Mind mappingadalah cara mencatat yang kreatif dan efektif dalam
memetakan pikiran-pikiran kita. (Buzan, Tony: 2008, 4). Mind map
merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan untuk
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak
dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan menjadi lebih
mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan
tradisional. Semua mind map mempunyai kesamaan yaitu menggunakan
warna, memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan
Menurut Michael Michalko (Buzan, Tony : 2008, 8) mind map akan
membantu dalam mengaktifkan seluruh otak, memungkinkan kita berfokus
pada pokok bahasan, membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah, memungkinkan untuk mengelompokkan
konsep dan membantu membandingkannya. Mind mapping menggunakan
kemampuan otak akan pengenalan visual, dengan kombinasi warna, gambar,
dan cabang-cabang melengkung.Mind mapping lebih merangsang secara
visual daripada metode pencatatan tradisional yang cenderung linier dan satu
warna. Kemampuan otak kanan dan otak kiri dibutuhkan dalam pembuatan
mind map.
Menurut Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul “Mind Maps For Kids”, disebutkan bahwa mind mapping akan membantu anak untuk membebaskan imajinasi dan menggali ide-ide, lebih mudah mengingat fakta
dan angka, membuat catatan yang lebih jelas dan mudah dipahami,
berkonsentrasi dan lebih menghemat waktu.
Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk
mendorong peserta didik mencatat hanya menggunakan kata kunci dan
gambar. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak
kiri dan kanan yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk
memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind
mapping berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan
untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang
1. Kesesuaian Mind Mapping dengan Beberapa Teori
Kesesuaian mind mapping dengan beberapa teori adalah sebagai
berikut:
a. Teori Konstruktivisme Piaget
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana
anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas
melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.
Menurut Swadarma (2013: 26) mind mappingsesuai dengan teori
konstruktivisme Piaget, yaitu:
1) Peserta didik dapat menuangkan ide mereka berdasarkan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dalam mind map
sesuai kreativitas masing-masing.
2) Mind mapping memberikan ruang kognitif yang besar melalui
analisis yang dibuat sebanyak mungkin.
3) Mind mapping menggambarkan dan mengkomunikasikan cara
berpikir yang terstruktur.
4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir
tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan
5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba
gagasan baru.
6) Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang
telah dimiliki peserta didik.
7) Mendorong peserta didik untuk lentur terhadap perubahan
gagasan.
8) Mengutamakan lingkungan belajar yang kondusif.
b. Teori Kecerdasan Berganda Gardner
Teori Gardner menjelaskan ada delapan macam kecerdasan
manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-
matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-
tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal),
interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Menurut
Swadarma (2013: 34) mind mappingsesuai dengan teori kecerdasan
berganda Gadner, yaitu:
1) Anak yang cerdas berbahasa sangat cocok belajar menggunakan
mind mapping karena dalam pembuatannya mind
mapmenggunakan keyword.
2) Anak yang cerdas intrapersonal bila menggunakan mind
mapping dapat menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya
3) Anak yang cerdas visual-spasial sangat cocok belajar
menggunakan mind mapping karena mind mapping banyak
menggunakan gambar dan warna.
4) Setiap anak bersifat unik, seperti pembuatan mind map.
5) Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan gaya belajar yang tepat.
c. Teori Discovery Bruner
Teori belajar Bruner mengatakan bahwa kegiatan belajar akan
berjalan baik dan kreatif jika anak dapat menemukan sendiri suatu
aturan atau kesimpulan tertentu.Menurut Swadarma (2013: 59) mind
mappingsesuai dengan teori discovery Bruner, yaitu:
1) Bruner menekankan pada keterlibatan lingkungan nyata pada
peserta didik agar mereka tak mengalami sekat antara ilmu yang
tengah dipelajari dengan dunia yang sesungguhnya, sedangkan
mind mappingsangat lentur dan terbuka dalam mengakomodir
setiap informasi yang satu dengan yang lainnya.
2) Mind mapbisa dijadikan alat intruksional Bruner yang mampu
menyajikan suatu informasi dalam urutan teratur, padat,
sederhana dan lugas.
