ABSTRAK
Yuliana Pebri Heriawati. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Metode Mind Mapping pada Pembelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Ditinjau dari Motivasi, Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping, motivasi belajar siswa, keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika pada materi unsur-unsur lingkaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriprif. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta Lembar Aktifitas Siswa (LAS) dan instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan keaktifan, kuisoner motivasi belajar, dan wawancara. Sedangkan instrumen pengumpulan data berupa tes meliputi Tes Kemampuan Awal (TKA) dan Tes Prestasi Belajar (TPB). Sebelum digunakan, semua instrumen dikonsultasikan dengan pakar dan untuk Tes Prestasi Belajar (TPB) juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Semua instrumen sudah dinyatakan memenuhi syarat yang ditetapkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mapping materi unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dapat terlaksana dengan baik dengan persentase keterlaksanaan sebesar 86,875%. (2) Motivasi belajar siswa tergolong tinggi dengan persentase motivasi belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 18,92% dan persentase pada kategori tinggi sebesar 81,08%. (3) Keaktifan belajar siswa tergolong sangat aktif dengan persentase keaktifan belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 56,76% dan pada kategori tinggi sebesar 43,24%. (4) Prestasi belajar siswa pada materi unsur-unsur lingkaran tergolong baik dengan nilai rata-rata72,1. Persentase prestasi belajar siswa pada kategori sangat baik sebesar 37,84%, persentase prestasi belajar siswa pada kategori baik sebesar 35,13%, persentase pada kategori cukup sebesar 18,92% dan persentase pada kategori kurang sebesar 8,11%.
Kata kunci: Pendekatan saintifik, mind mapping, keaktifan, prestasi belajar, unsur-unsur lingkaran.
Yuliana Pebri Heriawati, 2015. The Application of Scientific Approach with Mind Mapping Method in Learning Mathematics in SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Reviewed on Motivation, Activeness and Student’ Learning Achievement. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University in Yogyakarta.
This research is aimed to know the feasibility application of scientific approach with mind mapping method, students's motivation, activity and student achievement in math learning of the material elements of the circle. This research is a quantitative deskriprif. The research was conducted in the second semester of the academic year 2014/2015. The subjects of this study were students of class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
The instrument in this research include learning instruments such as Learning Lesson Plan (RPP) and Student Activity Sheet (LAS) and the data collection instruments such non-test incude the realization of Learning Lesson Plan (RPP), observation sheets, learning motivation questionnaire, and interviews. While the data collection instruments such tests include Early Ability Test (TKA) and Achievement Tests (TPB). Prior to use, all instruments were consulted by experts and for Achievement Tests (TPB) also tested the validity and reliability. All the instruments have been found to comply with the specified requirements.
The results showed that (1) Application of the scientific approach to mind mapping methods of the material elements of the circle in class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta can be done well with realization percentage of 86.875%. (2) Students' learning motivation is high with the percentage learning motivation on the very high category at 18.92% and the percentage on the high category at 81.08%. (3) The activeness participation of students classified as very active with learning activeness percentage in the very high category at 56.76% and the high category at 43.24%. (4) Student’ learning achievement on the material elements of the circle quite well with the average value 72,1. The percentage of student’ learning achievement on the very good category at 37.84%, the percentage of student’ learning achievement on the good categoriy at 35,13%, the percentage in enough categories at 18.92% and the percentage in the low category at 8.11%.
i
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN METODE MIND MAPPINGPADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA DITINJAU DARI MOTIVASI, KEAKTIFAN,
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
YULIANA PEBRI HERIAWATI NIM: 111414052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang
apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur
(Filipi 4: 6)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku
(Filipi 4: 13)
Dengan Penuh Cinta dan Rasa Syukur
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Kedua orangtuaku, adikku, dan Mas Awang
Seluruh keluarga besar dan sahabat-sahabatku
v
vii
ABSTRAK
Yuliana Pebri Heriawati. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Metode Mind Mappingpada Pembelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Ditinjau dari Motivasi, Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingserta motivasi belajar, keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan dan metode tersebut pada materi unsur-unsur lingkaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang bersifat deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan keaktifan, kuisoner motivasi belajar, dan wawancara. Sedangkan instrumen pengumpulan data berupa tes meliputi Tes Kemampuan Awal (TKA) dan Tes Prestasi Belajar (TPB). Sebelum digunakan, semua instrumen dikonsultasikan dengan dua pakar, yaitu dosen pembimbing dan guru matematika di Kelas VIII B. Tes Prestasi Belajar (TPB) dilakukan juga uji validitas dan reliabilitas. Semua instrumen sudah dinyatakan memenuhi syarat yang ditetapkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Penerapan pendekatan saintifik dengan metode mind mappingpada materi unsur-unsur lingkaran di Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dapat terlaksana dengan baik dengan persentase keterlaksanaan sebesar 86,46%. (2) Motivasi belajar siswa tergolong tinggi dengan persentase motivasi belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 10,81%, persentase pada kategori tinggi sebesar 72,97% dan persentase pada kategori sedang sebesar 16,22%. (3) Siswa tergolong sangat aktif dengan persentase keaktifan belajar pada kategori sangat tinggi sebesar 56,76% dan pada kategori tinggi sebesar 43,24%. (4) Prestasi belajar siswa pada materi unsur-unsur lingkaran secara keseluruhan tergolong baik dengan nilai rata-rata 72,1; dengan rincianpersentase prestasi belajar siswa pada kategori sangat baik sebesar 37,84%, persentase prestasi belajar siswa pada kategori baik sebesar 35,13%, persentase pada kategori cukup sebesar 18,92% dan persentase pada kategori kurang sebesar 8,11%.
