• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu

Penelitian in vivo dilaksanakan di Laboratorium Lapang, Kandang A dan analisis urea dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Mikrobiologi dan Fisiologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian ini berlangsung sejak bulan April hingga Juni 2010.

Materi Ternak dan Kandang

Ternak yang digunakan sebanyak 18 ekor sapi PO jantan dengan rataan bobot badan 234±27,59 kg dan umur 1,5-1,8 tahun yang ditandai dengan pergantian gigi seri pertama. Sapi diperoleh dari peternakan yang berada di daerah Cijeruk, Bogor. Kandang penelitian yang digunakan adalah kandang individu beralaskan semen dengan kemiringan 10 derajat dan sekat terbuat dari besi untuk membatasi antara seekor sapi dengan sapi lainnya. Kandang berukuran 2 x 1,5 m per ekor dilengkapi dengan tempat pakan dan minum yang permanen.

Bahan dan Peralatan

Bahan-bahan yang digunakan untuk pengukuran urea space antara lain larutan urea 20%, NaCl fisiologis 0,95%, dan Kit Urea DiaSys (Diagnostic System International) untuk analisis urea. Untuk peralatan yang digunakan dalam pengukuran urea space antara lain syringe volume 50 dan 10 ml, tabung vakum berheparin volume 10 ml, sentrifus, eppendorf volume 2 ml, mikropipet, dan vortex

mixer. Analisis kandungan urea dalam plasma setelah direaksikan dengan senyawa

enzim urease dalam Kit kemudian dihomogenkan menggunakan vortex mixer dan dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 578 nm.

Ransum

Ransum yang diberikan selama pemeliharaan berupa konsentrat dan hijauan dengan rasio 30%:70%. Ransum yang disusun sesuai dengan Nutrient Requirements

of Ruminants in Developing Countries (Kearl,1982) yaitu mencapai nilai konsumsi

17 bungkil kedelai, bungkil kelapa, onggok, pollard, dedak, tetes, urea, CaCO3 (kalsium karbonat), NaCl (garam), dan premix. Sedangkan hijauan yang digunakan adalah rumput lapang. Hasil analisis rumput lapang dan konsentrat yang diberikan diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan

Nutrien Bahan

Rumput Lapang Konsentrat

---%BK--- Bahan Kering 22,00 86,59 Abu 11,11 8,23 Protein Kasar 10,12 11,64 Lemak Kasar 0,45 4,56 Serat Kasar 40,42 8,16

Keterangan: Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB (2010)

Prosedur Pemeliharaan

Sapi penelitian diadaptasikan terlebih dahulu dengan lingkungan dan diberi ransum hijauan tinggi selama lima hari. Penimbangan sapi dilakukan pada awal pemeliharaan. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 06.30-07.30, 12.00-12.30, dan 16.00-17.00 WIB. Setiap hari sapi diberi hijauan sebanyak tiga kali, sedangkan untuk konsentrat diberikan sebanyak dua kali. Air minum diberikan ad libitum. Pergantian air minum dan pemberian konsentrat dilakukan pada pagi hari saat kandang dan tempat pakan dibersihkan. Sapi dimandikan terlebih dahulu, lalu diberikan hijauan. Total waktu pengamatan adalah tiga minggu. Kandang setiap hari dibersihkan, baik tempat pakan maupun tempat minum, kotoran dibuang ke tempat penampungan dan sapi dimandikan agar terjaga bersih setiap hari. Sumber air berasal dari tempat penampungan (tower) yang ada di sekitar kandang. Sapi yang digunakan adalah sapi jantan Peranakan Ongole (PO), hal ini dilakukan agar hasil yang diberikan tidak terlalu dipengaruhi oleh adanya perubahan hormon reproduksi. Bobot badan tertinggi dan terendah masing-masing 270,5 dan 170 kg.

Pengambilan Darah

Sebelum pengambilan darah, sapi tidak diberi makan (dipuasakan) kurang lebih 12 jam. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya metabolisme makanan

18 pada saat pengukuran. Darah diambil dengan syringe melalui vena jugularis (daerah leher) lalu dimasukkan ke dalam tabung vakum yang berheparin. Pengambilan darah dilakukan dua kali, pertama pada saat sebelum injeksi urea (kondisi normal dalam tubuh) dan setelah tubuh diinjeksi larutan urea. Semua sampel disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit untuk mendapatkan plasma darah. Plasma diambil dengan mikropipet lalu dimasukkan ke dalam eppendorf, dan sampel siap untuk dianalisis.

Pengukuran dengan Metode Urea Space

Larutan urea 20% didapatkan dari urea kristal yang dilarutkan dengan NaCl fisiologis 0,95%. Cairan NaCl fisiologis yang digunakan sebagai pelarut disesuaikan dengan cairan di dalam tubuh sapi. Sebelum melakukan pengukuran, sapi terlebih dahulu ditimbang untuk menentukan jumlah urea yang akan disuntikkan. Banyaknya urea yang diinjeksi ke dalam tubuh sapi ditentukan oleh bobot badan metabolis sapi, yaitu 0,65 ml/kg BB0,75 (Preston dan Kock, 1973). Pengambilan darah yang pertama dilakukan pada menit ke-0 (U0) saat urea belum diinjeksikan dan menit ke-18 (U18) setelah urea diinjeksikan atau urea sudah berada dalam tubuh. Banyaknya darah yang diambil untuk setiap pengambilan adalah ±10 ml. Larutan urea langsung diinjeksikan pada pembuluh darah yang sama secara perlahan-lahan selama satu menit agar tidak mengganggu proses yang sedang berlangsung di dalam tubuh (asidosis). Urea dibiarkan beredar selama 18 menit di dalam tubuh, kemudian darah diambil lagi untuk menentukan konsentrasi urea darah setelah 18 menit (U18).

