ABSTRAK
HERIEN PUSPITAWATI. Pengaruh Faktor Keluarga, Lingkungan Teman dan
Sekolah terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di
Kota Bogor. Dibimbing oleh UJANG SUMARWAN, RATNA MEGAWANGI, dan
PANG S ASNGARI.
Perkembangan ilmu dan teknologi telah mempengaruhi kehidupan
keluarga baik secara positif maupun negatif. Salah satu pengaruh negatif
berhubungan dengan tekanan ekonomi keluarga yang selanjutnya berpengaruh
terhadap gaya pengasuhan yang akhirnya berdampak pada perilaku kenakalan
remaja.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor
keluarga dan lingkungan teman terhadap perilaku kenakalan remaja. Tujuan
khusus penelitian ini adalah untuk : (1) Menganalisis secara umum
permasalahan umum pelajar dan sekolah, keadaan umum sarana dan prasarana
sekolah dan titik-titik rawan dan matriks tawuran pelajar di Kota Bogor; (2)
Mengetahui karakteristik contoh, dan keadaan sosial- ekonomi keluarganya; (3)
Mengkaji pengaruh keadaan sosial-ekonomi keluarga dan pengasuhan anak
serta lingkungan teman terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan
Tehnik Industri (SMK-TI) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota
Bogor; (4) Menganalisis pengaruh hubungan diadik dalam keluarga terhadap
outcome psiko-sosial pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri
(SMK-TI) di Kota Bogor; (5) Menganalisis pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan
teman dan sekolah terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan
Tehnik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor; dan (6) Merumuskan strategi kebijakan
sebagai implikasi hasil penelitian terhadap model pencegahan dan
penanggulangan terpadu kenakalan pelajar di Kota Bogor.
Studi dilaksanakan pada Tahun 2001-2003 pada empat Sekolah
Menengah kejuruan-Tehnik Industri (SMK-TI) (tiga swasta dan satu negeri) dan
satu Sekolah Menengah Umum (SMU) (swasta) di Kota Bogor. Contoh yang
digunakan adalah 667 pelajar (550 pelajar sekolah negeri, dan 117 pelajar
sekolah swasta atau apabila berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 540 laki-laki
dan 127 perempuan). Metoda sampling yang digunakan adalah metode acak
Berdasarkan laporan dari kepala sekolah/ pembina SMK-TI diketahui
bahwa permasalahan Umum sekolah dan pelajar yang Umumnya terjadi adalah
minimnya keuangan SPP, minimnya sarana sekolah, kurangnya koordinasi
antara pihak orangtua siswa dengan pihak sekolah, kurangnya disiplin siswa,
kurangnya motivasi siswa untuk belajar, seringnya terjadi tawuran antar para
siswa dari berbagai sekolah di Kota Bogor, dan kesulitan siswa untuk
mendapatkan angkutan Umum untuk berangkat dan pulang sekolah.
Hasil studi mendukung Hipotesis Umum 1 (Artikel ke-1) bahwa “Tekanan
ekonomi keluarga berpengaruh secara tidak langsung pada kenakalan pelajar
melalui gaya pengasuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak remajanya.”
Hasil studi juga mendukung Hipotesis Umum 2 (Artikel ke-1) bahwa “Gaya
pengasuhan merupakan variabel mediator antara karakteristik sosio-ekonomi
keluarga dengan outcome pelajar.” Hasil penelitian ini juga menyetujui untuk
mendukung Hipotesis Umum 3 (pada Artikel ke-1) bahwa “Keterikatan hubungan
dengan teman berpengaruh secara langsung terhadap perilaku kenakalan
pelajar baik SMK-TI dan SMU.”
Apabila contoh yang dianalisis adalah khusus pelajar SMK-TI yang
berjumlah 550 pelajar (173 pelajar sekolah negeri atau 34.45%, dan 377 pelajar
sekolah swasta atau 68.55%), maka hasil menunjukkan bahwa indikator-indikator
psiko-sosial remaja terdiri atas keadaan psikologi (penghargaan diri, emosi/stres,
dan kecerdasan emosi) dan perilaku sosialnya (perilaku agresifitas dan perilaku
kenakalan baik Umum dan kriminal). Hasil penelitian mendukung Hipotesis
Umum 4 (Artikel ke-2) bahwa “Hubungan diadik yang baik antara orangtua dan
remaja akan meningkatkan keadaan psikologi remaja.” Hasil penelitian
mendukung Hipotesis Umum 5 (Artikel ke-2) bahwa “Hubungan diadik dalam
keluarga yang baik berpengaruh terhadap penurunan perilaku agresif dan nakal.”
Secara garis besar penelitian ini menemukan adanya kompetisi pengaruh
secara relatif antara orangtua dan teman sebaya yang keduanya mempunyai
kekuatan sendiri-sendiri. Penelitian mendukung Hipotesis Umum 7 (artikel ke-3)
bahwa “Keeratan hubungan dengan teman yang bermasalah berpengaruh
terhadap meningkatnya perilaku agresif dan kenakalan dan menurunkan nilai
pelajaran. Hasil penelitian ini juga mendukung Hipotesis Umum 6 (artikel ke-3)
bahwa “Komunikasi dalam keluarga yang baik berpengaruh terhadap
menurunnya perilaku agresif dan kenakalan dan meningkatkan nilai pelajaran.”
antar sekolah, Pemda dan keluarga pelajar, dan mengusulkan kebijakan holistik
dalam mencegah kenakalan pelajar melalui pendekatan Community Based
Education (CBE) yaitu dengan melibatkan secara partisipatif semua komponen di
ABSTRACT
HERIEN PUSPITAWATI. The Impacts of Family, Peer Groups, School
Environment Factors toward High School Students Delinquencies in Bogor City.
Under guidance and supervision of UJANG SUMARWAN, RATNA
MEGAWANGI, dan PANG S ASNGARI.
The developments of economic and technology have affected family lifes
positively and negatively. One of the negative effects relates to family economic
pressures that later of affecting parenting styles and finally produce juvenile
delinquencies.
The purpose of this study is to examine the influence of family factor and
peer environment to teenagers delinquencies. The objectives of this study are:
(1) To describe the general problems of schools and students, the conditions of
facilities and infrastructures, and the matrix of fightings and its place among
students in Bogor, (2) To explain the socio-economics characteristics of
respondents and their families, (3) to analyze the relationships between family
sosio-economic conditions, parenting, and peer groups of all respondents toward
the adolescents’ delinquencies, (4) to examine the influence of dyadic
interactions and adolescents’ psycho-social outcomes including teenagers
delinquencies, (5) to analyze the influences of communications between parents
and adolescents and the relationships with friends and school toward
adolescent’s agresiveness and delinquency behaviors, and (6) to form
recommendations related to strategic planning as implications of study findings
toward the model of prevention and rehabilitation of adolescents’ delinquencies in
Bogor.
The study was conducted in 2001-2003 at four technical high schools
(three private schools, and one state school) and one general high school (a
private school) in Bogor. The samples used in this study were 667 students (550
students from state schools and 117 students from private schools or if divided
into sex then consists of 540 boys and 127 girls). The sampling method applied
was simple random sampling among second graders.
Based on the reports from the principals and teachers, the general
fees, the minimum conditions of schools’ facilitations, lack of coordinations
between parents and schools, lack of students disciplines, lack of students
motivation, high frequency of student’s fightings and violence, and the difficulty of
students getting transportation to and from school.
The study confirms General Hypothesis 1 (Article 1) that “Family
economic pressures influence adolescents’ delinquencies indirectly through
parenting practices.” The study also confirms General Hypothesis 2 (Article 1)
that “Parenting practices variable is a mediator variable between family socio-
economic characteristics and adolescents’ outcomes.” Finally, it is found that
adolescents’ delinquencies are influenced directly by peer’s relations, parenting,
and emotional quotient (General Hypothesis 3 in Article 1).
If the respondents used only from the technical high schools, then the
total respondent used were 550 students (173 students from state schools and
377 students from private schools). The study finds out that indicators of
adolescents’ psycho-social outcomes consist of psychological conditions
(esteem, emotional intelligent, and stress), and social behaviors (aggressiveness
and delinquencies behaviors, both type of common and crimes). It is found that
psychological outcomes of adolescents are influenced directly by dyadic
interactions among family members.
The study confirms General Hypothesis 4 (Article 2) that “Warmly dyadic
interaction between parents and adolescent will affect the increased of quality of
adolescents’ psychology conditions.” In other words, dyadic interactions and the
quality of relationships among family members would firm the stability of
psychological conditions of adolescents ( in terms of the ability of knowing self,
control emotions, positive attitudes, self esteem, and self confidence to do
something) . The study also confirms General Hypothesis 5 (Article 2) that
“Good dyadic interactions within family will influence the decreased of
agresiveness and delinquency behaviors.” It is found out that the stability of
psychological conditions would decrease the behaviors of adolescents’
agresiveness and delinquency.
