Pendahuluan
PT. Country Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan dan pelatihan kewirausahaan. Unit pengolahan makanan PT. Country Lestari menghasilkan 3 jenis produk, yaitu donat, brownies dan bollen. Tidak hanya mengolah ketiga jenis produk tersebut, PT. Country Lestari juga melakukan kegiatan distribusi produk dengan merekrut tenaga sales yang akan menjual produk langsung ke tangan konsumen. Mengingat konsumen yang sebagian besar merupakan Muslim, maka perlu adanya suatu pedoman dalam menjalankan sistem produksi halal yang kemudian dituangkan dalam bentuk manual halal.
Manual halal merupakan dokumen tertulis dari suatu sistem jaminan halal yang disusun untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal, sehingga produk yang dihasilkan dapat dijamin kehalalannya sesuai dengan syari’at Islam. Manual halal PT. Country Lestari disusun berdasarkan Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal edisi III yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI pada September 2005. Manual halal ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan halal
2. Perencanaan sistem jaminan halal 3. Pelaksanaan sistem jaminan halal
4. Pemantauan dan evaluasi sistem jaminan halal 5. Tindakan perbaikan
Definisi
Halal
Merupakan segala sesuatu yang diizinkan oleh Allah SWT.
Produk halal
Produk yang tidak mengandung unsur yang dilarang untuk dikonsumsi dan digunakan oleh umat Islam.
Sistem jaminan halal
Suatu sistem yang dibuat dan dilaksanakan oleh perusahaan pemegang sertifikat halal dalam rangka menjamin kesinambungan proses produksi halal.
Organisasi halal
Pelaksana sistem produksi halal yang terdiri dari perwakilan masing- masing bagian/divisi seperti bagian pembelian, pengendalian mutu, pengembangan produk, produksi dan pemasaran serta auditor internal halal yang dikoordinasi oleh koordinator halal.
Koordinator halal
Koordinator halal adalah orang yang bertanggung jawab atas seluruh proses yang diperlukan untuk sistem produksi halal agar dapat dilaksanakan dan dipelihara dengan baik.
Auditor halal internal
Auditor halal internal adalah petugas yang diangkat perusahaan untuk mengawasi dan menjaga kehalalan produk sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Lembaga Pemeriksa dan melaporkan hasil audit internal kepada koordinator halal.
Diagram alir
Diagram alir adalah suatu gambaran yang sistematis dari urutan tahapan pekerjaan yang dipergunakan dalam produksi atau dalam menghasilkan produk pangan tertentu.
HrACCP
Adalah gambaran suatu proses analisis haram dan penetapan pengendalian titik kritis keharaman yang dilakukan oleh suatu tim pada setiap tahapan proses sampai ke tangan konsumen, dengan mempertimbangkan kehalalan produk, cara pencegahan masuknya bahan haram pada proses produksi sampai dengan produk akhir.
Monitoring
Suatu rangkaian kegiatan pengamatan atau pengukuran yang direncanakan dari parameter pengendali untuk menilai apakah TKK terkendali atau tidak.
Verifikasi
Penerapan metode, prosedur, pengujian dan cara penilaian lainnya disamping pemantauan untuk menentukan kesesuaian dengan rencana produksi halal.
Profil Perusahaan
Nama usaha PT. Country Lestari
Alamat Industri Jl. Antara No. 49 Jatimakmur Pondok Gede, Bekasi
No. Telp/fax (021) 849 90 556
Lini produksi Pengolahan makanan jadi Jenis produk Donat, brownies dan bollen Kapasitas produksi 1500 boks/hari
Jumlah karyawan 10 orang
Daerah pemasaran Jakarta dan Bekasi
No. persetujuan SIUP No. 1920/09-05/PK/XI/2001 No. persetujuan lain SP No. 394/10.16/2001
A. KEBIJAKAN HALAL
Sebagai bisnis di bidang makanan yang dikelola oleh seorang muslim, maka PT. Country Lestari mencoba menempatkan etika bisnis Islami sebagai landasan kerja dan produktivitasnya. Dengan menjunjung nilai siddiq dan amanah, PT. Country Lestari senantiasa menjalankan bisnis yang jauh dari nilai kecurangan dan ribawi, menghidupkan kompetisi yang sehat untuk mencapai karya terbaik dalam produktivitasnya serta menghasilkan produk yang terjamin kualitas dan kehalalannya.
