Foreign currencies
Ekuivalen rupiah/ Equivalent rupiah
Aset keuangan Financial assets
Kas dan setara kas 333,383 4,634,353,886 Cash and cash equivalents
Piutang sewa pembiayaan 76,547,668 1,064,089,131,083 Finance lease receivables
Piutang lain-lain 985,760 13,703,044,301 Other receivables
Jumlah asset 1,082,426,529,270 Total assets
Liabilitas keuangan Financial liabilities
Pinjaman bank 8,843,439 122,932,640,396 Bank borrowings
Utang kepada pihak berelasi 2,261,220 31,433,215,189 Other advances received
Beban akrual 3,917 54,447,437 Accrued expenses
Jumlah liabilitas 154,420,303,022 Total liabilities
Aset bersih 928,006,226,248 Net assets
2018 Mata uang asing/ foreign currencies
Ekuivalen rupiah/ equivalent rupiah
Aset keuangan Financial assets
Kas dan setara kas 1,161,630 16,821,567,983 Cash and cash equivalents
Piutang sewa pembiayaan 122,986,701 1,780,709,757,962 Finance lease receivables
Piutang lain-lain 3,306238 47,877,632,478 Other receivables
Jumlah asset 1,845,408,958,423 Total assets
Aset liabilitas Financial liabilities
Pinjaman bank 8,992,496 130,220,335,878 Bank borrowings
Utang kepada pihak berelasi 2,261,220 32,744,722,621 Other advances received
Beban akrual 3,275 47,425,275 Accrued expenses
Jumlah liabilitas 163,012,483,774 Total liabilities
Risiko nilai tukar (lanjutan) Foreign exchange risk (continued) Pada tanggal 31 December 2019, jika Rupiah melemah
1 % terhadap Dolar AS dengan seluruh variabel lain dianggap tetap, maka Laba sebelum pajak penghasilan akan naik sebesar Rp 9.274.142.401 terutama disebabkan karena meningkatnya nilai piutang sewa pembiayaan dalam mata uang Dolar AS.
As of 31 December 2019, if Rupiah had weakened by 1% against US Dollar with all other variables held constant, the the profit before income tax will be increase Rp 9,274,142,401 mainly due to increasing in finance lease receivables in US Dollar currency.
Pada tanggal 31 December 2018, jika Rupiah melemah 1 % terhadap Dolar AS dengan seluruh variabel lain dianggap tetap, maka Laba sebelum pajak penghasilan akan naik sebesar Rp 16.823.964.746 terutama disebabkan karena meningkatnya nilai piutang sewa pembiayaan dalam mata uang Dolar AS.
As of 31 December 2018, if Rupiah had weakened by 1% against US Dollar with all other variables held constant, the the profit before income tax will be increase Rp 16,823, 964,746 mainly due to increasing in finance lease receivables in US Dollar currency.
Risiko likuiditas Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko terjadinya kerugian atau potensi kerugian yang merupakan akibat adanya kesenjangan antara penerimaan dan pembayaran. Terjadinya kesenjangan yang cukup besar akan menurunkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk of loss or potential loss that is due to the gap between receipts and payments. The occurrence of relatively wide gap will reduce the ability of the Company to meet its obligations when due.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Risk management applied by the Company are as follows:
- Menjaga agar posisi kas milik Perusahaan selalu dalam posisi siap digunakan untuk mendukung operasional Perusahaan selama minimal 3 (tiga) bulan,
- Maintain the cash position of the Company's bank is always in a liquid position in support of Company's operating for at least 3 (three) months,
- Memonitor posisi kas bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai, dan
- Monitor the cash position of the Company's bank periodically, whether yearly, monthly, weekly or daily, to ensure there is always sufficient cash surplus, and
- Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.
- Maintain total receivables due in a particular period is greater than the debt that matured in the same period.
Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh
tempo kontraktual atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018:
The following table summarises the contractual maturity gap profile of the Company's financial assets and liabilities as of 31 December 2019 and 2018:
2019
Jatuh tempo / Due date Nilai wajar/
2020 2021 > 2022 Fair value
Kas dan setara
kas 39,134,743,092 - - 39,134,743,092 Cash and cash equivalent
Piutang sewa
pembiayaan 32,317,300,058 46,818,553,842 300,688,388,978 379,824,242,878 Finance lease receivables
Piutang pihak
berelasi - - 1,281,307,692 1,281,307,692 related parties Due from
Piutang
lain-lain 42,701,909,100 - - 42,701,909,100 receivables Other
Jumlah aset
keuangan 114,153,952,250 46,818,553,842 301,969,696,670 462,942,202,762 Total financial assets
Pinjaman bank 137,109,646,789 16,053,000,000 6,995,741,898 160,158,388,687 borrowings Bank
Uang muka lin-lain yang
diterima 17,368,593,954 - - 17,368,593,954 Other advances received
Beban akrual 14,440,236,312 - - 14,440,236,312 expenses Accrued
Utang kepada pihak
berelasi - - 79,101,170,764 79,101,170,764 Due to related parties
Jumlah liabilitas
keuangan 168,918,477,053 16,053,000,000 86,096,912,663 271,068,389,717 Total financial liabilities
Aset (liabilitas)
bersih (54,764,524,803) 30,765,553,842 215,872,784,007 191,873,813,045 (liabilities) Net assets 2018
Jatuh tempo / Due date Nilai wajar/
2019 2020 > 2021 Fair value
Kas dan setara
kas 51,329,359,823 - - 51,329,359,823 Cash and cash equivalents
Piutang sewa
pembiayaan 143,824,961,762 30,380,500,012 114,984,866,703 289,190,328,477 Finance lease receivables
Piutang
lain-lain 11,378,616,579 - - 11,378,616,579 receivables Other
Jumlah aset
keuangan 206,532,938,164 30,380,500,012 114,984,866,703 351,898,304,879 Total financial assets
Pinjaman bank 129,551,757,656 27,364,578,222 23,048,741,898 179,965,077,776 Bank borrowings Uang muka
lin-lain yang
diterima 17,900,335,801 - - 17,900,335,801
Other advances received
Beban akrual 11,828,886,191 - - 11,828,886,191 expenses Accrued
Utang kepada pihak berelasi 32,081,394,194 - 47,846,055,441 79,927,449,635 Due to related parties Jumlah liabilitas keuangan 191,362,373,842 27,364,578,222 70,894,797,339 289,621,749,403 Total financial liabilities Aset (liabilitas)
Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) Terkait risiko likuiditas yang mungkin dihadapi di
tahun-tahun mendatang perusahaan telah memiliki action plan sebagai antisipasi menghadapi saldo kas negatif, diantaranya adalah:
In case of liquidity risk which may come in the future The Company have the action plan as the way to face up the negative cash balance, which some as follows:
1. Restrukturisasi, baik dari sisi aset maupun liabilitas. Perusahaan melakukan restruktusasi piutang pembiayaan terhadap operator/nasabah bermasalah yang masih memiliki prospek usaha yang baik dan untuk menghindari miss match likuiditas maka Perusahaan juga akan secara simultan mengajukan restrukturisasi dari sisi liabilitas ke perbankan untuk kredit/pinjaman bank atas nama nasabah yang bersangkutan.
1. Restructure both side of assets and liabilities. The Company will make the receivables restructure for the operators/debitor which has a good business prospect and to avoid a miss match of liquidity the Company also simultanously propose the restructure of the liabilities to the bankers for bank loan on behalf of the debitor's.
2. Refinancing, dalam upaya memperoleh dana segar, Perusahaan dapat melakukan pendanaan kembali atau perolehan dana melalui pinjaman baru atas aset kapal yang telah bebas dari hutang bank.
2. Refinancing, in order to get a fresh fund, the Company could take a refinancing or, create a new loan over the loan-free vessels.
Risiko operasional Operational risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan sistem teknologi informasi, kesalahan karena faktor manusia, maupun kelemahan prosedur operasional dalam suatu proses. Risiko ini dapat menyebabkan terjadinya kerugian pada Perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan Perusahaan.
Operational risk is the risk of loss due to system failure of information technology, errors due to human factors, operational procedures and weaknesses in a process. These risks may cause harm to the Company that will affect performance and health level of the Company.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagaiberikut:
Risk managementapplied by the Companyare as follows:
- Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkendali secara sistem dan dimonitor dari waktu ke waktu.
- Implement a centralised system so that business processes can be controlled by the system and monitored from time to time.
- Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan.
- Implement a compliance audit system that is sustainable.
- Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi sesuai dengan tingkat kesalahan yang diperbuat.
- Implement a clear working procedures (SOP) and strict sanctions for irregularities that occurred in accordance with an error rate that done.
- Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat menghindarkan/mengurangi potensi penyimpangan.
- Planting of the Company's values to employees on the early stage, to avoidI reduce the potential for irregularities.
- Adanya penilaian kinerja yang adil dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir.
- A fair assessment of performance and transparency as well as the opportunity for career development.
adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan memelihara peringkat kredit yang kuat dan rasio permodalan yang sehat untuk mendukung bisnis dan memaksimumkan nilai pemegang saham.
management is to ensure that it maintains a strong credit rating and healthy capital ratios in order to support its business and maximized shareholder value.
Perusahaan memantau penggunaan modal dengan menggunakan gearing rasio yaitu total utang dibagi dengan total modal. Kebijakan Perusahaan adalah menjaga gearing rasio sesuai Peraturan Otoritas jasa Keuangan (POJK) No. 29/POJK.05/2014 dimana gearing rasio maksimal perusahaan pembiayaan yang diperbolehkan adalah maksimal 10x. Gearing rasio yang dimaksud merupakan perbandingan antara jumlah pinjaman dengan selisih penjumlahan ekuitas dan pinjaman subordinasi dengan penyertaan.