2. Kegunaan Mind Mapping
Menurut Doni Swadarma (2013:8) kegunaan mind mapping adalah
a. Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk berbagai
kemampuan secara sistematis.
b. Mengembangkan dan menganalisis ide/pengetahuan seperti yang
biasa dilakukan pada saat proses belajar mengajar.
c. Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang ide
dan gagasan.
d. Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan yang
mungkin.
e. Mempermudah proses brainstroming karena ide dan gagasan yang
selama ini tidak mudah direkam maka menjadi mudah dituangkan di
atas selembar kertas.
f. Dapat melihat gambaran besar dari suatu gagasan.
g. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan.
h. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit,
panjang dan tak mudah dilihat menjadi lebih mudah.
i. Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap penting
dan sesuai tujuan.
j. Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran
karena dapat melihat keterkaitan antartopik yang satu dengan yang
lainnya.
k. Mengasah kemampuan kerja otak karena mindmappingpenuh dengan
3. Keunggulan Mind Mapping
Keunggulan mind mapping (Swadarma, 2013:9) adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan.
b. Memaksimalkan sistem kerja otak.
c. Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan
informasi yang dapat disajikan.
d. Memacu kreatifitas, sederhana dan mudah dibuat.
e. Sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan mudah.
f. Menarik dan mudah tertangkap mata (eye cathing).
g. Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah.
4. Aturan pembuatan Mind Map
Aturan-aturan dalam pembuatan mind map menurut Ervin Sujanto
(2011:66-67) adalah sebagai berikut:
a. Membuat mind map selalu diawali dari bagian tengah kertas kosong
yang diletakkan secara horizontal karena ditujukan untuk memberi
kebebasan pada otak kita untuk menyebar ke segala arah dengan
lebih bebas dan alami.
b. Foto dan gambar yang kreatif serta lucu dibutuhkan untuk membantu
c. Warna sangat dianjurkan digunakan karena bagi otak warna sangat
menarik dan menambah energi bagi pemikiran yang lebih kreatif dan
menyenangkan.
d. Cabang-cabang utama harus berhubungan dengan gambar pusat dan
seterusnya untuk tiap tingkat karena otak senang mengaitkan dua,
tiga, hingga empat hal sekaligus dan ini akan sangat membantu kita
dalam mengingat.
e. Buatlah cabang dengan tingkat ketebalan yang berbeda untuk tiap
tingkatan, jadi semakin jauh dari sentral semakin tipis gambar
cabang yang dibuat. Buat cabang dengan garis melengkung karena
garis melengkung akan lebih menyenangkan bagi otak bila
dibandingkan dengan garis lurus yang tentunya akan membosankan
bagi otak.
f. Gunakan kata kunci tunggal untuk setiap ide karena kata kunci akan
membebaskan dan merangsang kita untuk lebih dapat memicu suatu
ide dan pikiran baru jika dibandingkan dengan sebuah kalimat atau
ungkapan yang pasti akan menghambat keluarnya ide kreatif kita.
5. Langkah-langkah PembuatanMind Map
Langkah-langkah dalam membuat mind map (Sujanto, 2011: 68)
adalah sebagai berikut:
Pertama-tama ambil selembar kertas gambar dan beberapa
spidol warna-warni, ditengah-tengah kertas buatlah sebuah gambar
kreatif yang menggambarkan tentang gagasan utama dari mind
mapping yang akan dibuat.
b. Tahap kedua
Gambarlah beberapa cabang yang memancar keluar dari gambar
sentral. Cabang-cabang ini merupakan subtopik (gagasan lanjutan)
yang merupakan anak gagasan atau perincian dari pikiran utama.
c. Tahap ketiga
Kembangkan mind mappingyang dibuat dengan menambah
subtopik pada cabang-cabangnya. Susunlah cabang-cabang tersebut
secara melengkung dan menyebar sehingga mempermudah untuk
membuat cabang tingkat selanjutnya.
6. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode mind mapping
menurut Ridwan Abdullah Sani (2013:241) adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi
oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif
jawaban
c. Bentuk kelompok 2-3 orang.
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan
sesuai kebutuhan.
f. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan
alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
g. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide
pemetaan konsep berpikirnya.
h. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan.