• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia Tanggung Jawab

PEMAHAMAN KONSEP – KONSEP MANUSIAWI A Manusia dan Keadilan

E. Manusia Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dengan begitu, tanggung jawab dapat diartikan sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang bertanggung

jawab, karena manusia di samping sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia dituntut untuk bertanggung jawab, karena ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual, dan teologis.

Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. la tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai menurut seleranya sendiri. Nilai- nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus diper- tanggungjawabkan, sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Sedangkan, masalah tanggung jawab dalam kontelcs individual terkait erat dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk individu artinya harus bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dalam keseimbangan jasmani dan rohani, serta mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan. Tanggung jawab manusia kepada dirinya akan lebih kuat intensitasnya jika ia memiliki kesadaran yang lebih mendalam. Tanggung jawab terhadap diri sendiri ini muncul karena ada keyakinan terhadap suatu nilai, bahwa apa yang diperbuat cepat atau lambat akan berdampak pada dirinya (sebagai wujud tanggung jawab).

Tidak jauh berbeda dengan tanggung jawab pribadi, tanggung jawab manusia terhadap Tuhan timbul karena ada kesadaran manusia akan keyakinannya terhadap nilai-nilai. Nilai-nilai ini bersumber dari ajaran agamanya. Menurut keyakinan agama, manusia dituntut tanggung jawabnya kepada kewajiban-kewajibannya sebagai hamba Allah di muka bumi. Dalam al-Qur'an Allah telah memperingatkan manusia agar tidak lupa akan tugas dan kewajibannya, seperti dalam Surat al-Anfal, ayat 27-28, yang arti harafiahnya kurang lebih demikian: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar."

Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. la akan berlaku jujur kepada dirinya dan jujur terhadap orang lain, mandiri dan tidak pengecut. Orang yang demikian akan berusaha melalui seluruh potensi dalam dirinya dengan rasa penuh tanggung jawab. la mau berkorban demi kepentingan orang lain.

Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Adapun tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung jawab terhadap kewajiban yang diembannya. Pembagian kewajiban orang per orang sangat ditentukan oleh keadaan hidup masingmasing orang. Status dan peranan seseorang dalam masyarakat sangat menentukan kewajiban tersebut. Secara garis besar pembagian kewajiban dapat dibedakan menjadi dua bagian, antara lain:

1. Kewajiban terbatas: kewajiban yang tanggung jawabnya diberlakukan kepada setiap orang adalah sama. Misalnya, undang-undang yang melarang pembunuhan, pencurian, dan perkosaan bagi pelanggarnya dapat dikenakan hukuman-hukuman.

2. Kewajiban tidak terbatas: kewajiban yang tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap

kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.

Orang yang bertanggung jawab akan dapat merasakan kebahagiaan apabila telah dapat menunaikan kewajibannya. Sebaliknya, orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena telah menyimpang dari aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problem utama yang terasa di zaman sekarang adalah menurunnya perasaan moral dan rasa hormat diri untuk menegakkan rasa tanggung jawab. Orang yang memiliki rasa tanggung jawab akan berlaku adil atau mencoba untuk

berbuat adil, karena ia tahu apa yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Akan tetapi, karena runtuhnya nilai-nilai moral yang dipegangnya ada kecenderungan orang yang hendak bertanggung jawab justru dianggap tidak adil. Orang sekarang sudah berani membuat kesaksian- kesaksian kebenaran menurut isi hatinya sendiri. Indikasi atau sinyalemen perilaku manusia semacam ini telah difirmankan Allah, dalam al-Qur'an, Surat al-Baqarah, Ayat 204, yang artinya kurang lebih demikian: "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannyatentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (Atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras."

Adapun macam-macam tanggung jawab yang melekat pada diri manusia antara lain meliputi:

1. Tanggung jawab pribadi

Manusia sebagai individu memiliki pribadi yang utuh dalam berpendapat, berperasaan, berangan-angan, dan bertindak apa saja. Akan tetapi, sebagai individu juga harus berani bertanggung jawab ter - hadap apa yang diperbuatnya. Seorang gadis tak dilarang untuk berasyik-masyuk menikmati masa muda dengan menjalin pergaulan yang sebebas-bebasnya. Akan tetapi, jika lupa daratan dan terjadilah peristiwa Layu Sebelum Berkembang seperti yang pernah dijadikan judul film atau lagu oleh para seniman kita itu, ia harus berani menanggung resiko itu secara pribadi. Biasanya kesadaran batin baru timbul ketika predikat tersebut telah disandangnya. Konflik yang dialami gadis tersebut merupakan akibat dari rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

2. Tanggung jawab kepada keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari kelompok masyarakat. Pengertian keluarga (inti) atau nuclear family meliputi: ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah. Sebagai anggota keluarga, setiap orang harus bertanggung jawab kepada dirinya maupun keluarga. Tanggung

jawab ini tidak hanya dalam bentuk kesejahteraan dan keselamatan fisik maupun pendidikan secara lahiriah, tetapi juga menyangkut nama baik yang tertuju pada pendidikan dan kehidupan dunia akhirat. Perbuatan Sukartono dan Tini dalam Belenggu-nya Armyn Pane merupakan contoh suami dan istri yang tidak bertanggung jawab; Guru Isa yang mengambil barang-barang sekolah untuk dijual karena demi menunjukkan rasa tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga merupakan contoh perbuatan yang melanggar norma hukum, susila, dan moral-baca pula Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.

