• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layak/Tidak Layak

BEP Produksi

2. Masuknya bawang merah impor

Masuknya bawang merah impor ini tentu merupakan pesaing yang dapat mengancam keberadaan bawang merah lokal, mengingat bahwa mutu dari bawang merah impor biasanya mempunyai kualitas rata-rata di atas bawang merah lokal.Oleh karena itu, untuk dapat bersaing dengan bawang merah impor, perbaikan kualitas bawang merah lokal harus secara terus-menerus ditingkatkan.

Tabel 5.13. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal Usahatani Bawang Merah di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir

Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor

Kekuatan

Pengalaman Petani 3.59 15 53.85 Jenis Tanah Yang Baik 3.16 9 28.44 Cita Rasa Bawang Merah 3.26 11 35.86 Pemasaran Yang Mudah 3.04 12 36.48 Motivasi Petani 3.35 13 43.55

Total Skor 19.40 50 198.18

Kelemahan

Tingkat Adopsi Teknologi 2.22 20 44.40 Penggunaan Pupuk Kurang Optimal 2.18 16 34.88 Luas Lahan Yang Sempit 1.34 14 18.76

Total Skor 5.74 50 98.04

Selisih Kekuatan Dengan Kelemahan 100.14

Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor

Peluang

Adanya Akses Kredit 3.12 16 49.92 Peningkatan kebutuhan Konsumen 3.20 12 38.40 Ketersediaan Pestisida dan Pupuk 3.76 22 82.72

total skor 10.08 50 171.04

Ancaman

Serangan Hama Penyakit 2.22 26 57.72 Pengaruh Bawang Impor 2.99 24 71.76

Total Skor 5.11 50 129.48

Selisih peluang dengan ancaman 41.56

Sumber : Data diolah dari lampiran 16, 2016

Tabel 5.13 menunjukkan hasil selisih antara masing-masing faktor internal dan faktor eksternal dari peningkatan pendapatan petani bawang merah. Setelah diperoleh hasil selisih dari pengurangan faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dari usahatani bawang merah. Tujuan dari penjumlahan nilai faktor internal dan faktor eksternal yaitu untuk melihat bagaimana matriks posisi dari pengembangan usahatani bawang merah di perhitungannya yaitu penjumlahan hasil selisih faktor internal dari setiap pengembangan usahatani bawang merah. Penjumlahan hasil selisih faktor eksternal pengembangan usahatani bawang merah (198.18 – 98.04 = 100.14 ) dan ( 171.04 – (129.48) = 41.56).

Setelah melakukan perhitungan dari hasil penjumlahan masing-masing faktor internal maupun eksternal kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks posisi.Matriks ini digunakan untuk melihat posisi strategi pengembangan usahatani bawang merah.Diperoleh nilai X > 0 yaitu 100.14 dan nilai Y >0yaitu 41.56. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat Cartesius berikut ini:

Gambar 5.1 Matriks Posisi SWOT Pengembangan Usahatani Bawang Merah

Dari hasil matriks internal-eksternal yang diperoleh dari nilai total kemudian hasil penjumlahan pada pengembangan usahatani bawang merahdiperoleh faktor internal bernilai 100.14 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan, dimana kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahan. Dan untuk faktor eksternal, bernilai 41.56 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan ancaman, dimana nilai peluang lebih besar daripada ancaman.

Hasil ini menunjukkan bagaimana usahatani bawang merah tersebut memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya usaha pengembangan bawang merah.

Dari diagram diperoleh usaha pengembangan usahatani bawang merah berada pada daerah I (Strategi Agresif). Situasi pada daerah I merupakan situasi yang masih menguntungkan.Usahatani bawang merah memiliki kekuatan internal yang berpotensi untuk meningkatkan pemasarannya dan pengembangannya, namun usahatani ini juga

EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL FAKTOR Mendukung Strategi Defensif Mendukung Strategi Diversifikasi Mendukung Strategi Agresif Mendukung Strategi Turn-around Kuadran I Kuadran II Kuadran IV Kuadran III

memiliki beberapa ancaman yang lebih dominan dari peluang. Oleh karena itu, kekuatan internal yang dimiliki tersebut harus dapat mengatasi berbagai ancaman–ancaman yang muncul dengan beberapa strategi yang tepat. Strategi agresif ini lebih fokus kepada strategi SO (Strenght-Opportunity), yaitu dengan mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.Adapun program yang akan direkomendasikan kepada petani adalah:

Program peningkatkanproduksi bawang merah.

Rencana aksi yang akan direkomendasikan dalam menjalankan program yaitu:

Melakukan pola tanam bawang merah bertujuan untuk menyesuiakan waktu tanam dengan musim pada sistem budidaya bawang merah.

Melakukan perbaikan cara melakukan usahatani dalam pelaksanaan pengolahan tanah. Melakukan pengendalian hama dan penyakit dengan mengikuti sistem 5T (tepat cara, tepat waktu, tepat sasaran, tepat dosis, tepat jenis).

Melakukan perlakuan pascapanen bawang merah sehingga bawang merah tersebut memiliki kualitas lebih baik dan tidak mudah busuk.

