• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada pembelajaran Matematika di Smp Pangudi Luhur 1 Yogyakarta di tinjau dari motifasi, keaktifan dan prestasi belajar siswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada pembelajaran Matematika di Smp Pangudi Luhur 1 Yogyakarta di tinjau dari motifasi, keaktifan dan prestasi belajar siswa."

Copied!
271
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Yuliana Pebri Heriawati. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Metode Mind Mapping pada Pembelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Ditinjau dari Motivasi, Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping, motivasi belajar siswa, keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika pada materi unsur-unsur lingkaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriprif. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta Lembar Aktifitas Siswa (LAS) dan instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan keaktifan, kuisoner motivasi belajar, dan wawancara. Sedangkan instrumen pengumpulan data berupa tes meliputi Tes Kemampuan Awal (TKA) dan Tes Prestasi Belajar (TPB). Sebelum digunakan, semua instrumen dikonsultasikan dengan pakar dan untuk Tes Prestasi Belajar (TPB) juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Semua instrumen sudah dinyatakan memenuhi syarat yang ditetapkan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dapat terlaksana dengan baik dengan persentase keterlaksanaan sebesar 86,875%. (2) Motivasi belajar siswa tergolong tinggi dengan persentase motivasi belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 18,92% dan persentase pada kategori tinggi sebesar 81,08%. (3) Keaktifan belajar siswa tergolong sangat aktif dengan persentase keaktifan belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 56,76% dan pada kategori tinggi sebesar 43,24%. (4) Prestasi belajar siswa pada materi unsur-unsur lingkaran tergolong baik dengan nilai rata-rata72,1. Persentase prestasi belajar siswa pada kategori sangat baik sebesar 37,84%, persentase prestasi belajar siswa pada kategori baik sebesar 35,13%, persentase pada kategori cukup sebesar 18,92% dan persentase pada kategori kurang sebesar 8,11%.

Kata kunci: Pendekatan saintifik, mind mapping, keaktifan, prestasi belajar, unsur-unsur lingkaran.

(2)

Yuliana Pebri Heriawati, 2015. The Application of Scientific Approach with Mind Mapping Method in Learning Mathematics in SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Reviewed on Motivation, Activeness and Student’ Learning Achievement. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This research is aimed to know the feasibility application of scientific approach with mind mapping method, students's motivation, activity and student achievement in math learning of the material elements of the circle. This research is a quantitative deskriprif. The research was conducted in the second semester of the academic year 2014/2015. The subjects of this study were students of class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

The instrument in this research include learning instruments such as Learning Lesson Plan (RPP) and Student Activity Sheet (LAS) and the data collection instruments such non-test incude the realization of Learning Lesson Plan (RPP), observation sheets, learning motivation questionnaire, and interviews. While the data collection instruments such tests include Early Ability Test (TKA) and Achievement Tests (TPB). Prior to use, all instruments were consulted by experts and for Achievement Tests (TPB) also tested the validity and reliability. All the instruments have been found to comply with the specified requirements.

The results showed that (1) Application of the scientific approach to mind mapping methods of the material elements of the circle in class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta can be done well with realization percentage of 86.875%. (2) Students' learning motivation is high with the percentage learning motivation on the very high category at 18.92% and the percentage on the high category at 81.08%. (3) The activeness participation of students classified as very active with learning activeness percentage in the very high category at 56.76% and the high category at 43.24%. (4) Student’ learning achievement on the material elements of the circle quite well with the average value 72,1. The percentage of student’ learning achievement on the very good category at 37.84%, the percentage of student’ learning achievement on the good categoriy at 35,13%, the percentage in enough categories at 18.92% and the percentage in the low category at 8.11%.

(3)

i

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN METODE MIND MAPPINGPADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA DITINJAU DARI MOTIVASI, KEAKTIFAN,

DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

YULIANA PEBRI HERIAWATI NIM: 111414052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2015

(4)
(5)

iii

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang

apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal

keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan

dengan ucapan syukur

(Filipi 4: 6)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4: 13)

Dengan Penuh Cinta dan Rasa Syukur

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Kedua orangtuaku, adikku, dan Mas Awang

Seluruh keluarga besar dan sahabat-sahabatku

(7)

v

(8)
(9)

vii

ABSTRAK

Yuliana Pebri Heriawati. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Metode Mind Mappingpada Pembelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Ditinjau dari Motivasi, Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingserta motivasi belajar, keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan dan metode tersebut pada materi unsur-unsur lingkaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang bersifat deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan keaktifan, kuisoner motivasi belajar, dan wawancara. Sedangkan instrumen pengumpulan data berupa tes meliputi Tes Kemampuan Awal (TKA) dan Tes Prestasi Belajar (TPB). Sebelum digunakan, semua instrumen dikonsultasikan dengan dua pakar, yaitu dosen pembimbing dan guru matematika di Kelas VIII B. Tes Prestasi Belajar (TPB) dilakukan juga uji validitas dan reliabilitas. Semua instrumen sudah dinyatakan memenuhi syarat yang ditetapkan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingpada materi unsur-unsur lingkaran di Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dapat terlaksana dengan baik dengan persentase keterlaksanaan sebesar 86,46%. (2) Motivasi belajar siswa tergolong tinggi dengan persentase motivasi belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 10,81%, persentase pada kategori tinggi sebesar 72,97% dan persentase pada kategori sedang sebesar 16,22%. (3) Siswa tergolong sangat aktif dengan persentase keaktifan belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 56,76% dan pada kategori tinggi sebesar 43,24%. (4) Prestasi belajar siswa pada materi unsur-unsur lingkaran secara keseluruhan tergolong baik dengan nilai rata-rata 72,1; dengan rincianpersentase prestasi belajar siswa pada kategori sangat baik sebesar 37,84%, persentase prestasi belajar siswa pada kategori baik sebesar 35,13%, persentase pada kategori cukup sebesar 18,92% dan persentase pada kategori kurang sebesar 8,11%.