Untuk menjamin kehalalan produk, PT. Country Lestari hanya akan menggunakan bahan baku yang halal, melakukan proses produksi halal yang higienis, menghindari kontaminasi unsur haram dan najis selama proses produksi, pengemasan dan pendistribusian, serta melakukan perniagaan secara muamalat Islamiyah yang jauh dari nilai kecurangan dan ribawi.
B. PERENCANAAN SISTEM JAMINAN HALAL 1. Tujuan Sistem Jaminan Halal
Sistem jaminan halal yang dijalankan oleh PT. Country Lestari adalah untuk menjamin kehalalan produk yang dihasilkan secara kontinyu dan konsisten sesuai dengan syari’at Islam yang telah ditetapkan berdasarkan fatwa MUI.
2. Struktur Manajemen Halal
Gambar a. Struktur organisasi halal PT. Country Lestari
Tabel a. Tim auditor halal internal di PT. Country Lestari
No Nama Jabatan Bagian/divisi
1 Firman Abdul Mukti Koordinator Halal Manager CDC 2 Mukhsin Auditor Halal Internal Kepala Produksi
Persyaratan, tugas dan wewenang auditor halal internal di PT. Country Lestari adalah sebagai berikut:
2.1. Persyaratan Auditor Halal Internal
a. Karyawan tetap PT. Country Lestari.
b. Koordinator tim auditor halal internal adalah seorang muslim yang mengerti dan menjalankan syari’at Islam.
c. Berada dalam lingkup manajemen halal. Auditor Halal
Internal
Penggudangan Direktur
LPPOM MUI
ADM & Keuangan
d. Berasal dari bagian yang terlibat dalam proses produksi secara umum seperti bagian QC, R&D, pembelian, produksi dan penggudangan. e. Memahami titik kritis keharaman produk, ditinjau dari bahan maupun proses produksi secara keseluruhan.
f. Diangkat melalui surat keputusan pimpinan perusahaan dan diberi kewenangan penuh untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan SJH termasuk tindakan perbaikan terhadap kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan baku, sesuai dengan aturan yang ditetapkan LPPOM MUI.
2.2. Tugas Tim Auditor Halal Internal Secara Umum
a. Menyusun sistem jaminan halal di internal PT. Country Lestari secara tertulis.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem jaminan halal di PT. Country Lestari.
c. Membuat laporan pelaksanaan sistem jaminan halal di PT. Country Lestari.
2.3. Uraian Tugas dan Wewenang Auditor Halal Internal berdasarkan fungsi setiap bagian yang terlibat dalam struktur manajemen halal. 2.3.1. Manajemen puncak
a. Merumuskan kebijakan PT. Country Lestari yang berkaitan dengan kehalalan produk yang dihasilkan.
b. Memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan SJH di PT. Country Lestari.
c. Menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan SJH.
d. Memberikan wewenang kepada koordinator auditor halal internal untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggap perlu, yang berkaitan dengan pelaksanaan SJH termasuk tindakan perbaikan
terhadap kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan baku, sesuai dengan aturan yang ditetapkan LPPOM MUI.
2.3.2. Research and Development (R&D)
a. Menyusun sistem pembuatan produk baru berdasarkan bahan baku yang halal.
b. Menyusun sistem perubahan bahan baku dan atau bahan tambahan sesuai dengan ketentuan halal.
c. Mencari bahan baku dan/atau bahan tambahan sesuai dengan daftar bahan yang telah jelas kehalalannya.
d. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam formulasi dan pembuatan produk baru.
2.3.3. Quality Control
a. Menyusun sistem pengendalian dan monitoring yang dapat menjamin konsistensi produksi halal.
b. Melaksanakan monitoring sehari-hari terhadap setiap bahan yang masuk sesuai dengan sertifikat halal, spesifikasi dan produsennya.
c. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam setiap ditemukannya ketidaksesuaian bahan dengan daftar bahan halal.
