• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi Belajar adalah sebuah kata yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994: 19). Menurut Supriyanto (1991:121) prestasi adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu pembahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan definisi belajar menurut pendapat beberapa ahli yang dikutip oleh Muhibbinsyah(2004: 90-91), anatara lain:

a. Definisi belajar menurut W.H Burton, dalam buku The Guidance Of Learning Activities(1984),menyatakan bahwa, "Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environtment, which fells a need andmakes him more capable of dealing adequately with his environtment” (belajar dapat diartikari sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya tnteraksi antara individu dengan individu dan individu dengan tingkah lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkunganya).

b. Belajar menurut Ernest R. Hilgard (1948) dalam bukunya Introduction to Psychology mengemukakan: "We may define learning as the process by which an activity originates or is changed through responding to

asityation, provide the change cannot be attributed to growth or the temporary state of the organisme (as fatique or under drugs)" (belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi suatu keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang sementara (seperti kelelahan atau karena pengaruh obat-obatan).

Menurut Arikunto (2014:4) prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh sebagai akibat dari kegiatan belajar yang sangat kompleks. Keadaan yang sangat kompleks tersebut meliputi:siswa, guru, dan personal lainnya, bahan pelajaran, metode mengajar dan sistem evaluasi, sarana penunjang, dan sistem administrasi.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. Teori Belajar

Teori belajar mempunyai berbagai pengertian, sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan teori belajar, dibawah ini dikemukakan beberapa definisi teori belajar menurut para ahli:

a. Teori belajar dari R. Gagne

Dalam masalah belajar, Gagne dalam bukunya “The Conditioning of Learning” (1977) memberikan dua definisi yaitu:

1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku,

2) Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

b. Teori Psikologi Klasik(Hamalik, 2001: 35)

Manusia terdiri dari jiwa (mind) dan badan (body). Manusia belajar dengan melihat objek dengan menggunakan subtansi dan sensasi, manusia mengembangkan kekuatan, ingatan, keinginan, dan pikiran, dengan melihatnya.

c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Dalam belajar yang terpenting adalah penyesuaian pertama yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat, Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajarit tetapi mengerti atau memperoleh insight. Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya memasukkan sejumlah kesan.

3. Ciri-ciri Belajar

Berikut ciri-ciri belajar menurut Baharuddin dan Esa, (2008: 15) yaitu:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahaan tingkah (change behaviour). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak terampil menjadi terampil Tanpa mengganti tingkah laku basil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;

b. Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah, tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial; d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

B. Metode Index Card Match

1. Pengertian Metode Index Card Match

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “methodos”. Kata ini terdiri atas dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Armai Arief, 2002:40). Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. (Sanjaya, 2006: 7).

Menurut Marwan(2012:04) Metode Index Card Match adalah metode pemecahan masalah yang digunakan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran Index Card Match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu indeks yang ada ditangan mereka. Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Jadi Metode Index Card Match adalah sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan keterampilan, dan

sikap secara aktif, serta menjadikan belajar tidak terlupakan dengan cara meninjau ulang materi pelajaran yang telah dipelajari. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temannya. Strategi pembelajaran ini digunakan dengan melibatkan, siswa dengan harapan agar materi yang telah disampaikan dapat lebih banyak melekat didalam pikiran dari pada materi yang tidak, hal itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memikirkan kembali informasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak. (Silberman, 2006: 250). 2. Langkah-langkah Metode Index Card Match

Langkah-langkah penerapan metode Index Card Match yaitu sebagai berikut:

a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok;

b. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diperlukan sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan, setiap kertas satu pertanyaan; c. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat;

d. Kocoklah, semua kertas tersebut sehing akan tercampur antarasoal dan jawaban;

e. Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini aktifitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta aka mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban;

f. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan

jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman lain;

g. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan mintalah setiap pasangan bergantian membacakan soal yang diperolehsecara bergantian kepada ternan-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya, demikian seterusnya;

h. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut. (Ismail, 2008: 81-82).