Kata kunci: Pendekatan saintifik, mind mapping,motivasi belajar, keaktifan, prestasi belajar, unsur-unsur lingkaran.

(10)

viii

ABSTRACT

Yuliana Pebri Heriawati, 2015. The Implementation of Scientific Approach using Mind Mapping Method in the Teaching of Mathematics in SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,based on Motivation, Activeness and Students’ Learning Achievement of Students. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This researchwasaimed to know the implementation of scientific approach using mind mapping method on the basis of learning motivation, activeness and students’ learning achievement in mathematics learning on the topic of the elements of a circle. This research was anexplorative and descriptive research. The research was conducted in the second semester of the academic year 2014/2015. The subjects of this study were students of Class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

The instruments in this research included learning instruments such as Lesson Implementation Plan (RPP). The data collection instruments were in the form of non-tests, includingthe implementation of LessonImplementation Plan (RPP), observation sheets, learning motivation questionnaire, and interviews. The data collection instruments were in the formof tests,including Initial Ability Test (TKA) and Achievement Test (TPB). Before being used, all instruments were consulted to experts, namely the research supervisor and the mathematics teacher for Class VIII B.The validity and reliability ofthe Achievement Tests (TPB) were also investigated. All the instruments had been found to comply with the specified requirements.

The results showed that: (1) The implementation of the scientific approach using mind mapping methodon the topic of the elements of a circle in Class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta had been done well with the implementation percentage of 86.46%. (2) Some students' learning motivation was high, with the percentage of learning motivation score was in the very high category. The number of those students was 10.81%, the percentage of students who werein the high category was 72.97% and the percentangeof students in the fair category was 16,22%. (3) Some students wereclassified as very active with the learning activeness percentage being in the very high category. The number of those students was 56.76%, and the percentage of students who were in the high category was 43.24%; (4) Students’ learning achievement on the topic of the elements of a circle wasgood with the average grade of 72,1. The percentage of students’ whose learning achievement was in the very good category was 37.84%, the percentage of students’ whose learning achievement was in the good category was 35,13%,and the percentage of students in the fair category was 18.92%, and the percentage of students who were in the poor categorywas 8.11%.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat

yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Metode Mind Mapping pada Pembelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Ditinjau dari Motivasi, Keaktifan,

dan Prestasi Belajar Siswa” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika.

Selama proses penyusunan skipsi ini, penulis mendapatkan banyak

pengalaman, hambatan dan rintangan. Namun berkat kuasa Tuhan dan berkat

bantuan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak maka penulis dapat

menyelesaikan skipsi ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran yang dengan sabar membimbing

penulis dalam penyusunan skipsi ini.

(12)

x

4. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat JPMIPA atas segala bantuan dan

pelayanan yang diberikan.

5. Br. Yosep Anton Utmiyadi FIC, S.S., selaku kepala SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

6. Ibu Melania Eva Wulanningtyas, S. Pd., selaku guru bidang studi matematika

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah membantu dan membimbing

penulis selama proses penelitian.

7. Siswa-siswi kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran

2015/2016 sebagai subjek penelitian yang telah membantu penulis selama

melakukan penelitian.

8. Bapak Herigogo dan Ibu Victoria Tri Mawarti, orangtuayang kucintai yang

selalu memotivasi dan mendukung penulis baik dari segi moril maupun

materil.

9. Adikku Yanuarius Hermawan yang selalu memberikan semangat dan

keceriaan kepada penulis.

10.Allexander Gumawang yang dengan cintanya selalu memotivasi dan

mendukung penulis selama penulisan skipsi ini.

11.Keluarga besar di Jawa dan Kalimantan yang telah turut memberikan doa dan

dukungannya.

12.Sahabat- sahabatku Putri, Mita, Reta, Erica, Naldys, Neri, Yunda, Yoanna,

Vonti, Prapti, Veni, Singgih, Igor, Sabma, Septi, Rida, Ana, Dani, Elsadan

(13)

xi

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Penjelasan Istilah... 8

(15)

xiii BAB II. LANDASAN TEORI

A. Belajar ... 11

B. Belajar Matematika... 11

C. Pendekatan Saintifik... 12

D. Mind Mapping (Peta Pikiran)... 17

E. Perbedaan Peta Pikiran (Mind Map) dengan Peta konsep (Concep Map)... 26

F. Motivasi Belajar... 27

G. Keaktifan... 33

H. Prestasi Belajar... 34

I. Materi Pembelajaran... 37

J. Kerangka Berpikir... 44

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 46

B. Subjek Penelitian... 46

C. Objek Penelitian... 46

D. Perumusan Variabel-variabel... 47

E. Bentuk Data... 47

F. Metode Pengumpulan Data... 48

G. Instrumen Penelitian... 50

H. Metode/ Teknik Analisis Data... 60

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 66

(16)

xiv

J. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 68

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian... 69

B. Penyajian Data... 80

C. Analisis Data... 86

D. Pembahasan...116

E. Kelemahan-kelemahan Pembelajaran yang Menggunakan Pendektan Saintifik dengan Metode Mind Mapping... 123

F. Keterbatasan-keterbatasan Selama Penelitian... 124

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 125

B. Saran... 127

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Antar Unsur-Unsur Lingkaran... 43

Tabel 3.1 Rencana Pembelajaran... 51

Tabel 3. 2 Indikator Angket Motivasi Belajar... 52

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Observasi Kerja Kelompok... 55

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal... 53

Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar... 55

Tabel 3.6 Skor Maksimal Per Butir Soal Tes Kemampuan Awal...60

Tabel 3.7 Kategori Nilai Tes ... 60

Tabel 3. 8 Skor Maksimal Per Butir Soal Tes Prestasi... 61

Tabel 3.9 Kategori Persentase... 62

Tabel 3. 10 Kriteria Penilaian Angket Motivasi... 63.

