + 1408 lb = 2156 lb. Gear yang sesuai untuk rimpull tersebut adalah gear 5. Kecepatan gear 4 adalah 40,225km/jam dan jarak

0,074 km, maka waktu tempuh segmen D-E adalah 6,6227 detik.

Perhitungan rimpull dan waktu tempuh alat angkut per masing-masing segmen dalam keadaan kosong dapat dilihat pada tabel 4.9:

Tabel 4.9

Analisis Rimpull Alat Angkut dari Stockpile ke Loding Point (Keadaan Kosong)

NO Segmen

Rimpull Gear Kecepatan (km/jam)

Perhitungan rimpull untuk rolling resistance (RR) dan percepatan (a) yaitu : Segmen I-H = Berat Total x(RR+a)

= 25,8ton x (65 lb/ton + 20 lb/ton)= 2193 lb Perhitungan rimpull untuk grade resistance yaitu :

Segman I-H = Berat Total x GR

= 25,8 ton x 20 lb/ton/% x (-8%)

= -4128 lb (Turunan)

Jadi, total rimpull adalah 2193 lb + (-4128 lb )= -1935 lb. Gear yang cocok untuk rimpull tersebut adalah gear 4. Kecepatan gear 4 adalah 20 km/jam

dan jarak 0,078 km, maka waktu tempuh segmen I-H adalah 14,04 detik.

Perhitungan rimpull dan waktu tempuh alat angkut per masing-masing segmen dalam keadaan bermuatan dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Analisis Rimpull Alat Angkut dari Loding Point ke Stockpile (Keadaan Bermuatan)

7. Perhitungan Produktifitas Alat Angkut Setelah Perbaikan

Geometri simulasi perbaikan kondisi jalan digunakan untuk memperkirakan produktifitas teoritis dump truck . Jadi cycle time dump truck setelah perbaikan jalan adalah :

Ct = Pemuatan + Angkut Isi + Posisi Dumping + Dumping + Angkut Kosong + Posisi Muat

Rimpull Gear Kecepatan (km/jam)

Jadi, cycle time dumpt truck Hitachi EH 1700 teoritis setelah perbaikan jalan adalah 7,34 menit.

Tabel 4.11

Estimasi Produktivitas Alat Angkut Setelah Perbaikan Geometri

Keterangan Simbol Angka Satuan

Kapasitas Bucket q1 3 m3

Bucket Fill Factor K 0,6

Jumlah pengisian N 5

Effisiensi Kerja Ek 0,74

Cycle Time CT 7,34 menit

Density Loose 1,4 ton/m3

Jam Kerja Efektif 6,6 Jam

Jumlah DT 3 Unit

Produktivitas Q

54,44 m3/jam

76,22 ton/jam

503,04 ton/hari 1509,12 ton/hari/3 unit 45.273,48 ton/bulan/3 unit

49

BAB V

ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

5.1. Geometri Jalan Angkut

5.1.1. Perhitungan Geometri Jalan

1. Analisa Jalan Angkut Keadaan Lurus

Dari hasil analisa perhitungan data lebar jalan lurus menurut standar AASTHO jalan angkut dari front penambangan menuju ke stockpile pada PT. Atika Tunggal Mandiri yang ideal adalah 8,61 meter, sedangkan jalan aktual di lapangan adalah 4,8 meter sampai 12,5 meter, dari hasil didapatkan hanya terdapat 2 segmen jalan telah memenuhi standar AASTHO, maka perlu dilakukan upaya pelebaran jalan lurus agar aktivitas pengangkutan operasi produksi dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari kecelakaan terlihat pada table 5.1.