2.3.4. Pembelian
a. Menyusun sistem pembelian yang dapat menjamin konsistensi bahan baku sesuai dengan spesifikasi, sertifikat halal dan suppliernya.
b. Melaksanakan pembelian bahan yang sesuai dengan daftar bahan yang telah disetujui auditor halal internal dan disahkan oleh LPPOM MUI.
c. Melakukan komunikasi dengan koordinator halal internal dalam pembelian bahan baku baru dan atau supplier baru.
2.3.5. Penggudangan
a. Menyusun sistem administrasi penggudangan yang dapat menjamin kemurnian produk dan bahan yang disimpan serta menghindari terjadinya kontaminasi dari segala sesuatu yang haram dan najis.
b. Melaksanakan penyimpanan produk dan bahan sesuai dengan daftar bahan halal dan produk yang telah disetujui oleh auditor halal internal dan disahkan oleh LPPOM MUI.
c. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam sistem keluar masuknya bahan dari dan ke dalam gudang.
2.3.2. Produksi
a. Menyusun sistem produksi yang dapat menjamin terhindar dari bahan haram dan najis.
b. Melakukan monitoring sistem produksi yang bersih dan bebas dari bahan haram dan najis.
c. Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan matriks formulasi bahan yang telah disetujui oleh auditor halal internal dan disahkan oleh LPPOM MUI.
d. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam proses produksi halal.
3. Panduan Halal
Panduan halal merupakan uraian singkat tentang aturan halal-haram dalam Islam yang dapat dipahami oleh seluruh jajaran manajemen dan karyawan perusahaan yang mencakup pengertian halal-haram, dasar Al Qur’an /hadits dan fatwa MUI, serta pedoman halal-haram bahan yang digunakan dan proses produksi yang dijalankan. Adapun output dari panduan halal ini berupa daftar bahan beserta titik kritisnya, bagan alir proses produksi beserta titik kritisnya dan tindakan pencegahan yang diambil perusahaan.
Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang pangan berpengaruh besar terhadap status kehalalan suatu bahan pangan, sehingga status bahan yang dulu difatwakan halal, setelah ditemukan hal-hal yang meragukan maka bisa menjadi berubah fatwanya. Oleh karena itu dalam panduan halal ini dimuat kedudukan ketetapan hukum dalam Islam agar dapat diterima mengapa hal tersebut dapat terjadi. Selain itu dalam panduan halal ini disampaikan pula dasar hukum dari Al Qur’an serta fatwa MUI terbaru tentang status bahan baku serta bahan tambahan pangan.
Beberapa kedudukan ketetapan hukum dalam Islam:
a. Al Qur’an : hukumnya bersifat tetap, dan sebagiannya masih bersifat umum sehingga memerlukan penjelasan lebih lanjut.
b. Al Hadits : merupakan penjabaran aplikatif dari kaidah-kaidah Qur’aniyyah yang bersifat tetap, sekaligus juga penjelasan lebih lanjut terhadap kaidah-kaidah yang bersifat umum.
c. Ijma’ sahabat : merupakan kesepakatan para sahabat Rosululloh saw dan para ulama atas permasalahan yang terjadi, karena luasnya wilayah dakwah serta perkembangan kehidupan sosial dan tidak adanya ketentuan secara khusus di dalam Al Qur’an maupun Al Hadits. Meskipun demikian keputusan ijma’ itu sendiri didasarkan pada pemahaman mereka atas Al Qur’an maupun Al Hadits.
d. Qiyas : merupakan metode penentuan hukum secara analogi, yang diambil berdasarkan pada kasus yang telah ditentukan Al Qur’an maupun Al Hadits.
e. Fatwa : merupakan keputusan hukum agama yang dibuat dengan ijtihad (ulama) atas hal-hal yang tidak terdapat di dalam Al Qur’an maupun Al Hadits, berdasarkan pada kaidah-kaidah pengambilan dan penentuan hukum seperti halnya metode qiyas atau ijma’.