The Company monitor the usage of its capital using gearing ratio, which are total payable divided by total equity. The company policy is to maintain appropriate gearing ratio in accordance with Financial Service Authority Regulator (POJK) No. 29/POJK.05/2014 which maximum gearing ratio of finance company is 10x. Gearing ratio is comparison between the loan with the difference of equities and subordinated loan with participation.
Pada tahun 2019 dan 2018 tingkat gearing rasio
Perusahaan masing-masing sebesar 0,24 x dan 0,43x. In 2019 and 2018, the Company's gearing ratios are 0.24x and 0.43x, respectively.
28. KELANGSUNGAN USAHA 28.GOING CONCERN
Laporan keuangan telah disusun dengan asumsi bahwa
Perusahaan akan dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya. Pada 31 Desember 2019, Perusahaan telah mengalami rugi kumulatif sebesar Rp 729.556.546.916 rasio ekuitas terhadap modal disetor sebesar 51,19% dan gearing ratio sebesar 0,24x.
The financial statements have been prepared on the assumption of the Company will continue as a going concern. As of 31 December 2018, the Company has suffered cumulative losses of Rp Rp 729,556,546,916 equity to paid up capital ratio 51.19% and gearing ratio 0.24x.
Laporan keuangan tidak termasuk penyesuaian yang
mungkin diperlukan Perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya.
Kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan memenuhi kewajibannya bergantung kepada modal kerja dan/atau pelaksanakan kegiatan operasi yang menguntungkan Perusahaan.
The financial statements do not include any adjustment that might be necessary should the Company not be able to continue as a going concern. The ability of the Company to continue as a going concern and meet its obligation is dependent upon the Company raising further working capital and/or commencing profitable operations.
Tahun 2019 merupakan “Tahap Awal Baru” dimana kondisi perusahaan telah siap beroperasi dan secara bertahap melakukan operasional secara normal untuk segala aktivitas yang dibutuhkan. Sebagai tahap awal perusahaan berusaha memenuhi rasio keuangan yang dipersyaratkan OJK. Rencana pemulihan ini mencakup beberapa aspek yang dapat mempersiapkan perusahaan untuk beroperasi sebagaimana mestinya antara lain:
The year 2019 is a "New Beginning Stage" in which the condition of the company is ready to operate and gradually carry out normal operations for all activities needed. As an initial step the company is trying to fulfill the financial ratios required by the OJK. This recovery plan includes several aspects that can prepare the company to operate properly, including:
1. Memperkuat struktur permodalan
- Pencatatan jaminan aset tetap (inkracht) - Percepatan remedial & recovery dengan
restrukturisasi debitur atas nama PT Era Marinasia Fortune
1. Strengthen capital structure - Listing of collateral fixed assets
- Advanced the remedial & recovery with debtor restructuring on behalf of PT Era Marinasia Fortune
BUMN yang terkait bisnis maritim
- Optimalisasi dana Perusahaan melalui sinergi BUMN
- Pencapaian laba perusahaan
- Melakukan pertemuan dengan calon investor yang tertarik memiliki saham
BUMN that related to maritime business
- Optimalize Company’s fund through synergy of BUMN
- Company’s profitability
- Hold a meeting with potential Investors who interested in owning shares
3. Mulai melaksanakan pembiayaan secara selektif pada bidang maritim dan sektor pendukung maritim
- Pembiayaan dilakukan secara selektif kepada debitur baru
- Melakukan pembiayaan baru sesuai target pertumbuhan pembiayaan
3. Begin selective financing in maritime sector and maritime support sectors
- Financing are done selectively to new debtors - Conduct new financing according to the
financing growth target
4. Pengembangan organisasi dan sumber daya manusia
- Melakukan rekrutmen pegawai dalam menjaga kebutuhan SDM
- Melakukan pelatihan pegawai dalam meningkatkan kapabilitas pegawai melalui training need analysis
4. Organizational development and human resources
- Employee recruitment to maintain HR needs - Conducting employee training in enhancing
employee capabilities through training need analysis
5. Pengelolaan risiko dan compliance perusahaan - Memenuhi target credit risk dengan rencana
strategi
- Melakukan kajian hukum prioritas dalam rangka pembiayaan baru, remedial dan recovery
5. Company’s risk management and compliance - Fulfill the credit risk target with the strategic
plan
- Make a study of legal priority for new financing, remedial and recovery
29.OTORISASI LAPORAN KEUANGAN 29.COMPLETION OF FINANCIAL STATEMENTS Dewan Direksi bertanggung jawab terhadap
penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang telah difinalkan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 9 April 2020.
The Board of Directors is responsible for the preparation and presentation of the financial statements that were completed and approved for publication on April 9, 2020.