• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 9. Materi Pelajaran

Materi Pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik

Pada pembahasan materi ini akan membahas tentang pemahaman prinsip kerja pengoperasian kendali elektromekanik, mengoperasikan sistem kendali elektromekanik dan memahami data operasi sistem kendali elektromekanik.

1. Memahami prinsip kerja pengoperasian kendali elektromekanik

Untuk pelaksanaan pemasangan instalasi listrik diperlukan sejumlah bahan listrik, bahan bangunan biasa dan bahan-bahan perlengkapan lainnya. Bahan instalasi listrik ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa macam kelompok antara lain: penghantar, bulusan, kotak kontak, saklar dan lain-lain ( Darsono dan Agus Punidjo, 1980: 1).

Dalam sistem kelistrikan ada istilah sistem pengendalian, Sistem pengendalian yang akan dibahas yang menggunakan perangkat kontaktor dan alat kendali saklar ON, saklar OFF, timer, dsb. Dalam sistem pengendalian ada dua kelompok komponen listrik yang dipakai, yaitu komponen kontrol dan komponen daya. Yang termasuk komponen control diantaranya : saklar ON, saklar OFF, timer, relay overload dan relay. Komponen daya diantaranya kontaktor, kabel daya, sekering atau circuit breaker (http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20080818113256, diakses tanggal 28 juli 2013).

1.1 Saklar

Saklar mekanis adalah saklar yang gerak membuka dan menutupnya dilakukan secara langsung oleh orang. Yang termasuk dalam saklar mekanis antara lain Saklar SPST, Saklar SPDT, Saklar DPST, Saklar DPDT, Saklar TPST, Saklar TPDT, Drum switch dan Cam switch, (Darsono dan Agus Punidjo,1980: 6-7).

1. Saklar SPST (single pole single throw switch), saklar ini terdiri dari satu kutub dengan satu arah. Hanya digunakan untuk melayani motor- motor 1 fasa yang kecil dengan tenaga kurang dari 1 PK dan untuk arus searah.

Gambar 1. Saklar SPST

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod uct=962, diakses tanggal 31 juli 2013)

2. Saklar (SPDT) single pole double throw switch, saklar ini terdiri dari satu kutub dengan dua arah hubungan. Saklar ini dapat bekerja sebagai penukar, pemutusan dan penghubungan hanya bagian kutub positif atau fasanya saja.

Gambar 2. Saklar SPDT

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod uct=963, diakses tanggal 31 juli 2013)

3. Saklar DPST (double pole single throw switch), saklar DPST adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya dapat memutus dan menghubung saja.

Gambar 3. Saklar DPST

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod uct=964, diakses tanggal 31 juli 2013).

4. Saklar DPDT (double pole double throw switch), saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Saklar jenis ini

dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik arus searah dan motor listrik satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada satu motor

Gambar 4. Saklar DPDT

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod uct=965, diakses tanggal 31 juli 2013).

5. Saklar TPST (three pole single throw switch), saklar TPST adalah saklar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk melayani motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya.

(http://www.etsy.com/listing/86070857/vintage-knife-switch- barkelew-60-amp, diakses tanggal 31 juli 2013)

6. Saklar TPDT (three pole double throw switch), saklar TPDT adalah saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua arah. Saklar ini digunakan pada instalasi motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik 3 fasa, layanan motor listrik 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang sangat sederhana.

Gambar 6. Saklar TPDT

(http://bintangjayateknik.com/galery.html, diakses tanggal 31 Juli 2013)

7. Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk seperti drum dengan posisi handle (tangkai) penggerak memutus dan menghubung berada di ujungnya. Drum switch digunakan pada motor- motor listrik kecil sebagai penghubung motor listrik dengan jala-jala (sumber tegangan). Jenis saklar ini banyak dipakai pada industri dan

perbengkelan. Drum switch biasanya dipasang pada dinding mesinnya. Pada bagian bawah saklar terdapat lubang untuk pemasangan pipa (Darsono dan Agus Punidjo,1980: 7).