Kata kunci: Pendekatan saintifik, mind mapping,motivasi belajar, keaktifan, prestasi belajar, unsur-unsur lingkaran.
viii
ABSTRACT
Yuliana Pebri Heriawati, 2015. The Implementation of Scientific Approach using Mind Mapping Method in the Teaching of Mathematics in SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,based on Motivation, Activeness and Students’ Learning Achievement of Students. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This researchwasaimed to know the implementation of scientific approach using mind mapping method on the basis of learning motivation, activeness and students’ learning achievement in mathematics learning on the topic of the elements of a circle. This research was anexplorative and descriptive research. The research was conducted in the second semester of the academic year 2014/2015. The subjects of this study were students of Class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
The instruments in this research included learning instruments such as Lesson Implementation Plan (RPP). The data collection instruments were in the form of non-tests, includingthe implementation of LessonImplementation Plan (RPP), observation sheets, learning motivation questionnaire, and interviews. The data collection instruments were in the formof tests,including Initial Ability Test (TKA) and Achievement Test (TPB). Before being used, all instruments were consulted to experts, namely the research supervisor and the mathematics teacher for Class VIII B.The validity and reliability ofthe Achievement Tests (TPB) were also investigated. All the instruments had been found to comply with the specified requirements.
The results showed that: (1) The implementation of the scientific approach using mind mapping methodon the topic of the elements of a circle in Class VIII B of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta had been done well with the implementation percentage of 86.46%. (2) Some students' learning motivation was high, with the percentage of learning motivation score was in the very high category. The number of those students was 10.81%, the percentage of students who werein the high category was 72.97% and the percentangeof students in the fair category was 16,22%. (3) Some students wereclassified as very active with the learning activeness percentage being in the very high category. The number of those students was 56.76%, and the percentage of students who were in the high category was 43.24%; (4) Students’ learning achievement on the topic of the elements of a circle wasgood with the average grade of 72,1. The percentage of students’ whose learning achievement was in the very good category was 37.84%, the percentage of students’ whose learning achievement was in the good category was 35,13%,and the percentage of students in the fair category was 18.92%, and the percentage of students who were in the poor categorywas 8.11%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Metode Mind Mapping pada Pembelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Ditinjau dari Motivasi, Keaktifan,
dan Prestasi Belajar Siswa” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika.
Selama proses penyusunan skipsi ini, penulis mendapatkan banyak
pengalaman, hambatan dan rintangan. Namun berkat kuasa Tuhan dan berkat
bantuan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan skipsi ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran yang dengan sabar membimbing
penulis dalam penyusunan skipsi ini.
x
4. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat JPMIPA atas segala bantuan dan
pelayanan yang diberikan.
5. Br. Yosep Anton Utmiyadi FIC, S.S., selaku kepala SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
6. Ibu Melania Eva Wulanningtyas, S. Pd., selaku guru bidang studi matematika
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah membantu dan membimbing
penulis selama proses penelitian.
7. Siswa-siswi kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran
2015/2016 sebagai subjek penelitian yang telah membantu penulis selama
melakukan penelitian.
8. Bapak Herigogo dan Ibu Victoria Tri Mawarti, orangtuayang kucintai yang
selalu memotivasi dan mendukung penulis baik dari segi moril maupun
materil.
9. Adikku Yanuarius Hermawan yang selalu memberikan semangat dan
keceriaan kepada penulis.
10.Allexander Gumawang yang dengan cintanya selalu memotivasi dan
mendukung penulis selama penulisan skipsi ini.
11.Keluarga besar di Jawa dan Kalimantan yang telah turut memberikan doa dan
dukungannya.
12.Sahabat- sahabatku Putri, Mita, Reta, Erica, Naldys, Neri, Yunda, Yoanna,
Vonti, Prapti, Veni, Singgih, Igor, Sabma, Septi, Rida, Ana, Dani, Elsadan
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah... 6
C. Rumusan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Penjelasan Istilah... 8
xiii BAB II. LANDASAN TEORI
A. Belajar ... 11
B. Belajar Matematika... 11
C. Pendekatan Saintifik... 12
D. Mind Mapping (Peta Pikiran)... 17
E. Perbedaan Peta Pikiran (Mind Map) dengan Peta konsep (Concep Map)... 26
F. Motivasi Belajar... 27
G. Keaktifan... 33
H. Prestasi Belajar... 34
I. Materi Pembelajaran... 37
J. Kerangka Berpikir... 44
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 46
B. Subjek Penelitian... 46
C. Objek Penelitian... 46
D. Perumusan Variabel-variabel... 47
E. Bentuk Data... 47
F. Metode Pengumpulan Data... 48
G. Instrumen Penelitian... 50
H. Metode/ Teknik Analisis Data... 60
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 66
xiv
J. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 68
BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian... 69
B. Penyajian Data... 80
C. Analisis Data... 86
D. Pembahasan...116
E. Kelemahan-kelemahan Pembelajaran yang Menggunakan Pendektan Saintifik dengan Metode Mind Mapping... 123
F. Keterbatasan-keterbatasan Selama Penelitian... 124
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 125
B. Saran... 127
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan Antar Unsur-Unsur Lingkaran... 43
Tabel 3.1 Rencana Pembelajaran... 51
Tabel 3. 2 Indikator Angket Motivasi Belajar... 52
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Observasi Kerja Kelompok... 55
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal... 53
Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar... 55
Tabel 3.6 Skor Maksimal Per Butir Soal Tes Kemampuan Awal...60
Tabel 3.7 Kategori Nilai Tes ... 60
Tabel 3. 8 Skor Maksimal Per Butir Soal Tes Prestasi... 61
Tabel 3.9 Kategori Persentase... 62
Tabel 3. 10 Kriteria Penilaian Angket Motivasi... 63.