Tabel 3. 11 Pedoman Analisis Hasil Wawancara... 64

Tabel 3. 12 Penjadwalan Penelitian... 68

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar... 69

Tabel 4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran... 80

Tabel 4.3 Hasil Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... 82

Tabel 4.4 Keaktifan Siswa Saat Kerja Kelompok... 83

Tabel 4.5 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa... 84

Tabel 4. 6 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa... 85

Tabel 4. 7 Analisis Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... 90

Tabel 4. 8 Persentase Banyak Siswa Sesuai Motivasi Belajar... 91

(18)

xvi

Tabel 4. 9 Analisis Keaktifan Belajar Siswa... 93

Tabel 4. 10 Persentase Banyak Siswa Sesuai Keaktifan Belajar... 94

Tabel 4.11 Analisis Kemampuan Awal Siswa... 96

Tabel 4.12 Persentase Banyak Siswa Sesuai Kemampuan Awal... 97

Tabel 4.13 Analisis Tes Prestasi Belajar Siswa... 99

Tabel 4. 14 Persentase Banyak Siswa Sesuai Prestasi Belajar... 100

Tabel 4.15 Hasil Wawancara... 102

Tabel 4.16 Hasil Observasi Umum Pertemuan Pertama... 112

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Mind Map Tentang Global Warming... 26

Gambar 2.2 Contoh Concept Map Tentang Pengolahan Data... 28

Gambar 2.3 Lingkaran P... 37

Gambar 2.4 Lingkaran O dengan busur minor ̂... 38

Gambar 2.5 Lingkaran Pdengan busur mayor ̂... 38

Gambar 2.6 Lingkaran Pdengan jari-jari ̅̅̅̅... 39

Gambar 2.7 Lingkaran P dengan diameter ̅̅̅̅... 39

Gambar 2.8 Lingkaran P dengan tali busur ̅... 40

Gambar 2.9 Lingkaran O dengan Apotema ̅̅̅̅... 41

Gambar 2.10 Lingkaran O dengan juring minor AOB... 41

Gambar 2.11 Lingkaran Pdengan juring mayor JPG... 41

Gambar 2.12 Lingkaran O dengan tembereng minor AB... 42

Gambar 2.13 Lingkaran P dengan tembereng mayor JG... 42

Gambar 2.14 Lingkaran O dengan Sudut pusat AOB... 43

Gambar 4.1 Contoh Hasil Mind Map Karya Siswa... 79

Gambar 4.2Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa... 92

Gambar 4.3 Diagram Persentase Keaktifan Belajar Siswa... 95

Gambar 4.4 Diagram Persentase Kemampuan Awal Siswa... 98

Gambar 4.5 Diagram Persentase Prestasi Belajar Siswa... 101

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... L1

2. Lembar Aktifitas Siswa (LAS)... L14

3. Instrumen Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... L19

4. Instrumen Lembar Observasi Siswa dalam Kelompok... L21

5. Instrumen Lembar Observasi Siswa Secara Umum... L23

6. Instrumen Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran... L25

LAMPIRAN B

1. Soal Tes Kemampuan Awal Siswa dan Jawaban... L29

2. Soal Tes Prestasi Belajar Siswa dan Jawaban... L31

LAMPIRAN C

1. Validitas Soal Tes Prestasi Belajar Siswa... L34

2. Tabel Nilai-nilai r Product Moment... L45

3. Reliabilitas Soal Tes Prestasi Belajar Siswa... L46

LAMPIRAN D

1. Daftar Skor Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... L48

2. Daftar Skor Keaktifan Belajar Siswa... L50

3. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa... L57

4. Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Siswa... L58

LAMPIRAN E

(21)

xix

2. Lembar Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Kelompok... L71

3. Lembar Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa secara Umum... L79

4. Trankrip Wawancara... L85

5. Foto Pelaksanaan Pembelajaran... L92

LAMPIRAN F

1. Contoh Hasil LAS... L94

2. Contoh Hasil Kuisoner Motivasi Belajar... L104

3. Contoh Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa... L110

4. Contoh Hasil Prestasi Belajar Siswa... L113

LAMPIRAN G

1. Surat Ijin Penelitian... L119

2. Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian... L120

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan interaksi antar faktor yang terlibat di dalamnya

guna mencapai tujuan pendidikan. Proses sederhana yang menggambarkan

interaksi unsur pendidikan dapat secara jelas dilihat dalam proses belajar

yang terjadi di lembaga pendidikan formal, tepatnya di kelas, yaitu manakala

guru mengajarkan nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada murid dan karena

murid menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses

belajar (S, Tatang: 2012). Pendidikan bertujuan untuk membantu

perkembangan proses peserta didik ke arah yang lebih baik. Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

Proses belajar yang dilakukan peserta didik tentunya menggunakan kerja

otak. Menurut Sutanto Widura (2008 : 5), otak kiri cenderung bekerja dangan

hal-hal yang berhubungan dengan kata, angka, analisa, logika, perhitungan.

Sedangkan otak kanan berhubungan dengan gambar, irama, dimensi,

imajinasi. Penggunaan otak kiri dan otak kanan secara aktif, sinergis dan

seimbang akan menghasilkan hasil yang lebih baik dibanding penggunaan

salah satu otak saja. Kalimat yang terlalu banyak akan sulit dan lama

(23)

2

motivasi belajar pun akan menurun. Semakin menurun motivasi belajar,

materi pelajaran yang mudah pun akan terasa sulit.

Menurut Hudojo (1988), matematika sebagai ilmu yang berkenaan

dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan

penalarannya deduktif sering dinilai sebagai ilmu yang sulit yang

menyebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.

