RELEVANSI AQIDAH AL-‘AWA<M SAYYID AHMAD AL-MARZUKI DENGAN MATERI AKIDAH PADA MATA PELAJARAN AKIDAH
AKHLAK DI MTS SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Lidya Maulidini NIM. 11160110000117
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
RELEVANSI AQIDAH AL-‘AWA<M SAYYID AHMAD AL- MARZUKI DENGAN MATERI AKIDAH PADA MATA PELAJARAN
AKIDAH AKHLAK DI MTS Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Lidya Maulidini 11160110000117
Disetujui oleh pembimbing
Dr. Akhmad Shodiq, MA 197107091998031001
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iii
Skripsi berjudul Relevansi Aqidah Al-‘Awa<m Sayyid Ahmad Al-Marzuki Dengan Materi Akidah Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MTs disusun oleh Lidya Maulidini, NIM. 11160110000117, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 28 agustus 2021
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Akhmad Shodiq, MA 197107091998031001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lidya Maulidini NIM : 11160110000117
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Kp. Lio RT.05/07, no. A36, Cipayung- Kota Depok
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Relevansi Aqidah Al-‘Awa<m Sayyid Ahmad al- Marzuki Dengan Materi Akidah Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MTs adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Dr. Akhmad Shodiq, MA
NIP : 197107091998031001
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 28 agustus 2021 Yang Menyatakan
Lidya Maulidini
LEMBAR UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul Relevansi Aqidah Al-‘Awa<m Sayyid Ahmad al-Marzuki Dengan Materi Akidah Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MTs Lidya Maulidini dengan NIM.
11160110000117, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.
Jakarta, 28 agustus 2021 Pembimbing,
Dr. Akhmad Shodiq, MA NIP. 197107091998031001
i
ABSTRAK
Lidya Maulidini (NIM: 11160110000117): “Relevansi Aqidah Al-‘Awa<m Sayyid Ahmad al-Marzuki Dengan Materi Akidah Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MTs”
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya pendidikan agama terutama aqidah bagi siswa dan bahwa pada dasarnya tujuan pendidikan bukan hanya proses transfer ilmu dan mengembangkan kognitif peserta didik saja, akan tetapi juga tertuju pada perubahan tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia. Maka mata pelajaran Aqidah Akhlak di madrasah menjadi salah satu upaya dan sarana dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang tidak lain membentuk dan mewujudkan siswa untuk dapat menjadi muslim seutuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi nadzam Aqidah al-‘awa>m, dengan mata pelajaran akidah akhlak yang dipelajari oleh peserta didik dalam jenjang MTs.
Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka (Library Research), yang berarti penelitian ini menggunakan strategi inquiry untuk menemukan makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, maupun deskripsi tentang suatu fenomena dan akan disajikan secara naratif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi aqidah yang terkandung dalam nadzam aqidah al-‘awa>m relevan dengan materi aqidah yang dipelajari oleh peserta didik di MTs. Selain hal tersebut nadzam aqidah al-‘awam juga dibuat dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk dipelajari, namun memiliki makna yang luas untuk dikaji dan dapat menambah khazanah keilmuan bagi para peserta didik.
Kata Kunci: Aqidah al-‘Awam, Akidah Akhlak di MTs, Relevansi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt., atas rahmat dan karunia-Nya, serta kekuatan-Nya saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, para keluarganya, para sahabatnya, dan semoga sampai kepada kepada umatnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Skripsi ini begitu banyak hambatan dan kesulitan sehingga tidak lepas dari bimbingan dan arahan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Abdul Haris, M.Ag, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag, selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing memberi arahan kepada kami.
6. Dr. H. Akhmad Shodiq, MA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberi saran, arahan, serta masukan dalam pembuatan skripsi ini.
7. Ayahanda Sri Bowo dan Ibunda Siti Hadijah, Kakanda Putri Rahmawani serta Adik-adik Nanda, Naurah, Nurul dan Kahfi yang selalu memberikan semangat, doa yang tidak pernah berhenti, kasih sayang yang tidak pernah terkira serta motivasi yang begitu besar. Semoga Allah selalu melindungi dan menyayangi, serta memandang mereka dengan rahmatNya.
iii
8. Teman-teman Istiqomah, Anis, Anissa (Taj), Rahma, Lufita, Nisa, Mega dan Anjani terima kasih telah menjadi teman diskusi, menemani, memberikan semangat, bantuan, dan do’a kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas A 2016 yang telah menemani saya dari awal perkuliahan hingga sampai dititik ini.
10. Teman-teman Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2016.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas dukungan, do’a, dan bantuannya. Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini, mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan khazanah ilmu pengetahuan bagi umumnya.
Jakarta, 28 Agustus 2021 Penulis
Lidya Maulidini
iv
Daftar Isi
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II ... 9
KAJIAN TEORI ... 9
A. Relevansi... 9
1. Pengertian Relevansi ... 9
B. Tinjauan Akidah ... 10
C. Lingkup Pembahasan Aqidah Islam ... 12
D. Hasil Penelitian Relevan ... 16
BAB III ... 18
METODOLOGI PENELITIAN ... 18
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
B. Metode Penelitian ... 18
C. Sumber Data ... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ... 21
E. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV ... 23
HASIL PENELITIAN ... 23
A. Aqidah al-’Awam ... 23
B. Materi Akidah Dalam Aqida>h al-‘Awa>m ... 25
C. Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs ... 41
D. Materi Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah ... 43
E. Relevansi Materi Akidah Dalam Aqidah al-‘Awa>m Dengan Mata Pelajaran Akidah Akhlak Jenjang MTs... 60
KESIMPULAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 66
v
Daftar Pustaka ... 68
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang berarti ia adalah hasil penciptaan, ketika ada yang diciptakan maka meyakini bahwa adanya pencipta adalah nyata menjadi suatu keharusan. Sebagai umat Islam pernyataan tersebut sejalan dengan firman- firman Allah Swt., dalam al-Qur’an telah banyak disebutkan tentang penciptaan manusia termasuk di dalamnya proses penciptaan hingga alasan mengapa manusia diciptakan, diantara dalil-dalil tersebut adalah:
ُكِلۡبَ ق نِم َنيِذَّلٱَو ۡمُكَقَلَخ يِذَّلٱ ُمُكَّبَر ْاوُدُبۡعٱ ُساَّنلٱ اَهُّ يَأَٰٓ َي َ ت ۡمُكَّلَعَل ۡم
ََ نُقَّ تّ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang- orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (Q.S al-Baqarah:21)
الًاَجِر اَمُه ْ نِم َّثَبَو اَهَجْوَز اَهْ نِم َقَلَخَّو ٍةَدِحاَّو ٍسْفَّ ن ْنِ م ْمُكَقَلَخ ْيِذَّلا ُمُكَّبَر اْنُقَّ تا ُساَّنلا اَهُّ يَآَٰ ي اابْ ِْقَر ْم ُك َْْلَع ََ اَك َه للا ََّ ِا ۗ َماَحْرَْلًاَو هِب ََ ْنُلَء ۤا َسَت ْيِذَّلا َه للا انُقَّ تاَو ۚ اءۤاَسِنَّو اارْ ِْثَك
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S al-Nisa:1)
Selain dalil-dalil yang disebutkan di atas, masih terdapat banyak ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang penciptaan, baik manusia maupun penciptaan semesta dan segala isinya. Diantaranya: al-Baqarah ayat 29, al-Baqarah ayat 117, Ali ‘Imran ayat 190, al-An’am ayat 1-2, al-An’am ayat 73, al-An’am ayat 98 dan masih banyak lagi. Ayat-ayat tersebut wajib diyakini kebenarannya dan baiknya dikaji untuk menambah khazanah keilmuan dan menambah keyakinan sebagai umat Islam.
