• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan di empat SMP/SMA yaitu Pesantren Ar-raudhatul Hasanah, SMP/SMU Pencawan, Palapa, dan Perguruan S.Parman di Kotamadya Medan. Di keempat lokasi tersebut, diperiksa sebanyak 750 pelajar, dan dijumpai sebanyak 540 penderita dismenore, di antaranya 349 penderita tidak memenuhi kriteria inklusi dan 75 di antaranya menolak ikut dalam penelitian ini, dan sisanya 116 anak diikutkan dalam penelitian. Kemudian secara randomisasi sederhana, dibagi dua kelompok yaitu masing-masing terdiri dari 58 penderita yang mendapat pengobatan vitamin E ataupun plasebo.

750 pelajar SMP/SMU

23

Vitamin E

n = 58

Plasebo

Mengikuti penelitian dan pemantauan dilakukan

selama 3 bulan n = 58 Mengikuti penelitian dan

pemantauan dilakukan selama 3 bulan n = 58 n= 58 116 penderita dismenenore primer

349 tidak memenuhi kriteria inklusi 75 menolak ikut penelitian

540 penderita dismenore

Gambar 4.1. CONSORT diagram

Distrubusi dan karakteristik sampel pada kedua kelompok perlakuan terlihat pada Table 4.1. Besar sampel pada kedua kelompok sama masing-masing 58 orang, dengan rata-rata umur pada kelompok vitamin E 194.9 bulan dan kelompok plasebo 190.0 bulan. Tingkat pendidikan untuk kelompok vitamin E terbanyak pada tingkat SMA kelas 2 (62.1%), dan kelompok plasebo tingkat pendidikan tertinggi terbanyak pada tingkat SMA

24

kelas 1 (62.1%). Gejala ikutan tersering yang dijumpai saat terjadinya dismenore yakni sakit kepala. Sakit kepala pada kelompok vitamin E dijumpai 12 orang (20.7%) dan plasebo sebanyak 10 orang (17.2%). Jumlah anak yang menggunakan obat penghilang rasa sakit selama terjadinya nyeri hanya 2 orang (3.4%) pada kelompok vitamin E dan 3 orang (5.2%) pada kelompok plasebo.

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian

Karakteristik Vitamin E n=58 Plasebo n=58 Tingkat pendidikan, n (%) SMP kelas 1 SMP kelas 2 SMP kelas 3 SMA kelas 1 SMA kelas 2

Umur (bulan), rerata (SD) Berat badan (kg), rerata (SD) Tinggi badan (cm), rerata (SD) Usia menarche (bulan), rerata (SD) Lama siklus menstruasi (hari), rerata (SD) Gejala ikutan saat dismenore, n (%) Sakit kepala

Mual dan muntah Diare Komsumsi obat, n (%) 3 (5.2) 9 (15.5) 9 (15.5) 1 (1.7) 36 (62.1) 194.9 (14.90) 38.9 (3.05) 148.6 (9.89) 133.0 (13.84) 28.7 (1.92) 12 (20.7) 0 3 (5.2) 2 (3.4) 0 0 9 (15.5) 36 (62.1) 13 (22.4) 190.0 (10.72) 36.7 (4.20) 150,5 (8.28) 131.6 (13.66) 29.2 (2.07) 10 (17.2) 2 (3.4) 1 (1.8) 3 (5.2)

Dari hasil pemeriksaan awal derajat nyeri dismenore tidak dijumpai perbedaan bermakna antara kedua kelompok, begitu juga pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan (Tabel 4.2 dan Tabel

25

4.3). Perbedaan bermakna terlihat setelah 2 dan 3 bulan mendapat pengobatan (Tabel 4.4 dan Tabel 4.5).

Tabel 4.2. Derajat nyeri awal

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 9 (15.5) 33 (56.9) 16 (27.6) 13 (22.4) 35 (60.3) 10 (17.2) 0.338

Tabel 4.3. Derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 20 (34.5) 32 (55.2) 6 (10.3) 15 (25.9) 36 (62.1) 7 (12.1) 0.599

26

Tabel 4.4. Derajat nyeri setelah 2 bulan mendapat pengobatan

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 26 (44.8) 30 (51.7) 2 (3.4) 13 (22.4) 37 (63.8) 8 (13.8) 0.013

Tabel 4.5. Derajat nyeri setelah 3 bulan mendapat pengobatan

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 35 (60.3) 22 (37.9) 1 (1.7) 14 (24.1) 37 (63.8) 7 (12.1) 0.0001

Dari tabel di atas terlihat penurunan derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan vitamin E. Terjadi peningkatan jumlah penderita dengan derajat nyeri ringan sebanyak 34.5%, sedangkan pada kelompok plasebo sebanyak 25.9%. Tidak dijumpai perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok tersebut. Sedangkan pada pengobatan setelah 2 dan 3 bulan, terdapat penurunan derajat nyeri dengan peningkatan jumlah penderita dengan derajat nyeri ringan sebanyak 44.8% dan 60.3%. Pada

27

kelompok plasebo derajat nyeri ringan dijumpai sebanyak 22.4% dan 24.1%, dijumpai perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok tersebut.