In general, the study finds out that there are competions between the
influenced of parents relative to the influence of peer groups toward adolescents’
behaviors with its own degree of influence. It is proved that both parents and
friends influence together on adolescents’ delinquency behaviors and academic
high degree of relationships between adolescents and their troubled friends will
influence the increased of adolescents’ agresiveness and delinquent behaviors.”
The study also confirms General Hipothesis 6 (Article 3) that “Communications
within family will influence the decreased of adolescents’ agresiveness and
delinquent behaviors and increased the adolescents’ academic achievements .”
Finally, the study recommends the actions of increased coordinations among
schools, regional government, national government, families, NGOs, and
academics to act a model of participative coordinations in preventing
adolescents’ delinquencies through a Community Based Education (CBE)
approah that involving all components in community.
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi ”Pengaruh Faktor Keluarga,
Lingkungan Teman dan Sekolah Terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Bogor” adalah karya saya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, 6 Juni 2006
TULISAN INI DIDEDIKASIKAN UNTUK SEMUA PELAJAR
DI KOTA BOGOR PADA KHUSUSNYA DAN
DI INDONESIA PADA UMUMNYA
TULISAN INI JUGA DIDEDIKASIKAN UNTUK
ANAK, SUAMI, DAN KELUARGA
ABSTRAK
HERIEN PUSPITAWATI. Pengaruh Faktor Keluarga, Lingkungan Teman dan
Sekolah terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di
Kota Bogor. Dibimbing oleh UJANG SUMARWAN, RATNA MEGAWANGI, dan
PANG S ASNGARI.
Perkembangan ilmu dan teknologi telah mempengaruhi kehidupan
keluarga baik secara positif maupun negatif. Salah satu pengaruh negatif
berhubungan dengan tekanan ekonomi keluarga yang selanjutnya berpengaruh
terhadap gaya pengasuhan yang akhirnya berdampak pada perilaku kenakalan
remaja.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor
keluarga dan lingkungan teman terhadap perilaku kenakalan remaja. Tujuan
khusus penelitian ini adalah untuk : (1) Menganalisis secara umum
permasalahan umum pelajar dan sekolah, keadaan umum sarana dan prasarana
sekolah dan titik-titik rawan dan matriks tawuran pelajar di Kota Bogor; (2)
Mengetahui karakteristik contoh, dan keadaan sosial- ekonomi keluarganya; (3)
Mengkaji pengaruh keadaan sosial-ekonomi keluarga dan pengasuhan anak
serta lingkungan teman terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan
Tehnik Industri (SMK-TI) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota
Bogor; (4) Menganalisis pengaruh hubungan diadik dalam keluarga terhadap
outcome psiko-sosial pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri
(SMK-TI) di Kota Bogor; (5) Menganalisis pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan
teman dan sekolah terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan
Tehnik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor; dan (6) Merumuskan strategi kebijakan
sebagai implikasi hasil penelitian terhadap model pencegahan dan
penanggulangan terpadu kenakalan pelajar di Kota Bogor.
Studi dilaksanakan pada Tahun 2001-2003 pada empat Sekolah
Menengah kejuruan-Tehnik Industri (SMK-TI) (tiga swasta dan satu negeri) dan
satu Sekolah Menengah Umum (SMU) (swasta) di Kota Bogor. Contoh yang
digunakan adalah 667 pelajar (550 pelajar sekolah negeri, dan 117 pelajar
sekolah swasta atau apabila berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 540 laki-laki
dan 127 perempuan). Metoda sampling yang digunakan adalah metode acak
Berdasarkan laporan dari kepala sekolah/ pembina SMK-TI diketahui
bahwa permasalahan Umum sekolah dan pelajar yang Umumnya terjadi adalah
minimnya keuangan SPP, minimnya sarana sekolah, kurangnya koordinasi
antara pihak orangtua siswa dengan pihak sekolah, kurangnya disiplin siswa,
kurangnya motivasi siswa untuk belajar, seringnya terjadi tawuran antar para
siswa dari berbagai sekolah di Kota Bogor, dan kesulitan siswa untuk
mendapatkan angkutan Umum untuk berangkat dan pulang sekolah.
Hasil studi mendukung Hipotesis Umum 1 (Artikel ke-1) bahwa “Tekanan
ekonomi keluarga berpengaruh secara tidak langsung pada kenakalan pelajar
melalui gaya pengasuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak remajanya.”
Hasil studi juga mendukung Hipotesis Umum 2 (Artikel ke-1) bahwa “Gaya
pengasuhan merupakan variabel mediator antara karakteristik sosio-ekonomi
keluarga dengan outcome pelajar.” Hasil penelitian ini juga menyetujui untuk
mendukung Hipotesis Umum 3 (pada Artikel ke-1) bahwa “Keterikatan hubungan
dengan teman berpengaruh secara langsung terhadap perilaku kenakalan
pelajar baik SMK-TI dan SMU.”
Apabila contoh yang dianalisis adalah khusus pelajar SMK-TI yang
berjumlah 550 pelajar (173 pelajar sekolah negeri atau 34.45%, dan 377 pelajar
sekolah swasta atau 68.55%), maka hasil menunjukkan bahwa indikator-indikator
psiko-sosial remaja terdiri atas keadaan psikologi (penghargaan diri, emosi/stres,
dan kecerdasan emosi) dan perilaku sosialnya (perilaku agresifitas dan perilaku
kenakalan baik Umum dan kriminal). Hasil penelitian mendukung Hipotesis
Umum 4 (Artikel ke-2) bahwa “Hubungan diadik yang baik antara orangtua dan
remaja akan meningkatkan keadaan psikologi remaja.” Hasil penelitian
mendukung Hipotesis Umum 5 (Artikel ke-2) bahwa “Hubungan diadik dalam
keluarga yang baik berpengaruh terhadap penurunan perilaku agresif dan nakal.”
Secara garis besar penelitian ini menemukan adanya kompetisi pengaruh
secara relatif antara orangtua dan teman sebaya yang keduanya mempunyai
kekuatan sendiri-sendiri. Penelitian mendukung Hipotesis Umum 7 (artikel ke-3)
bahwa “Keeratan hubungan dengan teman yang bermasalah berpengaruh
terhadap meningkatnya perilaku agresif dan kenakalan dan menurunkan nilai
pelajaran. Hasil penelitian ini juga mendukung Hipotesis Umum 6 (artikel ke-3)
bahwa “Komunikasi dalam keluarga yang baik berpengaruh terhadap
menurunnya perilaku agresif dan kenakalan dan meningkatkan nilai pelajaran.”
antar sekolah, Pemda dan keluarga pelajar, dan mengusulkan kebijakan holistik
dalam mencegah kenakalan pelajar melalui pendekatan Community Based
Education (CBE) yaitu dengan melibatkan secara partisipatif semua komponen di
ABSTRACT
HERIEN PUSPITAWATI. The Impacts of Family, Peer Groups, School
Environment Factors toward High School Students Delinquencies in Bogor City.
Under guidance and supervision of UJANG SUMARWAN, RATNA
MEGAWANGI, dan PANG S ASNGARI.
The developments of economic and technology have affected family lifes
positively and negatively. One of the negative effects relates to family economic
pressures that later of affecting parenting styles and finally produce juvenile
delinquencies.
The purpose of this study is to examine the influence of family factor and
peer environment to teenagers delinquencies. The objectives of this study are:
(1) To describe the general problems of schools and students, the conditions of
facilities and infrastructures, and the matrix of fightings and its place among
students in Bogor, (2) To explain the socio-economics characteristics of
respondents and their families, (3) to analyze the relationships between family
sosio-economic conditions, parenting, and peer groups of all respondents toward
the adolescents’ delinquencies, (4) to examine the influence of dyadic
interactions and adolescents’ psycho-social outcomes including teenagers
delinquencies, (5) to analyze the influences of communications between parents
and adolescents and the relationships with friends and school toward
adolescent’s agresiveness and delinquency behaviors, and (6) to form
recommendations related to strategic planning as implications of study findings
toward the model of prevention and rehabilitation of adolescents’ delinquencies in
Bogor.
The study was conducted in 2001-2003 at four technical high schools
(three private schools, and one state school) and one general high school (a
private school) in Bogor. The samples used in this study were 667 students (550
students from state schools and 117 students from private schools or if divided
into sex then consists of 540 boys and 127 girls). The sampling method applied
was simple random sampling among second graders.