Tabel 3. 11 Pedoman Analisis Hasil Wawancara... 64
Tabel 3. 12 Penjadwalan Penelitian... 68
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar... 69
Tabel 4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran... 80
Tabel 4.3 Hasil Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... 82
Tabel 4.4 Keaktifan Siswa Saat Kerja Kelompok... 83
Tabel 4.5 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa... 84
Tabel 4. 6 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa... 85
Tabel 4. 7 Analisis Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... 90
Tabel 4. 8 Persentase Banyak Siswa Sesuai Motivasi Belajar... 91
xvi
Tabel 4. 9 Analisis Keaktifan Belajar Siswa... 93
Tabel 4. 10 Persentase Banyak Siswa Sesuai Keaktifan Belajar... 94
Tabel 4.11 Analisis Kemampuan Awal Siswa... 96
Tabel 4.12 Persentase Banyak Siswa Sesuai Kemampuan Awal... 97
Tabel 4.13 Analisis Tes Prestasi Belajar Siswa... 99
Tabel 4. 14 Persentase Banyak Siswa Sesuai Prestasi Belajar... 100
Tabel 4.15 Hasil Wawancara... 102
Tabel 4.16 Hasil Observasi Umum Pertemuan Pertama... 112
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Mind Map Tentang Global Warming... 26
Gambar 2.2 Contoh Concept Map Tentang Pengolahan Data... 28
Gambar 2.3 Lingkaran P... 37
Gambar 2.4 Lingkaran O dengan busur minor ̂... 38
Gambar 2.5 Lingkaran Pdengan busur mayor ̂... 38
Gambar 2.6 Lingkaran Pdengan jari-jari ̅̅̅̅... 39
Gambar 2.7 Lingkaran P dengan diameter ̅̅̅̅... 39
Gambar 2.8 Lingkaran P dengan tali busur ̅... 40
Gambar 2.9 Lingkaran O dengan Apotema ̅̅̅̅... 41
Gambar 2.10 Lingkaran O dengan juring minor AOB... 41
Gambar 2.11 Lingkaran Pdengan juring mayor JPG... 41
Gambar 2.12 Lingkaran O dengan tembereng minor AB... 42
Gambar 2.13 Lingkaran P dengan tembereng mayor JG... 42
Gambar 2.14 Lingkaran O dengan Sudut pusat AOB... 43
Gambar 4.1 Contoh Hasil Mind Map Karya Siswa... 79
Gambar 4.2Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa... 92
Gambar 4.3 Diagram Persentase Keaktifan Belajar Siswa... 95
Gambar 4.4 Diagram Persentase Kemampuan Awal Siswa... 98
Gambar 4.5 Diagram Persentase Prestasi Belajar Siswa... 101
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... L1
2. Lembar Aktifitas Siswa (LAS)... L14
3. Instrumen Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... L19
4. Instrumen Lembar Observasi Siswa dalam Kelompok... L21
5. Instrumen Lembar Observasi Siswa Secara Umum... L23
6. Instrumen Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran... L25
LAMPIRAN B
1. Soal Tes Kemampuan Awal Siswa dan Jawaban... L29
2. Soal Tes Prestasi Belajar Siswa dan Jawaban... L31
LAMPIRAN C
1. Validitas Soal Tes Prestasi Belajar Siswa... L34
2. Tabel Nilai-nilai r Product Moment... L45
3. Reliabilitas Soal Tes Prestasi Belajar Siswa... L46
LAMPIRAN D
1. Daftar Skor Kuisoner Motivasi Belajar Siswa... L48
2. Daftar Skor Keaktifan Belajar Siswa... L50
3. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa... L57
4. Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Siswa... L58
LAMPIRAN E
xix
2. Lembar Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Kelompok... L71
3. Lembar Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa secara Umum... L79
4. Trankrip Wawancara... L85
5. Foto Pelaksanaan Pembelajaran... L92
LAMPIRAN F
1. Contoh Hasil LAS... L94
2. Contoh Hasil Kuisoner Motivasi Belajar... L104
3. Contoh Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa... L110
4. Contoh Hasil Prestasi Belajar Siswa... L113
LAMPIRAN G
1. Surat Ijin Penelitian... L119
2. Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian... L120
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan interaksi antar faktor yang terlibat di dalamnya
guna mencapai tujuan pendidikan. Proses sederhana yang menggambarkan
interaksi unsur pendidikan dapat secara jelas dilihat dalam proses belajar
yang terjadi di lembaga pendidikan formal, tepatnya di kelas, yaitu manakala
guru mengajarkan nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada murid dan karena
murid menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses
belajar (S, Tatang: 2012). Pendidikan bertujuan untuk membantu
perkembangan proses peserta didik ke arah yang lebih baik. Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.
Proses belajar yang dilakukan peserta didik tentunya menggunakan kerja
otak. Menurut Sutanto Widura (2008 : 5), otak kiri cenderung bekerja dangan
hal-hal yang berhubungan dengan kata, angka, analisa, logika, perhitungan.
