• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak anak untuk mengikuti

beberapa kegiatan, kemudian memberikan materi. Terapis lalu mencontohkan

perilaku menepuk tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis memperagakan gerakan menggenggam tangan, CA menepuk-nepuk tangan sehingga terapis langsung memegang tangan CA dan

mengatakan “tidak tepuk tangan” kemudian membantu anak untuk membuat sikap menggenggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Setelah anak

menggenggam tangan, terapis langsung memberikan reward dengan mengatakan

“pintar, hebat” sambil meminta tos pada anak. Lalu materi diberikan. Saat materi,

CA beberapa kali menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat anak

menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan,

genggam tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari

kedua sikap menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai, terapis

kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk tangan dengan

mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan

gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk

menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan, terapis memberikan

reward.

Pertengahan pertemuan

Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk

genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis

memperagakan gerakan tersebut CA melihat kearah terapis kemudian ia menepuk-

nepuk tangan. Terapis lalu memegang tangan CA dan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu anak membuat sikap menggenggam

tangan. Setelah anak menggenggam tangan, terapis langsung memberikan reward

dengan mengatakan “pintar, hebat” sambil meminta tos pada anak. Lalu materi diberikan. Saat materi diberikan, CA beberapa kali menunjukkan perilaku

menepuk tangan. Saat anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis

mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari kedua sikap menggenggam tangan belum tepat.

Setelah materi selesai, terapis kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh

menepuk tangan dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”

sambil memperagakan gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis

membantu CA untuk menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan,

terapis memberikan reward.

Akhir pertemuan

Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk

tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis

memperagakan gerakan tersebut CA melihat ke arah terapis sambil tersenyum.

Terapis lalu memegang tangan CA sambil mengatakan “genggam tangan”

kemudian membantu CA membuat sikap menggenggam tangan. Setelah anak

“pintar, hebat” sambil meminta tos pada anak. Lalu materi diberikan, dan saat

materi diberikan CA beberapa kali menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat

anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan.

Pada hari kedua sikap menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai,

terapis kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk tangan dengan

mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan

gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk

menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan, terapis memberikan

reward.

Hari III : Awal pertemuan.

Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak CA untuk mengikuti

beberapa kegiatan seperti: berdoa dan bernyanyi bersama, kemudian memberikan

materi awal. Sebelum materi diberikan, terapis lalu mencontohkan perilaku

menepuk tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat

terapis memperagakan gerakan menggenggam tangan, CA tidak melihat ke arah

terapis sehingga terapis langsung memegang tangan CA dan mengatakan

“genggam tangan” dan membantu CA untuk membuat gerakan menggenggam

tangan. Setelah anak menggenggam tangan, terapis langsung memberikan reward

dengan mengatakan “pintar, hebat” sambil meminta tos pada anak. Lalu materi

menepuk tangan. Saat anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis

mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu CA untuk

menggenggam tangan. Pada hari ketiga sikap menggenggam tangan belum tepat.

Setelah materi selesai, terapis kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh

menepuk tangan dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”

sambil memperagakan gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis

membantu CA untuk menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan,

terapis memberikan reward.

Pertengahan pertemuan

Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk

tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis

memperagakan gerakan tersebut CA tidak melihat kearah terapis dan hanya

menoleh ke arah kiri untuk mengambil mainan yang ada di dalam kotak. Terapis

lalu memegang tangan CA dan mengatakan “genggam tangan” sambil membantu

anak membuat sikap menggenggam tangan. Setelah anak menggenggam tangan,

terapis langsung memberikan reward dengan mengatakan “pintar, hebat” sambil

meminta tos pada anak. Lalu materi diberikan dan saat materi diberikan CA

beberapa kali menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat anak menunjukkan

perilaku menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam

tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari ketiga sikap

menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai, terapis kembali

“tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan gerakan tangan

menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk menggenggam tangan.

Setelah CA menggenggam tangan, terapis memberikan reward.

Akhir pertemuan

Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk

tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan

genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis

memperagakan gerakan tersebut CA tidak melihat ke arah terapis, anak melihat ke

arah kiri sambil tersenyum. Terapis lalu memegang tangan CA sambil

mengatakan “genggam tangan” kemudian membantu CA membuat sikap

menggenggam tangan. Setelah anak menggenggam tangan, terapis langsung

memberikan reward dengan mengatakan “pintar, hebat” sambil meminta tos pada

anak. Lalu materi diberikan, saat materi diberikan CA beberapa kali menunjukkan

perilaku menepuk tangan. Saat anak menunjukkan perilaku menepuk tangan,

terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu CA

untuk menggenggam tangan. Pada hari ketiga sikap menggenggam tangan belum

tepat. Setelah materi selesai diberikan, terapis kembali memperagakan bahwa CA

tidak boleh menepuk tangan dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan,

Hari IV : Awal pertemuan.

Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak anak untuk mengikuti

beberapa kegiatan, kemudian memberikan materi awal. Sebelum materi awal

diberikan, terapis mencontohkan perilaku menepuk tangan sambil mengatakan

“tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil

mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis memperagakan gerakan

menggenggam tangan, CA tidak melihat ke arah terapis sehingga terapis langsung

memegang tangan CA dan mengatakan “genggam tangan” dan membantu CA

untuk membuat gerakan menggenggam tangan. Setelah anak menggenggam

tangan, terapis langsung memberikan reward dengan mengatakan “pintar, hebat”

sambil meminta tos pada anak. Lalu materi pun diberikan dan saat materi

diberikan, CA beberapa kali menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat anak

menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari

keempat sikap menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai, terapis

kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk tangan dengan

mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan

gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk

menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan, terapis memberikan

reward.

Pertengahan pertemuan

Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk

genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis

memperagakan gerakan tersebut CA tidak melihat kearah terapis, lalu terapis

memegang tangan CA dan mengatakan “genggam tangan” sambil membantu anak

membuat sikap menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan, terapis

langsung memberikan reward dengan mengatakan “pintar, hebat” sambil meminta

tos pada anak. Lalu materi pun diberikan, saat materi diberikan CA beberapa kali

menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat anak menunjukkan perilaku

menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”

sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari keempat sikap

menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai, terapis kembali

memperagakan perilaku menggenggam tangan dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk menggenggam tangan. Setelah CA

menggenggam tangan, terapis memberikan reward.

Akhir pertemuan

Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk

tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis

memperagakan gerakan tersebut CA tidak melihat ke arah terapis, anak melihat ke

arah kiri dan tangannya berusaha mengambil mainan yang ada dia atas kotak di

sebelah kirinya. Terapis lalu memegang tangan CA sambil mengatakan “genggam

tangan” kemudian membantu CA membuat sikap menggenggam tangan. Setelah

mengatakan “pintar, hebat” sambil meminta tos pada anak. Lalu materi diberikan. Saat materi diberikan, CA beberapa kali menunjukkan perilaku menepuk tangan.

Saat anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari keempat sikap menggenggam tangan belum tepat. Setelah

materi selesai, terapis kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk

tangan dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil

memperagakan gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA

untuk menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan, terapis

memberikan reward.

Dokumen terkait