LAMPIRAN
Proses Pelaksanaan Terapi Pada Subjek IP
A. Proses Pelaksanaan Terapi Pada Subjek IP (Eksperimen) A.1. Proses Pelaksanaan Terapi Pertama (B1)
Pada tahapan ini peneliti mulai menunjukkan video yang telah merekam
perilaku menepuk tangan kepada IP. Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan
selama 1 jam dan dilakukan di tempat terapi setiap hari Senin, Jumat dan Sabtu
pada jam 10.30 - 11.30 WIB. Video diberikan pada anak sebelum dan setelah
anak mengikuti materi pada awal pertemuan, pertengahan dan akhir pertemuan.
Berikut rangkaian pelaksanaan pemberian video kepada anak.
Hari I : Awal pertemuan
Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak anak untuk mengikuti
beberapa aktifitas, setelah 5 menit kemudian terapis mulai memberikan materi.
Sebelum masuk ke materi awal terapis memberikan anak menonton video yang
telah merekam perilaku anak sebelumnya. Terapis lalu memegang video dan
mendekatkan layar video kepada anak. Awalnya, anak melihat ke layar video
sambil meniup-niup layar video. Anak melihat layar video sambil tertawa dan
meniup-niup layar video, sesekali anak berusaha untuk memegang tombol yang
ada di bawah layar video. Kemudian setelah anak selesai menonton video
tersebut, video dimatikan dan anak mulai masuk pada materi. Saat mengikuti
materi di awal, IP menunjukkan perilaku menepuk tangan beberapa kali. Saat IP
menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan
menggenggam. Saat IP sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan
mengatakan “hebat” sambil mengusap dada IP.
Setelah materi awal selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada
IP sambil mengatakan “lihat”. Awalnya ia tidak melihat tapi beberapa detik
kemudian ia melihat ke arah layar video. Saat melihat ke arah layar video, IP
tiba-tiba gelisah dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke depan dan ke belakang
sambil menepuk tangan, saat gelisah matanya tetap melihat ke arah layar video.
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video kepada IP, ia hanya melirik layar video
beberapa detik saja kemudian perhatian anak kembali beralih melihat wajah
terapis. Terapis mengatakan “lihat” tetapi IP hanya tersenyum tanpa melihat ke
arah layar video. Terapis kemudian mengangkat layar video sehingga sejajar
dengan pandangan mata IP, kemudian ia melihat ke arah layar video. Setelah
selesai menonton video, terapis kemudian memberikan materi. Selama mengikut
materi, IP tetap memperlihatkan perilaku menepuk tangan. Saat IP menunjukkan
perilaku menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan “tidak tepuk
tangan, genggam tangan” sambil membantu tangan IP agar menggenggam. Saat
anak sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat”
sambil mengusap dada IP.
Setelah materi selesai, peneliti kembali memperlihatkan video kepada IP
sambil mengatakan “lihat”. Awalnya IP hanya melirik sebentar ke layar video,
sambil terus ngetukkan ibu jarinya di meja. Saat anak
berisik karena suara ketukannya. Tapi beberapa menit kemudian IP tiba-tiba
menjadi terdiam dan tidak mengetuk-ngetukkan jarinya di meja lagi sehingga
ruangan menjadi tenang kembali.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video kepada IP.
Peneliti lalu memegang video dan mendekatkan layar video. Anak melihat ke
layar video sambil berusaha menekan-nekan tombol yang ada di bagian tengah
bawah layar video. Kemudian saat video hendak berakhir, anak tertawa.
Kemudian setelah IPselesai menonton video tersebut, maka materipun diberikan.
Saat mengikuti materi, anak memperlihatkan perilaku menepuk tangan beberapa
kali.
Saat materi selesai, terapis kembali memberikan video dan IP menonton
video tersebut. Saat menonton, ia berusaha memegang layar video dan saat video
selesai diputar anak tertawa sambil tetap melihat layar video.
Hari II : Awal pertemuan.
Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak anak untuk mengikuti
beberapa aktifitas, kemudian terapis memberikan materi awal, sebelum materi
awal dimulai terapis memberikan IP kesempatan untuk menonton video. Terapis
lalu memegang video dan mendekatkan layar video. IP melihat ke layar video
sambil berusaha untuk memegang layar video dan meniup-niupnya. Kemudian
mengikuti materi mengenal kata kerja anak tidak menunjukkan perilaku menepuk
tangan.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada anak.
Awalnya IP berusaha menarik video dari tangan terapis sambil meniup-niup layar
video, tetapi terapis mengatakan “tidak”. Beberapa detik kemudian anak serius
melihat ke arah layar video sampai video berakhir anak tetap tenang.
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video, IP melihat layar video dan berusaha
menekan-nekan layar video. Saat anak sedang melihat ke layar video, tiba-tiba
anak hendak menepukkan tangannya, kemudian saat anak hendak menepuk
tangan kedua kalinya, tiba-tiba gerakan tangan anak terhenti (anak tidak jadi
menepuk tangan), akan tetapi jari tangan kanan anak memegang ujung jari manis
dan jari kelingkingnya. Saat anak menunjukkan perilaku tersebut, terapis
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengelus dada anak. Setelah selesai menonton video, terapis kemudian memberikan materi. Selama
mengikut materi assosiasi, anak tetap memperlihatkan perilaku menepuk tangan.
Saat IP menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu anak dengan
mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu tangan anak agar menggenggam. Saat sudah tenang, terapis lalu memberikan reward dengan
mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP
sambil mengatakan “lihat”. Awalnya anak terlihat gelisah saat video
badan kedepan belakang secara berulang-ulang. Terapis lalu memegang tangan IP
dan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” saat anak sudah terlihat mampu menggenggam tangannya dan terlihat tenang, terapis lalu mengatakan
“hebat” sambil mengusap dada anak.
Akhir pertemuan
Saat akan memasuki materi, IP tiba-tiba tantrum.Anak menangis dan
berusaha menarik tas yang ada disamping kanannya. Terapis lalu membuka tas
anak dan melihat bekal yang ada di dalam tas. Ternyata anak ingin memakan kue
tersebut. Tetapi terapis mengatakan “tidak” dan tiba-tiba IP mendekatkan wajahnya ke wajah terapis sambil memegang kerah baju terapis. Menurut terapis,
sebelumnya IP tidak pernah memperlihatkan perilaku seperti itu. Biasanya apabila
anak tantrum hanya menangis dan menjerit sekuat tenaga, tidak pernah sampai
memperlihatkan perilaku menyerang seperti saat ini.
Saat IP tantrum, ia menepuk-nepuk tangannya dan berusaha untuk keluar
dari kursi dan meja yang ada di hadapannya. Terapis berusaha untuk
menenangkan dengan mengatakan “tidak tepuk tangan” lalu IP kembali duduk
sambil menggenggam tangannya. Setelah 5 menit terlihat tenang, tiba-tiba anak
kembali menarik tas yang ada disampingnya dan meminta kue yang ada di tas
tersebut. Terapis kembali mengatakan “tidak, belum waktunya, taruh”. Lalu anak
kembali meletakkan tas di lantai dan kembali menangis sambil menepuk-nepusk
tangannya. Melihat perilaku anak yang terus tantrum, maka materi mengenal
Hari III : Awal pertemuan.
