• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah-Masalah yang Mendesak

Dalam dokumen RUPTL 2017 - Listrik.org RUPTL 2013 2022 (Halaman 54-58)

Kondisi Kelistrikan Saat Ini

3.5. Masalah-Masalah yang Mendesak

Masalah mendesak yang saat ini dihadapi PLN antara lain upaya memenuhi daerah-daerah yang kekurangan pasokan listrik dan mengganti pembangkit berbahan bakar minyak dengan bahan bakar non-minyak serta melistriki daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik, termasuk daerah-daerah perbatasan dan terpencil, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pada tahun 2012 sistem kelistrikan Sumatera pada dasarnya mengalami kekurangan pasokan daya. Sistem Sumbagut hampir sepanjang tahun tidak mempunyai cadangan operasi, sering mengalami defi sit dan mengoperasikan banyak pembangkit berbahan bakar BBM (lebih dari 65%). Sistem Sumbagselteng memiliki cadangan operasi yang mencukupi sejak masuknya beberapa pembangkit baru berbahan bakar murah seperti PLTU Simpang Belimbing dan PLTG Borang. Namun, hal tersebut masih terkendala oleh batas transfer daya pada sistem transmisi eksisting. Gas, batubara dan hidro sudah mengambil peran besar dalam pembangkitan di Sumbagselteng.

Pada tahun 2013 sampai dengan TW III sistem kelistrikan Sumatera, khususnya Sumatera Utara mengalami kondisi defi sit yang sangat besar diakibatkan oleh gangguan dan keluarnya pembangkit besar pada saat yang hampir bersamaan dan pembangkit FTP1 yang diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2013 masih mengalami keterlambatan, seperti PLTU Pangkalan Susu #1,2 dan PLTU Nagan Raya #1,2, di lain pihak realisasi permintaan tenaga listrik tinggi.

Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari pembangkit berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif rendah dengan cadangan pembangkitan yang tidak memadai. Kebutuhan listrik untuk daerah perdesaan di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak juga masih belum tercukupi.

Dalam periode satu sampai dua tahun ke depan, beberapa sistem diindikasikan akan mengalami kekurangan pasokan daya akibat beberapa proyek pembangkit dan transmisi interkoneksi diperkirakan mundur penyelesaiannya, antara lain sistem Sulbagut, sistem Barito, sistem Sultra, sistem Lombok, sistem Kupang dan sistem Maluku.

Demikian juga dengan kondisi sistem kecil yang melayani ibukota kabupaten, beberapa diantaranya mengalami kekurangan pasokan dan bahkan sebagian sudah mengalami defi sit daya sehingga sering terjadi pemadaman.

Realisasi operasi sistem kelistrikan Jawa – Bali sepanjang tahun 2012 dan 2013 pada umumnya berjalan normal dan aman. Pada tahun 2012 selama periode beban puncak tidak mengalami defi sit daya, hanya dalam kondisi siaga 1 hari. Hidrologi waduk kaskade Citarum selama tahun 2012 termasuk kategori 90% dari perkiraan normal, sehingga mampu berproduksi sesuai rencana. Transfer listrik dari region Timur/Tengah ke region Barat masih dalam batas termal dan stabilitas. Sebagian besar GITET 500 kV mengalami tegangan di bawah standar36, demikian juga dengan GI 150 kV. Namun demikian masih terdapat banyak ruas transmisi 150 kV yang pembebanannya telah melampaui kriteria keandalan N-1, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pembebanan sebagian besar trafo IBT 500/150 kV telah sangat tinggi, yaitu mendekati 80%-100%, demikian pula halnya dengan pembebanan trafo 150/20 kV.

3.5.1. Upaya Penanggulangan Jangka Pendek

Wilayah Luar Jawa-Bali

Kondisi kekurangan pasokan penyediaan tenaga listrik di Luar Jawa-Bali pada dasarnya disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP.

Kondisi jangka pendek yang perlu diatasi adalah memenuhi kekurangan pasokan dan menggantikan pembangkit BBM existing yang tidak efi sien serta menaikkan rasio elektrifi kasi secara cepat pada daerah yang elektrifi kasinya tertinggal.

Tindakan yang telah dilakukan oleh PLN untuk menanggulangi hal tersebut meliputi sewa pembangkit, pembelian energi listrik dari IPP skala kecil, bermitra/kerjasama operasi pembangkit dengan Pemda setempat, pembelian excess power, percepatan pembangunan PLTU batubara PerPres 71/2006, membangun saluran transmisi, mengamankan kontinuitas pasokan energi primer dan memasang beberapa PLTS centralized dan solar home system secara terbatas.

