• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Percobaan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor mulai bulan Mei sampai Agustus 2005 selama 4 bulan.

Materi Penelitian Ternak

Ternak percobaan yang digunakan adalah itik lokal alabio betina dewasa yang berumur 6 bulan sebanyak 72 ekor itik.

Pakan

Pakan yang digunakan adalah pakan basal yang terdiri dari konsentrat, menir, dedak dan minyak sayur disusun dengan kandungan protein 20 persen dan energi metabolis 2824 kkal/kg. Daun kaliandra kering didapatkan dari Balai Penelitian Peternakan Ciawi Bogor, dan digiling dengan menggunakan cutter grinder. Tepung kepala udang dibuat dengan cara mengeringkan kepala udang di bawah sinar matahari selama 1 minggu sampai kering. Kepala udang dijemur tiap hari mulai dari jam 8.00 pagi sampai 4.00 sore (rata-rata 8 jam/hari), kemudian digiling dengan menggunakan cutter grinder. Susunan bahan makanan ransum dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Komposisi bahan ransum dan kandungan zat-zat makanan

Bahan Persentase Konsentrat 35.28 Dedak 23.59 Menir 35.47 Minyak sayur 5.66 Total 100.00 Protein 20.03

Energi Metabolis (kkal/kg) 2824.00

Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang sangkar tunggal dengan ukuran 50 x 50 x 60 cm. Setiap kandang dilengkapi tempat pakan dan tempat air minum yang

terbuat dari paralon. Alat lain yang digunakan adalah timbangan untuk menimbang telur dan itik. Untuk menentukan skor warna kuning telur digunakan Roche Yolk Colour Fan .

Metode Penelitian

1. Penentuan dosis kaliandra dan kepala udang yang optimum

Materi penelitian pendahuluan menggunakan itik yang mulai produksi sebanyak 42 ekor yang dibagi ke dalam 6 perlakuan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 7 ekor itik. Selama 2 minggu pertama (sebelum masuk perlakuan) diberikan pakan basal atau tanpa tepung kepala udang (CU) maupun tepung daun kaliandra (K)

Mulai awal minggu ketiga diberikan ransum perlakuan pendahuluan yang terdiri dari Ransum Basal (RB), RBK-(3%), RBK-(6%), RBCU-(3%), RBCU-(6%) dan RBCU-(9%) selama 2 minggu. Evaluasi warna kuning telur dilakukan pada hari ke-1 perlakuan, hari ke-7 dan hari ke-14 dengan cara memecah semua telur yang ada pada masing-masing hari tersebut. Telur pada hari ke-8 dan 15 diasin selama 10 hari dan dilakukan pengamatan secara visual. Setelah diketahui dosis-dosis yang baik untuk pemberi warna kuning telur yang diamati selama 2 minggu, dilanjutkan dengan penelitian utama

Rancangan Penelitian Pendahuluan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebanyak 6 perlakuan dengan 7 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 1 ekor itik (Steel and Torrie 1991).

Adapun model matematikanya adalah sebagai berikut :

Yijk= + i + ij i = 1,2,3,4,5,6 j = 1,2, 7

Yij = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ransum ke-i

i = Pengaruh perlakuan ransum ke-i =Nilai rata-rata sesungguhnya

ij =Pengarug galat dari satuan percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ransum ke-i

2. Penerapan dosis sebagai pemekat warna kuning telur

Materi penelitian lanjutan menggunakan itik lokal betina dewasa yang sedang produksi sebanyak 30 ekor yang dibagi ke dalam 3 perlakuan, 10 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 1 ekor itik.

Ransum perlakuan yang diberikan selama penelitian terdiri dari satu tingkat penggunaan kombinasi tepung daun kaliandra dan tepung kepala udang dalam ransum yakni R-0 (ransum basal 100% sebagai kontrol), R-1 (kaliandra 6 % + kepala udang 3%) dan R-2 (kaliandra 6 % + kepala udang 6%).

Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebanyak 3 perlakuan dengan 10 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 1 ekor itik (Steel and Torrie 1991).

Adapun model matematikanya adalah sebagai berikut : Yijk = + i + ij i = 1,2,3

j = 1,2, 10

Yij = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ransum ke-i

i = Pengaruh perlakuan ransum ke-i = Nilai rata-rata sesungguhnya

ijk = Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ransum ke-i.

Peubah yang Diamati

1. Konsumsi ransum setiap kelompok ulangan dihitung setiap minggu berdasarkan selisih ransum yang diberikan dengan sisa makanan

2. Produksi telur ditentukan dengan mencatat jumlah telur setiap hari, kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya dan ini dilakukan selama 3 minggu percobaan.

Jumlah telur pada satu minggu (7 hari)

3. Duck day production = ________________________________ x 100% Jumlah itik pada 1 minggu (jumlah itik x 7 hari) 4. Efisiensi ransum berdasarkan perbandingan antara berat telur total selama

penelitian dengan konsumsi ransum total selama penelitian.

5. Kandungan retinol darah dilakukan dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromotography) dengan mengikuti metoda Thurnham

et al. (1988).

6. Penentuan pengukuran skor kuning telur dilaksanakan setiap hari dengan cara memecah semua telur pada hari ke-1, ke-2, ke-3 sampai hari ke-14 perlakuan (selama 2 minggu). Warna kuning telur diukur secara visual dengan menggunakan alat bantu Roche yolk colour fan yang mempunyai 15 macam warna dengan score dari 1 15. Evaluasi warna kuning telur juga dilakukan terhadap telur yang sudah diasin, yaitu dengan mengasin semua telur pada hari 15,16 dan hari ke-17 perlakuan selama 15 hari. Pengamatan dilakukan secara visual.

7. Pada akhir penelitian, itik dipotong untuk mengamati ovarium, saluran telur, hati, ginjal dan pankreas. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil dua ekor itik pada setiap perlakuan dengan memilih secara acak 1 petelur yang mempunyai produksi telur diatas 30% dan satu lagi petelur yang memiliki produksi telur dibawah 20%, kemudian itik ditimbang untuk mengetahui bobot hidup.

8. Penentuan persentase bobot ovarium, bobot saluran telur, bobot hati, bobot ginjal dan bobot pankreas didasarkan atas perbandingan bobot masing- masing organ dengan bobot hidup dikalikan 100%.

9. Untuk pengamatan terhadap perubahan histopatologi maka organ-organ yang akan diperiksa segera diambil untuk dibuat sediaan histopatologi.

Analisis Statistik

Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati digunakan analisis keragaman dan apabila ditemukan hasil yang berpengaruh nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan

(Steel and Torrie 1991). Data diolah menggunakan komputer program General Linear Model. Untuk data produksi telur diamati secara deskriptif dan perubahan histopatologi, hasil identifikasi dan tanda klinik juga disajikan secara deskriptif.

Dokumen terkait