• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Fiqih

2. Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan dan keteladanan (Malijudin, 1995: 04).

Mata pelajaran Fiqih Madrasah Aliyah meliputi: Fiqih Ibadah, Fiqih Muamalah, Fiqih Munakat, Fiqih Jinayah, Fiqih Siyasah, dan Ushul Fiqih. a. Fungsi

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah berfungsi:

1) Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah Swt. Sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;

2) Peneneman kebiasaan melaksanakan hukum islam dikalangan peserta didik dengan iklas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat;

3) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat;

4) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dilingkungan keluarga;

5) Pembangunan mental peserta didik di lingkungan fisik dan sosial melalui fiqih Islam;

6) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kementerian Agama RI, 2010: 14).

b. Tujuan

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemehaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial;

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar. Penglaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum islam, disiplin dan bertanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi: 1) Kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syariat dalam islam;

2) Hukum islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji; 3) Hikmah dan cara pengelolanya, hikmah qurban dan aqiqah; 4) Pengurusan jenazah;

5) Wakalah dan siyasah syar’iyah; 6) Hukum taklifi;

7) Dasar-dasar istinbath;

8) Kaidah ushul fiqih dan penerapannya. d. Standar kompetensi

Kompetensi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah adalah sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama belajar, yang tercermin dari perilaku afektif, dan psikomotorik peserta didik dengan didukung oleh kwalitas akademis, yang memadai. Adapun standar kompetensi dan kompetensi (Kemenag, 2015: ix) dasar mata pelajaran Fiqih kelas XI (sebelas) dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1 Memahami

ketentuan Islam tentang Jinayah dan hikmahanya

1.1.Menjelaskan hukum

pembunuhan dan hikmahnya 1.2.Menjelaskan ketentuan hukum

Islam tentang qishas dan hikmahnya

1.3.Menejelaskan ketentuan hukum Islm tentang diyat dan kafarat beserta hikmahanya

2 Memahami ketentuan Islam tentang hudud dan hikmahnya

2.1.Menjelaskan hukum zina dan qadzaf beserta hikmahnya

2.2.Menjelaskan hukuman bagi peminum-minuman keras beserta hikmahnya

2.3.Menjelaskan hukuman bagi orang yang mencuri dan menyamun merampok beserta hikmahnya 3 Memehami

ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmahnya

3.1.Menjelaskan proses peradialan dalam Islam

3.2.Menjelaskan ketentuan tentang hakim dan saksi dalam peradilan Islam

3.3.Mengidentifikasi ketentuan tentang hakim dan saksi dalam sidang

e. Materi Jinayah

Jinayah yaitu pembahasan tentang tindak kejahatan menegenai pembunuhan dan penganiayaan serta sangsi hukumnya seperti qishash, diyat dan kafarat(Kementrian Agama, 20015:5).

1) Pembunuhan dan Hikmahnya a) Pengertian Pembunuhan

Pengertian pembunuhan secara bahasa adalah menghilangnyakan nyawa seseorang. Sedangkan arti secara istilah membunuh adalah perbuatan manusia yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja, baik dengan alat yang mematikan ataupun dengan alat yang tidak mematikan.

b) Macam-macam pembunuhan

Pembunuhan dibagai menjadi tiga macam sebagaimana pembahasan di bawah ini:

1. Pembunuhan Sengaja ( دْمَعْلا ُلْتَق)

Pengertian pembunuhan sengaja adalah pembunuhan yang telah direncanakan dengan menggunakan alat yang mematikan, baik yang melukai atau memberatkan (mutsaqal). Dikatakan pembunuhan sengaja apabila ada niat dari pelaku sebelumnya, alat yang digunakan mematikan, Baligh dan merdeka pelakunya dan yang dibunuh orang yang baik.

