• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

AKIDAH AKHLAK DI KELAS VIII MTs PONDOK

PESANTREN DARUL MUTTAQIEN BOGOR TAHUN

AJARAN 2020/2021

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:

Nurul Dinda Aulia 11170110000075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2020

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia

Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Nurul Dinda Aulia

TTL : Bekasi, 25 Desember 1999

NIM : 11170110000075

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Proposal Skripsi : Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021.

Dosen Pembimbing : Marhamah Saleh Lc., M.A

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 4 Maret 2021 Mahasiswa Ybs

Nurul Dinda Aulia NIM. 11170110000075

(3)

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH

AKHLAK DI KELAS VIII MTS PONDOK PESANTREN

DARUL MUTTAQIEN BOGOR TAHUN AJARAN 2020/2021

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh:

Nurul Dinda Aulia NIM. 11170110000075

Dosen Pembimbing Skripsi

Marhamah Saleh Lc. MA. NIP. 197203132008012010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021 disusun oleh Nurul Dinda Aulia, NIM 11170110000075. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada hari Rabu, tanggal 7 April 2021 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelas Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 9 April 2021

Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Drs. Abdul Haris, M. Ag

NIP. 19660901 199503 1 001 05-05-2021

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi) Drs. Rusdi Jamil, M. Ag

NIP. 19621231 199503 1 005 04-05-2021

Penguji I

Dr. Muhammad Sholeh Hasan, Lc., M.A

NIP. 19710214 199703 1 018

28-04-2021

Penguji II

Dr. Iin Kandedes, M.A

(5)

i ABSTRAK

Nurul Dinda Aulia (11170110000075), “Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021”. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif-korelasional. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII di MTs Darul Muttaqien Tahun Ajaran 2020/2021 yang berjumlah 215 siswa, sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu 90 siswa. Metode pengambilan data atau sampel menggunakan probability

sampling dengan teknik random sampling (secara acak). Teknik pengumpulan data

menggunakan Metode Dokumentasi, berupa nilai PAS (Penilaian Akhir Semester) semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs Darul Muttaqien untuk mendapatkan informasi mengenai hasil belajar yang telah dicapai, kemudian menggunakan metode instrumen angket atau skala untuk memperoleh informasi tentang gaya belajar Akidah Akhlak siswa kelas VIII MTs Darul Muttaqien. Angket disusun dengan berpedoman kepada skala likert. Adapun teknik korelasi yang digunakan adalah “product moment”.

Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi dengan hasil 0,427 masuk dalam kategori sedang atau cukup pada rentang 0,40-0,599 dan kontribusi gaya belajar dengan hasil belajar pada penelitian ini yaitu sebesar 18,23% sedangkan 81,77% dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.

(6)

ii

ABSTRACT

Nurul Dinda Aulia (11170110000075), "The Relationship between Learning Styles and Student Learning Outcomes in Akidah Akhlak Subjects in Class VIII MTs Darul Muttaqien Islamic Boarding School Bogor Academic Year 2020/2021". Islamic Religious Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This study aims to determine the relationship between learning styles and student learning outcomes in the Akidah Akhlak subject in class VIII MTs Darul Muttaqien Islamic Boarding School Bogor Academic Year 2020/2021.

This research is a descriptive-correlational quantitative research. The population in this study were all students of class VIII at MTs Darul Muttaqien Academic Year 2020/2021, totaling 215 students, while the sample in this study was 90 students. The method of taking data or samples uses probability sampling with a random sampling technique (randomly). The data collection technique uses the Documentation Method, in the form of PAS (Final Semester Assessment) scores in the odd semester of the 2020/2021 academic year subject of Akidah Akhlak class VIII MTs Darul Muttaqien to get information about the learning outcomes that have been achieved, then use the questionnaire instrument method or scale to obtain information about the learning styles of Akidah Akhlak students of class VIII MTs Darul Muttaqien. The questionnaire was prepared based on the Likert scale. The correlation technique used is the "product moment".

The results of this study are that there is a relationship between learning styles and student learning outcomes so that Ha is accepted and Ho is rejected. Based on the calculation of the correlation coefficient with a result of 0.427, it is in the moderate or sufficient category in the range 0.40-0.599 and the contribution of learning styles to learning outcomes in this study is 18.23% while 81.77% is influenced by several other factors.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

ِمْي ِحّرلا ِنمْحّرلا ِالله ِمْسِب

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillaahirabbil‘aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas dua

nikmat yang paling besar yakni nikmat kesehatan dan kesempatan kepada diri penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc. MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Abdul Haris M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam dan Bapak Drs. Rusdi Jamil, M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Abdul Ghofur, S.Ag., M.Ag Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama menempuh studi

(8)

iv

S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.

5. Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis, serta senantiasa memberikan petunjuk, arahan dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama proses pembelajaran di program studi Pendidikan Agama Islam.

7. Kepada Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqien almukarom Bapak Mad. Rodja Sukarta, ucapan terimakasih juga penulis berikan kepada pihak-pihak guru serta santri yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta ibu Hj. Eti Hermawati dan bapak H. Hasannudin serta ketiga adik kandung saya, yang tiada henti memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi dan kasih sayang serta pengorbanan baik material maupun spiritual kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017 yang telah membersamai dan memberi motivasi untuk penulis.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satupersatu oleh penulis, namun bantuan tersebut sangat bermanfaat.

Penulis mengakui jasa kalian tidak dapat terbalaskan oleh apapun, hanya dapat mendoakan kembali dan semoga Allah SWT yang akan membalasnya dengan sebaik-baiknya balasan baik di dunia ataupun di akhirat, Aamiin.

(9)

v

Demikianlah skripsi ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang membacanya. Penulis juga mengharapkan kritik atau saran dari semua pihak agar dalam penulisan selanjutnya di masa mendatang menjadi lebih baik lagi.