Based on the reports from the principals and teachers, the general
fees, the minimum conditions of schools’ facilitations, lack of coordinations
between parents and schools, lack of students disciplines, lack of students
motivation, high frequency of student’s fightings and violence, and the difficulty of
students getting transportation to and from school.
The study confirms General Hypothesis 1 (Article 1) that “Family
economic pressures influence adolescents’ delinquencies indirectly through
parenting practices.” The study also confirms General Hypothesis 2 (Article 1)
that “Parenting practices variable is a mediator variable between family socio-
economic characteristics and adolescents’ outcomes.” Finally, it is found that
adolescents’ delinquencies are influenced directly by peer’s relations, parenting,
and emotional quotient (General Hypothesis 3 in Article 1).
If the respondents used only from the technical high schools, then the
total respondent used were 550 students (173 students from state schools and
377 students from private schools). The study finds out that indicators of
adolescents’ psycho-social outcomes consist of psychological conditions
(esteem, emotional intelligent, and stress), and social behaviors (aggressiveness
and delinquencies behaviors, both type of common and crimes). It is found that
psychological outcomes of adolescents are influenced directly by dyadic
interactions among family members.
The study confirms General Hypothesis 4 (Article 2) that “Warmly dyadic
interaction between parents and adolescent will affect the increased of quality of
adolescents’ psychology conditions.” In other words, dyadic interactions and the
quality of relationships among family members would firm the stability of
psychological conditions of adolescents ( in terms of the ability of knowing self,
control emotions, positive attitudes, self esteem, and self confidence to do
something) . The study also confirms General Hypothesis 5 (Article 2) that
“Good dyadic interactions within family will influence the decreased of
agresiveness and delinquency behaviors.” It is found out that the stability of
psychological conditions would decrease the behaviors of adolescents’
agresiveness and delinquency.
In general, the study finds out that there are competions between the
influenced of parents relative to the influence of peer groups toward adolescents’
behaviors with its own degree of influence. It is proved that both parents and
friends influence together on adolescents’ delinquency behaviors and academic
high degree of relationships between adolescents and their troubled friends will
influence the increased of adolescents’ agresiveness and delinquent behaviors.”
The study also confirms General Hipothesis 6 (Article 3) that “Communications
within family will influence the decreased of adolescents’ agresiveness and
delinquent behaviors and increased the adolescents’ academic achievements .”
Finally, the study recommends the actions of increased coordinations among
schools, regional government, national government, families, NGOs, and
academics to act a model of participative coordinations in preventing
adolescents’ delinquencies through a Community Based Education (CBE)
approah that involving all components in community.
© Hak cipta milik Herien Puspitawati, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Judul Disertasi : Pengaruh Faktor Keluarga, Lingkungan Teman dan Sekolah Terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Bogor.
Nama : Herien Puspitawati
NRP : GMK 995135
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc.
Ketua
Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc. Prof. Dr. Pang S. Asngari
Anggota Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Gizi Masyarakat Dekan Sekolah Pascasarjana dan Sumberdaya Keluarga
Prof . Dr. Ir. Ali Khomsan, MS Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
RahmatNya maka tulisan ini akhirnya terwujud. Penelitian ini dilakukan pada
seluruh SMK-TI di Kota Bogor dengan fokus kepada lima Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA). Waktu pelaksanaan penelitian mulai pra-survei sampai
data cleaning adalah 42 bulan yang terbagi dalam beberapa tahapan. Sumber
dana penelitian berasal dari berbagai pihak, mulai dari Direktorat Pendidikan
Tinggi (Dikti), Departemen Pendidikan Nasional (melalui beasiswa BPPS, dan
Penelitian Kajian Wanita tahun 2001 dan 2003), Kementerian Pemberdayaan
Perempuan tahun 2004, dan SIDA (Swedish International Development
Coorporation Agencies) tahun 2003 dan 2004 serta Departemen Ilmu Keluarga
dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia-IPB tahun 2005 serta beberapa
donatur seperti PT. Indofood dan Indonesia Heritage Foundation.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang se
tinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang membantu baik secara teknis maupun saran
profesional serta bantuan finansial hingga tulisan ini terwujud. Secara spesifik,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Penguji Luar
1) Ibu Prof. Dr. Meutya Hatta, Menteri Pemberdayaan Perempuan dari
Kementerian Pemberdayaan Perempuan-Republik Indonesia,
2) Bapak Ace Suryadi, PhD, Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah
(PLS), Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen
Pendidikan Nasional-Republik Indonesia,
(2) Rektor Institut Pertanian Bogor, Bapak Prof.Dr.Ir. Ahmad Ansori Mattjik,
MSc,
(3) Dekan Sekolah Pascasarjana-IPB, Ibu Prof Dr. Sjafrida Manuwoto, MSc,
atas perijinan dan pembinaan selama peneliti menjadi mahasiswa,
(4) Dekan Fakultas Pertanian-IPB, Bapak Prof.Dr.Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr,
(5) Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Bapak Dr.Ir. Hardinsyah, MS,
(6) Dosen komisi pembimbing disertasi Bapak Prof.Dr.Ir. Ujang Sumarwan,
M.Sc (Ketua), Dr.Ir. Ratna Megawangi, M.Sc dan Bapak Prof. Dr. Pang S
Asngari (anggota) atas semua bimbingan, bantuan, saran-saran
profesional, kesabaran, dan ketelatenan yang luar biasa selama
(7) Ibu Dr.Ir. Suprihatin Guhardja, MS selaku dosen penguji tertutup pada
tanggal 3 April 2006, atas saran-saran penyempurnaan,
(8) Ibu Dr.Ir. Euis Sunarti, MS sebagai pemimpin sidang ujian tertutup pada
tanggal 3 April 2006, mewakili Ketua Departemen GMSK-IPB,
(9) Ketua Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) periode
yang lalu Bapak Prof.Dr.Ir. Hidayat Syarief, MS; Ibu Dr.Ir. Amini Nasoetion,
MS; Bapak Dr. Ir. Hardinsyah, MS; Bapak Dr. Ir. Drajat Martianto, MS dan
Ibu Dr.Ir. Diah K Pranadji, MS, atas semua jasa dan bantuan dalam
mendidik saya secara profesional,
(10) Bapak Dr.Ir. Hartoyo, M.Sc, selaku Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan
Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia-IPB atas bantuan fasilitas dan
finansialnya,
(11) Ibu Dr.Ir. Evi Damayanti, MS selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia-IPB,
(12) Para senior saya Ibu Dr.Ir. Aida Vitayala Hubeis, MS; Ibu Dr Clara M
Kusharto, MSc; Ibu Ir. Emmy Karsin, MS; Bapak Dr. Hertomo Heroe (Staf
Ahli di Kementerian Pemberdayaan Perempuan-RI); Ibu Dr.Ir. Ani
Madanijah, MS; dan Bapak Prof.drh. Dondin Sajuthi, MST. PhD.