Tabel 5.1

Upaya Perbaikan Lebar Jalan Lurus No Jalan lurus Aktual (m) Ideal

(AASHTO)

Keterangan

1 A-B 12,5

8,61 m

Ideal

2 C-D 7 Pelebaran 1,61 m

3 D-E 10,6 Ideal

4 F-G 7,4 Pelebaran 1,21 m

5 H-I 6,3 Pelebaran 2,31 m

6 J-K 4,8 Pelebaran 3,81 m

2. Analisa Perhitungan Pada Keadaan Tikungan

Untuk analisa lebar jalan angkut pada tikungan, hasil perhitungan lebar tikungan ideal adalah 11,25 meter, sedangkan lebar actual jalan

dilapang adalah 5,5 meter sampai dengan 8 meter, dari hasil dengan perhitungan yang berarti jalan angkut batubara masih belum bisa dikatakan memenuhi standar, maka perlu dilakukan pelebaran jalan angkut operasi produksi batubara pada PT. Atika Tunggal Mandiri berjalan dengan lancar dan terhindar dari kecelakaan kerja terlihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2

Upaya Perbaikan Pada Tikungan No Tikungan Aktual (m) Ideal

3. Analisa Perhitungan superelevasi

Dari hasil analisa data aktual lapangan pada superelevasi di tikungan yang terdapat pada PT. Atika Tunggal Mandiri berkisar antara 0,047 m sampai 0,067 m, dan nilai superelevasi ideal menurut standar AASHTO pada rencana kecepatan 20km/jam adalah 0,45 m, maka perlu dilakukan perbaikan pada tabel 5.3:

Tabel 5.3

Upaya perbaikan pada superelevasi No Tikungan

4. Analisa Perhitungan Pada Kemiringan Jalan/Grade.

Table 5.4

Grade aktual PT. Atika Tunggal Mandiri

Segmen Elevasi

Kemiringan maksimum yang ditetapkan perusahaan tidak lebih besar dari 8% agar dapat dilalui alat angkut dengan baik, dan merujuk ke KEPMEN ESDM no 1827 K/30/MEM/2018 dalam hal kemiringan jalan tambang/ produksi dibuat tidak boleh lebih 12 %. Koreksi kemiringan jalan (grade) dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5

5. Analisa Kemiringan Melintang (Cross Slope).

Dari pengamatan aktual lapangan tidak terdapat cross slope pada jalan tambang PT. Atika Tunggal Mandiri sedangkan standar. Standar cross slope pada jalan angkut menurut AASHTO 40 mm yang di analisa untuk tiap meternya,

Jadi cross slope menurut standar AASHTO di PT. Atika Tunggal Mandiri adalah 99,2 mm dengan lebar jalan angkut lurusnya 4,96 m.

5.2 Produktifitas Alat Angkut

Berdasarkan simulasi perbaikan kondisi jalan dapat digunakan untuk memperkirakan produktivitas dari dump truck. Dari hasil perhitungan analisis rimpull pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 diperoleh waktu tempuh total setelah perbaikan jalan, sehingga estimasi cycle time teoritis alat angkut setelah perbaikan jalan yang aktualnya rata-rata 10,11 menit menjadi 7,34 menit secara teoritis.

Untuk satu siklus dump truck menyelesaikan pekerjaanya.

Berdasarkan estimasi cycle time teoritis dengan geometri jalan ideal, perhitungan estimasi produktivitas dump truck Mitsubishi Fuso 220 PS yaitu 45.273,48 ton perbulan. Hasil tersebut sudah memenuhi target produksi yang ditetapkan oleh PT. Atika Tunggal Mandiri sebesar 40.000 ton/bulan. Dimana selama 3 bulan terakhir dari bulan November sampai dengan Januari perusahaan tersebut belum mencapai target produksi yang ditetapkan (terlampir).