2. Pembunuhan Seperti Sengaja ( دْمَعْلا هْب ش ُلْتُق)

Pembunuhan seperti sengaja adalah pembunuhan yang dilakukan seseorang tanpa niat membunuh dan menggunakan

alat yang biasanya tidak mematikan, namun menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

3. Pembunuhan tersalah (إَطَخْلا ُلْتَق)

Pembunuhan tersalah, yaitu pembunuhan yang tidak ditujukan kepada seseorang tetapi sesorang tersebut mati karena perbuatannya.

c) Dasarhukum pembunuhan

Hukuman pokok bagi pelaku pembunuhan sengaja adalah qishash, artinya dibunuh juga tetapi jika dimaafkan oleh keluarga korban maka hukuman penggantinya adalah wajib membayar diyat mughaladhah dan dibayar secara tunai (Kemenag, 2015:7). Hukuman tambahannya adalah terhalangnya hak waris dan wasiat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

َلَتَق ْنَم َةَيِّ دلا ا ْوُذَخَا اوُءاَشْن ا َو ا ْوُلَتَق اوُءاَش َّن اَف ل ْوُتْقَمْلا ءاَي ل ْوَا ىَل ا َع فُر اًدِّ مَعَتُم َي ه َو

)ىذمرتلا هاور( ًةَفْل خ َن ْوُعَب ْرَا َو ًةَعْدَج َن ْوُثَلاَث َو ًةَّق ح َن ْوُثَلاَث

“Barangsiapa membunuh dengan sengaja, (hukumnya) harus menyerahkan diri kepada keluarga terbunuh, maka jika mereka (keluarga terbunuh) menghendaki, dapat mengambil qishash, dan jika mereka menghendaki (tidak mengambil qishash), mereka dapat mengambil diyat berupa 30 ekor hiqoh, 30 ekor jadz’ah dan 40 ekor khilfah” (HR. Tirmudzi)

d) Hikmah dilarangnya pembunuhan

1. Memberi pelajaran kepada masyarakat agar tidak melakukan pebuatan keji.

kedudukan yang tinggi baik di dalam hukum manusia maupun di hadapan Allah SWT.

3. Menyelamatkan jiwa manusia

4. Terciptanya keamanan dan ketentraman dalam kehidupan sehari-hari.

2) Qishash dan Hikmahnya

a) Pengertian dan Hukum Qishash

Qishash berasal dari kata َصَصَق yang artinya memotong atau bersal dari kata َّصَتْق ا yang artinya mengikuti, yakni mengikuti perbuatan si penjahat sebagai pembalasan atas perbuatannya.

Menurut syara’ qishash adalah hukuman balasan yang seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun perusakan aggota badan atau pelaku penghilangan manfaat anggota badan yang dilakukan dengan sengaja, Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu (hukum) qishash untuk membela orang-orang yang dibunuh, orang merdeka diqishash sebab membunuh orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Tetapi barangsiapa yang mendapat sebagian kemampuan dari saudaranya (ahli waris yang terbunuh) maka hendaklah ia membalas kebaikan itu dengan cara yang baik. Dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang tersebut itu ialah suatu keringanan dan rahmat Tuhanmu”. (QS.’Al Baqarah (2) :178)

Sedangkan hukum qishash sebagai berikut:

2. Orang mendahului melakukan pembunuhan, menanggung dosa orang yang mengikuti membunuh itu.

3. Orang melakukan pembunuhan sengaja imannya tanggal. 4. Perkara yang mula-mula diadili Allah SWT dihari kiamat ialah

perkara pembunuhan. b) Macam-macam qishash

Qishash dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Qishash jiwa yakni hukuman mati bagi pelaku pidana pembunuhan.

2. Qishash anggota badan yakni qishash bagi pelaku tindak pidana melukai, merusak atau menghilangkan manfaat atau fungsi anggota tubuh.

c) Hikmah ditegakkannya Qishash

1. Menghargai harkat dan martabat manusia, karena nyawa dibalas dengan nyawa, begitu pula anggota tubuh dibalas juga. 2. Mencegah terjadinya permusuhan dan pertumpahan darah

sehingga keamanan dan kedamaian dapat dirasakan

3. Agar manusia berfikir dua kali, untuk melakukan kejahatan 3) Diyat dan hikmahnya

a) Pengertian diyat

Diyat secara bahasa artinya denda yang berat, atau ganti rugi pembunuhan. Sedangkan menurut istilah adalah sejumah harta yang wajib diberikan oleh pihak pelaku pembunuhan/ kejahatan kepada pihak teraniaya atau keluarganya untuk menghilangkan dendam, meringankan beban korban dan keluarganya. Dengan kata lain denda pengganti jiwa yang tidak berlaku atau tidak dilakukan padanya hukuman bunuh.