Sedangkan otak kanan berhubungan dengan gambar, irama, dimensi,
imajinasi. Penggunaan otak kiri dan otak kanan secara aktif, sinergis dan
seimbang akan menghasilkan hasil yang lebih baik dibanding penggunaan
salah satu otak saja. Kalimat yang terlalu banyak akan sulit dan lama
2
motivasi belajar pun akan menurun. Semakin menurun motivasi belajar,
materi pelajaran yang mudah pun akan terasa sulit.
Menurut Hudojo (1988), matematika sebagai ilmu yang berkenaan
dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan
penalarannya deduktif sering dinilai sebagai ilmu yang sulit yang
menyebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.
Selain itu, kurangnya minat siswa bisa timbul akibat bentuk cacatan yang
kerap kali berbentuk kalimat-kalimat yang disusun secara linier ke bawah
atau yang disebut linear note. Menurut Doni Swadarma (2013:4) cara
penulisan berbentuk linear note memiliki beberapa kelemahan, yaitu
monoton, membosankan dan kaku, sulit untuk melihatnya secara utuh, hanya
terpusat pada otak kiri saja, sukar untuk mencari kata kunci dan melihat
hubungan antar subbagian. Kurangnya minat siswa tersebut berdampak pada
kurangnya motivasi belajar sehingga siswa menjadi malas untuk mengikuti
proses pembelajaran sehingga dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar.
Proses pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta masih
berpusat pada guru. Hal tersebut terlihat saat peneliti melakukan observasi di
kelas VIIIB yang juga disetujui oleh guru saat dilakukan wawancara. Guru
mengatakan bahwa masih kesulitan untuk mengaktifkan siswa, pembelajaran
masih sering terpusat pada guru dan beberapa siswa juga masih terlihat
enggan untuk belajar. Hasil observasi menunjukan bahwa ada siswa yang
motivasi belajarnya masih rendah, hal tersebut ditunjukan dari tingkahlaku
siswa yang kurang semangat dan kurang aktif selama pembelajaran. Siswa
kerap kali tidak mendengarkan penjelasan guru bahkan mengganggu
temannya ketika proses pembelajaran. Pendekatan dan metode pembelajaran
pun masih tradisional, guru masih belum memberikan inovasi pada kegiatan
inti pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan masih sering
didominasi satu arah yaitu dari guru dan metode pembelajaran pun masih
berupa ceramah yang kerap kali membuat siswa bosan.
Permasalahan-permasalahan yang timbul menarik peneliti untuk meneliti
pendekatan pembelajaran dan metode seperti apa yang sesuai untuk lebih
mengaktifkan siswa dan memotivasi siswa sehingga pembelajaran tidak
terpusat pada guru saja. Metode yang diharapkan mampu menyeimbangkan
kerja otak sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar, keaktifan dan
prestasi belajar siswa. Motivasi sebagai suatu pendorong sangat penting
dalam proses pembelajaran, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar akan sulit melakukan aktifitas belajar. Banyak faktor yang
mempengaruhi timbulnya motivasi belajar, salah satunya yaitu pengalaman
belajar. Pengalaman belajar yang menyenangkan akan mendorong individu
untuk semakin memiliki rasa ingin tahu dan ingin mendalami materi yang
diajarkan, hal tersebut tentunya akan berpengaruh pada prestasi belajarnya.
Pengalaman belajar pada proses pembelajaran di kelas berhubungan dengan
pendekatan dan metode pembelajaran yang diterapkan. Pendekatan dan
metode belajar yang menarik akan dapat memotivasi siswa dalam belajar dan
4
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada
keaktifan siswa. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman pada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, informasi bisa berasal darimana saja
tidak bergantung informasi searah dari guru (Hosnan, 2014). Pendekatan ini
bertujuan agar peserta didik secara aktif berproses saat pembelajaran
berlangsung, khususnya dalam mengkontruksi suatu konsep, prinsip atau sifat
melalui beberapa tahapan. Pendekatan ini sekiranya sesuai dalam
memberikan ruang pada siswa untuk lebih bereksplorasi dan menyalurkan
pendapat dan/atau kreatifitasnya. Pendekatan ini diharapkan mampu untuk
memunculkan daya tarik dan motivasi bagi peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Metode mind mapping atau metode peta pikiran merupakan metode yang
melatih peserta didik untuk menyajikan materi dengan pemetaan pikiran.
Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif yang akan
memetakan pikiran-pikiran. Peserta didik diajak untuk menuangkan
pengetahuan mereka ke dalam sebuah mind map. Selain mendapatkan
gambaran keseluruhan mengenai materi pelajaran, pada saat yang sama detail
informasi dapat terlihat dengan mudah sehingga informasi yang telah
dikelompokkan tersebut akan mudah diingat. Penggunaan gambar dan
ilustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan dan menyeimbangkan
otak kiri. Kata-kata dalam sebuah mind map juga saling berhubungan dan
menerangkan satu sama lain dengan pusat mind map berada di tengah-tengah
kertas agar menarik perhatian mata dan otak. Sesuatu yang menarik perhatian
mata dan otak pasti akan menyebabkan mudah fokus (Buzan, Tony: 2008).
Berdasarkan hasil wawancara guru diketahui bahwa salah satu materi
yang kerap kali masih kurang dimengerti siswa khususnya siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) kelas VIII adalah materi unsur-unsur lingkaran.