Melakukan penyuluhan dengan penyuluh pertanian setempat mengenai cara pemberian pupuk, cara pemakaian pupuk, pengapuran, serta pengairan.

Melakukan perbaikan kesuburan tanah dengan menggunakan ameloran organik seperti kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, dan sisa tanaman.

Melakukan penggunaan bibit bawang merah yang unggul dan berkualitas baik.

Menggunakan sarana dan prasarana produksi tanaman bawang merah dengan efektif dan efisien.

Melakukan perawatan tanaman bawang merah yang intensif.

Melakukan pengarahan kegiatan pengendalian OPT dan pengembangan perbenihan untuk kegiatan perbenihan untuk kegiatan non operasional (obat-obatan, peralatan, sumber benih).

Melakukan penerapan SPO (Standar Prosedur Operasional) bawang merah spesifik lokasi yang berbasis GAP (Good Agricultural Practices) yang terintegrasi dengan pelayanan pasar input serta industri pengolahan.

Program pengembangan sarana dan prasarana agribisnis bawang merah.

Rencana aksi yang akan direkomendasikan dalam menjalankan program yaitu: Melakukan pengadaan dan perbaikan jaringan irigasi.

Melalukan pembangunan gudang-gudang penyimpanan, perbaikan dan penyediaan fasilitas pasar.

Melakukan pembangunan jaringan informasi (periode panen, prediksi pasokan, kelas/varietas, dan harga). sarana diseminasi dan transfer teknologi (sumberdaya manusia dan fisik).

Melakukan pembinaan dan penguatan sistem perbenihan mencakup produsen dan penangkaran benih.

Pembenahan sistem perbenihan bawang merah yang dimulai dari fase perakitan varietas dengan rangkaian kegiatan pemuliaan dilakukan berdasarkan pendekatan program pemuliaan yang disusun oleh lembaga penyelenggara pemuliaan.

Penyediaan sarana produksi di setiap kelompok tani berupa bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian.

Merencanakan kebutuhan sarana produksi bawang merah yang dikoordinasikan dengan penyuluh pertanian setempat

Melaksanakan pembinaan alat dan mesin pertanian melalui UPTD Balai PengelolaanALSINTAN.

Melakukan inventarisasi potensi sumber daya lahan dan air dalam pengembangan komoditi bawang merah

Melaksanakan pengembangan, pemantauan, dan pengendalian di bidang sarana dan prasarana petani.

Program perluasan sentra produksi usahatani bawang merah.

Rencana aksi yang akan direkomendasikan dalam menjalankan program yaitu: Mengajak petani untuk ikut Perluasan Areal Tanam (PAT) tanaman bawang merah. Melakukan sosialisasi KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan pihak bank atau lembaga keuangan terkait sebagai pemberi pinjaman modal bagi petani sehingga petani dapat memperluas lahan produksi bawang merah.

Melakukan intensifikasi pertanian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Melakukan ekstensifikasi dengan manfaatkan lahan yang tidak terpakai.

Melakukan diversifikasi dengan memperbanyak cabang pertanian yang dikelola salah satunya tanaman bawang merah.

Merehabilitasi lahan yang rusak sehingga dapat digunakan petani dalam bercocok tanam tanaman bawang merah.

Melakukan pemanfaatan lahan pasca panen dengan langsung melakukan pengolahan lahan.

Melakukan perluasan sentra produksi/agribisnis baru yang ditempuh dengan mengacu pada kesesuaian agroklimat bawang merah dan pemanfaatan lahan marjinal.

Melakukan peningkatan produktivitas dengan menggunakan sarana produksi yang berkualitas.

Melakukan pemanfaatan lahan tidur untuk bercocok tanam bawang merah.

Program perbaikan tingkat adopsi teknologi petani.

Rencana aksi yang akan direkomendasikan dalam menjalankan program yaitu:

Mensosialisasikan kepada petani mengenai penggunaan teknologi seperti penggunaan springkel untuk mempermudah petani dalam melakukan penyiraman.

Melakukan penyuluhan kepada petani dengan mengikut sertakan penyuluh pertanian setempat mengenai cara mengoptimalkan produksi bawang merah petani.

Melakukan pengolahan produk bawang merah untuk meningkatkan nilai tambah melalui diversifikasi produk, dengan menggunakan bahan baku berkualitas prima (sesuai persyaratan olah).

Melakukan peningkatan kemampuan dan kapasitas penggunaan teknologi petani.

Pembenahan sistem perbenihan bawang merah yang sesuai agar mendapat mendapatkan benih bawang merah yang unggul.

Melakukan kegiatan peningkatan kapasitas petani bawang merah melalui kegiatan pelatihan secara berkala.

Menggunakan teknologi sarana prasarana yang modern untuk meningkatkan produktifitas petani.

Menggunaan traktor dalam pengolahan lahan sehingga dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja luar keluarga.

Menerapkan teknologi budidaya sinergis dengan menggunakan benih, pupuk dan pestisida yang sesuai mutu dan standart.

BAB VI

Dokumen terkait