Untuk membantu mengatasi permasalahan pasokan listrik, PLN telah membeli semua potensi excess power yang ada, namun jumlahnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan, sehingga PLN perlu menambahnya dengan menyewa pembangkit sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.6.

Sewa pembangkit tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut: (i) memenuhi kekurangan pasokan listrik dalam waktu cepat dan bersifat sementara sebelum pembangkit utama non-BBM beroperasi; (ii) menggantikan pembangkit BBM existing yang tidak efi sien dengan PLTD yang mempunyai sfc (specifi c fuel consumption) lebih baik; (iii) menaikkan rasio elektrifi kasi secara cepat pada daerah yang elektrifi kasinya tertinggal dan tidak tersedia sumber daya EBT lainnya. Sewa pembangkit tersebut meliputi sewa PLTD MFO/ HSD, PLTG gas dan PLTMG (gas engine).

Wilayah Jawa Bali

Upaya jangka pendek yang dilakukan PLN di Jawa – Bali adalah mempercepat pengadaan trafo 150/20 kV dan trafo IBT 500/150 kV, menambah kapasitas pembangkit di Bali, mempercepat pembangunan kabel laut Jawa-Bali 150 kV sirkit 3 dan 4, memasang kapasitor di sistem Jakarta untuk perbaikan tegangan.

3.5.2. Upaya Penanggulangan Jangka Menengah Wilayah Luar Jawa-Bali

Upaya-upaya mendesak yang harus segera dilaksanakan/diselesaikan pada wilayah Luar Jawa – Bali adalah sebagai berikut.

Pembangkitan

Mempercepat penyelesaian proyek-proyek PLTU batubara dalam program FTP1 10.000 MW.

Mempercepat pembangunan proyek pembangkit milik PLN lainnya, seperti PLTA Asahan III 174 MW, PLTA Peusangan 88 MW, PLTA Masang-2 55 MW, PLTU Pangkalan Susu #3,4 2x200 MW, PLTG Kaltim Peaking 2x50 MW, PLTG/MG Bangkanai 280 MW, PLTU Punagaya 2x100 MW37, PLTG/GU/MG Makassar 450 MW, PLTG/GU/MG Minahasa 150 MW dan PLTG/GU/MG Lombok 150 MW serta banyak PLTU batubara skala kecil.

Mempercepat pembangunan proyek-proyek pembangkit lainnya yang terdapat dalam neraca daya pada Lampiran A1.2, Lampiran A2.2 dan Lampiran B1.2 dan Lampiran B2.2.

Secara khusus berikut ini disebutkan proyek-proyek pembangkit peaker untuk memenuhi kebutuhan sistem kelistrikan Sumatera: i) PLTMG Arun 200 MW dan PLTGU/MGU Sumbagut-1 250 MW yang keduanya direncanakan beroperasi dengan gas yang akan dipasok dari regasifi kasi LNG di Arun. ii) PLTMG Sei Gelam 104 MW yang akan dipasok dari gas CNG Sei Gelam sebesar 4,5 bbtud. iii) PLTG/MG Riau 200 MW yang direncanakan akan dipasok dari gas Jambi Merang sebesar 10 bbtud dan disimpan sebagai CNG. iv) PLTG/ MG Jambi 100 MW yang diharapkan dapat memperoleh gas dari Jambi Merang dan disimpan sebagai CNG. v)  PLTG/MG Lampung 200  MW yang diharapkan akan mendapatkan gas dari beberapa alternatif sumber gas, juga perlu disimpan sebagai CNG.vi)  PLTG Kaltim Peaker 2x50 MW, PLTG/MG Bangkanai 280 MW yang akan beroperasi dengan gas Bangkanai 20 bbtud dengan membangun fasilitas CNG. viii)

PLTG/GU/MG Makassar Peaker 450 MW, PLTG/GU/MG Minahasa Peaker 150 MW, PLTG/GU/MG Kalsel Peaker 200 MW yang direncanakan akan dipasok dari mini LNG. ix) PLTG/MG/GU Lombok Peaker 150 MW direncanakan akan dipasok dengan gas CNG marine.

Mempercepat pembangunan proyek-proyek pembangkit lainnya yang terdapat dalam neraca daya.

Transmisi dan Gardu Induk

Mempercepat konstruksi transmisi 275 kV PLTU Pangkalan Susu - Binjai dan IBT 275/150 kV di Binjai yang harus dapat beroperasi seiring dengan beroperasinya PLTU Pangkalan Susu pada tahun 2014. Mempercepat pembangunan gardu induk dan IBT 275/150 kV pada sistem transmisi 275 kV di jalur Barat

Sumatera (Lahat - Lubuk Linggau - Bangko - Muara Bungo - Kiliranjao) untuk meningkatkan kemampuan transfer daya dari Sistem Sumbagsel ke sistem Sumbagteng.