Selain itu, kurangnya minat siswa bisa timbul akibat bentuk cacatan yang

kerap kali berbentuk kalimat-kalimat yang disusun secara linier ke bawah

atau yang disebut linear note. Menurut Doni Swadarma (2013:4) cara

penulisan berbentuk linear note memiliki beberapa kelemahan, yaitu

monoton, membosankan dan kaku, sulit untuk melihatnya secara utuh, hanya

terpusat pada otak kiri saja, sukar untuk mencari kata kunci dan melihat

hubungan antar subbagian. Kurangnya minat siswa tersebut berdampak pada

kurangnya motivasi belajar sehingga siswa menjadi malas untuk mengikuti

proses pembelajaran sehingga dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar.

Proses pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta masih

berpusat pada guru. Hal tersebut terlihat saat peneliti melakukan observasi di

kelas VIIIB yang juga disetujui oleh guru saat dilakukan wawancara. Guru

mengatakan bahwa masih kesulitan untuk mengaktifkan siswa, pembelajaran

masih sering terpusat pada guru dan beberapa siswa juga masih terlihat

enggan untuk belajar. Hasil observasi menunjukan bahwa ada siswa yang

motivasi belajarnya masih rendah, hal tersebut ditunjukan dari tingkahlaku

siswa yang kurang semangat dan kurang aktif selama pembelajaran. Siswa

(24)

kerap kali tidak mendengarkan penjelasan guru bahkan mengganggu

temannya ketika proses pembelajaran. Pendekatan dan metode pembelajaran

pun masih tradisional, guru masih belum memberikan inovasi pada kegiatan

inti pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan masih sering

didominasi satu arah yaitu dari guru dan metode pembelajaran pun masih

berupa ceramah yang kerap kali membuat siswa bosan.

Permasalahan-permasalahan yang timbul menarik peneliti untuk meneliti

pendekatan pembelajaran dan metode seperti apa yang sesuai untuk lebih

mengaktifkan siswa dan memotivasi siswa sehingga pembelajaran tidak

terpusat pada guru saja. Metode yang diharapkan mampu menyeimbangkan

kerja otak sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar, keaktifan dan

prestasi belajar siswa. Motivasi sebagai suatu pendorong sangat penting

dalam proses pembelajaran, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

dalam belajar akan sulit melakukan aktifitas belajar. Banyak faktor yang

mempengaruhi timbulnya motivasi belajar, salah satunya yaitu pengalaman

belajar. Pengalaman belajar yang menyenangkan akan mendorong individu

untuk semakin memiliki rasa ingin tahu dan ingin mendalami materi yang

diajarkan, hal tersebut tentunya akan berpengaruh pada prestasi belajarnya.

Pengalaman belajar pada proses pembelajaran di kelas berhubungan dengan

pendekatan dan metode pembelajaran yang diterapkan. Pendekatan dan

metode belajar yang menarik akan dapat memotivasi siswa dalam belajar dan

(25)

4

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada

keaktifan siswa. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman pada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai

materi menggunakan pendekatan ilmiah, informasi bisa berasal darimana saja

tidak bergantung informasi searah dari guru (Hosnan, 2014). Pendekatan ini

bertujuan agar peserta didik secara aktif berproses saat pembelajaran

berlangsung, khususnya dalam mengkontruksi suatu konsep, prinsip atau sifat

melalui beberapa tahapan. Pendekatan ini sekiranya sesuai dalam

memberikan ruang pada siswa untuk lebih bereksplorasi dan menyalurkan

pendapat dan/atau kreatifitasnya. Pendekatan ini diharapkan mampu untuk

memunculkan daya tarik dan motivasi bagi peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran.

Metode mind mapping atau metode peta pikiran merupakan metode yang

melatih peserta didik untuk menyajikan materi dengan pemetaan pikiran.

Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif yang akan

memetakan pikiran-pikiran. Peserta didik diajak untuk menuangkan

pengetahuan mereka ke dalam sebuah mind map. Selain mendapatkan

gambaran keseluruhan mengenai materi pelajaran, pada saat yang sama detail

informasi dapat terlihat dengan mudah sehingga informasi yang telah

dikelompokkan tersebut akan mudah diingat. Penggunaan gambar dan

ilustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan dan menyeimbangkan

otak kiri. Kata-kata dalam sebuah mind map juga saling berhubungan dan

menerangkan satu sama lain dengan pusat mind map berada di tengah-tengah

(26)

kertas agar menarik perhatian mata dan otak. Sesuatu yang menarik perhatian

mata dan otak pasti akan menyebabkan mudah fokus (Buzan, Tony: 2008).

Berdasarkan hasil wawancara guru diketahui bahwa salah satu materi

yang kerap kali masih kurang dimengerti siswa khususnya siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP) kelas VIII adalah materi unsur-unsur lingkaran.

Pada tingkat sekolah menengah siswa akan lebih memahami tentang

lingkaran yang tentunya dimulai dengan pemahaman akan unsur-unsur

lingkaran. Kerap kali siswa masih sulit untuk memahami dan membedakan

unsur-unsur lingkaran serta masih sulit untuk menjelaskan hubungan antar

unsur-unsur lingkaran. Penulis mempunyai dugaan bahwa pendekatan

saintifik dengan metode mind mapping pada pembelajaran matematika di

SMP pada materi unsur-unsur lingkaran dapat membantu siswa untuk

mempelajari topik tersebut dengan baik.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan tersebut, maka peneliti

(27)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi

masalah yang muncul yaitu:

1. Metode pembelajaran masih bersifat tradisional (monoton dan

membosankan). Masih cenderung berpusat pada guru.

2. Tingkat motivasi belajar matematika siswa cenderung rendah.

3. Keaktifan belajar siswa di kelas kurang.

4. Prestasi belajar siswa masih rendah.

5. Pemahaman siswa akan materi unsur-unsur lingkaran masih kurang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah,

yaitu:

1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan

saintifik yang dikombinasikan dengan metode mind mapping pada materi

unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

tahun ajaran 2014/2015?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur

1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengikuti mengikuti

pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode

mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?

3. Bagaimana keaktifan belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 selama mengikuti

(28)

pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode

mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?