2
Meyakini kekuasaan Allah Swt. sebagai pencipta manusia dan alam semesta melalui wahyu-Nya adalah bagian dari pokok Aqidah Islamiyyah, yang apabila mengingkarinya maka batal lah keislaman. Hal ini seperti yang dikatakan Syeikh Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba’alawiy dalam kitab karangannya, Sullamu al-Taufi>q Ila> Mahabbati Allah ‘Ala al-Tahqi>q, menurut Syeikh Abdullah ragu terhadap Allah Swt. adalah hal yang dapat membatalkan keislaman secara keyakinan1. Selain kewajiban meyakini Allah Swt., terdapat hal-hal lain yang termasuk kedalam pokok aqidah Islam.
Manusia pada fitrahnya memiliki keyakinan, dan manusia tanpa keyakinan adalah mustahil adanya. Jika saja ditemukan orang-orang yang berpandangan dan mengatakan bahwa dia hidup tanpa keyakinan, maka semua itu adalah kedustaan.
Secara sederhana dapat diambil contoh dalam kehidupan sehari-hari, tiap manusia pasti memiliki keyakinan, entah ia meyakini bahwa ia akan sampai ke tempat tujuan, atau ia meyakini bahwa ia akan dapat bertahan hidup hingga beberapa jam kemudian. Melalui hal tersebut dapat dipahami bahwa manusia dalam nuraninya selalu memendam dan menyimpan keyakinan terhadap suatu hal. Namun keyakinan dalam diri manusia bersifat pasang surut dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, jika keyakinan manusia tidak mengakar kuat maka bukan tidak mungkin masalah kecilpun dapat menggoyahkan keyakinan dan keimanan.
Sebagaimana contoh yang dikemukakan oleh Syeikh Abu Bakar Jabir Al- Jazairi dalam kitabnya ‘Aqidat al-Mu’min yang dalam edisi Indonesia menjadi Aqidah Seorang Mukmin, dalam buku tersebut beliau menyampaikan
“keberhasilan manusia menjelajahi ruang angkasa, kemampuannya menciptakan atom, dan mengungkap rahasia-rahasia alam yang lain dijadikan pijakan bagi mereka untuk mengaku bahwa manusia tersebut tidak membutuhkan aqidah lagi, dan mereka berani berkata bahwa Tuhan tidak menciptakan manusia tetapi manusia lah yang menciptakan Tuhan.”2 Maka melalui contoh yang telah dikemukakan oleh Syeikh Abu Bakar, dapat ditarik pemahaman bahwa
1 Syeikh Al-Habib Abdullah Bin Husain, Sullamu al-Taufi>q Ila> Mahabbati Allah ‘Ala al- Tahqi>q, (Jakarta: Dar Al-Kutub Al-Islamiyyah, 2010), hlm. 18
2 Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aqidah Seorang Mukmin, (Solo: Pustaka Mantiq, 1994), hlm. 31
pengetahuan tanpa landasan aqidah yang kuat dan tepat dapat membawa kesesatan, tentu hal tersebut sangat berbahaya bagi umat muslim.
Aqidah merupakan hal yang sangat fundamental dalam Islam, sebab aqidah merupakan dasar konsepsi dari semua ajaran Islam. Pendidikan Islam yang seluruh komponennya berlandaskan pada ajaran Islam, baik dari segi tujuan, materi, visi, misi hingga proses belajar mengajarnya, untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan Islam diperlukan landasan konsep yang kuat dan baik. Hal tersebut sangat berkaitan dengan aqidah sebagai dasar dari seluruh ajaran Islam, jika sebagai landasan utama dan mendasar tidak dipahami secara baik, maka kedepannya pendidikan Islam juga tidak dapat berjalan baik. Pendidikan Islam memiliki tujuan secara universal yaitu untuk mengembangkan potensi manusia secara menyeluruh baik secara spiritual, intrlektual, fisik maupun social, selain itu pendidikan Islam juga memiliki tujuan akhir untuk menjadikan umat Islam menghambakan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya pengabdian.
Siswa dalam jenjang MTs berisikan anak didik yang memasuki fase remaja, menurut WHO “Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun , menurut Permenkes RI remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun sedang menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.”3 Pada setiap fase perkembangan usia, manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan khusus. Demikian pula fase remaja ini akan berbeda dengan fase kanak-kanak ataupun fase dewasa.
Pada fase remaja direntang usia 13-17 tahun yang mana pada usia ini anak dalam tingkat pendidikan memasuki jenjang SMP ataupun MTs, merupakan fase remaja awal bagi siswa. Karakteristik pada fase ini adalah bahwa “mereka akan mencari identitas diri, memiliki pemikiran yang semakin logis, menjadi lebih idealis serta mulai dapat berpikir secara abstrak.”4 Maka pada fase dengan karakteristik seperti inilah merupakan waktu yang paling tepat untuk
3 Amita Diananda, “Psikologi Remaja dan Permasalahannya”, Istighna. Vol.1, No.1, Januari 2018, hlm. 117
4 Amita Diananda, Ibid, hlm. 118
4
menanamkan nilai Aqidah Islam, sebab dalam masa pencariannya kepada jati diri harus ditanamkan pada diri mereka bahwa mereka adalah seorang muslim melalui aqidah. Selain karena hal tersebut, hal yang berkaitan dengan aqidah terkadang harus dijelaskan secara abstrak maka fase ini tepat untuk memberi pemahaman- pemahaman terkait Aqidah Islam.
Mengutip dari Kamrani Buseri “Pendidikan diakui sebagai suatu usaha untuk menumbuhkan serta mengembangkan potensi anak kearah yang positif, pendidikan bukan semata-mata mengembangkan ranah kognitif”. Demikian seperti pendidikan pada umumnya, pendidikan Islam pun demikian. Dikatakan bahwa “Pendidikan Islam mengembangkan seluruh potensi manusia menyangkut sipiritual atau rohani manusia, pikir, rasa, imajinasi, intuisi dan fisik manusia sendiri, sehingga tumbuh kepribadian yang komprehensif”5. Maka menurut para ahli pendidikan Islam memiliki tujuan akhir “merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan. Manusia yang mampu mengabdikan dirinya kepada Khaliknya dengan sikap dan kepribadian bulat yang merujuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek hidupnya, duniawiah dan ukhrawiah.”6
Mata pelajaran Akidah Akhlak di madrasah menjadi salah satu upaya dan sarana dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang tidak lain membentuk dan mewujudkan siswa untuk dapat menjadi muslim seutuhnya. Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama/ MTs dengan siswa yang memiliki karakter seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menjadi hal yang harus sangat diperhatikan bahwa pendidikan yang diberikan pada masa ini yang akan membentuk pribadi siswa dewasa nanti. Maka penanaman terkait pemahaman aqidah Islamiyyah harus diberikan sebaik mungkin melalui mata pelajaran akidah akhlak di madrasah. Hal tersebut agar siswa tumbuh dewasa
5 Kamrani Buseri, Dasar Asas dan Prinsip Pendidikan Islam, (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2014), hlm. 77
6 H M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Edisi Revisi, Editor Fauzan Asy, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.
64
dengan membawa keyakinan yang teguh lagi kuat sebagai muslim sehingga tercapai tujuan dari pendidikan Islam.
Saat ini seiring berkembangnya zaman terjadilah proses integrasi internasional baik melalui pertukaran pandangan, pemikiran hingga pada aspek kebudayaan, selain itu kemajuan pada bidang telekomunikasi dan perkembangan informasi juga semakin pesat, peristiwa seperti ini disebut sebagai globalisasi.