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match

Menurut Marwan (2012:06) ada beberapa kelebihan dan kelemahan metode Index Card Match yaitu sebagai berikut:

a. Kelebihan metode Index Card Match

Metode Index Card Match memiliki kelebihan yaitu:

1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. 3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. 4) Meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar. 5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain

b. Kelemahan Metode Index Card Match

Metode Index Card Match memiliki kekurangan yaitu:

1) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi.

2) Guru harus meluangkan waktu yang lebih. 3) Lama untuk membuat persiapan.

4) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.

5) Menuntut sifat tertentu darii siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

6) Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas.

C. Fiqih

1. Pengertian Fiqih

Menurut al-Jurjani dalam kitabnya At-Ta'rifat yang dikutip oleh Ahmad Hanafi, Fiqih menurut bahasa, berarti faham terhadap tujuan seseorang pembicara dari pembicaraannya. Menurut istilah Fiqih ialah mengetahui hukum-hukum syara' yang mengenai perbuatan dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang dihasilkan oleh fikiran serta ijtihad (penelitian) dan memerlukan kepada pemikiran dan perenungan. Oleh karena itu Tuhan tidak bisa disebut sebagai "Faqih" (ahli dalam Fiqih), karena bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tidak jelas" (Hanafi,1998: 10).

Menurut Ustadz Abdul Hamid Hakim dalam kitabnya "Sulam Fiqih" yang dikutip oleh Sidi Nazar Bakry, Fiqih menurut bahasa: Faham, maka tahu aku akan perkataan engkau, artinya faham aku"(Bakri, 2003: 3).

Jadi secara definisi ilmu Fiqih adalah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupunyang berbentuk masyarakat sosial .

2. Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan dan keteladanan (Malijudin, 1995: 04).

Mata pelajaran Fiqih Madrasah Aliyah meliputi: Fiqih Ibadah, Fiqih Muamalah, Fiqih Munakat, Fiqih Jinayah, Fiqih Siyasah, dan Ushul Fiqih. a. Fungsi

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah berfungsi:

1) Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah Swt. Sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;

2) Peneneman kebiasaan melaksanakan hukum islam dikalangan peserta didik dengan iklas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat;

3) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat;

4) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dilingkungan keluarga;

5) Pembangunan mental peserta didik di lingkungan fisik dan sosial melalui fiqih Islam;

6) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kementerian Agama RI, 2010: 14).

b. Tujuan

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemehaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial;

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar. Penglaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum islam, disiplin dan bertanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi: 1) Kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syariat dalam islam;

2) Hukum islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji; 3) Hikmah dan cara pengelolanya, hikmah qurban dan aqiqah; 4) Pengurusan jenazah;

5) Wakalah dan siyasah syar’iyah; 6) Hukum taklifi;

7) Dasar-dasar istinbath;

8) Kaidah ushul fiqih dan penerapannya. d. Standar kompetensi

Kompetensi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah adalah sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama belajar, yang tercermin dari perilaku afektif, dan psikomotorik peserta didik dengan didukung oleh kwalitas akademis, yang memadai. Adapun standar kompetensi dan kompetensi (Kemenag, 2015: ix) dasar mata pelajaran Fiqih kelas XI (sebelas) dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1 Memahami

ketentuan Islam tentang Jinayah dan hikmahanya

1.1.Menjelaskan hukum

pembunuhan dan hikmahnya 1.2.Menjelaskan ketentuan hukum

Islam tentang qishas dan hikmahnya

1.3.Menejelaskan ketentuan hukum Islm tentang diyat dan kafarat beserta hikmahanya

2 Memahami ketentuan Islam tentang hudud dan hikmahnya

2.1.Menjelaskan hukum zina dan qadzaf beserta hikmahnya

2.2.Menjelaskan hukuman bagi peminum-minuman keras beserta hikmahnya

2.3.Menjelaskan hukuman bagi orang yang mencuri dan menyamun merampok beserta hikmahnya 3 Memehami

ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmahnya

3.1.Menjelaskan proses peradialan dalam Islam

3.2.Menjelaskan ketentuan tentang hakim dan saksi dalam peradilan Islam

3.3.Mengidentifikasi ketentuan tentang hakim dan saksi dalam sidang

e. Materi Jinayah

Jinayah yaitu pembahasan tentang tindak kejahatan menegenai pembunuhan dan penganiayaan serta sangsi hukumnya seperti qishash, diyat dan kafarat(Kementrian Agama, 20015:5).