3. Tanggung jawab kepada masyarakat

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia sebagai anggota masyarakat dan berada di tengah-tangah masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara dan segala aktivitas manusia terikat oleh masyarakat. Maka, sudah sepantasnya apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dalam Salah Asuhan, karya Abdul Muis, tokoh Hanafi akhirnya bersedia memakai pakaian adat di dalam pesta perkawinannya. Hal itu merupakan bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat.

4. Tanggung jawab kepada bangsa dan negara

Sebagai warga negara, setiap orang bertanggung jawab terhadap negara dan bangsanya. Dalam novel Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangun Wijaya, tokoh Teto yang sudah bekerja di negeri asing melihat adanya manipulasi komputer terhadap bangsa dan negara. Untuk itu, ia merasa terpanggil untuk membongkamya, meskipun harus menjadi korban pemecatan dan perusahaan. Contoh lain adalah tokoh Kumbakarna dalam Ramayana yang rela mati melawan Rama dengan

alasan membela tanah air. 5. Tanggung jawab kepada Tuhan

Manusia sehagai makhluk ciptaan Tuhan dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya, seperti akal, pikiran, perasaan, dan anggota tubuhnya. Semua itu atas kuasa Tuhan. Untuk itu, apa pun

yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Dalam A1- Qur'an juga ditegaskan bahwa barang siapa yang beriman dan bertakwa akan mendapatkan kebaikan kelak, sedangkan yang mendustakan kebenaran akan mendapatkan balasan di neraka. Hal itu dapat dilihat dalam surat az-Zumar, Ayat 32-34.

F. Pengabdian

1. Pengabdian kepada keluarga

Dalam kehidupan berkeluarga tidak terlepas dari rasa cinta dan kasih sayang. Setiap bentuk kasih sayang dan cinta diperlukan suatu pengorbanan dan pengabdian sebagai wujud tanggung jawab. Dalam suatu kehidupan keluarga wujud tanggung jawab dapat dilakukan dengan berbagai bentuk pengabdian. Seorang kepala rumah tangga (ayah) bekerja keras, berangkat pagi pulang malam untuk mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya. Hal tersebut merupakan bentuk pengabdian dan tanggung jawab kepada keluarga.

Kisah Siti Nurbaya yang bersedia kawin dengan Datuk Maringgih demi menebus hutang ayahnya. Sikap Siti Nurbaya ini sebagai bentuk pengabdian terhadap keluarga. Kisah lain yang mencerminkan pengabdian kepada keluarga, antara lain: dalam kisah Kabut Sutra Ungu karya Ike Supomo, tokoh Miranti tidak segera kawin karena cintanya pada almarhum suaminya; Kisah cinta Hamid dan Zaenab dalam Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka.

2. Pengabdian kepada masyarakat

Manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat hidup tanpa orang lain. Maka sebagai wujud tanggung jawabnya kepada masyarakat, ia harus menampakkan pengabdian dirinya kepada masyarakat. Bentuk pengabdian diri ini dapat diwujudkan melalui partisipasi dalam aktivitas di masyarakat, termasuk di dalamnya menjaga nama baik suatu warga. Suatu kisah yang ditulis Ahmad Tohari dalam Ronggeng Dukuh Paruk tokoh Srintil mengorbankan masa depan dan keperawanannya hanya

untuk melestarikan tradisi ronggeng pada peradaban budaya masyarakat waktu itu. Film berjudul Sumpah Pocong, yang dibintangi Rano Karno, mencerminkan bentuk peradaban masyarakat untuk meminta pertanggungan jawab dari warganya yang dianggap menyimpang perilakunya.

3. Pengabdian kepada negara

Manusia pada hakekatnya adalah bagian dari suatu bangsa, yang menjadi warga negara suatu pemerintahan negara. Oleh karenanya, sebagai warga negara perlu menunjukkan peran dan pengabdiannya kepada negara di mana pun mereka berada. Pengabdian kepada negara ini merupakan wujud cintanya kepada tanah air. Banyak contoh pengabdian kepada bangsa dan negara yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan dan pejuang kenegaraan, seperti Pangeran Diponegoro, Jendral Sudirman, Bung Karno dan Bung Hatta, dan sebagainya. Me-reka berjuang mengabdikan diri demi tegaknya negara Indonesia dari cengkeraman penjajah. Kisah dalam film Perlawanan Sepuluh Nopember, Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien merupakan contoh kisah-kisah yang memperlihatkan pengabdian kepada negara. Dalam karya sastra misalnya: Untung Suropati karya Abdul Muis, tokoh Teto dalam Burung-Burung Manyar karya Romo Mangun, tokoh Basukamo dalam Mahabarata, Kumbakarno dalam Ramayana.

4. Pengabdian kepada Tuhan

Manusia ada di dunia tidak dengan sendirinya muncul, melainkan ada yang menciptakan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Dalam al-Qur'an, Surat adz Dzari-yat, Ayat 56, disebutkan bahwa manusia dan jin diciptakan oleh Allah tidak lain hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian kepada Tuhan berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Semua perilaku dan peribadatan manusia hendaknya hanya ditujukan kepada Allah untuk mendapatkan ridho-Nya. Sikap seperti itu merupakan wujud tanggung jawab manusia kepada Tuhan.

Implementasi pengabdian kepada Tuhan dapat pula diwujudkan dalam bentuk karya seni, seperti dalam puisinya Amir Hamzah yang berjudul PadaMu jua! Novelis Hamka dengan cerita Di Bawah Lindungan Ka'bah. Dalam dunia perfilman nasional muncul tema-tema

Titian Rambut Dibelah Tujuh, Sunan Kalijogo, dan lain-lain.