Jakarta, 23 Maret 2021

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 7 C. Pembatasan Masalah ... 8 D. Rumusan Masalah ... 8 E. Tujuan penelitian ... 8 F. Manfaat Penelitian ... 8 BAB II ... 10 KAJIAN TEORI ... 10 A. Hasil Belajar ... 10 B. Gaya Belajar ... 17

(11)

vii

D. Hasil Penelitian Relevan ... 30

E. Kerangka Berfikir ... 32

F. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III ... 35

METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode dan Desain Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 41

F. Hipotesis Statistika ... 45

BAB IV ... 46

A. Gambaran Umum MTs Darul Muttaqien ... 46

B. Deskripsi Data ... 49

C. Uji Prasyarat Analisis Data ... 77

D. Pengujian Hipotesis ... 79

(12)

viii F. Keterbatasan Penelitian ... 86 BAB V ... 88 A. Kesimpulan ... 88 B. Implikasi ... 88 C. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA ... 91

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Hasil Penilaian Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Akidah

Akhlak Tahun Ajaran 2020/2021 ... 6

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Penelitian Instrumen ... 38

Tabel 3. 2 Interpretasi Angka Indeks Korelasi "r" Product Moment ... 43

Tabel 4. 1 Hasil Angket Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqien ... 50

Tabel 4. 2 Deskripsi Data Gaya Belajar ... 55

Tabel 4. 3 Tabel Distribusi Frekuensi Gaya Belajar ... 56

Tabel 4. 4 Mudah mengingat poin penting dari mata pelajaran dengan menandainya menggunakan stabilo ... 56

Tabel 4. 5 Menyukai buku pelajaran yang isinya memiliki warna bervariasi tidak hitam putih. ... 57

Tabel 4. 6 Mudah memahami materi jika disajikan berupa simbol, grafik, gambar dan lain sebagainya. ... 58

Tabel 4. 7 Senang memahami mata pelajaran yang memiliki unsur-unsur seni. ... 58

Tabel 4. 8 Kurang menyukai diskusi kelompok. ... 59

Tabel 4. 9 Malu apabila berdialog langsung di depan kelas. ... 60

Tabel 4. 10 Senang dengan ungkapan yang berkaitan dengan visual ... 60

Tabel 4. 11 Mudah menerima perintah dengan kata-kata yang berkaitan dengan visual ... 61

Tabel 4. 12 Senang memperhatikan sikap dan perilaku guru saat menyampaikan pelajaran. ... 61

Tabel 4. 13 Senang duduk di barisan depan dengan maksud agar mudah melihat guru ketika menyampaikan materi.. ... 62

Tabel 4. 14 Senang menyampaikan materi pembelajaran dengan cara bercerita atau berdialog. ... 63

(14)

x

Tabel 4. 16 Senang menjadi pendengar yang baik bagi teman. ... 64 Tabel 4. 17 Cakap dalam berkomunikasi sehingga mudah bersosialisasi dalam

kelompok belajar manapun ... 64 Tabel 4. 18 Mudah mengingat pelajaran jika materi tersebut disajikan melalui audio atau suara. ... 65 Tabel 4. 19 Mudah menerima perintah dengan ucapan yang berkaitan dengan

auditori. ... 66 Tabel 4. 20 Mudah memahami pelajaran apabila belajar sambil mendengarkan musik atau lagu. ... 66 Tabel 4. 21 Belajar tanpa musik itu membosankan. ... 67 Tabel 4. 22 Dalam menghafal materi cenderung melafalkannya dengan suara keras. 67 Tabel 4. 23 Unggul dalam mengingat materi pelajaran dengan pendengaran. ... 68 Tabel 4. 24 Dalam proses pembelajaran cenderung tidak bisa diam, lebih banyak bergerak. ... 69 Tabel 4. 25 Merasa tidak nyaman apabila penyampaian materi pembelajaran bersifat monoton (hanya melalui penjelasan kata-kata atau ucapan). ... 69 Tabel 4. 26 Ketika menyampaikan pendapat, cenderung menggerakan tangan ketika berbicara. ... 70 Tabel 4. 27 Lebih senang mendemonstrasikan suatu materi daripada diminta untuk bercerita. ... 71 Tabel 4. 28 Senang menghafal pelajaran dengan cara berjalan-jalan. ... 71 Tabel 4. 29 Senang mengahafal pelajaran dengan cara berpindah-pindah tempat. .... 72 Tabel 4. 30 Mudah menguasai pelajaran yang disampaikan melalui seni pertunjukan atau gerak tubuh. ... 73 Tabel 4. 31 Menikmati aneka permainan outdoor dan olahraga. ... 73 Tabel 4. 32 Sulit menguasai materi yang disajikan melalui grafik, peta, tabel dan bentuk simbol-simbol lainnya. ... 74 Tabel 4. 33 Kesulitan dalam mengalisis hal-hal yang bersifat teka-teki... 74 Tabel 4. 34 Deskripsi Data Hasil Belajar (Variabel Y) ... 75

(15)

xi

Tabel 4. 35 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar. ... 76

Tabel 4. 36 Hasil Uji Normalitas Data ... 77

Tabel 4. 37 Hasil Uji Homogenitas ... 78

Tabel 4. 38 Uji Linearitas Data ... 78

Tabel 4. 39 Perhitungan Korelasi Product Moment ... 79

Tabel 4. 40 Uji Korelasi Gaya Belajar Visual Dengan Hasil Belajar ... 80

Tabel 4. 41 Uji Korelasi Gaya Belajar Auditori Dengan Hasil Belajar ... 81

(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Siswa ... 94

Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 98

Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Gaya Belajar ... 102

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Ujian Relibilitas Instrumen ... 103

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian pendidikan sebagaimana yang telah disampaikan Bapak Ki Hajar Dewantara dikutip oleh Amos Neolaka yaitu suatu upaya untuk mengembangkan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar mampu mencapai kesempurnaan hidup yaitu menghidupkan anak atau membimbing anak yang selaras dengan lingkungan dan masyarakatnya.1

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu upaya perbaikan diri untuk meningkatkan kualitas diri manusia baik dari segi kepribadian, tingkah laku maupun pengetahuannya dalam proses pembelajaran terencana dengan bimbingan yang diberikan guru yang akan berguna untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia. Salah satu tujuan pembangunan nasional yaitu dapat meningkatkan kecerdasan serta kualitas masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat tercapai apabila adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang melalui pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan paling utama bagi siswa sehingga berhasil atau tidaknya belajar dapat dilihat saat proses pembelajaran berlangsung.2 Adapun pemerintah berusaha memperbaiki mutu pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terbaik, tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat berdasarkan capaian hasil belajar siswa.

1 Amos Neolaka dan Grace Amialia, Landasan Pendidikan, (Depok : Kencana, 2017) h.10. 2 Arie Wahyuni, “Korelasi Antara Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata

Kuliah Kalkulus Dasar” Jurnal Karya Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 1, E ISSN : 2549-8401 P ISSN :2339-2444, h. 1.

