• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gary S Becker dalam bukunya The Essence of Becker menyatakan bahwa kualitas mutu modal manusia (the quality of human capital) tergantung pada investasi yang diberikan melalui pendidikan individu baik pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non formal (Schwartz 1991). Di Indonesia, secara tertulis disebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah membentuk pribadi yang berbudi luhur, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berkemampuan dan mempunyai ketrampilan dasar untuk pendidikan selanjutnya dan untuk bekal hidup” (Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Bogor 2001). Namun sayangnya dalam dasawarsa terakhir ini kenyataan menunjukkan hal yang sangat jauh dari yang diharapkan.

Jeratan hukum bagi siapa saja yang melanggar hukum sudah disusun dengan baik, diantaranya jeratan hukum bagi penyalahgunaan narkoba terhadap remaja yaitu Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika (Dharma Bhakti 2002) dan UU No. 12/Drt Tahun 1951 tentang membawa senjata tajam. Disamping itu, panduan untuk menyelamatkan generasi muda bangsa dari bahaya narkotik juga sudah lama dibuat dengan tujuan untuk digunakan dan dilaksanakan oleh semua pihak (Dharma Bhakti 1996).

Berikut ini disajikan beberapa fakta tentang kenakalan pelajar yang dikumpulkan dari berbagai sumber baik dari pihak kepolisian maupun pihak sekolah:

(1) Berdasarkan informasi Tambunan (2001) bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, sering terjadi tawuran pelajar. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tercatat adanya 157 kasus perkelahian pelajar pada tahun 1992; 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar pada tahun 1994; 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain tahun 1995; 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri pada tahun 1998; korban meninggal 37 pelajar pada tahun 1999.

(2) Sepanjang tahun 1998 di DKI Jakarta terdapat 230 kasus perkelahian pelajar yang melibatkan sebanyak 1924 siswa dengan jumlah korban, meninggal sebanyak 17 orang. Tindak lanjut dari kejadian tersebut adalah pembinaan terhadap 1768 orang pelajar, dengan perincian 80 siswa diantaranya diproses secara hukum dan 76 siswa diajukan ke penuntut umum. Informasi tambahan adalah bahwa selama kurun waktu 1995-1996 di DKI Jakarta tercatat sebanyak 810 kejadian kenakalan pelajar yang kira-kira merupakan 71 persen dari kejadian kenakalan pelajar di tingkat nasional (Republika, 20 Agustus 1999).

(3) Berdasarkan data dari Polresta Bogor diketahui bahwa pada tahun 2000 terjadi 18 kasus kenakalan pelajar yaitu meliputi tawuran pelajar sebanyak enam kasus, pengrusakan oleh pelajar sebanyak empat kasus dan penganiayaan oleh pelajar sebanyak delapan kasus; sedangkan sampai dengan bulan Agustus 2001 terjadi tujuh kasus yang meliputi tawuran pelajar, pengrusakan oleh pelajar, penganiayaan oleh pelajar, narkoba dan bawa lari gadis (Polresta Tahun 2000-2001),

(4) Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran pada saat Pesantren Kilat (Sanlat) Sekolah Menengah Kejuruan Tehnologi Indonesia (SMK- TI) se Kota Bogor di Pondok Pesantren AI-Umm, Ciawi Bogor dari tanggal 2-5 November 2001 dinyatakan bahwa selama bulan Agustus 2001 sudah terjadi empat korban meninggal dari anak SMK- TI yang berkelahi di dua lokasi di Kota Bogor dan dua lokasi di sekitar Kota Bogor, (5) Pada tanggal 23 Agustus 2001 terjadi perkelahian pelajar di Kota Bogor yang

belasan siswa SMK lainnya. Korban lainnya adalah seorang siswa SMK (16 tahun) yang mengalami luka di pergelangan tangannya (Republika, Sabtu 25 Agustus 2001),

(6) Pada tanggal 4 September 2001 terjadi perkelahian 13 pelajar dari SMK Swasta di Kota Bogor dengan membawa berbagai senjata dan bom molotov sehingga ditangkap oleh Polresta Bogor (Polresta Bogor 2001),

