Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu selama bulan Januari–Maret 2012. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan ransum dilakukan di Pabrik Pakan Indofeed, Bogor. Analisis bahan kering, protein kasar dan serat kasar dilakukan di Laboratorium Biologi Hewan Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor (PAU), sedangkan analisis proksimat ransum dan energi bruto dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi Penelitian
Ternak
Ternak percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor ayam broiler strain Arbor Arcres (CP 707) umur 35 hari dengan bobot rata-rata 1089,83 ± 80,22 g/ekor yang diambil dari 192 ekor ayam yang sebelumnya telah dipelihara sejak DOC. Ternak percobaan disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Ayam Penelitian Umur 35 hari
Ransum
Ransum perlakuan yang digunakan merupakan ransum periode finisher yang disusun berdasarkan Leeson dan Summers (2005) dengan kandungan energi metabolis 3150 kkal/kg dan protein 20%. Ransum ini menggunakan bahan baku: jagung kuning, bungkil kedelai, wheat bran (WB) dan wheat bran fermentasi (WBF), DL-Methionin, premix, meat bone meal (MBM), corn gluten meal (CGM), crude palm oil (CPO), dicalsium phospate (DCP), calcium carbonate (CaCO3). Susunan dan kandungan nutrien ransum penelitian disajikan pada Tabel 3.
15 Tabel 3. Susunan dan Kandungan Nutrien Ransum Penelitian
Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4 R5
Jagung kuning (%) 63,4 48,5 51,0 48,3 44,5 40,7 Bungkil kedelai (%) 22,6 19,3 19,0 15,7 14,2 11,9 Corn Gluten Meal (%) 3,0 3,4 3,0 3,0 3,0 3,1 Meat Bone Meal (%) 6,0 6,0 4,0 4,5 4,0 4,2 Crude Palm Oil (%) 3,0 5,8 5,5 6,0 6,7 7,4 Dicalsium Phospate (%) 1,0 1,2 1,2 1,2 1,3 1,4 Calcium Carbonate (%) 0,3 0,2 0,6 0,5 0,5 0,5 Premik (%) 0,5 0,35 0,3 0,4 0,4 0,3 Dl-Methionin (%) 0,2 0,25 0,4 0,4 0,4 0,5 Wheat Bran (%) - 15,0 - - - - Wheat Bran Fermentasi (%) - - 15,0 20,0 25,0 30,0
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Kandungan nutrien ransum penelitian berdasarkan perhitungan :
Bahan Kering (%) 89,62 89,90 89,97 90,10 90,20 90,34 Energi Metabolis (kkal/kg) 3150,00 3150,28 3158,49 3153,48 3152,58 3150,88
Protein Kasar (%) 20,36 20,12 20,35 20,11 20,08 20,11 Lemak Kasar (%) 6,20 8,56 8,15 8,63 9,17 9,78 Serat Kasar (%) 2,51 4,23 4,89 5,69 6,49 7,28 Kalsium (%) 1,00 1,00 0,94 0,95 0,92 0,96 Fosfor Total (%) 0,57 0,52 0,42 0,43 0,39 0,38 Fosfor Tersedia (%) 0,35 0,36 0,36 0,35 0,36 0,36 Natrium (%) 0,09 0,08 0,07 0,07 0,06 0,06 Klorin (%) 0,09 0,08 0,06 0,06 0,06 0,06 Methionin (%) 0,58 0,58 0,71 0,69 0,67 0,75 Sistin (%) 0,32 0,28 0,26 0,24 0,22 0,20 Lisin (%) 1,04 0,91 0,85 0,75 0,68 0,60 Meth+sis (%) 0,90 0,86 0,98 0,92 0,88 0,94
Ransum perlakuan yang diberikan (Gambar 7), yaitu :
R0 : Pakan yang tidak mengandung wheat bran atau wheat bran fermentasi R1 : Pakan yang mengandung 15% wheat bran
R2 : Pakan yang mengandung 15% wheat bran fermentasi R3 : Pakan yang mengandung 20% wheat bran fermentasi R4 : Pakan yang mengandung 25% wheat bran fermentasi R5 : Pakan yang mengandung 30% wheat bran fermentasi
Gambar 7. Ransum Penelitian
Kandang
Ayam broiler dipelihara di dalam 30 unit kandang metabolis yang berukuran 35 cm x 35 cm x 40 cm. Masing-masing kandang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat air minum dan tempat penampung ekskreta. Kandang metabolis yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 8.