Setelah terapis memberikan beberapa kegiatan di awal, maka terapis mulai
memberikan materi awal. Sebelum masuk ke materi ini, terapis memberikan
kesempatan kepada IP untuk menonton video. Saat video diputar, anak melihat
layar video tapi tidak fokus memperhatikan isi dari video tersebut. Beberapa detik
kemudian tiba-tiba tangan anak bergerak mengambil buku gambar yang terletak di
samping kanannya. Terapis kemudian menghentikan video, lalu mengambil buku
gambar yang ada di tangan IP. Terapis kembali mengulang memutar video dan IP
hanya melihat sebentar saja kemudian perhatiannya beralih ke wajah terapis.
Kemudian setelah video selesai diputar, terapis mulai memberikan materi. Saat
mengikuti materi, anak menunjukkan perilaku menepuk tangan. Sewaktu IP
menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu IP dengan mengatakan
“tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu tangan anak agar menggenggam. Saat anak sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan
mengatakan “hebat” sambil mengusap dadanya.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada anak.
Anak melihat video sambil tersenyum-senyum sampai video berakhir.
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video, IP melihat layar video sambil
menepuk-nepuk tangan. Saat IP menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis
membantu anak dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”
sambil membantu tangan anak agar menggenggam. Saat IP sudah tenang terapis
Setelah selesai menonton video, terapis kemudian memberikan materi. Selama
mengikut materi, IP tetap memperlihatkan perilaku menepuk tangan. Saat anak
menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu anak dengan
mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”. Pada saat diberi instruksi “tidak tepuk tangan, genggam tangan” IP langsung spontan menggenggam tangannya, tanpa dibantu lagi oleh terapis untuk menggenggam tangan (tapi sikap
genggam tangannya belum tepat). Saat menggenggam tangannya anak
memperlihatkan perilaku yang tenang. Saat anak sudah tenang terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video dan IP
menonton video tersebut. IP terlihat serius melihat layar video yang ada di
hadapannya, walau sesekali ia tersenyum sambil beberapa detik menutup
matanya, namun kembali melihat video sampai selesai.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi akhir, terapis memperlihatkan video kepada IP.
Peneliti lalu memegang video dan mendekatkan layar video kepada anak. IP
serius melihat ke layar video sambil mengatakan “apu.., apu....” Kemudian setelah
selesai menonton video tersebut, terapis mulai memberikan materi. Saat
mengikuti materi, anak memperlihatkan perilaku menepuk tangan beberapa kali.
Saat IP menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu anak dengan
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video dan IP menonton
video tersebut. Saat menonton, IP berusaha menekan tombol yang ada di bagian
bawah tengah video sambil meniup-niup layar video.
Hari IV :Awal pertemuan.
Setelah IP memasuki ruangan, terapis lalu mengajak IP berdoa lalu
kemudian mulai memberikan materi awal. Sebelum masuk ke materi ini, terapis
memberikan kesempatan kepada IP untuk menonton video. Saat video diputar, IP
melihat layar video tapi beberapa menit kemudian anak melihat layar tombol yang
ada di bagian tengah bawah video dan berusaha untuk menekannya. Terapis
kemudian mengatakan tidak, lalu IP tertawa dan melihat ke arah terapis. Setelah
video selesai, terapis lalu memberikan materi awal. Selama materi diberikan, anak
tidak menunjukkan perilaku menepuk tangan. Setelah materi mengenal kata kerja
selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada anak. Anak melihat video
sambil tertawa dan meniup-niup layar video tersebut.
Pertengahan pertemuan.
Saat terapis memperlihatkan video, IP melihat layar video sambil
tersenyum dari awal sampai akhir video. Saat diberikan instruksi “genggam
tangan” IP sudah mulai paham dan langsung menggenggam tangannya (walau
genggaman tangan belum tepat). Setelah video selesai, terapis lalu memberikan
materi. Saat materi diberikan, IP menunjukkan perilaku menepuk tangan. Ketika
anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu anak dengan
dengan prompt fisik, terapis hanya memberikan prompt model saja (terapis
menggenggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”). Saat IP sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil
mengusap dada IP. Setelah selesai menonton video, terapis kemudian memberikan
materi. Selama mengikut materi, anak tetap memperlihatkan perilaku menepuk
tangan. Saat IP menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu anak
dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”. Pada saat diberi instruksi “tidak tepuk tangan, genggam tangan” anak langsung spontan
menggenggam tangannya, tanpa dibantu lagi oleh terapis untuk menggenggam
tangan. Saat menggenggam tangannya anak memperlihatkan perilaku yang
tenang. Saat sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan
“hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi mengenal benda-benda sekitar selesai, terapis kembali
memperlihatkan video dan IP menonton video tersebut. IP terlihat serius melihat
layar video sambil mendekatkan wajahnya ke layar video.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video dan
mendekatkan layar video kepada IP. Wajah anak terlihat serius lalu melipat
tangannya. IP menonton video yang diperlihatkan dengan tenang, walau sesekali
tersenyum dan sampai akhir video anak terlihat tenang. Kemudian setelah selesai
menonton video tersebut, IP mulai diberikan materi. Saat mengikuti materi, IP
memperlihatkan perilaku menepuk tangan beberapa kali. Saat menunjukkan
tepuk tangan, genggam tangan”. Saat sudah tenang terapis lalu memberikan
reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak. Setelah materi
selesai, terapis kembali memberikan video dan IP menonton video tersebut sambil
berusaha meniup-niup layar video.
Hari V : Awal pertemuan
Setelah terapis memberikan beberapa kegiatan di awal, lalu terapis mulai
memberikan materi di awal. Sebelum masuk ke materi ini, terapis memberikan
kesempatan kepada IP untuk menonton video. Saat video diputar, IP melihat ke
layar video kemudian tiba-tiba meniup layar video. Terapis kemudian mengatakan
tidak, lalu IP tersenyum dan tertawa. Setelah video selesai diputar, terapis lalu
memberikan materi kepada IP. Selama materi diberikan, anak menunjukkan
perilaku menepuk tangan. Ketika anak menunjukkan perilaku menepuk tangan,
terapis membantu IP dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”,
tapi IP tidak langsung menggenggam tangan akan tetapi melipat tangan. Kondisi
ini memperlihatkan bahwa anak mulai bingung antara melipat tangan dan
menggenggam tangan. Saat anak melipat tangan, terapis membantu dengan
mengatakan “genggam tangan” sambil memberikan contoh menggenggam tangan.
Saat IP mampu menggenggam tangan, terapis lalu memberikan reward dengan
mengatakan “hebat” sambil mengusap dada IP.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP.
“genggam tangan” dan IP langsung menggenggam tangan. Saat anak berhasil menggenggam tangan, terapis mengatakan “hebat” sambil mengusap dada IP.
Pertengahan pertemuan.
Saat terapis memperlihatkan video, IP melihat layar video sambil meniup
layar video. Sebelum video berakhir tiba-tiba IP marah dan menepuk tangan
berulang kali. Terapis langsung mengatakan “genggam tangan”, tapi IP tidak langsung menggengam tangan sehingga terapis membantu dengan memberikan
prompt model. Ketika IP sudah menggenggam tangan, terapis mengatakan
“hebat” sambil mengelus dada anak. Saat IP sudah tenang, terapis kembali
melanjutkan untuk menonton video. Setelah video selesai, terapis lalu
memberikan materi kepada IP. Saat materi diberikan, IP menunjukkan perilaku
menepuk tangan. Ketika anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis
membantu dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” dan IP mampu secara spontan untuk menggenggam tangannya (tanpa prompt). Saat anak
sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil
mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP
dan ia menonton video. Saat video diperlihatkan, anak meniup-niup layarnya, lalu
beberapa detik kemudian anak melihat ke arah samping kanannya.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi akhir, terapis memperlihatkan video kepada IP.