Globalisasi tidak hanya berdampak pada aspek perekonomian maupun pembangunan semata, tetapi ia juga berdampak kepada pola berpikir hingga budaya dalam mendapatkan informasi.
Zaman yang kian modern juga mengubah budaya manusia dalam hal mencari khazanah keilmuan. Pesatnya perkembangan teknologi membuat informasi dengan mudahnya menyebar ke penjuru dunia. Menjaga anak-anak maupun siswa dari mendapatkan informasi yang tidak tepat merupakan kewajiban selaku orang tua maupun guru. Selain itu baik guru maupun orang tua juga berkewajiban dalam menjaga anak-anaknya agar senantiasa menerapkan ajaran Islam yang sesuai dan lurus, menjaga mereka dari upaya penyesatan maupun pembodohan.
Aqidah al-’Awa>m telah digunakan lebih dari dua abad oleh umat Islam seluruh dunia sebagai acuan untuk mengetahui dan mempelajari Aqidah Islamiyyah. Dibuat dalam bentuk nadzham yang singkat oleh Syeikh Sayyid al- Marzuki, membuat Aqidah al-’Awa>m mudah untuk diingat dan dipelajari. Selain itu nadzham ini juga berisikan materi Aqidah yang dikhususkan agar mudah dikaji oleh umat muslim sekalian. Telah banyak dikaji dari berbagai sisi dan aspek oleh para ulama lainnya, kitab yang memuat berbagai materi Aqidah Islamiyyah di dalamnya ini telah diakui kehebatan isinya dan kevalidan atas apa yang disampaikan. Seringkali dipelajari di lingkungan pesantren, Aqidah al-’Awa>m menjadi sumber klasik bagi pelajar Islam dalam mempelajari dasar-dasar aqidah.
Melalui uraian permasalahan di atas penulis berusaha mengkaji lebih dalam tentang kitab Aqidah Al-’Awam khususnya pada aspek materi Aqidah yang terkandung di dalamnya. Selain itu penulis juga bermaksud untuk mengkaji relevansi materi Aqidah yang terkandung dalam Naz}am Aqidah al-’Awa>m
6
dengan materi Aqidah Akhlak di MTs berdasarkan KMA 183 yang dimuat dalam buku ajar Akidah akhlak oleh kemenag edisi 2020. Untuk itu maka penulis berusaha menyusun sebuah skripsi dengan judul “Relevansi Aqidah Al-‘Awa<m Sayyid Ahmad Al-Marzuki Dengan Materi Akidah Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MTs ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1. Pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aqidah harus selalu diedukasi, kesalahan dalam memahaminya dapat menimbulkan kesesatan sehingga menggagalkan upaya dalam mencapai tujuan pendidikan Islam yaitu menjadikan manusia mengabdikan diri kepada Allah Swt. secara penuh.
2. Perubahan zaman dan globalisasi memberikan dampak pada cara seseorang mendapatkan sebuah informasi dan pengetahuan. Berita palsu dan upaya penyesatan yang merebak dapat membahayakan generasi Islam selanjutnya.
3. Aqidah al-’Awa<m sebagai naz}am yang telah lama digunakan pesantren-pesantren di Indonesia memiliki kandungan isi yang luar biasa dan perlu dikaji untuk menambah khazanah keilmuan.
4. Siswa dalam jenjang MTs yang memasuki fase remaja dan sedang mencari jati diri perlu untuk diedukasi tentang Aqidah agar tumbuh dewasa dengan membawa keyakinan yang kuat.
5. Perlunya pengkajian terhadap materi akidah pada mata pelajaran Akidah Akhlak jenjang MTs, yang merupakan suatu usaha dalam mensukseskan Pendidikan Islam agar membawa siswa tumbuh menjadi muslim seutuhnya.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Naz}am Aqidah al-‘Awa>m karya Sayyid Ahmad al-Marzuki
2. Materi Akidah pada e-book siswa Akidah Akhlak MTs kelas VII- IX tahun 2020 yang diterbitkan oleh Direktorat KSKK Madrasah 3. Relevansi nadzam Aqidah al-‘Awa>m dengan materi akidah pada
mata pelajaran Akidah Akhlak jenjang MTs D. Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah tersebut, dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa materi aqidah yang terkandung dalam Aqidah al-‘Awa>m?
2. Bagaimana materi aqidah dalam mata pelajaran Akidah Akhlak dijenjang MTs?
3. Bagaimana relevansi Aqidah al-‘Awa>m dengan materi aqidah dalam mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui:
1. Apa saja materi aqidah dalam Naz}am Aqidah al-‘Awa>m
2. Materi akidah pada mata pelajaran Akidah akhlak jenjang MTs berdasarkan e-book Akidah Akhlak untuk siswa MTs yang diterbitkan Direktorat KSKK Madrasah pada tahun 2020.
3. Relevansi materi akidah dalam aqidah al-‘Awa>m, dengan materi akidah pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs.
F. Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis
Menambah kepustakaan dan khazanah keilmuan dalam dunia kependidikan dan juga keislaman, khususnya di jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan umumnya bagi seluruh kalangan umat muslim.
2. Secara Praktis a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah motivasi siswa dalam mempelajari materi Aqidah yang kadangkala dianggap rumit dan
8
kurang diminati. Serta penelitian ini juga diharapkan dapat merubah pola pikir siswa dalam mempelajari materi yang berkaitan dengan Aqidah.
b. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini guru diharapkan dapat membuat para siswa terbiasa mencari sumber ilmu yang terpercaya, terutama dalam materi keagamaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka wawasan para guru tentang materi keislaman khususnya Aqidah dan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa.
c. Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat membuka mata para penyelenggara pendidikan khususnya pendidikan Islam akan pentingnya menanamkan Aqidah Islamiyyah pada diri siswa sejak sedini mungkin. Selain itu diharapkan pula melalui penelitian ini lembaga penyelenggara pendidikan dapat memberikan pembinaan serta motivasi dalam diri pendidik agar senantiasa mengedepankan nilai-nilai pendidikan Islam dalam mendidik.
d. Bagi Penulis
Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru yang mendalam, juga penulis berharap penelitian ini dapat mematri keyakinan dan keimanan dalam diri lebih dalam agar tak mudah goyah di tengah terpaan fitnah akhir zaman.
9 BAB II KAJIAN TEORI
A. Relevansi
1. Pengertian Relevansi
Kata relevansi sering kali digunakan dalam sebuah penelitian, baik pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Secara makna, kata relevansi berdasarkan KBBI dapat diartikan sebagai hubungan, kaitan.1 Sedangkan menurut pendapat lain kata relevansi berasal dari kata relevan, yang mempunyai arti bersangkut paut, yang ada hubungan, selaras dengan.2
Berdasarkan prinsip pengembangan kurikulum, relevansi dibagi menjadi dua yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal merupakan keserasian antar komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan relevansi eksternal
Menurut Sukmadinata relevansi terbagi menjadi dua, 1) Relevansi internal, dan 2) Relevansi eksternal. Relevansi internal adalah adanya kesesuaian atau konsistensi antar komponen, seperti tujuan, bahan, isi, proses penyampaian, organisasi dan evaluasi, atau dapat dikatakan juga bahwa relevansi internal adalah hal-hal yang menyangkut keterpaduan antar beberapa komponen. Sedangkan relevansi eksternal adalah kesesuaian sesuatu dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan dalam masyarakat.3 Relevansi eksternal yaitu keserasian suatu komponen dalam kurikulum atau pembelajaran dengan tuntutan masyarakat, seperti sains teknologi, tuntutan potensi jiwa (relevansi psikologis), serta dengan kebutuhan dalam pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis). Maka
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 943
2 Paus Apartando, Kamus Populer, (Surabaya: PT. Arkola, 1994), hlm. 666
3 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 150
relevansi yang peneliti maksud dalam hal ini adalah keterkaitan dan keselarasan yang terdapat dalam sumber data dengan kebutuhan penelitian.