(18)

Kurikulum 2013 bertujuan menghasilkan generasi bangsa yang produktif, inovatif serta kreatif. Kegiatan pembelajaran yang diharapkan menggunakan penguatan ketiga aspek, baik melalui penguatan kognitif, afektif dan psikomotorik yang tidak hanya berpusat pada satu aspek saja yaitu aspek kognitif. Hal tersebut sangat ada kaitannya dengan bagaimana strategi guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Siswa yang memiliki beragam karakter di dalam satu kelas dan memiliki beragam cara kesukaannya dalam belajar. Sebagai guru yang profesional, harus memahami hal tersebut, karena hal tersebut salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar anak.3

Tingkat kecepatan anak dalam menerima informasi yang disampaikan guru berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Maka dari itu, cara mereka memahami sebuah informasipun berbeda-beda berdasarkan dengan cara belajar mana yang mereka sukai.

Belajar menurut Drs. Slameto dikutip Afi Parnawi adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan seseorang melalui proses pengalaman individu itu sendiri dengan berinteraksi pada lingkungannya. Sedangkan pengertian belajar menurut Cronbach dikutip juga oleh Afi Parnawi adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.4

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa, belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk mendapatkan perubahan diri sebagai hasil dari pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya melalui aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses pembelajaran merupakan kegiatan paling utama bagi siswa sehingga berhasil atau tidaknya belajar dapat dilihat pada proses pembelajaran.5

3 Bonita Prabasari, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Melalui Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening”, Economic Education Analysis Journal, Vol. 6, No. 2, 2017, P-ISSN 2252-6544 E-ISSN 2502-356X, h. 1.

4 Afi Parnawi, Psikologi Belajar, (Yogyakarta : Deepublish, 2019) h. 1.

5 Arie Wahyuni, “Korelasi Antara Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata

Kuliah Kalkulus Dasar”, Jurnal Karya Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 1, E ISSN : 2549-8401 P-ISSN :2339-2444, h. 1.

(19)

Selain proses kegiatan belajar yang terpenting pula adalah gaya belajar siswa, masing-masing siswa mempunyai gaya belajar berbeda-beda dengan mengenal gaya belajar siswa sendiri dapat memudahkan siswa memperoleh kegiatan belajar yang baik dan hasil belajar yang baik pula.6 Maka dari itu siswa harus mengetahui gaya belajar yang dirinya miliki, begitupun sebagai guru sebaiknya memperhatikan karakter siswanya saat mendesain pembelajaran dan memahami cara belajar bagaimana yang mereka senangi.

Pengertian gaya belajar menurut Kemp dalam Liyusri dan Situmorang dikutip Chania, Y dkk, menyatakan bahwa gaya belajar adalah metode belajar yang disukai individu siswa yang dirasa lebih efektif bagi siswa tersebut. singkatnya, gaya belajar mengacu kepada cara belajar yang lebih disukai pembelajar.7 Menurut Bobbi DePorter gaya belajar adalah berbagai cara seseorang untuk menyerap informasi yang didapat, kemudian bagaimana seseorang tersebut mengatur serta mengolah informasi. Sehingga gaya belajar membutuhkan langkah-langkah dalam prosesnya yaitu menulis, mencatat dan mengingat informasi tersebut.8

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu cara seseorang untuk mengenali metode belajar yang disukainya agar lebih mudah menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu siswa perlu mengenali bagaimana gaya belajarnya agar bisa mencapai hasil yang terbaik dalam proses pembelajaran.

Sangatlah penting bagi seorang guru untuk mengenali gaya belajar yang dimiliki siswa, karena ketika guru memahami gaya belajar siswa dengan

6 Arie Wahyuni, “Korelasi Antara Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata

Kuliah Kalkulus Dasar”, Jurnal Karya Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 1, E ISSN : 2549-8401 P ISSN :2339-2444. h. 2.

7 Chania, Y dkk, “Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran

Biologi Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”, Journal of Sainstek, Vol. 8, No. 1, 2016, h. 78.

8 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, “Quantum Learning”, (Bandung : PT Mizan Pustaka,

(20)

mudah guru dapat merancang proses pembelajaran menggunakan gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa. Gaya mengajar yang beragam dapat dilakukan untuk menghindari rasa bosan yang muncul pada siswa saat proses pembelajaran, seperti memberikan berbagai gambar, video, audio atau melakukan diskusi antarteman kelompok, sehingga komunikasi antara guru dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung dapat terjalin dengan baik. Dengan adanya hal tersebut siswa dan guru dapat saling mengetahui kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa, sebaliknya jika tidak ada kesesuaian antara kedua hal tersebut maka siswa akan merasa tidak nyaman kemudian munculnya rasa bosan, tidak memperhatikan materi yang diajarkan, dan mengakibatkan hasil ujian kurang maksimal9

Menurut Sanjaya dikutip Chania, Y dkk hasil belajar adalah gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Maka dari itu, agar tercapainya hasil belajar yang terbaik, tentu sudah sebaiknya guru merancang strategi pembelajaran yang beragam, menarik dan bermakna yang sesuai dengan semua tipe belajar yang siswa miliki.10 Menurut Hamalik dikutip Ari Wahyuni hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan afektif, kognitif dan psikomotorik terhadap siswa.11

Berdasarkan pengertian di atas, hasil belajar merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh seorang siswa dalam kegiatan belajar baik dalam bentuk pengetahuan, sikap maupun keterampilan siswa tersebut. Akan tetapi, tidaklah mudah untuk mendapatkan hasil belajar yang baik bagi setiap siswa.

9 Abd. Ghofur dkk, “Gaya Belajar Dan Implikasinya Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis

Mahasiswa”, Journal An-Nafs, Vol. 1, No. 2, 2016, h. 2.

10 Chania, Y dkk, “Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran

Biologi Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”, Journal of Sainstek, Vol. 8, No. 1, 2016, h. 80.

11 Arie Wahyuni, “Korelasi Antara Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata

Kuliah Kalkulus Dasar”, Jurnal Karya Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 1, E ISSN : 2549-8401 P ISSN :2339-2444. h. 3.