3.1. Pengertian Halal dan Haram
a. Halal adalah boleh. Pada kasus makanan, kebanyakan makanan termasuk halal kecuali secara khusus disebutkan haram dalam Al Qur’an atau Hadits.
b. Haram adalah sesuatu yang dilarang dilakukan oleh Allah SWT. Setiap orang yang melanggarnya akan berhadapan dengan siksaan Allah di akhirat, bahkan terkadang juga terancam sanksi syari’at di dunia ini.
3.2. Prinsip-Prinsip Tentang Hukum Halal dan Haram
a. Pada dasarnya segala sesuatu hukumnya halal.
b. Penentuan halal dan haram hanyalah wewenang Allah SWT semata. c. Mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram termasuk perilaku syirik terhadap Allah SWT.
d. Pada sesuatu yang haram, terdapat hal yang buruk dan berbahaya. e. Pada sesuatu yang halal sudah terdapat sesuatu yang dengannya tidak lagi membutuhkan yang haram.
f. Sesuatu yang mengantarkan kepada yang haram, maka haram pula hukumnya.
g. Bersiasat kepada sesuatu yang haram, maka haram hukumnya. h. Niat yang baik tidak menghapuskan hukum haram.
i. Hati-hati terhadap yang syubhat agar tidak jatuh ke dalam yang haram. j. Sesuatu yang haram adalah haram untuk semua.
3.3. Halal dan Haram Berdasarkan Al Qur’an
a. Al Baqarah 168 : “Hai sekalian umat manusia, makanlah dari apa yang ada di bumi ini yang halal dan baik. Dan janganlah kalian ikuti
langkah-langkah syetan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian.”
b. Al Baqarah 172-173: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah keada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.”
c. Al Anam 145 : ”Katakanlah, saya tidak mendapat apa yang diwahyukan kepada Ku sesuatu yang diharamkan bagi yang memakannya, kecuali bangkai, darah yang tercurah, daging babi karena ia kotor atau binatang yang disembelih dengan atas nama selain Allah. Barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedangkan ia tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Pengasih.”
d. Al Maidah 3 : ”Diharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang kalian sempat menyembelihnya. Dan diharamkan pula bagi kalian binatang yang disembelih di sisi berhala.”
e. Al Maidah 90-91 : ”Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kalian lantaran meminum khamr dan berjudi dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan sholat, maka apakah kalian berhenti dari mengerjakan pekerjaan itu.”
f. Al Maidah 96 : ”Dihalalkan untuk kalian binatang buruan laut dan makanannya.”
g. Al A’raf 157 : ”Dia menghalalkan kepada mereka segala yang baik dan mengharamkan kepada mereka segala yang kotor.”
3.4. Fatwa MUI untuk Bahan dan Proses Produksi 3.4.1. Khamr
a. Segala sesuatu yang memabukkan dikategorikan sebagai khamr. b. Minuman yang mengandung minimal 1% etanol dikategorikan
sebagai khamr.
c. Minuman yang dikategorikan khamr adalah najis.
d. Minuman yang diproduksi dari proses fermentasi yang mengandung kurang dari 1% etanol tidak dikategorikan khamr, tetapi tetap haram untuk dikonsumsi.
3.4.2. Etanol
a. Etanol yang diproduksi dari industri bukan khamr hukumnya tidak najis.
b. Penggunaan etanol yang merupakan senyawa murni yang bukan berasal dari industri khamr untuk proses produksi pangan hukumnya:
1). Mubah, apabila dalam hasil produk akhirnya tidak terdeteksi 2). Haram, apabila dalam hasil produk akhirnya masih terdeteksi 3). Penggunaan etanol yang merupakan senyawa murni yang
berasal dari industri khamr untuk proses produksi hukumnya haram.
3.4.3. Flavor yang menyerupai produk haram
Flavor yang menggunakan nama dan mempunyai profil sensori produk haram, contohnya flavor rum, flavor babi dan lain- lain, tidak bisa sertifikasi halal serta tidak boleh dikonsumsi walaupun ingredient yang digunakan adalah halal.
3.4.4. Penggunaan alat bersama
a. Alat bekas dipakai babi atau anjing harus dicuci dengan cara di sertu (dicuci dengan air 7 kali, yang salah satunya dengan tanah/debu atau penggantinya yang memiliki daya pembersih yang sama).
b. Suatu peralatan tidak boleh digunakan bergantian antara produk babi dan non babi meskipun sudah melalui proses pencucian.