Gambar 7. DrumSwitch

8. Cam switch (saklar putar cam), saklar ini adalah salah satu jenis dari saklar manual. Camswitch banyak digunakan dalam rangkaian utama pada rangkaian kontrol. Misalnya untuk hubungan bintang segitiga, membalik putaran motor listrik 1 fasa atau motor listrik 3 fasa.

Gambar 8. Camswitch 1.2 Kontaktor magnet

Kontaktor magnet atau Magnetic contactor (MC) adalah suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik

kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.

Kontaktor magnet atau bisa disebut juga saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya saklar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak –kontaknya dengan bantuan pegas pendorong (Darsono dan Agus Punidjo,1980: 10).

Gambar 9. Kontaktor Magnet

Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.

Gambar 10. Rangkaian Kerja Kontaktor

Pada gambar di atas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan 2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4 akan menjai NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC.

Tabel 1. Notasi Dan Penomoran Kontak-Kontak pada Magnetic Contactor

Kontak Notasi

Jenis Kontak Penggunaan Huruf Angka Utama L1 L2 L3 R S T U V W 1 3 5 2 4 6 NO NO Ke Jala-jala Ke Motor Bantu - - 13 14 NO Pengunci 19 20 31 32 NO Fungsi Lain Dsb 21 22 41 42 dsb NC Pengaman dan fungsi lain Kumparan Magnet

(COIL) Notasi Huruf

a - b A1 - A2

1.3 Thermal Overload Relay (TOR)

Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu pengaman motor listrik dari arus yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar maka akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban. TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih. TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila bimetal terkena arus yang tinggi, maka bimetal akan memuai sehingga akan melengkung dan memutuskan arus.

Gambar 11. Prinsip Kerja Bimetal Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain: 1. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik.

2. Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak.

3. Terjadinya hubung singkat.

Gambar 12. Thermal Overload Relay (TOR)

Gambar 13. Diagram Kontak TOR

Gambar 14. Diagram Penyambungan TOR Pada Kontaktor

Diagram kontak TOR yang digambarkan seperti pada gambar 2.16 adalah sebagai berikut : Kontak nomor 95  96 disebut kontak pembuka (NC), Kontak nomor 97  98 disebut kontak penutup (NO) dan Kontak nomor 95 – 96 – 98 disebut kontak tukar (NO/NC).

Gambar 15. Pengaturan Batas Arus Pada Beban Lebih

Pada TOR terdapat tombol dengan tulisan reset yang artinya tekanlah pada kedudukan semula. Jadi jika terjadi beban lebih tombol akan tersembul keluar, sehingga memutuskan arus kekumparan magnitnya. Supaya arus terhubung kembali tekanlah tombol reset (Darsono dan Agus Punidjo,1980: 10 - 11).

1.4 Time delay relay (TDR)

Time delay relay (TDR), Relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor listrik terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain. Fungsi dari peralatan control ini adalah sebagai pengatur waktu. Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi

NC dan NC menjadi NO (http://www.totoktpfl.wordpress.com, diakses tanggal 28 juli 2013).

Gambar 16. Timer Delay Relay 1.5 Push Button

Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian pengendali dan pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau NO saja, kontak ini memiliki 2 buah terminal baut sebagai kontak sambungan. Sedangkan yang memiliki kontak NC dan NO kontaknya memiliki 4 buah terminal baut.

Push button akan bekerja bila ada tekanan pada tombol dan saklar ini akan memutus atau menghubung sesuai dengan jenisnya. Bila tekanan dilepas maka kontak akan kembali ke posisi semula karena ada tekanan pegas. Push Button pada umumnya memiliki konstruksi yang terdiri dari kontak bergerak dan kontak tetap. Dari konstruksinya, maka push button dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:

1. Tipe Normally Open (NO),

Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila

tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.

Gambar 17. Push button Tipe Normally Open (NO) 2. Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus Tipe NC dan NO Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.

Gambar 18. Push button Tipe Normally Close (NC) 3. Tipe NC dan NO

Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan

NO, bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.

Gambar 19. Push button Tipe NC dan NO

(http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20080818113256 , diakses tanggal 28 juli 2013).