IP melihat layar video yang ada di hadapannya sambil meniup-niup layar video.
memperhatikan video yang ada di hadapannya. Terapis kemudian meminta IP
untuk memperhatikan video yang ada di depannya tetapi IP tertawa dan melihat
wajah terapis. Terapis kembali mengulang video dan IP tetap tidak melihat layar
video dan hanya menatap wajah terapis. Kemudian setelah video berakhir, terapis
mulai memberikan materi. Saat mengikuti materi, anak tidak memperlihatkan
perilaku menepuk tangan.
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video kepada IP dan ia
hanya melihat sebentar lalu menoleh kesamping kanan. Terapis lalu mengatakan
“lihat” dan anak langsung melihat layar yang ada di hadapannya dan berusaha
untuk menekan tombol yang ada di bagian tengah bawah video.
Hari VI : Awal pertemuan
Saat masuk ke dalam ruangan, IP disapa kemudian terapis mengajak anak
untuk berdoa. Setelah selesai berdoa, anak diberi materi awal. Sebelum masuk ke
materi ini, anak diberi menonton video. Saat video diputar, awalnya IP tidak
melihat ke layar video lalu terapis mengajaknya untuk melihat layar video dengan
mengatakan “lihat”. IP melihat layar video akan tetapi hanya sebentar saja karena perhatiannya kemudian beralih ke samping kanannya. Setelah video selesai,
terapis lalu memberikan materi kepada IP. Selama materi diberikan, anak
menunjukkan perilaku menepuk tangan. Ketika anak menunjukkan perilaku
menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”, tapi IP tidak langsung menggenggam tangan sehingga terapis
menggenggam tangan, terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan
“hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP.
Saat anak melihat video dan mendengar instruksi “genggam tangan” dari video
tiba-tiba secara spontan ia langsung menggenggam tangan.
Pertengahan pertemuan.
Saat terapis memperlihatkan video, IP melihat layar video sambil meniup
layarnya. Kemudian ia menoleh kebelakang sambil menepuk-nepuk tangan.
Terapis langsung mengatakan “genggam tangan”, tapi IP tidak langsung menggengam tangan sehingga terapis membantu dengan memberikan prompt
modelling. Ketika IP sudah menggenggam tangan, terapis mengatakan “hebat”
sambil mengelus dada anak. Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi
kepada IP. Saat materi diberikan, IP menunjukkan perilaku menepuk tangan.
Ketika anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu anak
dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” tapi anak tidak
menggenggam tangan sehingga terapis memberikan bantuan prompt modelling.
Saat IP sudah menggenggam tangan dan perilakunya tenang terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP
dan ia menonton video tersebut. Saat diperlihatkan video, IP kembali
menepuk-nepuk tangan sehingga terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”.
IP tidak spontan menggenggam tangan sehingga terapis memberikan bantuan
terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap
dada anak.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video kepada IP dan ia
tidak melihat layar video yang ada di hadapannya. IP hanya
menggeleng-gellengkan kepala ke kiri dan ke kanan. Terapis lalu mengingatkan anak agar
melihat layar video dengan mengatakan “lihat”. IP lalu melihat layar tapi sambil
memainkan jari diatas meja. Kemudian setelah video berakhir, terapis mulai
memberikan materi. Saat mengikuti materi, IP memperlihatkan perilaku menepuk
tangan. Ketika anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu
dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” tapi IP tidak
menggenggam tangan sehingga terapis memberikan bantuan prompt modelling.
Saat anak sudah menggenggam tangan dan perilakunya tenang terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video dan IP melihat
video sambil menutup telinga. Terapis lalu membantu menurunkan tangan IP dari
telinganya. IP lalu tersenyum dan melihat layar video.
Hari VII : Awal pertemuan
Saat masuk ke dalam ruangan, IP disapa kemudian terapis mengajak anak
untuk berdoa. Setelah selesai berdoa, anak kemudian diberi materi. Sebelum
masuk ke materi ini, anak diberi menonton video. Saat video diputar, IP mau
hadapannya . Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi kepadaIP.
Selama materi diberikan, ia menunjukkan perilaku menepuk tangan. Ketika IP
menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan
“tidak tepuk tangan, genggam tangan”, dan IP langsung menggenggam tangan
tanpa bantuan prompt. Saat IP mampu menggenggam tangan, terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP.
IP mau untuk melihat dan menonton video yang ada di hadapannya tapi sambil
menutup telinga, terapis lalu menurunkan tangan anak.
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video, IP serius melihat layar video sambil
menekuk tangan di dagu. IP tetap tenang melihat layar video sampai video
berakhir. Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi. Saat materi
diberikan, IP menunjukkan perilaku menepuk tangan. Ketika IP menunjukkan
perilaku menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” dan IP langsung menggenggam tangan tanpa bantuan
(tanpa prompt). Saat IP sudah menggenggam tangan dan perilakunya tenang
terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap
dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP
dan ia menonton video tersebut sebentar lalu melihat ke atas. Terapis lalu
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video. IP melihat layar
video yang ada di hadapannya sambil tersenyum, lalu ia melihat ke arah wajah
terapis kemudian kembali melihat layar video sampai selesai. Kemudian setelah
video berakhir, terapis mulai memberikan materi. Saat mengikuti materi, IP
memperlihatkan perilaku menepuk tangan. Ketika anak menunjukkan perilaku
menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan “genggam tangan” tapi
anak melipat tangan sehingga terapis memberikan bantuan prompt modelling. Saat
anak sudah menggenggam tangan dan perilakunya tenang terapis lalu memberikan
reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video kepada IP dan ia
melihat video dengan tenang sambil tersenyum.
Hari VIII : Awal pertemuan
Saat masuk ke dalam ruangan, terapis menyapa IPkemudian mengajaknya
berdoa. Setelah selesai berdoa, IP diberi materi. Sebelum masuk ke materi, IP
diberi menonton video. Saat video diputar, IP melihat ke layar video sambil
tersenyum kemudian meniup layar video. Beberapa detik kemudian tiba-tiba IP
menepuk tangan, terapis lalu mengatakan “genggam tangan” dan ia langsung
menggenggam tangan. Saat IP mampu menggenggam tangan, terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi kepada anak. Selama materi
perilaku menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan “genggam tangan”, dan anak langsung menggenggam tangan. Saat IP mampu menggenggam
tangan, terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil
mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP.
IP melihat video dengan serius sambil menggenggam tangannya. Tiba-tiba anak
mengucapkan “ooo...ooo...” sambil melihat terapis kemudian kembali melihat
layar video sampai video selesai.
Pertengahan pertemuan.
Saat terapis memperlihatkan video, IP melihat serius ke layar video.
Beberapa detik kemudian mata IP melirik ke sebelah kanan walau kepalanya tetap
mengarah pada video. Terapis lalu mengatakan “lihat” dan ia kembali melihat
layar video sambil tertawa. Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi
kepada anak. Saat materi diberikan, IP hendak menepuk tangan tapi terapis
langsung mengatakan “genggam tangan” dan ia langsung menggenggam tangan
tapi kemudian langsung melepas genggamannya.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP
dan ia menonton video tersebut. Saat diperlihatkan video, IP melihat layar video
dengan serius dan sesekali melihat ke kanan sambil menggoyang-goyangkan
tubuhnya ke depan dan belakang.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video kepada IP. IP
kemudian, anak hendak menepuk tangan dan sebelum IP menepuk tangan terapis
langsung mengatakan “genggam tangan” dan ia langsung menggenggam tangan.