(13) Bapak Dr.Ir. Budi Suharjo, MS atas masukan model-model analisis SEM,
(14) Para pelajar SMK-TI dan SMU yang menjadi contoh pada penelitian ini,
dan para pelajar lain di Kota Bogor yang terkena rasia senjata tajam atas
bantuan informasi kehidupan pelajar,
(15) Para pelajar SMK-TI se Kota Bogor sebanyak 150 siswa yang mengikuti
pesantren Kilat (Sanlat) di Pesantren Al Umm, Ciawi, Bogor pada 2-5
November 2001,
(16) Para pelajar yang berada di sel Polresta Bogor atas bantuan informasi saat
di wawancara,
(17) Semua Kepala Sekolah dan Guru Pembina SMK-TI di Kota Bogor atas
bantuan data dan informasinya,
(18) Para Kepala Sekolah dan Guru Pembina SMK-TI N2, KN, YK, P2, dan
SMU P4 di Kota Bogor atas bantuan teknis pengambilan data dan informasi
yang sangat berguna bagi penelitian ini,
(19) Bapak Drs T.B. Royani selaku ketua Satgas SMK-TI, Bapak Drs H Ade
Syarip Hidayat, M.Si selaku Kabid Binmudora-Dinas Pendidikan Kota
dan Ibu Lusi Saptiningsih, SH selaku Kadit Binmas Polsekta Bogor Utara
atas perijinan, informasi dan data yang diberikan untuk penelitian ini dan
atas fasilitas yang diberikan selama melakukan rasia senjata tajam
berkeliling Kota dan Kabupaten Bogor selama tahun 2001-2002,
(20) Seluruh anggota Satgas SMK-TI se Kota Bogor atas bantuan dalam
pengumpulan data dan informasi,
(21) Para penjual warung di sekitar sekolah atas bantuan informasi tentang
senjata tajam yang disimpan oleh pelajar,
(22) Pesantren Al-Umm atas informasi pesantren kilat (sanlat) anak-anak
bermasalah di Kota Bogor,
(23) Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti), Departemen Pendidikan Nasional
(melalui beasiswa BPPS, dan Penelitian Kajian Wanita), Kementerian
Pemberdayaan Perempuan atas bantuan finansialnya,
(24) Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia
(FEMA) atas bantuan finansialnya,
(25) Ibu Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc selaku Direktur Indonesia Heritage
Fundation (IHF) atas bantuan finansialnya dalam menyediakan alat media
dokumentasi,
(26) Ms. Inger Walin dari Lulea University, Sweden dan SIDA (Swedish
International Development Coorporation Agencies) atas bantuan
finansialnya dan kesempatan untuk seminar di Lulea University- Sweden
dan di Philippines dalam rangka mendapatkan input-input perbaikan
disertasi,
(27) Ibu Dr.Ir. Endang S. Sunaryo, M.Sc, dari Indofood atas bantuan finansial
dalam menyediakan souvenir bagi seluruh responden penelitian,
(28) Teman-teman sekolega di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK)
(Dik Tutik, Melly, Mbak Diah, Retno, Bu Emmi, Bu Tien, Dik Euis, Mega,
Netty, Mbak Istiq, Mbak Lilik, Pak Jem-Jem, Mas Yok, Bang Ujang), dan di
Gizi Masyarakat (GM) (Mbak Yayuk, Mbak Lilik, Bu Clara, Bu Ani, Bu Ami,
Dodik, Mety, Mbak Evy, Dik Drajat, Pak Hardin), atas dorongan moril agar
penulis senantiasa bermotivasi tinggi,
(29) Ibu Tin Herawati, SP, M.Si atas bantuan entry data, cleaning data,
checking dan mengolah data, mempersiapkan presentasi serta bantuan
(30) Para Pegawai Dept. IKK (Mbak Id, Bu Titin, Bu Itoh, Bu Yeti, Mas Gandi,
Pak Harjo, Pak Cahyadi, Dedi, dan Mas Itok) dan Dept. GM (Bu Yati,
Popon, Bu Omi, Bu Yuli, Mas Rena) atas bantuan menyemangati,
(31) Suami tercinta, Bapak Dr.Ir. Ma’mun Sarma, MS.,MEc yang selalu
memberikan dorongan, memotivasi, memberikan bantuan moril, material,
tenaga dan waktu serta menunjukkan pengertian dan toleransi yang sangat
luar biasa dalam segala hal,
(32) Anak semata wayang tersayang, Cinthyarindi Tiffani Lestari yang
senantiasa selalu menyemangati, menyayangi, dan pengertian kepada
situasi penulis setiap saat,
(33) Orangtua tercinta, Bapak dan Ibu Slamet Priyadi serta Nenek tersayang
Mbah Bibit Sriyati atas do’a restu, bantuan semangat, dan pehatian serta
kasih sayang di waktu penulis masih kecil,
(34) Almarhumah ibu mertua, yaitu Ibu Hj Maimunah dan Almarhum ayah
mertua Bapak H Mohammad Sarma,
(35) Adik-adik kandung: Nunik, Edi, Naning, dan Eva atas bantuan moril,
(36) Adik dan kakak ipar (Ang Jur, Nung, Arofah, Ang Yung) atas bantuan moril,
(37) Para asisten lapang yang sekaligus anak bimbingan atas bantuannya
dalam mengumpulkan data primer dan sekunder di lapangan,
a. Shinta Dewi, Nrp A 05497004 , lulus tahun 2003,
b. Susanti Widiana, Nrp A 05497027, lulus tahun 2002,
c. Nani Sumarni, Nrp A 05497034, lulus tahun 2002,
d. Kunarti, Nrp A 05499016 , lulus tahun 2004,
e. Siti Widianti, Nrp A 05499049 , lulus tahun 2004,
(38) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan
langsung maupun tidak langsung
Akhirnya, penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah, dan
ketidaksempurnaan adalah milik penulis sebagai manusia. Untuk itu penulis
memohon maaf apabila ada kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam tulisan
ini. Terima kasih sekali lagi penulis ucapkan untuk semua pihak yang terlibat
baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan disertasi ini.
Bogor, 6 Juni 2006
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 10 November 1962 sebagai
putri sulung dari pasangan Bapak Slamet Priyadi dan Ibu Nanik Roemiati.
Penulis mulai menempuh sekolah formal di Sekolah Dasar Milik Asing di SD
Ta-Chung Malang pada tahun 1969 dan menamatkan pendidikan sekolah dasar di
SDN Belakang Loji I Malang pada tahun 1974. Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama ditamatkan pada tahun 1977 di SMPN 2 Malang, sedangkan pendidikan
Sekolah Menengah Atas ditamatkan pada tahun 1981 di SMAN 5 Malang.
Selama menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas, penulis pernah
mendapatkan beasiswa Supersemar selama dua tahun pada tahun 1979-1981.
Di luar aktivitas belajar, penulis pernah mendapat penghargaan Juara 1 menari
tradisional Jawa Timur “Tarian Remo” pada tahun 1980 se Kota Malang.
Penulis mulai menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB)
sejak tahun 1981 melalui jalur Perintis II (tanpa tes). Penulis memilih Program
Studi Agribisnis pada Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian pada tahun 1982. Selama menempuh pendidikan tinggi di IPB, penulis
mendapat beasiswa Ikatan Dinas (ID) dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan selama tiga tahun, yaitu tahun 1982-1985, yang diharuskan untuk
menjadi staf pengajar dan bersedia ditempatkan di perguruan tinggi manapun di
Indonesia. Kuliah di IPB ditamatkan oleh penulis pada bulan Desember tahun
1985 dan akhirnya penulis ditempatkan untuk menjadi staf pengajar di IPB mulai
bulan Januari tahun 1986 sampai sekarang.
Pada tahun 1989, penulis mendapatkan beasiswa dari Bank Dunia atau
International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) Loan 2636
Project, untuk melanjutkan pendidikan ke Program Master di Department of
Human Development and Family Studies, Iowa State University, USA dan
menamatkan pendidikan tersebut pada tahun 1992. Selama tahun 1989-1991
penulis juga mendapatkan beasiswa dari universitas yang sama berupa
Graduate Research Assistantship Award. Pendidikan Program Master kembali
ditamatkan oleh penulis pada tahun 1998 dari Department of Sociology, College
of Agriculture, Iowa State University, USA dengan beasiswa dari universits
tersebut. Beasiswa yang diperoleh berupa Graduate Research Assistantship
Award yang didapatkan dari tahun 1995-1997 dan bekerja di Center for Family
jawab mengolah dan menyajikan data penelitian longitudinal (1986-1998) pada
penelitian Iowa Youth and Family Project (IYFP).
Penulis sempat terdaftar sebagai PH.D student pada Department of
Sociology, College of Agriculture, Iowa State University pada tahun 1996 dan
sudah menyelesaikan semua persyaratan kuliah (courses) minus prelim dan
penelitian. Karena alasan keluarga, maka penulis transfer ke Institut Pertanian
Bogor pada tahun 1999 dan registrasi di Program Studi Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga. Pekerjaan tambahan diluar akademis yang pernah
penulis lakukan di USA untuk memperkuat pengalaman hidup dan ketrampilan
hidup meliputi baby- sitter dan housekeeper selama dua tahun (1993-1994),
buruh petik pucuk tanaman jagung (detasseling corn) pada Pioneer Hy-Bred
Company di musim panas 1993, memperbaiki buku-buku koleksi spesial dan
kuno pada Iowa State University Lybrary dan pengantar koran serta
yellow-pages di waktu luang.
Beberapa beasiswa lainnya yang pernah penulis terima meliputi: (1)
Penerima International Student Fund Award, dari Iowa Home Economics
Association (IHEA), USA, pada tahun 1990; (2) Penerima Von-Tungeln Award,
dari Dept. of Sociology, Iowa State University, USA, pada tahun 1997; (3)
Penerima beasiswa dari SIDA (Swedish International Development Cooperation
Agency) untuk menghadiri International Training of Women in Management
Fase ke-1 selama sebulan di Lulea University-Lulea, Sweden, pada bulan
Oktober-November 2002, dan Fase ke-2 selama seminggu di Manila, Philippines
pada Oktober 2003.
Beberapa penghargaan dan keanggotaan profesional yang pernah
penulis terima meliputi: (1) Keanggotaan pada Iowa Home Economics
Association (IHEA), di tahun 1990; (2) Keanggotaan pada American Home
Economics Association (AHEA), di tahun 1990; (3) Keanggotaan sebagai
Honorary member of Kappa Omicron Nu (National Home Economics Honor
Society), Iowa State University, USA, di tahun 1990; (4) Keanggotaan pada
American Sociological Association (ASA), di tahun 1996-1998; dan (5)
Keanggotaan sebagai Honorary member of Alpha Kappa Delta (AKD), Dept. of
Sociology, Iowa State University, USA di tahun 1996-1998.
