• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aqidah al-‘Awa>m merupakan sebuah karya tentang akidah islam yang dibuat khusus bagi muslim yang awam, atau muslim pada umumnya. Aqidah al-‘Awa>m dibuat dalam bentuk nadzom yang terdiri dari 57 bait. Berisikan materi akidah dasar, maka sangat dianjurkan bagi muslim sekalian untuk mempelajarinya.

4Syeikh An-Nawawi Al-Bantani, Nur al-Dzolam, terj. Muhammad Ihsan, (Salatiga: -, 2017), hlm. 4-6

Nadzam ini menjadi salah satu yang banyak dipelajari dikalangan pesantren yang ada di Indonesia, para santri seringkali mempelajari dan membaca nadzam ini dengan dinyanyikan seperti sebuah syair dengan langgam yang berbeda-beda.

Setelah melakukan penelusurann terkait materi akidah dalam nadzam ini, maka berikut ini hasil yang diperoleh peneliti. Selanjutnya penulis akan menampilkan bait dari nadzam Aqidah al-‘Awa>m beserta terjemahnya. Hal tersebut bertujuan agar dapat diketahui secara seksama materi Akidah apa saja yang terkandung dalam nadzam tersebut. Selain itu penulis juga akan menguraikan makna dari nadzam-nadzam tersebut.

a. Saya mengawali (menyusun nadzom-nadzom ini) dengan (meminta pertolongan) kepada Allah Yang Maha Pengasih, dan dengan-Nya Yang Maha Penyayang, yang selalu memberikan nikmat tanpa henti.

b. Segala pujian adalah milik Allah Yang Al-Qodim, Al-Awwal, Al-Akhir, dan Al-Baqi tanpa mengalami perubahan.

c. Kemudian (saya meminta kepada Allah agar memberikan) selamanya rahmat yang disertai pengagungan dan penghormatan agung, untuk (Rasulullah) Sang Nabi, yaitu orang yang paling unggul dalam tauhid dibandingkan yang lain,

d. Dan untuk keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti, jalan agama yang benar sambil tidak melakukan kebid’ahan.5

Nadzam ini diawali dengan kalimat basmalah dan pujian kepada Allah Swt, hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat al-‘Alaq ayat 1 :

َۚ َقَ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (Q.S

al-‘Alaq: 1)

Ayat tersebut merupakan bagian dari wahyu yang pertama kali Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dalam ayat tersebut terdapat pengajaran

5 Syeikh Nawawi al-Bantani, Nur adz-Dzolam, terj. Muhammad Ihsan, (Salatiga: -, 2017), hlm.

5

tentang memulai bacaan dengan asma Allah Swt, maka para ulama menjadikan anjuran bagi setiap hal-hal baik untuk diawali dengan basmalah dan puji-pujian kepada Allah Swt, hal ini juga seperti yang dilakukan oleh Sayyid Ahmad al-Marzuqi.

Selain diawali dengan basmalah dan pujian kepada Allah Swt, Sayyid Ahmad al-Marzuqi juga mengawali nadzam yang ditulisnya dengan memberikan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, dan para sahabat serta keluarganya. Membaca shalawat merupakan suatu ibadah yang Allah Swt perintahkan kepada umat Islam.

Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa mengucapkan shalawat adalah teladan dari Allah Swt dan para Malaikat yang mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.6

2. 20 Sifat Wajib Allah dan Sifat Jaiz-Nya

ۡه ََِرۡعم ۡلٱ ِبنُجُنِب ۡمَلۡعاََ ُدۡعَ بَو

a. Setelah (menyebutkan basmalah, hamdalah, sholawat, dan salam) maka ketahuilah dengan keyakinan mengatahui, Bahwa Allah memiliki 20 sifat-sifat wajib bagi-Nya

‘Aqidah al-‘Awam, (Surabaya: Khalista, 2009), hlm. 13

f. Dan adalah boleh dengan anugerah Allah Swt dan keadilan-Nya, Meninggalkan segala yang mungkin seperti halnya Dia melakukannya.7 Pada bait ke-5 hingga ke-10 mushonnif menerangkan akan sifat-sifat wajib bagi Allah Swt yang berjumlah 20. Kemudian sifat Allah yang 20 tersebut dapat dibagi kepada empat bagian yaitu sifat nafsiyah, sifat salbiyah, sifat ma’ani dan sifat ma’nawiyah.8 Adapun sifat nafsiyah adalah sifat wujud, sifat salbiyah adalah sifat yang menolak hal yang tidak layak bagi Allah Swt, adapun sifat tersebut adalah qidam, baqa, mukhalafatu lil hawadist, qiyamuhu binafsih, dan wahdaniyah. 9 Sifat ma’ani adalah sifat yang merupakan makna sehingga mewajibkan dzat bersifat ma’nawiyah sehingga pada sifat ma’ani dan ma’nawiyah saling berhubungan. Sifat ma’ani yaitu qudrah, irᾱdah, ‘ilmu, hayᾱh, sama, bashar,dan kalam. Adapun sifat ma’nawiyah yaitu kaunuhu qᾱdiran, kaunuhu murῑdan, kaunuhu ‘ᾱliman, kaunuhu hayyun, kaunuhu samῑ’an, kaunuhu bashῑran, kaunuhu mutakalliman.

Selain tentang sifat wajib pada Allah Swt, mushonnif juga menuangkan akan sifat jaiz Allah yang satu yaitu, Allah berhak untuk mengerjakan sesuatu atau meninggalkan (tidak mengerjakan)nya.10 Maka tidak ada suatu hal pun yang dapat memaksa-Nya, sebab Allah Swt adalah Maha Kuasa dan memiliki hak penuh untuk mengerjakan ataupun mewujudkan sesuatu. Begitupula dalam hal meninggalkan sesuatu, Allah Swt memiliki kendali penuh atas segala kehendak-Nya, tidak dapat dipaksa dan tidak dikuasai. Hal ini berdasarkan firman Allah Swt. dalam surat an-nahl:

“Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS An-Nahl: 40)

3. Para Nabi dan Sifatnya

7 Muhyiddin Abdusshomad, Aqidah Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah Terjemah dan Syarh

‘Aqidah al-‘Awam, (Surabaya: Khalista, 2009), hlm. 16

8 Burhanuddin Banta Cut, “Tauhid Dalam Konsepsi Abdurrauf”, Jurnal Substantia, Vol.13, No.2, Oktober 2011, hlm. 177

9 Sayid Usman Betawi, Sifat Dua Pūluh (Singapura, Jedah, Indonesia: Haramayn, t.th),hlm.5

10 Muhyiddin Abdusshomad, Ibid, hlm. 26

َسۡرَأ

perkataan yang benar, menyampaikan perintah Allah Swt dan amanah.

b. Boleh bagi para Nabi dan Rasul memiliki sifat A’rod al-Basyariah, yang tidak sampai mengurangi derajat luhur mereka

c. Mereka wajib terpelihara dari perbuatan dosa (ma’shum) seperti halnya Malaikat, dan keutamaan mereka melebihi para Malaikat

d. Sifat mustahil adalah kebalikan dari setiap sifat yang wajib, maka hafalkanlah aqaid lima puluh untuk melaksanakan hukum yang wajib

e. Rincian dua puluh lima Rasul wajib diketahui oleh setiap orang mukallaf, maka pastikan dan ketahuilah bilangannya.11

Sebagaimana beriman kepada para Nabi dan Rasul merupakan rukun iman yang ke-4, maka bait ini mengisahkan tentang sifat yang dimiliki para Nabi diantara sifat-sfat tersebut adalah fathanah yang berarti cerdas, Nabi Muhammad yang mendapat karunia dari Allah dengan memiliki kecakapan luar biasa (genius abqariyah) dan kepemimpinan yang agung (genius leadership qiyadah abqariyah).12 Kecerdasan sangat diperlukan oleh para Nabi agar mereka dengan mudah menerangkan firman-firman Allah Swt. dan menjelaskan tentang ajaran agama Allah, sebab Islam adalah agama bagi orang-orang yang mau berpikir akan keagungan-Nya, maka para Nabi dan Rasul diberi anugrah berupa kecerdasan yang luar biasa.

Selanjutnya sifat shiddiq yang berarti jujur, untuk mendapatkan kepercayaan dari umat manusia agar mereka meyakini berita-berita yang disampaikan tentang Allah Swt. para Nabi haruslah memiliki kejujuran dan bukan seorang yang suka mengarang dan berdusta. Lalu sifat tabligh yang berarti menyampaikan, para Nabi dan Rasul haruslah menyampaikan wahyu yang Allah Swt. turunkan kepadanya, sebab hal tersebut merupakan tugas mereka sebagai utusan Allah. Para Nabi dan

11 Muhyiddin Abdusshomad, Ibid, hlm. 31

12 A. Hasymi, Nabi Muhammad Sebagai Panglima Perang, (Jakarta: Mutiara, 1978), hlm. 87

Rasul tidak boleh menyembunyikan pengetahuannya tentang Allah Swt. dan berita lain dari-Nya. Terakhir sifat amanah yang berarti dapat dipercaya, Nabi dan Rasul haruslah dapat dipercaya seluruh perkataannya dan dalam berprilaku.

Selain sifat wajib tersebut mushonnif juga menuliskan tentang sifat al-A’rad al-Basyariah atau sifat-sifat manusia pada Nabi dan Rasul yang tidak menghinakan dan mengurangi ketinggian derajat mereka, sifat-sifat tersebut seperti merasa lapar, sakit, merasa lelah, makan dan sifat-sifat manusia lain pada umumnya.13 Sifat-sifat mustahil pada Nabi dan Rasul yaitu kidzib (dusta), khiyanat(tidak dapat dipercaya), kitman(menyembunyikan wahyu), dan baladah (bodoh).14

Sifat demikian mustahil dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, sebab mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah Swt. untuk menyampaikan kebenaran dan firman-firman-Nya. Dituliskan juga bahwa Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang terpelihara dari perbuatan dosa. Sebagaimana rukun iman yang ke-4, mushonnif juga menekankan bahwa mengetahui para Rasul yang 25 adalah wajib hukumnya bagi setiap muslimin. Disebutkan tentang aqaid lima puluh rincian dari aqaid tersebut adalah 20 sifat wajib bagi Allah Swt, 20 sifat mustahil bagi Allah Swt, 1 sifat jaiz Allah Swt, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil pada Rasul, dan 1 sifat jaiz pada Rasul.

َِآ ۡمُه

a. Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholih dan Ibrahim semuanya diikuti

b. Luth, Isma’il, Ishaq, Ya’kub, Yusuf Ayyub yang mengikuti

c. Syu’aib, Harun, Musa, Ilyasa’, Dzulkifli, Daud, dan Sulaiman yang mengikuti.

d. Ilyas, Yunus, Zakariya, Yahya, Isa, dan Thaha (Nabi Muhammad) sebagai Nabi yang terakhir, maka tinggalkanlah jalan yang sesat

13 Wahyudin dan Sumadi, “Konsep Pendidikan Akidah Dalam Kitab ‘Aqidatul Awam Karya Syekh Ahmad Marzuqi”, Jurnal Tarbiyah al-Aulad, Vol.2, No.1, 2017, hlm. 55

14 Muhyiddin Abdusshomad, Ibid, hlm. 31

e. Shalawat dan salam sejahtera semoga selalu terlimpahkan kepada mereka, dan keluarganya, selama hari-hari masih berjalan.

Sedikit berbeda dengan pendapat Syeikh Ahmad al-Marzuqi yang hanya menyebutkan bahwa muslimin wajib mengetahui 25 Nabi dan Rasul. Syeikh Suhaimi berpendapat bahwa setiap mukmin wajib mengetahui, mengajarkan kepada anak-anaknya dan para pelayannya akan para Nabi dan Rasul yang telah disebutkan dalam al-Qur’an dengan tujuan agar mereka mengimaninya dan kewajiban bagi para mukmin bukan hanya mengimani Nabi pemimpin manusia yaitu Nabi Muhammad Saw saja, tetapi juga mengimani seluruh Nabi Allah baik yang disebutkan dalam al-Qur’an maupun yang tidak disebutkan.15

4. Malaikat dan Sifatnya

a. Dan malaikat yang tanpa ayah dan ibu, tidak makan dan tidak minum serta tidak tidur

b. Rincian sepuluh dari Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail

c. Mungkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik dan Ridwan yang mengikuti

Hukum beriman kepada adanya malaikat adalah fardu’ain. Seseorang yang mengaku beragama Islam (Muslim/Muslimah) jika tidak percaya kepada kepada adanya malaikat, dapat dianggap murtad (keluar dari Islam).16 Perintah untuk beriman kepada malaikat telah Allah berikan melalui firman-Nya dalam surat al-Baqarah berikut ini:

16 Syamsuri, Pendidikan Agama Islam Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 107

“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.

(Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”. (Q.S al-Baqarah: 285)

Merupakan bagian dari beriman kepada malaikat adalah dengan meyakini akan eksistensi dan keberadaan para malaikat. Selain itu juga meyakini akan apa-apa yang diberitakan tentang malaikat, salah satunya kabar akan sifat-sifat yang dimiliki oleh para malaikat. Salah satu sifat malaikat yaitu selalu tunduk kepada Allah Swt.17 Namun dalam nadzamnya ini mushonnif tidak menyebutkan sifat tersebut, beberapa sifat yang dijelaskan dalam nadzam ini adalah bahwa malaikat tidaklah dilahirkan oleh seorang ayah atau ibu, malaikat juga tidak pernah merasakan lapar dan dahaga. Dirincikan oleh mushonnif ke-10 nama para malaikat, sebagaimana bahwa mengimani malaikat merupakan rukun iman yang ke-3, maka mengetahui nama-namanya menjadi kewajiban, meyakini akan kehadiran dan eksistensi para malaikat pun menjadi wajib bagi mukmin.

5. Kitab-Kitab Allah Swt.

a. Rincian empat kitab (yang wajib diketahui), adalah Taurat(nya) Nabi Musa yang diturunkan membawa petunjuk

17 Mulyana Abdullah, “Meneladani Sifat-Sifat Malaikat Sebagai Bentuk Mengimani Adanya Malaikat”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Ta’lim Vol.16, No. 2, hlm. 147

d. Segala sesuatu yang disampaikan oleh Rasul, maka kewajibannya adalah meyakini dan menerimanya.

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT artinya mempercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab- Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada umat manusia lainnya.18 Kitab-kitab Allah diturunkan sebagai pedoman hidup bagi para hamba-hambaNya, dan sebagai petunjuk yang dapat membawa kepada jalan yang Allah Swt, ridhoi. Iman kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-nabiNya tidak sebatas dengan mengetahui dan meyakini eksistensi shuhuf-shuhuf tersebut, melainkan juga dengan meyakini segala ajaran dan firman yang Allah turunkan. Maka segala anjuran dan larangan yang telah Allah firmankan dalam kitab-kitabnya menjadi kewajiban untuk dilaksanakan sebagai seorang mukmin. Selain itu sebagai seorang muslim wujud mengimani kitab-kitab Allah Swt, juga dapat dilakukan dengan mempelajari dan mendalami makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.

6. Hari Akhir

ۡبَجَو ٍرِخآ ِمۡنَ ْ ِب اَن ُناَميِإ ۡبَجَع ۡلٱ َنِم ِه ِب ََ اَك اَم ِلُكَو ,

ِب ِجاَن ۡلٱ يِقاَب ِر ۡكِذ يَِ ةَم ِتاَخ ِب ِجاَّو نِم ٍفَّلَكُم ىَل َع اَّم ِم ,

a. Kita wajib percaya adanya hari akhir, dan segela keajaiban yang terjadi b. Bagian ini adalah penutup, dalam menerangkan kewajiban yang tersisa dan

wajib diyakini oleh setiap mukallaf.

Selanjutnya mushonnif menyebutkan rukun iman yang ke-5 yaitu iman kepada hari akhir atau hari kiamat dan segala yang telah diberitakan tentang hari tersebut. Tidak boleh ada keraguan meskipun berita tentang hari kiamat yang disampaikan seperti diluar akal manusia dan terlihat tidak mungkin, namun ketahuilah bahwa akal manusialah yang sesungguhnya sangat terbatas sehingga tidak mampu memikirkan dan membayangkan segala keajaiban dari Allah Swt.

Hari kiamat adalah hari di mana terdengar suara yang memekakkan telinga, mata, bahkan hati dan pikiran manusia. Suara tersebut tidak seperti biasanya yang sering didengar oleh manusia. Pada saat itulah terjadi ketakutan dan kekalutan yang luar

18 Margiono dan Latifah, Agama Islam Lentera Kehidupan, (Jakarta: Yudhistira, 2006), hlm.

111

biasa yang dirasakan oleh makhluk hidup terutama manusia.19 Allah Swt berfirman tentang huru-hara yang akan terjadi dihari kiamat dalam surat az-Zalzalah:

ۙا َهَ

“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”, Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya.” (Q.S Az-Zalzalah 1-4).

Allah Swt, memberitakan tentang hari kiamat didalam al-Qur’an tidak hanya sekali, salah satunya seperti pada surat al-Qari’ah:

ُۙة َعِراقَ ْ Kiamat itu?. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?. (Yaitu) api yang sangat panas.” (Q.S al-Qari’ah: 1-11)

Dalam surat al-Qaria’ah tidak hanya dijelaskan akan bagaimana kiamat itu akan terjadi, tetapi diberikan pula gambaran akan hari-hari setelah kiamat yaitu hari manusia akan dibangkitkan kembali. Hal tersebutlah yang dapat menjelaskan mengapa mushonnif mengatakan bahwa juga perlu mengimani akan

19 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 15 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 477

keajaiban yang ada tatkala hari kiamat, sebab peristiwa kiamat tidak dapat dipisahkan dengan alam kubur dan hari dibangkitkan kembali para manusia.

7. Nabi Muhammad Saw.

a. Nabi kita, Nabi Muhammad sungguhlah telah diutus oleh Allah Swt. atas seluruh alam, sebagai rahmat dan diutamakan.

b. Ayahnya Nabi Saw, ialah Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf yang Nasabnya bersambung

c. Ibunya ialah Siti Aminah az-Zuhriyyah dan yang menyusuinya adalah Halimatu Sa’diyah

d. Nabi Muhammad Saw. lahir di Makkah yang aman dan meninggal dunia di Thaibah yaitu kota Madinah.

e. Umur Nabi Saw genap 40 tahun sebelum menerima wahyu, sedangkan usia Nabi Saw (pada saat wafatnya) melebihi 60 tahun yakni (63)

Pada bait ini dikisahkan tentang Nabi Muhammad Saw, apa-apa yang perlu diketahui tentang Rasulullah diantaranya tentang nasab, riwayat kelahiran, waktu diangkat menjadi Rasul, riwayat kematian hingga anak Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. merupakan keturunan kaum Quraisy, kaum yang disegani pada zaman tersebut. Lahir di kota Makkah pada hari senin pada permulaan tahun dari peristiwa gajah, maka tahun tersebut disebut tahun gajah. Pada saat kelahiran Rasulullah Saw.

terdapat beberapa bukti pendukung kerasulan yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, dan padamnya api yang biasa disembah orang-orang Majusi, serta runtuhnya gereja-gereja disekitar Buhairah.20

8. Keluarga Rasulullah Saw

20 Syeikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, terj. Kathur Suhardi, (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2020), hlm. 48

ُمُه ۡن ِمََ ُهَُِلًۡوَأ ةَع ۡب َسَو

a. Nabi Muhammad mempunyai tujuh putra, diantara mereka adalah tiga anak laki-laki yang harus dimengerti.

b. Yaitu Qasim dan Abdullah yang menyandang gelar al-Thayyib (yang baik) dan al-Thahir(yang suci)

c. Lalu Ibrahim yang lahir dari budak perempuan (Nabi Saw), yaitu ibunya yang bernama Mariah al-Qibthiyah

d. Selain sayyid Ibrahim, putra-putri Nabi Saw lahir dari Sayyidah Khadijah RA, mereka semuanya ada enam, kenalilah mereka dengan penuh kecintaan e. Empat putri Nabi Saw akan disebutkan berikut ini, semoga ridha Tuhanku

kepada semuanya selalu disebut

f. Keempat putri Nabi tersebut adalah Sayyidah Fathimah az-Zahra yang bersuami Sayyidina ‘Ali RA dan memiliki dua puta, yaitu dua cucu Nabi yang tampak keutamaanya.

Semua putra-putri Rasulullah Saw, selain Ibrahim lahir dari Rahim Sayyidah Khadijah. Yang pertama adalah al-Qasim, dan dengan nama tersebut Rasulullah Saw, dijuluki Abul Qasim, kemudian Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah.21 Lalu Ibrahim yang dilahirkan oleh Mariah al-Qibthiyah, semua putra beliau wafat tatkala masih dalam buaian. Begitu pula dengan putri-putri beliau, namun mereka masih menjumpai Islam dan menjadi hamba-hambaNya yang beriman. Sayyidah Fathimah menjadi satu-satunya putri yang mendampingi Rasulullah Saw, hingga waktu wafatnya. Sayyidah Fathimah memiliki dua orang putra yaitu Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain yang sangat disayangi oleh

21 Syeikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Ibid, hlm. 57

َو د ۡنِه ۡهَيِرۡ يَنُج اَذَك بَن ۡيَز ۡهَّْ ِضۡرَم تاَه َّمُأ َنِْن ِمۡؤ ُم ۡلِل ,

َع ُةَز ۡمَح اَذَك ساَّب َعو ُه ُّم اَذِتّ ۡحا ُتاَذ ة َِّْف َص ُه ُتّ َّمَع ,

g. Sayyidah Zainab, Sayyidah Ruqayyah dan Sayyidah Ummi Kulsum yang suci dan diridhoi

h. Al-Mushthafa(Nabi Muhammad Saw) wafat dengan meninggalkan sembilan istri, mereka disuruh memilih lalu mereka memilih Nabi Saw yang dapat diikuti

i. (mereka adalah) Aisyah, Hafshah, Saudah, Shofiyah, Maimunah, Romlah j. Hindun, Zainab dan Juwairiyah bagi orang-orang mukmin mereka adalah

ibu-ibu yang diridhai

k. Hamzah adalah paman Nabi dan Abbas juga, sedangkan bibinya adalah Shofiyah yang selalu taat kepada Allah Swt.

Sepeninggal Sayyidah Khadijah, Rasulullah Saw, menikah beberapa kali sebagian besar dari istri-istri beliau adalah janda, hanya Sayyidah ‘A>isyah yang diketahui dinikahi dalam keadaan masih perawan dan Rasulullah Saw tidak memperoleh anak kecuali dari Mariyah al-Qibtiyah. Rasulullah Saw, menikahi janda-janda tersebut demi memastikan keberlangsungan hidup mereka, sebab kebanyakan istri-istri beliau tersebut adalah korban perang yang ditingga mati suaminya, atau tawanan perang yang terlunta-lunta hidupnya.