Tabel 5.6

Produktivitas Alat Angkut Sebelum Perbaikan Geometri

Keterangan Simbol Angka Satuan

Kapasitas Bucket q1 3 m3

Bucket Fill Factor K 0,6

Jumlah pengisian N 5

Effisiensi Kerja Ek 0,74

Cycle Time CT 10,11 Menit

Density Loose 1,4 ton/m3

Jam Kerja Efektif 6 Jam

Jumlah DT 3 Unit

Produktivitas Q

39,53 m3/jam

55,34 ton/jam

332,01 ton/hari 996,04 ton/hari/3 unit 29.881,07 ton/bulan/3 unit

Tabel 5.7

Estimasi Produktivitas Alat Angkut Setelah Perbaikan Geometri

Keterangan Simbol Angka Satuan

Kapasitas Bucket q1 3 m3

Bucket Fill Factor K 0,6

Jumlah pengisian N 5

Effisiensi Kerja Ek 0,74

Cycle Time CT 7,34 Menit

Density Loose 1,4 ton/m3

Jam Kerja Efektif 6,6 Jam

Jumlah DT 3 Unit

Produktivitas Q

54,44 m3/jam

76,22 ton/jam

503,04 ton/hari 1509,12 ton/hari/3 unit 45.273,48 ton/bulan/3 unit

55

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisa pengolahan data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Geometri jalan di PT. Atika Tunggal Mandiri yang sesuai dengan ukuran dan Spesifikasi alat angkut adalah:

a. Lebar minimum jalan angkut agar dapat dilalui dengan baik oleh dump truck Mitsubishi Fuso 220 PS yang melintas adalah 8,61 meter.

b. Lebar tikungan harus dibuat 10,5 meter

c. Kemiringan jalan/ grade hanya terdapat 2 segmen yang ideal.

d. Berdasarkan lebar jalan angkut lurus, cross slope yang harus dibuat yaitu sebesar 99,2 mm terhadap sisi jalan agar badan jalan tidak digenangi oleh air.

2. Perkiraan produktivitas alat angkut berdasarkan evaluasi perbaikan geometri jalan tambang di front penambangan pit 3 pada wilayah IUP PT. Atika Tunggal mandiri dengan menggunakan jenis dump truck Mitsubishi Fuso 220 PS adalah 45.273,48 ton perbulan. Hasil tersebut sudah memenuhi target produksi yang ditetapkan oleh PT. Atika Tunggal Mandiri

sebesar 40.000 ton/bulan.

6.2 Saran

Adapun saran untuk perusahaan sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penambahan lebar jalan sesuai dengan standar lebar jalan minimal dari perhitungan secara teoritis baik pada jalan lurus maupun jalan tikungan. Grade jalan angkut yang >

8% perlu dilakukan penurunan. Sebaiknya dilakukan pembuatan cross slope dan drainase jalan angkut agar air hujan tidak menggenangi jalan yang menyebabkan permukaan jalan licin dan terkikis oleh air. Melakukan pengawasan secara berkala untuk meminimalisir terjadinya kerusakan jalan, kerusakan jalan tambang berpotensi menghambat proses operasi produksi.

2. Meningkatkan dan menjaga efisiensi kerja agar estimasi produktifitas dump truck bisa tercapai, karena waktu edar alat angkut berpengaruh terhadap produktifitas dari alat tersebut.

57

DAFTAR PUSTAKA

Aldiyansyah, jamal rauf husain, arif nurwaskito, jurnal geomine vol 04: no 1,

“Analisis Geometri Jalan Di Tambang Utara Pada PT. Ifishdeco Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara”, Makasar, 2016.

Awang Suwandhi. Perencanaan Jalan Tambang. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, Universitas Bandung, Bandung, 2004.

Hasan H, “Penggunaan Ripper Dalam membantu Excavator Pada Pengupasan Overbuden Tanpa Peledakan”, jurnal “APLIKA” vol 8 no. 1 ,2008.

Kurniawan, Nur Pratomo, Dono Guntoro, Dudi Nasrudin Usman, ”Evaluasi Jalan Angkut dari Front Tambang Andesit ke Crusher II pada Penambangan Batu Andesit di PT. Gunung Kecapi, Kabupaten

Kurniawan, Nur Pratomo, Dono Guntoro, Dudi Nasrudin Usman, ”Evaluasi Jalan Angkut dari Front Tambang Andesit ke Crusher II pada Penambangan Batu Andesit di PT. Gunung Kecapi, Kabupaten

Dokumen terkait