(7) Salah satu penelitian mengenai masalah narkoba dan kenakalan remaja di Jakarta Selatan membuktikan bahwa dari 100 pelajar yang melakukan tawuran di jalanan, 67 persen diantaranya dipicu oleh keagresifannya karena menggunakan narkoba yang diperoleh dengan cara yang mudah, yaitu diberi oleh temannya sendiri (Republika 24 September 1999),

Berbagai fakta di atas menunjukkan adanya kenakalan pelajar yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Lokasi Kota Bogor yang berada di pintu gerbang Jakarta membawa konsekuensi terhadap perkembangan masyarakatnya, termasuk pengaruh perubahan gaya hidup dan permasalahan remaja ibukota yang terbawa ke Bogor. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dinas P & P) Kota Bogor mendesak aparat hukum agar menyelesaikan kasus tawuran antar pelajar secara hukum karena sudah mengarah kepada tindakan kriminal yang dilakukan oleh orang dewasa.

Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya faktor keluarga dari remaja yang bersangkutan yang merupakan fondasi primer bagi perkembangan anak (Kartono 1986). Remaja yang berasal dari keluarga tidak harmonis yang diwujudkan dengan keadaan seringnya terjadi pertengkaran antara ayah dan ibu, kurangnya kasih sayang orangtua terhadap anaknya, kurangnya hubungan (bonding) antara orangtua dan remaja, dan kurangnya komunikasi antar anggota keluarga akan menyebabkan seorang remaja terlibat berbagai tindak kenakalan (Faw 1975; Conger 1977; Syibromalisasi 2001).

Berdasarkan permasalahan di atas, maka beberapa pertanyaan riset yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kenakalan pelajar? Lebih khusus lagi faktor keluarga apakah yang berpengaruh? Pengasuhan yang dilakukan orangtua kepada anak yang bagaimanakah atau pola komunikasi seperti apakah yang dapat menghindarkan anak dari tindakan nakal? Juga karakteristik sosial dan ekonomi serta demografi keluarga yang seperti apa yang menyebabkan anak menjadi nakal?,

(2) Bagaimana proses terjadinya kenakalan pada seorang individu? Tahapan perbuatan dan tindakan anak yang bagaimana sehingga menjurus kepada kenakalan?,

(3) Lingkungan teman yang bagaimana yang mendorong seorang individu menjadi nakal?,

(4) Adakah kecenderungan adanya dampak negatif dari kenakalan pelajar terhadap prestasi belajar?.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas merupakan landasan untuk membuat suatu kajian tentang faktor-faktor yang menyebabkan tejadinya kenakalan pelajar. Satu hal yang menarik untuk dikaji adalah seberapa besar kontribusi dari sistem keluarga, lingkungan teman dan lingkungan sekolah terhadap kenakalan pelajar.

Penelitian ini difokuskan pada kajian terhadap sistem keluarga dengan menganalisis segala peraturan dan kebiasaan yang ada yang meliputi hubungan antara orangtua dan anak, pengasuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak, keadaan sosial ekonomi keluarga yang mungkin menjadi keterbatasan keluarga dalam berinteraksi satu dengan lainnya, dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Penelitian ini melihat segi pembinaan dan pendidikan pelajar yang didapatkan di sekolah yang mungkin dapat berpengaruh terhadap tingkat kenakalan pelajar. Kajian tentang hubungan antar sesama teman yang dapat berpengaruh terhadap tingkat kenakalan pelajar juga dilakukan. Terakhir, penelitian ini juga mengkaji kebiasaan makan, kebiasaan mengkonsumsi narkoba dan alkohol serta status gizi remaja.

Tujuan Penelitian

Mengingat semakin besarnya masalah yang dihadapi oleh para pelajar, maka studi ini secara umum bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara faktor keluarga, lingkungan teman dan sekolah dengan kenakalan pelajar. Secara khusus, studi ini bertujuan untuk:

(1) Menganalisis secara umum permasalahan umum pelajar dan sekolah, keadaan umum sarana dan prasarana sekolah dan titik-titik rawan dan matriks tawuran pelajar di Kota Bogor,

(2) Mengetahui karakteristik contoh, dan keadaan sosial- ekonomi keluarganya. (3) Mengkaji pengaruh keadaan sosial-ekonomi keluarga dan pengasuhan anak

Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kota Bogor,

(4) Menganalisis pengaruh hubungan diadik dalam keluarga terhadap outcome psiko-sosial pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor,

(5) Menganalisis pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan teman dan sekolah terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor, dan

(6) Merumuskan strategi kebijakan sebagai implikasi hasil penelitian terhadap model pencegahan dan penanggulangan terpadu kenakalan pelajar di Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi semua pihak yang memperhatikan kaum remaja sebagai penerus bangsa, baik itu pihak Departe- men Pendidikan Nasional (Depdiknas), para orangtua pelajar maupun masyarakat luas. Disamping itu, diharapkan agar hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Depdiknas dalam mengantisipasi dan menanggulangi kenakalan pelajar di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Selama ini penelitian tentang kenakalan remaja di Indonesia sudah dilakukan oleh beberapa ahli. Saad (2003) dalam penulisan disertasinya (dari Universitas Negeri Jakarta) mengenai “Perkelahian Pelajar: Potret Siswa SMU di DKI Jakarta” lebih menyoroti segi pendidikan formal dan kurikulumnya dan sedikit menganalisis tentang proses yang terjadi di dalam sistem keluarga. Sadli (1985) dalam penelitian tentang kenakalan remaja di Jakarta (dari Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia) lebih menyoroti segi psikologi sosial dan sedikit menganalisis tentang proses yang terjadi di dalam sistem keluarga. Sedangkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional membuat situs (www.bkkbn.go.id), yaitu situs informasi kesehatan seksual dan sosial remaja yang membahas mengenai cerita remaja Indonesia, seperti dunia remaja, masalah remaja, kelainan seksual, kesehatan seksual, dan penyakit menular seksual HIV/AIDS. Tulisan-tulisan populer juga diberikan pada situs tersebut, yaitu mengenai lingkungan Keluarga, komunikasi di dalam keluarga, lingkungan teman, cara memilih teman, panduan untuk orangtua dalam menasehati anaknya

tentang resiko melakukan hubungan seksual, dan tips pengasuhan yang baik serta perkembangan psikologi sosial.

Penelitian disertasi dengan topik kenakalan pelajar ini lebih menganalisis dari tinjauan studi Ilmu keluarga yang diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu keluarga (family studies) di Institut Pertanian Bogor pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Teori-teori yang digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisis kenakalan remaja pada disertasi ini adalah gabungan antara Teori Sosiologi Keluarga (seperti Teori Struktural Fungsional, Teori Sistem/ Ekologi/Ekosistem), dan Teori Psikologi Perkembangan (Perkembangan Psiko-sosial).

Batasan Penelitian

Secara umum pengumpulan data sekunder dan wawancara kepada kepala sekolah dilakukan pada seluruh SMK-TI yang berada di Kota Bogor yang jumlahnya sebanyak 15 sekolah dan satu kepala sekolah SMU. Adapun fokus penelitian dilakukan pada empat SMK- TI dan satu SMU saja dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang tersedia.

Berdasarkan informasi Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dinas P & P) Kota Bogor, dikatakan bahwa sebagian besar (sekitar 80%) pelajar SMK-TI bertempat tinggal di Kabupaten Bogor dan berasal dari keluarga dengan status- sosial ekonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu contoh SMK-TI didominasi oleh pelajar yang berasal dari luar Kota Bogor dengan mobilitas tinggi. Batasan berikutnya berkaitan dengan tahapan pada pengumpulan data primer, yang semua jawaban berdasarkan laporan pelajar sendiri (self-report) sebagai responden dan sekaligus sebagai contoh. Hanya beberapa dari contoh saja baik laki-laki maupun perempuan, yang dikonfirmasi jawabannya dengan jawaban orangtua (multi-reporter).