1) Pembunuhan dan Hikmahnya a) Pengertian Pembunuhan

Pengertian pembunuhan secara bahasa adalah menghilangnyakan nyawa seseorang. Sedangkan arti secara istilah membunuh adalah perbuatan manusia yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja, baik dengan alat yang mematikan ataupun dengan alat yang tidak mematikan.

b) Macam-macam pembunuhan

Pembunuhan dibagai menjadi tiga macam sebagaimana pembahasan di bawah ini:

1. Pembunuhan Sengaja ( دْمَعْلا ُلْتَق)

Pengertian pembunuhan sengaja adalah pembunuhan yang telah direncanakan dengan menggunakan alat yang mematikan, baik yang melukai atau memberatkan (mutsaqal). Dikatakan pembunuhan sengaja apabila ada niat dari pelaku sebelumnya, alat yang digunakan mematikan, Baligh dan merdeka pelakunya dan yang dibunuh orang yang baik.

2. Pembunuhan Seperti Sengaja ( دْمَعْلا هْب ش ُلْتُق)

Pembunuhan seperti sengaja adalah pembunuhan yang dilakukan seseorang tanpa niat membunuh dan menggunakan

alat yang biasanya tidak mematikan, namun menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

3. Pembunuhan tersalah (إَطَخْلا ُلْتَق)

Pembunuhan tersalah, yaitu pembunuhan yang tidak ditujukan kepada seseorang tetapi sesorang tersebut mati karena perbuatannya.

c) Dasarhukum pembunuhan

Hukuman pokok bagi pelaku pembunuhan sengaja adalah qishash, artinya dibunuh juga tetapi jika dimaafkan oleh keluarga korban maka hukuman penggantinya adalah wajib membayar diyat mughaladhah dan dibayar secara tunai (Kemenag, 2015:7). Hukuman tambahannya adalah terhalangnya hak waris dan wasiat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

َلَتَق ْنَم َةَيِّ دلا ا ْوُذَخَا اوُءاَشْن ا َو ا ْوُلَتَق اوُءاَش َّن اَف ل ْوُتْقَمْلا ءاَي ل ْوَا ىَل ا َع فُر اًدِّ مَعَتُم َي ه َو

)ىذمرتلا هاور( ًةَفْل خ َن ْوُعَب ْرَا َو ًةَعْدَج َن ْوُثَلاَث َو ًةَّق ح َن ْوُثَلاَث

“Barangsiapa membunuh dengan sengaja, (hukumnya) harus menyerahkan diri kepada keluarga terbunuh, maka jika mereka (keluarga terbunuh) menghendaki, dapat mengambil qishash, dan jika mereka menghendaki (tidak mengambil qishash), mereka dapat mengambil diyat berupa 30 ekor hiqoh, 30 ekor jadz’ah dan 40 ekor khilfah” (HR. Tirmudzi)

d) Hikmah dilarangnya pembunuhan

1. Memberi pelajaran kepada masyarakat agar tidak melakukan pebuatan keji.

kedudukan yang tinggi baik di dalam hukum manusia maupun di hadapan Allah SWT.

3. Menyelamatkan jiwa manusia

4. Terciptanya keamanan dan ketentraman dalam kehidupan sehari-hari.

2) Qishash dan Hikmahnya

a) Pengertian dan Hukum Qishash

Qishash berasal dari kata َصَصَق yang artinya memotong atau bersal dari kata َّصَتْق ا yang artinya mengikuti, yakni mengikuti perbuatan si penjahat sebagai pembalasan atas perbuatannya.

Menurut syara’ qishash adalah hukuman balasan yang seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun perusakan aggota badan atau pelaku penghilangan manfaat anggota badan yang dilakukan dengan sengaja, Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu (hukum) qishash untuk membela orang-orang yang dibunuh, orang merdeka diqishash sebab membunuh orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Tetapi barangsiapa yang mendapat sebagian kemampuan dari saudaranya (ahli waris yang terbunuh) maka hendaklah ia membalas kebaikan itu dengan cara yang baik. Dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang tersebut itu ialah suatu keringanan dan rahmat Tuhanmu”. (QS.’Al Baqarah (2) :178)

Sedangkan hukum qishash sebagai berikut:

2. Orang mendahului melakukan pembunuhan, menanggung dosa orang yang mengikuti membunuh itu.

3. Orang melakukan pembunuhan sengaja imannya tanggal. 4. Perkara yang mula-mula diadili Allah SWT dihari kiamat ialah

perkara pembunuhan. b) Macam-macam qishash

Qishash dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Qishash jiwa yakni hukuman mati bagi pelaku pidana pembunuhan.

2. Qishash anggota badan yakni qishash bagi pelaku tindak pidana melukai, merusak atau menghilangkan manfaat atau fungsi anggota tubuh.

c) Hikmah ditegakkannya Qishash

1. Menghargai harkat dan martabat manusia, karena nyawa dibalas dengan nyawa, begitu pula anggota tubuh dibalas juga. 2. Mencegah terjadinya permusuhan dan pertumpahan darah

sehingga keamanan dan kedamaian dapat dirasakan

3. Agar manusia berfikir dua kali, untuk melakukan kejahatan 3) Diyat dan hikmahnya

a) Pengertian diyat

Diyat secara bahasa artinya denda yang berat, atau ganti rugi pembunuhan. Sedangkan menurut istilah adalah sejumah harta yang wajib diberikan oleh pihak pelaku pembunuhan/ kejahatan kepada pihak teraniaya atau keluarganya untuk menghilangkan dendam, meringankan beban korban dan keluarganya. Dengan kata lain denda pengganti jiwa yang tidak berlaku atau tidak dilakukan padanya hukuman bunuh.

Diyat sebagai pengganti hukum qishash berdasarkan ayat Al Qur’an. Firman Allah :

“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah (Tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu)” ( Q.S. An-Nisa’ (4): 92)

b) Sebab-sebab Diyat

Ada beberapa hal sebab-sebab seseorang harus membayar diyat: 1. Pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh wali/ahli waris

terbunuh

2. Pembunuh lari namun sudah diketahui identitasnya sehingga diyat dibebankan kepada ahli waris

3. Pembunuhan seperti sengaja ( ُدْمَعْلا هْب شلْتَق ) 4. Pembunuhan tersalah ( إَطَخْلالْتَق)

5. Qishash sulit untuk dilaksanakan c) Macam-macam Diyat

1. Diyat Mughallazhah ةَظَّلَغُم ٌةَي د/ denda berat

Diyat mughalallazhah ialah denda yang diwajibkan atas pembunuhan sengaja (qathul ‘amd) jika ahli waris mema’afkan dari pembalasan jiwa serta denda atas pembunuhan tidak sengaja (Syibhul ‘amd) dan denda atas pembunuhan yang tidak ada unsur –unsur membunuh (Qathul Khatha’) yang dilakukan di bulan haram, ditempat haram serta pembunuhan atas diri seseorang yang masih ada hubungan kekeluargaan (Kemenag,

2015: 15). Jumlah diyat mughallazhah ialah denda dengan cara membayar 100 ekor unta, terdiri 30 ekor hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun), 30 ekor jadzah (unta betina 4-5) dan 40 ekor khilfah (unta betina yang bunting).

2. Diyat Mukhofafah ( ٌةَفَّفَخُم ٌةَيِد )

Denda yang sifatnya ringan yaitu membayar denda yang berupa 100 ekor unta terdiri 20 ekor hiqqah, 20 ekor jadz’ah, 20 ekor binta labun (unta betia umur lebih dari 2 tahun), 20 ekor ibnu labun (unta jantan berumur lebih dari 2 tahun) dan 20 ekor binta mukhod (unta betina bermur lebih 2 tahun) diyat mukhaffah diwajibkan atas pembunuhan tersalah dibayar oleh keluarga pembunuh dan dianngsur 3 tahun tiap tahun sepertignya.

d) Hikmah Diyat

1. Sifat pemaaf kepada orang lain karena sesuatu hal sudah terjadi 2. Manusia dapat berhati-hati dalam bertindak bahkan takut

melakukan kejahatan karena sayang harta, bisa habis bahkan melarat karena untuk membayar diyat

