• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terbatasnya pelayanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur sosial, pangan dan giz

Dalam dokumen RPJM Aceh Barat 2012 2017 (Halaman 140-142)

Terbatasnya investasi di Kabupaten Aceh Barat disebabkan karena

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

4.1. Permasalahan Pembangunan

4.1.12. Terbatasnya pelayanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur sosial, pangan dan giz

a. IPM masih dibawah rata-rata provinsi dan nasional

Salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan pembangunan sosial dasar dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Aceh Barat tahun 2010 adalah 70,79. Secara rinci nilai tersebut merupakan komposit dari angka harapan hidup saat lahir (69,97 tahun), angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas (85,9 %), angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi (65 %), dan produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita yang dihitung berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity) sebesar US $ 2.621. Jika dibandingkan dengan lingkup provinsi dan nasional yakni IPM Provinsi Aceh tahun 2010 sebesar 71,70 dan IPM nasional tahun 2010 sebesar 72,27 terlihat bahwa kualitas pelayanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur dasar, pangan dan gizi di Kabupaten Aceh Barat masih dibawah rata-rata Provinsi Aceh dan nasional.

b. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan serta pelayanan kesehatan belum maksimal

Pada bidang kesehatan, saat ini di Kabupaten Aceh Barat sudah tersedia tiga unit rumah sakit yakni Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien (tipe-C), Rumah Sakit Montela (swasta) dan Rumah Sakit TNI-AD yang ketiganya berlokasi di pusat Kota Meulaboh. Untuk mendukung fungsi Kota Meulaboh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, keberadaan ketiga rumah sakit ini belum memadai, apalagi mengingat RSUD Cut Nyak Dhien masih dalam proses peningkatan status menuju rumah sakit Kelas B. Selain 3 unit rumah sakit di Kabupaten Aceh Barat juga terdapat 13 unit UPTD Puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat. Pelayanan di Puskesmas masih terkendala oleh terbatasnya sarana dan prasana penunjang kesehatan seperti kurangnya peralatan medis sehingga pelayanan kesehatan di Puskesmas tidak maksimal.

RPJM Kabupaten Aceh Barat 2012-2017 Terwujudnya Masyarakat Aceh Barat yang Makmur, Sehat dan Berwawasan

Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis___________________________________________ IV-8

Rendahnya pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di Puskesmas selain disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan juga rendahnya kualitas SDM aparatur bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan di Kabupaten Aceh Barat belum optimal dan belum memenuhi harapan masyarakat. Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu pelayanan rumah sakit dan Puskesmas karena lambatnya pelayanan, administrasi yang berbelit-belit dan lamanya waktu tunggu karena banyaknya pasien terutama di rumah sakit.

c. Terbatasnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan terutama tenaga medis (dokter) di Kabupaten Aceh Barat masih sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang harus dilayani, yaitu 1 orang dokter melayani 7.546 jiwa penduduk. Disamping itu jumlah dan jenis tenaga kesehatan tertentu juga masih terbatas, dimana keberadaan mereka juga diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien sebagai rumah sakit rujukan kawasan pantai barat selatan Aceh juga masih sangat kekurangan dokter spesialis. Terbatasnya jumlah dokter menyebabkan penempatan tenaga dokter terpusat pada RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, sedangkan pada Puskesmas belum semuanya memiliki dokter sehingga pelayanan kesehatan masyarakat tidak maksimal.

d. Rendahnya perlindungan masyarakat terhadap obat dan makanan Pelayanan kesehatan pada bidang obat dan makanan di Kabupaten Aceh Barat masih sangat rendah yang ditandai oleh lemahnya perlindungan masyarakat terhadap obat dan makanan. Saat ini sangat banyak dijumpai makanan dengan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan seperti formalin dan boraks yang sering dipakai oleh pedagang untuk mengawetkan ikan, daging, bakso, mie, bahkan minuman dan jajanan anak sekolah.

e. Masih adanya status gizi buruk di beberapa kecamatan

Terdapatnya kasus balita gizi buruk di beberapa kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat disebabkan oleh rendahnya kualitas hidup sebagian masyarakat yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terutama orang tua balita terhadap pentingnya gizi balita di masa pertumbuhan juga menjadi pemicu terjadinya status gizi buruk. Selain itu penyebab lainnya adalah terbatasnya jumlah tenaga penyuluh kesehatan di Puskesmas dan Pustu yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

f. Mutu pendidikan yang masih rendah

Mutu pendidikan di Kabupaten Aceh Barat masih rendah yang diindikasikan oleh sedikitnya siswa(i) lulusan SMA/MA di Kabupaten Aceh Barat yang berhasil lulus pada perguruan tinggi negeri melalui seleksi

RPJM Kabupaten Aceh Barat 2012-2017 Terwujudnya Masyarakat Aceh Barat yang Makmur, Sehat dan Berwawasan

Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis___________________________________________ IV-9

nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN). Disamping itu juga masih ada siswa(i) yang tidak lulus ujian akhir nasional (UAN) di Kabupaten Aceh Barat. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat kompetensi guru mata pelajaran pada berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Aceh Barat.

g. Terbatasnya guru bidang studi tertentu

Dalam hal ketersediaan guru, jumlah guru yang ada di Kabupaten Aceh Barat sudah lebih dari cukup. Rasio murid terhadap guru di Kabupaten Aceh Barat adalah 8,93 artinya 1 orang guru mengajar 9 orang murid. Permasalahan kekurangan guru di Kabupaten Aceh Barat disebabkan karena penyebarannya yang tidak merata. Sebagian besar guru terkonsentrasi di Kota Meulaboh yang berdampak pada minimnya jumlah guru pada daerah-daerah terpencil.

Di samping hal tersebut, masalah lain yang timbul adalah terbatasnya jumlah guru pada spesifikasi ilmu tertentu/guru bidang studi tertentu. Hal ini disebabkan oleh kurang optimalnya sistem rekrutmen tenaga pengajar (guru) yang proporsional dalam seleksi penerimaan CPNS di Kabupaten Aceh Barat yang berakibatpadaberlebihnya jumlah guru untuk bidang studi tertentu, sementara untuk bidang studi lainnya masih sangat sedikit jumlah gurunya.

h. Belum tuntasnya program wajib belajar 9 tahun

Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Aceh Barat tahun 2006- 2010 berkisar antara 8,20 - 8,48 tahun. Dengan demikian, target wajib belajar 9 tahun belum terpenuhi. Kondisi ini disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan bagi anak.

4.1.13. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan yang Bersih,

Dalam dokumen RPJM Aceh Barat 2012 2017 (Halaman 140-142)