Pada durasi nyeri yang terjadi tidak didapati perbedaan yang bermakna pada pemeriksaan awal dan setelah 1 bulan pengobatan, namun dijumpai perbedaan bermakna terhadap durasi nyeri setelah 2 dan 3 bulan mendapatkan pengobatan (Tabel 4.6).

Tabel 4.6. Durasi nyeri

Durasi nyeri Vitamin E (hari) Plasebo (hari) P Awal 1 bulan pengobatan 2 bulan pengobatan 3 bulan pengobatan 2.1 (0.84) 1.6 (0.73) 1.4 (0.67) 1.2 (0.71) 2.1 (0.88) 1.9 (0.95) 1.7 (0.89) 1.6 (0.91) 0.967 0.140 0.025 0.007 Nilai dalam rerata (SD)

BAB 5. PEMBAHASAN

Dismenore merupakan masalah menstruasi yang sering dikeluhkan oleh remaja perempuan pubertas. Gejala yang terjadi berhubungan dengan ketidakhadiran di sekolah dan lingkungan kerja.8 Pada studi prevalensi di Amerika terhadap pelajar suku hispanik, kejadian dismenore dilaporkan sebanyak 85% pada 3 bulan terakhir siklus mentruasi dengan ketidakhadiran di sekolah sebanyak 38%.35 Studi di Ethiopia melaporkan prevalensi dismenore sebanyak 72% dari 622 pelajar yang diperiksa dengan ketidakhadiran di sekolah sebanyak 48%.36 Pada penelitian ini dari 750 pelajar yang diperiksa, dijumpai 540 penderita (72%) yang mengalami dismenore. Ketidakhadiran di sekolah hanya dilaporkan sebanyak 10.4% dari seluruh penderita dismenore yang diperiksa.

Menarche merupakan awal terjadinya menstruasi pada perempuan pubertas. Usia menarche menggambarkan banyak aspek kesehatan meliputi usia kematangan seksual, status pertumbuhan dan nutrisi, dan kondisi lingkungan.17 Rata-rata usia menarche dilaporkan 0.3 tahun lebih muda untuk perempuan perkotaan dibandingkan perdesaan pada studi di Ethiopia.36 Studi deskriptif di Hongkong dan survey cross sectional di Malaysia mendapatkan rata-rata usia menarche pada remaja pubertas adalah 12.3 tahun.37,38 Penelitian ini mendapatkan usia rata-rata menarche pada kelompok vitamin E

29

dan plasebo adalah 12.1 tahun dan 11.9 tahun. Lebih cepatnya usia

menarche pada kedua kelompok tidak diteliti apakah disebabkan oleh pengaruh perbedaan suku dan faktor lingkungan.

Lama setiap siklus menstruasi normal adalah 21 sampai 35 hari. Hanya <0.5% perempuan mempunyai lama siklus menstruasi <21 hari dan <1% mempunyai lama siklus menstruasi >35 hari.20 Studi deskriptif di Hongkong mendapatkan setelah 3 tahun mengalami menarche, 86.9% remaja pubertas memilki lama siklus menstruasi normal 21 sampai 35 hari.37 Pada penelitian ini dimasukkan kriteria inklusi yakni penderita dengan lama setiap siklus menstruasinya dalam rentang normal yakni 21 sampai 35 hari. Hasil yang didapatkan pada kelompok vitamin E dan plasebo adalah 28.7 hari dan 29.2 hari.

Status gizi mempengaruhi terjadinya dismenore pada remaja pubertas. Obesitas dihubungkan dengan terjadinya dismenore primer.7,8,39 Namun beberapa penelitian tidak mendapatkan adanya hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore primer.37,40 Penelitian ini memasukkan kriteria inklusi yakni penderita dengan status gizi baik dimana penilaiannya menggunakan indeks massa tubuh (IMT) antara persentil ke 5 sampai <85.

Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada dismenore adalah nyeri kram di perut bawah yang menjalar ke arah paha dan daerah pinggang. Dapat dijumpai juga sakit kepala, mual, konstipasi atau diare, dan muntah.

30

Karakteristik nyeri dijumpai pada hari pertama dari menstruasi, bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi. Gejala puncak dalam 24 jam dan menghilang setelah 2 hari.3,5,7,11 Studi cross sectional di Thailand mendapatkan gejala terbanyak yang di keluhkan oleh penderita dengan dismenore adalah berupa nyeri kram di perut bawah sebanyak 78%, nyeri pinggang sebanyak 58.9%, dan adanya perubahan tingkah laku sebanyak 56.9%. Gejala ikutan terbanyak berupa kelelahan, diare dan sakit kepala berturut-turut adalah 42.9%, 26.2% dan 18.7%.39 Pada penelitian ini semua penderita mengalami nyeri perut bawah dengan gejala ikutan terbanyak adalah sakit kepala yakni sebanyak 12 orang (20.7%) pada kelompok vitamin E dan 10 orang (17.2%) pada kelompok plasebo.

Penelitian mengenai penggunaan vitamin E sebagai pengobatan dismenore telah dilaporkan manfaatnya di Iran, dimana vitamin E terbukti efektif dalam mengurangi gejala dan derajat nyeri yang terjadi akibat dismenore13,14

Pada penelitian ini, dari penilaian derajat nyeri awal tidak dijumpai perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Berdasarkan pemeriksaan derajat nyeri terbanyak dijumpai pada derajat nyeri sedang, yakni sebanyak 33 orang (56.9%) pada kelompok vitamin E dan 35 orang (60.3%) pada kelompok plasebo. Pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan juga tidak dijumpai perbedaan bermakna antara

31

kedua kelompok namun telah dijumpai penurunan derajat nyeri berat yakni dari 16 orang (27.6%) menjadi 6 orang (10.3%) pada kelompok vitamin E dan 10 orang (17.2%) menjadi 7 orang (12.1%) pada kelompok plasebo.

Pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 2 bulan mendapat pengobatan, derajat nyeri terbanyak adalah derajat nyeri sedang yakni sebanyak 30 orang (51.7%) pada kelompok vitamin E dan 37 orang (63.8%) pada kelompok plasebo. Peningkatan jumlah penderita dengan derajat nyeri ringan masing-masing di jumpai pada kelompok vitamin E dan plasebo yakni sebanyak 26 orang (44.8%) dan 13 orang (22.4%). Pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 3 bulan mendapat pengobatan, penderita terbanyak adalah derajat nyeri ringan yakni 35 orang (60.3%) pada kelompok vitamin E dan derajat nyeri sedang yakni 37 orang (63.8%) pada kelompok plasebo. Perbedaan bermakna secara statistik terlihat setelah 2 dan 3 bulan mendapat pengobatan.

Pada pemeriksaan durasi nyeri yang terjadi, tidak didapati perbedaan yang bermakna pada pemeriksaan awal dan setelah 1 bulan mendapat pengobatan. Pada pemeriksaan awal, durasi nyeri yang terjadi 2.1 hari (SD 0.84) pada kelompok vitamin E dan 2.1 hari (SD 0.88) pada kelompok plasebo. Sedangkan setelah 1 bulan mendapat pengobatan durasi nyeri yang terjadi 1.6 hari (SD 0.73) dan 1.9 hari (SD 0.95) pada kelompok vitamin E dan plasebo. Perbedaan bermakna terlihat setelah 2 dan 3 bulan mendapat

32

pengobatan. Dimana durasi nyeri turun menjadi 1.4 hari (SD 0.67) dan 1.2 hari (SD 0.71) pada 2 dan 3 bulan pengobatan pada kelompok vitamin E, sedangkan pada kelompok plasebo durasi nyeri turun menjadi 1.7 hari (SD 0.89) dan 1.6 hari (SD 0.91) pada 2 dan 3 bulan setelah pengobatan.

Dari penelitian ini masih dijumpai beberapa kekurangan antara lain kurangnya pengawasan terhadap kepatuhan penderita memakan obat yang telah diberikan. Pemantauan hanya dilakukan pada jumlah obat yang diberikan kepada penderita, hal ini ditunjukan dengan tidak adanya obat yang dikembalikan oleh penderita selama penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini tidak menjelaskan mengapa baru terlihat perbedaan bermakna setelah 2 dan 3 bulan mendapat pengobatan vitamin E baru bermanfaat dalam mengurangi durasi dan beratnya dismenore yang terjadi.

Dokumen terkait