• Tidak ada hasil yang ditemukan

YANG BERBEDA

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan dan penyembelihan ternak dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pemotongan bagian- bagian karkas (parting), pemisahan daging dan tulang (deboning) dilakukan di Laboratorim Unggas Fakultas Peternakan, IPB.

Materi Ternak, Ransum, dan Vitamin

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh jepang (Coturnix- coturnix japonica) betina umur sembilan minggu sebanyak 135 ekor yang diperoleh dari peternakan puyuh Kayumanis Farm di daerah Kayumanis, Bogor. Ransum yang digunakan adalah ransum puyuh petelur Global PY-3 Crumble yang diproduksi oleh PT. Universal Agri Bisindo. Vitamin yang digunakan adalah Vita Stress dan Egg Stimulant yang diproduksi oleh PT. Medion.

Tabel 3. Kandungan Zat Makanan Ransum Penelitian

Zat makanan Jumlah (%)

Kadar Air (maksimal) 12

Protein Kasar 20-22

Lemak Kasar (maksimal) 7

Serat Kasar (maksimal) 7

Abu (maksimal) 14

Kalsium 2,5-3,5

Fosfor 0,6-1

Sumber: PT. Universal Agri Bisindo (2011) Kandang

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit kandang battery koloni. Satu unit kandang terdiri dari lima tingkat dan masing-masing tingkat disekat dengan triplek sehingga terdapat 10 blok. Masing-masing blok memiliki ukuran panjang 62 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 26 cm. Kandang dilengkapi dengan

11 tempat pakan, tempat minum, dan tempat penampungan feses. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kandang Puyuh

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam pemeliharaan adalah tempat pakan, tempat minum galon, timbangan digital, lampu 45 Watt, termometer, kawat penutup tempat pakan, dan ember. Alat-alat yang digunakan dalam penyembelihan puyuh, parting, dan deboning adalah timbangan digital, pisau, gunting, talenan, cawan, plastik, label, dan kamera digital.

Prosedur Persiapan Kandang

Kandang dibersihkan dari kotoran menggunakan sapu dan sikat. Proses selanjutnya kandang dicuci dengan air dan deterjen kemudian dibilas. Kandang disiram dengan karbol dan ditunggu hingga kering kemudian dikapur. Kandang dibiarkan selama jam hingga kapur kering. Kandang yang telah dibersihkan dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, dan tempat penampungan feses.

Pemeliharaan

Pemeliharaan puyuh dilakukan selama enam minggu. Pemeliharaan dilakukan di dalam unit kandang dengan tingkat kepadatan kandang yang berbeda.

12 Bobot puyuh ditimbang sebelum dimasukkan ke dalam kandang. Puyuh yang dipelihara diberi ransum sebanyak 20 g/ekor/hari. Pakan diberikan satu kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00 WIB. Air minum disediakan ad libitum. Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap hari.

Penyembelihan, Parting dan Deboning

Puyuh yang telah dipelihara selama enam minggu ditimbang untuk mendapatkan bobot hidup. Puyuh dipuasakan selama 3,5- 4 jam kemudian ditimbang kembali untuk memperoleh bobot potong (Genchev dan Mihaylova, 2008). Pengambilan sampel puyuh yang disembelih sebanyak 30% dari setiap perlakuan dan ulangan.

Proses penyembelihan dilakukan dengan cara memotong pembuluh darah, trachea, dan oesophagus kemudian dilanjutkan dengan proses pengeluaran darah. Proses selanjutnya bagian leher, metacarpus dan metatarsal pada puyuh yang telah disembelih dipisahkan, selanjutnya dilakukan proses pembuangan bulu dan kulit.

Bagian dada pada ujung sternum dilubangi sebesar 0,5 cm dengan gunting. Lubang tersebut diperbesar hingga jeroan terlihat. Jeroan ditarik keluar dengan jari. Karkas puyuh dipotong menjadi bagian sayap, paha, dada, dan punggung. Potongan bagian sayap diperoleh dengan cara memotong bagian persendian antara lengan atas dengan scapula. Bagian paha diperoleh dari pemisahan antara persendian pinggul. Potongan bagian dada diperoleh dengan cara memotong bagian karkas pada daerah scapula dan melewati tulang rusuk. Daging dan tulang pada bagian dada dan paha dipisahkan (deboning). Persentase karkas dihitung berdasarkan bobot potong. Persentase bagian-bagian karkas, daging, dan tulang dihitung berdasarkan bobot karkas.

Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, bobot badan awal, bobot badan akhir, mortalitas, bobot potong, persentase karkas, persentase sayap, persentase paha, persentase dada, persentase punggung, persentase daging (dada dan paha), persentase tulang (dada dan paha), serta rasio daging dan tulang (dada dan paha). Konsumsi pakan (g) diperoleh dengan cara mengurangi jumlah pakan yang disediakan dengan sisa pakan pada setiap hari. Bobot badan awal (g) diperoleh dengan cara menimbang puyuh pada awal periode pemeliharaan. Bobot badan akhir (g) diperoleh dengan cara menimbang puyuh pada akhir periode pemeliharaan. Bobot potong (g) diperoleh

13 dengan cara menimbang puyuh yang telah dipelihara selama enam minggu sebelum disembelih setelah dipuasakan selama 3,5-4 jam, air minum tetap disediakan ad libitum. Persentase karkas diperoleh dengan cara membagi bobot karkas dengan bobot potong kemudian dikalikan seratus persen. Persentase bagian karkas diperoleh dengan cara membagi bobot bagian karkas (dada, sayap, paha, dan punggung) dengan bobot karkas kemudian dikalikan seratus persen. Persentase daging diperoleh dengan cara membagi bobot daging dengan bobot karkas kemudian dikalikan seratus persen. Persentase tulang diperoleh dengan cara membagi bobot tulang dengan bobot karkas kemudian dikalikan seratus persen. Rasio daging dan tulang diperoleh dengan cara membagi bobot daging dengan tulang. Perhitungan rasio daging dan tulang dilakukan pada bagian dada dan paha.

Rancangan dan Analisis Data Perlakuan

Perlakuan yang diberikan adalah tingkat kepadatan kandang yang berbeda, yaitu:

P1 = Kepadatan kandang 12 ekor/kandang (258,33 cm2/ekor) P2 = Kepadatan kandang 15 ekor/kandang (206,67 cm2/ekor) P3 = Kepadatan kandang 18 ekor/kandang (172,22 cm2/ekor)

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga taraf perlakuan dan tiga ulangan. Model RAL menurut Gaspersz (1994) adalah sebagai berikut :

Yij= µ + τi+ εij

Keterangan:

Yij = nilai pengamatan pada tingkat kepadatan kepadatan kandang ke-i dan ulangan

ke-j

µ = rataan umum

τi = pengaruh perlakuan tingkat kepadatan kandang ke-i ( i= 12, 15, 18 ekor/

kandang)

14 Data yang diperoleh pada penelitian ini diuji asumsi kemudian dianalisis ragam. Hasil yang nyata diuji lanjut dengan uji Tukey. Data persentase ditransformasi arcsin sebelum dianalisis ragam.

15

Dokumen terkait