Selama menjadi staf pengajar di Institut Pertanian Bogor, penulis
mengajar beberapa mata kuliah yang meliputi Manajemen Sumberdaya
(S1), Teori Keluarga Lanjut (S2 & S3), Interaksi Keluarga (S2 & S3), Komunikasi
Gender (S2), Gender dan Keluarga (S1), dan Pengantar Ekologi Keluarga (S1).
Penulis juga melakukan penelitian-penelitian yang berada di bidang sosiologi
keluarga dan gender. Penyuluhan dan ceramah juga dilakukan oleh penulis
mulai dari tingkatan desa, kota, propinsi, sampai nasional. Beberapa forum
seminar dan diskusi internasional yang pernah penulis lakukan meliputi beberapa
negara seperti USA, Canada, Saudi Arabia, Malaysia, dan Thailand serta
Halaman
DAFTAR TABEL... xxi DAFTAR GAMBAR ... xxiii DAFTAR LAMPIRAN... xxv
PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang... 1 Masalah Penelitian ... 3 Tujuan Penelitian... 6 Manfaat Penelitian ... 7 Batasan Penelitian ... 8 Sistematika Penulisan Disertasi... 9
TINJAUAN PUSTAKA... 11 Keluarga ... 11 Pendekatan Teori ... 24 Remaja dan Lingkungan... 37 Outcome Remaja... 42
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS UMUM... 55 Kerangka Berpikir ... 55 Hipotesis Umum Penelitian ... 57
METODE PENELITIAN... 60 Tempat Dan Waktu Penelitian... 60 Prosedur Pemilihan Contoh... 61 Desain dan Cara Pengumpulan Data ... 67 Manajemen dan Kontrol Kualitas Data... 70 Pengolahan dan Analisis Data ... 70
KEADAAN DAN PERMASALAHAN UMUM
PELAJAR DAN SEKOLAH ... 85 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 85 Keadaan Umum Prasarana dan Sarana Sekolah ... 85 Permasalahan Umum Sekolah... 88 Permasalahan Umum Pelajar ... 90
Pengalaman Masa Kecil Contoh... 124
ARTIKEL 1: PENGARUH KEADAAN SOSIAL-EKONOMI
KELUARGA DAN PENGASUHAN ANAK SERTA LINGKUNGAN TEMAN TERHADAP KENAKALAN PELAJAR SEKOLAH
LANJUTAN TINGKAT ATAS SMK-TI dan SMU
DI KOTA BOGOR... 125 Faktor – faktor yang Berpengaruh pada Kenakalan Pelajar :
Analisis MANCOVA... 137 Faktor – faktor yang Berpengaruh pada Kenakalan Pelajar :
Analisis SEM... 141
Pembahasan... 146 Simpulan ... 156 Daftar Pustaka ... 157
ARTIKEL 2: PENGARUH HUBUNGAN DIADIK DALAM KELUARGA DAN PSIKO-SOSIAL TERHADAP KENAKALAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEHNIK INDUSTRI
(SMK-TI) DI KOTA BOGOR... 163 Karakteristik Contoh dan Keluarga ... 174 Hubungan Diadik Antara Orangtua dan Anak ... 176 Keadaan Outcome Psikososial Pelajar ... 179 Kenakalan Pelajar ... 184 Faktor-faktor yang Berpengaruh pada
Outcome Pelajar... 187 Indikator-indikator Psikososial Pelajar : Analisis SEM... 195 Validitas Kons trak Hubungan Diadik dalam Keluarga
dan Outcome Psikologi dan Perilaku Sosial Pelajar:
Analisa SEM... 197 Model Pengaruh Faktor Keluarga dan
Pembahasan... 202 Simpulan ... 207 Daftar Pustaka ... 207
ARTIKEL 3: PENGARUH KOMUNIKASI KELUARGA, LINGKUNGAN TEMAN DAN SEKOLAH TERHADAP KENAKALAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEHNIK INDUSTRI (SMK-TI) DI
KOTA BOGOR ... 215 Abstrak... 215 Abstract... 216 Pendahuluan... 216 Tujuan Penelitian ... 217 Manfaat Penelitian ... 218 Metode Penelitian ... 218 Hasil ... 222 Karakteristik Contoh dan Keluarganya ... 222 Komunikasi dan Kebersamaan antara Orangtua
Dan Contoh ... 226 Perilaku Agresif Contoh ... 228 Kenakalan Pelajar ... 229 Nilai Rapor Contoh... 232 Interaksi Contoh dan Lingkungannya ... 233 Pengaruh Komunikasi dalam Keluarga dan Lingkungan
Teman dan Sekolah terhadap Kenakalan Pelajar
dan Prestasi Pelajaran... 244 Pembahasan... 251 Simpulan ... 256 Daftar Pustaka ... 257
PEMBAHASAN UMUM... 263
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN TERHADAP MODEL PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN TERPADU KENAKALAN PELAJAR ... 283 Pemecahan Masalah ... 283 Model Pencegahan dan Penanggulangan
Terpadu Kenakalan Pelajar ... 290
KETERBATASAN CAKUPAN PENELITIAN ... 300 SIMPULAN DAN SARAN... 303 Simpulan ... 303 Saran... 306
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Penjelasan Jumlah Contoh berdasarkan Proses Pengambilan Contoh .. 66
2. Total Contoh yang Digunakan dalam Penelitian Berdasarkan Sekolah... 67
3. Rasio Jumlah Guru dan Murid ... 87
4. Matriks Tawuran Antar Pelajar SMK Se Kota Bogor... 100
5. Sebaran Contoh Berdasarkan Umur (n=667) ... 105
6. Sebaran Contoh Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga (n=667) ... 106
7. Sebaran Contoh Berdasarkan Status Keluarga (n=667) ... 107
8. Sebaran Contoh Berdasarkan Umur ayah (n=667) ... 107
9. Sebaran Contoh Berdasarkan Umur Ibu (n=667) ... 108
10. Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan Ayah (n=667) ... 109
11. Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan Ibu (n=667) ... 109
12. Sebaran Contoh Berdasarkan Pekerjaan Ayah (n=667) ... 110
13. Sebaran Contoh Berdasarkan Pekerjaan Ibu (n=667)... 110
14. Sebaran Contoh Berdasarkan Pendapatan Keluarga
Per Bulan (n=667)... 111
15. Sebaran Contoh Berdasarkan Uang Saku Per Bulan (n=667) ... 113
16. Sebaran Contoh Berdasarkan Sarana Belajar di Rumah (n=667) ... 115
17. Sebaran Contoh Berdasarkan Status gizi dan Jenis Kelamin (n=667) ... 120
18. Sebaran Contoh Berdasarkan Rata-rata Nilai Raport
Selama Dua Semester (n=667)... 121
19. Sebaran Responden Berdasarkan Hasil yang Dicapai Saat ini (n=667) ... 123
20. Hasil Analisis MANCOVA (Multivariate of Covariance) Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kenakalan Pelajar (n total 667; n SMK-TI = 540; n SMU = 127). ... 139
22. Hasil Analisis ANOVA Model Regresi Berbagai Model
dalam Penelitian (n=550) ... 188
23. Hasil Analisis MANCOVA (Multivariate of Covariance) Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kenakalan Pelajar (n total 550; n negeri = 173 ; n swasta = 377)... 190
24. Hasil Regresi Logistik Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Kenakalan Kriminal (1= rendah; 2= tinggi) (n= 550) ... 192
25. Hasil Dekomposisi Efek Gambar 4 (Pengaruh Faktor Keluarga dan Psikologi Pelajar terhadap Kenakalan Pelajar, n= 550) ... 202
26. Sebaran contoh Berdasarkan Rata-Rata Nilai Rapor ... 233
27. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Agresifitas dan Kenakalan(n=550) 244
28. Hasil Dekomposisi Efek Gambar 24 (Pengaruh Komunikasi, Lingkungan Teman dan Sekolah Terhadap Kenakalan Pelajar dan Nilai Pelajaran (n= 550)... 247
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Hubungan anak dengan lingkungannya ... 14 (Model Ekologi dari Bronfenbrenner, 1979)
2. Kerangka konseptual faktor-faktor yang mempengaruhi
kenakalan pelajar ... 59
3. Peta Kota Bogor berikut titik-titik rawan tawuran (lingkaran merah disilang /cross)... 96
4. Model analisis lengkap (a completely analytical model)
faktor- faktor yang mempengaruhi kenakalan pelajar (n=667)... 133
5. Model lengkap faktor-faktor yang mempengaruhi
kenakalan pelajar (n=667) ... 144
6. Kerangka berpikir faktor-faktor yang mempengaruhi
outcome psiko-sosial pelajar remaja ... 171
7. Model analisa pengaruh faktor keluarga dan psiko-sosial
terhadap kenakalan pelajar (n= 550) ... 173
8. Validitas konstruk hubung an diadik dan kualitas
hubungan dalam keluarga (n= 550) ... 194
9. Validitas konstruk outcome psiko-sosial anak (n=550)... 196
10. Validitas konstruk hubungan dalam keluarga dan
outcome psikologi dan perilaku sosial pelajar (n=550) ... 198
11. Model pengaruh faktor keluarga dan psiko-sosial