Pada tingkat sekolah menengah siswa akan lebih memahami tentang
lingkaran yang tentunya dimulai dengan pemahaman akan unsur-unsur
lingkaran. Kerap kali siswa masih sulit untuk memahami dan membedakan
unsur-unsur lingkaran serta masih sulit untuk menjelaskan hubungan antar
unsur-unsur lingkaran. Penulis mempunyai dugaan bahwa pendekatan
saintifik dengan metode mind mapping pada pembelajaran matematika di
SMP pada materi unsur-unsur lingkaran dapat membantu siswa untuk
mempelajari topik tersebut dengan baik.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan tersebut, maka peneliti
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi
masalah yang muncul yaitu:
1. Metode pembelajaran masih bersifat tradisional (monoton dan
membosankan). Masih cenderung berpusat pada guru.
2. Tingkat motivasi belajar matematika siswa cenderung rendah.
3. Keaktifan belajar siswa di kelas kurang.
4. Prestasi belajar siswa masih rendah.
5. Pemahaman siswa akan materi unsur-unsur lingkaran masih kurang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah,
yaitu:
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
saintifik yang dikombinasikan dengan metode mind mapping pada materi
unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengikuti mengikuti
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?
3. Bagaimana keaktifan belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 selama mengikuti
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?
4. Bagaimana prestasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP 1 Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 setelah mengikuti
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
saintifik yang dikombinasikan dengan metode mind mapping pada materi
unsur-unsur lingkaran di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015.
2. Mengetahui motivasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengikuti mengikuti
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran.
3. Mengetahui keaktifan belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 selama mengikuti
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan metode
mind mapping pada materi unsur-unsur lingkaran.
4. Mengetahui prestasi belajar siswa-siswi kelas VIIIB SMP 1 Pangudi
8
pendekatan saintifik dengan metode mind mapping pada materi
unsur-unsur lingkaran.
E. Penjelasan Istilah
1. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
sifat atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan dugaan tentang jawaban terhadap masalah
tersebut, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, sifat atau prinsip
yang ditemukan (Hosnan, 2014:34).
2. Mind Mapping
Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif dalam
memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, Tony: 2008:4). Hasil mind
mapping berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang
digunakan untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas,
ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata
kunci ide utama.
3. Motivasi Belajar
Menurut Oemar Hamalik (Djamarah : 2011) motivasi belajar
adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktifitas nyata
berupa kegiatan fisik. Motivasi berfungsi sebagai pendorong, penggerak
dan penyeleksi perbuatan. Motivasi belajar akan mempengaruhi prestasi
belajar seseorang, tinggi rendahnya motivasi sering dijadikan indikator
baik-buruknya prestasi belajar seseorang.
4. Keaktifan
Keaktifan adalah proses yang mengikutsertakan siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa harus aktif berbuat dalam kegiatan belajar
mengajar(siswa harus melakukan aktifitas). Tanpa aktifitas atau keaktifan
siswa proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik
(A. M., Sadirman, 2007: 97).
5. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan (Arifin:2009, 12). Prestasi belajar sebagai
indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta
didik terhadap materi tertentu. Prestasi belajar bersifat perenial dalam
sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya
manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
10
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu :
1. Bagi siswa
Meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar dan prestasi belajar siswa.
2. Bagi guru
Metode mind mapping dapat menjadi salah satu referensi metode
pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam mengajarkan
matematika khususnya dengan pendekatan saintifik.
3. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan proses
pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan saintifik
dengan metode mind mapping.
4. Bagi pembaca
Memberikan informasi bagi pembaca tentang penerapan pendekatan
saintifik dengan metode mind mapping dan memberikan masukan serta
referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, ketrampilan,
kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan
berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar bila
dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan atau
usaha yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan atau
usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar,
sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Proses
belajar akan menentukan hasil belajar seseorang (Hudojo: 1988).
B. Belajar Matematika
Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya
memerlukan simbol-simbol. Simbol-simbol itu penting untuk membantu
memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisai
menjamin adanya komunikasi yang mampu memberikan keterangan untuk
membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya
pemahaman terhadap konsep sebelumnya. Simbolisasi barulah berarti bila
suatu simbol dilandasi oleh suatu ide. Proses berpikir terjadi dalam proses
belajar matematika, seseorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan
12
kegiatan mental. Saat berpikir, seseorang menyusun hubungan-hubungan
antara bagian-bagian informasi yang telah direkam di dalam pikiran orang itu
sebagai pengertian-pengertian (Hudojo: 1988). Pengertian-pengertian tersebut
kemudian ditarik suatu kesimpulan. Proses belajar matematika yang baik
akan membuat subyek yang belajar dapat memahami matematika dengan baik
pula.
C. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, sifat
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
dugaan tentang jawaban terhadap masalah tersebut, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, sifat atau prinsip yang ditemukan. Oleh karena
itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu (Hosnan, 2014:34).
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses, seperti mengamati, mengklarifikasi, mengukur,
meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Pendekatan saintifik sangat
relevan dengan tiga teori belajar, yaitu Bruner, teori Piaget dan teori
Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut teori belajar penemuan. Teori Piaget
mengatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan
pengembangan skema (suatu skuktur mental atau skruktur kognitif yang
dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi
lingkungan sekitarnya. Sedangkan teori Vygotsky mengatakan bahwa
pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam
jangkauan kemampuan. Ketiga teori tersebut bersesuaian dengan proses
kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik.
1. Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik
sebagai berikut (Hosnan, 2014: 36):
a. Berpusat pada siswa.
b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengontruksi konsep,
sifat atau prinsip.
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang berpotensi merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa.
d. Dapat mengembangkan karakter siswa.
2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Tujuan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan
14
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
c. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
d. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide.
e. Untuk mengembangkan karakter siswa.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014: 37):
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Pembelajaran membentuk students self concept.