Semua sampel darah dibawa ke laboratorium dan siap dianalisis. Pengukuran urea dilakukan dengan metode Berthelot berdasarkan prinsip uji enzimatis kalorimetrik. Bahan yang digunakan adalah reagen 1 (R1), reagen 2 (R2), enzim (ENZ), dan cairan standar (STD). Kandungan bahan R1 yaitu 120 mmol/L phosphate

buffer (pH 7), 60 mmol/L sodium salicylate, 5 mmol/L sodium nitroprusside, dan 1

mmol/L EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid). Reagen dua (R2) mengandung 120 mmol/L phosphate buffer (pH<13) dan 10 mmol/L sodium

hypochlorite serta untuk enzim mengandung >500 kU/L urease. Kandungan larutan

standar (STD) terdiri dari 80 mg/dl urea, 37,28 mg/dl euquivalent to BUN, dan 0,095% sodium azide.

19 Absorbansi sampel

Absorbansi standar

N urea yang diinjeksi (mg) Plasma urea x BB (kg) x 10

Pengukuran diawali dengan persiapan R2 dan urea STD yang siap pakai. Reagen enzim adalah mencampurkan ENZ dengan larutan R1 pada rasio 1:100 (v/v). Pengambilan cairan dilakukan dengan menggunakan mikropipet. Larutan yang terbentuk dihomogenkan dengan vortex mixer. Selanjutnya menyiapkan satu buah tabung untuk Blanko, satu buah tabung untuk STD, dan tabung sejumlah sampel yang akan dianalisis. Pada tabung Blanko dimasukkan reagen ENZ sebanyak 1000 µL, pada tabung STD diberi 10 µL larutan STD dan 1000 µL reagen ENZ, dan pada tabung sampel berisi plasma darah masing-masing 10 µL dan 1000 µL reagen ENZ. Masing-masing tabung dihomogenkan selama 10 detik lalu diinkubasi pada suhu 20-25 oC selama 20 menit.

Larutan yang sudah diinkubasi, masing-masing tabung ditambahkan dengan 1000 µL R2. Kemudian larutan dihomogenkan kembali dengan vortex mixer selama 10 detik dan diinkubasi pada suhu 20-25 oC selama 10 menit. Nilai absorbansi dibaca melalui alat spektrofotometer pada panjang gelombang 578 nm dalam waktu tidak lebih dari 60 menit setelah proses pencampuran enzim. Penghitungan konsentrasi urea dengan rumus:

Konsentrasi urea (mg/dl) = x konsentrasi standar

Besarnya konsentrasi standar urea = 80 mg/dl.

Perubahan konsentrasi urea digunakan sebagai perubahan plasma urea. Perhitungan urea space (US) oleh Bartle et al. (1983):

US (%) =

Pengukuran Komposisi Tubuh

Setelah didapatkan nilai US dari setiap sampel darah, maka air tubuh (AT), protein tubuh (PT), dan lemak tubuh (LT) dimasukkan ke dalam persamaan Purnomoadi (2006) sebagai berikut:

AT (%) = 0,1008 US(kg) + 60,473 PT (%) = 0,0598 US(kg) + 15,896 LT (%) = -0,2031 US(kg) + 14,443

Perhitungan total komposisi tubuh yang meliputi total lemak tubuh (TLT) dan total protein tubuh (TPT) dengan persamaan sebagai berikut:

TLT (kg) = LT (%) x BB (kg) TPT (kg) = PT (%) x BB (kg).

20 Setelah mendapatkan data komposisi tubuh sapi tersebut, maka nilainya akan diregresikan secara linear untuk melihat keeratan hubungan antara air, lemak, dan protein tubuh.

Rancangan Peubah

Peubah yang diamati yaitu komposisi tubuh yang meliputi air tubuh (AT), lemak tubuh (LT), dan protein tubuh (PT).

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Korelasi dan Regresi Linear. Berdasarkan Steel dan Torrie (1993) model matematika persamaan korelasi tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi n = Jumlah populasi

Xi = Peubah bebas (air tubuh)

Yi = Peubah tak bebas (lemak dan protein tubuh)

Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan diuji menggunakan korelasi sederhana. Analisa deskriptif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi tubuh sapi PO dengan ransum berbasis hijauan tinggi. Analisis koefisien korelasi linear atau korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara air tubuh dengan lemak tubuh dan air tubuh dengan protein tubuh. Untuk mengetahui hubungan regresi antara air tubuh dan komposisi tubuh lainnya, dilakukan analisis regresi. Keeratan hubungan komposisi tubuh tersebut dinyatakan dengan persamaan regresi linear sederhana berdasarkan persamaan sebagai berikut :

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Peubah tak bebas (lemak dan protein tubuh)

X = Hubungan fungsional penentu Y (air tubuh atau bobot badan) a = Populasi intersep

b = Kemiringan garis yang melalui nilai tengah populasi Y n∑XiYi – (∑Xi)(∑Yi)

√n∑Xi2 – (∑Xi)2. √n∑Yi2 – (∑Yi)2 r =

21

Dokumen terkait