1.6 Mini Circuit Breaker (MCB)

MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian control. Pada MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban lebih dari daya yang dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada sistem tersebut melebihinya maka akan terjadi trip pada MCB.

MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan rangkaian, sehingga apabila terjadi short circuit (hubung singkat) maka MCB juga akan menjadi trip. Hubungan singkat tersebut terjadi apabila antara kabel fasa terhubung langsung dengan kabel netral dan juga ground (http://www.totoktpfl.wordpress.com, diakses tanggal 28 juli 2013).

1.7 Motor Listrik Arus Bolak Balik

Secara umum motor listrik berfungsi untuk mengubah energy listrik menjadi energy mekanik yang berupa tenaga putar. Motor listrik Arus bolak-balik, konstruksi dasar sebuah motor listrik terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian yang tetap (stator) dan bagian yang bergerak/beputar (rotor). Bagian stator pada motor listrik terdiri dari pasangan kutub magnet, yakni kutub Utara dan kutub Selatan ( Yon Rijono, 1997: 310).

Konstruksi dasar sebuah motor listrik terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian yang tetap (stator) dan bagian yang bergerak/beputar (rotor). Bagian stator pada motor listrik terdiri dari pasangan kutub magnet, yakni kutub Utara dan kutub Selatan. Pada umumnya kutub magnet pada sebuah motor listrik adalah kutub magnet buatan yang dibuat berdasarkan prinsip kerja elektromagnetik.

Untuk keperluan tersebut pada stator motor listrik terdapat kumparan untuk mengalirnya arus listrik kemagnetan. Oleh karena itu kumparan tersebut disebut kumparan kemagnetan (magnetic winding). Arus listrik yang mengalir pada kumparan kemagnetan akan membentuk fluks magnetik utama. Kumparan kemagnetan disini disebut juga kumparan stator karena terletak pada stator motor listrik. Bagian rotor pada motor listrik terdiri dari kumparan yang dialiri oleh arus listrik dari luar dan oleh karena itu disebut kumparan tegangan (voltage winding). Arus listrik yang mengalir pada kumparan tegangan akan membentuk arah

fluks magnetik bantu. Kumparan tegangan disini disebut juga kumparan rotor karena terletak pada rotor motor listrik. Kumparan rotor pada motor listrik arus bolak balik memperoleh tegangan atau arus listrik berdasarkan jumlah fasa tenaga listrik yang digunakan. Oleh karena itu motor listrik arus bolak balik dikenal 2 jenis motor listrik yakni motorlistrik satu fasa dan motor listrik tiga fasa.

1.7.1 Motor Listrik AC 1 fasa

Pada motor listrik AC 1 fasa, rotornya terletak dalam medan magnetik yang berubah-ubah (bergerak) sehingga pada rotor terbentuk tegangan induksi. Tegangan induksi menimbulkan arus listrik pada batang-batang rotor. Arus induksi pada rotor

menimbulkan medan magnetik terbentuk disekitar rotor фR.

Karena adanya fenomena interaksi antara medan magnetik

utama фM yang berputar dan medan magnetik terbentuk disekitar

rotor фR maka rotor akan berputar. Pada saat kondisi pengasutan

(starting), interaksi kedua medan magnetik (magnetik utama фM yang berputar dan medan magnetic фR terbentuk disekitar rotor) belum mampu menyebabkan berputarnya rotor. Untuk itu,

diperlukan medan magnetik Bantu фAUX yang fasanya berbeda fasa

dengan medan magnetik фM. Secara teoritis, diharapkan kedua medan magnetik tersebut berbeda fasa 90°.

Untuk menghasilkan medan magnetik yang berbeda fasa tentunya diperlukan dua arus listrik bolak balik yang berbeda fasa.