17
Bahan dan Peralatan Lain
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah wheat bran, starter Aspergillus niger, tauge, agar, aquadest, alkohol 70%, dan larutan H2SO4 0,01%. Peralatan lain yang digunakan adalah tabung reaksi, cawan petri, gelas piala, label, spidol, kantung plastik tahan panas, plastik klip, saringan, sendok, loyang, panci, nampan, kompor, kapas, mortar, timbangan digital, tissue, sprayer, alumunium foil, rak penyimpanan, lemari inkubasi, oven 60oC, freezer, dan autoclave.
Metode Penelitian Perbanyakan Kultur Murni
Kultur murni Aspergillus niger pada penelitian ini berasal dari Institut Pertanian Bogor-Culture College (IPB-CC), yang selanjutnya akan dilakukan penyegaran kapang dengan media ekstrak tauge agar (ETA). Pembuatan media ETA diperoleh dengan cara merebus 200 g tauge ke dalam 1 liter aquades selama 3 jam. Setelah itu disaring dan ditetapkan menjadi 1 liter. Sebanyak 200 ml ekstrak tauge diambil dan ditambahkan 4 g agar dan 12 g gula, kemudian didinginkan sampai suhu 55oC. Media didistribusikan dalam tabung reaksi dengan volume 5 ml, setelah itu ditutup dengan kapas dan alumunium foil, kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC. Selanjutnya media dimiringkan selama 24 jam hingga padat dan diperoleh media agar miring. Penyegaran kapang dilakukan dengan cara mengambil satu ose dari biakan murni agar Aspergillus niger dan digoreskan pada agar miring, hal tersebut dilakukan didekat api bunsen agar tidak terkontaminasi. Selanjutnya diinkubasi tiga hari pada suhu kamar 24-30oC (Hadioetomo, 1993).
Pembuatan Starter
Bahan yang digunakan untuk starter adalah wheat bran yang ditambahkan aquadest dengan perbandingan 1:1. Setelah itu dilakukan sterilisasi uap menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC. Kemudian bahan didinginkan dan dicampurkan dengan satu tabung agar miring yang berisi peremajaan Aspergillus niger yang dilarutkan dalam aquadest sebanyak 10 ml. Inkubasi dilakukan selama empat hari. Starter yang diperoleh dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 40oC selama tiga hari (Hadioetomo, 1993).
Fermentasi Wheat Bran
Wheat bran yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Indofood Riset Nugraha. Wheat bran terlebih dahulu dilakukan fermentasi dengan 0,4% starter Aspergillus niger dari jumlah bahan yang akan difermentasi. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam kantung plastik, lalu dilubangi agar tercipta keadaan aerob, dan diinkubasi selama enam hari pada suhu kamar 24-30oC. Setelah enam hari, wheat bran fermentasi selanjutnya dikeringkan menggunakan oven 60oC selama dua hari dan digiling halus (Hadioetomo, 1993).
Pembuatan Ransum
Wheat bran (WB) atau wheat bran fermentasi (WBF) yang sudah halus dicampur dengan bahan pakan lainnya menggunakan mixer hingga homogen. Campuran pakan ini dimasukkan kedalam mesin pellet. Pellet yang baru keluar diangin-anginkan terlebih dahulu, lalu dipecah lagi kedalam bentuk crumble, kemudian disimpan dalam kantong plastik yang telah diberi tanda sesuai dengan perlakuan.