(21)

Pada dasarnya terdapat perbedaan yang dimiliki setiap siswa dalam menerima informasi yang masuk. Ada yang cepat, ada yang memerlukan proses dengan waktu yang sedikit lebih lambat, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.12

Kedudukan akidah akhlak sangatlah penting dalam sendi kehidupan seorang muslim. Akidah akhlak merupakan poros atau inti kemanakah arah tujuan hidup manusia. Akidah yaitu percaya dengan sepenuh hati kepada keesaan sang pencipta dimana Allah SWT yang memegang kekuasaan tertinggi dan mengatur atas segala apa yang ada di alam semesta ini. Akidah diibaratkan sebagai pondasi bangunan. Sedangkan akhlak adalah wujud realisasi dan aktualisasi diri dari akidah seseorang.13

Akidah dan akhlak sangat berkaitan, akidah yang kuat dan benar tercermin dari akhlak terpuji yang ia miliki begitupun sebaliknya.14 Berhasil atau tidaknya belajar dapat dilihat pada proses pembelajaran, dan setiap berlangsungnya proses pembelajaran pasti memiliki tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan pembelajaran Akida Akhlak dikutip dalam peraturan Menteri Agama15 yaitu meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui proses pemberian ilmu pengetahuan, penghayatan, pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak islam, agar terciptanya seorang muslim yang berkembang dan terus meningkatkan kualitas

12 Fathiya Eka Putri dkk, “Hubungan Antara Gaya Belajar dan Keaktifan Belajar Matematika

Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 2, 2019, e-ISSN 2620-8911 p-ISSN 2620-8903 h. 3.

13 Dedi Wahyudi, Pengantar Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Lintang

Rasi Aksara Book 2017), h. 1-2.

14 Dedi Wahyudi, Pengantar Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Lintang

Rasi Aksara Book 2017), h. 2.

15 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang

(22)

keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi maupun lingkungannya.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, agar tercapainya tujuan pembelajaran Akidah Akhlak serta menciptakan hasil belajar yang diharapkan yaitu mampu memahami kemampuan gaya belajar yang siswa miliki serta meningkatkan kualitas keimanannya, bukan saja menguasai materi pelajaran tetapi mampu memahami dan mengamalkan pada kehidupan sehari-hari sesuai dengan apa yang disyari’atkan oleh ajaran islam.

Hasil observasi awal peneliti di kelas VIII MTs Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021, yang berjumlah 30 orang dalam satu kelas, kelas VIII di MTs Darul Muttaqien ini terbagi menjadi 7 kelas dengan jumlah total 215 siswa dan yang dijadikan sampel pada penelitian ini hanya 90 siswa. Adapun perolehan nilai PTS (Penilaian Tengah Semester ganjil) pada mata pelajaran Akidah Akhlak sebagai berikut:

Tabel 1. 1

Data Hasil Penilaian Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Akidah Akhlak Tahun Ajaran 2020/2021

Nilai Kelas Jumlah KKM

H I J K L M N 80- > 3 0 1 2 3 1 10 20 65 70-79 4 3 8 5 6 1 2 29 65 60-69 2 8 1 5 9 9 0 34 65 50-59 2 0 1 3 0 0 0 6 65 40-49 0 0 0 1 0 0 0 1 65

Terjadinya perbedaan capaian hasil belajar setiap individu siswa, dikarenakan setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk memahami dan menerima informasi yang disampaikan guru, bahkan ada beberapa siswa yang

(23)

tidak memedulikan gaya belajar yang ia miliki sehingga hasil akhir yang diraih kurang maksimal.

Pada pelajaran Akidah Akhlak di Pondok Pesantren ini menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa arab. Maka dari itu siswa harus memperhatikan apa yang disampaikan guru agar dapat memahami materi. Metode yang digunakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan media yang digunakanpun terbatas, sehingga tidak dapat menunjang gaya belajar siswa masing-masing untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan apa yang disampaikan guru Akidah Akhlak kelas VIII, bahwasannya terdapat perbedaan gaya belajar dari siswa yaitu saat proses pembelajaran Akidah Akhlak berlangsung dengan menggunakan metode ceramah, ada beberapa siswa yang selama proses pembelajaran fokus memperhatikan materi yang sedang disampaikan guru yaitu siswa yang mengandalkan auditorial (pendengaran), ada beberapa siswa yang bermalas-malasan dan tertidur yaitu siswa yang dominan mengandalkan visual (penglihatan), ada juga beberapa siswa yang mencoret-coret dan menggambar yaitu siswa yang dominan mengandalkan kinestetik. Observasi ini menunjukkan adanya perbedaan dari gaya belajar pada siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII MTs Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menyajikan permasalahan yang muncul, sehingga dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Banyaknya siswa yang belum memahami gaya belajar masing-masing sehingga memengaruhi hasil belajar.

Kurangnya perhatian guru terhadap gaya belajar siswa saat mengajar. Metode dan media pembelajaran yang diberikan guru kurang bervariasi.

(24)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi pada hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021 dan juga materi ajar Akidah Akhlak pada semester ganjil.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan yaitu “Apakah terdapat hubungan antara gaya

belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021?”.

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor Tahun Ajaran 2020/2021. F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak untuk dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang diantaranya:

1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis, pembaca maupun untuk referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pambahasan seputar hubungan gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

2. Manfaat secara praktis

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: a. Bagi Penulis

(25)

Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan dan dapat mengetahui bagaimana gaya belajar anak, hasil belajar, serta mengetahui apakah terdapat hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan agar dapat menyesuaikan cara penyampaian informasi dengan gaya belajar yang siswa miliki untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

c. Bagi Siswa

Dapat mengetahui berbagai macam gaya belajar kemudian mengetahui gaya belajar yang ia miliki, dan mengetahui bahwa gaya belajar dapat memengaruhi hasil belajar.

d. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk sekolah tersebut agar memfasilitasi media pembelajaran yang menunjang berbagai macam gaya belajar yang siswa miliki.

e. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan bahan referensi atau rujukan pada penelitian selanjutnya, yang berkaitan dengan pembahasan tersebut.

(26)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses yang bersifat internal yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang belajar. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju perkembangan pribadi seutuhnya.16

Menurut Muhibbin Syah dikutip Sinar dalam bukunya bahwasannya belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, yang sering dilakukan dalam bentuk tes hasil belajar.17 Adapun menurut Gagne dikutip Dina Gasong dalam bukunya yaitu belajar merupakan perubahan kemampuan, dan disposisi seseorang yang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan.18 Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu perubahan seseorang baik secara kemampuan, pengetahuan maupun tingkah laku yang relatif menetap pada diri orang tersebut berdasarkan lingkungan dan pengalaman yang memengaruhinya.