Oleh karena itu, kumparan stator terdiri dari dua bagian yang masingmasing disebut kumparan stator utama ZM dan kumparan

stator bantu ZAux. Pada masing-masing kumparan mengalir kuat arus

listrik utama IM dan kuat arus listrik bantu IAux. Masing-masing arus

akan membentuk medan magnetik. Listrik arus bolak balik yang dipasok pada motor listrik adalah listrik arus bolak balik berfasa satu sedangkan pada kumparan stator diharapkan terbentuk dua listrik arus bolak balik yang berbeda fasa 90°. Untuk memenuhi kondisi ini, secara praktis dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan kapasitor dan menggunakan rangkaian fasa belah (split phase). 1.7.1.1 Motor listrik Kapasitor

Motor listrik kapasitor (capacitor motor) adalah motor listrik satu fasa yang menggunakan kapasitor sebagai penggeser fasa arus listrik bantu IAux . Kapasitor C dipasang

pada rangkaian kumparan bantu dan dipasang secara seri dengan kumparan bantu ZAux. Besar impedansi kumparan

bantu ZAux sama besar dengan impedansi kumparan utama

Gambar 20. Motor listrik Kapasitor 1.7.1.2 Motor listrik Fasa Belah

Motor listrik fasa Belah (split phase motor) adalah motor listrik satu fasa yang menggunakan kumparan Bantu ZAux sebagai penggeser fasa arus listrik bantu IAux. Besar

impedansi kumparan bantu ZAux tidak sama besar dengan

impedansi kumparan utama ZM.

Gambar 21. Motor listrik fasa Belah 1.7.2 Motor Listrik AC 3 fasa

Pada dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan stator yang terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung keluar. Oleh karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga

fasa terdapat 6 (enam) ujung sisi kumparan stator. Perhatikan gambar berikut;

Gambar 22. Kumparan Motor listrik tiga fasa

 Kumparan Z1 mempunyai ujung masuk U1 dan ujung keluar U2

 Kumparan Z2 mempunyai ujung masuk V1 dan ujung keluar V2

 Kumparan Z3 mempunyai ujung masuk W1 dan ujung keluar W2

Keenam ujung kumparan dikeluarkan dari dalam motor listrik dan terletak pada kotak terminal (terminal box). Keenam ujung kumparan ditempatkan 2 (dua) baris yang setiap barisnya merupakan ujung kumparan sejenis dari ketiga kumparan. Penempatan 2 (dua) ujung kumparan tidak pada baris yang sama. Setiap ujung kumparan ditempatkan pada kotak terminal

menggunakan mur-baut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan cara penghubungan ujung-ujung kumparan stator.

Sehubungan dengan keperluan tertentu, ujung-ujung kumparan stator tersebut dapat dihubungkan dengan sumber tenaga listrik tiga fasa dalam bentuk pola tertentu, yakni sambungan kumparan stator dalam bentuk hubungan segitiga (Δ-delta) ataupun hubungan bintang (Y-star).

1.7.2.1 Hubungan Segitiga

Hubungan segitiga terbentuk bila dilakukan penyatuan masing-masing ujung kumparan stator berbeda jenis dari 2 (dua) buah kumparan stator yang berlainan sedangkan masing-masing titik simpul dihubungkan dengan masing- masing fasa dari sumber tenaga listrik tiga fasa. Karakteristik tegangan dan kuat arus listrik pada hubungan segitiga adalah:

Besar tegangan terbentuk pada kumparan = besar tegangan sumber

UZ1 = U1

Besar kuat arus pada kumparan = besar kuat arus sumber/ 3

IZ1=

I1 3

Gambar 23. Hubungan segitiga Keterangan gambar di atas

 U1 disatukan dengan W2 dan dihubungkan dengan fasa L1

 V1 disatukan dengan U2 dan dihubungkan dengan fasa L2

 W1 disatukan dengan V2 dan dihubungkan dengan fasa L3

1.7.2.2 Hubungan Bintang

Karakteristik tegangan dan kuat arus listrik pada hubungan bintang:

Besar tegangan terbentuk pada kumparan =

� �� � �

UZ1=

U 1 3

Kuat arus pada kumparan = Kuat arus sumber IZ1= I1

Hubungan bintang terbentuk bila dilakukan penyatuan masing – masing ujung kumparan stator sejenis dari ketiga kumparan stator sedangkan ketiga ujung lainnya dihubungkan dengan masing-masing fasa dari sumber tenaga listrik tiga fasa.