B. Tinjauan Akidah 1. Pengertian Akidah
Kata Aqidah berasal dari kata bahasa Arab. Secara etimologi, akidah berasal dari kata al-‘aqdu (
ُدْقَعْلا
) yang berarti ikatan, at-taus|iqu (ُقِثْنَّ تّلا)
yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu (ُمَكْحِلإا
) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabt}u biquw-wah (ٍةَّنُقِب ُطْبَّرلا
) yang berarti mengikat dengan kuat.4 Kata lain yang serupa adalah i’tiqad, mempunyai arti kepercayaan. Dari kata ini, secara sederhana mempunyai arti kepercayaan yang tersimpul dalam hati. Hal ini, seperti ditegaskan oleh Ash-Shiddieqy, bahwa‘aqidah adalah sesuatu yang dipegang teguh dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa dan tidak dapat beralih dari padanya.5
Secara terminology (istilah), terdapat beberapa definisi tentang aqidah menurut para ahli, diantaranya:6
a. Hasan al-Banna
ُدِئاَقَعْلَا َيِه ُرْنُمُلأْا ْيِتَّّلا ُبِجَي َْ َأ قِ دَصُي اَهِب َكُبْلَ ق ْطَتَو َّنِئَم اَهْ َْلِأ َكُسْفَ ن َنُكَتَو انِْْقَي
َكَدْنِع ُهُجِزاَمُيَلً
بْيَر ُهُطِلاَخُيَلًَو كَش
“Aqa’id bentuk jamak dari aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu- raguan.”
b. Abu Bakar Jabir al-Jazairy
4 Louis Ma’luf, Al Munjid, (Beirut: Dar al Masyrid, 1997), hlm. 519
5 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Kalam, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2009),hlm. 32
6 Yunahar Ilyas, Kulah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI, 2013), hlm. 1
11
لْاَو ِعْمَّسلاَو ِلْقَعلْا اِب ِةَمِلْسُملْا ِتَِّْهِدَبلْا ِ قَحلْا ِتَياَضَق َنِم ةَعْنُمْجَم َيِه ُةَدِْْقَعلْا ُدِقْعَ ي ِةَرْطِف
اَهْ َْلَع ىِ نَ ثُ يَو ُهَبلْاَق َُ اَسْنِلًْا اَهْ َْلَع ِب ااعِتاَق اَهِتَّّحِصِب اامِزاَج ُهَرْدَص
اَهَ ََاَِخ َرَ يَلً اَهِتْنُ بُ ثَو اَهِِْنُجُن
اادَبَأ َُ ْنُكَي ْوَأ ُّحِصَي ُهَّنَأ
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati (serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.”
c. Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa : “Aqidah adalah satu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama.7"
d. Ibnu Taimiyyah
Menurut Ibnu Taimiyah aqidah memiliki makna sebagai suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenang, sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tanpa ada keraguan, kebimbangan dan keraguan.8
e. Mahmoud Syaltout
Aqidah adalah segi teoritis yang pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh syak wasanagka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.9
Melalui semua penjalasan dan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa akidah dapat diartikan sebagai konsep dasar tentang sesuatu yang harus diyakini,
7 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Taswuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1996), hlm. 4
8 Galuh Nashrullah, Pendidikan Aqidah Dalam Perspektif Hadits, (Palangkaraya: IAIN Palangkaraya, 2017), hlm. 4
9 Syaikh Mahmoud Syaltout, Islam Sebagai Aqidah dan Syari’ah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967). Hlm. 28
mengikat (‘aqada) dan menentukan ekspresi lain dalam penghayatan agama.10 Maka aqidah merupakan sebuah keyakinan yang bersifat sangat kuat akan hal-hal yang berkaitan dengan agama dan dengannya hati menjadi tidak ragu. Aqidah akan sangat mempengaruhi perilaku bagi orang yang meyakininya, sebab aqidah membuat dorongan kuat dalam hati manusia dan menjadi dasar dalam beragama.
Aqidah merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam kehidupan beragama, terutama agama Islam. Aqidah merupakan dasar konsepsi segala ajaran Islam, dan tanpanya beragama menjadi sia-sia. Aqidah Islam yang tidak lurus dan tidak benar dapat mengindikasikan kesesatan. Kesalahan dalam memahami dan menghayati aqidah dapat membawa kedalam kemurtadan, sebab aqidah Islam adalah hal yang harus diyakini dan dihayati pertama secara benar.
C. Lingkup Pembahasan Aqidah Islam
Sebagaimana bahwa pengertian aqidah adalah tentang keyakinan yang ada pada manusia, tentu manusia memiliki pemikiran yang sangat luas dengan banyak keyakinan pada dirinya. Untuk itu perlu diketahui keyakinan akan hal-hal apa saja yang dapat dikatakan sebagai bagian dari aqidah Islam. Maka setelah ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan tentang beberapa inti sari maupun ruang lingkup utama dari aqidah Islam berdasarkan pendapat para ahli. Akidah sebagai fondasi dalam beragama Islam seharusnya dipelajari dan dipahami secara mendalam, terutama pada ajaran inti akidah itu sendiri. Menurut Abdullah Azzam dalam bukunya “Aqidah Landasan Pokok Membina Umat”, yang dimaksud dengan Aqidah adalah iman dengan semua rukunnya yang enam11.
Sedangkan Hasan Al-Banna memiliki pemikiran sendiri tentang ruang lingkup pembahasan Aqidah, berikut ini sistematika pembahasan Aqidah menurut Hasan Al-Banna:12
a. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah, seperti sifat-sifat, nama-nama, af’al Allah dan lainnya.
10 Ismail Raji al-Faruqi, Tauhid, terj.Astuti, (Bandung: Pustaka, 1982), hlm. 3
11 Abdullah Azzam, Aqidah Landasan Pokok Membina Umat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993),hlm. 17
12 Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI, 2013), hlm. 5
13
b. Nubuwat, yaitu pembahasan yang berkaitan dengan para Nabi dan Rasul Allah termasuk di dalamnya tentang kitab-kitab, sifat Nabi, mukjizat dan lainnya.
c. Ruhaniyat, yaitu pembahasan yang berkaitan dengan segala sesuatu yang bersifat Ghaib atau metafisik seperti Malaikat, Syeitan, Jin, Roh dan lainnya.
d. Sam’iyyat, yaitu segala pembahasan yang berkaitan tentang segala sesuatu yang hanya dapat diketahui melalui dalil Naqli atau melalui sam’i.
contohnya seperti tentang alam barzakh, hari akhir, akhirat, azab kubur, surga, neraka dan hal-hal lainnya.
Melihat kepada sistematika yang disampaikan oleh Hasan Al-Banna, hemat penulis sesungguhnya dapat dipahami bahwa rangkaian tersebut pada dasarnya adalah isi dari rukun iman yang enam. Maka berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa yang termasuk kedalam inti atau pokok Akidah Islam adalah hal-hal yang berkaitan dengan rukun iman yang enam, yaitu:
1) Iman kepada Allah Swt.
Yang dimaksud iman kepada Alah adalah membenarkan adanya Allah swt, dengan cara meyakini dan mengetahui bahwa Allah swt wajib adanya karena dzatnya sendiri (Wajib Al-wujud li Dzathi), Tunggal dan Esa, Raja yang Maha kuasa, yang hidup dan berdiri sendiri, yang Qadim dan Azali untuk selamanya. Dia Maha mengetahui dan Maha kuasa terhadap segala sesuatu, berbuat apa yang ia kehendaki, menentukan apa yang ia inginkan, tiada sesuatupun yang sama dengan- Nya, dan dia Maha mengetahui.13
2) Iman kepada Malaikat
Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakami mengatakan, yang di maksud iman kepada malaikat adalah meyakini adanya malaikat, sebagai hamba Allah yang selalu tunduk dan beribadah.14
13 Habib Zain bin Ibrahim bin Sumarth, Hidayatuth Thalibin Fi Bayan Muhimmatid Din, Terj.
Afif Muhammad, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ikhsan secara Terpadu, (Bandung: Al Bayan, 1998), hlm. 113.
14 Syaikh Hafidz bin Ahmad Hakami, 222 Kunci Aqidah Yang Lurus, (Jakarta: Mustaqim, 2001), hlm. 81
Malaikat adalah makhluk yang ghaib tidak tampak oleh mata, jumlahnya banyak dan mereka sangat taat kepada segala perintah Allah Swt. Malaikat tidak pernah lelah dalam menjalankan perintah Allah dan beribadah kepadaNya. Syeikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi mengatakan:
“Allah meciptakan mereka dari cahaya, menciptakan mereka dengan tabiat baik, tidak mengenal kejahatan, dan mereka tidak diperintahkan atapun melakukan itu. Karena itu mereka taat kepada Rabb, tidak mendurhakai apapun yang diperintahkan, dan melakukan perintah yang disampaikan. Mereka bertasbih memahasucikan Allah siang dan malam tanpa kenal lelah, tidak jemu untuk beribadah kepada Allah ataupun sombong.”15
3) Iman kepada kitab-kitab Allah
Allah Swt. telah memberikan wahyu-Nya kepada para Nabi. Berpegang teguh kepada wahyu-wahyu tersebut merupakan kewajiban bagi hamba-Nya. Begitupun dengan mengimani kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para rasul yang dikehendaki-Nya. Sebab kitab-kitab tersebut berisikan kalam-Nya, dan wahyu dari Allah Swt.
Iman kepada kitab-kitab Allah yaitu “membenarkan bahwa kitab-kitab tersebut telah diturunkan oleh Allah. Kitab tersebut diturunkan melalui firman- firman-Nya. Ada yang disampaikan secara langsung kepaa para Rasul tanpa perantara, ada yang disampaikan melalui perantara malaikat, dan ada yang dia tulis sendiri.”16
4) Iman kepada Nabi dan Rasul
Iman kepada para Nabi dan Rasul adalah meyakini dari lubuk hati bahwa adanya Nabi dan Rasul adalah nyata. Segala yang disampaikan oleh mereka adalah benar. Allah menjadikan hamba-Nya yang dikehendaki untuk menjadi pembawa risalah dan menunjukkan jalan kebenaran, jalan menuju kebaikan dan keridhaan- Nya. Diutusnya para Nabi dan Rasul kepada manusia merupakan rahmat dari Allah Swt, serta Nabi dan Rasul yang wajib diketahui dan diimani setidaknya berjumlah 25.
15 Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Aqidatu Mu’min: Kupas Tuntas Aqidah Seorang Mu’min, (Solo: Daar An-Naba’,2014), hlm. 212
16 Syaikh Hafidz bn Ahmad Hakami, 222 Kunci Aqidah yang Lurus, Op.cit, hlm. 85
15
5) Iman kepada hari akhir
Hari akhir ialah Hari kiamat, termasuk kebangkitan (al-ba’ts), yaitu keluarnya manusia dari kubur mereka dalam keadaan hidup, sesudah jazad mereka dikembalikan dengan seluruh bagiannya seperti dulu kala di dunia.17
Meyakini bahwa hari tersebut pasti datangnya, dan segala berita tentang hari kiamat benar adanya merupakan bagian dari beriman kepada hari akhir. Termasuk juga meyakini adanya kehidupan setelah kematian, adanya akhirat dan bahwa segala yang di dunia adalah fana dan akan hancur pada hari kiamat, semua atas kehendak-Nya.
6) Iman kepada takdir Allah
Iman kepada Qadha dan Qadhar adalah percaya bahwa segala hak, keputusan, perintah, ciptaan Allah swt yang berlaku pada makhluknya termasuk dari (manusia) tidaklah terlepas (selalu berlandaskan pada) kadar, ukuran, aturan dan kekuasaan Allah swt.18
Dalam hal memahami takdir atau qadha dan qadar, telah terdapat beberapa perbedaan dalam memahami dan mengimplementasikannya di kehidupan sehari- hari. Namun dalam konsep ahlussunnah wa al-jama’ah memahami qadha dan qadar Allah sebagai berikut:
Al-Qadha maknanya al-Khalq, artinya penciptaan, dan al-Qadar maknanya at-Tadbir, artinya ketentuan. Secara istilah al-Qadar artinya ketentuan Allah atas segala sesuatu sesuai dengan pengetahuan (al-‘Ilm) dan kehendak-Nya (al-Masyî- ah) yang Azali (tidak bermula), di mana sesuatu tersebut kemudian terjadi pada waktu yang telah ditentukan dan dikehendaki oleh-Nya terhadap kejadiannya.19
“Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Swt. Dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari
17 Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 58
18 Jujun S. Suriasumarti, Ilmu dalam Perspektif, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 4
19 Kholil Abu Fateh, Untaian Mutiara Akidah Ahlussunnah Wa al-Jama’ah, (Tangerang:
masjid al-Madinah, 2010), hlm. 192
akhir, takdir baik dan takdir buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama (ushul al-din).”20
Pernyataan tersebut menguatkan pendapat bahwa inti, pokok serta ruang lingkup dari pembahasan Akidah Islamiyyah adalah rukun iman yang enam. Term iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-imanan. Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya21. Akidah memang tidak dapat dipisahkan dengan iman, keduanya saling berhubungan dan menguatkan.
Di dalam akidah ada keimanan, untuk mencapai tingkat memiliki akidah maka seseorang harus beriman kepada apa yang diperintahkan Rabb-nya untuk diimani. Maka seluruh hal yang berkaitan dengan rukun iman yang enam tersebut merupakan bagian dari pokok akidah Islam. Seperti pembahasan tentang asma al- husna yang merupakan bagian dari rukun iman yang pertama. Ataupun nama-nama malaikat beserta tugasnya, begitu pula hal-hal yang berkaitan dengan kenabian dan lainnya.
D. Hasil Penelitian Relevan
Dalam melakukan sebuah penelitian tentu dibutuhkan beberapa penelitian lain yang relevan guna memperkuat bahwa penelitian yang saat ini sedang dilakukan penting untuk diteliti. Penulis telah menelaah beberapa penelitian lain yang relevan dengan judul penelitian “Relevansi Aqidah Al-‘Awa<m Sayyid Ahmad Al-Marzuki Dengan Materi Akidah Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MTs”
:
1. Skripsi yang ditulis oleh Syarifatun Nurul, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga dengan judul : “Nilai-Nilai Pendidikan Tauhid Dalam Aqidah al-’Awam Karya Sayyid Ahmad Al- Marzuki”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa di dalam Nazham Aqidah al-’Awam terkandung nilai-nilai tauhid yang utama, diantaranya
20 Muhammad Asrosuddin Al-Jumhuri, Belajar Aqidah Akhlak; Sebuah Ulasan Ringkas Tentang Asas Tauhid Dan Akhlak Islamiyah, (Jogjakarta: Budi Utama, 2019), hlm. 11
21 Kaelany HD, Ibid, hlm. 58
17
tentang keimana kepada Allah Swt., iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada para malaikat, iman kepada para Nabi dan Rasul, iman kepada hari akhir, serta iman kepada takdir Allah, hal tersebut sebagaimana rukun iman yang enam.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis, yaitu objek yang diteliti adalah nadzam aqidah al-’awam karya Sayyid Ahmad al- Marzuki. Namun penelitian tersebut juga berbeda dengan apa yang akan diteliti saat ini, sebab penulis akan meneliti pokok Aqidah yang terkandung dalam Nadzam aqidah al-’awam, serta mengaitkannya dengan variabel lain yaitu mata pelajaran Aqidah Akhlak pada jenjang MTs.
2. Skripsi yang ditulis oleh Solihati dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul : “ Pendidikan Keimanan Dalam Naz|am ‘Aqidah al-’Awam Karya Syeikh Marzuki”. Penelitian tersebut hanya fokus kedalam nilai keimanan dalam aqidah-al’awa<m dan mengkomparasikan dengan kitab lain dalam mempelajari ilmu tauhid. Hasil penelitian tersebut memiliki kesimpulan bahwa ‘aqidah al-‘awa<m memuat tentang ilmu tauhid yang meliputi rukun iman yang 6, namun satu diantaranya tidak dibahas secara lebih lanjut karna merupakan perkara yang sulit dipahami oleh orang awam.
Perkara yang tidak dibahas tersebut adalah perkara qadha dan qadar.penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dibuat oleh penulis, yaitu sama-sama mengkaji secara lebih mendalam tentang isi kandungan dalam ‘aqidah al-‘awa<m. perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dibuat penulis terletak pada kenyataan bahwa penulis akan meneliti variabel lain yaitu relevansinya terhadap mata pelajaran akidah akhlak di madrasah tsanawiyah, jadi tidak hanya pada kandungan isi dalam
‘aqidah al-‘awa<m.
3. Jurnal pendidikan Islam Vol.1 No. 1 yang ditulis oleh Ahmad Haris Faishol dan Muhammad Syafi’I dari Universitas Pesantren Tinggi Dar al-‘Ulum Jombang dengan judul : “Materi Pendidikan Islam Dalam Kitab ‘Aqidah
al-‘Awa<m Karya Syeikh Ahmad al-Marzuki al-Maliki”. Jurnal tersebut berisikan analisis kritis terhadap materi pendidikan Islam yang terkandung dalam ‘Aqidah al-‘awa<m.
Persamaan penelitian tersebut dengan yang akan penulis lakukan adalah, bahwa penelitian seperti pada jurnal tersebut sama-sama membahas kandungan yang terdapat dalam ‘Aqidah al-‘awa<m. Hal yang menjadi perbedaan adalah, bahwa penelitian dalam jurnal tersebut meneliti tentang materi pendidikan Islam, yang berarti ruang lingkup dalam peneltian tersebut lebih luas dibandingkan penelitian yang akan penulis buat.
4. Jurnal Tarbiyah al-Aulad Vol. 2, No. 1 Tahun 2017 oleh Wahyudin dan Sumadi yang berjudul: “Konsep Pendidikan Akidah Dalam Kitab ‘Aqidah l ‘Awam Karya Syekh Ahmad Marzuqi”. Jurnal tersebut mengkaji serta menganalisis konsep pendidikan Islam yang terkandung dalam ‘Aqidah al-‘awam. Selain itu, jurnal tersebut juga menganalisis relevansi isi dari ‘Aqidah al-‘awam dengan pendidikan Islam.
Jurnal tersebut sama-sama meneliti tentang kandungan dalam ‘Aqidah al-‘awam, hanya saja jurnal tersebut tidak mengkaitkan kandungan dalam
‘Aqidah al-‘awam dengan materi akidah akhlak di madrasah. Dalam jurnal tersebut variabel yang diteliti adalah konsep pendidikan Islam yang terkandung dalam ‘Aqidah al-‘awam.
18 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis dalam melaksanakan pengumpulan data, harus menentukan lokasi dimana sumber data dapat ditemukan dan diteliti. Penelitian menggunakan teknik studi pustaka ini sangat berbeda dengan penelitian lapangan umumnya dalam hal menentukan lokasi penelitian. Penelitian studi pustaka cenderung lebih luas dan tidak mengenal batas ruang, sebab penulis dihadapkan dengan sumber data yang berupa teks-teks dan literatur sesuai tema penelitian dimanapun.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan dilakukan di perpustakaan yang mengoleksi data-data tentang Aqidat al-’Awam serta Aqidah secara umum.
Secara khusus perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan menjadi sarana yang menunjang untuk melakukan penelitian ini, namun bukan berarti menjadi satu-satunya sarana. Data untuk penelitian ini juga dapat ditemukan di toko-toko buku, perpustakaan Nasional, perpustakaan Islami seperti perpustakaan Iman Jama’, bahkan melalui jurnal-jurnal yang tersebar di internet.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan unuk memperoleh kembali pemecahan terhadap suatu permasalahan.1 Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka (Library research) menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis), yang berarti penelitian ini menggunakan strategi inquiry untuk menemukan makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, maupun deskripsi tentang suatu fenomena dan akan disajikan secara naratif. Tentang metode penelitian kualitatif, Creswell (2008)
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 1-2.
19
mendefinisikannnya sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral.2
Pendapat lain mengatakan bahwa “Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif yang bersifat menggambarkan atau menguraikaan sesuatu hal menurut apa adanya dan menggambarkan masalah yang diteliti berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan menggunakan pendekatan induktif.”3 Metode penelitian kualitatif dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpretatif Weberian, perspektif post- positivistik kelompok teori kritis serta post-modernisme.4
Terkait teknik penelitian studi pustaka para ahli salah satunya Nazir, menjelaskan penelitian studi pustaka sebagai sebuah teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan.5 Sedang studi pustaka juga dapat dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.6
Pendekatan analisis isi (content analysis) adalah sebuah alat penelitian yang difokuskan pada konten actual dan fitur internal media. Pendekatan ini digunakan untuk dapat menemukan makna pada kata-kata tertentu, konsep, tema, frase atau kandungan dalam sebuah data yang berupa teks ataupun kalimat. Weber mengatakan bahwa analisis isi atau kajian isi merupakan metodologi yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang benar dari sebuah buku atau dokumen.7
2 J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 30
3 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 36
4 Gumilar Rusliwa, Memahami Metode Kualitatif, Makara Sosial Humaniora Vol. 9, No. 2, Desember 2005
5 Milya Sari dan Asmendri, Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA, Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA, hlm. 42
6 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm.
3
7 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 157
Metode analisis isi terbagi menjadi dua yaitu, analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif. Analisis isi kuantitatif dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif, dan berupa analisis terhadap data-data kuantitatif berupa statistik, populasi, sampel dan hasil survey. Analisis isi kualitatif digunakan dalam penelitian kualitatif, maka dapat berupa analisis terhadap kata, teks maupun wacana.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka pendekatan analisis isi yang digunakan analisis isi kualitatif. Metode analisis isi kualitatif terbagi menjadi beberapa macam diantaranya adalah Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analsis Hermeneutika.
Analisis wacana (discourse analysis) adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat atau terkandung dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual.8 Sedangkan analisis semiotika merupakan analisis terhadap tanda-tanda yang terdapat dalam sumber data berupa teks. Semiotika merupakan ilmu tentang tanda, tanda yang dimaksud dapat berupa kata, gambar, bunyi, struktur karya sastra, struktur film, struktur musik dan sebagainya. Semiotik juga merupakan suatu ilmu yang mengkaji gejala kebudayaan dengan memahami makna tanda-tanda kehidupan.9
Secara bahasa kata hermeneutika dapat diartikan sebagai menafsirkan, mengatakan, menjelaskan dan menterjemahkan.10 Analisis isi dengan pendekatan hermeneutika merupakan satu metode penafsiran yang berangkat dari analisa bahasa dan kemudian melangkah kepada analisa konteks, untuk selanjutnya
"menarik" makna yang didapat kedalam ruang dan waktu saat pemahaman dan penafsiran tersebut dilakukan.11
Dalam penelitian ini pendekatan yang paling cocok digunakan dalam menganalisis data adalah analisis isi hermeneutik. Maka penelitian ini akan membatasi penelusurannya pada bahan-bahan koleksi kepustakaan dan buku-buku terkait tanpa adanya riset lapangan. Penulis akan berhadapan langsung dengan teks
8 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif Cet.II, (Jogjakarta: LKis, 2008), hlm. 170
9 Jumal Ahmad, Desain Penelitian Analisis Isi, Jurnal Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, tt), hlm. 9
10 Edi Susanto, Studi Hermeneutika Kajian Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 1
11 Jumal Ahmad, Ibid, hlm. 13
21
atau data yang telah ada pada buku-buku yang berkaitan serta melakukan analisis, menafsirkan teks, dan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif. Hal ini dikarenakan persoalan pada penelitian ini hanya bisa dijawab dengan melakukan riset kepustakaan, dan tidak akan didapatkan hasilnya jika melalui riset lapangan.
C. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka sumber data primer dalam penelitian ini berupa literatur-literatur yang telah tersedia sebelumnya.
Dalam penelitian studi pustaka, data didapatkan melalui sejumlah data yang terdapat dalam berbagai tulisan, baik berupa buku, jurnal maupun karya ilmiah lainnya. Sumber data primer merupakan sumber utama yang digunakan untuk mencari data dalam penelitian, dalam judul penelitian yang penulis buat maka sumber data utama yang digunakan adalah Nadzam Aqidah al-‘Awa>m karya Sayyid Ahmad Marzuki, juga e-book siswa Akidah Akhlak MTs kelas VII, VIII, dan IX yang diterbitkan oleh Direktorat KSKK Madrasah pada tahun 2020.
Penulis akan menguraikan dan melakukan analisa terhadap kedua sumber data tersebut untuk kemudian akan melakukan interpretasi dan menyajikannya dalam data yang dapat mencapai tujuan penelitian.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang akan mendukung penelitian dari sumber data primer. Maka sumber data ini bersifat sebagai pelengkap dan menjadi penguat untuk hasil penelitian yang didapat melalui data primer. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan penulis, maka sumber data sekunder akan didapatkan melalui buku, jurnal maupun literatur lainnya yang berhubungan dan terkait dengan judul penelitian ini. Beberapa diantaranya seperti buku Terjemah Nur al-Dzolam yang merupakan syarah dari nadzam
‘aqidah al-‘awa>m, lalu Terjemah al-Jawahir al-Kalamiyyah, kitab al-Nashoih al-Diniyyah dan berbagai buku, jurnal maupun sumber bacaan lainnya. Sumber data sekunder ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menguatkan hasil penelitian sehingga penelitian memiliki validasi yang baik.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kepustakaan atau studi pustaka (library research) dengan pendekatan konten analisis. Maka penulis akan melakukan identifikasi dan menganalisda wacana melalui buku, jurnal, kitab, makalah, maupun artikel dan literatur- literatur yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun sumber data penelitian adalah Nadzam Aqidah al-’Awa>m karya Sayyid Ahmad Al-Marzuki dan buku ajar akidah akhlak tingkat MTs.
Sedang sumber data lain diantaranya terjemah kitab Nur adz-dzolam karangan Syeikh Nawawi al-Bantani, kitab ini merupakan syarah dari Aqidat al-
’Awam. Terjemah Aqid al-mu’min karangan Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy, Kitab Sulam at-taufiq ila mahabbat Allah, terjemah Jawahir al-kalamiyyah¸ lalu Kuliah Akhlak Tasawuf karangan Mahyuddin selain itu buku berjudul Aqidah karangan Mahrus dan buku-buku lainnya yang berkaitan serta relevan dengan penelitian ini.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan meyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain12. Dalam penelitian ini maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisin konten (content analysis), dengan pendekatan hermeneutic.
Adapun untuk penelitian studi pustaka yang penulis buat ini, maka aktifitas yang akan dilakukan untuk menganalisis data guna mendapatkan hubungan dari data yang telah dikumpulkan agar dapat menjadi sebuah kesimpulan, maka penulis melakukan:
1. Mereduksi data, ini merupakan tahap awal yang akan penulis lakukan memilih, memfokuskan, menyederhanakan, membuat abstraksi, lalu mentrasformasi data mentah dalam catatan tertulis. Dalam penelitian
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 244
23
kajian pustaka ini maka penulis akan membaca literature yang berkaitan dan memilah beberapa bagian yang menjadi fokus penelitian.
Maka penulis akan terlebih dahulu menguraikan teks-teks Aqidah al-‘awam. Selanjutnya penulis akan memilah dari teks-teks tersebut beberapa yang berhubungan dengan materi pokok akidah Islam sebagaimana fokus penelitian ini. Selain pada teks Aqidah al-‘awam, penulis juga akan menguraikan tentang materi Akidah Akhlak pada jenjang MTs yang terkandung dalam buku ajar yang diterbitkan oleh kemenag edisi 2020. Kemudian dari semua uraian tersebut, penulis akan memilah materi-materi yang mengandung uraian tentang materi akidah Islam.
2. Menyajikan data, tahap ini berarti penulis menyajikan data yang telah direduksi dengan membuat uraian naratif, bagan maupun presentase yang dapat membawa pemahaman terhadap data tersebut dan penulis dapat menentukan kesimpulannya kelak. Pada tahap ini penulis akan menyajikan kembali data yang telah direduksi, yaitu teks-teks dalam Aqidah al-‘awam yang berkaitan dengan materi pokok akidah Islam. Penulis juga akan menampilkan materi akidah akhlak di MTs yang telah direduksi, dan menampilkan hanya materi yang membahas Akidah Islam.
Selanjutnya penulis akan mencoba membuat tabel perbandingan antara materi pokok akidah dalam ‘Aqidah al-‘Awam dengan materi pokok akidah yang ada dalam materi ajar Akidah Akhlak pada buku ajar jenjang MTs. Melalui tabel tersebut, penulis berharap para pembaca dapat membandingkan akan relevansi keduanya. Tabel tesebut juga akan membawa penulis ke kesimpulan akhir penelitian ini.
3. Membuat kesimpulan, setelah dua langkah tersebut dilakukan maka penulis akan menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebuah gambaran umum yang didapatkan melalui penelitian yang telah dilakukan, maka melalui kesimpulan ini dapat ditemukan jawaban dari rumusan masalah yang telah penulis buat sebelumnya. Penulis akan mengambil kesimpulan mengenai, adakah keterkaitan dan relevansi dari
Aqidah al-‘Awam karya Syeikh Ahmad al-Marzuqi dengan materi akidah akhlak di MTs.