Prinsip-prinsip belajar meliputi tiga hal yaitu yang pertama, belajar merupakan suatu proses. Terjadinya proses belajar dikarenakan dorongan kebutuhan dan rujukan yang ingin dicapai.

16 M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media 2015) h. 16. 17 Sinar, Metode Active Learning, (Jogja: Deepublish 2018) h. 21.

(27)

Adapun yang kedua, belajar merupakan bentuk pengalaman dan yang ketiga, prinsip belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:19

a. Sebagai hasil suatu tindakan yang rasional instrumental, yaitu perubahan yang disadari.

b. Berkaitan atau berhubungan dengan perilaku lainnya. c. Memiliki kebermanfaatan sebagai bekal hidup. d. Positif atau berakumulasi.

e. Aktif sebagai wujud dari usaha yang telah direncakan dan dilakukan.

Menurut Oemar Hamalik dikutip Dedi Kustawan bahwasannya hasil belajar adalah setelah melakukan proses belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pembelajar. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.20

Merujuk pemikiran Gagne dikutip M. Thobroni, hasil belajar berupa hal-hal berikut.21

a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk verbal, baik melalui ucapan lisan maupun tulisan.

b. Keterampilan intelektual, yaitu suatu kemampuan menyampaikan sebuah gagasan atau konsep.

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyampaikan pengetahuan yang dimiliki.

19 M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media 2015) h. 19-20. 20 Dedy Kustawan, Analisis Hasil Belajar, Program Perbaikan dan Pengayaan Peserta Didik

Berkebutuhan Khusus, (Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Media 2013) h. 15.

(28)

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan mengolah tubuh atau berupa gerakan-gerakan pada jasmaninya.

e. Sikap adalah perilaku seseorang dalam menerima dan menolak sesuatu dengan penilaian objek.

Kingsley dikutip oleh Ahmad Susanto membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu keterampilan, pengetahuan dan sikap dan cita-cita. Hasil belajar tercapai apabila telah terpenuhi dua indikator berikut, yaitu :22

a. Daya serap yang baik terhadap masuknya informasi yang masuk dan mampu mencapai prestasi yang tinggi.

b. Perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Penulis menyimpulkan beberapa pendapat di atas bahwasannya hasil belajar adalah pencapaian seseorang setelah menuntaskan kegiatan belajar dimana hasil akhirnya berorientasi pada peningkatan kemampuan dan perubahan tingkah laku.

Belajarnya seseorang bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang baik hasil belajar menurut Khusnul Khotimah dalam buku Endang Sri Wahyuningsih bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang siswa miliki setelah melakukan proses belajar dan hasil tersebut diwujudkan dengan adanya prestasi belajar yang biasanya disajikan berupa data angka, simbol maupun penyampaian melalui kalimat.23

22 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar (Jakarta : Prenadamedia

Group , 2016), h. 3.

23 Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning (Yogyakarta:

(29)

Macam-macam Hasil Belajar

Menurut Bloom dikutip oleh Ahmad Santoso ada tiga ranah atau domain hasil belajar, yaitu:24

a. Cognitive domain (ranah kognitif), Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang disampaikan atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. b. Affective domain (ranah afektif), Menurut Sardiman, sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. c. Psychomotor domain (ranah psikomotor) Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada gangguan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak lebih tinggi dalam diri individu siswa. Berisi perilaku-perilaku yang menekankan

24 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar (Jakarta : Prenadamedia

(30)

aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Menurut Sudjana dikutip Ahmad Santoso, bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Adapun diantaranya, yaitu:25

a. Kecerdasan anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangat memengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu guru untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.

b. Kesiapan atau kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu setiap upaya belajarnya akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.

c. Minat dan Bakat

25 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar (Jakarta : Prenadamedia

(31)

Bakat anak menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d. Kemauan belajar

Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

e. Model penyajian materi pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

f. Suasana pembelajaran

Suasana pembelajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran.

g. Kompetensi guru

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.

(32)

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam Latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ikut memengaruhi kepribadian siswa. Penulis menganalisis bahwasannya faktor yang memengaruhi gaya belajar siswa yang berorientasi terhadap hasil belajar, pada jurnal Abdullatif Ismaila dkk yang berjudul Assessment Of Students’ Learning

Styles Preferences In The Faculty Of Science, Tishreen University, Syria adalah faktor eksternal dan internal keduanya harus seimbang,

dikarenakan faktor eksternal dan internal merupakan faktor yang saling berkaitan untuk mencapai keberhasilan belajar. Dimana faktor internal adalah faktor dasar yang berasal dari siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan lain-lain. Pada faktor internal ini juga siswa diarahkan atau dituntut untuk menemukan gaya belajarnya masing-masing. Kemudian faktor eksternal merupakan faktor yang menunjang keberhasilan belajar siswa dari luar diri siswa tersebut seperti lingkungan, dan strategi guru saat mengajar.

Manfaat Hasil Belajar

Manfaat hasil belajar dikutip Edi Syahputra pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya. Berdasarkan hasil

(33)

belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.26

Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik, sehingga bemanfaat untuk:27

a. Menambah pengetahuan.

b. Lebih memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya. c. Lebih mengembangkan keterampilannya.

d. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal. e. Lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya.

Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari siswa sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

B. Gaya Belajar

Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar pertama kali dikembangkan oleh Neil Fleming pada tahun 1987 untuk menunjukkan preferensi individu siswa dalam proses belajarnya. Adapun pengertian gaya belajar menurut DePorter dkk, dikutip dalam buku Septian gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat 3 jenis gaya belajar berdasarkan model yang digunakan individu dalam memproses informasi.28

Menurut Nasution dikutip dalam jurnal Abd. Ghofur dkk, gaya belajar atau learning style siswa adalah cara siswa bereaksi dan

26 Edy Syahputra, Snowball Throwing, (Sukabumi : Haura Publishing, 2020), h. 27. 27 Edy Syahputra, Snowball Throwing, (Sukabumi : Haura Publishing, 2020), h. 28.