Hal tersebut perlu diketahui dan dipahami oleh muslim sekalian, agar tidak terbawa akan ujaran kebencian yang digaungkan oleh kaum kafir untuk menjelekan kemuliaan Rasulullah Saw. Beliau wafat dengan meninggalkan 9 orang istri yang masih hidup ditambah dua orang sariyah22 yakni Maria Al-Qibtiyah dan Raihanah binti Zayd dari bani Nadhir, tawanan perang yang dibebaskan lalu menikah dengan Nabi.23

Istri-istri Rasulullah Saw merupakan wanita-wanita yang mulia dan taat kepada Allah Swt, serta setia kepada Rasulullah Saw. Mereka para istri Rasulullah Saw, Allah Swt muliakan sehingga dijadikan ibu dari orang-orang beriman

22 Sariyah adalah istri sah menurut syara’ tetapi tidak berstatus resmi sebagai istri sepenuhnya karena merupakan pemberian atau hadiah dari pihak lain.(Husaini, Rumah Tangga Nabi Muhammad, 276)

23 Maulana Saeed Ansari Nadwi, Para Sahabat Wanita Yang Akrab Dalam Kehidupan Rasul, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 372

(Ummahat Mu’minin) Allah Swt berfirman tentang mereka dalam surat

“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Demikianlah telah tertulis dalam Kitab (Allah).” (QS al-Ahzab: 6)

ِه َل ۡبَ قَو

berbicara tanpa diketahui caranya dan tanpa batas

n. Diwajibkan atasnya lima kali shalat setelah mewajibkan lima puluh kali shalat o. Nabi menyampaikan kepada umatbya tentang Isra’ dan mewajibkan shalat

lima waktu kepada semua umat tapa keraguan

p. Sahabat Abu Bakr al-Shiddiq telah beruntung dengan mempercayai Isra’ dan mi’raj, dan kebenaran tentang mi’raj datang kepada pengikutnya

Isra’ mi’raj merupakan perjalanan yang istimewa sekaligus kejadian luar biasa yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw. Terjadi pada malam Senin tanggal 27 Rajab tahun 621 M.24 Pendapat lain mengatakan bahwa Isra mi’raj terjadi setahun dua bulan setelah hijrah, tepatnya pada bulan muharram tahun ke-13 dari nubuwah. Adapula yang berpendapat Isra’ terjadi setahun sebelum hijrah, atau pada

24 Muhyiddin Abdusshomad, Aqidah Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah Terjemah dan Syarh

‘Aqidah al-‘Awam, (Surabaya: Khalista, 2009), hlm. 10

bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-13 dari nubuwah.25 Namun pendapat yang masyhur adalah bahwa Rasulullah Saw, di Isra’ mi’rajkan pada bulan rajab sebelum hijrah, setelah wafatnya dua orang kecintaan beliau yang selalu mendampingi dakwah beliau.

Terlepas dari perbedaan pendapat akan kapan terjadinya peristiwa Isra’

mi’raj, yang ditekankan oleh mushonnif adalah bahwa meyakini peristiwa Isra’

mi’raj adalah nyata terjadi merupakan bagian dari akidah Islam dan wajib bagi muslim sekalian. Adapun Isra’ merupakan perjalanan Rasulullah Saw dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa dengan mengendarai Buraq, dan mi’raj perjalanan

mi’raj adalah nyata terjadi merupakan bagian dari akidah Islam dan wajib bagi muslim sekalian. Adapun Isra’ merupakan perjalanan Rasulullah Saw dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa dengan mengendarai Buraq, dan mi’raj perjalanan

Dokumen terkait