Saat IP sudah menggenggam tangan dan perilakunya tenang terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Kemudian setelah video berakhir, terapis mulai memberikan materi. Saat
mengikuti materi, anak hendak menepuk tangan tetapi tidak jadi dan anak
langsung menggenggam ujung jari manis dan jari kelingkingnya. Ketika anak
tidak jadi menepuk tangan (dan menggantinya dengan perilaku menggenggam
ujung jari) terapis tetap memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil
mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video kepada IP dan ia
melihat video sambil meletakkan dagu di atas kedua tangannya. Beberapa detik
kemudian IP melihat kewajah terapis sambil tertawa lalu kembali melihat layar
video yang ada dihadapannya sampai video berakhir.
Hari IX : Awal pertemuan
Saat masuk ke dalam ruangan IP sudah menunjukkan perilaku menepuk
tangan berulang kali. IP lalu duduk di kursi yang ada didalam ruangan, kemudian
terapis mengajaknya untuk berdoa. Setelah selesai berdoa, IP diberi materi awal.
Sebelum masuk ke materi, anak diberi menonton video. Saat video diputar, IP
melihat ke layar video sambil mengatakan “ee.eeeee...”. Beberapa detik
kemudian tiba-tiba ia mau menepuk tangan, tetapi terapis langsung mengatakan
melakukan gerakan tepuk tangan, terapis langsung memintanya untuk
menggenggam tangan). Saat IP mampu menggenggam tangan, terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi kepada anak. Selama materi
diberikan, IP menunjukkan perilaku menepuk tangan. Ketika IP menunjukkan
perilaku menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan “genggam tangan”, dan IP langsung menggenggam tangan tanpa adanya prompt. Saat anak
mampu menggenggam tangan, terapis lalu memberikan reward dengan
mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP.
IP melihat video dan perilaku menepuk tangannya kembali dilakukan. Terapis
meminta IP untuk menggenggam tangan dan ia mampu untuk menggenggam
tangan tanpa adanya prompt. Tapi kemudian IP kembali menepuk tangannya
sehingga terapis kembali meminta untuk menggenggam tangan. Karena IP
berulang kali menepuk tangan, maka terapis membantu dengan menggenggam
tangan anak sambil mengusap tangan anak dan mengatakan “genggam tangan”.
Terapis memegang genggaman tangan anak sampai anak merasa tenang, setelah
anak tenang terapis langsung mengusap dada anak sambil mengatakan “hebat”.
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video, IP melihat serius ke layar video.
Beberapa detik kemudian IP hendak menepuk tangan, tapi terapis langsung
mengatakan “genggam tangan” dan ia langsung menggenggam tangan (sebelum
tangan sehingga perilaku menepuk tangan tidak sampai dilakukan). Saat IP sudah
menggenggam tangan, terapis memberikan reward dengan mengatakan “hebat”
sambil mengusap dada anak. Setelah video berakhir, terapis lalu memberikan
materi kepada IP. Saat materi diberikan, IP hendak menepuk tangan tapi terapis
langsung mengatakan “genggam tangan” dan IP langsung menggenggam tangan.
Saat IP sudah menggenggam tangan, terapis memberikan reward dengan
mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP
dan ia langsung menggenggam tangan sambil melihat layar video dengan wajah
serius. Tiba-tiba IP mengoceh “iii...iiii...” dan hendak menepuk tangannya.
Sebelum IP menepuk tangannya, terapis langsung mengatakan “genggam tangan”,
IP tidak menggenggam tangan tetapi melipat tangan. Karena IP melipat tangan
maka terapis memberikan prompt modelling (terapis memberikan contoh dengan
menggenggam tangan). Saat IP sudah menggenggam tangan dengan tepat, terapis
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video kepada IP dan ia
melihat layar video yang ada di hadapannya dengan serius. Beberapa detik
kemudian, IP menepuk tangan dan terapis langsung mengatakan “genggam tangan” kemudian ia langsung menggenggam tangan. Saat IP sudah
menggenggam tangan dan perilakunya tenang terapis lalu memberikan reward
menepuk tangan tetapi terapis langsung memberikan instruksi “genggam tangan”
dan IP menggenggam tangannya (perilaku menepuk tangan tidak sampai
dilakukan karena langsung diintervensi oleh terapis). Ketika IP tidak jadi
menepuk tangan, terapis tetap memberikan reward dengan mengatakan “hebat”
sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video kepada IP
namun ia tidak melihat video. IP lalu melihat terapis dan hendak menepuk
tangan, tetapi terapis langsung mengatakan “genggam tangan”dan IP langsung menggenggam tangan.
A.2. Tahap Pelaksanaan Pemberian Terapi kedua (B2) Pada Subjek IP
Pada tahapan ini peneliti kembali menunjukkan video sebelumnya yang
telah merekam perilaku menepuk tangan anak kepada IP, akan tetapi rentang
waktu antara baseline kedua (A2) dengan pemberian terapi kedua ini (B2) sangat
jauh kurang lebih 2 bulan. Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 1
jam. Penelitian dilakukan di tempat terapi pada jam 10.30 - 11.30 WIB. Video
diberikan pada anak sebelum dan setelah anak mengikuti kegiatan di awal
pertemuan, pertengahan dan akhir pertemuan. Sehingga dalam satu kali
pertemuan, anak akan menonton video sebanyak 6 kali.
Hari X : Awal pertemuan.
Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak anak untuk berdoa
kemudian terapis memberikan kesempatan kepada IP untuk menonton video yang
merekam perilaku anak. Terapis lalu memegang video dan mendekatkan layar
video. IP melihat layar video sambil tertawa dan meniup-niup layar video,
sesekali ia berusaha untuk memegang tombol yang ada di bawah layar video.
Kemudian setelah anak selesai menonton video tersebut, materi pun diberikan.
Saat mengikuti materi,IP menunjukkan perilaku menepuk tangan beberapa kali.
Saat IP menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis membantu dengan
mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu tangan anak
agar menggenggam. Saat IP sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan
mengatakan “hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, peneliti kembali memberikan video kepada terapis,
lalu terapis kembali memperlihatkan video kepada IP sambil mengatakan “lihat”.
Awalnya IP tidak melihat tapi beberapa detik kemudian ia melihat ke arah layar
video. Saat melihat ke arah layar video, IP tiba-tiba gelisah dengan
menggerak-gerakkan tubuhnya ke depan dan ke belakang sambil menepuk tangan, saat
gelisah matanya tetap melihat ke arah layar video dan spontan menggenggam
tangannya. IP tetap menggenggam tangan sampai akhir pemberian video.
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video, IP hanya melirik layar video beberapa
detik saja kemudian perhatiannya kembali beralih melihat wajah terapis. Terapis
mengatakan “lihat” tetapi IP hanya tersenyum tanpa melihat ke arah layar video.