Gambar 24. Hubungan segitiga

Keterangan gambar hubungan bintang di atas berikut;  U2, V2 dan W2 saling disatukan dan menjadi titik

netral N

 U1 dihubungkan dengan fasa L1  V1 dihubungkan dengan fasa L2

 W1 dihubungkan dengan fasa L3

Penggunaan hubungan segitiga ataupun hubungan bintangpada sebuah motor listrik dilaksanakan antara lain karena:

 Besar tegangan sumber tersedia  Atau sistem pengasutan (starting)

Hal utama yang perlu menjadi perhatian pada penggunaan jenis hubungan yang dilakukan adalah memperhatikan batas pemberian tegangan pada kumparan stator. Pemberian tegangan pada kumparan stator tidak boleh melebihi batas ukur tegangan yang telah ditentukan. Apabila sumber tegangan tersedia sama besar sedangkan jenis hubungan kumparan stator berbeda, maka:

Besar daya listrik aktif pada hubungan segitiga = 3 x Besar daya listrik aktif pada hubungan bintang

P segitiga = 3 x P bintang

Dalam praktik dilapangan penyambungan motor listrik terhadap sumber tegangan harus memperhatikan besarnya tegangan kumparan motor listrik yang digunakan dan tegangan jaring yang akan mensuplainya. Untuk itu perhatikan beberapa kemungkinan agar dapat menghubungkan kumparan motor listrik pada tegangan jaring dalam tabel berikut ini:

No. Teg.Pada terminal motor Tegangan Jaring Cara hubungan 1. 2. 3. 4. 380V/660V atau 380V Δ 220V/380V atau 380V Y 220V/380V atau 380V Y 127V/220V atau 220V Y 380V/220V atau 3 x 380V 380V/220V atau 3 x 380V 220V/127V atau 3 x 220V 220V/127V atau 3 x 220V Delta (Δ) Bintang(Y) Delta (Δ) Bintang(Y)

Untuk menghindari terjadinya guncangan tegangan yang akan mengganggu jaringan pada instalasi penerangan yang ada, maka macam pengasutan motor listrik tiga fasa haruslah memperhatikan ketentuan dalam PUIL ayat 520 G4: Instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan yang mengharuskan dilakukannya pembatasan arus asut sampai harga tertentu, bagi motor listrik dengan daya nominal tertentu. Berikut tabel cara pengasutan berdasarkan daya nominal motor listrik:

No. Daya Nominal Motor listrik Cara pengasutan 1. 2. 3. 4.

Kurang dari atau 1,5 @ 2.25 kW

Sampai atau 4 @ 6 kW

Sampai atau 8 @ 12 kW

Lebih dari atau 8 @ 12 kW

Hubung langsung pada jaringan

Dengan Bintang Segitiga

Bintang Segitiga dengan tahanan

Dengan transformator asut,Tahanan

asut

Cara pengasutan motor listrik tiga fasa dapat dibagi atas:  Pengasutan Stator terdiri dari:

- Secara Langsung

- Dengan Sakelar Bintang Segitiga

- Dengan Kumparan Hambat

- Dengan Transformator  Pengasutan Rotor terdiri dari:

- Dengan Kumparan Hambat Rotor

2. Mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik

2.1Rangkaian pengendalian motor menggunakan kontaktor, tombol tetap stop (off) dan masuk (on)

Gambar 25. Rangkaian pengendalian motor menggunakan kontaktor, tombol tetap stop (off) dan masuk (on)

2.2Rangkaian pengendali motor listrik dengan menggunakan dua tombol tekan ON dan OFF

Gambar 26. Rangkaian pengendali motor listrik dengan menggunakan dua tombol tekan ON dan OFF

2.3Rangkaian pengendali motor listrik dengan menggunakan dua tombol

tekan “ON” dan 2 tombol tekan “OFF”.

Gambar 27. Rangkaian pengendali motor listrik dengan

menggunakan dua tombol tekan “ON” dan 2 tombol tekan “OFF”

2.4Rangkaian Kontrol Motor Putar Kiri-Putar kanan

2.5Rangkaian pengendali motor listrik secara berurutan dengan pengoperasian manual

Gambar 29. Rangkaian pengendali motor listrik secara berurutan dengan pengoperasian manual

Dokumen terkait