terhadap kenakalan pelajar (n=550)... 200
12. Kerangka berpikir keterkaitan perilaku sosial dan prestasi belajar... 221
13. Kerangka analisa model pengaruh faktor keluarga, lingkungan
teman dan sekolah terhadap kenakalan pelajar dan nilai pelajaran ... 223
14 Pengaruh komunikasi dan lingkungan teman &
sekolah terhadap perilaku agresif dan kenakalan (n=550) ... 246
15. Model pengaruh komunikasi, lingkungan teman dan sekolah
16. Persamaan regresi linear sederhana pengaruh keterikatan contoh dengan teman pada kelompok
komunikasi orangtua & anak yang baik dan yang kurang baik... 251
17. Rekomendasi terhadap strategi pencegahan kenakalan pelajar di kota bogor
berdasarkan hasil-hasil penelitian ... 288
18. Rekomendasi terhadap strategi pencegahan kenakalan pelajar di kota bogor
berdasarkan analisis swot ... 289
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jenis dan cara pengumpulan data ... 323
2. Batasan Operasioanal ... 326
3. Cara pengukuran variabel-variabel penelitian... 330
4. Manajemen dan kontrol kualitas data ... 332
5. Pengujian kualitas variabel-variabel penelitian (kenormalan, kehomogenan,
reliabilitas dan validasi isi... 340
6. Konsistensi internal dan
validasi konstruk... 345
7. Hasil analisis uji beda t pada berbagai variabel penelitian untuk
artikel 1 (SMK-TI dan SMU) ... 371 8. Kontrol kualitas data melalui
validasi variabel penelitian pada
artikel 1 (SMK-TI dan SMU) ... 372
9. Hasil analisis uji beda t pada berbagai variabel penelitian untuk
artikel 2 (SMK-TI Negeri dan Swasta) ... 373
10. Kontrol kualitas data melalui validasi variabel penelitian pada
artikel 2 (SMK-TI Negeri dan Swasta) ... 374
11. Hasil analisis uji beda t pada berbagai variabel penelitian untuk
artikel 3 (SMK-TI Negeri dan Swasta) ... 375
12. Kontrol kualitas data melalui validasi variabel penelitian pada
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu
desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai dan era
globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020 mendatang. Kunci sukses
dalam menghadapi tantangan tersebut adalah dengan mempersiapkan kualitas
sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang paripurna, handal dan berbudaya
dengan sebaik-baiknya.
Disamping menghadapi dua tantangan besar di atas, Bangsa Indonesia
juga menghadapi dampak krisis ekonomi nasional yang berkepanjangan.
Dampak krisis ekonomi ini juga terjadi pada generasi muda Indonesia dengan
bukti semakin banyaknya permasalahan yang terjadi sejak tahun 1997. Masalah
generasi muda yang semakin dirasakan adalah terjadinya degradasi atau
kemerosotan moral yang ditandai dengan semakin meningkatnya kuantitas dan
kualitas kenakalan remaja dan terjadinya transisi atau perubahan nilai-nilai
individu ke arah negatif yang ditandai dengan semakin hilangnya sopan santun,
rasa hormat dan kasih sayang terhadap sesama.
Sesuai dengan hak-hak anak (termasuk remaja) yang tercantum dalam
the Convention on the Rights of the Child 20 November 1989 (Tunggal 2000), UU
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, UU No. 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang disahkan tanggal
23 September 2004, maka anak-anak berhak memperoleh perlindungan dan
bantuan khusus agar terhindar dari gangguan emosi, fisik, kecerdasan, dan
psikologis. Namun demikian, kenyataan yang masih ada adalah permasalahan
remaja semakin hari semakin meningkat. Masalah remaja yang semakin
memprihatinkan ini apabila dibiarkan terus menerus, maka akan mengarah pada
kehancuran generasi penerus bangsa. Dikatakan oleh Lickona (1991) dalam
bukunya Educating for Character bahwa ada sepuluh tanda-tanda kehancuran
suatu bangsa yang meliputi meningkatnya kekerasan di kalangan remaja,
penggunaan bahasa dan kata-kata kotor, pengaruh kelompok teman yang kuat
dalam tindakan kejahatan, meningkatnya perilaku merusak diri seperti narkoba,
seks bebas dan alkohol, semakin kaburnya pedoman moral antara hal-hal yang
baik dan buruk, penurunan etos kerja, semakin rendahnya rasa hormat kepada
sebagai warga negara, semakin membudayanya nilai ketidakjujuran, dan
semakin meningkatnya rasa kebencian dan saling curiga. Merujuk tanda-tanda
tersebut, maka telah nyata bukti di lapangan bahwa keadaan remaja, khususnya
di kota-kota besar, menghadapi kerusakan yang signifikan
Dalam kurun waktu kurang dari satu dasawarsa terakhir, kenakalan
pelajar dirasakan semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan dan
kecenderungan membahayakan. Salah satu media massa (Republika, 25
Agustus 2001) mencatat bahwa sepanjang tahun 1999, jumlah tawuran pelajar di
DKI Jakarta mencapai 96 kasus yang melibatkan 1036 pelajar. Data sampai
dengan bulan Juli 1999 menunjukkan jumlah korban yang meliputi korban
meninggal mencapai 22 orang, luka berat 52 orang, dan luka ringan 53 orang.
Adapun kerugian fisik seperti rusaknya bangunan ataupun kendaraan sebanyak
13 unit. Selanjutnya diinformasikan oleh pihak Kepolisian Resort Kota (Polresta)
Bogor bahwa pada tahun 2000-2002 terjadi kasus-kasus kenakalan pelajar yang
meliputi tindakan penganiayaan dan kekerasan serta membawa senjata tajam
sebanyak 28 kasus, tindakan pengrusakan bangunan/kendaraan umum
sebanyak enam kasus, dan membawa/ mengkonsumsi narkoba sebanyak lima
kasus.
Kenakalan pelajar adalah suatu outcome dari suatu proses yang dialami
oleh individu remaja yang menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau
pelanggaran terhadap norma-norma yang ada (antara lain norma sosial, norma
hukum dan norma kelompok), mengganggu ketentraman umum, bersifat anti
sosial yang dapat merugikan diri sendiri dan menimbulkan keresahan
masyarakat (Willis 1994; Scneiders 1955; Sudarsono 1991; Sarlito 1991).
Bentuk-bentuk kenakalan remaja diantaranya dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu kenakalan yang tidak melanggar hukum atau kenakalan minor dan
kenakalan yang melanggar hukum atau major atau kriminal. Contoh dari
kenakalan yang tidak melanggar hukum diantaranya adalah berbohong,
memutarbalikkan fakta dengan tujuan menipu orang atau menutup kesalahan,
membolos (pergi meningggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah),
kabur meninggalkan rumah tanpa ijin orang tua atau menentang keinginan orang
tua. Bentuk kenakalan pelajar yang melanggar hukum diantaranya adalah
perkelahian pelajar baik itu perseorangan maupun kelompok, memukul,
minuman keras, dan menyebarkan gambar-gambar porno serta membawa
senjata tajam (Kandel 1990; Faw 1975; Mulyono 1995).
Kenakalan pelajar merupakan suatu penyimpngan yang disebabkan oleh
berbagai faktor baik faktor pribadi/ individu atau internal diri, faktor keluarga yang
merupakan lingkungan utama (Willis 1994), misalnya hubungan antara orang tua
dan anak (Brian 1993), lingkungan sekolah (Tambunan 2001), maupun faktor
lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang
anak misalnya media elektronik (Syibromalisasi 2001; Mulyono 1995).
Dinyatakan bahwa faktor lingkungan sosial atau pergaulan ditandai dengan
bergabungnya pelajar dengan teman-teman sebayanya yang memperkenalkan
“nilai-nilai baru” yang dapat menyebabkan krisis pada remaja karena cenderung
membawa masalah-masalah bagi remaja itu sendiri (Syibromalisasi 2001;
Gunarsa dan Gunarsa 1995).