Persiapan Kandang dan Peralatan
Sebelum penelitian dimulai, kandang metabolis dan peralatan pendukung lainnya dibersihkan dan disterilkan terlebih dahulu menggunakan desinfektan dengan 10% larutan chlorine, hal ini bertujuan agar ayam tidak terinfeksi bibit penyakit dari lingkungan percobaan sebelumnya. Penentuan letak kandang dilakukan secara acak dan untuk memudahkan pencatatan masing-masing kandang diberi tanda sesuai dengan perlakuan yang diberikan.
Masa Adaptasi Ayam
Sebelum ayam ditempatkan pada kandang metabolis, ayam terlebih dahulu ditimbang untuk diukur bobot badannya. Hal ini bertujuan untuk mengukur bobot badan ayam sebelum perlakuan. Ayam kemudian dipelihara seperti biasa pada kandang metabolis selama 24 jam untuk proses adaptasi lingkungan.
Masa Puasa Ayam
Sebanyak 30 ekor ayam dipuasakan selama 24 jam. Masa puasa ayam yaitu masa penghentian pemberian pakan tanpa menghentikan pemberian air minum yang bertujuan untuk mengosongkan saluran pencernaan dari sisa-sisa pakan sebelumnya.
19
Pelaksanaan Percobaan
Sebanyak 30 ekor ayam ditimbang untuk mengetahui bobot ayam setelah pemuasaan, selanjutnya 24 ekor ayam diberi pakan sebanyak 100 gram/ekor/hari selama empat hari masa perlakuan, sementara 6 ekor ayam dipuasakan kembali selama 24 jam untuk mengukur energi dan nitrogen endogenous dalam ekskreta, namun air minum diberikan ad libitum (Farrell, 1978). Pengumpulan ekskreta dari 24 ekor ayam dilakukan setiap 24 jam sekali selama lima hari masa perlakuan. Pengumpulan ekskreta endogenous dari 6 ekor ayam dilakukan satu kali setelah dipuasakan selama 48 jam. Selama koleksi, ekskreta disemprot dengan larutan H2SO4 konsentrasi rendah (0,01 N) setiap 2-3 jam sekali agar nitrogen terikat dan tidak menguap. Sampel ekskreta yang diperoleh disimpan dalam freezer -4oC selama 24 jam untuk mencegah dekomposisi oleh mikroorganisme. Skema metode pengukuran energi metabolis disajikan pada Gambar 9.
Analisis Ekskreta
Ekskreta yang sudah beku dikeluarkan dari freezer dan dithawing, kemudian dikeringkan ke dalam oven pada suhu 60oC selama 48 jam. Ekskreta yang sudah dioven, dihaluskan dan dipisahkan dari bulu. Selanjutnya sampel kering tersebut digunakan untuk dianalisis kandungan energi bruto, protein kasar, dan bahan kering.
Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing ulangan menggunakan 1 ekor ayam broiler. Dengan menggunakan model matematik sebagai berikut :
Xij = μ + τi + εij Keterangan :
Xij = Perlakuan pengolahan ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum
τi = Pengaruh perlakuan ke-i
εij = Error (galat) perlakuan ke-i ulangan ke-j
Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (Anova) dan dilanjutkan uji kontras orthogonal terhadap data yang berbeda nyata (Mattjik dan Sumertajaya, 2002).