Terapis kemudian mengangkat layar video sehingga sejajar dengan pandangan
mata IP, kemudian ia melihat ke arah layar video. Setelah selesai menonton video,
terapis kemudian memberikan materi kepada anak. Selama mengikut materi, IP
menepuk tangan, terapis membantu dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu tangan anak agar menggenggam. Saat sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil
mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, peneliti kembali memberikan video kepada terapis,
lalu terapis kembali memperlihatkan video. Awalnya anak hanya melirik sebentar
ke layar video, sambil terus mengetuk-ngetukkan ibu jarinya di meja. Saat anak
mengetuk-ngetukkan ibu jarinya ke meja maka suara di dalam ruangan pun
menjadi agak berisik karena ketukan yang dibuat oleh anak. Tapi beberapa menit
kemudian anak tiba-tiba menjadi terdiam dan tidak mengetuk-ngetukkan jarinya
di meja lagi sehingga ruangan menjadi tenang kembali.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video kepada IP.
Peneliti lalu memegang video dan mendekatkan layar video. IP melihat ke layar
video sambil berusaha menekan-nekan tombol yang ada di bagian tengah bawah
layar video. Kemudian saat video hendak berakhir, IP tertawa. Kemudian setelah
selesai menonton video tersebut, anak mulai diberikan materi. Saat mengikuti
materi, anak memperlihatkan perilaku menepuk tangan beberapa kali. Saat materi
selesai, terapis kembali memberikan video dan anak menonton video tersebut.
Saat menonton, IP berusaha memegang layar video dan saat di akhir video anak
Hari XI: Awal pertemuan.
Setelah IP masuk kedalam ruangan dan mengikuti beberapa kegiatan,
terapis lalu memberikan video. Terapis lalu memegang video dan mendekatkan
layar video kepada IP. Pada sat awal diberikan, anak tidak melihat layar video. IP
tertawa sendiri sambil menggoyang-goyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan,
tapi saat mendengar instruksi genggam tangan IP langsung berhenti
menggoyang-goyangkan kepalanya dan langsung melihat ke layar video. Saat melihat ke layar
video IP langsung menggenggam tangannya dan melihat layar video dengan
tenang. Kemudian setelah anak selesai menonton video tersebut, anak mulai
masuk pada materi. Saat mengikuti materi, IP menunjukkan perilaku hendak
menepuk tangan (tangan berada pada sisi kiri dan kanan bahu) dan perilaku ini
sangat sering terlihat tapi IP langsung menggenggam tangannya secara spontan.
Walau beberapa kali perilaku menepuk tangan terlihat dan terapis membantu
anak dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”. Saat anak sudah tenang terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil
mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video kepada IP
sambil mengatakan “lihat”. Awalnya IP tidak melihat tapi beberapa detik
kemudian ia melihat ke arah layar video. Saat melihat ke arah layar video, anak
tiba-tiba gelisah dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke depan dan ke belakang
sambil menepuk tangan, saat gelisah matanya tetap melihat ke arah layar video
dan spontan menggenggam tangannya. IP tetap menggenggam tangan sampai
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video kepada IP, ia hanya melirik layar video
beberapa detik saja kemudian perhatiannya kembali beralih melihat wajah terapis.
Terapis mengatakan “lihat” tetapi IP hanya tersenyum tanpa melihat ke arah layar
video. Terapis kemudian mengangkat layar video sehingga sejajar dengan
pandangan mata anak, kemudian anak melihat ke arah layar video. Setelah selesai
menonton video, terapis kemudian memberikan materi kepada anak. Selama
mengikut materi, IP memperlihatkan perilaku hendak menepuk tangan (kedua
tangan berada pada sisi kiri dan kanan bahu) walau kemudian ia mampu secara
spontan untuk menggenggam tangannya. Pada beberapa kondisi, perilaku
menepuk tangan tetap terlihat terapis membantu anak dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”. Saat anak menggenggam tangan terapis lalu
memberikan reward dengan mengatakan “hebat” sambil mengusap dada IP.
Setelah materi selesai, terapis kembali memperlihatkan video sambil
mengatakan “lihat”. IP melihat video dengan serius sambil menggenggam
tangannya. Walau beberapa detik kemudian anak tidak melihat ke layar video dan
mengalihkan pandangannya ke bagian kanan ruangan.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video kepada IP.
Terapis lalu memegang video dan mendekatkan layar video. IP melihat ke layar
video sambil berusaha menekan-nekan tombol yang ada di bagian tengah bawah
layar video. Kemudian saat video hendak berakhir, IP tertawa. Kemudian setelah
memperlihatkan perilaku hendak menepuk tangan (dengan meletakkan kedua
tangan di sisi kiri dan kanan bahu) kemudian IP langsung dapat menggenggam
tangannya secara spontan. Walau pada beberapa kondisi anak tetap meperlihatkan
perilaku menepuk tangan beberapa kali namun anak dapat menggenggam
tangannya tanpa ada instruksi “genggam tangan” dari terapis.
Saat materi selesai, terapis kembali memberikan video kepada IP dan ia
menonton video tersebut. Saat menonton, IP terlihat tenang, matanya melihat
kearah layar video dan tangan anak tetap pada posisi menggenggam tangan.
Hari XII : Awal pertemuan.
Saat masuk ke dalam ruangan IP terlihat tenang, lalu meletakkan tas di
samping kiri meja. Terapis lalu memberikan beberapa kegiatan, kemudian terapis
memberikan IP untukmenonton video. Awalnya ia tidak melihat kearah layar
sehingga terapis memberi instruksi “Pian, lihat”. IP melihat video sebentar,
kemudian ia melihat ke samping kiri dan kanannya. Dua kali anak terlihat hendak
menepuk tangan (tangan berada pada sisi kiri dan kanan bahu) tapi perilaku
menepuk tangan tidak sampai terjadi dan anak langsung secara spontan
menggenggam tangan. Selama video diberikan, IP terus melihat ke kiri dan kanan
ruangan. Setelah video selesai diberikan, terapis lalu memberikan materi kepada
IP. Saat materi diberikan, anak menunjukkan perilaku menepuk tangan satu kali
akan tetapi anak langsung menggenggam tangan secara spontan.
Setelah materi selesai diberikan, video kembali diberikan. Saat video
belakang melihat peneliti. Karena IP tidak melihat video, terapis lalu memberi
instruksi “lihat”. IP lalu melihat video sebentar, kemudian ia kembali menoleh
kebelakang.
Pertengahan pertemuan
Saat video diberikan, IP tidak melihat akan tetapi saat ada instruksi
“genggam tangan” dari video ia langsung menggenggam tangan secara spontan
dan melihat ke layar video. IP melihat video dengan tenang sampai video
berakhir. Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi kepadaIP. Saat
materi diberikan, anak menunjukkan perilaku menepuk tangan karena merasa
kesal tidak mampu melakukan materi yang diberikan dengan tepat. Terapis lalu
mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”. Saat terapis mengatakan tidak
tepuk tangan, IP langsung secara spontan menggenggam tangan. Saat IP sudah
menggenggam tangan, terapis memberikan reward dengan mengelus dada IP
sambil mengatakan “hebat, pintar”. Setelah materi selesai, terapis kembali
memberikan video. IP menonton video dengan serius sambil meletakkan kedua
tangannya di sisi kiri dan kanan meja.
Akhir pertemuan
Saat video diberikan IP terlihat tenang dan melihat video dengan melirik
dari sudut kiri matanya. Setelah video selesai diputar, terapis kemudian
memberikan materi. Selama materi diberikan IP tidak menunjukkan perilaku
menepuk tangan, walau beberapa kali terlihat hampir menepuk tangan (kedua
tangan berada disisi kiri dan kanan bahu) tapi kemudian secara spontan
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video. IP menonton
video dengan tenang sambil tersenyum dan terkadang melihat terapis lalu kembali
melihat layar video sampai selesai.