3.5. Beberapa Contoh Bahan Kritis 3.5.1. Bahan turunan hewani
Bahan turunan hewani berstatus halal dan suci jika berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai dengan syari’at Islam, bukan berasal dari darah dan tidak bercampur dengan bahan haram atau najis. Berikut ini adalah contoh-contoh bahan turunan hewani: a. Lemak
b. Protein c. Gelatin d. Kolagen e. Hormon
f. Produk susu, turunan susu dan hasil sampingnya yang diproses menggunakan enzim (contoh: keju, whey, laktosa, kasein)
g. Beberapa vitamin (contoh: vitamin A, B6, D, E)
3.5.2. Bahan nabati
Bahan nabati pada dasarnya halal, akan tetapi jika diproses menggunakan bahan tambahan dan penolong yang tidak halal, maka bahan tersebut menjadi tidak halal. Oleh karena itu perlu diketahui alur proses produksi beserta bahan tambahan dan penolong yang digunakan dalam memproses suatu bahan nabati. Berikut ini adalah beberapa contoh bahan nabati yang menjadi titik kritis:
a. Tepung terigu dapat diperkaya dengan berbagai vitamin antara lain B1, B2, asam folat dan zat besi.
b. Lesitin kedelai mungkin menggunakan enzim fosfolipase dalam proses pembuatannya untuk memperbaiki sifat fungsionalnya.
3.5.3.Bahan-bahan lain
Selain kelompok bahan-bahan tersebut di atas, berikut ini adalah contoh bahan/kelompok bahan lain yang sering menjadi titik kritis:
a. Aspartam (terbuat dari asam amino fenilalanin dan asam aspartat)
b. Pewarna alami c. Flavor
4. SOP (Standard Operating Procedure) Halal 4.1. Prosedur pembelian
Pelaksanaan SOP halal bagian pembelian pada PT. Country Lestari secara umum dilakukan melalui:
a. Bagian ADM &Keuangan menerima permintaan barang langsung dari kepala cabang.
b. Bagian ADM &Keuangan memilih dan memastikan pemasok yang dapat menyediakan bahan baku yang jelas kehalalannya yang dibuktikan dengan adanya sertifikat halal, atau produk bahan baku bersangkutan tercantum dalam jurnal halal LPPOM-MUI.
c. Jika ok, form pemesanan dapat diberikan kepada pemasok atau dilakukan pemesanan lewat telepon, atau bagian logistik langsung membelinya di toko.
d. Bahan baku yang sudah memiliki sertifikat halal tetapi tidak dibeli melalui pemasok, oleh bagian logistik dibeli langsung dari toko. Jika tidak didapatkan bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi kualitas dan kehalalan, maka bagian logistik akan membeli di toko lainnya. e. Mengikuti bagan alir prosedur pembelian yang ada, yaitu;
Alur kegiatan pembelian Permintaan bahan baku
Bagian pembelian
Beli di toko Pemasok
Not OK OK OK Not OK
4.2. Prosedur penerimaan dan penggudangan
SOP halal untuk bagian penerimaan dan penggudangan yang ada di PT. Country Lestari yaitu:
a. Bahan baku datang dari pemasok.
b. Bagian penggudangan melakukan pemeriksaan yang meliputi kecocokan barang yang dipesan dengan barang yang dikirim, kondisi alat transportasi yang digunakan, dan melakukan penimbangan jika diperlukan.
c. Jika pada pemeriksaan ada yang tidak sesuai maka barang akan dikembalikan kepada pemasok.
d. Barang yang masuk disimpan digudang dan dipisahkan antara bahan baku dan bahan pengemas.