3. Menjunjung tinggi terhadap perlindungan jiwa dan raga. 4) Kifarat dan Hikmahnya

a) Pengertian Kifarat

Kifarat secara bahasa ialah tertutup / terselubung, maksudnya hati seseorang sedang tertutup sehingga meniadakan Allah atau menentang-Nya yang selanjutnya berani melakukan perbuatan ma’syiat.Dengan kata lain kifarat berarti denda atas pelanggaran

terhadap larangan. Kifarat menurut istilah berarti tebusan atau denda yang wajib dibayar oleh seseorang karena telah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah.

b) Macam-macam Kifarat

1. Kifarat bagi pembunuh yaitu Pembunuh selain dihukum qishash atau membayar diyat, dia harus membayar kifarat juga. Adapun kifarat bagi orang yang membunuh adalah memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut

2. Kifarat karena membunuh binatang buruan pada waktu melaksanakan ihram. Kifaratnya yaitu dengan mengganti binatang ternak yang seimbang atau memberi makan orang miskin atau dengan berpuasa.

c) Hikmah kifarat

1. Manusia benar-benar menyesali pebuatan yang keliru, telah berbuat dosa kepada Allah dan merugikan sesama manusia 2. Bertaubat kepada Allah dengan mendekatkan diri kepada-Nya 3. Percaya diri dengan diterima taubatnya manusia menjadi

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAAN

A. Gambaran Umum Sekolah

Madrasah Aliyah Al Islam Susukan adalah lembaga pendidikan Islam tingakat atas dalam naungan kementrian Agama dengan nomor statistik madrasah 131233220004.

Secara geografis MA Al Islam terletak di komplek masjid Darul Falah desa Susukan RT 01/RW 01 kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Sekolah MA Al Islam dibangun diarea perumahan warga, sehingga sangat berdekatan dengan perumahan warga. Adapun batas-batas bangunan yaitu:

No Batas Keterangan

1 Sebelah timur Jalan raya

2 Sebelah barat Gedung IPHI Susukan

3 Sebelah utara Masjid

4 Sebelah selatan Rumah bapak Susilo

1. Visi dan Misi sekolah a. Visi

Terwujudnya generasi sholih, cerdas, terampil dan mandiri b. Misi

1. Memberikan kesempatan bagi masyarakat yang kurang mampu 2. Menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab

3. Memadukan pendidikan moral/agama, ilmu pengetahuan dan ketrampilan

2. Keadaan Pengajar

Madrasah Aliyah Al Islam memliki 1 staff TU, 6 guru dan 1 kepala sekolah. Sebagian besar guru sudah menempuh pendidikan S1. Berikut ini adalah detail rinciannya:

Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan

No Nama Jabatan Tempat tanggal lahir

1 Dra. Sri Hartutik Kepala sekolah Salatiga, 07 oktober 1964 2 Umi Khamidah, S.Ag Guru Kab.Boyolali, 09 juli 1972 3 Siti Khasanah Guru Kab.Semarang,15 oktober

1979

4 Fahrur Rozi Guru Kab.Semarang,21 maret

1969

5 Muhadhib Guru Semarang, 23 januari 1973

6 Fanni’mah, S.Pd.I Guru Semarang,30 februari 1973 7 Mutamasikin, S.Pd.I Guru Kab.Semarang,11 mei 1984 8 Syamsiyah, S.Kom TU Kab.Semarang,17april 1988

3. Keadaan Siswa

Jumlah siswa Madrasah Aliyah Al Islam Susukan adalah 59. Kelas X terdiri dari 14 siswa, kelas XI 23 siswa dan kelas XII terdiri dari 22 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Siswa

Kelas Jumlah Siswa Total Laki-laki Perempuan X 5 9 14 XI 13 10 23 XII 5 17 22 Jumlah Total 59

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanaakan di Kelas XI Madrasah Aliyah AL-Islam Sususkan Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa pada semester I tahun pelajaran 2016/2017.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada juli sampai agustus. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI MA Al Islam Susukan Kabupaten Semarang pada mata pelajaran FIQIH materi Jinayah dengan

Dokumen terkait