Hari XIII : Awal pertemuan.
Di awal kedatangan IP terlihat tenang, kemudian setelah masuk ke dalam
ruangan dan berdoa, terapis memberikan IP untuk menonton video. IP tidak
melihat video sehingga terapis memberikan intstruksi agar melihat video, akan
tetapi IP hanya melihat video sesaat kemudian kembali melihat ke arah kanan
ruangan. Walau tidak melihat video, akan tetapi anak tetap terlihat tenang sambil
menggenggam tangan. Setelah video berakhir, terapis lalu memberikan materi dan
selama materi diberikan, ia tidak menunjukkan perilaku menepuk tangan.
Setelah materi selesai diberikan, terapis kembali memberikan video untuk
ditonton. Awalnya anak tidak melihat layar video, akan tetapi beberapa detik
kemudian ia melihat layar video sambil menempelkan hidungnya pada layar
video.
Pertengahan pertemuan.
Saat video diberikan, IP hanya melirik layar video sesaat saja kemudian
matanya melihat ke arah kanan ruangan. Akan tetapi saat terdengar instruksi
“genggam tangan” ia langsung melihat ke arah layar video dan spontan
menggenggam tangannya. Sampai video berakhir, IP terus melihat video sambil
menggenggam tangannya. Setelah video berakhir anak melepas genggaman
video dan memberikan materi. Saat materi diberikan, terlihat beberapa kali anak
hampir menepuk tangan (tangan berada di sisi kiri dan kanan bahu) akan tetapi
perilaku menepuk tangan tidak sampai terjadi dan tangan kanannya langsung
meremas ujung jari tengah dan jari manis tangan kirinya. IP terlihat marah dan
terus meletakkan tangan di kiri dan kanan bahu sambil anak mengoceh (perilaku
ini terlihat 5 kali). Melihat anak yang sudah marah, terapis lalu meminta anak
untuk menggenggam tangan sambil menekan ujung jari2nya, setelah anak terlihat
tenang maka terapis melanjutkan kembali materi.
Saat materi selesai diberikan, IP kembali diberi menonton video. Saat
video diberikan IP melihat layar video dengan melirik dan sambil tersenyum.
Selama menonton anak terlihat tenang dan sesekali melihat ke sudut kiri ruangan
sebentar akan tetapi langsung melihat layar video kembali.
Akhir pertemuan
Saat video diberikan IP menonton video sambil menundukkan kepalanya
dan tertawa. Sesekali ia tertawa dan melihat ke arah terapis lalu kembali melihat
ke arah layar video kembali. Setelah video selesai, terapis lalu memberikan
materi.Selama materi diberikan, IP tidak menunjukkan perilaku menepuk tangan.
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan video. IP melihat layar video
dengan tenang dan di akhir video anak tertawa kemudian melihat ke arah terapis.
Hari XIV : Awal pertemuan.
Setelah IP masuk ke dalam ruangan, terapis lalu memberikan video. IP
menepuk tangan (tangan berada pada sisi kiri dan kanan bahunya) tapi tidak jadi
menepuk tangan dan langsung menggenggam tangan secara spontan. Setelah
video selesai, terapis lalu memberikan materi. Saat materi diberikan, IP mulai
gelisah dan menggerak-gerakkkan badannya ke depan dan kebelakang. Anak
menepuk tangan 1 kali sambil menangis lalu terapis memberikan instruksi
“genggam tangan” walaupun mau menggenggam tangan akan tetapi beberapa
detik kemudian IP kembali menepuk tangan. Perilaku menepuk tangan muncul
sebanyak 3 kali, lalu pada perilaku menepuk tangan yang ke-3 anak terlihat
menangis semakin kencang sehingga terapis meminta agar menggenggam tangan
sambil membantu IP menggenggam tangannya dengan kuat. Terapis memegang
tangan anak sehingga anak tetap menggenggam tangan selama beberapa detik,
setelah anak terlihat tenang terapis lalu melanjutkan kegiatan. Terapis lalu
memberikan video, tetapi IP menolak untuk menonton video dengan cara
menekan tombol yang ada pada bagian bawah tengah layar video sehingga video
mati. IP terlihat tertawa, lalu terapis kembali menghidupkan video, dan anak
kembali mematikan video. Lalu terapis kembali menghidupkan kembali video dan
berusaha menjauhkan layar video dari IP sehingga ia tidak dapat memegang
tombolnya dan IP menonton video dari jauh.
Pertengahan pertemuan
Saat terapis memperlihatkan video IP hanya melirik layar video beberapa
detik saja kemudian perhatiannya kembali beralih melihat wajah terapis. Terapis
mengatakan “lihat” tetapi IP hanya tersenyum tanpa melihat ke arah layar video.
mata IP, kemudian ia melihat ke arah layar video. Setelah selesai menonton video,
terapis kemudian memberikan materi. Selama mengikut materi IP
memperlihatkan perilaku hendak menepuk tangan (kedua tangan berada pada sisi
kiri dan kanan bahu) walau kemudian anak mampu secara spontan untuk
menggenggam tangannya. Pada beberapa kondisi anak, perilaku menepuk tangan
tetap terlihat sehingga saat anak menunjukkan perilaku menepuk tangan terapis
membantu anak dengan mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”. Saat
anak menggenggam tangan terapis lalu memberikan reward dengan mengatakan
“hebat” sambil mengusap dada anak.
Setelah materi selesai, peneliti kembali memberikan video kepada terapis,
lalu terapis kembali memperlihatkan video kepada anak dan anak menonton video
tersebut sambil mengatakan “lihat”. IP melihat video dengan serius sambil menggenggam tangannya. Walau beberapa detik kemudian IP tidak melihat ke
layar video dan mengalihkan pandangannya ke bagian kanan ruangan.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memperlihatkan video. IP melihat
video dengan melirik dari sudut kiri matanya, beberapa detik kemudian ia melihat
ke arah belakang dan melihat peneliti. Akan tetapi IP kembali meluruskan
tubuhnya dan melihat ke arah layar video sampai video berakhir. Setelah video
berakhir, terapis lalu memberikan materi dan selama pemberian materi anak tidak
memperlihatkan perilaku menepuk tangan. Selama pemberian materi anak melipat
menepuk tangan (tangan berada di kiri dan kanan bahu) akan tetapi anak langsung
menggenggam tangan secara spontan.
Setelah materi selesai diberikan, terapis lalu memberikan IP untuk
menonton video lagi. Saat video diberikan ia terlihat tenang akan tetapi matanya
tidak melihat layar video dan hanya melihat ke dinding ruangan, lalu beberapa
detik kemudian ia melihat layar video sampai video berakhir.
Hari XV : Awal pertemun.