Masalah Penelitian
Gary S Becker dalam bukunya The Essence of Becker menyatakan
bahwa kualitas mutu modal manusia (the quality of human capital) tergantung
pada investasi yang diberikan melalui pendidikan individu baik pendidikan formal
di sekolah maupun pendidikan non formal (Schwartz 1991). Di Indonesia, secara
tertulis disebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah membentuk pribadi
yang berbudi luhur, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berkemampuan dan mempunyai ketrampilan dasar untuk pendidikan selanjutnya
dan untuk bekal hidup” (Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Bogor
2001). Namun sayangnya dalam dasawarsa terakhir ini kenyataan menunjukkan
hal yang sangat jauh dari yang diharapkan.
Jeratan hukum bagi siapa saja yang melanggar hukum sudah disusun
dengan baik, diantaranya jeratan hukum bagi penyalahgunaan narkoba terhadap
remaja yaitu Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang
narkotika dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika (Dharma Bhakti 2002) dan UU No. 12/Drt Tahun 1951 tentang
membawa senjata tajam. Disamping itu, panduan untuk menyelamatkan
generasi muda bangsa dari bahaya narkotik juga sudah lama dibuat dengan
tujuan untuk digunakan dan dilaksanakan oleh semua pihak (Dharma Bhakti
Berikut ini disajikan beberapa fakta tentang kenakalan pelajar yang
dikumpulkan dari berbagai sumber baik dari pihak kepolisian maupun pihak
sekolah:
(1) Berdasarkan informasi Tambunan (2001) bahwa di kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, dan Medan, sering terjadi tawuran pelajar. Data di
Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tercatat adanya 157 kasus
perkelahian pelajar pada tahun 1992; 183 kasus dengan menewaskan 10
pelajar pada tahun 1994; 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan
2 anggota masyarakat lain tahun 1995; 230 kasus yang menewaskan 15
pelajar serta 2 anggota Polri pada tahun 1998; korban meninggal 37 pelajar
pada tahun 1999.
(2) Sepanjang tahun 1998 di DKI Jakarta terdapat 230 kasus perkelahian pelajar
yang melibatkan sebanyak 1924 siswa dengan jumlah korban, meninggal
sebanyak 17 orang. Tindak lanjut dari kejadian tersebut adalah pembinaan
terhadap 1768 orang pelajar, dengan perincian 80 siswa diantaranya
diproses secara hukum dan 76 siswa diajukan ke penuntut umum. Informasi
tambahan adalah bahwa selama kurun waktu 1995-1996 di DKI Jakarta
tercatat sebanyak 810 kejadian kenakalan pelajar yang kira-kira merupakan
71 persen dari kejadian kenakalan pelajar di tingkat nasional (Republika, 20
Agustus 1999).
(3) Berdasarkan data dari Polresta Bogor diketahui bahwa pada tahun 2000
terjadi 18 kasus kenakalan pelajar yaitu meliputi tawuran pelajar sebanyak
enam kasus, pengrusakan oleh pelajar sebanyak empat kasus dan
penganiayaan oleh pelajar sebanyak delapan kasus; sedangkan sampai
dengan bulan Agustus 2001 terjadi tujuh kasus yang meliputi tawuran pelajar,
pengrusakan oleh pelajar, penganiayaan oleh pelajar, narkoba dan bawa lari
gadis (Polresta Tahun 2000-2001),
(4) Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran pada
saat Pesantren Kilat (Sanlat) Sekolah Menengah Kejuruan Tehnologi
Indonesia (SMK- TI) se Kota Bogor di Pondok Pesantren AI-Umm, Ciawi
Bogor dari tanggal 2-5 November 2001 dinyatakan bahwa selama bulan
Agustus 2001 sudah terjadi empat korban meninggal dari anak SMK- TI yang
berkelahi di dua lokasi di Kota Bogor dan dua lokasi di sekitar Kota Bogor,
(5) Pada tanggal 23 Agustus 2001 terjadi perkelahian pelajar di Kota Bogor yang
belasan siswa SMK lainnya. Korban lainnya adalah seorang siswa SMK (16
tahun) yang mengalami luka di pergelangan tangannya (Republika, Sabtu 25
Agustus 2001),
(6) Pada tanggal 4 September 2001 terjadi perkelahian 13 pelajar dari SMK
Swasta di Kota Bogor dengan membawa berbagai senjata dan bom molotov
sehingga ditangkap oleh Polresta Bogor (Polresta Bogor 2001),
(7) Salah satu penelitian mengenai masalah narkoba dan kenakalan remaja di
Jakarta Selatan membuktikan bahwa dari 100 pelajar yang melakukan
tawuran di jalanan, 67 persen diantaranya dipicu oleh keagresifannya karena
menggunakan narkoba yang diperoleh dengan cara yang mudah, yaitu diberi
oleh temannya sendiri (Republika 24 September 1999),
Berbagai fakta di atas menunjukkan adanya kenakalan pelajar yang
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Lokasi Kota Bogor yang berada di pintu
gerbang Jakarta membawa konsekuensi terhadap perkembangan
masyarakatnya, termasuk pengaruh perubahan gaya hidup dan permasalahan
remaja ibukota yang terbawa ke Bogor. Kepala Dinas Pendidikan dan
Pengajaran (Dinas P & P) Kota Bogor mendesak aparat hukum agar
menyelesaikan kasus tawuran antar pelajar secara hukum karena sudah
mengarah kepada tindakan kriminal yang dilakukan oleh orang dewasa.
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya faktor
keluarga dari remaja yang bersangkutan yang merupakan fondasi primer bagi
perkembangan anak (Kartono 1986). Remaja yang berasal dari keluarga tidak
harmonis yang diwujudkan dengan keadaan seringnya terjadi pertengkaran
antara ayah dan ibu, kurangnya kasih sayang orangtua terhadap anaknya,
kurangnya hubungan (bonding) antara orangtua dan remaja, dan kurangnya
komunikasi antar anggota keluarga akan menyebabkan seorang remaja terlibat
berbagai tindak kenakalan (Faw 1975; Conger 1977; Syibromalisasi 2001).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka beberapa pertanyaan riset
yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kenakalan pelajar? Lebih
khusus lagi faktor keluarga apakah yang berpengaruh? Pengasuhan yang
dilakukan orangtua kepada anak yang bagaimanakah atau pola komunikasi
seperti apakah yang dapat menghindarkan anak dari tindakan nakal? Juga
karakteristik sosial dan ekonomi serta demografi keluarga yang seperti apa
(2) Bagaimana proses terjadinya kenakalan pada seorang individu? Tahapan
perbuatan dan tindakan anak yang bagaimana sehingga menjurus kepada
kenakalan?,
(3) Lingkungan teman yang bagaimana yang mendorong seorang individu
menjadi nakal?,
(4) Adakah kecenderungan adanya dampak negatif dari kenakalan pelajar
terhadap prestasi belajar?.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas merupakan landasan untuk
membuat suatu kajian tentang faktor-faktor yang menyebabkan tejadinya
kenakalan pelajar. Satu hal yang menarik untuk dikaji adalah seberapa besar
kontribusi dari sistem keluarga, lingkungan teman dan lingkungan sekolah
terhadap kenakalan pelajar.
Penelitian ini difokuskan pada kajian terhadap sistem keluarga dengan
menganalisis segala peraturan dan kebiasaan yang ada yang meliputi hubungan
antara orangtua dan anak, pengasuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak,
keadaan sosial ekonomi keluarga yang mungkin menjadi keterbatasan keluarga
dalam berinteraksi satu dengan lainnya, dan pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Penelitian ini melihat segi pembinaan dan pendidikan pelajar yang
didapatkan di sekolah yang mungkin dapat berpengaruh terhadap tingkat
kenakalan pelajar. Kajian tentang hubungan antar sesama teman yang dapat
berpengaruh terhadap tingkat kenakalan pelajar juga dilakukan. Terakhir,
penelitian ini juga mengkaji kebiasaan makan, kebiasaan mengkonsumsi
narkoba dan alkohol serta status gizi remaja.
Tujuan Penelitian
Mengingat semakin besarnya masalah yang dihadapi oleh para pelajar,
maka studi ini secara umum bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara
faktor keluarga, lingkungan teman dan sekolah dengan kenakalan pelajar.
Secara khusus, studi ini bertujuan untuk:
(1) Menganalisis secara umum permasalahan umum pelajar dan sekolah,
keadaan umum sarana dan prasarana sekolah dan titik-titik rawan dan
matriks tawuran pelajar di Kota Bogor,
(2) Mengetahui karakteristik contoh, dan keadaan sosial- ekonomi keluarganya.
