• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masih terbatasnya penyediaan infrastruktur dasar bagi masyarakat; a Masih terbatasnya prasarana perhubungan darat

Dalam dokumen RPJM Aceh Barat 2012 2017 (Halaman 137-140)

Terbatasnya investasi di Kabupaten Aceh Barat disebabkan karena

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

4.1. Permasalahan Pembangunan

4.1.11. Masih terbatasnya penyediaan infrastruktur dasar bagi masyarakat; a Masih terbatasnya prasarana perhubungan darat

Kondisi ini disebabkan karena masih terbatasnya ketersediaan jalan dan jembatan. Dari total panjang jalan kabupaten yang ada, hanya 19,85 persen dalam kondisi mantap dan 12,37 persen dalam kondisi sedang, sisanya sebanyak 67,77 persen dalam keadaan rusak dan rusak berat. Hal ini sangat menyulitkan bagi masyarakat terutama masyarakat di daerah

RPJM Kabupaten Aceh Barat 2012-2017 Terwujudnya Masyarakat Aceh Barat yang Makmur, Sehat dan Berwawasan

Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis___________________________________________ IV-5

pedalaman dalam hal mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan serta dalam akses pemasaran hasil pertanian. Sedangkan untuk jembatan, panjang jembatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 adalah 5.916 meter yang terdiri atas jembatan rangka baja, jembatan gantung dan jembatan lainnya. Jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 adalah 281 unit dengan panjang 7.019 meter yang terdiri atas jembatan rangka baja, jembatan gantung dan jembatan lainnya. Sebesar 36,81 persen dari jembatan yang ada merupakan jembatan dalam kondisi baik, 23,04 persen dalam kondisi sedang, sisanya sebesar 40,05 persen merupakan jembatan rusak dan rusak berat.

b. Belum tersedianya sarana/moda perhubungan darat yang memadai Saat ini belum tersedia moda transportasi darat berupa angkutan umum yang memadai di Kabupaten Aceh Barat. Jasa pengangkutan yang ada masih berupa angkutan antar kabupaten dan antar propinsi yang keberadaannya dikelola oleh swasta yang sebagian besarnya masih berstatus kendaraan pribadi. Sedangkan angkutan dalam kota yang ada, hanya berupa becak motor dengan kepemilikan pribadi dengan trayek bebas. Dengan demikian belum ada suatu moda angkutan umum yang keberadaannya dan trayeknya diatur oleh pemerintah daerah. Kondisi ini menyebabkan semakin besarnya jumlah kendaraan pribadi yang ada di Kabupaten Aceh Barat terutama untuk kawasan Kota Meulaboh yang kurang mencerminkan adanya pembangunan yang pro-poor.

c. Masih terdapatnya perumahan yang tidak layak huni

Perumahan yang tidak layak huni sebagian besarnya berada di kawasan pedesaan dengan tingkat perekonomian masyarakatnya yang masih rendah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan peran serta pemerintah dalam penyediaan rumah yang layak huni bagi kaum dhuafa.

d. Masih kurangnya pelayanan listrik

Dalam hal pelayanan listrik, berdasarkan data BPS dan PT. PLN Persero Wilayah -1 Cabang Meulaboh tahun 2010 dari 322 gampong yang ada di Kabupaten Aceh Barat terdapat 11 gampong yang belum mendapatkan pelayanan listrik. 11 gampong tersebut antara lain adalah 8 gampong di Kecamatan Woyla Timur, 2 gampong di Kecamatan Arongan Lambalek dan 1 gampong di Kecamatan Woyla Barat;

e. Masih kurangnya pelayanan air bersih

Pelayanan air bersih perpipaan yang ada saat ini dikelola oleh PDAM. Pelayanan yang ada saat ini masih belum mampu untuk melayani kawasan perkotaan Meulaboh secara menyeluruh, apalagi untuk Kabupaten Aceh Barat. Di samping itu, kualitas dan kuantitas pelayanan yang telah ada juga masih rendah.