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, sifat, dan prinsip.
e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa.
f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
belajar guru.
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi.
h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstuksi siswa dalam struktur kognitifnya.
4. Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
a. Mengamati (Observing)
Langkah pertama dalam pembelajaran yaitu mengamati.
Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka
membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses
belajar. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung
pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta
berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat
perkembangan siswa. Aktivitas belajar yang biasa dilakukan dalam
tahap ini yaitu melihat, mengamati, membaca, mendengar,
menyimak (tanpa dan dengan alat).
b. Menanya (Questioning)
Langkah kedua pada pendekatan ilmiah adalah menanya.
Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
16
sampai ke yang bersifat hipotesis atau dugaan, diawali dengan
bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
c. Mengumpulkan Informasi (Mengeksplorasi)
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca buku
yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih
diteliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Adapun kompetensi
yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar.
d. Mengasosiasikan/mengolah Informasi/menalar (Associating)
Langkah berikutnya yaitu menalar. Istilah “menalar” dalam
kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang
dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru
dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses
berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan yang berupa pengetahuan.
e. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa
yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini diharapkan peserta
didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun
baik bersama-sama dalam kelompok dan/atau secara individu dari
hasil kesimpulan yang dibuat bersama. Kegiatan
mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar
peserta didik dapat mengetahui secara benar apakah jawaban yang
dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Siswa
menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,
diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.
D. Mind Mapping(Peta Pikiran)
Mind mappingadalah cara mencatat yang kreatif dan efektif dalam
memetakan pikiran-pikiran kita. (Buzan, Tony: 2008, 4). Mind map
merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan untuk
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak
dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan menjadi lebih
mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan
tradisional. Semua mind map mempunyai kesamaan yaitu menggunakan
warna, memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan
18
Menurut Michael Michalko (Buzan, Tony : 2008, 8) mind map akan
membantu dalam mengaktifkan seluruh otak, memungkinkan kita berfokus
pada pokok bahasan, membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah, memungkinkan untuk mengelompokkan
konsep dan membantu membandingkannya. Mind mapping menggunakan
kemampuan otak akan pengenalan visual, dengan kombinasi warna, gambar,
dan cabang-cabang melengkung.Mind mapping lebih merangsang secara
visual daripada metode pencatatan tradisional yang cenderung linier dan satu
warna. Kemampuan otak kanan dan otak kiri dibutuhkan dalam pembuatan
mind map.
Menurut Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul “Mind Maps For
Kids”, disebutkan bahwa mind mapping akan membantu anak untuk
membebaskan imajinasi dan menggali ide-ide, lebih mudah mengingat fakta
dan angka, membuat catatan yang lebih jelas dan mudah dipahami,
berkonsentrasi dan lebih menghemat waktu.
Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk
mendorong peserta didik mencatat hanya menggunakan kata kunci dan
gambar. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak
kiri dan kanan yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk
memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind
mapping berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan
untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang
lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.
1. Kesesuaian Mind Mapping dengan Beberapa Teori
Kesesuaian mind mapping dengan beberapa teori adalah sebagai
berikut:
a. Teori Konstruktivisme Piaget
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana
anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas
melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.
Menurut Swadarma (2013: 26) mind mappingsesuai dengan teori
konstruktivisme Piaget, yaitu:
1) Peserta didik dapat menuangkan ide mereka berdasarkan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dalam mind map
sesuai kreativitas masing-masing.
2) Mind mapping memberikan ruang kognitif yang besar melalui
analisis yang dibuat sebanyak mungkin.
3) Mind mapping menggambarkan dan mengkomunikasikan cara
berpikir yang terstruktur.
4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir
tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan
20
5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba
gagasan baru.
6) Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang
telah dimiliki peserta didik.
7) Mendorong peserta didik untuk lentur terhadap perubahan
gagasan.
8) Mengutamakan lingkungan belajar yang kondusif.
b. Teori Kecerdasan Berganda Gardner
Teori Gardner menjelaskan ada delapan macam kecerdasan
manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical),
logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial),
kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal),
interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Menurut
Swadarma (2013: 34) mind mappingsesuai dengan teori kecerdasan
berganda Gadner, yaitu:
1) Anak yang cerdas berbahasa sangat cocok belajar menggunakan
mind mapping karena dalam pembuatannya mind
mapmenggunakan keyword.
2) Anak yang cerdas intrapersonal bila menggunakan mind
mapping dapat menyalurkan ide, gagasan dan kreativitasnya
dengan maksimal.
3) Anak yang cerdas visual-spasial sangat cocok belajar
menggunakan mind mapping karena mind mapping banyak
menggunakan gambar dan warna.
4) Setiap anak bersifat unik, seperti pembuatan mind map.
5) Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan gaya belajar yang tepat.
c. Teori Discovery Bruner
Teori belajar Bruner mengatakan bahwa kegiatan belajar akan
berjalan baik dan kreatif jika anak dapat menemukan sendiri suatu
aturan atau kesimpulan tertentu.Menurut Swadarma (2013: 59) mind
mappingsesuai dengan teori discovery Bruner, yaitu:
1) Bruner menekankan pada keterlibatan lingkungan nyata pada
peserta didik agar mereka tak mengalami sekat antara ilmu yang
tengah dipelajari dengan dunia yang sesungguhnya, sedangkan
mind mappingsangat lentur dan terbuka dalam mengakomodir
setiap informasi yang satu dengan yang lainnya.
