• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

D. Masyarakat santri

Masyarakat santri merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan agama Islam di Indonesia. Kepercayaan, nilai dan perilaku pesantren turut mempengaruhi masyarakat di luar pesantren. Pola hubungan ini menjadikan dunia pesantren menjadi alternatif ideal bagi perubahan di masyarakat (Abdurrahman,2001:2-3)

Pengaruh masyarakat santri terhadap masyarakat indonesia masih kuat, baik dalam peran pesantren sebagai pusat tarekat maupun pendidikan anak-anak. (Julia day vol 60,2001).

Dalam kurun waktu cukup lama, dijawa sudah berkembang tradisi besar Islam. Tradisi ini lahir sebagai hasil strategi para penyebar islam awal adalam mensikapi proses akulturasi dengan budaya masyarakat lokal. Tradisi besar yang kemudian dikenal dengan istilah “tradisi pesantren” itu menjadi babak baru dalam sejarah Jawa karena berhasil menjadi budaya tandingan bagi masyarakat pedalaman, hindu-jawa yang digawangi kalangan istana dan keraton jawa.

Dengan lahirnya budaya tandingan yang berkembang dipedesaan, maka Islam jawa bukan lagi tampil sebagai subkultur, tetapi telah berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah tradisi besar (great tradition). (Suryo, 2001:15)

Pesantren sebagai bagian intristik dari mayoritas muslim indonesia dapat ditelusuri dari aspek historis pesantren yang keberadaannya relatif cukup lama. Penelitian tentang pesantren menyebutkan, pesantren sudah hadir dibumi nusantara seiring dengan penyebaran islam dibumi pertiwi ini. Ada yang menyebutkan, pesantren sudah muncul sejak abad akhir ke-14 atau awal ke-15, didirikan pertama kali oleh maulana malik ibrahim yang kemudian dikembangkan lebih jauh oleh sunan ampel. Namun berdasarkan data yang lebih dapat dipertanggung jawabkan, pesantren dalam

pengertiannya yang sesungguhnya tumbuh-kembang sejak akhir abad ke-18. Dalam hal itu, tegalsari dianggap sebagai pesantren tertua.(Martin, 2004:23).

1. Pengertian pesantren

Pesantren adalah sebuah institusi pendidikan keagamaan tertua yang tumbuh dan berkembang secara swadaya dalam masyarakat muslim indonesia. Lembaga pendidikan yang khas Indonesia ini bisa dilacak sejak awal kehadiran dan da’wah Islam di Indonesia (Hasan , 2001:319).

Penyiaran islam khususnya dijawa relatif tidak menimbulkan problem konfliktual karena proses akulturasi, akomodasi, dan transformasi terhadap lembaga semisal yang telah eksis sebelumnya yang dimainkan oleh agama hindu budha. (Husni rahim,2001:145)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri atau siwa-siswa belajar mengaji sedangkan secara istilah, pesantren diartikan sebagai lembaga pendidikan islam dimana santri biasa tinggal dipondok dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab umum bertujuan menguasai pengetahuan agama islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat. (Abu hamid, 1993,329)

Abdurrahman mas’ud mendefinisikan pesantren refers to a place where the santri devotes most of his or her time to live in and acquire knowledge. (ismail, 2000;171). Definisi diatas menunjukkan betapa pentingnya sosok pesantren sebagai sebuah totalitas lingkungan pendidikan dalam makna dan nuansanya secara menyeluruh. Secara definitif Imam Zarkasyi, mengartikan

pesantren sebagai lembaga pendidikan islam dengan sistem asrama atau pondok, dimana kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatann yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. (Amir , 1996;56)

Istilah dan aktifitas tentang pesantren juga sering dipersamakan dengan pondok namun ada yang menggabungkan dua istilah tersebut menjadi pondok pesantren. Pondok dapat diartikan sebagai tempat penginap bagi santri yang belajar pada seorang kyai atau dilembaga pendidikan pesantren yang tempat tinggalnya jauh.(Wahjoetomo, 2000:70).

2. Tipe pesantren

Setiap pesantren memiliki ciri khusus akibat perbedaan selera kyai dan keadaan sosial budaya maupun sosial geografis yang mengelilinginya. Dari berbagai tingkat konsistensi dengan sitem lama dan keterpengaruhan oleh sistem modern, secara garis besar pondok pesantren dapat dikatagorikan kedalam tiga tipe (Departemen agama 2003:31)

a. Pondok pesantren salafiyah

Salaf artinya lama, dahulu atau traditional. Pomdok pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelanggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran agama islam dilakukan secara individual atau kelompok dengan konsistensi pada kitab-kitab klasik, berbahasa arab.

b. Pondok pesantren kholafiyah (asyriyah)

Khalaf artinya kemudian atau belakangan sedangkan ashri artinya sekarang atau modern. Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang menyelanggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatana modern, melalui satuan pendidikan formal, baik madrasah (MI. MTs, MA atau MAK) maupun sekolah (SD, SMP, SMA ,dan ,SMK) atau nama lainnya.

c. Pondok pesantren kombinasi

Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah sebagaimana penjelasan diatas, sebagian besar yang ada sekarang adalah pondok pesantren yang berada diantara rentangan dua pengertian diatas. Sebagian besar pondok pesantren yang mengaku dan menamakan diri pesantren salafiyah, pada umumnya juga menyelenggarakan pendidikan secara klasikal dan berjenjang.

3. Pengertian Santri

Santri didefinisikan berarti orang-orang yang belajar buku-buku suci dari agama hindu. Pengertian ini diambil dari kata santri dari akar kata dari bahasa india. Pendapat lain menyebutkan bahwa santri berasal dari bahasa jawa yang berarti “ cantrik” orang yang mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap. (Zamkhasyari, 2002;18)

Definisi masyarakat santri dikemukakan oleh Moh. Yahya (2010.9) sebagai masyarakat yang mengadopsi nilai-nilai positif pesantren.

Nilai-nilai yang diajarkan dipesantren merupakan transformasi dan tauladan seorang kyai atau guru kepada santri atau murid dan masyarakat sekitarnya. Pemahaman keilmuan dan uswah yang diperoleh dipesantren juga diterapkan oleh para alumni ketika kembali ke masyarakatnya.

4. Unsur-unsur masyarakat santri

Masyarakat santri terdiri dari empat komponen, (Mahmud, 2001;102) yaitu

1) Kyai, ustad, dan ulama (dipesantren); fungsi ke ulamaan dari kyai dapat dilihat melalui 3 aspek, yakni :

a. Sebagai pemangku masjid dan madrasah b. Sebagai pengajar dan pendidik

c. Sebagai ahli dan penguasa hukum islam

Misi utama seorang kyai adalah sebagai pengajar dan pengajur dakwah islam, dan mengambil peran lanjut orang tua. Ia sebagai guru sekaligus pemimpin rohaniah keagaamaan serta bertanggung jawab untuk perkembangan kepribadian maupun kesehatan jasmaniyah anak didiknya. Dengan otorita rokhanah kyai sekaligus menyatakan hukum dan aliran-alirannya, lewat kitab-kitab islam klasik

2) Santri pondok pesantren : yaitu siswa yang belajar dipondok pesantren, baik santri musim maupun santri kalong.

3) Alumni santri dari suatu pondok pesantren, yaitu siswa santri yang telah keluar dari pendidikannya dipesantren.

4) Masyarakat yang tinggal disekitar pesantren.

Dokumen terkait