RPJM Kabupaten Aceh Barat 2012-2017 Terwujudnya Masyarakat Aceh Barat yang Makmur, Sehat dan Berwawasan

Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis___________________________________________ IV-6

f. Belum maksimalnya pembangunan drainase, talud dan bronjong Pembangunan drainase, talud dan bronjong masih belum maksimal dilaksanakan di Kabupaten Aceh Barat. Hal ini berakibat sering terjadinya genangan dan banjir saat terjadinya hujan.

g. Ketersediaan sarana dan prasarana kebudayaan dan olahraga

Dalam aspek sosial dan budaya, kegiatan seni budaya yang ada saat ini belum didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Saat ini belum tersedia sebuah gedung kesenian sebagai tempat atraksi budaya atau tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan kesenian di Kabupaten Aceh Barat. Selama ini hampir tidak ada event maupun atraksi budaya di Kabupaten Aceh Barat yang diselenggarakan oleh pemerintah. Bagi masyarakat, pagelaran budaya baru bisa disaksikan apabila ada pesta perkawinan atau prosesi acara adat lainnya. Kondisi ini merupakan kendala daerah sebagai pusat kegiatan wilayah. Untuk fasilitas olahraga, terdapat gedung dan lapangan olahraga. Namun fasilitas yang ada belum memadai dalam mendukung fungsi kota sebagai pusat pelayanan jasa skala provinsi.

h. Belum terpenuhinya SPM dan Sarana dan prasarana daerah yang belum memenuhi kriteria PKW

Dalam menunjang fungsi Kota Meulaboh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), ketersediaan sarana dan prasarana daerah yang ada belumlah maksimal untuk mendukung fungsi tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mendukung fungsi Kota Meulaboh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah antara lain:

1) Ketersediaan terminal angkutan darat Tipe A, dimana saat ini sedang dilaksanakan tahapan pembangunannya,

2) Ketersediaan pelabuhan laut, baik pelabuhan barang maupun penumpang. Pelabuhan barang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpul dalam mendukung fungsinya sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN. Sedangkan pelabuhan penumpang diperlukan dalam mendukung fungsi kota sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau melayani beberapa kabupaten. Untuk itu diperlukan peningkatan pelabuhan yang ada baik dari segi fasilitas maupun kuantitasnya.

3) Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berupa Rumah Sakit minimal dengan Kelas B.

Di bidang kesehatan, saat ini di Kabupaten Aceh Barat sudah tersedia 3 unit rumah sakit yakni Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien (tipe-C), Rumah Sakit Montela (swasta) dan Rumah Sakit TNI-AD yang ketiganya berlokasi di pusat Kota Meulaboh. Untuk mendukung fungsi Kota Meulaboh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, keberadaan ketiga rumah sakit ini belum memadai, apalagi mengingat RSUD Cut Nyak Dhien masih dalam proses peningkatan status menuju rumah sakit Kelas B.

RPJM Kabupaten Aceh Barat 2012-2017 Terwujudnya Masyarakat Aceh Barat yang Makmur, Sehat dan Berwawasan

Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis___________________________________________ IV-7 4) Ketersediaan fasilitas pendidikan berupa Perguruan Tinggi

berskala Provinsi/melayani beberapa kabupaten. Saat ini belum ada satupun Perguruan Tinggi Negeri yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat. Universitas Teuku Umar yang merupakan Pergutuan Tinggi terbesar juga masih berstatus Perguruan Tinggi Swasta. Dalam mendukung fungsi Kota Meulaboh sebagai pusat pendidikan, sudah seyogianyalah Aceh Barat memiliki Perguruan Tinggi Negeri.

5) Ketersediaan pusat perdagangan dan pasar induk regional yang mampu menampung hasil bumi dari beberapa kabupaten. Kondisi yang ada saat ini justru pasar yang ada masih terbatas, baik dari segi ukuran maupun dari segi kebersihannya.

4.1.12. Terbatasnya pelayanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan,

Dalam dokumen RPJM Aceh Barat 2012 2017 (Halaman 137-140)