2) Mind mapbisa dijadikan alat intruksional Bruner yang mampu
menyajikan suatu informasi dalam urutan teratur, padat,
sederhana dan lugas.
2. Kegunaan Mind Mapping
Menurut Doni Swadarma (2013:8) kegunaan mind mapping adalah
22
a. Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk berbagai
kemampuan secara sistematis.
b. Mengembangkan dan menganalisis ide/pengetahuan seperti yang
biasa dilakukan pada saat proses belajar mengajar.
c. Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang ide
dan gagasan.
d. Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan yang
mungkin.
e. Mempermudah proses brainstroming karena ide dan gagasan yang
selama ini tidak mudah direkam maka menjadi mudah dituangkan di
atas selembar kertas.
f. Dapat melihat gambaran besar dari suatu gagasan.
g. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan.
h. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit,
panjang dan tak mudah dilihat menjadi lebih mudah.
i. Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap penting
dan sesuai tujuan.
j. Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran
karena dapat melihat keterkaitan antartopik yang satu dengan yang
lainnya.
k. Mengasah kemampuan kerja otak karena mindmappingpenuh dengan
unsur kreatifitas.
3. Keunggulan Mind Mapping
Keunggulan mind mapping (Swadarma, 2013:9) adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan.
b. Memaksimalkan sistem kerja otak.
c. Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan
informasi yang dapat disajikan.
d. Memacu kreatifitas, sederhana dan mudah dibuat.
e. Sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan mudah.
f. Menarik dan mudah tertangkap mata (eye cathing).
g. Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah.
4. Aturan pembuatan Mind Map
Aturan-aturan dalam pembuatan mind map menurut Ervin Sujanto
(2011:66-67) adalah sebagai berikut:
a. Membuat mind map selalu diawali dari bagian tengah kertas kosong
yang diletakkan secara horizontal karena ditujukan untuk memberi
kebebasan pada otak kita untuk menyebar ke segala arah dengan
lebih bebas dan alami.
b. Foto dan gambar yang kreatif serta lucu dibutuhkan untuk membantu
24
c. Warna sangat dianjurkan digunakan karena bagi otak warna sangat
menarik dan menambah energi bagi pemikiran yang lebih kreatif dan
menyenangkan.
d. Cabang-cabang utama harus berhubungan dengan gambar pusat dan
seterusnya untuk tiap tingkat karena otak senang mengaitkan dua,
tiga, hingga empat hal sekaligus dan ini akan sangat membantu kita
dalam mengingat.
e. Buatlah cabang dengan tingkat ketebalan yang berbeda untuk tiap
tingkatan, jadi semakin jauh dari sentral semakin tipis gambar
cabang yang dibuat. Buat cabang dengan garis melengkung karena
garis melengkung akan lebih menyenangkan bagi otak bila
dibandingkan dengan garis lurus yang tentunya akan membosankan
bagi otak.
f. Gunakan kata kunci tunggal untuk setiap ide karena kata kunci akan
membebaskan dan merangsang kita untuk lebih dapat memicu suatu
ide dan pikiran baru jika dibandingkan dengan sebuah kalimat atau
ungkapan yang pasti akan menghambat keluarnya ide kreatif kita.
5. Langkah-langkah PembuatanMind Map
Langkah-langkah dalam membuat mind map (Sujanto, 2011: 68)
adalah sebagai berikut:
a. Tahap pertama
Pertama-tama ambil selembar kertas gambar dan beberapa
spidol warna-warni, ditengah-tengah kertas buatlah sebuah gambar
kreatif yang menggambarkan tentang gagasan utama dari mind
mapping yang akan dibuat.
b. Tahap kedua
Gambarlah beberapa cabang yang memancar keluar dari gambar
sentral. Cabang-cabang ini merupakan subtopik (gagasan lanjutan)
yang merupakan anak gagasan atau perincian dari pikiran utama.
c. Tahap ketiga
Kembangkan mind mappingyang dibuat dengan menambah
subtopik pada cabang-cabangnya. Susunlah cabang-cabang tersebut
secara melengkung dan menyebar sehingga mempermudah untuk
membuat cabang tingkat selanjutnya.
6. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode mind mapping
menurut Ridwan Abdullah Sani (2013:241) adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi
oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif
jawaban
c. Bentuk kelompok 2-3 orang.
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
26
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan
sesuai kebutuhan.
f. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan
alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
g. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide
pemetaan konsep berpikirnya.
h. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan.
E. Perbedaan Peta Pikiran (Mind Map) dengan Peta Konsep (Concept Map)
Peta konsep (concept map) adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke
konsep-Gambar 2.1 Contoh Mind Map Tentang Global Warming
konsep lain pada kategori yang sama. Peta konsep disusun secara hierarki,
artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, makin ke
bawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif
(Trianto, 2009: 159). Peta konsep meminta peserta didik mensintesis atau
membuat satu diagram gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama
yang saling berhubungan, yang ditandai dengan garis panah ditulis level yang
membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu (Zaini,
2008:168). Mind map berbeda dengan concept map. Berdasarkan pengertian
mind map dan concept map yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
perbedaan keduanya terletak pada isi peta (map) yang dihasilkan. Isi concept
map lebih terbatas yaitu lebih menekankan pada konsep-konsep suatu topik,
sedangkan isi mind map lebih bersifat terbuka dan tidak terbatas. Saat
pembuatmind mapsiswa bebas menuangkan pemikirannya dalam mind map
yang tentunyaterkaitdengan topik yang dibicarakan.Selain itu, dalam
pembuatannya bentuk concept mapcenderung seperti diagram menunjukan
hubungan yang digambarkan dari atas ke bawah, sedangkan dalam mind map
28
F. Motivasi Belajar
Motivasi belajar berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut dapat bertindak atau berbuat (B, Hamzah, 2008: 3). Motif tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tindakan dan
lakukan, berupa rangsangan, dorongan, pembangkit tenaga munculnya
tingkah laku tertentu. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang
untuk melakukan aktifitas demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian,
motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya.