4. Bagaimana prestasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP 1 Pangudi

Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 setelah mengikuti

pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode

mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan

saintifik yang dikombinasikan dengan metode mind mapping pada materi

unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

tahun ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui motivasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengikuti mengikuti

pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode

mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran.

3. Mengetahui keaktifan belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 selama mengikuti

pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode

mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran.

4. Mengetahui prestasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP 1 Pangudi

(29)

8

pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi

unsur-unsur lingkaran.

E. Penjelasan Istilah

1. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,

sifat atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan dugaan tentang jawaban terhadap masalah

tersebut, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, sifat atau prinsip

yang ditemukan (Hosnan, 2014:34).

2. Mind Mapping

Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif dalam

memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, Tony: 2008:4). Hasil mind

mapping berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang

digunakan untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas,

ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata

kunci ide utama.

3. Motivasi Belajar

Menurut Oemar Hamalik (Djamarah : 2011) motivasi belajar

adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai

(30)

dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktifitas nyata

berupa kegiatan fisik. Motivasi berfungsi sebagai pendorong, penggerak

dan penyeleksi perbuatan. Motivasi belajar akan mempengaruhi prestasi

belajar seseorang, tinggi rendahnya motivasi sering dijadikan indikator

baik-buruknya prestasi belajar seseorang.

4. Keaktifan

Keaktifan adalah proses yang mengikutsertakan siswa dalam

proses pembelajaran. Siswa harus aktif berbuat dalam kegiatan belajar

mengajar(siswa harus melakukan aktifitas). Tanpa aktifitas atau keaktifan

siswa proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik

(A. M., Sadirman, 2007: 97).

5. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang pada umumnya berkenaan

dengan aspek pengetahuan (Arifin:2009, 12). Prestasi belajar sebagai

indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta

didik terhadap materi tertentu. Prestasi belajar bersifat perenial dalam

sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya

manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

(31)

10

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi siswa

Meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan motivasi

belajar dan prestasi belajar siswa.

2. Bagi guru

Metode mind mapping dapat menjadi salah satu referensi metode

pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam mengajarkan

matematika khususnya dengan pendekatan saintifik.

3. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan proses

pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan saintifik

dengan metode mind mapping.

4. Bagi pembaca

Memberikan informasi bagi pembaca tentang penerapan pendekatan

saintifik dengan metode mind mapping dan memberikan masukan serta

referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.

(32)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, ketrampilan,

kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan

berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar bila

dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan atau

usaha yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan atau

usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar,

sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Proses

belajar akan menentukan hasil belajar seseorang (Hudojo: 1988).

B. Belajar Matematika

Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya

memerlukan simbol-simbol. Simbol-simbol itu penting untuk membantu

memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisai

menjamin adanya komunikasi yang mampu memberikan keterangan untuk

membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya

pemahaman terhadap konsep sebelumnya. Simbolisasi barulah berarti bila

suatu simbol dilandasi oleh suatu ide. Proses berpikir terjadi dalam proses

belajar matematika, seseorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan

(33)

12

kegiatan mental. Saat berpikir, seseorang menyusun hubungan-hubungan

antara bagian-bagian informasi yang telah direkam di dalam pikiran orang itu

sebagai pengertian-pengertian (Hudojo: 1988). Pengertian-pengertian tersebut

kemudian ditarik suatu kesimpulan. Proses belajar matematika yang baik

akan membuat subyek yang belajar dapat memahami matematika dengan baik

pula.

C. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, sifat

atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

dugaan tentang jawaban terhadap masalah tersebut, mengumpulkan data

dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, sifat atau prinsip yang ditemukan. Oleh karena

itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk

mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui

observasi, dan bukan hanya diberi tahu (Hosnan, 2014:34).

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan

keterampilan proses, seperti mengamati, mengklarifikasi, mengukur,

meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Pendekatan saintifik sangat

relevan dengan tiga teori belajar, yaitu Bruner, teori Piaget dan teori

Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut teori belajar penemuan. Teori Piaget

(34)

mengatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan

pengembangan skema (suatu skuktur mental atau skruktur kognitif yang

dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi

lingkungan sekitarnya. Sedangkan teori Vygotsky mengatakan bahwa

pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani

tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam

jangkauan kemampuan. Ketiga teori tersebut bersesuaian dengan proses

kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik.

1. Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik

sebagai berikut (Hosnan, 2014: 36):

a. Berpusat pada siswa.

b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengontruksi konsep,

sifat atau prinsip.

c. Melibatkan proses-proses kognitif yang berpotensi merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa.

d. Dapat mengembangkan karakter siswa.

2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan

(35)

14

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah secara sistematik.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa

belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

d. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide.

e. Untuk mengembangkan karakter siswa.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014: 37):

a. Pembelajaran berpusat pada siswa.

b. Pembelajaran membentuk students self concept.

c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, sifat, dan prinsip.

e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa.

f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

belajar guru.

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi.

(36)

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstuksi siswa dalam struktur kognitifnya.

4. Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

a. Mengamati (Observing)

Langkah pertama dalam pembelajaran yaitu mengamati.

Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran

menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka

membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses

belajar. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung

pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta

berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat

perkembangan siswa. Aktivitas belajar yang biasa dilakukan dalam

tahap ini yaitu melihat, mengamati, membaca, mendengar,

menyimak (tanpa dan dengan alat).

b. Menanya (Questioning)

Langkah kedua pada pendekatan ilmiah adalah menanya.

Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan

untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran

kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

(37)

16

sampai ke yang bersifat hipotesis atau dugaan, diawali dengan

bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).

c. Mengumpulkan Informasi (Mengeksplorasi)

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari

bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan

mengumpulkan informasi dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan

dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca buku

yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih

diteliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Adapun kompetensi

yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,

menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,

menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai

cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar.

d. Mengasosiasikan/mengolah Informasi/menalar (Associating)

Langkah berikutnya yaitu menalar. Istilah “menalar” dalam

kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang

dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru

dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses

berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat

diobservasi untuk memperoleh simpulan yang berupa pengetahuan.

e. Mengkomunikasikan

(38)

Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa

yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini diharapkan peserta

didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun

baik bersama-sama dalam kelompok dan/atau secara individu dari

hasil kesimpulan yang dibuat bersama. Kegiatan

mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar

peserta didik dapat mengetahui secara benar apakah jawaban yang

dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Siswa

menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,

diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.

D. Mind Mapping(Peta Pikiran)

Mind mappingadalah cara mencatat yang kreatif dan efektif dalam

memetakan pikiran-pikiran kita. (Buzan, Tony: 2008, 4). Mind map

merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan untuk

menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak

dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan menjadi lebih

mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan

tradisional. Semua mind map mempunyai kesamaan yaitu menggunakan

warna, memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan

(39)

18

Menurut Michael Michalko (Buzan, Tony : 2008, 8) mind map akan

membantu dalam mengaktifkan seluruh otak, memungkinkan kita berfokus

pada pokok bahasan, membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang saling terpisah, memungkinkan untuk mengelompokkan

konsep dan membantu membandingkannya. Mind mapping menggunakan

kemampuan otak akan pengenalan visual, dengan kombinasi warna, gambar,

dan cabang-cabang melengkung.Mind mapping lebih merangsang secara

visual daripada metode pencatatan tradisional yang cenderung linier dan satu

warna. Kemampuan otak kanan dan otak kiri dibutuhkan dalam pembuatan

mind map.

Menurut Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul “Mind Maps For

Kids”, disebutkan bahwa mind mapping akan membantu anak untuk

membebaskan imajinasi dan menggali ide-ide, lebih mudah mengingat fakta

dan angka, membuat catatan yang lebih jelas dan mudah dipahami,

berkonsentrasi dan lebih menghemat waktu.

Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk

mendorong peserta didik mencatat hanya menggunakan kata kunci dan

gambar. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak

kiri dan kanan yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk

memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind

mapping berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan

untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang

lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.

(40)

1. Kesesuaian Mind Mapping dengan Beberapa Teori

Kesesuaian mind mapping dengan beberapa teori adalah sebagai

berikut:

a. Teori Konstruktivisme Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang

memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana

anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas

melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.

Menurut Swadarma (2013: 26) mind mappingsesuai dengan teori

konstruktivisme Piaget, yaitu:

1) Peserta didik dapat menuangkan ide mereka berdasarkan

pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dalam mind map

sesuai kreativitas masing-masing.

2) Mind mapping memberikan ruang kognitif yang besar melalui

analisis yang dibuat sebanyak mungkin.

3) Mind mapping menggambarkan dan mengkomunikasikan cara

berpikir yang terstruktur.

4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir

tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan

(41)

20

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba

gagasan baru.

6) Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang

telah dimiliki peserta didik.

7) Mendorong peserta didik untuk lentur terhadap perubahan

gagasan.

8) Mengutamakan lingkungan belajar yang kondusif.

b. Teori Kecerdasan Berganda Gardner

Teori Gardner menjelaskan ada delapan macam kecerdasan

manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical),

logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial),

kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal),

interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Menurut

Swadarma (2013: 34) mind mappingsesuai dengan teori kecerdasan

berganda Gadner, yaitu:

1) Anak yang cerdas berbahasa sangat cocok belajar menggunakan

mind mapping karena dalam pembuatannya mind

mapmenggunakan keyword.

2) Anak yang cerdas intrapersonal bila menggunakan mind

mapping dapat menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya

dengan maksimal.

(42)

3) Anak yang cerdas visual-spasial sangat cocok belajar

menggunakan mind mapping karena mind mapping banyak

menggunakan gambar dan warna.

4) Setiap anak bersifat unik, seperti pembuatan mind map.

5) Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan gaya belajar yang tepat.

c. Teori Discovery Bruner

Teori belajar Bruner mengatakan bahwa kegiatan belajar akan

berjalan baik dan kreatif jika anak dapat menemukan sendiri suatu

aturan atau kesimpulan tertentu.Menurut Swadarma (2013: 59) mind

mappingsesuai dengan teori discovery Bruner, yaitu:

1) Bruner menekankan pada keterlibatan lingkungan nyata pada

peserta didik agar mereka tak mengalami sekat antara ilmu yang

tengah dipelajari dengan dunia yang sesungguhnya, sedangkan

mind mappingsangat lentur dan terbuka dalam mengakomodir

setiap informasi yang satu dengan yang lainnya.

2) Mind mapbisa dijadikan alat intruksional Bruner yang mampu

menyajikan suatu informasi dalam urutan teratur, padat,

sederhana dan lugas.

2. Kegunaan Mind Mapping

Menurut Doni Swadarma (2013:8) kegunaan mind mapping adalah

(43)

22

a. Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk berbagai

kemampuan secara sistematis.

b. Mengembangkan dan menganalisis ide/pengetahuan seperti yang

biasa dilakukan pada saat proses belajar mengajar.

c. Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang ide

dan gagasan.

d. Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan yang

mungkin.

e. Mempermudah proses brainstroming karena ide dan gagasan yang

selama ini tidak mudah direkam maka menjadi mudah dituangkan di

atas selembar kertas.

f. Dapat melihat gambaran besar dari suatu gagasan.

g. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan.

h. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit,

panjang dan tak mudah dilihat menjadi lebih mudah.

i. Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap penting

dan sesuai tujuan.

j. Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran

karena dapat melihat keterkaitan antartopik yang satu dengan yang

lainnya.

k. Mengasah kemampuan kerja otak karena mindmappingpenuh dengan

unsur kreatifitas.