Diyat sebagai pengganti hukum qishash berdasarkan ayat Al Qur’an. Firman Allah :

“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah (Tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu)” ( Q.S. An-Nisa’ (4): 92)

b) Sebab-sebab Diyat

Ada beberapa hal sebab-sebab seseorang harus membayar diyat: 1. Pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh wali/ahli waris

terbunuh

2. Pembunuh lari namun sudah diketahui identitasnya sehingga diyat dibebankan kepada ahli waris

3. Pembunuhan seperti sengaja ( ُدْمَعْلا هْب شلْتَق ) 4. Pembunuhan tersalah ( إَطَخْلالْتَق)

5. Qishash sulit untuk dilaksanakan c) Macam-macam Diyat

1. Diyat Mughallazhah ةَظَّلَغُم ٌةَي د/ denda berat

Diyat mughalallazhah ialah denda yang diwajibkan atas pembunuhan sengaja (qathul ‘amd) jika ahli waris mema’afkan dari pembalasan jiwa serta denda atas pembunuhan tidak sengaja (Syibhul ‘amd) dan denda atas pembunuhan yang tidak ada unsur –unsur membunuh (Qathul Khatha’) yang dilakukan di bulan haram, ditempat haram serta pembunuhan atas diri seseorang yang masih ada hubungan kekeluargaan (Kemenag,

2015: 15). Jumlah diyat mughallazhah ialah denda dengan cara membayar 100 ekor unta, terdiri 30 ekor hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun), 30 ekor jadzah (unta betina 4-5) dan 40 ekor khilfah (unta betina yang bunting).

2. Diyat Mukhofafah ( ٌةَفَّفَخُم ٌةَيِد )

Denda yang sifatnya ringan yaitu membayar denda yang berupa 100 ekor unta terdiri 20 ekor hiqqah, 20 ekor jadz’ah, 20 ekor binta labun (unta betia umur lebih dari 2 tahun), 20 ekor ibnu labun (unta jantan berumur lebih dari 2 tahun) dan 20 ekor binta mukhod (unta betina bermur lebih 2 tahun) diyat mukhaffah diwajibkan atas pembunuhan tersalah dibayar oleh keluarga pembunuh dan dianngsur 3 tahun tiap tahun sepertignya.

d) Hikmah Diyat

1. Sifat pemaaf kepada orang lain karena sesuatu hal sudah terjadi 2. Manusia dapat berhati-hati dalam bertindak bahkan takut

melakukan kejahatan karena sayang harta, bisa habis bahkan melarat karena untuk membayar diyat

3. Menjunjung tinggi terhadap perlindungan jiwa dan raga. 4) Kifarat dan Hikmahnya

a) Pengertian Kifarat

Kifarat secara bahasa ialah tertutup / terselubung, maksudnya hati seseorang sedang tertutup sehingga meniadakan Allah atau menentang-Nya yang selanjutnya berani melakukan perbuatan ma’syiat.Dengan kata lain kifarat berarti denda atas pelanggaran

terhadap larangan. Kifarat menurut istilah berarti tebusan atau denda yang wajib dibayar oleh seseorang karena telah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah.

b) Macam-macam Kifarat

1. Kifarat bagi pembunuh yaitu Pembunuh selain dihukum qishash atau membayar diyat, dia harus membayar kifarat juga. Adapun kifarat bagi orang yang membunuh adalah memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut

2. Kifarat karena membunuh binatang buruan pada waktu melaksanakan ihram. Kifaratnya yaitu dengan mengganti binatang ternak yang seimbang atau memberi makan orang miskin atau dengan berpuasa.

c) Hikmah kifarat

1. Manusia benar-benar menyesali pebuatan yang keliru, telah berbuat dosa kepada Allah dan merugikan sesama manusia 2. Bertaubat kepada Allah dengan mendekatkan diri kepada-Nya 3. Percaya diri dengan diterima taubatnya manusia menjadi

Dokumen terkait