28 Septian El Syakir, Islamic Hypno Parenting, (Jakarta Selatan : PT Kawan Pustaka, 2014),

(34)

menggunakan rangsangan yang diterima dalam proses belajar. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapai informasi, tetapi juga aspek saat proses yang terjadi pada otak kiri dan kanan. Aspek lainnya adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar yang diserap secara abstrak dan konkrit. Pakar gaya belajar yakin bahwa dalam beberapa hal semua orang dapat saja memanfaatkan ketiga gaya tersebut yakni menggunakan semua indera dalam menyerap informasi, namun kebanyakan orang cenderung pada salah satu gaya belajar tertentu saja.29

Gaya belajar adalah cara dimana anak-anak menerima informasi baru dan proses yang akan mereka gunakan untuk belajar. Sebagian anak menerima informasi lebih baik dengan cara visual, sebagian anak lagi dengan cara auditori, sementara yang lain mungkin lebih efektif mengambil informasi melalui kinestetik.30

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara siswa dalam menyerap, mengatur dan mengelola informasi agar mudah diserap oleh otak untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Gaya belajar merupakan salah satu dari faktor untuk mencapai keberhasilan dalam belajar, hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan bagaimana cara siswa untuk memahami informasi yang diperoleh dalam belajar. Karena sebagaimana yang telah dijelaskan pada buku Bobby Deporter bahwasannya ketika seseorang mengetahui bagaimana cara belajar terbaik pada dirinya maka akan lebih mudah untuk mengatur informasi yang masuk, dapat bertanggung jawab atas pembelajaran

29 Abd. Ghofur dkk, “Gaya Belajar Dan Implikasinya Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis

Mahasiswa”, Journal An-Nafs, Vol. 1, No. 2, 2016, h. 2.

30 Andri Priatna, “Pahami Gaya Belajar Anak”, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013),

(35)

yang dirinya miliki serta menjadikan diri lebih efektif berkomunikasi ketika mampu mengetahui gaya belajarnya sendiri dan gaya belajar orang lain.31

Macam-macam gaya belajar yaitu: a. Visual (Visual Learners)

Gaya belajar tipe visual adalah gaya belajar dimana siswa cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, mereka mengandalkan indera penglihatan (mata). Anak yang yang mempunyai gaya belajar visual, harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah gurunya secara langsung untuk mengerti materi pelajaran.32

Gaya belajar visual menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkrit harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya belajar seperti ini, mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.

Karakteristik yang khas bagi siswa yang menyukai gaya belajar visual ini, diantaranya yaitu:33

1) Mengetahui atau memahami informasi secara visual. 2) Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna.

3) Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik.

4) Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung.

31 Bobby Deporter, Quantum Succes, (Bandung: PT Mizan Pustaka 2007) h. 193

32 Chania, Y dkk, “Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran

Biologi Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”, Journal of Sainstek, Vol. 8, No. 1, 2016, h. 79.

33 Septian El Syakir, Islamic Hypno Parenting, (Jakarta Selatan : PT Kawan Pustaka, 2014), h.

(36)

5) Terlalu reaktif terhadap suara.

Adapun cara belajar siswa yang menyukai gaya belajar visual, sebagai berikut:34

1) Pada saat guru mengajar cenderung memperhatikan sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar. 2) Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu,

biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.

3) Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.

4) Memahami informasi dengan cara melihat peragaan, gambar, grafik dan sebagainya.

5) Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu.

Berikut merupakan cara guru mengajar terhadap siswa yang memiliki kecenderungan pada gaya belajar visual, yaitu:35

1) Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna dari pada papan tulis.

2) Dorong siswa untuk menggambarkan informasi dengan menggunakan peta, diagram dan warna.

3) Berdiri tenang saat menyampaikan informasi kepada siswa.

4) Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan pelajaran siswa dengan aneka warna.

34 Septian El Syakir, Islamic Hypno Parenting, (Jakarta Selatan : PT Kawan Pustaka, 2014),

h. 61.

35 Bobbi DePorter, Mark Reardon dkk, “Quantum Teaching”, (Bandung : PT Mizan Pustaka,

(37)

5) Gunakan icon dalam presentasi dengan menciptakan simbol visual atau icon yang mewakili konsep materi yang akan disampaikan.

b. Auditori (Auditory Learners)

Gaya belajar auditori, gaya belajar dimana siswa cenderung belajar melalui apa yang mereka dengar. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan orang lain. Mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar lalu bisa mengingat dan memahami informasi itu.36

Gaya belajar auditori yaitu yang dimana siswa memiliki cara belajar yang lebih senang dengan mengandalkan pendengarannya, mudah berdiskusi secara verbal ketika proses pembelajaran dan cepat menerima informasi yang disampaikan guru melalui verbal maka dari itu seorang guru harus memerhatikan siswa sampai kepada indera yang siswa miliki.37

Karakteristik siswa yang memiliki gaya belajar ini, yaitu:38

1) Lebih banyak berpikir dalam bahasa kata. 2) Memiliki sifat sosial yang baik.

3) Memiliki memori pendengaran jangka pendek yang baik.

4) Senang dengan ungkapan, “Aku pernah dengar..”

36 Bobbi DePorter, Mark Reardon dkk, “Quantum Teaching”, (Bandung : PT Mizan Pustaka,

2008), h. 61.

37 Rusman, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana 2017), h. 105.

38 Andri Priatna, “Pahami Gaya Belajar Anak”, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013),

(38)

5) Lebih mudah menerima perintah dengan ucapan, “Dengarkan baik-baik..”

Adapun cara belajar siswa yang menyukai gaya belajar auditori, yaitu:

1) Memasukkan informasi yang didapat melalui pendengaran.

2) Bersuara keras ketika menghafal.

3) Senang mendengarkan musik atau lagu-lagu ketika belajar.

4) Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas.

Berikut merupakan cara guru mengajar terhadap siswa yang memiliki kecenderungan pada gaya belajar auditori, yaitu:39

1) Gunakan variasi vokal yaitu perubahan nada, kecepatan dan volume dalam penyampaian materi.

2) Ajarkan sesuai dengan cara anda menguji: jika anda menyajikan informasi dalam urutan atau format tertentu ujilah informasi itu dengan cara yang sama.

3) Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep dan petunjuk materi yang sedang dibahas.

39 Bobbi DePorter, Mark Reardon dkk, “Quantum Teaching”, (Bandung : PT Mizan Pustaka,

(39)

4) Setelah tiap sesi pengajaran minta siswa memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari.