(44)

3. Keunggulan Mind Mapping

Keunggulan mind mapping (Swadarma, 2013:9) adalah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan.

b. Memaksimalkan sistem kerja otak.

c. Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan

informasi yang dapat disajikan.

d. Memacu kreatifitas, sederhana dan mudah dibuat.

e. Sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan mudah.

f. Menarik dan mudah tertangkap mata (eye cathing).

g. Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah.

4. Aturan pembuatan Mind Map

Aturan-aturan dalam pembuatan mind map menurut Ervin Sujanto

(2011:66-67) adalah sebagai berikut:

a. Membuat mind map selalu diawali dari bagian tengah kertas kosong

yang diletakkan secara horizontal karena ditujukan untuk memberi

kebebasan pada otak kita untuk menyebar ke segala arah dengan

lebih bebas dan alami.

b. Foto dan gambar yang kreatif serta lucu dibutuhkan untuk membantu

(45)

24

c. Warna sangat dianjurkan digunakan karena bagi otak warna sangat

menarik dan menambah energi bagi pemikiran yang lebih kreatif dan

menyenangkan.

d. Cabang-cabang utama harus berhubungan dengan gambar pusat dan

seterusnya untuk tiap tingkat karena otak senang mengaitkan dua,

tiga, hingga empat hal sekaligus dan ini akan sangat membantu kita

dalam mengingat.

e. Buatlah cabang dengan tingkat ketebalan yang berbeda untuk tiap

tingkatan, jadi semakin jauh dari sentral semakin tipis gambar

cabang yang dibuat. Buat cabang dengan garis melengkung karena

garis melengkung akan lebih menyenangkan bagi otak bila

dibandingkan dengan garis lurus yang tentunya akan membosankan

bagi otak.

f. Gunakan kata kunci tunggal untuk setiap ide karena kata kunci akan

membebaskan dan merangsang kita untuk lebih dapat memicu suatu

ide dan pikiran baru jika dibandingkan dengan sebuah kalimat atau

ungkapan yang pasti akan menghambat keluarnya ide kreatif kita.

5. Langkah-langkah PembuatanMind Map

Langkah-langkah dalam membuat mind map (Sujanto, 2011: 68)

adalah sebagai berikut:

a. Tahap pertama

(46)

Pertama-tama ambil selembar kertas gambar dan beberapa

spidol warna-warni, ditengah-tengah kertas buatlah sebuah gambar

kreatif yang menggambarkan tentang gagasan utama dari mind

mapping yang akan dibuat.

b. Tahap kedua

Gambarlah beberapa cabang yang memancar keluar dari gambar

sentral. Cabang-cabang ini merupakan subtopik (gagasan lanjutan)

yang merupakan anak gagasan atau perincian dari pikiran utama.

c. Tahap ketiga

Kembangkan mind mappingyang dibuat dengan menambah

subtopik pada cabang-cabangnya. Susunlah cabang-cabang tersebut

secara melengkung dan menyebar sehingga mempermudah untuk

membuat cabang tingkat selanjutnya.

6. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode mind mapping

menurut Ridwan Abdullah Sani (2013:241) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi

oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif

jawaban

c. Bentuk kelompok 2-3 orang.

d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil

(47)

26

e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil

diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan

sesuai kebutuhan.

f. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan

alternatif jawaban yang telah didiskusikan.

g. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide

pemetaan konsep berpikirnya.

h. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi

perbandingan sesuai konsep yang disediakan.

E. Perbedaan Peta Pikiran (Mind Map) dengan Peta Konsep (Concept Map)

Peta konsep (concept map) adalah ilustrasi grafis konkret yang

mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke

konsep-Gambar 2.1 Contoh Mind Map Tentang Global Warming

(48)

konsep lain pada kategori yang sama. Peta konsep disusun secara hierarki,

artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, makin ke

bawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif

(Trianto, 2009: 159). Peta konsep meminta peserta didik mensintesis atau

membuat satu diagram gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama

yang saling berhubungan, yang ditandai dengan garis panah ditulis level yang

membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu (Zaini,

2008:168). Mind map berbeda dengan concept map. Berdasarkan pengertian

mind map dan concept map yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa

perbedaan keduanya terletak pada isi peta (map) yang dihasilkan. Isi concept

map lebih terbatas yaitu lebih menekankan pada konsep-konsep suatu topik,

sedangkan isi mind map lebih bersifat terbuka dan tidak terbatas. Saat

pembuatmind mapsiswa bebas menuangkan pemikirannya dalam mind map

yang tentunyaterkaitdengan topik yang dibicarakan.Selain itu, dalam

pembuatannya bentuk concept mapcenderung seperti diagram menunjukan

hubungan yang digambarkan dari atas ke bawah, sedangkan dalam mind map

(49)

28

F. Motivasi Belajar

Motivasi belajar berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut dapat bertindak atau berbuat (B, Hamzah, 2008: 3). Motif tidak dapat

diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tindakan dan

lakukan, berupa rangsangan, dorongan, pembangkit tenaga munculnya

tingkah laku tertentu. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang

untuk melakukan aktifitas demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian,

motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam

memenuhi kebutuhannya.

Menurut Hamzah B. (2008:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal

yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara

relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi

(50)

belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya

yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat

untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (A. M., Sardiman, 2007:

75). Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi

belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang

belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan

besar dalam belajar.

1. Teori tentang motivasi

Para ahli mengemukakan beberapa teori tentang motivasi, yaitu:

a. Teori Humanistik

Menurut Purkey (Prayitno, 1989: 49) para ahli teori humanistik

percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang berasal

dari dalam diri masing-masing oleh individu sepanjang waktudan

dimanapun ia berada. Motivasi tampil dalam bentuk tingkah laku

yang merupakan keinginan dasar yang mendorong individu

mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri, yang

paling penting untuk meningkatkan motivasi siswa menurut kaum

(51)

30

secara pribadi dan memungkinkan mereka menemukan sesuatu yang

berarti melalui bekerja serta menghormati atau menghargai siswa

sebagai manusia yang mempunyai potensi dan keinginan sendiri

untuk belajar.

b. Teori Behavioristik

Ahli-ahli behavioristik yakin bahwa motivasi dikontrol oleh

lingkungan. Suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila

konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu,

yaitu menjadi suka atau tidak suka. Oleh karena dalam pandangan

behavioristik motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan, maka

tergantung pada gurulah pengaturan lingkungan kelas sehingga

siswa-siswa termotivasi dalam belajar (Prayitno, 1989: 52).