e. Mengikuti diagram alir proses penerimaan dan penyimpanan bahan:
Alur kegiatan penerimaan / penggudangan Barang datang dari
pemasok atau dari toko Bagian penerimaan
Pemeriksaan, penimbangan
dan pencatatan Not OK
Ok
4.3. Prosedur Quality Control (QC)
SOP halal pada bagian kendali mutu (QC) dilakukan untuk menjaga kehalalan produk yang dihasilkan akibat penggunaan bahan baku dan proses produksi yang berlangsung, yaitu:
a. Penggunaan bahan baru akan diperiksa oleh koordinator halal untuk menjamin kehalalan bahan yang digunakan.
b. Jika bahan baru tersebut tidak memenuhi standar kehalalan dan kualitas, maka dicari bahan pengganti lain yang memenuhi kriteria halal.
c. Mengikuti diagram alir proses pelaksanaan prosedur QC:
Alur kegiatan QC
Penggunaan bahan baru Bagian pembelian
Pemeriksaan kehalalan
oleh AHI Not OK OK
Bahan diterima
4.4. Prosedur pengembangan produk (R&D)
SOP halal pada kegiatan pengembangan produk (R&D) seperti adanya perubahan formula maupun pembuatan produk baru yaitu:
a. Adanya pengembangan produk yang merupakan inisiatif bagian CDC atau tawaran dari pihak luar.
b. Bahan baku yang diperlukan atau bahan pengganti yang digunakan untuk perubahan formula dicek kehalalannya.
c. Pengembangan/penggantian bahan baru dapat dilanjutkan jika kehalalan bahan yang digunakan sudah memenuhi syarat.
d. Evaluasi produk baru atau pengembangan produk dilakuakan dengan test sensori internal perusahaan beserta konsultan jasa boga serta mitra perusahaan, yaitu Bogasari Baking Center (BBC).
e. Jika evaluasi menunjukkan hasil yang tidak diinginkan, maka dilakukan pengembangan atau formulasi ulang.
f. Mengikuti bagan alir prosedur kegiatan pengembangan produk (R&D).
Alur kegiatan R&D Divisi R&D atau tawaran pihak luar
Pembuatan produk baru atau pengembangan produk
Bagian logistik
Penggunaan bahan baru/ bahan pengganti
Cek kehalalan
Pembuatan produk baru/ pengembangan formula Evaluasi hasil Produk baru OK OK Not OK Not OK
4.5. Prosedur bagian produksi 4.5.1. Prosedur pra produksi
a. Menyiapkan bahan baku dan mengecek spesifikasinya apakah sesuai dengan standar kualitas dan kehalalan perusahaan.
b. Jika bahan baku tidak sesuai dengan spesifikasi maka diadukan ke bagian logistik untuk mendapatkan penggantinya.
c. Disiapkan wadah serta peralatan lain yang diperlukan untuk proses produksi.
d. Diperiksa apakah ada cemaran seperti sisa adonan yang menempel, kotoran hewan, potongan tubuh serangga atau debu. e. Jika ada kotoran yang menempel, maka dilakukan pencucian
ulang sebelum produksi.
f. Jika tidak ada cemaran pada peralatan, atau setelah dicuci dan dikeringkan maka peralatan siap untuk digunakan.
g. Mengikuti diagram alir pra produksi:
Alur kegiatan pra produksi Bahan baku Peralatan
Cek spesifikasi Cek kebersihannya
Not OK OK Not OK
Laporkan ke Siap digunakan Cuci dan keringkan bagian logistik
4.5.2. Prosedur produksi Country Donuts
a. Bahan baku yang telah sesuai dengan spesifikasi kemudian ditimbang sesuai kebutuhan produksi hari itu.
b. Tepung terigu, gula pasir dan ragi instant dimasukkan ke dalam mixer kemudian diaduk sampai rata.
c. Di wadah lain telur diaduk bersama sejumlah air, mixer kembali dinyalakan dan campuran air-telur dimasukkan ke dalam wadah mixer.
d. Dimasukkan margarine dan cake emulsifier kedalam mixer sambil terus diaduk sampai terbentuk adonan yang kalis.
e. Adonan yang telah kalis diangkat keatas sheeter lalu dipipihkan sampai ketebalan 11-12 mm.
f. Adonan yang telah pipih lalu dicetak secara manual dan ditata diatas loyang, kemudian di proofing 15-20 menit.
g. Adonan donat yang telah diproofing kemudian digoreng sampai