Saat masuk ke dalam ruangan IP terlihat tenang dan langsung meletakkan
tas di atas lantai di tengah ruangan. Terapis meminta IP untuk meletakkan tas di
sudut kiri ruangan disamping meja, lalu anak melakukan sesuai instruksi terapis
kemudian ia duduk. Terapis lalu memberikan beberapa kegiatan kemudian terapis
memberikan IP untuk menonton. Saat video diberikan anak tidak melihat kearah
layar sehingga terapis memberi instruksi “lihat”. IP kemudian melihat video dan
kedua tangannya diletakkan di kiri dan kanan meja. Setelah video selesai
diberikan, terapis lalu memberikan materi. Saat materi diberikan, anak tidak
menunjukkan perilaku menepuk tangan. Akan tetapi saat terapis memberikan
instruksi “lipat tangan” anak malah menggenggam tangan. Setelah materi selesai
diberikan, video kembali diberikan kepada IP. Saat video diberikan ia terlihat
tenang sambil menonton layar video, di akhir video anak tersenyum dan
Pertengahan pertemuan
Saat awal video diberikan, IP tidak melihat tapi beberapa detik kemudian
ia melihat ke arah layar video sambil memperbaiki posisi tubuhnya dengan badan
tegak sambil menggenggam tangan. Setelah video selesai diberikan, terapis lalu
memberikan materi. Selama materi ini, IP tidak menunjukkan perilaku menepuk
tangan. Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan IP untuk menonton
video. Saat video diberikan IP tidak melihat ke arah layar video, akan tetapi saat
ada instruksi “genggam tangan” dari video ia langsung menggenggam tangan secara spontan dan melihat ke layar video. IP melihat video dengan tenang sampai
video berakhir.
Akhir pertemuan
IP tidak melihat video saat diberikan, akan tetapi saat ada instruksi
“genggam tangan” dari video maka ia langsung menggenggam tangan dan melihat ke arah layar video. Ia terlihat tenang melihat layar video sampai video selesai.
Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi. Saat materi diberi, IP tidak
memperlihatkan perilaku menepuk tangan tapi saat diberi instruksi “lipat tangan”
anak tidak melipat tangan tapi menggenggam tangannya.
Setelah materi selesai diberikan, terapis kembali memberikan video. Saat
video diberikan, IP berusaha untuk menekan tombol yang ada di bagian bawah
tengah layar video sehingga terapis terpaksa menjauhkan video dari IP. Walau
layar video sudah dijauhkan akan tetapi ia tetap berusaha menekan tombol yang
Hari XVI : Awal pertemuan.
Sebelum materi awal, IP diberikan menonton video. Saat video diberikan,
IP melihat tombol yang ada di bawah layar video dan berusaha untuk
menekannya. Terapis lalu menarik video yang sudah tidak menyala lagi lalu
memberikan instruksi “tidak”. Saat mendengar instruksi itu, anak langsung menggenggam tangan. Setelah IP menggenggam tangan, terapis kembali
menghidupkan video dan anak menonton video sampai selesai. Setelah video
selesai, terapis memberikan materi. Selama materi diberikan, IP terlihat senang
dan tidak menunjukkan perilaku menepuk tangan. Setelah materi selesai, terapis
kembali memberikan video. Saat video diberikan anak tenang dan terus melihat
layar video sambil menggenggam tangan.
Pertengahan pertemuan
Sebelum video diberikan IP marah dan menggoyang-goyangkan tubuhnya
kedepan dan kebelakang. Terapis menunggu sampai IP terlihat tenang, lalu
setelah tenang terapis lalu memberikan video. Saat video diberikan IP kembali
marah lalu menangis dan menepuk tangan berkali-kali. Terapis lalu meminta anak
untuk menggenggam tangan. Saat anak menggenggam tangan, terapis meminta
agar IP menekan genggaman tangannya lebih lama, setelah beberapa detik dan
anak terlihat tenang, terapis lalu memberikan anak menonton video kembali.
Setelah video selesai, terapis lalu memberikan materi. Selama materi diberikan,
anak tidak menunjukkan perilaku menepuk tangan. Namun dua kali terlihat anak
hampir menepuk tangan (tangan diletakkan di kiri dan kanan bahu) tetapi
IP kembali diberikan menonton video. IP melihat video dengan serius, kemudian
anak hendak menepuk tangan (tangan berada di sisi kiri dan kanan bahu) tapi
tidak sampai menepuk tangan dan langsung menggenggam tangannya secara
spontan.
Akhir pertemuan
Saat video diberikan IP tidak melihat video dan melihat kearah kiri dan
kanan ruangan, akan tetapi saat terdengar “genggam tangan” ia langsung melihat
ke arah layar dan melipat tangannya. IP melihat layar video dengan tenang sampai
selesai, dan setelah selesai terapis lalu memberikan materi. Saat materi ini
diberikan, IP tidak menunjukkan perilaku menepuk tangan. Setelah materi selesai
diberikan, terapis kembali memberikan video kepada anak. Saat video diberikan
IP terlihat tenang dan terus melihat kearah layar video, kedua tangannya
diletakkan pada sisi kiri dan kanan meja.
Hari XVII : Awal pertemuan.
Setelah IP diberi beberapa kegiatan, terapis lalu memberikannya menonton
video. IP tidak melihat video, walau perilakunya terlihat tenang dengan kedua
tangan dilipat akan tetapi anak tidak melihat video yang ada dihadapannya dan
hanya melihat kesekeliling ruangan. Walau terapis memberi instruksi agar melihat
video, akan tetapi IP tetap melihat isi ruangan. Setelah video berakhir, terapis lalu
memberikan materi. Saat materi diberikan, IP marah sambil menepuk tangan.
Terapis lalu memberikan instruksi “tidak tepuk tangan, genggam tangan”, dan IP
menepuk tangan sambil menangis. Terapis lalu mengulang instruksi meminta IP
untuk menggenggam tangan dan terapis membantu anak untuk menggenggam
tangannya secara kuat beberapa menit sampai anak terlihat tenang. Setelah anak
terlihat tenang, terapis melanjutkan memberikan materi. Setelah materi selesai
diberikan, terapis kembali memberikan untuk menonton video. Saat video
diberikan, kembali IP marah sambil menangis sambil mengeluarkan suara
“hhmmm.... hhhmmmmm....”. IP tiba-tiba berdiri dan memegang sambil menekan kepala terapis. Terapis memegang kedua tangan IP dan memintanya untuk duduk.
IP mau untuk duduk tapi tetap menangis. IP hendak menepuk tangan tapi tidak
jadi (tangan berada di sis kiri dan kanan bahu), lalu memukul-mukul meja sambil
terus menangis. Melihat IP masih menangis, terapis lalu memintanya untuk
menggenggam tangan. Saat anak menggenggam tangan, terapis ikut
menggenggam tangan anak dan memintanya untuk menekan genggaman
tangannya dengan kuat. Kurang lebih 5 menit kemudian IP mulai terlihat tenang
dan terapis melepaskan genggaman tangannya di tangan anak, lalu terapis
memberikan reward dengan mengelus dada anak sambil mengatakan “hebat, pintar”.
Pertengahan pertemuan
IP tidak melihat layar video saat terapis memberikan video. IP terlihat
menggoyang-goyangkan badannya kedepan dan kebelakang sambil melihat ke
sudut kanan ruangan, sesekali ia tersenyum dan melihat terapis. Setelah video
selesai diputar, terapis lalu memberikan materi. Saat materi diberikan, IP
langsung spontan menggenggam tangan. Setelah materi selesai, terapis kembali
memberikan IP untuk menonton video. Saat video diberikan anak tidak melihat ke
arah layar video. Saat video diputar IP menggoyang-goyangkan badannya dan
terlihat hampir menepuk tangan (tangan berada pada sisi kiri dan kanan bahu)
walau perilaku menepuk tangan tidak sampai dilakukan karena IP langsung
menggenggam tangan secara spontan.