Menurut Hamzah B. (2008:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara
relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (A. M., Sardiman, 2007:
75). Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan
besar dalam belajar.
1. Teori tentang motivasi
Para ahli mengemukakan beberapa teori tentang motivasi, yaitu:
a. Teori Humanistik
Menurut Purkey (Prayitno, 1989: 49) para ahli teori humanistik
percaya bahwa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang berasal
dari dalam diri masing-masing oleh individu sepanjang waktudan
dimanapun ia berada. Motivasi tampil dalam bentuk tingkah laku
yang merupakan keinginan dasar yang mendorong individu
mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri, yang
paling penting untuk meningkatkan motivasi siswa menurut kaum
30
secara pribadi dan memungkinkan mereka menemukan sesuatu yang
berarti melalui bekerja serta menghormati atau menghargai siswa
sebagai manusia yang mempunyai potensi dan keinginan sendiri
untuk belajar.
b. Teori Behavioristik
Ahli-ahli behavioristik yakin bahwa motivasi dikontrol oleh
lingkungan. Suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila
konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu,
yaitu menjadi suka atau tidak suka. Oleh karena dalam pandangan
behavioristik motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan, maka
tergantung pada gurulah pengaturan lingkungan kelas sehingga
siswa-siswa termotivasi dalam belajar (Prayitno, 1989: 52).
2. Fungsi Motivasi Belajar
Fungsi motivasi dalam belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2011:157) yaitu:
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong mempengaruhi
sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik
merupakan suatu kekuataan yang tak terbendung, yang kemudian
terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini anak didik sudah
melakukan aktifitas belajar.
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford (Djamarah, 2011: 169-170) ada
empat upaya yang dapat dilakukan guru untuk memotivasi belajar siswa.
a. Menggairahkan anak didik
Guru harus berusaha untuk menghindari hal-hal yang monoton
dan membosankan dalam kegiatan rutin sehari-hari.
b. Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang
realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak
realistis.
32
Guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik atas
keberhasilannya sehingga anak didik terdorong untuk melakukan
usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
d. Mengarahkan perilaku peserta didik
Guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik
yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.
4. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A. M. (2008: 102), ada beberapa ciri motivasi
belajar yaitu:
a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin/mekanis
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2007: 187), motivasi para
remaja ditandai oleh:
a. Harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah
Remaja memiliki harapan untuk dapat menyelesaikan masalah
yang ia hadapi.
b. Tinjauan masa depan yang optimis dan prestasi akademis
Remaja mempunyai harapan yang positif dan optimis khususnya
dalam berprestasi akademis.
c. Dorongan sosial
Remaja memiliki dorongan untuk melakukan usaha dalam
hubungannya bersama oranglain.
d. Dorongan aktifitas
Remaja terdorong untuk melakukan aktifitas.
e. Dorongan untuk merasa aman
Remaja mempunyai motif yang kuat untuk mengembangkan minat,
berdiri sendiri, mengubah status sosial dan mengembangkan emosi
yang normal.
f. Dorongan untuk mastery
Adanya dorongan untuk penguasaan.
g. Dorongan untuk dihargai
Remaja membutuhkan pengakuan dan pujian untuk menghargai
kemajuannya.
h. Dorongan untuk dimiliki
Perasaan remaja untuk hidup berkelompok dan merasa di miliki
oleh orang lain.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri seseorang memiliki motivasi belajar yaitu:
a. Tekun dalam melaksanakan tugas
b. Tidak mudah putus asa
c. Memiliki keinginan untuk belajar dan/atau berprestasi
34
e. Dapat bekerja atau belajar secara mandiri
f. Menyukai sesuatu yang berbeda yang menarik
g. Memiliki keberanian untuk tampil
h. Membutuhkan pengakuan dan pujian
G. Keaktifan
Keaktifan adalah proses yang mengikutsertakan siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa harus aktif berbuat dalam kegiatan belajar mengajar
(siswa harus melakukan aktifitas). Tanpa aktifitas atau keaktifan siswa proses
belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sadirman, 2007:
97).
Menurut Paul B. Diedrich (Sadirman, 2008: 101), macam-macam
kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan oranglain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
c. Listening activities, sebagai contohmendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model reparasi, bermain, berkebun,
beternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
h. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
semangat, berani, tenang, gugup.
Aktifitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Kalau
berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam pembelajaran,
maka pembelajaran akan lebih dinamis, tidak membosanan dan benar-benar
menjadi pusat aktifitas belajar yang maksimal.
H. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan (Arifin:2009, 12). Prestasi belajar sebagai
indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
terhadap materi tertentu. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang
bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing.
36
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai
umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern yaitu indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Indikator ekstern yaitu indikator tingkat kesuksesan
peserta didik di masyarakat.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik.
Prestasi belajar bermanfaat bagi umpan balik bagi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu
melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan kepada peserta didik.
Seperti yang dikemukakan Cronbach (Arifin: 2009,12) bahwa kegunaan
prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru
dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan
penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau
penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan
kebijakan sekolah.