Gambar 9. Skema Metode Pengukuran Energi Metabolis Thawing ekskreta Penimbangan ekskreta Analisis Energi bruto Protein kasar Bahan kering Dihaluskan
Perhitungan Energi metabolis
Pengambilan secara acak ayam broiler (30 ekor)
Penimbangan ekskreta
Pengeringan dalam oven 60oC ± 48 jam Pemeliharaan 192 ekor ayam (0-35 hari)
Diadaptasikan 24 jam
24 ekor ayam diberi pakan perlakuan (100 gram/ekor/hari selama 4 hari)
6 ekor ayam dipuasakan lagi selama 24 jam untuk mengukur nitrogen dan energi endogenous
Dipuasakan 24 jam
Pengumpulan ekskreta setelah 48 jam Pengumpulan ekskreta (selama 5 hari)
Penyimpanan dalam freezer -4oC ± 24 jam
21
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi energi (KE) (kkal/kg) dan ekskresi energi (EE) (kkal/kg), retensi nitrogen (RN) (%), energi metabolis (EM) (kkal/kg) yang meliputi energi metabolis semu (EMS) (kkal/kg), energi metabolis murni (EMM) (kkal/kg), energi metabolis semu terkoreksi nitrogen (EMSn) (kkal/kg), energi metabolis murni terkoreksi nitrogen (EMMn) (kkal/kg).
Konsumsi pakan. Konsumsi pakan didapatkan dengan mengurangi antara jumlah ransum yang diberikan per harinya dengan jumlah sisa ransum di hari berikutnya, dengan perhitungan sebagai berikut:
Konsumsi Pakan (g) = Jumlah ransum yang diberikan (g) - Jumlah ransum sisa (g)
Konsumsi energi. Konsumsi energi diperoleh dengan mengalikan jumlah bahan pakan perlakuan yang dikonsumsi dengan kandungan energinya, dengan perhitungan sebagai berikut:
Konsumsi Energi (kkal) = Konsumsi ransum (g) x Energi bruto ransum (kkal/g)
Ekskresi energi. Ekskresi energi diperoleh dengan mengalikan berat ekskreta setelah dikeringkan dalam oven 60°C dengan kandungan energinya, dengan perhitungan sebagai berikut:
Ekskresi Energi (kkal) = Berat ekskreta (g) x Energi bruto ekskreta (kkal/g)
Retensi nitrogen. Retensi nitrogen dalam satuan gram diperoleh dengan cara mengurangi jumlah konsumsi nitrogen dengan hasil ekskresi nitrogen yang telah dikoreksi dengan N endogenous yang diperoleh dari koleksi ekskreta pada lima ekor ayam yang dipuasakan dari ransum. Retensi nitrogen dalam satuan persen diperoleh dengan membagi antara retensi nitrogen (%) dengan konsumsi nitrogen, dengan perhitungan sebagai berikut:
Retensi N (g) = Konsumsi N (g) - [Ekskresi N (g) - Ekskresi N endogenous (g)] Retensi N (%) = Retensi N (g) x 100%
Energi metabolis. Energi Metabolis (EM) diperoleh dengan mengurangi kandungan energi bruto ransum dengan energi bruto eksreta, yang meliputi energi metabolis semu (EMS), energi metabolis murni (EMM), energi metabolis semu terkoreksi nitrogen (EMSn), dan energi metabolis murni terkoreksi nitrogen (EMMn), dengan perhitungan sebagai berikut:
Energi Metabolis Semu (EMS)
Energi Metabolis Murni (EMM)
EMS terkoreksi N (EMSn)
EMM terkoreksi N (EMMn)
Keterangan:
X = Jumlah ransum yang dikonsumsi (g) EBp = Energi bruto ransum (kkal/g)
Y = Berat ekskreta (g)
EBe = Energi bruto ekskreta (kkal/g) Z = Berat ekskreta endogenous (g)
Ebk = Energi bruto ekskreta endogenous (kkal/g) RN = Retensi nitrogen (g)
EMS (kkal/kg) = ( X x EBp) – (Y x EBe) X 1000 X
EMM (kkal/kg) = ( X x EBp) – [(Y x EBe) – (Z- Ebk)] X 1000 X
EMSn (kkal/kg) = ( X x EBp) – [(Y x EBe) + (8,22 x RN)] X 1000 X
EMMn (kkal/kg) = ( X x EBp)–[(Y x EBe)– (Z x Ebk)+(8,22 x RN)] X 1000 X
23