5) Sampaikan konsep materi melalui nyanyian atau minta siswa mengarang lagu mengenai konsep tersebut. c. Kinestetik (Kinesthetic Learners)

Gaya belajar kinestetik gaya belajar dimana siswa cenderung belajar melalui gerak dan sentuhan. Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapatkan kesempatan untuk secara langsung mempelajari informasi baru.40

Mengharuskan individu yang bersangkutan bersentuhan langsung dengan sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya.41

Karakteristik yang khas bagi siswa yang menyukai gaya belajar kinestetik ini, diantaranya yaitu:42

1) Anak kinestetik dikenal banyak bergerak tidak bisa diam.

40 Chania, Y dkk, “Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran

Biologi Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”, Journal of Sainstek, Vol. 8, No. 1, 2016, h. 80.

41 Septian El Syakir, Islamic Hypno Parenting, (Jakarta Selatan : PT Kawan Pustaka, 2014), h.

63.

42 Andri Priatna, “Pahami Gaya Belajar Anak”, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013),

(40)

2) Suka mengekspresikan perasaan mereka secara fisikal atau suka menggerakkan tangan ketika berbicara.

3) Senang mengingat dan memasukkan informasi dengan cara berjalan dan bergerak.

4) Menonjol dalam bidang atletik atau seni pertunjukkan. Adapun cara gaya belajar kinestetik, sebagai berikut.43 1) Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk

saat belajar.

2) Selalu ingin bergerak saat belajar.

3) Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.

4) Menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar. 5) Menunjuk tulisan saat membaca.

Berikut merupakan cara guru mengajar terhadap siswa yang memiliki kecenderungan pada gaya belajar kinestetik, yaitu:44

1) Menyediakan beragam tool yang bisa dipegang dan dimainkan sebagai alat bantu dalam belajar. Misalnya: sempoa, globe, alat peraga dan lain-lain.

2) Bermain peran dengan melibatkan semua anak. 3) Melakukan eksperimen sederhana.

4) Melakukan kunjungan keberbagai tempat yang berkaitan dengan materi pembahasan yang sedang dibahas.

43 Septian El Syakir, Islamic Hypno Parenting, (Jakarta Selatan : PT Kawan Pustaka, 2014), h.

63.

44 Andri Priatna, “Pahami Gaya Belajar Anak”, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013),

(41)

Berdasarkan berbagai macam gaya belajar siswa dan cara guru menyikapi setiap gaya belajar tersebut pada saat mengajar sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Karena itu, para guru berusaha menciptakan berbagai jenis bahan ajar. Mengetahui beragam gaya belajar siswa akan membantu mengarahkan pada desain pembelajaran, bahan ajar serta strategi yang efektif.45

Manfaat mengenali Gaya Belajar

Gaya belajar memiliki berbagai macam, dan setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing. Adapun manfaat untuk mengenali gaya belajar yaitu:46

a. Dapat mengetahui bagaimana cara belajar yang terbaik dan bisa mengatur informasi yang masuk kedalam otak.

b. Dapat meningkatkan pemahaman sesuai dengan informasi yang diperoleh dengan gaya belajar yang paling kuat.

c. Dapat menerapkan dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran yang diperoleh.

d. Meningkatnya efektifitas komunikasi pada diri, karena ketika memahami gaya belajar sendiri dan orang lain akan mencegah miskomunikasi karena telah mengetahui bagaimana menyampaikan informasi kepada diri sendiri dan orang lain. C. Hakikat Pembelajaran Akidah Akhlak

Definisi Akidah Akhlak

Akidah secara etimologi (bahasa) berasal dari kata

“aqada-ya’qidu-aqdan”, berarti ikatan perjanjian, sangkutan dan kokoh.47

45 Abdullatif Ismaila dkk, “Assessment of students’ learning styles preferences in the faculty of

science, Tishreen University, Syria”, Procedia Social and Behavioral Sciences, 2010, Page. 4088.

46 Bobbi Deporter, Quanntum Success, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), Cet.1, h. 193. 47 H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1972), hlm.

(42)

Syekh Hasan al-banna dalam bukunya al-Aqa’id menjelaskan akidah sebagai sesuatu dengan hati, sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadi kepercayaan murni dari kebimbangan dan keraguan.48 Sedangkan menurut istilah atau terminologi akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak akan ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.49

Seperti dalam Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi sebagai berikut:

ٍميِظَع ٍقُلُخ ٰىَلَعَل َكَّنِإ َو

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang baik”. (Al Qalam : 4).

Dalam ayat ini menunjukkan makna akhlak dalam arti perangai atau budi pekerti. Begitupun dalam hadits ada banyak penggunaan

khuluq yang dapat dijumpai, misal hadits yang sangat banyak dikenal di

kalangan muslim dan menjadi dasar pembelajaran akhlak, yakni:50

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda:

ُضَغْبَيَل َ َّاللَّ َّنِإ َو ٍنَسَح ٍقُلُخ ْنِم ِةَماَيِقْلا َم ْوَي ِنِمْؤُمْلا ِنا َزيِم ىِف ُلَقْثَأ ٌءْىَش اَم

َءىِذَبْلا َش ِحاَفْلا

48 Kutsiyyah, Pembelajaran Aqidah Akhlak, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019), h.

2-8.

49 Muh. Asroruddin Al Jumhuri, Belajar Aqidah Akhlak: Sebuah Ulasan Ringkas Tentang

Asas Tauhid dan Akhlak Islamiyah, (Yogyakarta: Deepublish, 2019) h. 9.

50 Kutsiyyah, Pembelajaran Aqidah Akhlak, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019), h.

(43)

“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin selain akhlak yang baik. Sungguh, Allah membenci orang yang berkata keji dan kotor.” (HR.

Tirmidzi, no. 2002. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Juga dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِنْسُح َب ِحاَص َّنِإ َو ِقُلُخْلا ِنْسُح ْنِم ُلَقْثَأ ِنا َزيِمْلا ىِف ُعَضوُي ٍءْىَش ْنِم اَم

ِةَلاَّصلا َو ِم ْوَّصلا ِب ِحاَص َةَج َرَد ِهِب ُغُلْبَيَل ِقُلُخْلا

“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam

timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi, no. 2003.

Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Sedangkan definisi akhlak secara istilah atau terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

Imam Al Ghazali dikutip dalam buku Muh. Asroruddin Al Jumhuri mendefinisikan “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.