Akhir pertemuan
Sebelum materi diberikan, IP diberi menonton. Saat video diberikan, anak
terlihat beberapa kali hendak menepuk tangan (tangan berada di sisi kiri dan
kanan bahu), akan tetapi perilaku menepuk tangan tidak sempat terjadi karena ia
langsung meremas ujung jari tengah dan jari manis. IP menangis dan berusaha
mematikan hp dengan menekan tombol yang ada dibagian bawah tengah layar
video. Setelah video selesai diputar, terapis memberikan materi kepada IP.
Terapis lalu meminta IP untuk melipat tangan akan tetapi ia menggenggam
tangan. Saat ditengah materi, anak menangis dan menepuk tangan dua kali, dan
terapis memberikan instruksi “genggam tangan” dan ia langsung menggenggam
tangan.
Setelah materi selesai diberikan, terapis kembali memberikan video. Saat
video diberikan, IP melihat layar video dengan serius. Tetapi ketika diakhir video
ia menggumam dengan keras dan mengatakan “uuhh...uuhhh...” sambil
Hari XVIII : Awal pertemuan.
Di awal pertemuan terapis memberikan beberapa kegiatan dan 5 menit
kemudian terapis memberikan IP aktifitas menonton video. Saat video diberikan
IP tidak melihat kearah layar tetapi melihat ke kiri dan kanan ruangan sehingga
terapis memberi instruksi “lihat” dan anak melihat video. Setelah video selesai
diberikan, terapis lalu memberikan materi. Saat materi diberikan, IP menunjukkan
perilaku menepuk tangan satu kali tapi ia langsung spontan menggenggam tangan.
Pada saat terapis meminta anak untuk melipat tangan tapi ia menggenggam
tangan. Setelah materi selesai diberikan, video kembali diberikan kepada IP. Saat
video diberikan anak terlihat serius menonton video dan sesekali anak melihat
terapis sambil tersenyum. Sampai akhir video ia tetap tenang dan melihat video.
Pertengahan pertemuan
Saat awal video diberikan, IP melihat video sambil menekuk dagu sampai
video selesai diberikan. Setelah video selesai diberikan, terapis lalu memberikan
materi. Selama materi ini, anak tidak menunjukkan perilaku menepuk tangan.
Setelah materi selesai, terapis kembali memberikan anak untuk menonton video.
Saat video diberikan anak tidak melihat ke arah layar video, akan tetapi saat ada
instruksi “genggam tangan” dari video IP langsung menggenggam tangan secara
spontan dan melihat ke layar video. Anak melihat video dengan tenang sampai
video berakhir.
Pertengahan pertemuan
IP tidak melihat video saat diberikan dan ia melihat ke sudut kiri dan
lalu memberikan materi. Saat materi diberi, anak tidak memperlihatkan perilaku
menepuk tangan. Setelah materi selesai diberikan, terapis kembali memberikan
video. Saat video diberikan, IP melihat layar video hanya sebentar saja dan
B. Proses Pelaksanaan Terapi Pada Subjek CA (Kontrol) B.1. Proses Pelaksanaan Terapi Pertama (B1)
Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 1 jam. Penelitian
dilakukan di tempat terapi setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Terapis
memperlihatkan pada anak bahwa anak tidak boleh menepuk tangan dan perilaku
menepuk tangan harus diganti dengan perilaku menggenggam tangan. Instruksi
yang diberikan oleh terapis “tidak tepuk tangan, genggam tangan”. Apabila anak
mampu mengganti perilaku menepuk tangan dengan perilaku menggenggam
tangan maka terapis akan memberikan reward dengan mengatakan “pintar, hebat”
sambil meminta anak untuk “tos”. Sehingga dalam satu kali pertemuan, terapis
akan melakukan proses modelling tersebut sebanyak 6 kali. Berikut rangkaian
pelaksanaan pemberian terapi ABA melalui extinction kepada subjek CA.
Hari I : Awal pertemuan.
Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak CA untuk mengikuti
beberapa kegiatan, kemudian memberikan materi. Sebelum materi awal diberikan,
terapis lalu mencontohkan perilaku menepuk tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis memperagakan gerakan menggenggam tangan, CA hanya melihat ke wajah terapis lalu terapis membantu
memegang tangan CA untuk membuat sikap menggenggam tangan. Setelah anak
menggenggam tangan, terapis langsung memberikan reward dengan mengatakan
anak menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari pertama sikap menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai,
terapis kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk tangan dengan
mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan
gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk
menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan, terapis memberikan
reward.
Pertengahan pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk
tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan
genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis
memperagakan gerakan tersebut CA tidak melihat terapis, ia melihat ke arah kiri.
Terapis lalu membantu memegang tangan CA untuk membuat sikap
menggenggam tangan. Setelah anak menggenggam tangan, terapis langsung
memberikan reward dengan mengatakan “pintar, hebat” sambil meminta tos pada
anak. Lalu materi pun diberikan, saat materi diberikan CA beberapa kali
menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat anak menunjukkan perilaku
menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”
sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari pertama sikap
menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai, terapis kembali
memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk tangan dengan mengatakan
menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk menggenggam tangan.
Setelah CA menggenggam tangan, terapis memberikan reward.
Akhir pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk
tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis
memperagakan gerakan tersebut CA melihat ke arah terapis sambil
menepuk-nepuk tangan. Terapis lalu memegang tangan CA sambil mengatakan “tidak tepuk
tangan, genggam tangan” kemudian membantu CA membuat sikap
menggenggam tangan. Setelah anak menggenggam tangan, terapis langsung
memberikan reward dengan mengatakan “pintar, hebat” sambil meminta tos pada
anak. Lalu materipun diberikan. Saat materi diberikan, CA beberapa kali
menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat anak menunjukkan perilaku
menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan”
sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari pertama sikap
menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai, terapis kembali
memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk tangan dengan mengatakan
“tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk menggenggam tangan.
Hari II : Materi melabel fungsi ruangan.
Pada saat awal memasuki ruangan, terapis mengajak anak untuk mengikuti
beberapa kegiatan, kemudian memberikan materi. Terapis lalu mencontohkan
perilaku menepuk tangan sambil mengatakan “tidak tepuk tangan”, lalu dilanjutkan memperagakan genggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Saat terapis memperagakan gerakan menggenggam tangan, CA menepuk-nepuk tangan sehingga terapis langsung memegang tangan CA dan
mengatakan “tidak tepuk tangan” kemudian membantu anak untuk membuat sikap menggenggam tangan sambil mengatakan “genggam tangan”. Setelah anak
menggenggam tangan, terapis langsung memberikan reward dengan mengatakan
“pintar, hebat” sambil meminta tos pada anak. Lalu materi diberikan. Saat materi,
CA beberapa kali menunjukkan perilaku menepuk tangan. Saat anak
menunjukkan perilaku menepuk tangan, terapis mengatakan “tidak tepuk tangan,
genggam tangan” sambil membantu CA untuk menggenggam tangan. Pada hari
kedua sikap menggenggam tangan belum tepat. Setelah materi selesai, terapis
kembali memperagakan bahwa CA tidak boleh menepuk tangan dengan
mengatakan “tidak tepuk tangan, genggam tangan” sambil memperagakan
gerakan tangan menggenggam, setelah itu terapis membantu CA untuk
menggenggam tangan. Setelah CA menggenggam tangan, terapis memberikan
reward.
Pertengahan pertemuan
Sebelum memasuki materi, terapis memberikan contoh perilaku menepuk