2. Fungsi Motivasi Belajar

Fungsi motivasi dalam belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah

(2011:157) yaitu:

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong mempengaruhi

sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

(52)

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik

merupakan suatu kekuataan yang tak terbendung, yang kemudian

terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini anak didik sudah

melakukan aktifitas belajar.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford (Djamarah, 2011: 169-170) ada

empat upaya yang dapat dilakukan guru untuk memotivasi belajar siswa.

a. Menggairahkan anak didik

Guru harus berusaha untuk menghindari hal-hal yang monoton

dan membosankan dalam kegiatan rutin sehari-hari.

b. Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang

realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak

realistis.

(53)

32

Guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik atas

keberhasilannya sehingga anak didik terdorong untuk melakukan

usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

d. Mengarahkan perilaku peserta didik

Guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik

yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.

4. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Menurut Sardiman A. M. (2008: 102), ada beberapa ciri motivasi

belajar yaitu:

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin/mekanis

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2007: 187), motivasi para

remaja ditandai oleh:

a. Harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah

Remaja memiliki harapan untuk dapat menyelesaikan masalah

yang ia hadapi.

b. Tinjauan masa depan yang optimis dan prestasi akademis

Remaja mempunyai harapan yang positif dan optimis khususnya

dalam berprestasi akademis.

(54)

c. Dorongan sosial

Remaja memiliki dorongan untuk melakukan usaha dalam

hubungannya bersama oranglain.

d. Dorongan aktifitas

Remaja terdorong untuk melakukan aktifitas.

e. Dorongan untuk merasa aman

Remaja mempunyai motif yang kuat untuk mengembangkan minat,

berdiri sendiri, mengubah status sosial dan mengembangkan emosi

yang normal.

f. Dorongan untuk mastery

Adanya dorongan untuk penguasaan.

g. Dorongan untuk dihargai

Remaja membutuhkan pengakuan dan pujian untuk menghargai

kemajuannya.

h. Dorongan untuk dimiliki

Perasaan remaja untuk hidup berkelompok dan merasa di miliki

oleh orang lain.

Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

ciri-ciri seseorang memiliki motivasi belajar yaitu:

a. Tekun dalam melaksanakan tugas

b. Tidak mudah putus asa

c. Memiliki keinginan untuk belajar dan/atau berprestasi

(55)

34

e. Dapat bekerja atau belajar secara mandiri

f. Menyukai sesuatu yang berbeda yang menarik

g. Memiliki keberanian untuk tampil

h. Membutuhkan pengakuan dan pujian

G. Keaktifan

Keaktifan adalah proses yang mengikutsertakan siswa dalam proses

pembelajaran. Siswa harus aktif berbuat dalam kegiatan belajar mengajar

(siswa harus melakukan aktifitas). Tanpa aktifitas atau keaktifan siswa proses

belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sadirman, 2007:

97).

Menurut Paul B. Diedrich (Sadirman, 2008: 101), macam-macam

kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan oranglain.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

c. Listening activities, sebagai contohmendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

(56)

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model reparasi, bermain, berkebun,

beternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

h. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

semangat, berani, tenang, gugup.

Aktifitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Kalau

berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam pembelajaran,

maka pembelajaran akan lebih dinamis, tidak membosanan dan benar-benar

menjadi pusat aktifitas belajar yang maksimal.

H. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang pada umumnya berkenaan

dengan aspek pengetahuan (Arifin:2009, 12). Prestasi belajar sebagai

indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik

terhadap materi tertentu. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang

bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing.

(57)

36

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai

umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern yaitu indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan. Indikator ekstern yaitu indikator tingkat kesuksesan

peserta didik di masyarakat.

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik.

Prestasi belajar bermanfaat bagi umpan balik bagi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu

melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan kepada peserta didik.

Seperti yang dikemukakan Cronbach (Arifin: 2009,12) bahwa kegunaan

prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru

dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan

penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau

penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan

kebijakan sekolah.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Mind Map Tentang Global Warming
Gambar 2.2 Contoh Concept Map Tentang Pengolahan Data
Gambar 2.3 Lingkaran P
Gambar 2.4 Lingkaran O
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada unsur kualitas pelayanan kenyamanan lingkungan dan ketersediaan sarana prasarana pelayanan didapatkan hasil bahwa tingkat kinerja yang dilakukan oleh pihak

Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan.. siap dibuahi

mencari jawapan kepada soalan yang muncul dalam otak mereka, contohnya semasa murid merasakan jenis tanih yang berlainan, mereka mungkin akan menanya kenapa ia berbeza. •

Faktor tersebut adalah penyiapan lahan yang tidak terkendali dengan cara membakar, termasuk juga karena kebiasaan masyarakat dalam membuka lahan, kebakaran yang tidak disengaja,

ANALISIS PENGGUNAAN KEIGO DALAM LINGKUNGAN KERJA PADA FILM KENCHOU OMOTENASHI KA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Setelah melaksanakan proses pembelajaran pendidik memberikan masukan pada peserta didik terkait materi yang telah dipelajari, sehingga materi yang diajarkan dapat terserap

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS.. Survei: Guru-guru Sekolah Menengah Atas

Setelah melaksanakan Praktek Belajar Klinik ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan proses keperawatan pada pasien dewasa yang mengalami gangguan pada sistem