Jadi, pada hakekatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlak ialah satu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian.51

51 Muh. Asroruddin Al Jumhuri, Belajar Aqidah Akhlak: Sebuah Ulasan Ringkas Tentang

(44)

Karakteristik Pembelajaran Akidah Akhlak

Pembelajaran Akidah Akhlak sebagaimana disebutkan dalam peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 000912 tahun 2013 tentang kurikulum Madrasah 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam dan bahasa Arab karakteristik Akidah Akhlak menekankan pada kemampuan memahami keimanan dan keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan yang kokoh dan mampu mempertahankan keyakinan atau keimananNya serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna. Akhlak menekankan pada pembiasan untuk menerapkan dan menghiasi diri akhlak terpuji dan menjauhi serta menghindari diri dari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.52 Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak berikut penulis kutip dari Peraturan Menteri Agama. Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak tingkat Tsanawiyah dan Aliyah yakni sebagai berikut:53

a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan mengembangkan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan serta pengalaman siswa tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik

52 Kutsiyyah, Pembelajaran Aqidah Akhlak, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019), h.

2-8.

53 Kutsiyyah, Pembelajaran Aqidah Akhlak, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019), h.

(45)

dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

Adapun akidah atau kepercayaan dan keyakinan yang penuh mempunyai tujuan sebagai berikut:54

a. Percaya kepada hal yang ghaib yang meliputi percaya dengan sepenuh hati kepada Allah SWT yang menciptakan alam semesta.

b. Percaya kepada kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi dan rasul-Nya.

c. Percaya adanya qada dan qadar yaitu ketentuan baik dan buruk dari Allah SWT.

Banyak dalil yang menjelaskan tentang dasar dan tujuan akidah islam diantaranya terdapat pada Al-Qur’an surat:

Q.S An-Nahl ayat 36:

مُهْنِمَف ۖ َتوُغَّٰطلٱ ۟اوُبِنَتْجٱ َو َ َّللَّٱ ۟اوُدُبْعٱ ِنَأ الًوُس َّر ٍةَّمُأ ِ لُك ىِف اَنْثَعَب ْدَقَل َو

َفْيَك ۟او ُرُظنٱَف ِض ْرَ ْلْٱ ىِف ۟او ُريِسَف ۚ ُةَل َٰلَّضلٱ ِهْيَلَع ْتَّقَح ْنَّم مُهْنِم َو ُ َّللَّٱ ىَدَه ْنَّم

َنيِبِ ذَكُمْلٱ ُةَبِق َٰع َناَك

”Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada

tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah SWT (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

54 Muh. Asroruddin Al Jumhuri, Belajar Aqidah Akhlak, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.

(46)

Q.S Az-Zumar ayat 65:

َكُلَمَع َّنَطَبْحَيَل َتْك َرْشَأ ْنِئَل َكِلْبَق ْنِم َنيِذَّلا ىَلِإ َو َكْيَلِإ َي ِحوُأ ْدَقَل َو

َن ِم َّنَنوُكَتَل َو

َني ِرِساَخْلا

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”

Q.S Al-Baqarah ayat 285

ُلوُس َّرلا َنَمآ

ِهِتَكِئ َلاَم َو ِ َّللَّاِب َنَمآ ٌّلُك ۚ َنوُنِمْؤُمْلا َو ِهِ ب َر ْنِم ِهْيَلِإ َل ِزْنُأ اَمِب

اَنْعَطَأ َو اَنْعِمَس اوُلاَق َو ۚ ِهِلُسُر ْنِم ٍدَحَأ َنْيَب ُق ِ رَفُن َلً ِهِلُسُر َو ِهِبُتُك َو

ۖ

اَنَّب َر َكَنا َرْفُغ

ُري ِصَمْلا َكْيَلِإ َو

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

D. Hasil Penelitian Relevan

1. Hasil penelitian dalam jurnal Fathiya Eka Putri dkk, “Hubungan Antara Gaya Belajar dan Keaktifan Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 2, 2019, e-ISSN 2620-8911 p-e-ISSN 2620-8903. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar matematika, siswa terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan belajar terhadap hasil belajar matematika siswa dan

(47)

terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dan keaktifan belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama membahas tentang Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar siswa, namun terdapat variabel X2 yang digunakan Fathiya dkk dalam penelitiannya adalah Keaktifan Belajar Matematika. Lokasi dan fokus penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Mata pelajaran yang peneliti teliti yaitu mata pelajaran Akidah Akhlak.

2. Hasil penelitian dalam jurnal Chania, Y dkk, “Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Biologi Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”, Journal of Sainstek, Vol. 8, No. 1, 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Biologi, hal ini dibuktikan dengan rhitung (0,089) < r tabel (0, 235), demikian uji hipotesis ini tidak mendukung penelitian.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama membahas tentang Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar siswa, namun lokasi dan fokus penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Mata pelajaran yang peneliti teliti yaitu mata pelajaran Akidah Akhlak.

3. Hasil penelitian dalam skripsi Elva Pariani dengan judul Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas V di MIN 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis product moment. Teknik penggumpulan data menggunakan angket dan tes. Metode yang digunakan adalah korelasi

product moment dengan taraf signifikan 5%. Pada perhitungan rhitung

Gambar

Tabel 4. 16 Senang menjadi pendengar yang baik bagi teman. .................................
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Penelitian Instrumen
Tabel 3. 2 Interpretasi Angka Indeks Korelasi &#34;r&#34; Product  Moment
Tabel 4. 1 Hasil Angket Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa  Kelas VIII MTs Darul Muttaqien
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Makna atau pesan diproduksi melalui pemilihan tanda atau simbol, baik bahasa (lisan dan tulisan) maupun non-bahasa (gambar, gerakan, suara) yang paling dekat agar efektif dan

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan pelitian “Studi Pola Penyesuaian Diri Mahasiswa Rantau Luar Pulau Jawa Di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta” untuk mengetahui

Penulis sangat tertarik dengan media YouTube, karena YouTube mampu membius masyarakat dengan cepat untuk menggunakannya. Entah untuk hanya sekadar hiburan, belajar,

Berdasarkan uraian diatas, maka akan diterapkan Media pembelajaran 2D dengan software Adobe Flash untuk materi daur biogeokimia, melalui penelitian yang berjudul

Berkenaan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, taufik dan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Kooperatif Tipe

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Penerapan Pendekatan Discovery dalam pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Menurut Clark dan Yallop dalam fonologi bahasa Indonesia: Tujuan deskriptif SistemBunyi Bahasa Indonesia karya Masnur Muslich, fonetik adalah bidang yang