(3) Mengkaji pengaruh keadaan sosial-ekonomi keluarga dan pengasuhan anak
Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di
Kota Bogor,
(4) Menganalisis pengaruh hubungan diadik dalam keluarga terhadap outcome
psiko-sosial pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri (SMK-TI) di
Kota Bogor,
(5) Menganalisis pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan teman dan sekolah
terhadap kenakalan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Tehnik Industri
(SMK-TI) di Kota Bogor, dan
(6) Merumuskan strategi kebijakan sebagai implikasi hasil penelitian terhadap
model pencegahan dan penanggulangan terpadu kenakalan pelajar di Kota
Bogor.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi semua pihak yang
memperhatikan kaum remaja sebagai penerus bangsa, baik itu pihak
Departe-men Pendidikan Nasional (Depdiknas), para orangtua pelajar maupun
masyarakat luas. Disamping itu, diharapkan agar hasil penelitian dapat
memberikan sumbangan pemikiran kepada Depdiknas dalam mengantisipasi dan
menanggulangi kenakalan pelajar di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Selama ini penelitian tentang kenakalan remaja di Indonesia sudah
dilakukan oleh beberapa ahli. Saad (2003) dalam penulisan disertasinya (dari
Universitas Negeri Jakarta) mengenai “Perkelahian Pelajar: Potret Siswa SMU di
DKI Jakarta” lebih menyoroti segi pendidikan formal dan kurikulumnya dan
sedikit menganalisis tentang proses yang terjadi di dalam sistem keluarga. Sadli
(1985) dalam penelitian tentang kenakalan remaja di Jakarta (dari Fakultas
Psikologi, Universitas Indonesia) lebih menyoroti segi psikologi sosial dan sedikit
menganalisis tentang proses yang terjadi di dalam sistem keluarga. Sedangkan
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional membuat situs
(www.bkkbn.go.id), yaitu situs informasi kesehatan seksual dan sosial remaja
yang membahas mengenai cerita remaja Indonesia, seperti dunia remaja,
masalah remaja, kelainan seksual, kesehatan seksual, dan penyakit menular
seksual HIV/AIDS. Tulisan-tulisan populer juga diberikan pada situs tersebut,
yaitu mengenai lingkungan Keluarga, komunikasi di dalam keluarga, lingkungan
tentang resiko melakukan hubungan seksual, dan tips pengasuhan yang baik
serta perkembangan psikologi sosial.
Penelitian disertasi dengan topik kenakalan pelajar ini lebih menganalisis
dari tinjauan studi Ilmu keluarga yang diharapkan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu keluarga (family studies) di Institut Pertanian Bogor pada
khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Teori-teori yang digunakan sebagai
pendekatan dalam menganalisis kenakalan remaja pada disertasi ini adalah
gabungan antara Teori Sosiologi Keluarga (seperti Teori Struktural Fungsional,
Teori Sistem/ Ekologi/Ekosistem), dan Teori Psikologi Perkembangan
(Perkembangan Psiko-sosial).
Batasan Penelitian
Secara umum pengumpulan data sekunder dan wawancara kepada
kepala sekolah dilakukan pada seluruh SMK-TI yang berada di Kota Bogor yang
jumlahnya sebanyak 15 sekolah dan satu kepala sekolah SMU. Adapun fokus
penelitian dilakukan pada empat SMK- TI dan satu SMU saja dengan
pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang tersedia.
Berdasarkan informasi Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dinas P & P)
Kota Bogor, dikatakan bahwa sebagian besar (sekitar 80%) pelajar SMK-TI
bertempat tinggal di Kabupaten Bogor dan berasal dari keluarga dengan
status-sosial ekonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu contoh SMK-TI didominasi
oleh pelajar yang berasal dari luar Kota Bogor dengan mobilitas tinggi. Batasan
berikutnya berkaitan dengan tahapan pada pengumpulan data primer, yang
semua jawaban berdasarkan laporan pelajar sendiri (self-report) sebagai
responden dan sekaligus sebagai contoh. Hanya beberapa dari contoh saja baik
laki-laki maupun perempuan, yang dikonfirmasi jawabannya dengan jawaban
orangtua (multi-reporter).
Pada penelitian ini jenis kenakalan pelajar difokuskan dan dimulai dari
bentuk kenakalan tawuran/perkelahian antar pelajar dengan pertimbangan
bahwa jenis kenakalan lainnya seperti mengkonsumsi narkoba, minum sampai
mabuk dan free sex adalah sangat sulit untuk diketahui secara mudah dan cepat.
Sampling pada penelitian ini merujuk pada kaidah pengambilan sampling
berdasarkan teori yang ada. Namun demikian, ada beberapa keterbatasan pada
pelaksanaannya. Secara garis besar metode samplingnya adalah acak
berkaitan dengan tawuran dan perkelahian. Sebagai konsekuensi pendekatan
jenis kenakalan yang berawal dari tawuran, maka jenis sekolah yang banyak
diambil sebagai contoh adalah Sekolah Menengah Tehnik Industri (SMK-TI) atau
STM. Konsekuensi selanjutnya dari pengambilan STM sebagai wadah pelajar,
maka mayoritas contoh berjenis kelamin laki-laki.
Penelitian ini tertarik untuk melibatkan aspek gender pada kenakalan
pelajar agar mempunyai pembanding jenis kelamin yang lengkap. Untuk itu
dipilih secara purposif Sekolah Menengah Umum (SMU) yang bermasalah
dengan mengambil contoh pelajar perempuan saja secara random dari populasi
yang ada di sekolah tersebut. Sistematika “Random Sampling” ini mempunyai
konsekuensi perbedaan dua populasi penelitian, yaitu populasi pelajar SMK-TI
yang mayoritas laki-laki dan populasi pelajar SMU yang mayoritas perempuan.
Di dalam pengembangan kesimpulan, secara sistematik populasi
dibedakan berdasarkan tipe atau asal sekolah, yaitu SMK-TI dan SMU. Namun,
data juga menunjukkan bahwa secara umum pelajar SMU baik laki-laki maupun
perempuan relatif tidak terlibat kenakalan dalam bentuk perkelahian/ tawuran
atau bentuk kenakalan lainnya dibandingkan dengan pelajar SMK-TI, kalaupun
ada perkelahian, itupun dengan frekuensi yang relatif rendah. Data juga
menunjukkan bahwa contoh perempuan yang bersekolah di SMK-TI (10 orang)
mempunyai karakteristik kenakalan dan personalitas yang berbeda dibandingkan
dengan contoh perempuan yang bersekolah di SMU (117 orang). Dengan
demikian, untuk membuktikan Hipotesis 4 sampai Hipotesis 7, maka data yang
dipakai adalah contoh dari populasi pelajar SMK-TI saja karena dikawatirkan
menimbulkan systematic random sampling error.
Sistematika Penulisan Disertasi
Secara umum penulisan disertasi ini merujuk pada “Pedoman Penyajian
Karya Ilmiah” yang disusun oleh Gunawan et al. (2004) diterbitkan oleh IPB
Press. Tata cara penulisan yang meliputi anatomi karya ilmiah, format penulisan,
kebahasaan, dan kepustakaan mengikuti pedoman yang ditentukan IPB. Secara
khusus, sistematika penulisan disertasi merujuk pada buku pedoman tersebut
Lampiran 22 (Halaman 150) yang menyajikan contoh daftar isi untuk disertasi
pola beberapa judul yang merupakan artikel jurnal ilmiah.
Tujuan penelitian ini terdiri dari enam hal, yang masing-masing penulisan
ilmiah yang masing-masing berkaitan pada payung penelitian “Perilaku
Kenakalan Remaja” yang terdiri atas Artikel 1 dengan judul “Pengaruh Keadaan
Sosial Ekonomi Keluarga dan Pengasuhan Anak serta Lingkungan Teman
Terhadap Kenakalan Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota
Bogor”; Artikel 2 dengan judul “Pengaruh Hubungan Diadik dalam Keluarga dan
Psikososial terhadap Kenakalan Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Teknik
Industri (SMK-TI) di Kota Bogor”; dan Artikel 3 dengan judul “Pengaruh
Komunikasi Keluarga, Lingkungan Teman dan Sekolah terhadap Kenakalan
Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Industri (SMK-TI) di Kota Bogor”.
Pembahasan umum pada disertasi ini merupakan rangkaian gabungan
pembahasan dari masing-masing jabaran tujuan (1 sampai dengan 5). Intinya,
pembahasan umum merupakan ‘rangkaian benang merah’ dari temuan-temuan
penelitian ini. Akhirnya, penjabaran tujuan ke-6 ditulis untuk merumuskan
strategi kebijakan sebagai implikasi dari hasil penelitian, mulai dari Artikel 1