Pada penelitian ini jenis kenakalan pelajar difokuskan dan dimulai dari bentuk kenakalan tawuran/perkelahian antar pelajar dengan pertimbangan bahwa jenis kenakalan lainnya seperti mengkonsumsi narkoba, minum sampai mabuk dan free sex adalah sangat sulit untuk diketahui secara mudah dan cepat. Sampling pada penelitian ini merujuk pada kaidah pengambilan sampling berdasarkan teori yang ada. Namun demikian, ada beberapa keterbatasan pada pelaksanaannya. Secara garis besar metode samplingnya adalah acak sederhana yang diambil dari suatu populasi pelajar yang nakal, terutama

berkaitan dengan tawuran dan perkelahian. Sebagai konsekuensi pendekatan jenis kenakalan yang berawal dari tawuran, maka jenis sekolah yang banyak diambil sebagai contoh adalah Sekolah Menengah Tehnik Industri (SMK-TI) atau STM. Konsekuensi selanjutnya dari pengambilan STM sebagai wadah pelajar, maka mayoritas contoh berjenis kelamin laki-laki.

Penelitian ini tertarik untuk melibatkan aspek gender pada kenakalan pelajar agar mempunyai pembanding jenis kelamin yang lengkap. Untuk itu dipilih secara purposif Sekolah Menengah Umum (SMU) yang bermasalah dengan mengambil contoh pelajar perempuan saja secara random dari populasi yang ada di sekolah tersebut. Sistematika “Random Sampling” ini mempunyai konsekuensi perbedaan dua populasi penelitian, yaitu populasi pelajar SMK-TI yang mayoritas laki-laki dan populasi pelajar SMU yang mayoritas perempuan.

Di dalam pengembangan kesimpulan, secara sistematik populasi dibedakan berdasarkan tipe atau asal sekolah, yaitu SMK-TI dan SMU. Namun, data juga menunjukkan bahwa secara umum pelajar SMU baik laki-laki maupun perempuan relatif tidak terlibat kenakalan dalam bentuk perkelahian/ tawuran atau bentuk kenakalan lainnya dibandingkan dengan pelajar SMK-TI, kalaupun ada perkelahian, itupun dengan frekuensi yang relatif rendah. Data juga menunjukkan bahwa contoh perempuan yang bersekolah di SMK-TI (10 orang) mempunyai karakteristik kenakalan dan personalitas yang berbeda dibandingkan dengan contoh perempuan yang bersekolah di SMU (117 orang). Dengan demikian, untuk membuktikan Hipotesis 4 sampai Hipotesis 7, maka data yang dipakai adalah contoh dari populasi pelajar SMK-TI saja karena dikawatirkan menimbulkan systematic random sampling error.

Sistematika Penulisan Disertasi

Secara umum penulisan disertasi ini merujuk pada “Pedoman Penyajian Karya Ilmiah” yang disusun oleh Gunawan et al. (2004) diterbitkan oleh IPB Press. Tata cara penulisan yang meliputi anatomi karya ilmiah, format penulisan, kebahasaan, dan kepustakaan mengikuti pedoman yang ditentukan IPB. Secara khusus, sistematika penulisan disertasi merujuk pada buku pedoman tersebut Lampiran 22 (Halaman 150) yang menyajikan contoh daftar isi untuk disertasi pola beberapa judul yang merupakan artikel jurnal ilmiah.

Tujuan penelitian ini terdiri dari enam hal, yang masing-masing penulisan tujuan dijabarkan ke dalam bab-bab. Tiga dari enam tujuan merupakan artikel

ilmiah yang masing-masing berkaitan pada payung penelitian “Perilaku Kenakalan Remaja” yang terdiri atas Artikel 1 dengan judul “Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga dan Pengasuhan Anak serta Lingkungan Teman Terhadap Kenakalan Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Bogor”; Artikel 2 dengan judul “Pengaruh Hubungan Diadik dalam Keluarga dan Psikososial terhadap Kenakalan Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor”; dan Artikel 3 dengan judul “Pengaruh Komunikasi Keluarga, Lingkungan Teman dan Sekolah terhadap Kenakalan Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor”. Pembahasan umum pada disertasi ini merupakan rangkaian gabungan pembahasan dari masing-masing jabaran tujuan (1 sampai dengan 5). Intinya, pembahasan umum merupakan ‘rangkaian benang merah’ dari temuan-temuan penelitian ini. Akhirnya, penjabaran tujuan ke-6 ditulis untuk merumuskan strategi kebijakan sebagai implikasi dari hasil penelitian, mulai dari Artikel 1 sampai ke-3 dan permasalahan umum sekolah dan pelajar.

Dokumen terkait