Mempercepat pembangunan transmisi 275 kV jalur Timur Sumatera dari Betung - New Aur Duri, untuk dapat mengevakuasi power dari PLTU IPP Sumsel-5 dan Sumsel-7.

Mempercepat pembangunan transmisi 275 kV Kiliranjao - Payakumbuh - Padang Sidempuan dan Payakumbuh - Garuda Sakti untuk meningkatkan kemampuan transfer daya ke Provinsi Sumbar dan Riau. Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 275 kV Simangkok - Galang dan IBT 275/150 kV di

Galang untuk evakuasi daya pembangkit besar berbahan bakar murah menuju pusat beban di Medan. Mempercepat pembangunan T/L 150 kV Tenayan - Teluk Lembu, untuk dapat mengevakuasi power dari

PLTU Tenayan yang diperkirakan dapat beroperasi pada awal 2015.

Mempercepat pembangunan GI 150 kV Arun dan transmisi terkait, untuk dapat mengevakuasi power dari PLTMG Arun yang diperkirakan dapat beroperasi pada awal 2015.

Mempercepat interkoneksi 150 kV Batam - Bintan melalui kabel laut untuk memenuhi kebutuhan sistem Bintan dan menurunkan biaya produksi di Pulau Bintan.

Mempercepat interkoneksi 150 kV Sumatera - Bangka melalui kabel laut. Tujuan interkoneksi adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Bangka karena ketidak-pastian penyelesaian proyek PLTU di sana, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keandalam sistem kelistrikan di Pulau Bangka. Interkoneksi dengan kabel laut ini diharapkan dapat beroperasi pada 2016.

Mempercepat proyek transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar - Serawak agar dapat beroperasi pada awal 2015 untuk memenuhi kebutuhan sistem Kalbar, mengurangi ketidak-pastian kecukupan daya, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keandalan.

Mempercepat penyelesaian konstruksi interkoneksi 150 kV Kalselteng – Kaltim, transmisi 150 kV Bangkanai – Muara Teweh – Buntok – Tanjung, transmisi 150 kV Kasongan – Sampit – Pangkalan Bun. Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 150 kV Poso – Palu, interkoneksi 150 kV Sulsel – Sultra

dan transmisi 70 kV sistem Ambon, sistem Ende, sistem Kupang dan sistem Jayapura.

Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 150 kV Ampenan – Tanjung, dan Sengkol – Selong – Pringgabaya di sistem Lombok.

3.5.3. Upaya Penanggulangan Jangka Menengah Sistem Jawa – Bali

Upaya-upaya mendesak yang harus segera dilaksanakan/diselesaikan pada sistem Jawa - Bali meliputi antara lain:

Penguatan pasokan Jakarta terdiri dari beberapa program:

- Mempercepat pembangunan GITET baru/IBT baru di 2 lokasi, yaitu: Durikosambi 2x500 MVA (2016) dan Muaratawar 2x500 MVA (2015).

- Membangun ruas SUTET baru, yaitu SUTET Tanjung Jati-Tx Ungaran, rekonduktoring SUTET Suralaya Baru – Bojanegara – Balaraja, SUTET Balaraja – Kembangan (2016) dan Kembangan – Durikosambi (2016).

Penguatan pasokan lainnya terdiri dari beberapa program, yaitu:

- Penambahan IBT 500/150 kV 1x500 MVA di lokasi, yaitu: IBT-3 Cilegon, IBT-3 & IBT-4 Balaraja, IBT-3 Cawang (GIS), IBT-2 Tasikmalaya, IBT-4 Krian, IBT-2 Ngimbang, IBT-3 & IBT-4 Pedan dan IBT-3 Kediri. - Mengoperasikan GITET baru di lokasi (2.000 MVA), yaitu Ujung Berung 1x500 MVA (2014), Rawalo/ Kesugihan 1x500 MVA (2014) serta mempercepat pembangunan/penyelesaian GITET Surabaya Selatan 2x500 MVA (2014) dan GITET Lengkong 2x500 MVA (2016).

- Mempercepat penyelesaian SUTET Grati – Surabaya Selatan (2014).

Penguatan pasokan subsistem Bali terdiri dari beberapa program yaitu: - Pembangunan kabel laut 150 kV Jawa – Bali sirkit 3 & 4 (2014).

- Pembangunan Jawa Bali Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke Kapal (2017).

Ketersediaan Energi Baru

Dalam dokumen RUPTL 2017 - Listrik.org RUPTL 2013 2022 (Halaman 54-58)

Dokumen terkait