23 BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Aqidah al-’Awam
Kitab Aqidah al-‘Awa>m adalah salah satu kitab yang berisi dasar-dasar akidah ahlussunnah wal jama’ah. Akidah ahlussunnah wal jama’ah adalah akidah yang diikuti oleh mayoritas umat Islam di Indonesia.1 Kitab tersebut dikarang oleh seorang ulama terkemuka, dan dibuat menggunakan bahasa yang sederhana sehingga biasa dipelajari dengan di-naz}am-kan. Hal tersebut menjadikan Aqidah al-‘Awa>m biasa dihafal oleh pelajar di Indonesia, meskipun dengan bahasa yang sederhana namun tidak mengurangi keluasan dari setiap pembahasan yang terdapat di dalamnya. Aqidah al-‘Awa>m merupakan karya yang sangat istimewa, untuk mengetahui lebih lanjut akan keistimewaan karya tersebut maka berikut uraian tentang Aqidah al-‘Awa>m .
1. Biografi Mushonnif (Sayyid Ahmad al-Marzuki)
Sayyid Ahmad al-Marzuki lahir di Simbath dan wafat di Makkah (1205 H – 1281 H), memiliki nama lengkap Sayyid Ahmad bin as-Sayyid Ramadhan al- Marzuki al-Hasani al-Husaini.2 Nasab beliau bersambung hingga kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhah. Beliau pernah menjabat sebagai mufti malikiyah di kota Makkah setelah wafat saudaranya yaitu Sayyid Muhammad.3 Dari pada guru beliau adalah Syeikh al-Kabir Sayyid Ibrahim al-‘Ubaidi. Diantara yang menjadi murid Sayyid Ahmad al-Marzuki adalah Ahmad Zaini Dahlan, Syeikh Thohir al-Takruri, Syeikh Ahmad Dahman, lalu Syeikh Ahmad al-Wani al- Kabir.
Sayyid Ahmad al-Marzuki merupakan ulama terkemuka di kota Mekah al- Mukarramah, beliau pernah menjadi seorang mufti untuk madzhab Malikiyah.
Beliau juga merupakan seorang penghafal al-Qur’an dan salah satu yang memiliki ilmu tentang Qira’atu al-Asyrah. Dengan keilmuan beliau dan pengalaman belajar
1 Ali Ismail, Kajian Leksikal, Sintaksis, Dan Semantik Dalam Terjemahan Kitab Aqidah al Awam Karya Syekh Ahmad Marzuki, JIP, Vol.7, No.1, hlm. 85
2 Muhyiddin Abdusshomad, Aqidah Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah Terjemah dan Syarh
‘Aqidah al-‘Awam, (Surabaya: Khalista, 2009), hlm. 69
3 Syeikh Abdullah Mirdad al-Khayr, Mukhtashar Min Kitab Nasyru al-Nur wa al-Zahr Fi Tarajim Afadhilu Makkah, (Jeddah: ‘Alim al-Ma’rifah, 1986), hlm. 113
beliau yang luar biasa, Sayyid Ahmad al-Marzuki telah menulis beberapa kitab- kitab tentang berbagai keilmuan. Berikut ini beberapa kitab karangan Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuki:
a. ‘Aqidah al-’Awa>m
b. Tahsil Nail al-Maram li Bayan Manzumah Aqidah al-‘Awa>m
c. Bulugh al-Maram li Bayan Al fadhi Maulid Syarafu al-Anam Fi Syarh Maulid Ahmad Al-Bukhari
d. Bayan Al-Ashli fi Lafdz bi Afdhal
e. Tashil al-Ad-han Ala Matan Taqwim al-Lisan fi Al-Nahwi li al-Khawarizmi al-Baqali
f. Al-Fawaid al-Marzuqiyah al-Jurumiyah g. Matan Nazam fi Ilm al-Falak
h. Mandzumah fi Qawaid al-Sharfi wa al-Nahwi
Melihat dari banyak kitab karangan beliau yang mencakup berbagai bidang keilmuan, maka Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuki diyakini memiliki keilmuan yang sangat tinggi. Dengan keilmuan tersebutlah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuki memilik derajat yang tinggi dan karya-karyanya banyak mempengaruhi serta dipelajari oleh kaum muslimin di penjuru dunia.
Aqidah al-’Awam sebenarnya adalah sebuah kitab yang telah digunakan selama lebih dari dua abad oleh umat Islam seluruh dunia dalam mempelajari Aqidah Islamiyyah. Kitab ini berisikan pengetahuan seputar Aqidah ahlussunnah wal jama’ah. Isi dari kitab ini dibuat dalam bentuk nadzom (syair) yang singkat atau bait-bait. Pengarang dari kitab ini adalah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuki, kitab Aqidah al-’Awam ini banyak sekali dikaji dan dibahas dari berbagai aspeknya, terutama di negeri Indonesia.
Pada lingkungan pesantren, kitab ini juga menjadi salah satu yang dipelajari oleh para santri. Aqidah al-’Awam sesuai namanya berisi bait mengenai aqidah yang dapat dipelajari oleh umat muslim secara umum, terutama bagi yang ingin mempelajari dasar-dasar aqidah ahlussunnah. Telah banyak dikaji dari berbagai sisi dan aspek oleh para ulama lainnya, kitab yang memuat berbagai materi Aqidah Islamiyyah di dalamnya ini telah diakui kehebatan isinya dan kevalidan atas apa
yang disampaikan. Seringkali dipelajari di lingkungan pesantren, Aqidat al-
’Awam>m menjadi sumber klasik bagi pelajar Islam dalam mempelajari dasar-dasar aqidah.
Nazhom Aqidah al-’Awam> ini juga telah disyarahkan oleh ulama Indonesia terkemuka, yaitu Syeikh Nawawi al-Bantani dan syarah dari kitab ini diberi judul Nur al-Dzolam. Selain itu kitab Aqidah al-’Awam> ini juga telah disyarahkan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi. kitab syarah karangan Sayyid Muhammad bin Alwi diberi judul Jala’u al-Afham ‘Ala Aqidah al-’Awa>m. Dalam kedua kitab syarah tersebut, Syeikh Nawawi al-Bantani juga Sayyid Muhammad bin Alwi memaparkan tentang latar belakang dibuatnya nadzom Aqidah al-’Awa>m oleh Syeik Sayyid Ahmad al-Marzuki.
Syeikh Sayyid Ahmad Marzuki memimpikan Rasulullah SAW saat tidur pada tahun 1258 H, dalam mimpinya para sahabat berdiri di sekitar Rasulullah SAW. Setelah itu Rasulullah SAW berkata kepada Syeikh Ahmad al-Marzuki,
“Bacalah nadzom-nadzom ilmu tauhid yang barang siapa menghafalnya maka ia masuk surga dan memperoleh kebaikan yang dijanjikan oleh al-Quran dan al- Hadis!". Maka Syeikh Sayyid Ahmad bertanya kepada Rasulullah SAW, "nadzom yang seperti apa wahai Rasul?".
Kemudian Rasulullah SAW membacakan nadzom Aqidah al-’Awa>m yang diikuti oleh Syeikh Sayyid Ahmad. Setelah bangun dari tidurnya, Syeikj Sayyid Ahmad dapat langsung menghafal nadzom-nadzom tersebut. Kemudian beliau menceritakan mimpinya kepada muslimin, dan banyak dari mereka meminta nadzom tersebut yang diberikan dan diajarkan secara sukarela oleh Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi.4
B. Materi Akidah Dalam Aqida>h al-‘Awa>m
Aqidah al-‘Awa>m merupakan sebuah karya tentang akidah islam yang dibuat khusus bagi muslim yang awam, atau muslim pada umumnya. Aqidah al-‘Awa>m dibuat dalam bentuk nadzom yang terdiri dari 57 bait. Berisikan materi akidah dasar, maka sangat dianjurkan bagi muslim sekalian untuk mempelajarinya.
4Syeikh An-Nawawi Al-Bantani, Nur al-Dzolam, terj. Muhammad Ihsan, (Salatiga: -, 2017), hlm. 4-6